TUGAS KB MASALAH ALAT KONTRASEPSI KONDOM

MASALAH ALAT KONTRASEPSI KONDOM
( ALERGI DENGAN BAHAN DASAR LATEKS PADA KONDOM )DAN
PENANGANANNYA

OLEH KELOMPOK 5: REG A / TINGKAT II
NUR AOLIYAH
sakinah
siti nur sahira
rafika
sahruni
saya
sukma hudaya
sriwahyuni umar

STIKES SALEWANGANG MAROS
TAHUN 2016-2017

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kontrasepsi merupakan menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai
akibat pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma (Depkes RI, 1999). Upaya

tersebut dapat bersifat sementara dan dapat pula bersifat permanen. Kontrasepsi atau
antikonsepsi adalah mencegah terjadinya konsepsi dengan memakai cara, alat atau obatobatan. Pengaturan kelahiran (birth control) merupakan penggunaan alat-alat atau cara-cara
dengan maksud mengatur jumlah dan jarak waktu kelahiran. Keluarga berencana adalah
salah satu usaha menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan
memakai kontrasepsi (Kusmarjadi, 2008).
Salah satu cara kontrasepsi yang cukup efektif apabila dilakukan dengan benar yaitu
dengan pemakaian kondom. Kondom merupakan cara kontrasepsi metode tradisional dan
cara kerjanya yaitu dengan menggunakan barrier atau pelindung (Kusmarjadi, 2008)
Ilustrasi yang tertua mengenai kondom ditemukan di Mesir sejak lebih dari 3000 tahun yang
lalu. Tetapi sangat sulit untuk mendapat gambaran bagaimana bentuk kondom pada masa
Mesir kuno tersebut. Kemungkinan mereka menggunakan kondom ketika melakukan
hubungan seksual atapun alasan upacara keagamaan. Beberapa waktu kemudian orang
Romawi membuat kondom dari jaringan otot tentara korban peperangan (Lubis, 2008).
Kondom yang tertua ditemukan istana Dudley dekat Birmingham, England. Kondom yang
terbuat dari ikan dan usus hewan telah dijumpai sejak tahun 1640. Kemungkinan digunakan
untuk mencegah penularan penyakit seksual selama terjadi perang antara Oliver Cromwell
dan King Charles I (Lubis, 2008).
Kondom dari karet diproduksi secara besar-besaran setelah tahun 1844. Ketika Charles
Goodyear mematenkan pembuatan vulkanisasi dari karet. Kondom tersebut hanya digunakan
untuk satu kali pemakaian dan kondom yang terbuat dari usus domba masih dapat dijumpai

(Lubis, 2008).
Pada tahun 1930-an kondom Latex digunakan untuk mencegah kehamilan dan
penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual tetapi penggunaannya belum secara luas,
disebabkan sebagain masyarakat tidak mengetahui resiko dari penyakit menular seksual/
HIV dan tidak menyukai efek/ perasaan ketika menggunakan kondom ataupun merasa
khawatir terhadap reaksi pasangan seksualnya (Lubis, 2008).
Pada tahun 1980-an, dimana dunia dilanda epidemik penyakit menular seksual
termasuk HIV/AIDS, dinajurkan untuk meningkatkan minat menggunakan kondom latex,
yang merupakan metode efektif untuk mencegah penularan penyakit melalui hubungan
seksual (Lubis, 2008).
Pemakaian kondom sangat efektif apabila dipakai dengan benar pada saat
bersenggama. Angka kegagalan teoritis 3% dan praktisnya 5-20%. Tetapi akhir-akhir ini,
angka kegagalan pemakaian kondom menurun menjadi 14-15%, ini artinya 14-15 dari 100
pasangan wanita pemakai kondom akan hamil selama pemakaian kondom di tahun pertama.
Bahan spermicidal meningkatkan efektifitas menjadi lebih dari 95% jika dipakai dengan
benar dan konsisten (Afriani, 2009).

