Konsep Pengelolaan Perikanan Cakalang Berkelanjutan di Wilayah Perairan Barat dan Selatan Provinsi Maluku Utara

KONSEP PENGELOLAAN PERIKANAN CAKALANG
BERKELANJUTAN DI WILAYAH PERAIRAN BARAT DAN
SELATAN PROVINSI MALUKU UTARA

AMIRUL KARMAN

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Konsep Pengelolaan Perikanan
Cakalang Berkelanjutan di Wilayah Perairan Barat dan Selatan Provinsi Maluku
Utara adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun pada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau kutipan dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
daftar pustaka dibagian akhir disertasi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak Cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Mei 2015

Amirul Karman
Nim. C461100021

RINGKASAN
AMIRUL KARMAN. Konsep Pengelolaan Perikanan Cakalang Berkelanjutan di
Wilayah Perairan Barat dan Selatan Provinsi Maluku Utara. Dibimbing oleh
SULAEMAN MARTASUGANDA, M FEDI A SONDITA, dan MULYONO S
BASKORO.
Wilayah Provinsi Maluku Utara secara geografis di bagian utara berbatasan
dengan Samudera Pasifik, selatan dengan Laut Seram dan Laut Banda, barat
dengan Laut Maluku, dan timur dengan Laut Halmahera. Letak geografis ini
sangat strategis sebagai daerah potensial perikanan. Salah satu jenis sumber daya
ikan pelagis di daerah ini yang mempunyai nilai ekonomis penting adalah ikan
cakalang (Katsuwonus pelamis). Alat tangkap yang digunakan untuk menangkap
cakalang di wilayah perairan barat (zona A) dan selatan (zona B) Provinsi Maluku
Utara adalah pole and line dan lokasi penangkapannya pada daerah rumpon.

Evaluasi kelimpahan ikan berdasarkan kegiatan penangkapan ikan maupun
perubahan lingkungan laut dibutuhkan untuk tindakan pengelolaan perikanan
tangkap. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan konsep pengelolaan
perikanan cakalang berkelanjutan dengan pendekatan aspek biologi dan ekologi di
wilayah perairan barat dan selatan Provinsi Maluku Utara. Tujuan umum ini akan
dijawab melalui tujuan khusus penelitian, yaitu; (1) mengkaji pola upaya
penangkapan ikan cakalang pada ekosistem yang berbeda; (2) menganalisis
karakteristik biologi ikan cakalang; dan (3) mengestimasi pola distribusi
kelimpahan ikan cakalang melalui analisis produksi dan produktivitas cakalang
dengan memperhatikan suhu permukaan laut, klorofil-a, dan produktivitas primer.
Penelitian dilaksanakan di wilayah perairan barat dan selatan Provinsi
Maluku Utara. Pengambilan data di lapangan dilakukan dari bulan April 2012
sampai bulan Maret 2013. Penelitian ini menggunakan data hasil tangkapan, suhu
permukaan laut (SPL), dan klorofil-a. Data hasil tangkapan diperoleh dari
pangkalan pendaratan ikan Kota Ternate dan Pelabuhan perikanan pantai
Kabupaten Halmahera Selatan dalam kurun waktu 5 tahun (2008-2012).
Pengambilan data di lapangan dilakukan dari bulan April-Juni 2012. Sedangkan
Data SPL dan konsentrasi klorofil-a merupakan citra satelit Aqua-MODIS Level-3
dengan resolusi spasial 0,05o x 0,05o dan resolusi temporal 8 harian yang cakupan
waktunya dari Januari 2008 sampai Desember 2012. Data tersebut diperoleh dari

Pacific Islands Fisheries Science Center (PIFSC) yang merupakan bagian dari
National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) - USA. Data ini di
unduh sesuai dengan pembagian zona kawasan di perairan Provinsi Maluku
Utara. Untuk keperluan analisis selanjutnya data dari kedua lokasi tersebut
dikelompokkan dalam dua zona yaitu perairan barat (zona A) dan selatan (zona
B).
Kajian kondisi umum perikanan cakalang menunjukkan bahwa alat tangkap
yang digunakan untuk menangkap cakalang di wilayah perairan barat (zona A)
dan selatan (zona B) Provinsi Maluku Utara adalah pole and line dan lokasi
penangkapanya pada daerah rumpon. Trend produksi hasil tangkapan dan trend
produktivitas trip penangkapan (ton/trip/tahun) selama 10 tahun (2003-2012) di
wilayah perairan barat (zona A) meningkat. Adapun di wilayah perairan selatan

(zona B) trend produksinya meningkat, namun trend produktivitas trip
penangkapan cenderung mengalami penurunan.
Kisaran nilai rataan suhu permukaan laut di zona A 28,70-30,55⁰C dan zona
B 29,00-30,84⁰C; nilai rataan klorofil-a di zona A 0,11-0,22 mg/m³ dan di zona B
0,13- 0.30 mg/m³; nilai rataan salinitas insitu di zona A 31,50-32,50
dan di
zona B 31,80-33,34 . Produksi cakalang di zona A dari tahun 2003-2012

berkisar 1.046,24-1.301,04 ton dan zona B 479,49-1.300,84 ton; produktivitas trip
penangkapan di zona A berkisar 0,86-0,97 ton/trip/tahun dan di zona B 0,40-0,76
ton/trip/tahun. Adapun kajian biologi menunjukkan bahwa persamaan panjang
berat cakalang di
dan di z

= 0,016 ,

= 0,014 , ,
dengan pola pertumbuhan isometrik. Berdasarkan analisis frekuensi panjang
cakalang dengan metode Tanaka, maka cakalang yang tertangkap di zona A dan B
didapatkan 3 kelompok umur dengan mudos ukuran atau panjang rata-rata untuk
kedua zona sama yaitu 32,9cm, 43,9 cm, dan 51,9 cm. Panjang cagak maksimum
(L ) cakalang yang tertangkap di zona A dapat mencapai 75 cm pada umur 56
bulan dan di zona B mencapai 76 cm pada umur 56 bulan. Kisaran panjang cagak
(FL) cakalang yang tertangkap di zona A berkisar 26,0-72,0 cm, dan di zona B 2671 cm. Tingkat kematangan gonad cakalang yang tertangkap di zona A dan B,
yaitu TKG I (immature), TKG II (maturing), TKG III (mature), TKG IV (ripe),
dan TKG V (spent). Nilai panjang cakalang pertama kali matang gonad (length at
first maturity/Lm) di zona A dan B sebesar 43 cm. Kajian antara dinamika
perikanan cakalang dan dinamika oseanografi menunjukkan bahwa fluktuasi

