BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian - GEJALA ZEROISASI DAN ANAPTIKSIS DALAM TUTURAN BAHASA GORONTALO DI LINGKUNGAN MASYARAKAT DESA TABUMELA - Tugas Akhir

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

  Berdasarkan data yang ada, perlu dijelaskan terlebih dahulu istilah atau singkatan yang terdapat dalam hasil penelitian melalui tiga permasalahan, yakni (1) bagaimana bentuk dan makna yang muncul akibat gejala zeroisasi dalam tuturan BG di lingkungan masyarakat desa Tabumela, (2) bagaimana bentuk dan makna yang muncul akibat gejala anaptiksis dalam tuturan BG di lingkungan masyarakat desa Tabumela, dan (3) bagaimana gejala zeroisasi dan anaptiksis dalam tuturan BG di lingkungan masyarakat desa Tabumela. MH dan MS merupakan singkatan dari makna harfiah dan makna sebenarnya. Sedangkan lambang P merupakan singkatan dari penutur.

  

4.1.1 Bentuk dan makna yang muncul akibat gejala zeroisasi dalam tuturan bahasa

Gorontalo di lingkungan masyarakat desa Tabumela

  Data 1: Percakapan antara dua orang ibu Topik : Melarang pergi ke sungai (Mongendela mona’o de dutula) Situasi : Dalam keadaan santai di ruang tengah P1 : Sisa Iya (46 tahun) P2 : Gula Pusa (44 tahun) P2 : Sisa Iya, poleya ma’o dele Agus didu pe’inaowa ode dutula boyito, sababu to dutula

  boyito wanu huyi woluwo tahe ondonga limongoliyo, wawu daadaata lati liyo lagi, wanu mongola-ngola mayi debo mo’o sikisa ilato olo.

  MH : Sisa Iya, bilang kasana pa Agus jangan lagi pigi di sungai itu, soalnya di sungai itu kalo malam ada makhluk alus yang dorang modapa lia, deng banyak depe setan lagi, kalo mo ta apa-apa kamari tetap bekeng siksa keluarga juga. MS : Sisa Iya, sampaikan kepada Agus jangan lagi pergi ke sungai itu, sebab pada malam hari di sungai itu ada makhluk halus yang akan mereka lihat. Di sungai itu juga banyak setannya, kalau terjadi sesuatu akan menyusahkan siksa keluarga juga. P1 : Masambe pobisala laatiya oliyo, dabo hila liyo dila modungohu pobisala’ u ma’a. MH : So ulang-ulang kita bilang pa dia, tapi dia tidak mo badengar apa yang kita bilang. MS : Sudah berulang-ulang saya katakan padanya, tetapi dia tidak mau mendengar apa yang saya katakan. P2 : Lapato bohuliya ma’o wala’o huhutu liyo odito? MH : Baru cuma mokase biar anak yang depe kalakuan bagitu?

  P1 : Bodiya otaawa limongoli olo huhutu liyo, boma wawu tahepo butola liyo, wau mahepo tolo ulauwa ngaamila urusani liyo. MH : Cuma ngoni tidak tawu olo depe kalakuan, kita yang salalu dia baku banta akan, yang mana kita sering baku campur deng samua depe urusan. MS : Kalian saja yang tidak tahu sikapnya, saya yang selalu dibantahnya, bahwa saya yang sering mencampuri semua urusannya. P2 : Wanu ito matihilamu, umo ngendela ma’o wawu dila ole Agus, asali wa’u malo po’ingati mayi, alihu diyamali otolode mo le’e. MH : Kalo bagitu tersera ngana mo batogor kasana deng tidak pate Agus, yang penting kita sokase inga kamari, supaya tidak mo manyasal duluan. MS : Kalau begitu terserah kau, mau menegur Agus atau tidak, yang terpenting saya sudah mengingatkan, supaya tidak menyesal nanti.

  No. Kata Utuh Zeroisasi (penghilangan fonem) Contoh penggunaan dalam kalimat Aferesis Sinkope Apokope

  • 1. Poleleya Poleya Sisa Iya, poleya’mao dele Agus didu pei’naowa ode dutula boyito.

  ‘sampaikan’. ‘katakan’.

  Sisa Iya, sampaikan kepada Agus jangan lagi pergi ke sungai itu.

  2. Ilaato Ilato ‘kilat’. Wanu mongola-ngola mayi debo mo’o - - ‘keluarga’.

  sikisa ilato olo.

  Kalau ada yang terjadi tetap membuat siksa keluarga juga.

  hila liyo dila modungohu pobisala u’maa.

  Sudah berulang-ulang saya katakan padanya, tetapi dia tidak mau dengar apa yang saya katakan.

  4. Lapata’o Lapato Lapato bohuliya ma’o wala’o huhutu - - ‘kemudian/ ‘selesai’. liyo odito? sesudah itu’. jadi hanya akan dibiarkan saja anak yang perbuatannya seperti itu?

  5. Odito Ito ‘kita’. Wanu ito matihilamu, u mongendela - - ‘begitu’.

  ma’o wawu dila ole Agus

  Kalau begitu terserah kau, mau menegurnya atau tidak pada Agus. Topik : Membersihkan ikan (Mo po’oberesi uponula) Situasi : Siang hari P3 : Sisa Iya (44 tahun) P4 : ULL (22 tahun) P3 : Ponula tola po’olo ukukude mota! MH : Ikan kobos dulu yang cukur kasana! MS : Ikan gabus dahulu yang disisiki! P4 : Boti ma’o mahe kukude’u.

  MH : Napa kita jaga cukur skarang. MS : Ini sementara aku sisiki. P3 : Pongolamu botiya tola? MH : Ngana mo bekeng apa ini kobos? MS : Ikan Gabus ini akan dijadikan apa? P4 : Laheelo, pohutuwala tabu lo lotingo, pohinggi toyutupo bulo’o. Tonu dupi? Diyaaluwo podutongalo.

  MH : Morebus, mobekeng akan kua asam, mobakase kaluar akan rasa pahit di leher. Mana papan? Tidak ada yang moba tindis akan. MS : Direbus dan dibuat kuah asam, untuk menghilangkan rasa pahit di leher. Di mana papan? Tidak ada yang bisa digunakan untuk menekan/memotong ikan. P3 : Donggo wulowapo. Lapata’o wulowalo, tuduwa lomota. Pata’o wanu mamolutu taniya

  lomota to baskomu wawu dutuwa mota to tudu lo meja. Wanu timongoli mahila monga poti a’alolo.

