PELAPORAN KEGIATAN DAN DANA UPAYA PEMBERANTASAN KORUPSI DI KEMENTERIAN KESEAHATAN RI DALAM RANGKA KONFERENSI NASIONAL PEMBERANTASAN KORUPSI TAHUN 2011
PELAPORAN
KEGIATAN DAN ,U PAYA
PEMBE,R ANTASAN KORUPSI
01 KEMENTERIAN KIE SEHATAN RI
. OALAM RANGKA
KONFERENSI NASIONAL
PEMBERANTASAN KORUPSI TAHUN 2011
7 DESEMB'ER 2011
KEMENTERIAN KE,SEHATAN RI
INSPEKTORAT JENDERAL
JI. H.R. Rasuna Said Blok X5 Kavling No. 4 9 Kuningan Jakarta Selatan 12950
Telp. 021 5201590 (Hunting) Pes. 3100, 3102, 3104 Fax. 021 5201589/5223011
Nomor
: 0IT.PS.20.00.214.6214.20II
1 Desernber 201 1
Lampiran : Satu Berkas
Peri hal
: Kuesioner Pelaporan Konferensi Nasional Pernberantasan Korupsi
(KNPK) 2011
.
Kepada Yth.
FllUpiT!::!...'" T('Jrnisi Pemberantasan koヲャーセゥ@
c.q. Panitia KNPK
Kerja Antar Komisi dan Instansi
DirektoratPembinaan j。イゥョァセ@
Komisi Pemberantasan Korupsi
JI. H.R. Rasuna Said Kav. Cl Jakarta Selatan 12920
Email: kerjasamanasional@kpk.go.id
MenindakJanjuti surat Saudara dengan nomor B096/0 130111120 11 tanggal 11
November 20 II perihal Lembar Pelaporan KNPK 20 II, bersarna ini kami sampaikan
kuesioner Pelaporan Konferensi Nasional Pemberantasan Korupsi (KNPK) Tahun 2011 dan
laporan tentang kegiatan dan upayaupaya pemberantasan korupsi di Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.
Semoga hasillaporan ini nantinya dapat dijadikan bahan masukan bagi KPK.
Demikian atas perhatian dan kerja sarnanya diucapkan terima kasih.
Yud i Prayudha Ishak Djuarsa
NIP. 541001 198311 1 00 I
Tembusan:
Menteri Kesehatan RI (sebagai laporan)
UPAYA-UPAYA PEMBERANTASAN KORUPSI
01 KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2011
Berdasarkan UndangUndang No. 30 tahun 2002 pasal 6 tentang Tugas Komisi
Pemberantasan Korupsi, yaitu melakukan koordinasi dan supervisi dengan instansi yang
berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi dan melakukan monitor
terhadap penYG':tenggaraan pemerintahan negara. Kementerian Kesehatan sebagai salah
satu kementerian yang mempunyai tugas untuk melaksanakan upaya pemberantasan
korupsi dalam rangka tata kelola pemerintahan yang baik.
Pemahaman terhadap tata kelola pemerintahan yang baik mengindikasikan bahwa integritas
publik yang rendah mengakibatkan ketidakefisienan dan ketidakefektifan terutama di negara
seperti Indonesia. Kita dituntut untuk memiliki integritas yang tingg i agar kinerja pel'ayanan
publik meningkat sehingga dapat membangun rasa kepercayaan warga negara terhadap
pemerintah.
Salah satu faktor pembentukan dan peningkatan integritas pada Kementerianllembaga
adalah melalui penerapan program antikorupsi, antara Ilain melalui penerapan kode etik dan
pedoman perilaku dalam rangka perbaikan sistem untuk febih transparan dan akuntaber.
Kode etik dan integritas adalah suatu kesatuan yang tidak terpisahkan atau sejafan.
Kegiatan pelayanan
ーオ「ャゥセ@
dan suatu fembaga yang memiliki basis etika terbukti lebih
mendapat kepercayaan dari masyarakat dan memungkinkan pegawai bekerja untuk lebih
merayani kepentingan publik. Perilaku yang tepat serta integritas yang tinggi merupakan
prasyarat dasar atas pemerintahan yang baik.
Kementerian Kesehatan dalam mefaksanakan tata kelola pemerintahan yang baik serta
peningkatan kegiatan pencegahan tindak pidana korupsi melaKukan upayaupaya sebagai
berikut:
I. Upaya Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi di Tahun 2011
A. Upaya Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang Telah Dilakukan Instansi
a. Komitmen implementasi tata ke'loia pemerintahan yang baik
Diawali pada tanggal 16 Desember 2010 telah dilaksanakan penandatanganan
komitmen implementasi tata kelola pemerintahan yang baik di lingkungan
Kementerian Kesehatan oleh fbu menteri Kesehatan RI bersama seluruh pejabat
Eselon I. Komitmen implementasi ini dilanjutkan di lingkungan yang lebih luas
melakukan verifikasi dan klarifikasi atas pelaporan gratifikasi yang diterima untuk
menetapkan status kepemilikan, melakukan monitoring tindak lanjut atas
penetapan status.
Instruksi Menteri Kesehatan kepada seluruh penyelenggara negara untuk tidak
menerima pemberian dalam bentuk apapun juga yang berkaitan dengan tugas
kedinasan.
g. Partisipasi sebagai Peserta PIAK
.
Sejak awal tahun 2010 sdnlpai dengan akhir bulan Oktober 2011, 3 Unit titama
yaitu Badan PPSDM, Ditjen Bina Farmasi dan Alat Kesehatan, dan Sekretariat
Jenderal,
menjadi peserta penilaian inisiatif antikorupsi (PIAK) walaupun
hasilnya belum maksimal dan masih memerlukan peningkatan pencapaian
indikator PIAK.
B. Program Kegiatan dan Upaya dalam rangka Peningkatan Integritas Lembaga
Pada setiap Pelantikan Pejabat dilaksanakan penandatanganan Pakta Integritas oleh
setiap pejabat yang dilantik.
Mulai tahun 2010 menjadi peserta focus group discussion mcdel pembangunan
integritas yang diikuti 18 organisasi termasuk Kementerian Kesehatan yang diwakili
oleh 'Inspektur III, dan Kepala Pusdiklat Aparatur Badan PPSDMK. Pada Agustus
2011 dilaksanakan focus group discussion bagi pejabat Eselon II di lingkungan
Kementerian Kesehatan yang menghasilkan rekomendasi dilaksanakannya Dikl'at
TOT untuk membentuk Motor Penggerak Integritas di Kementerian Kesehatan.
II. Penerapan Kode Etik dan Perilaku
Saat ini telah diberlakukan kode etik khusus (kode etik profesi) antara lain kode etik
auditor, dokter, dokter gigi, perawat dan organisasi profesi lainnya yang selanjutnya
akan dikembangkan sebagai kode etik umum yang berlaku bagi seluruh pegawai di
lingkungan Kementerian Kesehatan.