keragaman SPL kuartalan di zona A lebih besar dibandingkan zona B, adapun
fluktuasi keragaman klorofil-a kuartalan menunjukkan zona B lebih besar
dibandingkan zona A. Rata-rata produktivitas primer bulanan selama kurun waktu
5 tahun (tahun 2008-2012) di zona A tertinggi pada bulan Agustus tahun 2009
sebesar 1055,50 mgC/m²/bln dan di zona B pada bulan Juli tahun 2009 sebesar
1414,23 mg/m²/bln. Kelimpahan ikan di zona A berkaitan erat dengan perubahan
kuartalan SPL hanya pada kategori musim yang ditunjukkan pada parameter
varians, standar deviasi, range, dan koefisien keragaman. Sedangkan kelimpahan
ikan di zona B baik ketegori kalender maupun musim tidak berkaitan dengan
perubahan SPL dan klorofil-a untuk semua parameter statistik (mean, median,
modus, varians, standar deviasi, range, dan koefisien keragaman).
Berdasarkan keragaan nilai optimal dari komponen perikanan tangkap
cakalang yang dikaji serta keterkaitan antara berbagai komponen tersebut, maka
dihasilkan konsep pengelolaan perikanan cakalang sebagai berikut; (1) teknologi
penangkapan cakalang yang dilakukan oleh armada pole and line di wilayah
perairan barat (zona A) dan selatan (zona B) Provinsi Maluku Utara harus dapat
menyeleksi ikan cakalang dengan ukuran yang belum layak tangkap; (2)
dilakukan pembatasan unit penangkapan armada pole and line di wilayah perairan
barat (zona A) dan selatan (zona B) Provinsi Maluku Utara dengan jalan
melakukan pembatasan izin operasi penangkapan; dan (3) operasi penangkapan

cakalang ditutup secara serentak pada waktu (bulan) musim puncak pemijahan
(bulan Maret di perairan barat (zona A) dan bulan Juli di perairan selatan (zona B)
Provinsi Maluku Utara) atau saat ukuran ikan belum layak tangkap (bulan Januari
untuk ke dua zona).
Kata Kunci:Pengelolaan perikanan, cakalang (Katsuwonus pelamis), suhu
permukaan laut, klorofil-a, Provinsi Maluku Utara

SUMMARY
AMIRUL KARMAN: Sustainable Management Concept of Skipjack Fishery in
Wesetern and Southern Waters of North Maluku Province. Supervised by
SULAEMAN MARTASUGANDA, M FEDI A SONDITA, and MULYONO S
BASKORO.
The adjacencies of North Maluku province geographically, the northern part
adjacent the Pacific Ocean, southern part by of the Seram Sea and the Banda Sea,
the western part by the Maluku Sea, and the eastern part by Halmahera Sea. This
location is very strategic as a potential fishing ground. One type of pelagic fish
resources in this area which has important economic value is skipjack
(Katsuwonus pelamis). Commonly, fishing gear used to catch skipjack in the
western waters (the A zone) and southern (the B zone) of North Maluku Province
is pole and line and the fishing ground supported by FADs.

Evaluation of the abundance of fish by fishing activities and marine
environmental changes needed for fishery management. This study aims to
formulate the concept fishery management of sustainable skipjack using
biological and ecological aspects approaches in the the western and the southern
waters of North Maluku province. The general objectives were addressed; (1)
examine pattern of skipjack fishing effort on the different ecosystems; (2) analyze
the biological characteristics of skipjack; and (3) estimating the abundance
distribution patterns through the analysis of skipjack production and productivity
by observing sea surface temperature, chlorophyll-a, and primary productivity.
Field observation was conducted from April 2012 to March 2013. Data used
were catch, sea surface temperature (SST), chlorophyll-a. A 5 years (2008-2012)
series skipjack fishing data collected from the fishing based at Ternate and coastal
fisheries Harbour South Halmahera. While SST and chlorophyll-a concentration
data derived from Aqua-MODIS satellite imagery Level-3 with a spatial
resolution 0,05o x 0,05o and 8 days temporal resolution which coveraged from
January 2008 to December 2012. Those data were obtained from the Pacific
Islands Fisheries Science Center (PIFSC) which is part of the National Oceanic
and Atmospheric Administration (NOAA)-USA. During data downloaded, they
was cropped for the study area purposed and categorized in to two fishing ground
named the A zone (western waters) and the B zone (southern waters).

The general condition of the skipjack fishery investigation indicated that the
fishing gear used to catch skipjack (Katsuwonus pelamis) in the western waters
(the A zone) and south (the B zone) of North Maluku Province is pole and line
and the fishing ground which FADs installed. Production and catch productivity
trend (ton/trip/year) during 10 years (2003-2012) in the A zone was increases as
well as the B zone, but the catch productivity tends to decrease for both zones.
The average range of sea surface temperature in the A zone and the B zone
were 28,70-30,55⁰C and 29,00-30,84⁰C, respectively; the average of chlorophylla concentration in the A zone were 0,11-0,22 mg/m³ and in the B zone were 0,130,30 mg/m³; salinity average based on in situ in the A zone were 31,50-32,50
and in the B zone were 31,80-33,34 . Skipjack production in the A zone and the
B zone during 2003-2012, were estimated 1046,24-1301,04 tonnes and 479,49 to

1300,84 respectively; trips productivities in the A zone were 0.86-0.97
tonnes/trip/year and in the B zone were 0,40-0,76 tonnes/trip/year. As for
biological studies indicated that long-weight equation of skipjack in the A zone W
= 0,016 L3,035, and in the B zone W = 0,014 L3,079, with isometric as growth
pattern. Based on length frequency analysis referred to Tanaka method, the
skipjack caught cab be grouped into 3 age classes, average length (mudos) equal
for both zones were 32,9 cm, 43.9 cm and 51,9 cm. Forked maximum length (L )
in the A zone could reach 75 cm at the age of 56 months and in the B zone is 76
cm at the age of 56 months. Forked length (FL) in the A zone were 26,0-72,0 cm,

