Tingkat Keterterapan SAK ETAP Pada Koperasi

Tabel 4 Tingkat Keterterapan SAK ETAP Pada Koperasi

Skor Jawaban

Skor

Skor

No. Keterangan

Nyata Ideal Interval Kategori

Kurang Prinsip

0,488 Diterapkan Pengakuan

0,610 Diterapkan Pengukuran

0,736 Diterapkan Pengungkapan Skor 4. Invikator

Sangat Prinsip

0,907 Diterapkan Penyajian

Keterterapan Kurang

Kemudian untuk akun maupun non akun ETAP, maka dapat dipastikan mereka tidak yang ada di laporan perubahan ekuitas dan

memiliki pemahaman mendasar tentang laporan arus kas yang dicatat dengan baik

biaya historis dan nilai wajar. Pemberian hanya: (1) distribusi ke pemilik ekuitas; (2)

penjelasan secara singkat pada kuesioner kas keluar yang dibayarkan untuk anggota;

tentang dua jenis pengukuran nampaknya dan (3) kas masuk yang didapatkan dari

tidak terlalu membantu karena diketahui pinjaman selain pihak bank.

bahwa responden (17 orang) lebih banyak Pada indikator prinsip pengukuran, di-

memilih kategori Selalu untuk nilai wajar peroleh interval skor sebesar 61% ( Di-

dibandingkan biaya historis (10 orang), terapkan ). Perolehan skor ini hampir men-

padahal kemungkinan besar koperasi yang dekati kriteria Kurang Diterapkan . Item

menjadi responden pada penelitian ini pertanyaan yang terdapat pada indikator ini

dipastikan sangat jarang bahkan tidak hanya ada dua, yakni: (1) biaya historis; dan

pernah melakukan transaksi pembelian dan (2) nilai wajar. Pengukuran adalah proses

penjualan efek untuk diperdagangkan penetapan jumlah uang untuk mengakui

(trading securities).

dan memasukkan setiap unsur laporan ke- Selanjutnya untuk indikator prinsip uangan ke dalam laporan posisi keuangan.

pengungkapan, skor interval yang dipero- Berdasarkan SAK ETAP, dasar pengukuran

leh lebih tinggi dibandingkan dua prinsip yang umum digunakan sebagian besar

indikator sebelumnya yaitu sebesar 73,6% adalah biaya historis dan sebagian kecil

( Diterapkan ). Syarat pengungkapan berda- adalah nilai wajar. Pengukuran dengan

sarkan SAK-ETAP setidaknya hanya meme- menggunakan nilai wajar hanya diperuntuk-

nuhi dua hal yakni: (1) menyajikan infor- kan untuk akun-akun tertentu seperti inves-

masi tentang dasar penyusunan laporan tasi, efek utang, efek ekuitas, dan sebagainya

keuangan dan kebijakan akuntansi tertentu yang dimaksudkan untuk diperdagangkan.

yang digunakan serta kebijakan akuntansi Oleh karena sebagian besar pelaku koperasi

lain yang digunakan yang relevan untuk yang menjadi responden pada penelitian ini

memahami laporan keuangan dan (2) memiliki tingkat pendidikan terakhir SMA,

mengungkapkan informasi yang disyarat- tidak memiliki latar belakang akuntansi dan

kan dalam SAK-ETAP dan juga informasi belum pernah mendapatkan pelatihan SAK

tambahan tetapi tidak disajikan dalam la-

SAK-ETAP Sebagai Solusi Overload Standar Akuntansi ... Narsa, Isnalita

poran keuangan. Sebagian besar koperasi yang menjadi responden pada penelitian ini dalam membuat catatan atas laporan keuangannya telah mengungkapkan de- ngan cukup baik sesuai dengan SAK ETAP. Dari empat butir pertanyaan yang ada pada indikator ini, pengungkapan yang paling banyak dilakukan oleh sebagian besar res- ponden pelaku koperasi adalah peng- ungkapan informasi domisili dan bentuk hukum. Sedangkan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijak- an akuntansi tertentu serta informasi tam- bahan yang dipandang relevan, sebagian besar responden memilih jawaban kadang- kadang.