  MH : Masih mo cuci dulu. Abis cuci teru kasana. Baru kalo so masak salin kasana di baskom deng taru kasana di atas meja. Kalo ngoni so suka makan, makan jo. MS : Masih akan di cuci dulu. Selesai dicuci rebuslah. Kemudian kalau sudah masak tuangkan ke mangkok dan letakkan di atas meja. Kalau kalian ingin makan, makanlah. P4 : Donggo butu-butuhu waatiya mama. MH : Masi rasa kanyang saya mama. MS : Saya masih kenyang, mama. P3 : Wonu dipo monga, ta’ube pomota lo dopuhe ito ponula. MH : Kalo bulum suka makan, tutup kasana dulu deng panutup saji itu ikan. MS : Kalau belum ingin makan, tutup dulu ikan itu dengan penutup saji. No. Kata Utuh Zeroisasi (penghilangan fonem) Contoh penggunaan dalam kalimat

  Aferesis Sinkope Apokope

  1. Uponula Ponula ‘ikan Ponula tola po’olo u’kukude - - ‘ikan yang yang sudah mota!. masih masak (lauk- Ikan gabus dulu yang disisiki! mentah’. pauk)’.

  2. Botiyaini Boti ‘ini Boti ma’o mahe kukude’u. - - bicara)’.

  3. Toonu Tonu ‘ton Tonu dupi? Diyaaluwo podutongalo.

  ‘mana/di (ukuran mana’. timbangan)’. Di mana papan? Tidak ada yang bisa digunakan untuk menekan/memotong ikan.

  4. Boyito ‘itu’. Ito ‘kita’. Wonu dipo monga, ta’ube pomota - - lo dopuhe ito ponula.

  Kalau belum ingin makan, tutup dulu ikan itu dengan penutup saji.

  Data 3 : Percakapan antara seorang ibu dan anak. Topik : Seorang ibu menyuruh anaknya untuk makan. Situasi : Sedang mencuci pakaian (Hemombo’a kayini) P5 : Sisa Iya (45 tahun) P6 : Ull (22 tahun) P5 : Pongaapo ila, uponulamu tahu-tahu to lamari hock. Wonu hila mo muhuta teyi woluwo hula to buluwa ito, pohamama’o ngobolu yi’o teeto.

  MH: Makan dulu nasi, ngana pe ikan ta simpan di lamari hock. Kalo suka mo basiram teh ada gula di peti itu, ba ambe kasana satu bungkus ngana di situ. MS: Makan nasi dulu, ikanmu tersimpan di lemari hock. Kalau ingin menyiram teh, ada gula di peti itu. Ambillah satu bungkus di situ. P6: Donggo butu-butuhu waatiya mama, sababu donggo yilonga mayi nasi kuning engondidumodupo to kantin lo kampus. MH: Masi kanyang saya mama, soalnya masi ada makan kamari nasi kuning tadi pagi di kantin lo kampus. MS: Saya masih kenyang, mama. Karena masih sempat makan nasi kuning pagi tadi di kantin kampus. P5: Bo yilonga engondidumodupo tiyaali, debo mamo’o rasa polango boti. MH: Cuma ada makan tadi pagi ngana, tatap somo dapa rasa lapar ini. MS: Kau hanya makan pagi tadi, sekarang mestinya sudah terasa lapar. P6: Delapato waatiya monga mama. MH: Nanti abis itu saya mo makan mama. MS: Nanti saja saya makan, mama. No. Kata Utuh Zeroisasi (penghilangan fonem) Contoh Penggunaan dalam Kalimat

  Aferesis Sinkope Apokope

  1. Boyito ‘itu’. Ito ‘kita’. Wonu hila mo muhuta teyi - - woluwo hulato to buluwa ito.

  Kalau ingin menyiram teh, ada gula di peti itu.

  2. Botii ‘ini (pada Boti Bo yilonga engondidumodupo - - orang yang diajak ‘terlalu’. tiyaali, debo mamo’o rasa bicara)’.

  polango boti.

  Kau hanya makan pagi tadi, tetap sudah merasa lapar ini.

  • 3. Delapata’o Delapato Delapato waatiya monga mama.

  ‘sesudah ‘selesai’. Nanti saja saya makan, mama. itu/kemudian, nanti’.

  Data 4: Percakapan antara kakak beradik Topik : Sakit mata (Mongogoto mato) Situasi : Santai P7: Agus (21 tahun) P8: Ull (22 tahun) P8: Mongongoto mato’u.

  MH: Saki kita pe mata. MS: Sakit mataku. P7: Woli mota yinulo bongo to tudu lo mato ngo’indi, alihu mokaluwari patu. MH: Oles kasana deng minya kalapa sadiki di atas mata, supaya mokaluar panas. MS: Oleskan dengan sedikit minyak kelapa di kelopak mata, supaya panasnya hilang. P8: Utie wunemo londo tonu ? MH: Ini obat dari mana? MS: Obat dari mana seperti ini? P9: Utiya mapilomake mayi lo mongo panggola. Wonu dila padeti mota lo wunemo tetes mato.

  MH: Ini obat orang-orang tua dulu pernah pake-pake kamari. Kalo tidak obat kasana deng tetes mata. MS: Obat ini sudah pernah digunakan oleh kaum tua kita dulu. Kalau tidak mau, obatlah dengan obat tetes mata. P8: Dila botii po’odaata bisala yi’o, ma’odiya lolowo mato’u. MH: Jangan talalu banyak bacirita ngana di situ, pe pidis skali kita pe mata. MS: Jangan terlalu banyak bicara kau di situ, sungguh pedis mataku.

  Aferesis Sinkope Apokope

  Uwoli ‘Oles’. Woli Woli mota yinulo bongo to tudu lo - - 1. mato ngo’indi, alihu mokaluwari

  ‘dengan’ si (untuk patu. wanita). Oleskan dengan sedikit minyak kelapa di kelopak mata, supaya panasnya hilang.

  2. Toonu Tonu Utie wunemo londo tonu? - - ‘Mana, di ‘ton (ukuran Dari mana obat ini? mana, siapa’. timbangan)’.

  3. Diila Dila ‘lidah’. Wonu dila padeti mota lo wunemo - - ‘tidak’.

  tetes mato.

  Kalau tidak mau, obatlah dengan obat tetes mata.

  Data 5: Percakapan antara seorang Ayah dan anak. Topik: Akan pergi ke danau (Mamona’o de bulalo) Situasi: Panik P9: Pasisa Unu (46 tahun) P10: Agus (21 tahun) P10: Papa tonu bite? MH: Papa mana panggayu? MS: Papa mana dayung? P9: Bilehi mota tupi-tupilo to libalaka lo buluwa boyito.