and in the B zone were 26-71 cm. Skipjack gonad maturity level in the A zones
and B zone, namely TKG I (immature), TKG II (maturing), TKG III (mature),
TKG IV (ripe), and TKG V (spent). The length at first maturity (Lm) in the A
zones and B zone was 43 cm. Study of the dynamics of skipjack fisheries and
oceanographic showed that the variability of SST quarterly fluctuations in the A
zone was greater than B zone, while variability of chlorophyll-a quarterly showed
that the B zone was greater than the A zone. The highest monthly primary
productivity data showed that in the A zone found in August, 2009 (1055.50
mgC/m²/month) and in the zone B found on July, 2009 (1414.23 mg/m²/month).
The abundance of skipjack in the A zone is related to the changes of quarter SST
due to calendar season category which indicated by variant, standard deviation,
range and coefficient of variability. While the abundance of fish in both categories
B zone and season calendar is not related to changes of SST and chlorophyll-a for
all statistical parameters (mean, median, mode, variance, standard deviation,
range, and coefficient of variability).
Based on the performance of the optimal value of the components of the
skipjack fisheries are studied as well as the the various related components, then
the concept skipjack fisheries management can be conclude; (1) Skipjack fishing
which use pole and line fleet should be able to select the size to be caught; (2)
Provide limiting permission for skipjack fishing activities (3) tuna fishing

operations are closed simultaneously during peak spawning season (March in
western waters and July in southern waters or when the size of the fishes are not
worth to be caught (January for the two zones).
Keywords:Fisheries management, skipjack (Katsuwonus pelamis), sea surface
temperature, chlorophyll-a, North Maluku Province

KONSEP PENGELOLAAN PERIKANAN CAKALANG
BERKELANJUTAN DI WILAYAH PERAIRAN BARAT DAN
SELATAN PROVINSI MALUKU UTARA

AMIRUL KARMAN

Disertasi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Doktor pada
Mayor Teknologi Perikanan Tangkap

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERANIAN BOGOR
BOGOR

2015

Penguji Luar Komisi Ujian Tertutup: Dr Ir Sugeng Hari Wisudo MSc
Dr Mochammad Riyanto SPi MSi

Penguji Luar Komisi Ujian Terbuka : Prof Dr Ir Bambang Murdiyanto MSc
Prof Dr Ir Muhajir K Marsaoli MSi

Judul Disertasi : Konsep Pengelolaan Perikanan Cakalang Berkelanjutan di
Wilayah Perairan Barat dan Selatan Provinsi Maluku Utara
Nama
: Amirul Karman
NIM
: C461100021

Disetujui oleh
Komisi Pembimbing

Dr Sulaeman Martasuganda MSc
Ketua

Dr Ir M Fedi A Sondita MSc
Anggota

Prof Dr Ir Mulyono S Baskoro MSc
Anggota

Diketahui oleh
Ketua Mayor
Teknologi Perikanan Tangkap

Dekan Sekolah Pascasrjana

Prof Dr Ir Mulyono S Baskoro MSc

Dr Ir Dahrul Syah MScAgr

Tanggal Ujian: 16-02-2015

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat
dan perlindungan-Nyalah sehingga disertasi ini berhasil diselesaikan. Disertasi
dengan judul Konsep Pengelolaan Perikanan Cakalang Berkelanjutan di Wilayah
Perairan Barat dan Selatan Provinsi Maluku Utara disusun sebagai salah satu
syarat penyelesaian program pendidikan Strata-3 di Sekolah Pascasarjana IPB.
Dalam penyelesaian tulisan ini, berbagai pihak telah banyak membantu,
oleh karena itu maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
setulusnya kepada:
1)
Dr Sulaeman Martasuganda MSc, sebagai ketua komisi pembimbing, Dr Ir
M Fedi A Sondita MSc, Prof Dr Ir Mulyono S Baskoro MSc sebagai
anggota komisi pembimbing, serta Dr Ir Sugeng Hari Wisudo MSc dan Dr
Mochammad Riyanto SPi MSi sebagai penguji luar komisi ujian tertutup,
atas arahan dan saran dalam penelitian dan penulisan disertasi ini.
2)
Rektor Universitas Khairun Ternate dan Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan yang mengizinkan penulis untuk melanjutkan studi pada jenjang
S-3.
3)
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Depdikbud Republik Indonesia atas
bantuan Beasiswa BPPS selama mengikuti studi.
4)
Abjan Fabanyo SPi MSi dan Gamal Samadan SPi MSi yang membantu
dalam analisis sampel di laboratorium Bioekologi FPIK Unkhair, serta
Romie J, M Syahdan, dan Nurhalis Wahidin yang banyak membantu
menganalisis data citra SPL dan klorofil-a.
5)
Keluarga Bapak Fauji Momole SP, Bapak Udin, dan pemilik serta nelayan
pole and line KM Inka Mina 520 yang mengijinkan penulis dan tim selama
pengumpulan data.
6)
Kel. Dr. Ir. M. K. Marsaoli, M.Si, Kel. Dr. Ir. L. Ega, M.Si, dan Kel. Ir.
Zulhan Harahap MSc, penulis ucapkan terima kasih yang tak terhingga atas
atensinya selama penulis menempuh studi.
7)
Khusus kepada Keluarga terima kasih yang tak terhingga kepada orangtuaku
(Bapak H S Karman dan Ibu Hj Ona Samba), mertua (Alm. Bapak
Fransciscus Kalalo dan Ibu Elfira Knefeel), istri Lusiana H Kalalo dan
AnakKu Regina Karman, Adik Efrain Alexander Kalalo, Kel. Junaidi Rasyd
(Edi dan Endang), Sutriaji, Wulan, Rini, Windi, Anto, Ernie Knefeel,
Reinhard Kalalo, Steven Kalalo, Felisa Kalalo, Alter kalalo, Valen Kalalo,
dan Martino Kalalo atas bantuan, doa dan motivasinya kepada penulis
8)
Semua rekan S-3 angkatan 2010 (Dr. Ismawan Tallo, Dr Imran Taeran,
Suleman, Didik Santoso, Ihsan, Dr Chaliludin, Catur, Dr Dion Bawole, dan
Yulia) yang telah memberikan dukungan, semangat, dan kebersamaannya.
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi penulis dan semua pihak yang
berkepentingan. Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna,
untuk itu kritik dan saran yang konstruktif demi perbaikan tulisan ini sangat
diharapkan.
Bogor Mei 2015

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI

i

DAFTAR TABEL

v

DAFTAR GAMBAR

vii

DAFTAR LAMPIRAN

xiii

DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN

xvii

1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Hipotesis
Kebaruan (Novelty)
Kerangka Pikir

1
1
4
6
7
7
7
7

2 METODOLOGI UMUM
Tempat dan Waktu Penelitian
Tahapan Penelitian
Sumber Data
Analisis Data

11
11
13
13
14

3 KONDISI UMUM PERIKANAN CAKALANG DI WILAYAH
PERAIRAN BARAT DAN SELATAN PROVINSI MALUKU UTARA
Pendahuluan
Tujuan Spesifik
Metode Penelitian
Deskripsi kegiatan usaha penangkapan cakalang
Tingkata pemanfaatan cakalang
Hasil Penelitian
Kapal pole and line
Alat tangkap pole and line
Rumpon
Nelayan pole and line
Modus operasi penangkapan pole and line dan daerah penangkapan
Kondisi osenografi
Perkembangan produksi cakalang
Pembahasan
Kesimpulan