Pada Bulan Nopember 2011 telah disusun rancangan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia tentang kode etik pegawai dilingkungan Kementerian Kesehatan
yang mengacu pad a ketentuan sebagai beriiJ
Ya
0 Tidak
>J
Ya
0 Tidak
.+, ..
5 Apakah kode etik yang disusun sudah mencakup pedoman
perilaku?
. 6 Apakai I kode etik dan pedoman perilaku tersebut telah
dibakukan dalam bentuk Surat Keputusan atau peraturan
tentang kode et,ik?
• .
7 Apakah kode etik dan pedoman perilaku telah mencantumkan
sanksi pada setiap pelanggaran yang dilakukan?
>J
Ya
o Ya
>J
Ya
0 Tidak
>J
Belum
0 Tidak
III IMPLEMENTASI KODE ETIK DAN KODE PERILAKU*
1. Apakah kegiatan sosialisasi mengenai kode etik dan pedoman 0 Ya
>J
Selum
perilaku sudah dilakukan kepada seluruh pegawai?
2. Apakah tersedia mekanisme penanganan terhadap
pelanggaran kode etik dan pedoman perilaku?
>J
Ya
0 Tidak
3. Apakah terdapat unit kerja yang mengawasi penerapan kode
etik dan pedoman perilaku?
>J
Ya
0 Tidak
4. Apakah tersedia fasilitas bagi pegawai untuk berkonsultasi
dalam implementasi kode etik dan pedoman perilaku?
>J
Ya
0 Tidak
5. Apakah telah memiliki mekanisme pengaduan ゥョエ・イHャセQ@
(whistle
blower'S system) terkait pelanggaran kode etik dan pedoman
perilaku?
0 Ya >J Tidak
6. Apakah tersedia database/catatan tentang penanganan
pelanggaran kode etik dan pedoman perilaku tersedia?
0 Ya >J Tidak
7. Apakah pe,langgaran kode etik dan pedoman perilaku
digunakan sebagai salah satu instrumen dalam penilaian
kinerja?
0 Ya
>J Tldak
* kode etik dan kode peri/aku di Kementerian Kesehatan masih berupa
Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan R/ tentang Kode Etik Pegawai di
Lingkungan Kementeran Kesehatan (ter/ampir)
IV EVALUASI KODE ETIK DAN PEDOMAN PERILAKU
1. Apakah instansi Saudara pernah melakukan evaluasi terhadap
kode etik dan pedoman perilaku?
jika jawaban tidak, ke no .2
o Ya
..; Tidak
,.
Lampiran 1\1 hal J dari 4
Sural No. : UNO 096/01-30/11/2011
Lembar Pelaporan KNPK 2011
2. Apakah instansi Saudara berencana untuk melakukan evaluasi
.yYa
0 Tidak
1. Apakah ada media pengaduan masyarakat di instansi .y Ya
0 Tidak
terhadap kode etik dan pedoman perilaku terse but?
V SISTEM PENGADUAN MASYARAKAT
Saudara?
Njェセ。@
ada, bentuk medianya adal'ah:
- Unit Layanan Terpadu (ULP) di IEiI,;'3i 5 Gd. Sujudi.
- Pusat Tanggap Respon Cepat (PTRC) melalu; nomor
gateway 500567 dan email: kontak@depkes.qo.id dan
info@depkes.go.id
- Pajak Info di lobby lantai I Gd. Sujudi.
a. Apakah ada petugas khusus yang menangani pengaduan
masyarakat di instansi Saudara?
.y Ya
0 Tidak
.y Ya
.yYa
.y Ya
.y Ya
.y Ya
.y Ya
o Tidak
o Tidak
b. Apa saja tugas yang dil'akukan dalam rangka menangani
laporan pengaduan masyarakat
a
b
c
d
e
f
9
Menerima laporan pengaduan
Mencatat laporan pengaduan
Memverifikasi laporan peng'aduan
Menelaah isi laporan pengaduan
Menindaklanjuti hasH telaahan
Menyampaikan hasil tindak lanjut kepada pelapor
Lainnya, sebutkan .. .......... .................... .. .............. .
2. Apakah Pengaduan Masyarakat digunakan sebagai parameter .y Ya
dalam perbaikan kinerja lembaga/instansi?
o Tidak
o Tidak
o TIdak
o Tidak
0 Tidak
VI PELAPORAN GRATIFIKASI
.y Ya
0 Tidak
a terdapat aturan internal terkait pelaporan Gratifikasi?
o Ya
.y Tidak
b mempunyai unit khusus mengelola pelaporan gratifikasi?
Jika Va, Apakah unit tersebut berhubungan dengan
Direktorat Gratifikasi KPK?
.y Ya
0 Tidak
1 Apakah instansillembaga Saudara mengawasi pelaporan
Gratifikasi?
2 Jika Va, di instansi/lembaga Saudara, apakah :
DATA STATISTIK
1. Jumlah laporan gratifikasi yang diterima
2. Jumlah laporan gratifikasi yang diteruskan ke KPK
30
30
VII LHKPN
1 Apakah
instansillembaga
Saudara
mengawasi
tingkat I .y Ya
0 Tidak
MENTERIKESEKATAN
REPUBlIK INDONESIA
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 1893jMENKESjPERjIXj2011
TENTANG
r
UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANGjJASA
DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang
bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 14 ayat (1)
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barangj Jasa Pemerintah, perlu menetapkan
Peraturan Menteri Kesehatan tentang Unit Layanan
Pengadaan BarangjJasa Pemerintah di Lingkungan
Kementerian Kesehatan;
Mengingat
1.
UndangUndang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia 5063);
2.
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 t e ntang
Pengelolaan Barang Milik NegarajDaerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nom o r 20
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4609) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 78, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia 4855); .
3.
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 ten tang
Pengadaan BarangjJasa Pemerintah;
Nomor
Peraturan
Menteri
Kesehatan
462jMENKESjPERjIV j2010
tentang
Pengadaan
Barangj J asa Secara Elektronik di
Lingku ngan
Kemen terian Kesehatan;
4.
5.
Peraturan
Menteri
Kesehatan
Nomor
1144jMENKESjPERjVIIIj2010 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Kesehatan;
MEMUTUSKAN .. ,
MENTERIKESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
2
.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
PERATURAN MENTER1 KESEHATAN TENTANG UNIT
LAYANAN PENGADAAN BARANG / JASA D1 LINGKU N GAN
KEMENTER1AN KESEHATAN.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1.