  MH: Lia kasana ada tasambunyi di balakang peti itu. MS: Lihatlah, terselip di belakang peti itu. P10: Diya papa. MH: Tidak ada, papa. MS: Tidak ada, papa. P9: De bilehi pomota piyo-piyohu, wanu bohebilehemu lolo? MH: Coba lia kasana dulu bae-bae, kalo cuma ngana lia deng apa? MS: Coba lihat dulu baik-baik, mungkin kau hanya melihat dengan apa? P10: Papa boti dila parcaya olaatiya, ponga akali waatiya moomelele udiya otutu? MH: Papa ini tidak parcaya pa saya, tidak mungkin saya moba bilang yang tidak butul? MS: Papa ini tidak percaya pada saya, tidak mungkin saya mengatakan yang tidak benar? P9: Awasi mota bilehe’u wawu mo’otapu’u, de utiye yi’o mayi popo denggulu’u to lunggongumu ito bite.

  MH: Awas kita modatang lia deng kita modapa itu panggayu, nanti ini ngana, kita mokase

  MS: Awas saya akan lihat dan kalau saya temukan dayung itu, nanti akan, saya kenakan ke kepalamu. P10: Mola bilehi li papa wanu dila paracaya. MH: Sana papa lia sandiri kalo tidak parcaya. MS: Sana papa lihat sendiri kalau tidak percaya. P9: Yi’o ti dila mowali polame, tima’o herikiyolo ma mona’o de bulalo, bo donggo o’olaanga. MH: Ngana ini tidak bole mobariki akang, napa yang jaga riki mopigi ka dano, tapi kau terlalu berlama-lama. MS: Kau ini tidak bisa disuruh cepat, sekarang sudah harus buru-buru ke danau, tapi kau terlalu berlama-lama. P10: Wonu odito, ti papa tuwawu jo ta pona’olo. MH: Kalo bagitu papa sandiri jo yang pigi. MS: Kalau begitu, papa sendiri saja yang pergi.

  No. Kata Utuh Zeroisasi (penghilangan fonem) Contoh Penggunaan dalam Kalimat Aferesis Sinkope Apokope

  1. Toonu Tonu Papa tonu bite? - - ‘mana, di ‘ton (ukuran Papa mana dayung? mana, siapa’. timbangan)’.

  2. Diyaa Diya Diya papa. - - ‘tidak ada’. ‘sikap hendak Tidak ada, papa.

  (memukul, mengambil dsb)’.

  3. Loolo Lolo artinya De bilehi pomota piyo-piyohu, wanu - - ‘apa’. bibit (padi bohebilehemu lolo? atau ketela Coba lihat dulu baik-baik, mungkin rambat yang kau hanya melihat dengan apa? akan ditanam, panjangnya kira-kira 25 cm).

  4. Botii

  Boti Papa boti dila parcaya olaatiya, - -

  ‘ini (pada ‘terlalu’. ponga akali waatiya mo melele udiya

  otutu?

  orang yang diajak Papa ini tidak percaya sama saya, bicara)’. tidak mungkin saya mengatakan yang tidak benar?

  5. Boyito Ito

  Awasi mota bileheu wawu mo’otapuu, - - ‘itu’. ‘kita’. de utiye yio mayi popo denggulu’u to lunggongumu ito bite.

  Awas saya akan lihat dan saya dayung itu.

  6. Diila Dila Mola bilehi li papa wanu dila - - ‘tidak’. ‘lidah’. paracaya.

  Sana papa lihat sendiri kalau tidak percaya.

  Tutuwawu

  7. Tuwawu Wonu odito, ti papa tuwawu jo ta - - ponao’lo.

  ‘sendiri’. ‘satu’.

  Kalau begitu, papa sendiri saja yang pergi.

  Data 6: Percakapan antara seorang ibu dan kakek Topik: Membahas tentang mata pencaharian (Hipobisalawa lo popeehu) Situasi: Malam hari di ruang tengah P11: Sisa Iya (45 tahun) P12: Kaci’i Lahama (60 tahun) P11: Gelong tonu ? MH: Gelong yang mana? MS: Galon yang mana? P12: Ito hipopa’a to gelong. Iii diya ma’a tilali.

  MH: Itu ta isi di gelong. Iii nyanda bili. MS: Itu tertuang di galon. Oh ya, tidak dibeli? P11: Cirita wolo uti? MH: Cirita apa ini? MS: Cerita tentang apa ini? P12: Boyito bolo ngangango tutuluhe yito.

  MH: Itu Cuma tabuka mulu ada tidor itu. MS: itu dia hanya sedang tidur dengan mulut terbuka. P11: Mmm… Polee li Iji olaango, oliyo ma’a anu bodiya bo’onggo potali watingo Sisa,

  

mamo’i pasangi prabola wawu mamotali elpiji, mo’ipaasangi taluhu. De pilele ma’a boti

ma’a lato taliya mota anu mato ulu’u doyi lato taliya.

  MH: Mmm… Ti Iji bilang kalamarin, diya bilang kalo nyanda masi mobabili akang garam sisa, somo suru pasang prabola deng mobabili elpiji, mosuru pasang aer. Ada bilang kasana ini capat bili kasana kalo so ditangan doyi capat bili. MS: Mmm… Kemarin Iji menyatakan, kalau tidak untuk membeli garam Sisa, dia akan memasangkan antena parabola dan membeli elpiji, serta memasang air. Sudah ku katakan cepatlah dibeli kalau sudah ada ditangan. P12: Bo bulota-bulota’o wawu mola doyi to ola’u mola to paatali diya po bulota mota. MH: Cuma bapinjam-pinjam kong sana doyi yang pa kita di pasar sana tidak mobapinjam akang.

  P11: Diya otaawa. MS: Tidak tawu. MS: Entahlah. P12: Mota mo’ingaku ola’u doyi satu juta mota to uwolo. MH: Mosuru mangaku pa kita bapinjam doyi satu juta di sana. MS: Aku disuruh bertanggung jawab untuk meminjam uang satu juta rupiah di sana. P11: O’o. MH: Iyo. MS: Iya.

   ma’a haku lotawu diya piye-piyehe boti, hesambela

  P12: Ta’ombongo. Ma’a wolo uti. Polele

  

lo doyi ti, wohiya liyo mayi wa’u boti. Helo’iya liyo wawu oliyoma’a mo rorombokiya ti

Kaci’i ti, morombokiya boti tanggulo lo hilawo taa mota lo hama boti ayi, delo-delo mota

doyi te’I ka Kudi. Mapotali liyo mootoro te le Idu ito.