15
15
16
16
16
16
17
17
18
19
20
21
25
31
32
35

4 BIOLOGI PERIKANAN CAKALANG DI WILAYAH PERAIRAN
BARAT DAN SELATAN PROVINSI MALUKU UTARA
Pendahuluan
Tujuan Spesifik
Metode Penelitian
Hubungan panjang berat cakalang

37
37
37
38
38

ii

Halaman
Paramter pertumbuhan cakalang
Ukuran layak tangkap
Komposisi ukuran cakalang
Tingkat kematangan gonad cakalang
Hasil Penelitian
Hubungan panjang berat cakalang
Parameter pertumbuhan cakalang
Ukuran pertama kali cakalang matang gonad dan layak tangkap
Komposisi ukuran Panjang cakalang
Tingkat kematangan gonad cakalang
Pembahasan
Kesimpulan
5 KETERKAITAN ANTARA DINAMIKA PERIKANAN CAKALANG
DAN DINAMIKA OSEANOGRAFI DI WILAYAH PERAIRAN BARAT
DAN SELATAN PROVINSI MALUKU UTARA
Pendahuluan
Tujuan Spesifik
Metode Penelitian
Sumber data
Deskripsi data
Analisis data
Hasil Penelitian
Produksi dan produktivitas cakalang kuartalan
Kondisi oseanografi
Tipologi hubungan
Korelasi parsial
Pembahasan
Kesimpulan

39
39
40
40
40
40
42
44
46
50
52
55

57
57
59
59
59
60
62
65
65
68
79
88
90
96

6 KONSEP PENGELOLAAN PERIKANAN CAKALANG
BERKELANJUTAN DI WILAYAH PERAIRAN BARAT DAN
SELATAN PROVINSI MALUKU UTARA
Pendahuluan
Tujuan Spesifik
Metode Penelitian
Hasil Penelitian
Kondisi umum perikanan cakalang
Biologi perikanan cakalang
Keterkaitan dinamika perikanan cakalang dan dinamika oseanografi
Konsep pengelolaan perikanan cakalang
Pembahasan
Kesimpulan

99
99
100
101
101
101
102
103
105
108
111

7 PEMBAHASAN UMUM
Kondisi Umum Perikanan Cakalang
Biologi Perikanan Cakalang
Keterkaitan Dinamika Perikanan Cakalang Dan Dinamika Oseanografi

113
113
115
117

iii

Halaman
Konsep Pengelolaan Perikanan Cakalang

129

8 KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran

131
131
131

DAFTAR PUSTAKA

133

LAMPIRAN

141

DAFTAR TABEL
Halaman
1 Deskripsi umum kondisi 2 zona penelitian di wilayah perairan Barat
dan Selatan Provinsi Maluku Utara

11

2 Spesifikasi kapal pole and line yang berpangkalan di PPI Kota Ternate
dan PPP Kabupaten Halmahera Selatan

17

3 Spesifikasi alat tangkap pole and line

19

4 Pembagian tugas dan tanggung jawab nelayan pole and line yang
berpangkalan di PPI Kota Ternate dan PPP Kabupaten
Halmahera Selatan

21

5 Klasifikasi tingkat kematangan gonad (ovary) ikan cakalang

40

6 Nilai selang kepercayaan koefisien b pada cakalang yang tertangkap di
wilayah perairan barat (zona A) dan selatan (zona B) Provinsi Maluku
Utara
7 Kelompok umur cakalang yang tertangkap di wilayah perairan barat
(zona A) dan selatan (zona B) Provinsi Maluku Utara

41
42

8 Nilai dugaan parameter pertumbuhan cakalang di wilayah perairan barat
(zona A) dan selatan (zona B) Provinsi Maluku Utara

42

9 Proporsi sampel cakalang layak dan tidak layak tangkap di wilayah
perairan barat (zona A) dan selatan (zona B) Provinsi Maluku Utara

45

10 Persentase tingkat Kematangan gonad cakalang; (a) perairan barat (zona A)
dan (b) perairan selatan (zona B)
50
11 Beberapa nilai Lm cakalang pada lokasi lain

54

12 Kategori waktu yang digunakan dalam perhitungan data SPL dan klorofil-a
dari bulanan menjadi kuartalan
62
13 Nilai batas tinggi dan rendah dari SPL dan Klorofil-a dalam menentukan
pola distribusi ikan

63

14 Nilai kisaran perubahan SPL ( C) kuartalan di wilayah perairan barat
(zona A) dan selatan (zona B) Provinsi Maluku Utara dalam kurun waktu 5
tahun (tahun 2008-2012)
70
15 Nilai perubahan SPL ( C) kuartalan di wilayah perairan barat (zona A)
dan selatan (zona B) Provinsi Maluku Utara dalam kurun waktu 5 tahun
(tahun 2008-2012)

71

16 Nilai kisaran klorfil-a (mg/m³) kuartalan di wilayah perairan barat (zona A)
dan selatan (zona B) Provinsi Maluku Utara dalam kurun waktu 5 tahun
(tahun 2008-2012)
74
17 Nilai perubahan klorfil-a (mg/m³) kuartalan di wilayah perairan barat
(zona A) dan selatan (zona B) Provinsi Maluku Utara dalam kurun waktu
5 tahun (tahun 2008-2012)

75

vi

Halaman
18 Estimasi biomas cakalang di wilayah perairan barat (zona A) dan selatan
(zona B) Provinsi Maluku Utara tahun 2008-2009

77

19 Estimasi biomas cakalang di wilayah perairan barat (zona A) dan selatan
(zona B) Provinsi Maluku Utara tahun 2010-2011

77

20 Estimasi biomas cakalang di wilayah perairan barat (zona A) dan selatan
(zona B) Provinsi Maluku Utara tahun 2012

78

21 Tipologi umum SPL dan klorofil-a kategori kalender dengan produksi
ikan cakalang di wilayah perairan barat (zona A) dan selatan (zona B)
Provinsi Maluku Utara

80

22 Tipologi umum SPL dan klorofil-a kategori musim dengan produksi ikan
cakalang di wilayah perairan barat (zona A) dan selatan (zona B) Provinsi
Maluku Utara