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya disebut dengan
Pengadaan Barang/Jasa adalah kegiatan untuk memperoleh
Barang/Jasa oleh Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat
Daerah/1nditusi lainnya yang prosesnya dimulai dari perencanaan
kebutuhal)
sampai diselesaikannya seluruh kegiatan untuk
memperoleh Barang/Jasa.
2.
Unit Layanan Pengadaan. Secara Elektronik, yang selanjutnya disingkat
unit LPSE adalah unit yang melayani proses pengadaan barang/jasa
secara elektronik di lingkungan Kementerian Kesehatan.
3. Unit Layanan Pengadaan, yang selanjutnya disingkat ULP adalah unit
organisasi pemerin tah yang berfungsi melaksanakan pengadaan
barangjjasa di lingkungan Kementerian Kesehatan.
4. ULP Unit Utruna adalah ULP yang bertugas menyelenggarakan dan
mengkoonlinasikan seluruh pengadaan barangjjasa yang dilakukan di
tingkat Eselon I.
5. ULP Unit Pelaksana Teknis, yang selanjutnya disingkat ULP UPT
adalah UlJP yang bertugas menyelenggarakan dan mengkoordinasikan
seluruh pengadaan barang/jasa yang dilakukan di tingkat Unit
Pelaksana Teknis.
6. ULP Daerah adalah ULP yang bertugas menyelenggarakan dan
mengkoordinasikan seluruh pengadaan barangfjasa yang dilakukan
oleh pemerintah daerah.
.
7. Pengguna Anggaran, yang selanjutnya disingkat PA adalah Menteri
Kese.,hatan.
,.
8. Kuasa . ..
MENTERIKESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
3 -
8.
Kuasa .)engguna Anggaran, yang selanjutnya disingkat KPA adalah
pejabat yang ditetapkan oleh PA untuk menggunakan Anggaran
Pendap'atan dan Belanja Negara atau ditetapkan olep. Kepala D aerah
untuk 7nenggunakan Anggaran Pendapctcan dan Belanja Daerah.
9.
Pejabat Pembuat Komitmen, yang selanjutnya disingkat PPK adalah
pejabat yang bertanggungjawab atas pelaksanaan PClloadaan
Barang/Jasa.
10. Kelompok Kerja Pengadaan, yang selanjutnya disebut Pokja adala h tim
kerja yang terdiri atas personil yang bersertifikat ahli pengadaan,
berjumlah gasal beranggotakan paling kurang 3 (tiga) orang dan
be!:tindak untuk melaksanakan pengadaan barang/jasa di dalam ULP .
11. Pejabat Pengadaan · adalah personil yang memiliki Sertifikat Keahlian
Pengadaan Barang/Jasa yang ditugaskan untuk melaksanakan
pengadaan 「。イョァOェセウN@
12. Menteri Kesehatan adalah Menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang kesehatan.
Pasal2
Pengaturan ULP barang/jasa bertujuan untuk melakukan proses
pengadaan barang/jasa secara lebih terintegrasi/terpadu, efektif dan
efisien, terbuka, bersaing, tidak diskriminatif dan akuntabel.
BAB II
PEMBENTUKAN DAN KEDUDUKAN
Pasal3
(1) Dalam rangka pelaksanaan pengadaan barang/jasa dibentuk ULP di
masingmasing Unit Utama atau UPT.
(2) ULP sebagaimana dimaks.u d pada ayat (1) bersifat perman e n dan
berbentuk nonstruktural.
(2) ULP sebagairnana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari:
a. ULP Unit Utama; dan
b. ULP UPT.
Pasal4 ...
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
4 -
Pasa14
(1) Pengadaan barang/jasa yang dilaksariakan oleh ULP nteliputi:
a. ' ,penyelenggaraan pengadaan barang/pekerjaan; konstruksi/jasa
'ainnya dengan nilai di atas Rp 100.000.000,00 (seratus juta
rupiah); dan
b. penyelenggaraan pengadaan jasa konsultansi dengan nilai di atas
Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).
(2) Pengadaan barang/ pekerjaan konstruksi/ jasa lainnya dengan nilai
'kurang/sarria dengan Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah), atau
pengadaan jasa konsultansi dengan nilai kurang/ sruna dengan Rp
50.000. 000,00 (lima puluh juta rupiah) dilaksanakan oleh pejabat
pengadaan barang/jasa pada satuan kerja masingmasing.
Pasal5
(1) ULP Unit Utama untuk masingmasing Direktorat Jenderal/Badan
berkedudukan
di
masingmasing
Sekretariat
Direktorat
Jenderal/ Sekretariat Badal')..
(2) ULP Unit Utama untuk Sekretariat Jenderal dan Inspektorat Jenderal
berkedudukan di Biro Umum.
(3) ULP UPT dapat dibentuk di masingTIlasing UPT yang berkedudukan di
Sekretariat UPT.
Pasa16
(1) Pembentukan ULP Unit Utama dan ULP UPT di masingrnasing
Direktorat Jenderal/Badan ditetapkan oleh Direktur Jenderal/Kepala
Badan.
(2) Pembentukan ULP Unit Utama di Sekretariat Jenderal dan Inspektorat
Jenderal di'etapkan oleh Sekretaris Jenderal.
Pasa17
(1) Direktur ,::enderal/Kepala Badan dalam membentuk ULP UPT wajib
mempertir:n.bangkan:
a. volulne, besaran dana, dan jenis pengadaan barang/jasa;
b. lokasijjumlah sebaran pekerjaan;
c. ketersediaan sumber daya manusia di bidang pengadaan;
d. ketersediaan sarana dan penguasaan teknologi informasi dan
komunikasi; dan
e. I:tf;siensi dan efektifitas pelaksanaan pekerjaan.
(2) Pengadaan ...
MENTERIKESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
5 (2) セョァ。、@p
barangjjasa di UPT yang tidak dibentuk ULP dapat
dilaksanakan di ULP Unit Utama atau ULP Daerah.
(3) UPT dapat menyerahkan pelaksanaan pengadaan barangjjasa kepada
ULP Unit UtamajULP Daerah apabila terdapat keterbatasan
kemampuan pengadaan barangjjasa.
(4) Pengadaan barangjjasa di UPT yang dilaksanakan oleh ULP daerah
harus didahului dengan perjanjian kerja sama an tara Ke pal a UPT
dengan Kepala ULP Daerah.
(5) Kepala UPT dalam melakukan perjanjian kerjasama harus menciapat
persetujuan Direktur JenderaljKepala Badan.
BAB III
TUGAS DAN WEWENANG ULPjPEJABAT PENGADAAN
,.