  MH: Ta’ombongo So apa ini. Bilang kasana hak lo orang nyanda bae-bae ini, tacukup akang doyi ini, dia kase kamari kita ini. Diya bilang kata kita ini so baku-baku akor, baku-baku akor ini nama sandiri yang datang baambe ini, ada bawa kasana doyi pati ka Kudi. Dia somo bili akang motor pa te Idu itu. MS: Kurang ajar (pecah perut). Apa ini? Sampaikanlah hak orang yang tidak baik ini. Uang ini tercukupi dan dia berikan padaku. Dia menyampaikan bahwa saya ini sudah kerja sama, padahal namanya sendiri yang datang mengambil uang, dan membawanya kepada pak Kudi. Dia akan gunakan untuk membeli motor pada pak Idu. P11: Pata’o diya lomata? MH: Baru tidak jadi? MS: Kemudian tidak jadi? P12: Bo mota pilohama li Tima boti ayi rande wawu olo wawu bu’aliyo. Te Tamu lo hilawo taa mota lohama. MH: Cuma sana dia baambe akang li Tima ini ee, rante deng apa, deng dape buwa rante. Te Tamu sandiri yang datang baambe. MS: Di sana hanya Tima ambilkan ini, kalung dan buah kalung. Tamu sendiri yang datang mengambil. P11: Itoolo de po’i taliya loma’o poli masina, mamo pulito poli to minuman. MH: Soitu co suru bili kasana jo masina, somo abis poli diminuman. MS: Makanya, nanti suruh beli saja mesin, dari pada uangnya dibelikan minuman. P12: Ambungu. Poli ambungu de mo’o polayahe galangi uwolo. MH: Mana mungkin. Paling mungkin nanti modapa kase gade galang ini. MS: Tidak mungkin. Kecuali nanti kalau sudah digadaikan gelang ini. P11: Bohee etanggula wawu. MH: Cuma jaga cumu-cumu kong. MS: Hanya disebut-sebut. P12: Ambungu de mo’o polayahe galangi. MH: Kacuwali nanti mokase gade akang galang. MS: Kecuali nanti menggadaikan gelang.

  MS: apakah alat-alat hiburannya masih boleh? P12: Mowali, bo diya mowali moo. MH: Bole, bo tida bole moo. MS: Boleh, tetapi tidak boleh diapakan. P11: Anu pongola ma’a hemo-motali. Anu lo dayahu po’olo, araba’a loombu. Mahale da’a ponula. Diyaa talona’o-na’o. Diyaa tamo dayahu, donggo lo malam tanggal satu. MH: Kalo mobekeng apa moba bili-bili. Kalo bajala dulu. Hari rabu beso. Mahal skali ikan.

  Tida ada yang mopigi. Tida ada yang bajala, masi mo malam tanggal satu. MS: Kalau dipikir-pikir untuk apa membeli. Lebih baik mencari ikan dulu. Hari rabu besok.

  Mahal sekali harga ikan. Tidak ada yang mau berlayar. Tidak ada yang ingin mencari ikan, masih ingin meramaikan malam tahun baru. P12: Donggo lo janjiya ma’a lo tamongilu-ngilu ta’u bolo uwaliyo. MH: Masi ada baku janji kasana deng orang yang moba minum-minum ta’u, mana mungkin. MS: Masih punya janji dengan orang yang ingin minum-minum juga, tidak mungkin. P11: Malopaangeya lo taminuman ito amm. Malena’o lo tayinawo mongilu. Masambe boti

  popehu limongoliyo ti. Onggo dulu mayi hiputu-pututa ti peyangga, debo diyaa. polele liyo diya hepo balanjawa timongoli.

  MH: So tabaku par deng minuman itu amm. Soterlanjur pigi deng orang-orang yang suka baminum. Soulang-ulang ini dorang pemancari ini. Kalo dulu kamari banya-banya ini peyangga, tetap tida ada. Dia bilang tidak jaga ba balanja ngoni. MS: Sudah terlanjur bergaul dengan peminum/pemabuk. Sudah terlanjur pergi dengan orang- orang yang doyan minuman. Sudah berkali-kali mata pencaharian mereka seperti itu. Kalau dulu banyak sekali ikan yang kecil-kecil, tetap tidak ada perkembangan. Dia mengatakan bahwa kalian tidak pernah berbelanja. P12: Palata hilawo, uwaliyo pobulotopo mayi oli papamu oh Iji. Polele ma’a bohitulu-tuluhe timongoli ti. MH: Bekeng saki hati, dia bilang bapinjam akang pa ngana pe papa Iji. Kita bilang bo ada tidor ngoni ini. MS: Membuat aku jengkel, katanya pinjamkan dulu ke papamu Iji. Saya katakan hanya tidur kalian ini. P11: Polee liyo olatiya diya hepobalanjawa timongoli donggolo ti Tima lomayi kikingo. MH: Dia bilang pa kita tidak jaga babalanja ngoni masi ti Tima kacili kamari. MS: Dia sampaikan pada saya bahwa kalian tidak pernah berbelanja, semasa Tima masih kecil. P12: Delo undungi dolo noolo boti? MH: Masi untung barapa ini? MS: Masih untung berapa ini? P11: Diya doyi boti hiputu-pututa peyangga.Bilehi timota boheli botiyama’o boyito. MH: Bukan doyi ini pebanya-banya peyangga. Lia kasana masi baru-baru itu. MS: Bukankah ini uang?, banyak sekali ikan-ikan kecil. Lihatlah dalam waktu yang belum lama itu. P12: Diya teetetoma’a pikirangi liyo.

  P11: Bo do udu, ulo lapita le Oma. MH: Cuma moka minuman, te oma dapa rebe. MS: Hanya fokus pada minuman, sudah didahului oleh Pak oma. P12: Ao’o. O’ya boyito bo ole Oma boyito ju. Ponu boli odito bo gaga uwoliyo boyito. MH: O iyo. Ado itu cuma Oma punya juu biar cuma bagitu bo gaga dape ruma itu. MS: O iya. Aduh itu rumah pak Oma meskipun hanya seperti itu pencahariannya tetapi bagus rumahnya.