82

23 Tipologi umum SPL dan klorofil-a kategori kalender dengan produktivitas
cakalang di wilayah perairan barat (zona A) dan selatan (zona B) Provinsi
Maluku Utara
85
24 Tipologi umum SPL dan klorofil-a kategori musim dengan produktivitas
cakalang di wilayah perairan barat (zona A) dan selatan (zona B) Provinsi
Maluku Utara

87

25 Korelasi parsial parameter statistik SPL dan klorofil-a dengan produksi
ikan cakalang di wilayah perairan barat (zona A) dan selatan (zona B)
Provinsi Maluku Utara

89

26 Korelasi parsial parameter statistik SPL dan klorofil-a dengan
produkitivitas ikan cakalang di wilayah perairan barat (zona A) dan
selatan (zona B) Provinsi Maluku Utara

90

27 Estimasi produksi ikan di tiga lingkungan laut

120

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 Diagram alir rumusan masalah penelitian

6

2 Kerangka pikir penelitian

9

3 Lokasi penelitian dan pembagian zona di wilayah perairan barat dan
selatan Provinsi Maluku Utara

12

4 Tahapan penelitian

13

5 Kapal pole and line yang berpangkalan di PPI Kota Ternate dan PPP
Kabupaten Halmahera Selatan Provinsi Maluku Utara

18

6 Pancing yang digunakan oleh nelayan pole and line yang berpangkalan
di PPI Kota Ternate dan PPP Kabupaten Halmahera Selatan

19

7 Rumpon yang digunakan oleh nelayan pole and line yang berpangkalan
di PPI Kota Ternate dan PPP Kabupaten Halmahera Selatan

20

8 Skema operasi penangkapan cakalang dengan pole and line di wilayah
perairan barat (zona A) dan selatan (zona B) Provinsi Maluku Utara

23

9 Lokasi daerah penangkapan cakalang (Katsuwonus pelamis) di wilayah
perairan barat (zona A) dan selatan (zona B) Provinsi Maluku Utara

24

10 Rataan nilai SPL dalam kurun waktu 5 tahun (2008 2012) di wilayah
perairan barat (zona A) dan selatan (zona B) Provinsi Maluku Utara

25

11 Penyebaran rataan SPL horizontal selama 5 tahun (2008 2012) pada
musim Barat di wilayah perairan barat (zona A) dan selatan (zona B)
Provinsi Maluku Utara

26

12 Penyebaran rataan SPL horizontal selama 5 tahun (2008 2012) pada
musim Timur di wilayah perairan barat (zona A) dan selatan (zona B)
Provinsi Maluku Utara

26

13 Rataan nilai klorofil-a dalam kurun waktu 5 tahun (2008 2012) di
wilayah perairan barat (zona A) dan selatan (zona B) Provinsi Maluku
Utara

27

14 Penyebaran rataan klorofil-a horizontal selama 5 tahun (2008 2012)
di wilayah perairan barat (zona A) dan selatan (zona B) Provinsi Maluku
Utara

28

15 Penyebaran rataan klorofil-a horizontal selama 5 tahun (2008 2012)
pada musim Timur di wilayah perairan barat (zona A) dan selatan
(zona B) Provinsi Maluku Utara

28

16 Rataan salinitas insitu bulanan tahun 2012 di wilayah perairan barat
(zona A) dan selatan (zona B) Provinsi Maluku Utara

29

17 Sebaran mendatar rataan salinitas bulanan dalam kurun waktu 12 bulan
(2012) pada musim barat di wilayah perairan barat (zona A) dan selatan
(zona B) Provinsi Maluku Utara

30

viii

Halaman
18 Sebaran mendatar rataan salinitas bulanan dalam kurun waktu 12 bulan
(2012) pada musim Timur di wilayah perairan barat (zona A) dan selatan
(zona B) Provinsi Maluku utara

30

19 Perkembangan hasil tangkapan ikan cakalang yang di daratkan di PPI
Kota Ternate dan PPP Kabupaten Halmahera Selatan Pronvinsi Maluku
Utara, Tahun 2003-2012

31

20 Perkembangan produktivitas trip penangkapan pole and line yang
berpangkalan di PPI Kota Ternate dan PPP Panamboang Kabupaten
Halmahera Selatan Pronvinsi Maluku Utara tahun 2003 2012

32

21 Hubungan panjang cagak (cm) dan berat (gram) cakalang di wilayah
perairan barat (zona A) dan selatan (zona B) Provinsi Maluku Utara

41

22 Perbandingan nilai koefisien b cakalang yang tertangkap di wilayah
perairan barat (zona A) dan selatan (zona B) Provinsi Maluku Utara

42

23 Kurva pertumbuhan von Bertalanffy cakalang yang tertangkap di
wilayah perairan barat (zona A) Provinsi Maluku Utara

43

24 Kurva pertumbuhan von Bertalanffy cakalang yang tertangkap di
wilayah perairan selatan (zona B) Provinsi Maluku Utara

43

25 Nilai Lm (length at first maturity) cakalang yang tertangkap di wilayah
perairan barat (zona A) Provinsi Maluku Utara

44

26 Nilai Lm (length at first maturity) cakalang yang tertangkap di wilayah
perairan selatan (zona B) Provinsi Maluku Utara

44

27 Ukuran cakalang layak tangkap di wilayah perairan barat (zona A)
Provinsi Maluku Utara

45

28 Ukuran cakalang layak tangkap di wilayah perairan selatan (zona A)
Provinsi Maluku Utara

45

29 Komposisi ukuran cakalang yang tertangkap pole and line di wilayah
perairan barat (zona A) Provinsi Maluku Utara

47

30 Komposisi ukuran cakalang yang tertangkap pole and line di wilayah
perairan selatan (zona B) Provinsi Maluku Utara

48

31 Rataan panjang cagak (FL) cakalang yang tertangkap di wilayah perairan
barat (zona A) dan selatan (zona B) Provinsi Maluku Utara

49

32 Range panjang cagak (FL) cakalang yang tertangkap di wilayah perairan
barat (zona A) dan selatan (zona B) Provinsi Maluku Utara

49

33 Standar deviasi panjang cagak (FL) cakalang yang tertangkap di wilayah
perairan barat (zona A) dan selatan (zona B) Provinsi Maluku Utara

50

34 Fluktuasi tingkat kematangan gonad cakalang yang tertangkap
di wilayah perairan barat (zona A) Provinsi Maluku Utara

51

35 Fluktuasi tingkat kematangan gonad cakalang yang tertangkap di wilayah
perairan selatan (zona B) Provinsi Maluku Utara