Pasal8
ULP me'rnpunyai tugas:
a . menyusun rencana pemilihan penyedia barangjjasa;
b. melakukan analisa dan menetapkan dokumen pengadaan;
c.
mengumumkan pelaksanaan pengadaan barangjjasa di website
Kementerian Kesehatan dan papan pengumuman resmi untuk
masyarakat serta menyampaikan ke LPSE untuk diumumkan dalam
Portal Pengadaan Nasional;
d. menilai kualifikasi penyedia barangjjasa melalui prakualifikasi atau
pascakualifikasi;
e.
melakukan evaluasi administrasi, teknis dan h.arga terhadap
penawaran yang masuk;
f.
menjawab sanggahan dari penyedia barangjjasa;
g.
menyerahkan salinan dokumen pemilihan penyedia barangjjasa
kepada PPK;
h. mengarsfpkan dokumen asH pemilihan penyedia barangjjasa;
1.
membu8.t laporan mengenai proses dan hasil pengadaan kepada
Sekretaris JenderaljDirektur JenderaljKepala Badan dan memberikan
pertanggungjawaban
atas
pelaksanaan
kegiatan
pengadaan
barangjjasa kepada PAjKPA;
j .
melakukan konsultasi kepada PAjKPAjPPK dalam rangka penyelesaian
persoalan yang dihadapi dalam proses pengadaan;
k. mengusulkan perubahan HPS dan spesifikasi teknis pekerjaan kepada
PPK;
1. melaksanakan ...
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
6 -
melaksanakan penyebarluasan strategi, kebijakan, standar, sistem,
dan prosedur pengadaan barang/jasa pemerintah;
m. melaksanakan pelubinaan sumber daya manusia bidang pengadaan;
dan
n. melaksana)can pengadaan barang/jasa dengan memanfaatkan
teknologi informasi melalui LPSE (e-procurement).
1.
Pasa19
Dalam melaksanakan tugas ULP berwenang:
a.
menetapkan dokumen pengadaan;
b. menetapkan be saran nominal jaminan penawaran;
c.
menetapkan penyedia barang/ pekerjaan konstruksi/jasa lainnya yang
bernilai paling tinggi Rp 100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah)
dan jasa k0nsultansi yang bernilai paling tinggi Rp 10.000.000.000,00
(sepuluh mlliar rupiah);
d. mengusulkan penetapan pemenang kepada Menteri Kesehatan untuk
penyedia harang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya yang bernilai di
atas Rp · 100.000.000.000,00 (senl.tus
miliar rupiah) dan jasa
ォッョウオャエ。セゥ@
yang bernilai di atas Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh
miliar イオーセ。ィI[@
dan
e.
mengusulkan penyedia barang/jasa yang melakukan perbuatan dan
tindakan seperti penipuan/pemalsuan dan pelanggaran lainnya,
kepada PA/KPA agar dikenakan sanksi.
BABIV
ORGANISASI
Pasal 10
(1)
Organisasi ULP terdiri dari:
a. kepala ULP;
b. sekretariat ULP; dan
c. pokja.
(2) Sekretariat sebagaimana di maksud pada ayat (1) huruf b dapat terdiri
dari:
a. staf tata usaha/ administrasi/keuangan;
b. staf perencanaan; dan
c. staf hukum dan sanggah.
(3) Pokja ...
MENTERIKESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
7 (3)
Pokja sebagaimana dimaksud pad,a ayat (1) huruf c dapat dibentuk
ウセオ。ゥ@
kebutuhan an tara lain berupa pokja:
a /. pengadaan barang;
b. pengadaan pekerjaan konstruksi;
c . pengadaan jasa konsultasi; dan
d. pengadaan jasa.lainnya.
(4) Apabila diperlukan pokja dapat membentuk sub pokja yang
keanggotaannya dapat diambil dad beberapa pokja yang berbeda.
(5) Anggota pokja berjumlah gasal dan beranggotakan paling sedikit
3 (tiga) orang dan dapat ditambah sesuai dengan kebutuhan
kompleksitas pekerjaan.
Pasal 11
Kepala ULP mempunyai tugas:
a. memimpin dan mengoordinasikan seluruh kegiatan ULP;
b. mengawasi seluruh kegiatan pengadaan barang/jasa di ULP;
c. ュ・ョェ。iャQセ@
keamanan dokumen pengadaan;
d. melaksanakan tugastugas yang diberikan PA/KPA;
e. melaksanakan pengembangan dan pembinaan sumber daya manusia
ULP;
f.
membentuk kelompok kerja pengadaan;
g. melakukan klarifikasi terhadap hasil pokja jika dibutuhlfan, dengan
dibantu oleh tim verifikasi pengadaan; dan
h. mengambil langkahlangkah yang diperlukan apabila menemukan
adanya penyimpangan danl atc\'u indikasi penyimpangan.
Pasal 12
Sekretariat rllernpunyai tugas:
a. melaksanakan pengelolaan urusan keuangan, kepegawaian , tata
persurntan, perlengkapan, dan rumah tangga;
b. rnelaksanakan fungsi ketata usahaan;
c. rnenyeciiakan dan memelihara sarana dan prasarana kantor;
d. menyi8.pkan dokurnen pendukung dan informasi yang dibutuhkan
kelompok kerja;
e. mengoordinasikan pelaksanaan pernilihan penyedia barang/jasa yang
dilaksanakan oleh kelompok kerja pengadaan;
f.
rnenyediakan dan mengelola sistem informasi yang digunakan dalarn
ー\ゥZNセ。ォウョ@
pengadaan barangjjasa;
g. mengagendak an ...
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
8 -
g.
h .
mengagendakan dan mengoordinasikan pengaduan masyarakat;
mengagendakan dan mengoordinasikan sanggahan yang disampaikan
oleh penyedia barang/jasa;
1.
melakukall pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan
penga.daar: barang/jasa di ULP;
j. menyusun program kerja dan anggaran ULP;
k.
menyiapk::tn surat kepala ULP untuk usulan penerbitan Surat
Penunjuklll Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) oleh PPK;
1.
membuat, laporan secara periodik atas hasil pelaksanaan penga daa n
oleh ULP; dan
y ang 、ゥャ。jセウョォ@
m. menyiapkan pusat data untuk mendukung evaluasi dari barang/jasa
terkait; spesifikasi, HPS;
n. melakukan koordinasi dengan LPSE terkait pelaksanaan pengadaan
barang/j asa secara elektronik (e-procu.rement);
o. men&oordinasikan tenaga ahli dalam proses pengadaan barang/jasa;
p. menerima dan membantu penyelesaian pengaduan; dan
q. membantu penyelesaian sanggahan banding.