  P11: Boyito ole Yunu, dipo ngotawunu hemopehu, mapilele mayi li dokteri tiyo istirahat,

  

dudu mali momiheta aki. Malo bale lo lombuli. Bohuliyo malotali kulkas duluwo, patao malo

longgalo bele boyito, mawato-watopo, ma suda. Odito mopeehu, woluwo odutuwa liyo.

  MH: Itu te Yunu, bulum satu tahun mancari, so bilang kamari li dokter dia istirahat, sotidak bole mobaangka aki. So bapindah badagang. Dape partama sodapa bili kulkas dua, baru so babongkar ruma itu, so ta’atap, so suda. Bagitu momancari, ada dape hasil. MS: Itu pak Yunu, belum setahun bekerja, meskipun sudah disampaikan oleh dokter dia harus istirahat, dan tidak bisa mengangkat aki. Kini dia sudah pindah jadi pedagang. Awalnya sudah mampu membeli kulkas dua buah, kemudian sudah merenovasi rumah itu, di atap, hingga selesai. Seperti itulah kalau bekerja, jelas kelihatan hasilnya. P12: Huli takeke’ingaa iii. MH: Mumpung ana-ana iii. MS: Sementara anak-anak. P11: Polame’a wala’o dipo hiposikolawa uwolo, ambala olo’iya li Mira tiya, harapu lotau

  

hemoposikola olo tandede’inga ti hemo’o diyaalu.Wala’a le Epi lo tolobalango ongondiye,

Epi li Kaita. Oluwo kios hindeyanga a’ato wawu rupa-rupa, o doromu lo minya tana. Ma’a

wala’o wopato. Tamohula boyito ta semester tiga. Tolobalangiyo engondiye, ma’a hepolele li

Gula. Hepolele li Gula wawu tiye londo tolobalango mayi, pata’o heyinduwo’u tolobalango

lita? Wala’e Epi bohali smester tiga. Ola’u ma’a mehelu noolo wala’e Epi? Wopato, ula’I

totolu, boyito tabuwa ta moo hula.

  MH: Mumpung anak bulum ada yang skola tinggi, sedangkan ta Mira bilang ini, dorang kira mokase skola pa anak-anak talalu mobekeng susah. Anak li ka Epi ada baantar harta tadi, Epi li Kaita. Ada kios yang tagantong-gantong sasapu deng rupa-rupa, ada dorom lo minya tana. So ada anak ampa. Yang tuwa itu yang smester tiga. Dape antar harta tadi, napa ti Gula bilang. Ti Gula bilang kita dari antar harta kamari, baru kita ada tanya antar harta li sapa? Anak li ka Epi yang masi smester tiga. Kita bilang barapa orang anak li ka Epi? Ampa, laki- laki tiga, itu parampuan yang tuwa. MS: Mumpung belum ada anak yang sekolah tinggi, begitu kata ibu Mira. Mereka pikir menyekolahkan anak-anak terlalu menyusahkan. Anaknya pak Epi sudah selesai peminangannya hari ini. Epi saudaranya Kaita. Ada warung yang banyak bergantungan sapu dan macam-macam dan punya drum minyak tanah. Sudah punya anak empat. Anak sulung itu yang sudah semester tiga. Peminangannya hari ini, disampaikan oleh Gula. Gula mengatakan sama saya bahwa dia baru saja dari acara. Kemudian saya tanya peminangannya siapa? Anaknya pak Epi yang masih smester tiga. Saya katakan berapa orang anaknya pak Epi? Empat, anak laki tiga orang, dan yang itu anak perempuan yang sulung.

  MS: Saya permisi dulu nanti akan dilihat lagi. P11: Matihila li Bapu liyo, diya moloolopu? O’u wola lo hutodu. MH: Tersera pati Bapu, tidak momati? Mokana akang aer busuk. MS: Terserah sama Kakek, ikannya tidak akan mati? Nanti akan terkena air busuk. P12: Bo’u diila?. Boti mota poli. MH: Bo apa? Ini sana lagi. MS: Mengapa tidak? Sekarang akan ke sana lagi. P11: Ii, o’o. Mahama-hama limongoliyo. MH: O iyo. Dorang somo ambe-ambe. MS: O iya. Nanti mereka akan ambil. P12: Mahilama loma’o limongoliyo, botimota poli hi’ambuwa to uwola boyito, jabo mpulo’apingo lota.

  MH: Dorang somo ambe ini, sana poli baku kumpul di sana itu, paling-paling sekitar spuluh orang. MS: Mereka akan ambil ini, mereka berkumpul di sana, kira-kira sekitar sepuluh orang. P11: Pata’o le Yunu boyito? Teemota pato’o le Yunu. Boyito to tampungan le tono to pato’iyo. MH: Baru li ka Yunu itu? Di sana panongka le ka Yunu. Itu di tampa kurungan ada ta tono padape panongka. MS: Kemudia punya pak Yunu itu? Di sana ada kayu penangkal pak Yunu. Tempat kurungan terendam di dalam penangkal. P12: Ponu wa’u moohe, tingga to ulu’u ma’a le Agusi wawu. MH: Biar, kita tako, masi pa dape tangan le Agus. MS: Biarlah, saya takut. Masih ditangannya Agus. P11: Bolo alo lo udu wawu, iii. Asalipo maahama li Bapu liyo odito. MH: Sapa tawu tikus mo makan kong. Yang penting ti Bapu somo ambe bagitu. MS: Siapa tahu dimakan tikus. Terpenting kakek setuju dengan kesepakatan itu. P12: Taa’ambuwa boyito to li Iji, mahama liyo loma’a ngobotu dulobotu. MH: Banya orang pa ti Iji, dorang somo ambe kasana satu dua ekor. MS: Di rumahnya Iji banyak orang, khawatirnya mereka akan ambil satu dua ekor. P11: Anu mowali li Bapu liyo lo delo mota. Maalipata poleleya mola eh, anu to duluhu lo

  bala maandulu liyo loma’o jaring uti, maamolahi. Wawu tita-tita ta to bele?

  MH: Kalo bole Bapu bawa jo kasana. Sodapa lupa ada bilang kasana eh, kalo dipinggir pagar dia somo kase robe kasana itu jaring, somo talapas. Kong sapa-sapa yang di rumah?. MS: Kalau boleh kakek bawa saja sekarang. Sudah lupa aku sampaikan ke sana, kalau di tepi pagar dia akan merobek jaring, akan terlepas. Dan siapa-siapa yang ada di rumah?. P12: Aaa? MH: Aaa? MS: Apa? P11: Hepolele li Bapu hihulo’a tita-tita? MH: Bapu bilang yang ada dudu sapa-sapa? MS: Siapa yang kakek katakan sedang duduk?

