Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement Divisions) STAD

F. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement Divisions) STAD

1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Pembelajaran kooperatif tipe STAD ini merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang peserta didik secara heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis dan penghargaan kelompok.

Slavin dalam Nur menyatakan bahwa pada STAD peserta didik ditempatkan dalam tim belajar beranggotaan 4-5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. Guru menyajikan pelajaran, kemudian peserta didik bekerja dalam tim mereka memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Kemudian, seluruh peserta didik diberikan tes tentang materi tersebut, pada saat tes ini mereka tidak dibolehkan saling membantu.

36 Rusman, Model-model Pembelajaran..., h. 208.

Seperti halnya pembelajaran lainnya, pembelajaran kooperatif tipe STAD ini juga membutuhkan persiapan yang matang sebelum kegiatan

pembelajaran dilaksanakan. Persiapan-persiapan tersebut antara lain: 37

a. Perangkat Pembelajaran Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran ini dipersiapkan perangkat pembelajarannya, yang meliputi Rencana Pembelajaran (RP), Buku Peserta Didik, Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) beserta lembar jawabannya.

b. Membentuk Kelompok Kooperatif Menentukan anggota kelompok diusahakan agar kemampuan peserta didik dalam kelompok adalah heterogen dan kemampuan antara satu kelompok dengan kelompok lain relatif homogen. Apabila memungkinkan kelompok kooperatif perlu memperhatikan ras, agama, jenis kelamin, dan latar belakang sosial. Apabila dalam kelas terdiri atas ras dan latar belakang yang relatif sama, maka pembentukan kelompok dapat didasarkan pada prestasi akademik, yaitu:

1) Peserta didik dalam kelas terlebih dahulu dirangking sesuai kepandaian dalam mata pelajaran sains fisika. Tujuannya adalah untuk mengurutkan peserta didik sesuai kemampuan sains fisikanya dan digunakan untuk mengelompokkan peserta didik ke dalam kelompok.

2) Menentukan tiga kelompok dalam kelas yaitu kelompok atas, kelompok menengah, dan kelompok bawah. Kelompok atas sebanyak 25% dari seluruh peserta didik diambil dari peserta didik ranking satu, kelompok

37 Trianto , Mendesain Model…, h. 69.

tengah 50% dari seluruh peserta didik yang diambil dari urutan setelah diambil kelompok atas, dan kelompok bawah sebanyak 25% dari seluruh peserta didik yaitu terdiri atas peserta didik setelah diambil kelompok atas dan kelompok menengah.

c. Menentukan Skor Awal Skor awal yang dapat digunakan dalam kelas kooperatif adalah nilai ulangan sebelumnya. Skor awal dapat berubah setelah ada kuis. Misalnya pada pembelajaran lebih lanjut dan setelah diadakan tes, maka hasil tes masing-masing individu dapat dijadikan skor awal.

d. Pengaturan Tempat Duduk Pengaturan tempat duduk dalam kelas kooperatif perlu juga diatur dengan baik, hal ini dilakuhkan untuk menunjang keberhasilan pembelajaran kooperatif apabila tidak ada pengaturan tempat duduk dapat menimbulkan kekacauan yang menyebabkan gagalnya pembelajaran pada kelas kooperatif.

e. Kerja Kelompok Untuk mencegah adanya hambatan pada pembelajaran kooperatif tipe STAD, terlebih dahulu diadakan latihan kerja sama kelompok. Hal ini bertujuan untuk lebih jauh mengenalkan masing-masing individu dalam kelompok. Dimana peserta didik dapat mencoba untuk saling membantu dalam memahami materi-materi yang belum mereka pahami, sehingga akan menjadikan mereka lebih aktif dalam bekerja dan belajar secara berkelompok dengan teman-temannya.

2. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD ini didasarkan pada langkah-langkah kooperatif yang terdiri atas enam langkah atau fase.

Fase-fase dalam pembelajaran ini seperti tersaji 38 dalam tabel 2.2

Tabel 2.3 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Tingkah Laku Guru Fase-1

Fase

semua tujuan Menyampaikan tujuan dan

Menyampaikan

pembelajaran yang ingin dicapai pada memotivasi peserta didik

pelajaran tersebut dan memotivasi peserta didik belajar.