Pasal 13
Kelompok kerja mempunyai tugas:
a. menginventarisir paketpaket yang akan dilelang/ seleksi;
b . menyusun jadwal pelaksanaan pelelangan/ seleksi;
c.
menyusun dan menetapkan dokumen pengadaan, yang melip uti
sekurangkurangnya:
1)
metode pemilihan
2) metode pemasukan dokumen
3) metode evaluasi
d. mengumumkan secara · terbuka melalui website
Kementerian
Kesehatan, papan pengumuman resmi untuk masyarakat dan
menyampaikan ke LPSE untuk diumumkan dalam p
KEGIATAN DAN ,U PAYA
PEMBE,R ANTASAN KORUPSI
01 KEMENTERIAN KIE SEHATAN RI
. OALAM RANGKA
KONFERENSI NASIONAL
PEMBERANTASAN KORUPSI TAHUN 2011
7 DESEMB'ER 2011
KEMENTERIAN KE,SEHATAN RI
INSPEKTORAT JENDERAL
JI. H.R. Rasuna Said Blok X5 Kavling No. 4 9 Kuningan Jakarta Selatan 12950
Telp. 021 5201590 (Hunting) Pes. 3100, 3102, 3104 Fax. 021 5201589/5223011
Nomor
: 0IT.PS.20.00.214.6214.20II
1 Desernber 201 1
Lampiran : Satu Berkas
Peri hal
: Kuesioner Pelaporan Konferensi Nasional Pernberantasan Korupsi
(KNPK) 2011
.
Kepada Yth.
FllUpiT!::!...'" T('Jrnisi Pemberantasan koヲャーセゥ@
c.q. Panitia KNPK
Kerja Antar Komisi dan Instansi
DirektoratPembinaan j。イゥョァセ@
Komisi Pemberantasan Korupsi
JI. H.R. Rasuna Said Kav. Cl Jakarta Selatan 12920
Email: kerjasamanasional@kpk.go.id
MenindakJanjuti surat Saudara dengan nomor B096/0 130111120 11 tanggal 11
November 20 II perihal Lembar Pelaporan KNPK 20 II, bersarna ini kami sampaikan
kuesioner Pelaporan Konferensi Nasional Pemberantasan Korupsi (KNPK) Tahun 2011 dan
laporan tentang kegiatan dan upayaupaya pemberantasan korupsi di Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.
Semoga hasillaporan ini nantinya dapat dijadikan bahan masukan bagi KPK.
Demikian atas perhatian dan kerja sarnanya diucapkan terima kasih.
Yud i Prayudha Ishak Djuarsa
NIP. 541001 198311 1 00 I
Tembusan:
Menteri Kesehatan RI (sebagai laporan)
UPAYA-UPAYA PEMBERANTASAN KORUPSI
01 KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2011
Berdasarkan UndangUndang No. 30 tahun 2002 pasal 6 tentang Tugas Komisi
Pemberantasan Korupsi, yaitu melakukan koordinasi dan supervisi dengan instansi yang
berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi dan melakukan monitor
terhadap penYG':tenggaraan pemerintahan negara. Kementerian Kesehatan sebagai salah
satu kementerian yang mempunyai tugas untuk melaksanakan upaya pemberantasan
korupsi dalam rangka tata kelola pemerintahan yang baik.
Pemahaman terhadap tata kelola pemerintahan yang baik mengindikasikan bahwa integritas
publik yang rendah mengakibatkan ketidakefisienan dan ketidakefektifan terutama di negara
seperti Indonesia. Kita dituntut untuk memiliki integritas yang tingg i agar kinerja pel'ayanan
publik meningkat sehingga dapat membangun rasa kepercayaan warga negara terhadap
pemerintah.
Salah satu faktor pembentukan dan peningkatan integritas pada Kementerianllembaga
adalah melalui penerapan program antikorupsi, antara Ilain melalui penerapan kode etik dan
pedoman perilaku dalam rangka perbaikan sistem untuk febih transparan dan akuntaber.
Kode etik dan integritas adalah suatu kesatuan yang tidak terpisahkan atau sejafan.
Kegiatan pelayanan
ーオ「ャゥセ@
dan suatu fembaga yang memiliki basis etika terbukti lebih
mendapat kepercayaan dari masyarakat dan memungkinkan pegawai bekerja untuk lebih
merayani kepentingan publik. Perilaku yang tepat serta integritas yang tinggi merupakan
prasyarat dasar atas pemerintahan yang baik.
Kementerian Kesehatan dalam mefaksanakan tata kelola pemerintahan yang baik serta
peningkatan kegiatan pencegahan tindak pidana korupsi melaKukan upayaupaya sebagai
berikut:
I. Upaya Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi di Tahun 2011
A. Upaya Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang Telah Dilakukan Instansi
a. Komitmen implementasi tata ke'loia pemerintahan yang baik
Diawali pada tanggal 16 Desember 2010 telah dilaksanakan penandatanganan
komitmen implementasi tata kelola pemerintahan yang baik di lingkungan
Kementerian Kesehatan oleh fbu menteri Kesehatan RI bersama seluruh pejabat
Eselon I. Komitmen implementasi ini dilanjutkan di lingkungan yang lebih luas
melakukan verifikasi dan klarifikasi atas pelaporan gratifikasi yang diterima untuk
menetapkan status kepemilikan, melakukan monitoring tindak lanjut atas
penetapan status.
Instruksi Menteri Kesehatan kepada seluruh penyelenggara negara untuk tidak
menerima pemberian dalam bentuk apapun juga yang berkaitan dengan tugas
kedinasan.
g. Partisipasi sebagai Peserta PIAK
.
Sejak awal tahun 2010 sdnlpai dengan akhir bulan Oktober 2011, 3 Unit titama
yaitu Badan PPSDM, Ditjen Bina Farmasi dan Alat Kesehatan, dan Sekretariat
Jenderal,
menjadi peserta penilaian inisiatif antikorupsi (PIAK) walaupun
hasilnya belum maksimal dan masih memerlukan peningkatan pencapaian
indikator PIAK.
B. Program Kegiatan dan Upaya dalam rangka Peningkatan Integritas Lembaga
Pada setiap Pelantikan Pejabat dilaksanakan penandatanganan Pakta Integritas oleh
setiap pejabat yang dilantik.
Mulai tahun 2010 menjadi peserta focus group discussion mcdel pembangunan
integritas yang diikuti 18 organisasi termasuk Kementerian Kesehatan yang diwakili
oleh 'Inspektur III, dan Kepala Pusdiklat Aparatur Badan PPSDMK. Pada Agustus
2011 dilaksanakan focus group discussion bagi pejabat Eselon II di lingkungan
Kementerian Kesehatan yang menghasilkan rekomendasi dilaksanakannya Dikl'at
TOT untuk membentuk Motor Penggerak Integritas di Kementerian Kesehatan.
II. Penerapan Kode Etik dan Perilaku
Saat ini telah diberlakukan kode etik khusus (kode etik profesi) antara lain kode etik
auditor, dokter, dokter gigi, perawat dan organisasi profesi lainnya yang selanjutnya
akan dikembangkan sebagai kode etik umum yang berlaku bagi seluruh pegawai di
lingkungan Kementerian Kesehatan.