52

ix

Halaman
36 Contoh citra satelit SPL, klorofil-a, dan produktivitas primer

62

37 Tipologi hubungan suhu permukaan laut dan konsentrasi klorofil-a
terhadap produksi dan produktivitas ikan cakalang

64

38 Fluktuasi produksi cakalang kuartalan kategori kalender dan musim
di wilayah perairan barat (zona A) Provinsi Maluku Utara dalam kurun
waktu 5 tahun (2008-2012)

66

39 Fluktuasi produksi cakalang kuartalan kategori kalender dan musim
di wilayah perairan selatan (zona B) Provinsi Maluku Utara dalam kurun
waktu 5 tahun (2008-2012)

67

40 Fluktuasi produktivitas penangkapan ikan cakalang kuartalan kategori
kalender dan musim di wilayah perairan barat (zona A) Provinsi Maluku
Utara dalam kurun waktu 5 tahun (2008-2012)

67

41 Fluktuasi produktivitas penangkapan ikan cakalang kuartalan kategori
kalender dan musim di wilayah perairan selatan (zona B) Provinsi
Maluku Utara dalam kurun waktu 5 tahun (2008-2012)

68

42 Pola perubahana kuartalan parameter statistik SPL ( C) pada kategori
kalender di wilayah perairan barat (zona A) dan selatan (zona B) Provinsi
Maluku Utara dalam kurun waktu 5 tahun (2008-2012)

69

43 Pola perubahana kuartalan parameter statistik SPL ( C) pada kategori
musim di wilayah perairan barat (zona A) dan selatan (zona B) Provinsi
Maluku Utara dalam kurun waktu 5 tahun (2008-2012)

70

44 Pola perubahana kuartalan parameter statistik klorofil-a (mg/cm³) pada
kategori kalender di wilayah perairan barat (zona A) dan selatan (zona B)
Provinsi Maluku Utara dalam kurun waktu 5 tahun (2008-2012)

72

45 Pola perubahana kuartalan parameter statistik klorofil-a (mg/cm³) pada
kategori musim di wilayah perairan barat (zona A) dan selatan (zona B)
Provinsi Maluku Utara dalam kurun waktu 5 tahun (2008-2012)

73

46 Nilai rata-rata Pp (mgC/m²/bln) di wilayah perairan barat (zona A) dan
selatan (zona B) dalam kurun waktu 5 tahun (2008-2012)

76

47 Fluktuasi produksi cakalang kuartalan pada kondisi aktual dan biomas
berdasarkan VGPM di wilayah perairan barat (zona A) Provinsi Maluku
Utara dalam kurun waktu 5 tahun (2008-2012)

78

48 Fluktuasi produksi cakalang kuartalan pada kondisi aktual dan biomas
berdasarkan VGPM di wilayah perairan barat (zona B) Provinsi Maluku
Utara dalam kurun waktu 5 tahun (2008-2012)

79

49 Tipologi umum hubungan parameter statistik SPL dan klorofil-a dengan
produksi ikan cakalang pada kategori kalender di wilayah perairan barat
(zona A) Provinsi Maluku Utara

81

x

Halaman
50 Tipologi umum hubungan parameter statistik SPL dan klorofil-a dengan
produksi ikan cakalang pada kategori kalender di wilayah perairan selatan
(zona B) Provinsi Maluku Utara

81

51 Tipologi umum hubungan parameter statistik SPL dan klorofil-a dengan
produksi ikan cakalang pada kategori musim di wilayah perairan barat
(zona A) Provinsi Maluku Utara

83

52 Tipologi umum hubungan parameter statistik SPL dan klorofil-a dengan
produksi ikan cakalang pada kategori musim di wilayah perairan selatan
(zona B) Provinsi Maluku Utara

83

53 Tipologi umum hubungan parameter statistik SPL dan klorofil-a dengan
produktivitas ikan cakalang pada kategori kalender di wilayah perairan
barat (zona A) Provinsi Maluku Utara

85

54 Tipologi umum hubungan parameter statistik SPL dan klorofil-a dengan
produktivitas ikan cakalang pada kategori kalender di wilayah perairan
selatan (zona B) Provinsi Maluku Utara

86

55 Tipologi umum hubungan parameter statistik SPL dan klorofil-a dengan
produktivitas ikan cakalang pada kategori musim di wilayah perairan
barat (zona A) Provinsi Maluku Utara

87

56 Tipologi umum hubungan parameter statistik SPL dan klorofil-a dengan
produktivitas ikan cakalang pada kategori musim di wilayah perairan
selatan (zona B) Provinsi Maluku Utara

88

57 Konsep pengelolaan perikanan tangkap cakalang berkelanjutan di wilayah
perairan barat (zona A) dan selatan (zona B) Provinsi Maluku Utara
107
58 Rataan persentase upaya penangkapan (trip) dan produksi dalam kurun
waktu 5 tahun (2008-2012) serta penyebaran ikan cakalang layak tangkap
berdasarkan zona dan waktu (kuartal) di wilayah perairan Provinsi
Maluku Utara
117
59 Penyebaran cakalang layak tangkap berdasarkan parameter statistik ragam
SPL dan klorofil-a pada perairan barat (zona A) dan selatan (zona B)
Provinsi Maluku Utara
122
60 Diagram ilustrasi peramalan daerah potensi cakalang layak tangkap
berdasarkan parameter statistik ragam SPL dan klorofil-a kuartalan di
wilayah perairan barat (zona A) dan selatan (zona B) Provinsi Maluku
Maluku Utara

123

61 Penyebaran cakalang layak tangkap berdasarkan analisis data parameter
statistik ragam SPL dan klorofil-a kuartalan secara simultan di wilayah
perairan barat (zona A) dan selatan (zona B) Provinsi Maluku Utara
62 Peta visualisasi dinamika perikanan cakalang dan dinamika osenografi
pada kuartal I di wilayah perairan barat (zona A) dan selatan (zona B)
Provinsi Maluku Utara

124

126

xi

Halaman
63 Peta visualisasi dinamika perikanan cakalang dan dinamika osenografi
pada kuartal II di wilayah perairan barat (zona A) dan selatan (zona B)
Provinsi Maluku Utara

127

64 Peta visualisasi dinamika perikanan cakalang dan dinamika osenografi
pada kuartal III di wilayah perairan barat (zona A) dan selatan (zona B)
Provinsi Maluku Utara

128

65 Peta visualisasi dinamika perikanan cakalang dan dinamika osenografi
pada kuartal IV di wilayah perairan barat (zona A) dan selatan (zona B)
Provinsi Maluku Utara

129

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Perkembangan hasil tangkapan ikan cakalang yang di daratkan
di PPI Kota Ternate dan PPP Kabupaten Halmahera Selatan
Pronvinsi Maluku Utara, Tahun 2003-2012