PEMBAHASAN
A. Definisi
Kondom merupakan selubung/ sarung karet yang dapat terbuat dari berbagai bahan

diantaranya lateks (karet), plastik (vinil), atau bahan alami (produksi hewani) yang dipasang
pada penis saat hubungan seksual. Kondom terbuat dari karet sintetis yang tipis, berbentuk
silinder, dengan muaranya berpinggir tebal, yang bila digulung berbentuk rata atau
mempunyai bentuk seperti puting susu. Berbagai bahan telah ditambahkan pada kondom
baik untuk meningkatkan efektivitasnya (misalnya penambahan spermicidal) maupun
sebagai aksesoris aktivitas seksual (Saifuddin, 2003).
B. cara kerja kondom
Kondom menghentikan sperma mencapai telur. Ini menciptakan penghalang fisik
– hambatan ini memastikan pembuahan (kehamilan) tidak terjadi. Selain dibuat sangat
tipis terutama dari karet lateks atau polyurethane, kondom laki-laki mengandung
pelumas, serta spermisida yang baik menghancurkan atau merusak sperma. Spermisida
tambahan juga tersedia di sebagian besar apotek.
Untuk menggunakan kondom secara efektif – untuk mencegah kehamilan yang
tidak diinginkan dengan menggunakan kondom – penis tidak boleh menyentuh vagina
sebelum kondom telah ditempatkan. Seorang pria tidak perlu harus ejakulasi sperma
keluar dari penisnya, ini bisa terjadi sebelum ejakulasi.
Para ahli mengatakan bahwa penggunaan kondom secara signifikan membantu
menghentikan penyebaran penyakit menular seksual (penyakit menular seksual) atau IMS
(infeksi menular seksual). Penting untuk diingat bahwa seks oral juga merupakan rute
untuk PMS. Kondom harus ditempatkan dengan benar sebelum hubungan seksual

dilakukan, dan dihapus segera setelah ejakulasi.

C. Efek Samping
Pada umumnya saat menggunakan kondom, pemakai kondom dan pasangannya
tidak akan mengalami efek samping. Namun pada beberapa kasus terutama yang alergi
terhadap latex, bisa menimbulkan iritasi. Apalagi jika latex kondomnya ditambahi dengan
bahan spermicidal, maka nyeri yang timbul akan semakin parah. Guna menghindari
reaksi alergi ini, maka sebaiknya memakai kondom dari bahan polyurethane atau kondom
natural skin serta tidak memakai bahan spermicidal (Kusmarjadi, 2009).
Banyak pria mengeluhkan kurang sensisitif jika memakai kondom, sementara
yang lainnyna merasa sulit untuk mempertahankan ereksi saat memakai kondom atau saat

intercourse. Pada beberapa kasus, baik pria maupun partner-nya, memakai kondom bisa
menghancurkan spontanitas mereka dalam ML. Tetapi hal tersebut bukan merupakan efek
samping (Kusmarjadi, 2009).

D. Klasifikasi
Klasifikasi kondom berdasarkan jenis kelaminnya terbagi menjadi 2 bagian, yaitu kondom
pria dan kondom wanita (USU, 2009).
1. Kondom Pria

Kondom pria merupakan selubung/sarung karet tipis yang dipasang pada penis sebagai
tempat penampungan air mani yang dikeluarkan pria pada saat senggama sehingga
tidak tercurah pada vagina. Bentuknya ada dua macam, yaitu polos dan berputing.
Bentuk berputing ada kelebihannya yaitu untuk menampung sperma setelah ejakulasi.
Cara kerja kondom yaitu mencegah pertemuan ovum dan sperma atau mencegah
spermatozoa mencapai saluran genital wanita (USU, 2009).
Jenis/tipe kondom pria adalah :
a. Kondom lateks

Sebagian besar kondom terbuat dari karet lateks halus dan berbentuk
silinder bulat, umumnya memiliki panjang 15-20 cm, tebal 0,03-0,08 mm, garis
tengah sekitar 3,0-3,5 cm, dengan satu ujung buntu yang polos atau berpentil dan
dipangkal yang terbuka bertepi bulat. Namun untuk sekarang telah tersedia dalam
ukuran yang lebih besar atau lebih kecil dari standar.
b. Kondom berpelumas
Sebagai usaha untuk meningkatkan akseptabilitas, telah diperkenalkan
variasi kondom yang berpelumas, mengandung spermatiside, berwarna, memiliki
rasa, dan beraroma.
c. Kondom anti alergi
Kondom anti alergi terbuat dari karet lateks dengan rendah residu dan