Menyajikan informasi kepada peserta Menyajikan informasi

Fase-2

didik dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.

Menjelaskan kepada peserta didik Mengorganisasikan peserta

Fase-3

caranya membentuk didik ke dalam kelompok

bagaimana

kelompok belajar dan membantu kooperatif

setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.

kelompok-kelompok Membimbing kelompok

Fase-4

Membimbing

belajar pada saat mereka mengerjakan bekerja dan belajar

tugas mereka.

Mengevaluasi hasil belajar tentang

materi yang telah dipelajari atau Evaluasi

Fase-5

masing-masing

kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.

Mencari cara-cara untuk menghargai Memberikan penghargaan

Fase-6

baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.

3. Kelebihan dan Kekurangan Model STAD

38 Trianto , Mendesain Model…, h. 70.

Dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, terdapat kelebihan dan kekurangannya. Kelebihannya adalah sebagai berikut:

1) Dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja sama dengan peserta didik lain;

2) Peserta didik dapat menguasai pelajaran yang disampaikan;

3) Dalam proses belajar mengajar peserta didik saling ketergantungan positif;

4) 39 Setiap peserta didik dapat saling mengisi satu sama lain Adapun kekurangan dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD

adalah:

1) Membutuhkan waktu yang lama;

2) Peserta didik pandai cenderung enggan apabila disatukan dengan temannya yang kurang pandai, dan yang kurang pandai pun merasa minder apabila digabungkan dengan temannya yang pandai, walaupun lama kelamaan perasaan itu akan hilang dengan sendirinya;

3) Peserta didik diberikan kuis dan tes secara perorangan. Pada tahap ini peserta didik harus memperhatikan kemampuannya dan menunjukkan apa yang diperoleh pada kegiatan kelompok dengan cara menjawab soal kuis atau tes sesuai dengan kemampuannya. Dimana saat mengerjakan kuis atau tes setiap peserta didik bekerja sendiri;

39 Abdul Majid, Strategi Pembelajaran..., h. 188.

4) Penentu skor. Hasil kuis atau tes diperiksa oleh guru, setiap skor yang diperoleh oleh peserta didik dimasukkan kedalam daftar skor individual, untuk melihat peningkatan kemampuan individual. Rata-rata skor peningkatan individu merupakan sumbangan bagi kinerja pencapaian kelompok;

5) Penghargaan terhadap kelompok. Berdasarkan skor peningkatan individu, maka akan diperoleh skor kelompok. Dengan demikian, skor

kelompok sangat tergantung dari sumbangan skor individu. 40

Dokumen yang terkait

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Peneltian - Etnobotani tumbuhan berkhasiat obat oleh Suku Dayak Ngaju di wilayah Kelurahan Tumbang Senamang Kecamatan Katingan Hulu Kabupaten Katingan - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 3 70

Penerapan praktik pengamalan ibadah (PPI) dengan pendekatan habits (kebiasaan) di SMP Islam terpadu Al-Ghazali Palangka Raya - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 113

Inventarisasi tumbuhan obat tradisional masyarakat Suku Dayak Bakumpai di Kecamatan Murung Kabupaten Murung Raya - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 9 156

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam melalui pendekatan PAIKEM di SDN 1 Samuda Kecil Kecamatan Mentaya Hilir Selatan Kabupaten Kotawaringin Timur Tahun Ajaran 2015/2016 - Digital Library IAIN Palang

0 0 90

English teaching methods used by English tutors in teaching vocabulary for young learners at GLC English course of Palangka Raya - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 107

The correlation between students’ students’ mastery of simple past tense and their ability in writing anecdote at the eighth grade of MTs N 2 Palangka Raya - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 19

A. Background of the Study - The correlation between students’ students’ mastery of simple past tense and their ability in writing anecdote at the eighth grade of MTs N 2 Palangka Raya - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 8

A. Review of the Previous Study - The correlation between students’ students’ mastery of simple past tense and their ability in writing anecdote at the eighth grade of MTs N 2 Palangka Raya - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 12

The correlation between students’ students’ mastery of simple past tense and their ability in writing anecdote at the eighth grade of MTs N 2 Palangka Raya - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 16

A. Description of the Data - The correlation between students’ students’ mastery of simple past tense and their ability in writing anecdote at the eighth grade of MTs N 2 Palangka Raya - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 25