141

2 Perkembangan produktivitas armada pole and line yang berpangkalan
di PPI Kota Ternate dan PPP Kabupaten Halmahera Selatan Pronvinsi
Maluku Utara, Tahun 2003-2012

142

3 Perkembangan produktivitas trip penangkapan kapal pole and line
yang berpangkalan di PPI Kota Ternate dan PPP Panamboang
Kabupaten Halmahera Selatan Pronvinsi Maluku Utara,
Tahun 2003-2012

143

4 Citra suhu permukaan laut ( C) pada wilayah perairan barat (zona A)
dan selatan (zona B) Provinsi Maluku Utara tahun 2008

144

5. Citra suhu permukaan laut ( C) pada wilayah perairan barat (zona A)
dan selatan (zona B) Provinsi Maluku Utara tahun 2009

145

6 Citra suhu permukaan laut ( C) pada wilayah perairan barat (zona A)
dan selatan (zona B) Provinsi Maluku Utara tahun 2010

146

7 Citra suhu permukaan laut ( C) pada wilayah perairan barat (zona A)
dan selatan (zona B) Provinsi Maluku Utara tahun 2011

147

8 Citra suhu permukaan laut ( C) pada wilayah perairan barat (zona A)
dan selatan (zona B) Provinsi Maluku Utara tahun 2012

148

9 Citra Citra klorofil-a (mg/m³) pada wilayah perairan barat (zona A)
dan selatan (zona B) Provinsi Maluku Utara tahun 2008

149

10 Citra Citra klorofil-a (mg/m³) pada wilayah perairan barat (zona A)
dan selatan (zona B) Provinsi Maluku Utara tahun 2009

150

11 Citra Citra klorofil-a (mg/m³) pada wilayah perairan barat (zona A)
dan selatan (zona B) Provinsi Maluku Utara tahun 2010

151

12 Citra Citra klorofil-a (mg/m³) pada wilayah perairan barat (zona A)
dan selatan (zona B) Provinsi Maluku Utara tahun 2011

152

13 Citra Citra klorofil-a (mg/m³) pada wilayah perairan barat (zona A)
dan selatan (zona B) Provinsi Maluku Utara tahun 2012

153

14 Citra produktivitas primer (mgC/m²) pada wilayah perairan barat (zona A)
dan selatan (zona B) Provinsi Maluku Utara tahun 2008
154
15 Citra produktivitas primer (mgC/m²) pada wilayah perairan barat (zona A)
dan selatan (zona B) Provinsi Maluku Utara tahun 2009
155
16 Citra produktivitas primer (mgC/m²) pada wilayah perairan barat (zona A)
dan selatan (zona B) Provinsi Maluku Utara tahun 2010
156

xiv

Halaman
17 Citra produktivitas primer (mgC/m²) pada wilayah perairan barat
(zona A) dan selatan (zona B) Provinsi Maluku Utara tahun 2011

157

18 Citra produktivitas primer (mgC/m²) pada wilayah perairan barat
(zona A) dan selatan (zona B) Provinsi Maluku Utara tahun 2012

158

19 Rata-rata nilai SPL ( C) di wilayah perairan barat (zona A) dan selatan
(zona B) Provinsi Maluku Utara dalam kurun waktu 5 tahun
(2008-2012)

159

20 Rata-rata nilai klorofil-a (mg/m³) di wilayah perairan barat (zona A)
dan selatan (zona B) Provinsi Maluku Utara dalam kurun (2008-2012)

161

21 Rata-rata nilai produktivitas primer (mgC/m²) di wilayah perairan barat
(zona A) dan selatan (zona B) Provinsi Maluku Utara dalam kurun
(2008-2012)

163

22 Rata-rata nilai salinitas ( ) hasil pengukuran insitu di wilayah perairan
barat (zona A) dan selatan (zona B) Provinsi Maluku Utara tahun 2012

165

23 Rata-rata nilai klorofil-a (mg/m³), produktivitas primer (mgC/m²) dan
biomas ikan cakalang di wilayah perairan barat (zona A) Provinsi
Maluku Utara dalam kurun waktu 5 tahun (2008-2012)

166

24 Rata-rata nilai klorofil-a (mg/m³), produktivitas primer (mgC/m²) dan
biomas ikan cakalang di wilayah perairan selatan (zona B) Provinsi
Maluku Utara dalam kurun waktu 5 tahun (2008-2012)

168

25 Nilai SPL ( C) kuartalan berdasarkan parameter statistik pada
kategori kalender di wilayah perairan barat (zona A) dan selatan
(zona B) Provinsi Maluku Utara tahun 2008-2012

170

26 Nilai SPL ( C) kuartalan berdasarkan parameter statistik pada kategori
musim di wilayah perairan barat (zona A) dan selatan (zona B)
Provinsi Maluku utara tahun 2008-2012

171

27 Nilai klorofil-a (mg/m³) kuartalan berdasarkan parameter statistik pada
kategori kalender di wilayah perairan barat (zona A) dan selatan
(zona B) Provinsi Maluku Utara tahun 2008-2012

172

28 Nilai klorofil-a (mg/m³) kuartalan berdasarkan parameter statistik pada
kategori musim di wilayah perairan barat (zona A) dan selatan
(zona B) Provinsi Maluku Utara tahun 2008-2012

173

29 Grafik biplot berdasarkan 7 parameter statistik pada kategori kalender
di wilayah perairan barat (zona A) Provinsi Maluku Utara untuk
produksi cakalang

174

30 Grafik biplot berdasarkan 7 parameter statistik pada kategori kalender
di wilayah perairan barat (zona A) Provinsi Maluku Utara untuk
produktivitas trip penangkapan cakalang

175

xv

Halaman
31 Grafik biplot berdasarkan 7 parameter statistik pada kategori kalender
di wilayah perairan selatan (zona B) Provinsi Maluku Utara untuk
produksi cakalang

176

32 Grafik biplot berdasarkan 7 parameter statistik pada kategori kalender
di wilayah perairan selatan (zona B) Provinsi Maluku Utara untuk
produktivitas trip penangkapan cakalang

177

33 Grafik biplot berdasarkan 7 parameter statistik pada kategori musim
di wilayah perairan barat (zona A) Provinsi Maluku Utara untuk produksi
cakalang
178
34 Grafik biplot berdasarkan 7 parameter statistik pada kategori musim
di wilayah perairan barat (zona A) Provinsi Maluku Utara untuk
produktivitas trip penangkapan cakalang

179

35 Grafik biplot berdasarkan 7 parameter statistik pada kategori musim
di wilayah perairan selatan (zona B) Provinsi Maluku Utara untuk
produksi cakalang