tidak dipralubrikasi.
d. Kondom yang lebih tebal dan melebihi standar, dipasarkan terutama untuk
hubungan intim per-anus pada pria homoseks untuk memberikan perlindungan
tambahan terhadap penularan HIV/AIDS (USU, 2009).
2. Kondom Wanita
Kondom untuk wanita adalah suatu sarung polyurethane dengan panjang 15
cm dan garis tengah 7 cm yang ujungnya terbuka melekat ke suatu cincin
polyurethane lentur. Cincin polyurethane ini berfungsi sebagai alat untuk
memasang dan melekatkan kondom di vagina. Kondom wanita mengandung
pelumas berbahan dasar silikon dan tidak memerlukan pelumas spermisida serta
hanya sekali pakai. Efektivitas dari penggunaan kondom ini menunjukkan sama
dengan efektivitas dari penggunaan diafragma (USU, 2009).
Bahan polyurethane kurang menyebabkan reaksi alergi dibandingkan
kondom lateks. Bahan tersebut juga kuat dan jarang robek (40% lebih kuat dari
kondom lateks) tetapi tipis sehingga sensasi yang ditimbulkan tetap dapat
dipertahankan. Kondom wanita ini dapat mencegah kehamilan dan penularan
penyakit seksual termasuk HIV apabila digunakan dengan benar (Lubis, 2008).
Fungsi kondom sebenarnya bukan sekadar sebagai alat KB atau pengaman
saja. Kondom juga bisa digunakan sebagai bagian dari foreplay agar suasana
bercinta menjadi berbeda. Apalagi saat ini kondom tersedia dalam beragam

tekstur dan aroma. Berikut jenis-jenis kondom yang banyak beredar di pasaran
(Yuniico, 2009).
a Kondom dengan aroma dan rasa.
Aroma favorit yang bisa dipilih seperti cokelat, stroberi, durian, pisang
dan mint.
b Kondom berulir (Ribbed Condom)
Jenis kondom yang satu ini memiliki keunikan di bentuknya yang berulir
untuk menambah kenikmatan pada saat bersenggama.
c Kondom ekstra tipis (Extra Thin Condom)
Tipe satu ini berbahan karet dengan ukuran yang sangat tipis. Pada saat
melakukan senggama, pasangan seakan-akan senggama tanpa
menggunakan kondom.
d Kondom bintik (Dotted Condom)
Tipe ini disertai dengan bintik-bintik di sekitarnya yang bisa
menimbulkan efek mengejutkan bagi wanita.

e

Kondom ekstra pengaman (Extra Safe Condom)
Jenis ini memiliki tambahan lubrikan, serta mengandung perlindungan

ekstra untuk mencegah kehamilan.
f Kondom wanita (Female Condom)
Kondom berbahan lateks atau polyurethan, sehingga bersifat elastis dan
fleksibel, kondom ini lebih menimbulkan sensasi atau rangsangan.
Terutama bagi pria yang kurang suka memakai kondom.
g Kondom twist.
Tipe ini didesain secara khusus untuk menstimulasi area sensitif pada saat
bersenggama.
h Kondom getar (Vibrating Condom).
Kondom ini dilengkapi dengan cincin getar di bagian ujungnya Kondom
yang menggunakan baterai khusus untuk menggerakkan cincin getarnya
ini bisa bertahan hingga 30 menit.
i Kondom baggy.
Tipe ini bentuknya agak membesar di bagian ujung serta memiliki ulir di
bagian badannya, untuk memaksimalkan gerakan saat bersenggama.
j Kondom dengan tambahan obat kuat (Condoms with extra strong
medicine)
Jenis kondom yang satu ini dilengkapi dengan lubrikan yang
mengandung obat kuat(Yuniico, 2009).
3. Kelebihan dan Kelemahan

1) Kelebihan pemakaian kondom
Kelebihan pemakaian kondom secara umum sebagai alat kontrasepsi
1. Efektif bila digunakan dengan benar
2. Tidak mengganggu produksi ASI.
3. Tidak mengganggu kesehatan klien.
4. Tidak mempunyai pengaruh sistemik.
5. Murah dan dapat dibeli secara umum.
6. Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus.
7. Metode kontrasepsi sementara bila metode kontrasepsi lainnya harus ditunda
(Saifuddin, 2003).
Kelebihan pemakaian kondom secara umum sebagai alat non kontrasepsi.
1. Memberi dorongan kepada suami untuk ikut ber-KB.
2. Dapat mencegah penularan IMS.
3. Mencegah ejakulasi dini.
4. Membantu mencegah terjadinya kanker serviks (mengurangi iritasi bahan
karsinogenik eksogen pada serviks).
5. Saling berinteraksi sesame pasangan.
6. Mencegah imuno infertilitas (Saifuddin, 2003)
Kelebihan kondom berdasarkan klasifikasinya.
1. Pria

a) Murah dan dapat dibeli secara umum.