  • Tonu ‘ton (ukuran timbangan )’.
  • Gelong to tonu?

  • Ito hipopaa to gelong. Iii diya maa tilali. Itu tertuang di galon, oh ya tidak dibeli?
  • Polele maa haku lotawu diya piye- piyehe boti, hesambela lo doyi ti. Sampaikanlah hak orang yang tidak baik ini.
  • Polele ‘disampai kan/dikata kan’.
  • Polee li iji olaango.

  5. Polee ‘sudah tidak mau (makan, karena sakit hati atau yang dikehendakinya tidak sesuai dengan yang diinginkannya)’ .

  Itu dia hanya sedang tidur dengan mulut terbuka.

  Boyito bolo ngangango tutuluhe yito.

  ‘adapun tentang’.

  Yito

  4. Boyito ‘itu’.

  ‘sikap hendak (memukul, mengambil dsb)’.

  3. Diyaa ‘tidak ada’.

  Diya

  Ito ‘kita’.

  2. Boyito ‘itu’.

  Di mana galon?

  1. Toonu ‘mana, siapa, di mana’.

  No. Kata Utuh Zeroisasi (penghilangan fonem) Contoh penggunaan dalam kalimat Aferesis Sinkope Apokope

  MH: Iyo so dorang. MS: Iya, mereka. P11: Pohama Limongoliyo, po’uwoli mongoliyo ayi olalango limongoliyo uti. MH: Dorang moambe akan, dorang mobakar akang ini. MS: Mereka akan ambil, mereka akan bakar ini. P12: Bo’u diila. Ma hi’ambuwa butulu yito. MH: Cuma apa. Sotakumpul itu botol. MS: Jadi apa. Sudah terkumpul botol itu.

  MS: Mereka, pak Aburahi, pak Ima yang selalu mampir. P11: To bele li Bapu liyo? MH: Pa ti bapu pe rumah? MS: Di rumahnya kakek? P12: O’o taa boyito.

  Kemarin Iji menyatakan.

  • Heloiya liyo wau oliyoma’a mo
  • Mapotali liyo mootoro te le idu ito.
  • Bo mota pilohama li Tima boti ayi rande wawu olo wawu bualiyo. Di sana hanya Tima ambilkan ini, kalung dan buah kalung.
  • Mahale da’a ponula.

  15. Huhula ‘anak sulung’.

  Epi?

  Saya katakan berapa orang anaknya pak Epi?

  14. Woluwo ‘ada’.

  Oluwo

  ‘dua (urutan hitungan)’.

  rupa-rupa, o doromu lo minya tana.

  Ada warung yang banyak bergantungan sapu dan macam- macam, yang punya drum minyak tanah.

  Hula ‘gula’.

  ‘si (kata penunjuk kelamin perempuan)’.

  Hula ‘gula’.

  Anak perempuan yang sulung.

  16. Aalo ‘makan’.

  Alo

  ‘sebangsa enggang, warna

  Alo

  ‘sebangsa enggang, warna - Bolo alo lo udu wawu, iii.

  12. Ngoolo ‘berapa’.

  Ti

  Siapa tahu dimakan tikus. ada yang putih ada hitam, yang paruhnya hitam, besar, paruhnya tingginya besar, ½m, hidup di tingginya hutan’. ½m, hidup di hutan’.

  8. Boyito ‘itu’.

  yang diajak bicara)’.

  Sudah berkali-kali mata pencaharian mereka seperti ini.

  7. Hihilawo ‘sendiri’.

  Hilawo ‘hati’.

  Hilawo ‘hati’.

  rorombokiya ti Kacii ti, morombokiya boti tanggulo lo hilawo taa’mota lo hama boti ayi.

  Dia menyampaikan bahwa saya ini sudah kerja sama, padahal namanya sendiri yang datang mengambil uang.

  Ito ‘kita’.

  11. Boti ‘terlalu’.

  Dia akan gunakan untuk membeli motor pada pak Idu.

  9. Wolo ‘apa’.

  Olo ‘juga’.

  10. Uponula ‘ikan yang masih mentah’.

  Ponula

  ‘ikan yang sudah masak atau yang biasa disebut lauk’.

  Mahal sekali harga ikan.

  • Harapu lotau hemoposikola olo tandedeinga ti hemo’o diyaalu. Mereka pikir menyekolahkan anak- anak terlalu menyusahkan.
  • Noolo ‘nol’.
  • Ola’u ma’a mehelu noolo wala’e
  • Oluwo kios hindeyanga a’ato wawu
  • Tabuwa ta moo hula.

  Olalango Olalango limongoliyo uti. -

  • 17. Molalango

    membakar atau ‘air hujan Mereka akan bakar ini.

    membahang’. yang tergenang sedikit’.

4.1.2 Bentuk dan makna yang muncul akibat gejala anaptiksis dalam tuturan bahasa Gorontalo di lingkungan masyarakat desa Tabumela.

  Data 1: Percakapan antara dua orang ibu Topik : Melarang pergi ke sungai (Mongendela mona’o de dutula) Situasi : Dalam keadaan santai di ruang tengah P1 : Sisa Iya (46 tahun) P2 : Gula Pusa (44 tahun)

  boyito wanu huyi woluwo tahe ondonga limongoliyo, wawu daadaata lati liyo lagi, wanu mongola-ngola mayi debo mo’o sikisa ilato olo.

  MH : Sisa Iya, bilang kasana pa Agus jangan lagi pigi di sungai itu, soalnya di sungai itu kalo malam ada yang dorang mo dapa lia, deng banyak depe setan lagi, kalo mo ta apa-apa apa kamari tetap bekeng siksa keluarga juga. MS : Sisa Iya, sampaikan kepada Agus jangan lagi pergi ke sungai itu, sebab pada malam hari di sungai itu ada makhluk halus yang akan mereka lihat. Di sungai itu juga banyak setannya, kalau terjadi sesuatu akan menyusahkan keluarga juga. P1 : Masambe pobisala laatiya oliyo, dabo hila liyo dila modungohu pobisala’u ma’a. MH : So ulang-ulang kita bilang pa dia, tapi dia tidak mo badengar apa yang kita bilang. MS : Sudah berulang-ulang saya katakan padanya, tetapi dia tidak mau mendengar apa yang saya katakan. P2 : Lapato bohuliya ma’o wala’o huhutu liyo odito? MH : Baru cuma mokase biar anak yang depe kalakuan bagitu? MS : Jadi akan dibiarkan saja anak yang perbuatannya seperti itu?

