Kecernaan 111 Vitro dan 111 Sacco Kulit Kayu yang Mendapat Perlakuan NaOH dan Urea

RINGKASAN
Widia Astuti. 2001. Kecernaan 111 Vitro dan 111 Sacco Kulit Kayu yang
Mendapat Perlakuan NaOH dan Urea. Jurusan Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak.
Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor.
Pembimbing Utanla
Pembinlbing Anggota

: Dr. Ir. Toto Toharlnat, M. Agr. Sc
: Elizabeth Wina, M. Sc

pada pusat kegiatan pernanenan
Di Indollesia kulit kayu bailyak dij~~rnpai
kayu. Limbah kayu dalam jumlah besar akan n~eni~nbulkan
masalah lingkungan.
Salah satu cara untuk memanfaatkan kulit kayu yaitu dengan ~nenjadikansebagai
paltan temak. Kulit kayu menga~ldungprotein kasar 5,61-6,78% dan lignin 25,0336,33%.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan nilai nutrisi kulit kayu dengan
perlakuan alkali (NaOH dan urea) dan lne~lentukantingkat substitusi kulit kayu
terhadap ruinput gajah. Penelitian dimulai pada bulan Mei 2000 dan berakhir pada
bulan Noveinber 2000, di Laboratorium Analisis Pakan, Balai Penelitian Ternak
Ciawi, Bogor.

Sainpel kulit kayu yang digunakan dalaln penelitian ini ada 5 lnacanl yaitu:
(1) kulit k a y ~segar
~ campurail (Acacia n~ar1giu117
dan Gn~elinaar-borea), (2) kulit
kayu calnpuran yang telah lama tertimbun di teinpat pembuangan akhir. (3) sisa
ekstrak tallin kulit kayu campuran. (4) kulit kayu A. rl~m~giwn,
dan ( 5 ) sisa ekstrak
tanin kulit kayu A. r,~rmgiun7. Kulit kayu berasal dari PT. Sumalindo Lestari Jaya
di Kalimantan Timur.
Peilelitian terdiri dari 4 percobaan yaitu 3 percobaan it? vi(ro dan 1 percobaaan
in sacco. Percobaan ir~vilro terdiri dari penentuan kecernaan kulit kayu dengan
perlakuan urea dan NaOH dengan cara kering, perlakuan NaOH dengan cara
perendaman, substitusi kulit kayu pada rulnput gajah dan termasuk pengukuran
produksi gas. Percobaan in sacco yaitu n~enentuka~l
degradasi koinponen pakan kulit
kayu dan rumput gajah dengan waktu inkubasi selaina 0 , 6 , 12,24,48 dan 72 jam.
Hasil analisis menunjukkan bahwa perlakuan alkali (NaOH) pada kulit kayu
nyata (P < 0,01) meningkatkan kecernaa~l bahan kering dan bahan organik.
Peningkatan kecernaan dengan cara perendaman pada larutan NaOI-I lebih efektifjika
dibandingkan dengan cara kering. Jellis kulit kayu yang terbaik adalah kulit kayu

A. rnarigiunz yang telah diekstrak taninnya. Perlakuan kulit kayu terbaik adalah cara
perendaman dalam larutan NaOH 4%. Kulit kayu A. rllungiurl~yang telah diekstrak
taninnya dan lnendapat perlakuan perendaman dalanl NaOH 4% mempunyai rataan
ltecer~laanbahan kering 49,26% dan bahan organik 45,l 1%.
Kulit ltayu yang mendapat perlakuan perendalnan dalam NaOII 4%
mempunyai tingkat kelarutan yang tinggi, sedangkan bagian yang tidak terlarut sulit
didegradasi ole11 mikroba rumen. Hal ini terbukti dari percobaan ;I? succo yang
menyatakan bahwa degradasi bahan kering, bahan organik dan NDF kulit kayu yang
diinkubasi selama 72 jam tidak berbeda nyata (P > 0.05) dengan 0 jam. Produksi gas