Pada Bulan Nopember 2011 telah disusun rancangan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia tentang kode etik pegawai dilingkungan Kementerian Kesehatan
yang mengacu pad a ketentuan sebagai beriiJ
Ya
0 Tidak
>J
Ya
0 Tidak
.+, ..
5 Apakah kode etik yang disusun sudah mencakup pedoman
perilaku?
. 6 Apakai I kode etik dan pedoman perilaku tersebut telah
dibakukan dalam bentuk Surat Keputusan atau peraturan
tentang kode et,ik?
• .
7 Apakah kode etik dan pedoman perilaku telah mencantumkan
sanksi pada setiap pelanggaran yang dilakukan?
>J
Ya
o Ya
>J
Ya
0 Tidak
>J
Belum
0 Tidak
III IMPLEMENTASI KODE ETIK DAN KODE PERILAKU*
1. Apakah kegiatan sosialisasi mengenai kode etik dan pedoman 0 Ya
>J
Selum
perilaku sudah dilakukan kepada seluruh pegawai?
2. Apakah tersedia mekanisme penanganan terhadap
pelanggaran kode etik dan pedoman perilaku?
>J
Ya
0 Tidak
3. Apakah terdapat unit kerja yang mengawasi penerapan kode
etik dan pedoman perilaku?
>J
Ya
0 Tidak
4. Apakah tersedia fasilitas bagi pegawai untuk berkonsultasi
dalam implementasi kode etik dan pedoman perilaku?
>J
Ya
0 Tidak
5. Apakah telah memiliki mekanisme pengaduan ゥョエ・イHャセQ@
(whistle
blower'S system) terkait pelanggaran kode etik dan pedoman
perilaku?
0 Ya >J Tidak
6. Apakah tersedia database/catatan tentang penanganan
pelanggaran kode etik dan pedoman perilaku tersedia?
0 Ya >J Tidak
7. Apakah pe,langgaran kode etik dan pedoman perilaku
digunakan sebagai salah satu instrumen dalam penilaian
kinerja?
0 Ya
>J Tldak
* kode etik dan kode peri/aku di Kementerian Kesehatan masih berupa
Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan R/ tentang Kode Etik Pegawai di
Lingkungan Kementeran Kesehatan (ter/ampir)
IV EVALUASI KODE ETIK DAN PEDOMAN PERILAKU
1. Apakah instansi Saudara pernah melakukan evaluasi terhadap
kode etik dan pedoman perilaku?
jika jawaban tidak, ke no .2
o Ya
..; Tidak
,.
Lampiran 1\1 hal J dari 4
Sural No. : UNO 096/01-30/11/2011
Lembar Pelaporan KNPK 2011
2. Apakah instansi Saudara berencana untuk melakukan evaluasi
.yYa
0 Tidak
1. Apakah ada media pengaduan masyarakat di instansi .y Ya
0 Tidak
terhadap kode etik dan pedoman perilaku terse but?
V SISTEM PENGADUAN MASYARAKAT
Saudara?
Njェセ。@
ada, bentuk medianya adal'ah:
- Unit Layanan Terpadu (ULP) di IEiI,;'3i 5 Gd. Sujudi.
- Pusat Tanggap Respon Cepat (PTRC) melalu; nomor
gateway 500567 dan email: kontak@depkes.qo.id dan
info@depkes.go.id
- Pajak Info di lobby lantai I Gd. Sujudi.
a. Apakah ada petugas khusus yang menangani pengaduan
masyarakat di instansi Saudara?
.y Ya
0 Tidak
.y Ya
.yYa
.y Ya
.y Ya
.y Ya
.y Ya
o Tidak
o Tidak
b. Apa saja tugas yang dil'akukan dalam rangka menangani
laporan pengaduan masyarakat
a
b
c
d
e
f
9
Menerima laporan pengaduan
Mencatat laporan pengaduan
Memverifikasi laporan peng'aduan
Menelaah isi laporan pengaduan
Menindaklanjuti hasH telaahan
Menyampaikan hasil tindak lanjut kepada pelapor
Lainnya, sebutkan .. .......... .................... .. .............. .
2. Apakah Pengaduan Masyarakat digunakan sebagai parameter .y Ya
dalam perbaikan kinerja lembaga/instansi?
o Tidak
o Tidak
o TIdak
o Tidak
0 Tidak
VI PELAPORAN GRATIFIKASI
.y Ya
0 Tidak
a terdapat aturan internal terkait pelaporan Gratifikasi?
o Ya
.y Tidak
b mempunyai unit khusus mengelola pelaporan gratifikasi?
Jika Va, Apakah unit tersebut berhubungan dengan
Direktorat Gratifikasi KPK?
.y Ya
0 Tidak
1 Apakah instansillembaga Saudara mengawasi pelaporan
Gratifikasi?
2 Jika Va, di instansi/lembaga Saudara, apakah :
DATA STATISTIK
1. Jumlah laporan gratifikasi yang diterima
2. Jumlah laporan gratifikasi yang diteruskan ke KPK
30
30
VII LHKPN
1 Apakah
instansillembaga
Saudara
mengawasi
tingkat I .y Ya
0 Tidak
MENTERIKESEKATAN
REPUBlIK INDONESIA
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 1893jMENKESjPERjIXj2011
TENTANG
r
UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANGjJASA
DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang
bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 14 ayat (1)
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barangj Jasa Pemerintah, perlu menetapkan
Peraturan Menteri Kesehatan tentang Unit Layanan
Pengadaan BarangjJasa Pemerintah di Lingkungan
Kementerian Kesehatan;
Mengingat
1.
UndangUndang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia 5063);
2.
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 t e ntang
Pengelolaan Barang Milik NegarajDaerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nom o r 20
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4609) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 78, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia 4855); .
3.
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 ten tang
Pengadaan BarangjJasa Pemerintah;
Nomor
Peraturan
Menteri
Kesehatan
462jMENKESjPERjIV j2010
tentang
Pengadaan
Barangj J asa Secara Elektronik di
Lingku ngan
Kemen terian Kesehatan;
4.
5.
Peraturan
Menteri
Kesehatan
Nomor
1144jMENKESjPERjVIIIj2010 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Kesehatan;
MEMUTUSKAN .. ,
MENTERIKESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
2
.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
PERATURAN MENTER1 KESEHATAN TENTANG UNIT
LAYANAN PENGADAAN BARANG / JASA D1 LINGKU N GAN
KEMENTER1AN KESEHATAN.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1.
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya disebut dengan
Pengadaan Barang/Jasa adalah kegiatan untuk memperoleh
Barang/Jasa oleh Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat
Daerah/1nditusi lainnya yang prosesnya dimulai dari perencanaan
kebutuhal)
sampai diselesaikannya seluruh kegiatan untuk
memperoleh Barang/Jasa.