  MH : Cuma ngoni tidak tawu olo depe kalakuan, kita yang salalu dia baku banta akan, yang mana kita sering baku campur deng samua depe urusan. MS : Kalian saja yang tidak tahu sikapnya, saya yang selalu dibantahnya, bahwa saya yang sering mencampuri semua urusannya. P2 : Wanu ito matihilamu, umo ngendela ma’o wawu dila ole Agus, asali wa’u malo po’ingati mayi, alihu diyamali otolode mo le’e. MH : Kalo bagitu tersera ngana mo batogor kasana deng tidak pate Agus, yang penting kita sokase inga kamari, supaya tidak mo manyasal duluan. MS : Kalau begitu terserah kau, mau menegur Agus atau tidak, yang terpenting saya sudah mengingatkan, supaya tidak menyesal nanti. No. Kata Utuh Anaptiksis (penambahan fonem) Contoh Penggunaan dalam kalimat

  Protesis Epentesis Paragog

  1. Mongola Mongola-ngola Wanu mongola-ngola mayi debo mo’o sikisa ilato olo.

  ‘apa, untuk ‘apa-apa’. apa’.

  Kalau terjadi sesuatu akan menyusahkan keluarga juga.

  2. Wau Wawu boma wawu tahepo butola liyo, - - ‘aku, saya’. ‘dan’. saya yang selalu dibantahnya,

  Data 2 : Percakapan antara seorang Ibu dan anak Topik : Membersihkan ikan (Mo po’oberesi uponula) Situasi : Siang hari P3 : Sisa Iya (44 tahun) P4 : Ull (22 tahun) MH : Ikan kobos dulu yang cukur kasana! MS : Ikan gabus dahulu yang disisiki! P4 : Boti ma’o mahe kukude’u.

  MH : Napa kita jaga cukur skarang. MS : Ini sementara aku sisiki. P3 : Pongolamu botiya tola? MH : Ngana mo bekeng apa ini kobos? MS : Ikan gabus ini akan dijadikan apa?

  , pohinggi toyutupo bulo’o. Tonu dupi? Diyaaluwo

  P4 : Laheelo, pohutuwala tabu lo lotingo podutongalo. MH : Morebus, mobekeng akan kua asam, mobakase kaluar akang rasa pahit di leher. Mana papan? Tidak ada yang moba tindis akan. MS : Direbus dan dibuat kuah asam, untuk menghilangkan rasa pahit di leher. Di mana papan? Tidak ada yang bisa digunakan untuk menekan/memotong ikan. P3 : Donggo wulowapo. Lapatao woluwalo, tuduwa lomota. Patao wanu mamolutu taniya

  MH : Masih mo cuci dulu. Abis cuci teru kasana. Baru kalo so masak salin kasana di baskom deng taru kasana di atas meja. Kalo ngoni so suka makan, makan jo. MS : Masih akan di cuci dulu. Selesai dicuci rebuslah. Kemudian kalau sudah masak tuangkan ke mangkok dan letakkan di atas meja. Kalau kalian ingin makan, makanlah. P4: Donggo butu-butuhu waatiya mama. MH : Masi rasa kanyang saya mama. MS : Saya masih kenyang, mama. P3 : Wonu dipo monga, ta’ube pomota lo dopuhe ito ponula. MH : Kalo bulum suka makan, tutup kasana dulu deng panutup saji itu ikan. MS : Kalau belum ingin makan, tutup dulu ikan itu dengan penutup saji. No. Kata Utuh Anaptiksis (penambahan fonem) Contoh Penggunaan dalam

  Kalimat Protesis Epentesis Paragog

  1. Lotingo Lo Laheelo, pohutuwala tabu lo - - ‘asam/cuka’. lotingo lotingo.

  ‘sudah Direbus dan dibuat kuah asam. asam’.

  2. Lapato Lapatao Lapatao woluwalo, tuduwa - - ‘selesai’. ‘kemudian, lomota. sesudah Selesai dicuci rebuslah. itu’. Data 3 : Percakapan antara seorang ibu dan anak. Topik : Seorang ibu menyuruh anaknya untuk makan. Situasi : Sedang mencuci pakaian (Hemombo’a kayini) P5 : Sisa Iya (45 tahun) P5 : Pongapo ila, uponulamu tahu-tahu to lamari hock. Wonu hila mo muhuta teyi woluwo hula to buluwa ito, pohamama’o ngobolu yio teeto.

  MH: Makan dulu nasi, ngana pe ikan ta simpan di lamari hock. Kalo suka mo basiram the ada gula di peti itu, ba ambe kasana satu bungkus ngana di situ. MS: Makan nasi dulu, ikanmu tersimpan di lemari hock. Kalau ingin menyiram teh, ada gula di peti itu. Ambillah satu bungkus di situ. P6: Donggo butu-butuhu waatiya mama, sababu donggo yilonga mayi nasi kuning engondidumodupo to kantin lo kampus. MH: Masi kanyang saya mama, soanya masi ada makan kamari nasi kuning tadi pagi di kantin lo kampus. MS: Masih kenyang saya mama, karena masih sempat makan nasi kuning pagi tadi di kantin kampus. P5: Bo yilonga engondidumodupo tiyaali, debo mamo’o rasa polaango boti. MH: Cuma ada makan tadi pagi ngana, tatap somo dapa rasa lapar ini. MS: Kau hanya makan pagi tadi, sekarang mestinya sudah terasa lapar.

  MS: Nanti saja saya makan, mama.

  No. Kata Utuh Anaptiksis (penambahan fonem Contoh Penggunaan dalam Kalimat Protesis Epentesis Paragog

  1. Hula Hulato Wonu hila mo muhuta teyi woluwo - - hula to buluwa ito.

  ‘gula’. ‘garam’.

  Kalau ingin menyiram teh, ada gula di peti itu. Ambillah satu bungkus di situ. Data 4: Percakapan antara kakak beradik Topik : Sakit mata (Mongogoto mato) Situasi : Santai P7: Agus (21 tahun) P8: Ull (22 tahun) P8: Mongongoto mato’u.

  MH: Saki kita pe mata. MS: Sakit mataku. P7: Woli mota yinulo bongo to tudu lo mato ngoi’ndi, alihu mokaluwari patu. MH: Oles kasana deng minya kalapa sadiki di atas mata, supaya mokaluar panas. MS: Oleskan dengan sedikit minyak kelapa di kelopak mata, supaya panasnya hilang. P8: Utie wunemo londo tonu? MH: Ini obat dari mana? MS: Obat dari mana obat seperti ini? P9: Utiya mapilomake mayi lo mongo panggola. Wonu dila padeti mota lo wunemo tetes mato.

