lxviii debitor sehingga kalau ada pihak lain yang hendak mengklaim benda
tersebut, ia dapat mengetahuinya melalui pengumuman tersebut.
32
7. ASPEK HUKUM PENDAFTARAN FIDUSIA
a. Essensi Pendaftaran
Pendaftaran bagi UU Fidusia adalah momentum yang sangat tinggi
nilainya dari lembaga jaminan fidusia, karena lahirnya Hak Agunan seperti yang disebutkan di atas adalah pada saat pendaftaran diterima di KPF.
Benda yang dibebani fidusia wajib didaftarkan Pasal 11 ayat 1 di KPF
Pasal 12 ayat 1, klausula yang mengatur tentang pendaftaran menugaskan kepada penerima fidusia atau wakilnya yang berkewajiban melakukan
kegiatan pendaftaran Pasal 13 ayat 1 dengan melampirkan pernyataan pendaftaran
dengan mengisi data sebagaimana yang diatur dalam Pasal 13
ayat 2. KPF menyediakan Buku Daftar Fidusia BDF. Untuk pertama kali KPF
didirikan di Jakarta dengan wilayah cakupan seluruh Indonesia.
Pasal 12 ayat 2, KPF di bawah Departemen Hukum dan HAM dahulu Departemen Kehakiman
Pasal 12 ayat 3, sedang pembentukan
KPF di daerah akan dibentuk dengan Keppres Pasal 12 ayat 4, KPF
menerbitkan Sertipikat Jaminan Fidusia yang diterbitkan pada tanggal yang sama dengan tanggal diterimanya permohonan, yang merupakan salinan
dari BDF, tanggal pendaftaran pada BDF sama dengan tanggal diterima pendaftaran pada KPF Pasal 14. Dalam Sertipikat Jaminan Fidusia
dicantumkan kata-kata :
32
Ibid, hlm 8.
lxix “DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”, yang
memberikan kekuatan Eksekutorial Sertipikat tersebut. Pasal 15. KPF tidak melakukan penelitian tentang kebenaran, tapi hanya melakukan
pengecekan terhadap penyataan pendaftaran.
b. Akibat Pendaftaran
Lembaga Pendaftaran merupakan lembaga baru dibanding dengan
FEO , dengan adanya lembaga ini telah tercapai pemenuhan asas
publisitas dan spesialitas sebagai salah satu syarat hak jaminan
kebendaan. Demikian pula lahirnya Hak Agunan atau Hak Kepemilikan atas jaminan Fidusia adalah pada saat penyerahan permohonan pendaftaran
pada KPF. Pendaftaran Benda yang wajib dilakukan oleh Penerima Fidusia,
didaftarkan di tempat kedudukan Pemberi Fidusia, mencakup benda baik yang berada di dalam maupun di luar wilayah Indonesia.
Undang-Undang Fidusia bercita-cita dengan lembaga Pendaftaran diharapkan akan terjamin kepastian hukum, dicegah fidusia ulang atau
fidusia parallel, yang sering terjadi dalam FEO, karena fidusia ulang untuk barang yang sama sedangkan fidusia paralel untuk barang yang tak
terpisahkan sering tidak dengan sepengetahuan Penerima Fidusia.
c. Masalah Pendaftaran Dimungkinkan dan Undang-Undang Fidusia dilakukan “mutasi”