2.
Unit Layanan Pengadaan. Secara Elektronik, yang selanjutnya disingkat
unit LPSE adalah unit yang melayani proses pengadaan barang/jasa
secara elektronik di lingkungan Kementerian Kesehatan.
3. Unit Layanan Pengadaan, yang selanjutnya disingkat ULP adalah unit
organisasi pemerin tah yang berfungsi melaksanakan pengadaan
barangjjasa di lingkungan Kementerian Kesehatan.
4. ULP Unit Utruna adalah ULP yang bertugas menyelenggarakan dan
mengkoonlinasikan seluruh pengadaan barangjjasa yang dilakukan di
tingkat Eselon I.
5. ULP Unit Pelaksana Teknis, yang selanjutnya disingkat ULP UPT
adalah UlJP yang bertugas menyelenggarakan dan mengkoordinasikan
seluruh pengadaan barang/jasa yang dilakukan di tingkat Unit
Pelaksana Teknis.
6. ULP Daerah adalah ULP yang bertugas menyelenggarakan dan
mengkoordinasikan seluruh pengadaan barangfjasa yang dilakukan
oleh pemerintah daerah.
.
7. Pengguna Anggaran, yang selanjutnya disingkat PA adalah Menteri
Kese.,hatan.
,.
8. Kuasa . ..
MENTERIKESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
3 -
8.
Kuasa .)engguna Anggaran, yang selanjutnya disingkat KPA adalah
pejabat yang ditetapkan oleh PA untuk menggunakan Anggaran
Pendap'atan dan Belanja Negara atau ditetapkan olep. Kepala D aerah
untuk 7nenggunakan Anggaran Pendapctcan dan Belanja Daerah.
9.
Pejabat Pembuat Komitmen, yang selanjutnya disingkat PPK adalah
pejabat yang bertanggungjawab atas pelaksanaan PClloadaan
Barang/Jasa.
10. Kelompok Kerja Pengadaan, yang selanjutnya disebut Pokja adala h tim
kerja yang terdiri atas personil yang bersertifikat ahli pengadaan,
berjumlah gasal beranggotakan paling kurang 3 (tiga) orang dan
be!:tindak untuk melaksanakan pengadaan barang/jasa di dalam ULP .
11. Pejabat Pengadaan · adalah personil yang memiliki Sertifikat Keahlian
Pengadaan Barang/Jasa yang ditugaskan untuk melaksanakan
pengadaan 「。イョァOェセウN@
12. Menteri Kesehatan adalah Menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang kesehatan.
Pasal2
Pengaturan ULP barang/jasa bertujuan untuk melakukan proses
pengadaan barang/jasa secara lebih terintegrasi/terpadu, efektif dan
efisien, terbuka, bersaing, tidak diskriminatif dan akuntabel.
BAB II
PEMBENTUKAN DAN KEDUDUKAN
Pasal3
(1) Dalam rangka pelaksanaan pengadaan barang/jasa dibentuk ULP di
masingmasing Unit Utama atau UPT.
(2) ULP sebagaimana dimaks.u d pada ayat (1) bersifat perman e n dan
berbentuk nonstruktural.
(2) ULP sebagairnana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari:
a. ULP Unit Utama; dan
b. ULP UPT.
Pasal4 ...
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
4 -
Pasa14
(1) Pengadaan barang/jasa yang dilaksariakan oleh ULP nteliputi:
a. ' ,penyelenggaraan pengadaan barang/pekerjaan; konstruksi/jasa
'ainnya dengan nilai di atas Rp 100.000.000,00 (seratus juta
rupiah); dan
b. penyelenggaraan pengadaan jasa konsultansi dengan nilai di atas
Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).
(2) Pengadaan barang/ pekerjaan konstruksi/ jasa lainnya dengan nilai
'kurang/sarria dengan Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah), atau
pengadaan jasa konsultansi dengan nilai kurang/ sruna dengan Rp
50.000. 000,00 (lima puluh juta rupiah) dilaksanakan oleh pejabat
pengadaan barang/jasa pada satuan kerja masingmasing.
Pasal5
(1) ULP Unit Utama untuk masingmasing Direktorat Jenderal/Badan
berkedudukan
di
masingmasing
Sekretariat
Direktorat
Jenderal/ Sekretariat Badal')..
(2) ULP Unit Utama untuk Sekretariat Jenderal dan Inspektorat Jenderal
berkedudukan di Biro Umum.
(3) ULP UPT dapat dibentuk di masingTIlasing UPT yang berkedudukan di
Sekretariat UPT.
Pasa16
(1) Pembentukan ULP Unit Utama dan ULP UPT di masingrnasing
Direktorat Jenderal/Badan ditetapkan oleh Direktur Jenderal/Kepala
Badan.
(2) Pembentukan ULP Unit Utama di Sekretariat Jenderal dan Inspektorat
Jenderal di'etapkan oleh Sekretaris Jenderal.
Pasa17
(1) Direktur ,::enderal/Kepala Badan dalam membentuk ULP UPT wajib
mempertir:n.bangkan:
a. volulne, besaran dana, dan jenis pengadaan barang/jasa;
b. lokasijjumlah sebaran pekerjaan;
c. ketersediaan sumber daya manusia di bidang pengadaan;
d. ketersediaan sarana dan penguasaan teknologi informasi dan
komunikasi; dan
e. I:tf;siensi dan efektifitas pelaksanaan pekerjaan.
(2) Pengadaan ...
MENTERIKESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
5 (2) セョァ。、@p
barangjjasa di UPT yang tidak dibentuk ULP dapat
dilaksanakan di ULP Unit Utama atau ULP Daerah.
(3) UPT dapat menyerahkan pelaksanaan pengadaan barangjjasa kepada
ULP Unit UtamajULP Daerah apabila terdapat keterbatasan
kemampuan pengadaan barangjjasa.
(4) Pengadaan barangjjasa di UPT yang dilaksanakan oleh ULP daerah
harus didahului dengan perjanjian kerja sama an tara Ke pal a UPT
dengan Kepala ULP Daerah.
(5) Kepala UPT dalam melakukan perjanjian kerjasama harus menciapat
persetujuan Direktur JenderaljKepala Badan.
BAB III
TUGAS DAN WEWENANG ULPjPEJABAT PENGADAAN
,.