  MH: Ini obat orang-orang tua dulu pernah pake-pake kamari. Kalo tidak obat kasana deng tetes mata. MS: Obat ini sudah pernah digunakan oleh kaum tua kita dulu. Kalau tidak mau, obatlah dengan obat tetes mata. P8: Dila botii po’odaata bisala yio, maodiya lolowo mato’u. MH: Jangan talalu banyak bacirita ngana di situ, pe pidis skali kita pe mata. MS: Jangan terlalu banyak bicara kau di situ, sungguh pedis mataku. No. Kata Utuh Anaptiksis (penambahan fonem) Contoh Penggunaan dalam Kalimat

  Protesis Epentesis Paragog

  1. Daata Po’odaata Dila botii po’odaata bisala yio, - - ‘banyak’. ‘memperb maodiya lolowo mato’u. anyak’. Jangan terlalu banyak bicara kau di situ, sungguh pedis mataku.

  Topik: Akan pergi ke danau (Mamona’o de bulalo) Situasi: Panik P9: Pasisa Unu (46 tahun) P10: Agus (21 tahun) P10: Papa tonu bite? MH: Papa mana panggayu? MS: Papa mana dayung? P9: Bilehi mota tupi-tupilo to libalaka lo buluwa boyito.

  MH: Lia kasana ada tasambunyi di balakang peti itu. MS: Lihatlah, terselip di belakang peti itu. P10: Diya papa. MH: Tidak ada, papa. MS: Tidak ada, papa. P9: De bilehi pomota piyo-piyohu, wanu bohebilehemu lolo? MH: Coba lia kasana dulu bae-bae, kalo cuma ngana lia deng apa? MS: Coba lihat dulu baik-baik, mungkin kau hanya melihat dengan apa? P10: Papa boti dila parcaya olaatiya, ponga akali waatiya moomelele udiya otutu? MH: Papa ini tidak parcaya pa saya, tidak mungkin saya moba bilang yang tidak butul? MS: Papa ini tidak percaya pada saya, tidak mungkin saya mengatakan yang tidak benar? P9: Awasi mota bilehe’u wawu mo’otapu’u, de utiye yi’o mayi popo denggulu’u to lunggongumu ito bite.

  MH: Awas kita modatang lia deng kita modapa itu panggayu, nanti ini ngana, kita mokase toki pa ngana pe kapala itu panggayu. MS: Awas saya akan lihat dan kalau saya temukan dayung itu, nanti akan, saya kenakan ke kepalamu. P10: Mola bilehi li papa wanu dila paracaya. MH: Sana papa lia sandiri kalo tidak parcaya. MS: Sana papa lihat sendiri kalau tidak percaya. P9: Yi’o ti dila mowali polame, tima’o herikiyolo ma mona’o de bulalo, bo donggo o’olaanga. MH: Ngana ini tidak bole mobariki akang, napa yang jaga riki mopigi ka dano, tapi masi lama-lama. MS: Kau ini tidak bisa disuruh cepat, sekarang sudah harus buru-buru ke danau, tapi kau terlalu berlama-lama. P10: Wonu odito, ti papa tuwawu jo ta ponao’lo. MH: Kalo bagitu papa sandiri jo yang pigi. MS: Kalau begitu, papa sendiri saja yang pergi.

  No. Kata Utuh Anaptiksis (penambahan fonem) Contoh Penggunaan dalam Kalimat Protesis Epentesis Paragog menyampaik menyampai an’. kan’. Data 6: Percakapan antara seorang ibu dan kakek Topik: Membahas tentang mata pencaharian (Hipobisalawa lo popeehu) Situasi: Malam hari di ruang tengah P11: Sisa Iya (45 tahun) P12: Kaci’I Lahama (60 tahun) P11: Gelong tonu? MH: Gelong di mana? MS: Galon yang mana? P12: Ito hipopa’a to gelong. Iii diya ma’a tilali.

  MH: Itu ta isi di gelong. Iii nyanda bili. MS: Itu tertuang di galon. Oh ya, tidak dibeli? P11: Cirita wolo uti? MH: Cirita apa ini? MS: Cerita tentang apa ini? P12: Boyito bolo ngangango tutuluhe yito.

  MH: Itu Cuma tabuka mulu ada tidor itu. MS: Itu dia hanya sedang tidur dengan mulut terbuka. P11: Mmm… Polee li iji olaango, oliyo ma’a anu bodiya bo’onggo potali watingo Sisa,

  

ma’moi pasangi prabola wawu mamotali elpiji, mo’ipaasangi taluhu. De pilele ma’a boti

ma’a lato taliya mota anu mato ulu’u doyi lato taliya.

  MH: Mmm… Ti Iji bilang kalamarin, diya bilang kalo nyanda masi mobabili akang garam sisa, somo suru pasang prabola deng mobabili elpiji, mosuru pasang aer. Ada bilang kasana ini capat bili kasana kalo so ditangan doyi capat bili. MS: Mmm...Kemarin Iji menyatakan, kalau tidak untuk membeli garam sisa, dia akan memasangkan antena parabola dan membeli elpiji, serta memasang air. Sudah ku katakan cepatlah dibeli kalau sudah ada di tangan. P12: Bo bulota-bulota’o wawu mola doyi to ola’u mola to paatali diya po bulota mota. MH: Cuma bapinjam-pinjam kong sana doyi yang pa kita di pasar sana tidak mobapinjam akang. MS: Hanya pinjam-meminjam saja sementara uangku yang ada di pasar sana tidak digunakan untuk dipinjam. P11: Diya otaawa. MS: Tidak tawu. MS: Entahlah. P12: Mota moi’ngaku ola’u doyi satu juta mota to uwolo. MH: Mosuru mangaku pa kita bapinjam doyi satu juta di sana. MS: Aku disuruh bertanggung jawab untuk meminjam uang satu juta rupiah di sana. P11: O’o. MH: Iyo.

  P12: Ta’ambongo. Ma’a wolo uti. Polele ma’a haku lotawu diya piye-piyehe boti, hesambeya

  

lo doyi ti, wohiya liyo mayi wa’u boti. Helo’iya liyo wawu oliyoma’a mo rorombokiya ti

Kaci’i ti, morombokiya boti tanggulo lo hilawo taa’mota lo hama boti ayi, delo-delo mota

doyi te’I ka Kudi. Mapotali liyo mootoro te le Idu ito.