Penyiapan Tanah Dasar Pada Timbunan Ketentuan dari Seksi 3.3, Penyiapan Badan Jalan harus berlaku

3) Penyiapan Tanah Dasar Pada Timbunan Ketentuan dari Seksi 3.3, Penyiapan Badan Jalan harus berlaku

1) Penerimaan Bahan Bahan untuk dasar perkerasan sebelum diangkut ke lapangan di tempat sumbernya harus diuji kelayakannya sebagai material dasar perkerasan. Setiap sumber bahan paling sedikit harus dilakukan satu pengujian untuk menentukan ekspansif tidaknya bahan timbunan, seperti yang disyaratkan dalam Pasal 2.5.2.4). Direksi Pekerjaan setiap saat dapat memerintahkan dilakukannya uji ke*ekspansif*an sesuai SNI 03*6795*2002.

2) Pengujian Mutu Bahan Bahan timbunan harus dilakukan pengujian berupa :

a) Analisa Saringan

b) Hidrometer

c) Kepadatan Ringan

d) Kepadatan Berat

e) CBR

f) Atterberg Limit

3) Ketentuan Kepadatan Timbunan Tanah

Lapisan tanah pada kedalaman 20 cm atau kurang dari elevasi dasar perkerasan harus dipadatkan sampai dengan 100% dari kepadatan kering maksimum sesuai dengan SNI 03*1742*1989.

4) Kriteria Pemadatan Timbunan Batu (Agregat) Setiap lapis pemadatan harus terdiri dari agregat bergradasi menerus dan seluruh rongga pada permukaan harus terisi dengan pecahan*pecahan batu. Batu yang mempunyai dimensi lebih besar dari 7,5 cm tidak boleh digunakan pada 15 cm lapisan teratas timbunan .Pemadatan harus dilaksanakan dalam arah memanjang sepanjang timbunan, dimulai pada tepi terendah dan bergerak ke titik tertinggi, dan harus dilanjutkan sampai tidak ada gerakan yang tampak di bawah peralatan berat.

1) Pengukuran Pada daerah jalur lalu lintas lama yang mengalami kerusakan parah, dimana dilaksanakan perbaikanbadan jalan akan dibayar menurut Seksi ini setelah diterima oleh Direksi Pekerjaan.

2) Dasar Pembayaran Kuantitas dari pekerjaan Penyiapan Badan Jalan, diukur seperti ketentuan di atas, akan dibayar per satuan pengukuran sesuai dengan harga yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk Mata Pembayaran seperti terdaftar di bawah ini, dimana harga dan pembayaran tersebut sudah mencakup kompensasi penuh untuk seluruh pekerjaan dan biaya lainnya yang telah dimasukkan untuk keperluan pembentukan pekerjaan penyiapan tanah dasar seperti telah diuraikan dalam Seksi ini.

Perbaikan dan Penyiapan Badan Jalan

Meter Persegi

1) Uraian Pekerjaan yang disyaratkan dalam Seksi ini mencakup pelaksanaan seluruh struktur beton

bertulang, beton tanpa tulangan, beton prategang, beton pracetak dan beton untuk struktur baja komposit, sesuai dengan Spesifikasi dan Gambar Rencana atau sebagaimana yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

Pekerjaan ini meliputi pula penyiapan tempat kerja untuk pengecoran beton, pengadaan penutup beton, lantai kerja dan pemeliharaan pondasi seperti pemompaan atau tindakan lain untuk mempertahankan agar pondasi tetap kering.

Mutu beton yang digunakan pada masing masing bagian dari pekerjaan dalam Kontrak harus seperti yang ditunjukkan dalam Gambar Rencana atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Mutu beton yang digunakan dalam Kontrak ini dibagi sebagai berikut:

Jenis Beton

σ bk ’

(MPa)

(Kg/cm 2 )

Uraian

Mutu tinggi

K400 – K800

Umumnya digunakan untuk beton prategang seperti tiang pancang beton prategang, gelagar beton prategang, pelat beton prategang dan sejenisnya.