180

36 Grafik biplot berdasarkan 7 parameter statistik pada kategori musim
di zona B untuk produktivitas trip penangkapan cakalang

181

DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN
Alat penangkapan ikan

: Adalah alat yang dirancang (dibuat) untuk
menangkap ikan

ABK

: Anak buah kapal yaitu orang yang bekerja di atas
kapal

Allometrrik

: Bentuk tubuh ikan

Allometrik positif

: Pertumbuhan panjang ikan lebih lambat dari
ukuran berat

Allometrik negatif

: Pertumbuhan panjang ikan lebih cepat dari ukuran
berat

Biological overfishing

: Kondisi penangkapan ikan yang telah mencapai
tahap melebihi hasil tangkapan maksimum lestari

Chlorophyl-a concentration : Jumlah klorofil-a persatuan luas (mg/m³)
Closed season

: Penutupan musim penangkapan

Common property

: Sumberdaya milik bersama

CPUE

: catch per unit effort (hasil tangkapan per upaya)

Economic overfishing

: Kondisi dimana usaha penangkapan ikan yang ada
beroperasi
melebihi
potensi
keuntungan
maksimumnya

FAO

: Food Agriculture Organization (badan pangan
dunia PBB)

Fishing base

: Pangkalan armada atau pendaratan ikan

Fishing ground

: Daerah penangkapan ikan

Hasil tangkapan

: Merupakan porsi dari hasil tangkapan yang akan
didaratkan di pangkalan penangkapan ikan atau
didistribusikan ke pasar

Isometrik

: Pertumbuhan panjang ikan sama dengan ukuran
berat

Isotherm

: Adalah
garis dalam
peta cuaca
yang
mengubungkan tempat- tempat yang mempunyai
temperatur rata- rata yang sama pada suatu periode
waktu tertentu; temperatur tersebut biasanya
dikurangi menjadi temperatur muka laut untuk
menghindarkan perbedaan- perbedaan altitude

Kapal perikanan

: Adalah kapal, perahu atau alat apung lainnya yang
dipergunakan untuk melakukan penangkapan ikan,
mendukung
operasi
penangkapan
ikan,
pembudidayaan
ikan,
pengangkutan
ikan,

xviii

pengolahan ikan, dan pelatihan atau eksplorasi
perikanan
Lengt at first maturity

: Panjang saat pertama kali ikan matang gonad

Maximum economic yield

: Adalah batas keuntungan ekonomi dari stok
perikanan

Modis
MSY

: Moderate resolution imaging spectroradiometer
: Maximum sustainable yield (hasil tangkapan
maksimum lestari)

Musim barat

: Musim yang didominasi oleh angina dari arah
barat, biasanya terjadi pada bulan DesemberFebruari

Musim peralihan pertama

: Musim yang merupakan transisi dari musim barat
ke musim timur, dengan arah dan kecepatan angina
yang berubah-ubah, terjadi pada bulan Maret-Mei

Musim timur

: Musim yang didominasi oleh angina dari arah
timur, biasanya terjadi pada bulan Juni-Agustus

Musim peralihan kedua

: Merupakan transisi dari musim timur ke musim
barat, dengan arah angina dan kecepatan angina
yang berubah-ubah, terjadi pada bulan SeptemberNovember

Nelayan

: Adalah orang yang secara aktif melakukan
pekerjaan dalam operasi penangkapan ikan atau
binatang air lainnya atau tanaman air.

Nursery ground

: Daerah asuhan atau pembesaran ikan

One day fishing

: Kegiatan penangkapan ikan yang lamanya satu hari
atau satu malam per trip operasi penangkapan

Otholit

: Adalah batu atau tulang telinga yang sering
digunakan untuk menentukan umur ikan.

Pengelolaan perikanan

: Adalah proses yang terpadu antara pengumpulan
informasi,
melakukan
analisis,
membuat
perencanaan, melakukan konsultasi, pengambilan
keputusan, menentukan alokasi sumberdaya serta
perumusan dan pelaksanaan, bila diperlukan
menggunakan penegakkan hukum dari aturan dan
peraturan yang mengendalikan kegiatan perikanan
dengan tujuan untuk menjamin keberlanjutan
produksi dari sumberdaya dan tercapainya tujuan
perikanan lainnya

Perikanan

: Adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan
pengolahan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dan
lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi,
pengolahan sampai dengan pemasaran, yang
dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis

xix

Perikanan tangkap

: Adalah kegiatan untuk memperoleh ikan di
perairan yang tidak dalam keadaan dibudidayakan
dengan alat atau dengan cara apapun, termasuk
kegiatan yang menggunakan kapal untuk memuat,
mengangkut,
menyimpan,
mendinginkan,
menangani, mengolah dan/atau mengawetkannya.

Pole and line

: Alat tangkap yang terdiri dari tangkai atau joran
(pole), tali pancing (line), dan mata pancing (hook)

Spawning ground

: Daerah pemijahan bagi organisme air untuk
melakukan sebagian dari siklus hidupnya

standing stock

: Jumlah potensi sumber daya ikan

Stok ikan

: Adalah ikan yang memiliki karakteristik tertentu
(missal lokasi pemijahan sama) yang mendiami
daerah geografis tertentu (batas distribusinya dapat
diketahui)

Sumberdaya ikan

: Adalah potensi semua jenis ikan

Sumberdaya perikanan

: Adalah terdiri dari sumberdaya ikan, sumberdaya
lingkungan, dan sumberdaya buatan manusia yang
digunakan untuk memanfaatkan sumberdaya ikan.

Unit penangkapan ikan

: Adalah satu kesatuan teknis dalam suatu operasi
penangkapan ikan yang terdiri dari kapal
perikanan, alat tangkap dan nelayan

Upaya penangkapan ikan

: Adalah menunjukkan jumlah alat penangkapan
ikan berjenis khusus (jumlah dari unit penangkapan
ikan atau kapasitas mesin total dari unit
penangkapan ikan) yang digunakan di daerah
penangkapan ikan dalam satuan waktu tertentu

Upwelling

: Peristiwa naiknya massa air dari lapisan bawah ke
lapisan atas

VGPM

: Vertically generalized production model (model
persamaan untuk menghitung produktivitas primer
di perairan)

WPP

: Wilayah pengelolaan perikanan

1 PENDAHULUAN
Latar Belakang

  

  
    

  
  
         

 
     
          
 

 

 
 
 
 
     
      !
 "#$%&'()*#+'%
($,-'.%)/  
     0   1   

  2
34 2 35  624672 8      69:6
; 
       69 "3 5  3 ?  /  
  

 "BC#.D'.+ BC,%E/  


 0
 6