BACAAN ANJURAN

BACAAN ANJURAN

1. Renè Descartes, Meditations on First Philosophy 2nd

Edition, terj. Laurence J. Lafleur (New York: Bobbs- Merrill, 1960[1951]).

2. Gilbert Ryle, The Concept of Mind (New York: Barnes &

Noble, 1949), Bab I, “Descartes’ Myth”, pp. 13-25.

3. Immanuel Kant, Critique of Pure Reason , “Preface” (kedua edisi) (CPR 7-37).

4. Immanuel Kant, Prolegomena to Any Future Metaphysics,

terj. Lewis White Beck (New York: The Bobbs-Merrill Company, 1950).

5. Stephen Palmquist, Kant’s System of Perspectives: An architectonic interpretation of the Critical philosophy (Lanham: University Press of America, 1993), Bab IV-VI, pp. 107-193.

6. Will Durant, The Story of Philosophy: The lives and

opinions of the greater philosophers 3rd Edition (New York: Simon and Schuster, 1982[1928]).

7. John Passmore, A Hundred Years of Philosophy 2nd Edition

(Harmondsworth: Penguin, 1966[1957]).

Metaphysics: An

introduction (Oxford: Blackwell Publishers Ltd, 1997).

Catatan Penerjemah Anak-kalimat ini merupakan saduran, sepersetujuan Palmquist, dari teks ―no human

being is perfect, so the perfect Be ing is not the “I” of whose existence I am certain;‖ Palmquist belum menjelaskan arti garis putus-putus yang terdapat di dalam gambar.

Penjelasannya adalah sebagai berikut. Garis putus-putus itu untuk menunjukkan penekanan perbedaan dua metode

―pemecahan‖ masalah benak-badan. Argumen yang berbasis ―Tuhan‖ adalah yang rasional, yang karenanya berfokus pada apa yang disediakan oleh benak kepada kita.

Argumen berbasis ―kelenjar kerucut‖ adalah yang biologis, yang berfokus pada apa yang disediakan oleh badan kepada kita. Garis putus-putus itu juga menunjukkan bahwa kedua

argumen tersebut merupakan upaya untuk menjembatani celah di situ, namun gagal lantaran masing-masing hanya berfokus pada satu sisi persamaan.

Menurut Palmquist, ―obyektivitas mutlak‖ bisa dibaca sebagai ―eksistensi yang independen secara mutlak‖. Intinya, dengan mendalilkan bahwa dunia mental kita terpisah total dari dunia fisis, namun bersikeras bahwa kedua jenis dunia ini sama nyatanya (walau substansinya berlainan), pada dasarnya Descartes menetapkan sesuatu

yang di kemudian hari dikenal sebagai ―pandangan dunia ilmiah‖. Tentu saja ada kemungkinan bahwa satu sisi benar total, sedangkan sisi lainnya salah

total, atau bahwa kedua sisi salah total. Jika itu terjadi, maka ―metode Kritis‖ tidak dibutuhkan. Akan tetapi, dalam pandangan Palmquist, kasus semacam itu relatif jarang.

Yang ia maksud (dan yang sekarang ia terangkan di kelasnya, tahun 2001) adalah bahwa dalam pembahasan filosofis yang serius, ketika dua pihak, atau lebih, yakin bahwa klaim mereka (yang berlawanan) masing-masing benar, pemicu perdebatan itu hampir selalu berupa perbedaan perspektif. Ia mengharap bahwa pembaca mengasumsikan bahwa pihak-pihak yang berdebat itu sama- sama memiliki ―fakta yang benar‖ namun masih Yang ia maksud (dan yang sekarang ia terangkan di kelasnya, tahun 2001) adalah bahwa dalam pembahasan filosofis yang serius, ketika dua pihak, atau lebih, yakin bahwa klaim mereka (yang berlawanan) masing-masing benar, pemicu perdebatan itu hampir selalu berupa perbedaan perspektif. Ia mengharap bahwa pembaca mengasumsikan bahwa pihak-pihak yang berdebat itu sama- sama memiliki ―fakta yang benar‖ namun masih

Perihal Gambar III.8a, saya mempunyai wawasan sebagai berikut. Gambar ini, bila Matahari merupakan forma obyek, yang dikombinasikan dengan satu gambar bumi yang dikelilingi oleh bulan (= bahan obyek), melambangkan idealisme Plato dan realisme Aristoteles. Plato mungkin mengklaim bahwa kita biasanya hidup di ―malam hari‖

dengan sinar bulan yang hanya merupakan pantulan (ilusi) dari sumber sinar sejati. Padahal, menurut Plato, realitas universal (tunggal) itu terdapat di ―siang hari‖ dengan

cahaya matahari yang merupakan sumber sinar sejati. Akan tetapi, Aristoteles mungkin melihat bahwa matahari merupakan salah satu bintang, dan bahwa bintang-bintang dan bulan lebih terlihat di malam hari. Maka Aristoteles memandang bahwa realitas-realitas partikular (jamak) itu justru terdapat di ―malam hari‖.

Wawasan tersebut disetujui oleh Palmquist. Bahkan ia menilai bahwa upaya pengaitan ―gua Plato‖ dengan Gambar III.8 adalah ―hebat‖, sedangkan pembandingan gambar tersebut dengan realisme Aristoteles bisa dinilai ―bagus‖).

Untuk alternatif, lihat http://www.utm.edu/research/iep/text/descart/des-med.htm Untuk alternatif, lihat http://www.hkbu.edu.hk/~ppp/cpr/prefs.html Untuk alternatif, lihat http://www.utm.edu/research/iep/text/kant/prolegom/prolegom.htm Untuk alternatif, lihat http://www.hkbu.edu.hk/~ppp/ksp1/KSP4.html

http://www.hkbu.edu.hk/~ppp/ksp1/KSP5.html http://www.hkbu.edu.hk/~ppp/ksp1/KSP6.html

Send comments (in English) to: StevePq@hkbu.edu.hk Back to the Index of Pohon Filsafat . Back to the English version of The Tree of Philosophy . Back to the listing of Steve Palmquist's published books . Back to the main map of Steve Palmquist's web site . This page was first placed on the web on 27 April 2003.