Mutu sedang

20 – < 35 K250 – <K400 Umumnya digunakan untuk beton bertulang seperti pelat lantai jembatan, gelagar beton bertulang, diafragma, kerb beton pracetak, gorong gorong beton bertulang, bangunan bawah jembatan.

Mutu rendah

15 – <20 K175 – <K250 Umumya digunakan untuk struktur beton tanpa tulangan seperti beton siklop, trotoar dan pasangan batu kosong yang diisi adukan, pasangan batu.

10 – <15 K125 – <K175 digunakan sebagai lantai kerja, penimbunan

kembali dengan beton

1) Standar Rujukan Standar Nasional Indonesia (SNI) : SNI 07 1154 1989 : Kawat Baja Tanpa Lapisan Bebas Tegangan untuk Konstruksi Beton,

jalinan tujuh SNI 07 15 1989 : Kawat Baja Tanpa Lapisan Bebas Tegangan untuk Konstruksi Beton SNI 03 1968 1990 : Metode Pengujian tentang Analisis Saringan Agregat Halus dan Kasar.

SNI 03 1972 1990 : Metode Pengujian Slump Beton SNI 03 1973 1990 : Metoda Pengujian Berat Isi Beton SNI 03 1974 1990 : Metode Pengujian Kuat Tekan Beton. SNI 03 2417 1991 : Metode Pengujian Keausan Agregat dengan Mesin Los Angeles. SNI 03 2458 1991 : Metode Pengambilan Contoh Untuk Campuran Beton Segar. SNI 03 2460 1991 : Spesifikasi Abu Terbang sebagai Bahan Tambahan untuk Campuran

Beton SNI 03 2491 1991 : Metode Pengujian Kuat Tarik Belah Beton SNI 03 2492 1991 : Metode Pengambilan dan Pengujian Beton Inti SNI 03 2493 1991 : Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di Laboratorium. SNI 03 1495 1992 : Spesifikasi Bahan Tambahan untuk Beton SNI 03 2816 1992 : Metode Pengujian Kotoran Organik Dalam Pasir untuk Campuran

Mortar dan Beton. SNI 03 2834 2000 : Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal. SNI 15 2049 1994 : Semen Portland SNI 03 3403 1994 : Metode Pengujian Kuat Tekan Beton Inti Pemboran SNI 03 3407 1994 : Metode Pengujian Sifat Kekekalan Bentuk Agregat Terhadap Larutan

Natrium Sulfat dan Magnesium Sulfat. SNI 03 3418 1994 : Metode Pengujian Kandungan Udara Pada Beton Segar SNI 03 3976 1995 : Tata Cara Pengadukan Pengecoran Beton SNI 03 4141 1996 : Metode Pengujian Gumpalan Lempung dan Butir butir Mudah Pecah

Dalam Agregat. SNI 03 4142 1996 : Metode Pengujian Jumlah bahan Dalam Agregat Yang Lolos Saringan

No.200 (0,075 mm). SNI 03 4156 1996 : Metode Pengujian Bliding dari Beton Segar SNI 03 43 1997 : Spesifikasi Beton Siap Pakai SNI 03 4806 1998 : Metode Pengujian Kadar Semen Portland dalam Beton Segar dengan

Cara Titrasi Volumetri SNI 03 4807 1998 : Metode Pengujian untuk Menentukan Suhu Beton Segar Semen

Portland SNI 03 4808 1998 : Metode Pengujian Kadar Air dalam Beton Segar Dengan Cara Titrasi

Volumetri SNI 03 4810 1998 : Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di Lapangan. SNI 03 6817 2002 : Metode Pengujian Mutu Air Untuk digunakan dalam Beton RSNI T 12 2004

: Perencanaan Struktur beton untuk Jembatan