Pasal8
ULP me'rnpunyai tugas:
a . menyusun rencana pemilihan penyedia barangjjasa;
b. melakukan analisa dan menetapkan dokumen pengadaan;
c.
mengumumkan pelaksanaan pengadaan barangjjasa di website
Kementerian Kesehatan dan papan pengumuman resmi untuk
masyarakat serta menyampaikan ke LPSE untuk diumumkan dalam
Portal Pengadaan Nasional;
d. menilai kualifikasi penyedia barangjjasa melalui prakualifikasi atau
pascakualifikasi;
e.
melakukan evaluasi administrasi, teknis dan h.arga terhadap
penawaran yang masuk;
f.
menjawab sanggahan dari penyedia barangjjasa;
g.
menyerahkan salinan dokumen pemilihan penyedia barangjjasa
kepada PPK;
h. mengarsfpkan dokumen asH pemilihan penyedia barangjjasa;
1.
membu8.t laporan mengenai proses dan hasil pengadaan kepada
Sekretaris JenderaljDirektur JenderaljKepala Badan dan memberikan
pertanggungjawaban
atas
pelaksanaan
kegiatan
pengadaan
barangjjasa kepada PAjKPA;
j .
melakukan konsultasi kepada PAjKPAjPPK dalam rangka penyelesaian
persoalan yang dihadapi dalam proses pengadaan;
k. mengusulkan perubahan HPS dan spesifikasi teknis pekerjaan kepada
PPK;
1. melaksanakan ...
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
6 -
melaksanakan penyebarluasan strategi, kebijakan, standar, sistem,
dan prosedur pengadaan barang/jasa pemerintah;
m. melaksanakan pelubinaan sumber daya manusia bidang pengadaan;
dan
n. melaksana)can pengadaan barang/jasa dengan memanfaatkan
teknologi informasi melalui LPSE (e-procurement).
1.
Pasa19
Dalam melaksanakan tugas ULP berwenang:
a.
menetapkan dokumen pengadaan;
b. menetapkan be saran nominal jaminan penawaran;
c.
menetapkan penyedia barang/ pekerjaan konstruksi/jasa lainnya yang
bernilai paling tinggi Rp 100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah)
dan jasa k0nsultansi yang bernilai paling tinggi Rp 10.000.000.000,00
(sepuluh mlliar rupiah);
d. mengusulkan penetapan pemenang kepada Menteri Kesehatan untuk
penyedia harang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya yang bernilai di
atas Rp · 100.000.000.000,00 (senl.tus
miliar rupiah) dan jasa
ォッョウオャエ。セゥ@
yang bernilai di atas Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh
miliar イオーセ。ィI[@
dan
e.
mengusulkan penyedia barang/jasa yang melakukan perbuatan dan
tindakan seperti penipuan/pemalsuan dan pelanggaran lainnya,
kepada PA/KPA agar dikenakan sanksi.
BABIV
ORGANISASI
Pasal 10
(1)
Organisasi ULP terdiri dari:
a. kepala ULP;
b. sekretariat ULP; dan
c. pokja.
(2) Sekretariat sebagaimana di maksud pada ayat (1) huruf b dapat terdiri
dari:
a. staf tata usaha/ administrasi/keuangan;
b. staf perencanaan; dan
c. staf hukum dan sanggah.
(3) Pokja ...
MENTERIKESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
7 (3)
Pokja sebagaimana dimaksud pad,a ayat (1) huruf c dapat dibentuk
ウセオ。ゥ@
kebutuhan an tara lain berupa pokja:
a /. pengadaan barang;
b. pengadaan pekerjaan konstruksi;
c . pengadaan jasa konsultasi; dan
d. pengadaan jasa.lainnya.
(4) Apabila diperlukan pokja dapat membentuk sub pokja yang
keanggotaannya dapat diambil dad beberapa pokja yang berbeda.
(5) Anggota pokja berjumlah gasal dan beranggotakan paling sedikit
3 (tiga) orang dan dapat ditambah sesuai dengan kebutuhan
kompleksitas pekerjaan.
Pasal 11
Kepala ULP mempunyai tugas:
a. memimpin dan mengoordinasikan seluruh kegiatan ULP;
b. mengawasi seluruh kegiatan pengadaan barang/jasa di ULP;
c. ュ・ョェ。iャQセ@
keamanan dokumen pengadaan;
d. melaksanakan tugastugas yang diberikan PA/KPA;
e. melaksanakan pengembangan dan pembinaan sumber daya manusia
ULP;
f.
membentuk kelompok kerja pengadaan;
g. melakukan klarifikasi terhadap hasil pokja jika dibutuhlfan, dengan
dibantu oleh tim verifikasi pengadaan; dan
h. mengambil langkahlangkah yang diperlukan apabila menemukan
adanya penyimpangan danl atc\'u indikasi penyimpangan.
Pasal 12
Sekretariat rllernpunyai tugas:
a. melaksanakan pengelolaan urusan keuangan, kepegawaian , tata
persurntan, perlengkapan, dan rumah tangga;
b. rnelaksanakan fungsi ketata usahaan;
c. rnenyeciiakan dan memelihara sarana dan prasarana kantor;
d. menyi8.pkan dokurnen pendukung dan informasi yang dibutuhkan
kelompok kerja;
e. mengoordinasikan pelaksanaan pernilihan penyedia barang/jasa yang
dilaksanakan oleh kelompok kerja pengadaan;
f.
rnenyediakan dan mengelola sistem informasi yang digunakan dalarn
ー\ゥZNセ。ォウョ@
pengadaan barangjjasa;
g. mengagendak an ...
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
8 -
g.
h .
mengagendakan dan mengoordinasikan pengaduan masyarakat;
mengagendakan dan mengoordinasikan sanggahan yang disampaikan
oleh penyedia barang/jasa;
1.
melakukall pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan
penga.daar: barang/jasa di ULP;
j. menyusun program kerja dan anggaran ULP;
k.
menyiapk::tn surat kepala ULP untuk usulan penerbitan Surat
Penunjuklll Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) oleh PPK;
1.
membuat, laporan secara periodik atas hasil pelaksanaan penga daa n
oleh ULP; dan
y ang 、ゥャ。jセウョォ@
m. menyiapkan pusat data untuk mendukung evaluasi dari barang/jasa
terkait; spesifikasi, HPS;
n. melakukan koordinasi dengan LPSE terkait pelaksanaan pengadaan
barang/j asa secara elektronik (e-procu.rement);
o. men&oordinasikan tenaga ahli dalam proses pengadaan barang/jasa;
p. menerima dan membantu penyelesaian pengaduan; dan
q. membantu penyelesaian sanggahan banding.
Pasal 13
Kelompok kerja mempunyai tugas:
a. menginventarisir paketpaket yang akan dilelang/ seleksi;
b . menyusun jadwal pelaksanaan pelelangan/ seleksi;
c.
menyusun dan menetapkan dokumen pengadaan, yang melip uti
sekurangkurangnya:
1)
metode pemilihan
2) metode pemasukan dokumen
3) metode evaluasi
d. mengumumkan secara · terbuka melalui website
Kementerian
Kesehatan, papan pengumuman resmi untuk masyarakat dan
menyampaikan ke LPSE untuk diumumkan dalam p