b) Tidak ada persyaratan untuk berkonsultasi dengan tenaga
kesehatan.
c) Tidak memerlukan pengawasan khusus dari tenaga kesehatan
d) Mudah cara pemakaiannya.
e) Tingkat proteksi yang cukup tinggi terhadap infeksi menular
seksual (PMS)
f) Efektif jika digunakan secara benar dan konsisten.
g) Tidak mengganggu produksi.
h) Tidak memerlukan pengawasan (USU, 2009).
2. Wanita
a) Memberikan perlindungan yang tinggi terhadap infeksi menular
seksual (IMS).
b) Tidak mengganggu produksi.
c) Efektif jika digunakan secara benar dan konsisten.
d) Bagi pasangan pria, penurunan kenikmatan seks lebih kecil
dibandingkan kondom laki-laki.
e) Tidak memerlukan pengawasan (USU, 2009).
Kekurangan pemakaian kondom

Kekurangan pemakaian kondom secara umum
1. Efektifitas tidak terlalu tinggi.
2. Cara penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan
kontrasepsi.
3. Agak mengganggu hubungan seksual (mengurangi sentuhan
langsung).
4. Pada beberapa klien bisa menyebabkan kesulitan untuk
mempertahankan ereksi.
5. Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan seksual.
6. Beberapa klien malu untuk membeli kondom ditempat umum.
7. Pembuangan kondom bekas mungkin menimbulkan masalah
dalam hal limbah (Saifuddin, 2003).

E.

Kekurangan pemakaian kondom berdasakan klasifikasinya.
1. Pria
a) Penurunan kenikmatan seks lebih besar daripada
kondom wanita
2. Wanita
a) Kenikmatan bisa terganggu karena timbul suara
gemerisik saat berhubungan intim.
b) Penampilan kurang menarik.
c) Pada awal menggunakan alat ini, proses pemasangannya
agak sulit.
d) Kadang-kadang dapat terdorong seluruhnya ke dalam
vagina.
e) Harganya masih mahal (USU, 2009).
Indikasi dan Kontra indikasi

1.

Indikasi
Semua pasangan usia subur yang ingin berhubungan sekual dan belum menginginkan
kehamilan. Selain itu, untuk perlindungan maksimum terhadap infeksi menular
seksual (IMS) (Puspitasari, 2009).
2. Kontra indikasi
a) Apabila secara psikologis pasangan tidak dapat menerima metoda ini.
b) Malformasi penis.
c) Apabila salah satu dari pasangan alergi terhadap karet lateks (Puspitasari, 2009)
Gambar 13. Cara Pemasangan Kondom Pria
1. Gunakan kondom setiap akan melakukan hubungan seksual.
2. Agar efek kontrasepsinya lebih baik, tambahkan spermicidal ke dalam kondom.
3. Jangan menggunakan gigi, benda tajam seperti pisau, silet, gunting atau benda tajam
lainnya, pada saat membuka kemasan
4. Pasangkan kondom saat penis sedang ereksi, tempelkan ujungnya pada glan penis dan
tempatkan bagian penampung sperma pada ujung uretra. Lepaskan gulungan karetnya
dengan jalan menggeser gulungan tersebut ke arah pangkal penis. Pemasangan ini harus
dilakukan sebelum penetrasi penis ke vagina.

5. Bila kondom tidak mempunyai tempat penampungan sperma pada bagian ujungnya,
maka saat memakai, longgarkan sedikit bagian ujungnya agar tidak terjadi robekan pada
saat ejakulasi.
6. Kondom dilepas sebelum penis melembek.
7. Pegang bagian pangkal kondom sebelum mencabut penis sehingga kondom tidak terlepas
pada saat penis dicabut dan lepaskan kondom diluar vagina agar tidak terjadi tumpahan
cairan sperma disekitar vagina.
8. Gunakan kondom hanya untuk satu kali pakai.
9. Sediakan kondom dalam jumlah cukup dirumah dan jangan disimpan ditempat yang
panas karena hal ini dapat menyebabkan kondom menjadi rusak atau robek saat
digunakan.
10. Jangan gunakan kondom apabila kemasannya robek atau kondom tampak rapuh atau
kusut.

11. Jangan gunakan minyak goreng, minyak mineral, atau pelumas dari bahan petrolatum
karena akan segera merusak kondom (Saifuddin, 2003).

(Hermanto, 2009)