Kesimpulan Saran KEWENANGAN PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH (PPAT) DALAM PEMBUATAN AKTA OTENTIK - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Kewenangan Pejabat Pembuat Akta Tanah masih dibatasi dengan berbagai macam peraturan perundang-undangan, dalam peraturan perundang-undangan tersebut mewajibkan Pejabat Pembuat Akta Tanah untuk menggunakan dan mengisi formulirblangko akta tanah pada saat akan membuat akta-akta otentik mengenai hak atas tanah atau hak milik atas satuan rumah susun. Ketentuan tersebut diatur dalam Pasal 38 ayat 2 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah juncto Pasal 96 ayat 2 Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997, disebutkan bahwa pembuatan akta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95 ayat 1 dan 2 harus menggunakan formulir sesuai dengan bentuk sebagaimana dimaksud pada ayat 1 yang disediakan. Menurut Pasal ini bahwa akta yang dimaksud dalam bentuk folmulirblangko yang sudah disediakan. 2. Kedudukan hukum dalam hal penggunaan blangko terhadap akta- akta pejabat Pembuat Akta Tanah sebagai akta otentik yang isinya merupakan kehendak atau atas permintaan pihak yang berkepentingan, maka blangko akta tidak memiliki urgensi hukum, karena dengan menggunakan blangko berarti isi perjanjian sudah diatur dalam hukum publik atau karena jabatan dan hal ini bertentangan dengan asas kebebasan berkontrak bagi Akta-akta Pejabat Pembuat Akta Tanah sebagai perbuatan hukum kontraktual. Keberadaan blangko akta dapat membantu kinerja PPAT Sementara PPAT yang baru diangkat menjadi PPAT, karena dapat memudahkan PPAT Sementara PPAT baru dalam pembuatan akta. Selain itu dapat memudahkan BPN dalam pemeriksaan, serta agar terdapat keseragaman dalam bentuk Akta PPAT. Blangko akta sangat penting bagi PPAT, karena apabila tidak menggunakan blangko akta maka PPAT tidak bisa melaksanakan tugasnya dalam hal pembuatan akta otentik mengenai hak atas tanah atau hak milik atas satuan rumah susun.

B. Saran

1. Sebaiknya Badan Pertanahan Nasional memberikan otoritas atau kewenangan kepada PPAT untuk membuat akta otentik sesuai dengan bentuk yang ditentukan tanpa harus menggunakan blangko atau formulir akta. Hal ini akan mempunyai banyak manfaat, antara lain : a. Menghindari adanya pungutan biaya-biaya diluar peraturan yang telah ditetapkan terkait terbitnya blangko akta yang anggarannya telah ditetapkan dalam APBN. b. Mengurangi pembebanan terhadap anggaran belanja Negara guna pencetakan blangko tersebut. c. Menghindari adanya kelangkaan atau kekosongan blangko, sehingga tidak ada alasan bagi PPAT untuk tidak membuat akta atau tidak melayani masyarakat ; 2. Pemerintah membuat Undang-Undang khusus yang mengatur tentang Pejabat Pembuat Akta Tanah, yang mana dalam undang- undang tersebut juga mengatur secara terperinci bentuk dan format akta yang bisa dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah. Sehingga menegaskan bahwa Pejabat Pembuat Akta Tanah adalah benar sebagai pejabat Umum yang diberi kewenangan dalam membuat suatu akta otentik. DAFTAR PUSTAKA

A. Buku-buku :