Indikator terakhir yakni indikator prinsip penyajian mendapatkan skor inter- val paling tinggi dibandingan indikator- indikator lainnya, yaitu sebesar 90,7% ( Sangat Diterapkan ). Diketahui bahwa ha- nya dua jenis laporan keuangan yang rutin disajikan oleh sebagian besar koperasi, yak- ni laporan perubahan posisi keuangan (neraca) dan laporan laba rugi (jika pada koperasi disebut laporan sisa hasil usaha). Sesuai SAK-ETAP, penyajian laporan ke- uangan yang lengkap adalah terdiri dari lima jenis laporan keuangan. Tiga laporan keuangan lain yang penyajiannya jarang dilakukan oleh sebagian besar koperasi ada- lah laporan arus kas, catatan atas laporan keuangan, dan laporan perubahan ekuitas. Laporan perubahan ekuitas diketahui meru- pakan jenis laporan keuangan yang paling jarang dibuat oleh responden koperasi pada penelitian ini. Selain itu didapatkan hasil pula bahwa: (1) penyajian pemisahan klasi- fikasi akun berdasarkan lancar atau tidak- nya; (2) penyajian laporan keuangan mini- mal satu tahun sekali; dan (3) penyajian laporan keuangan komparatif dengan tahun sebelumnya, telah dilakukan dengan baik oleh sebagian besar koperasi. Hal ini me- nunjukkan bahwa sebagian besar koperasi telah memiliki pemahaman yang cukup me- madai tentang prinsip penyajian secara garis besar.

Secara keseluruhan jika dilihat dari variabel keterterapan, hasil interval skor yang didapat adalah sebesar 55,8% yang masuk pada kategori Kurang Diterapkan . Menengok pada pemaparan pada paragraf- paragraf sebelumnya, hasil ini menunjuk- kan bahwa sebagian besar koperasi cukup menerapkan SAK-ETAP namun hanya pada prinsip penyajian dan prinsip pengung- kapan, sedangkan untuk prinsip pengakuan dan pengukuran belum diterapkan dengan baik.

Alasan dari sedikitnya akun maupun non-akun serta juga prinsip-prinsip yang diterapkan berdasarkan SAK ETAP adalah karena jenis koperasi yang menjadi respon- den pada penelitian ini adalah koperasi simpan pinjam.

Hal penting lain yang ditemukan ada- lah sebagian besar koperasi yang menjadi responden pada penelitian ini tidak pernah mencatat akun utang bank, maka hal terse- but menunjukkan bahwa sebagian besar ko- perasi tidak pernah memperoleh akses dari pihak bank untuk dapat bantuan dana. Ter- akhir, dari data demografi diketahui seba- nyak 25 responden (62,5%) hanya berpen- didikan terakhir SMA dan sebanyak 19 res- ponden (47,5%) tidak memiliki latar bela- kang akuntansi. Selain itu separuh respon- den belum pernah mendapatkan pelatihan tentang SAK-ETAP, sehingga kembali lagi, selain alasan yang telah disebutkan sebe- lumnya, terdapat kemungkinan pedoman SAK-ETAP masih memberatkan para pela- ku koperasi karena hambatan dari karak- teristik pelaku koperasi.

Persepsi Pelaku Koperasi dan Akuntan Pendidik Terhadap Penerapan SAK ETAP

Tabel 5 dan 6 berikut ini memaparkan bagaimana persepsi pelaku koperasi dan akuntan pendidik secara keseluruhan dan berturut-turut untuk tiga indikator yang ada pada variabel persepsi itu sendiri. Indikator

I adalah indikator pengetahuan, indikator II adalah indikator pandangan terkait legalitas dan indikator III adalah indikator pendapat.

60 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan Volume 1, Nomor 1, Maret 2017 : 44 65

Kelompok responden pelaku koperasi, interval 0,754. Selanjutnya untuk kelompok seperti yang dapat dilihat pada Tabel 5

pelaku koperasi, berturut-turut untuk variabel persepsi masuk pada kategori

indikator I, II, dan III skor interval adalah Setuju dengan skor interval 0,726 sedang-

sebesar 0,680; 0,706; 0,755 yang kesemuanya kan untuk kelompok akuntan pendidik juga

masuk pada kategori Setuju . masuk pada kategori Setuju dengan skor