Fermentabilitas dan kecernaan in vitro daun tanaman Indigofera sp. yang mendapat perlakuan pupuk cair untuk daun

FERMENTABILITAS DAN KECERNAAN IN VITRO DAUN
TANAMAN Indigofera sp. YANG MENDAPAT
PERLAKUAN PUPUK CAIR UNTUK DAUN

SKRIPSI
INTAN JOVINTRY

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011

RINGKASAN
INTAN JOVINTRY. D24070053. 2011. Fermentabilitas dan Kecernaan In Vitro
Daun Tanaman Indigofera sp. yang Mendapat Perlakuan Pupuk Cair untuk
Daun. Skripsi. Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan,
Institut Pertanian Bogor.
Pembimbing Utama
Pembimbing Anggota

: Dr. Ir. Luki Abdullah, MSc. Agr

: Prof. Dr. Ir. Dewi Apri Astuti, MS

Indigofera sp. adalah jenis legum pohon yang tinggi kandungan protein
(22,30%-31,1%) dan mineral (Ca 0,97%-4,52%; P 0,19%-0,33%; Mg 0,21%-1,07%).
Jenis leguminosa pohon ini cocok dikembangkan di Indonesia karena toleran
terhadap musim kering, genangan air, dan tahan terhadap salinitas. Selain itu
pertumbuhan sangat cepat, adaptif terhadap tingkat kesuburan rendah, mudah dan
murah pemeliharaannya. Legum ini diharapkan dapat menjadi alternatif untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi ternak ruminansia, misalnya kambing perah. Usaha
mengembangkan dan meningkatkan kualitas daun Indigofera sangat diperlukan,
salah satunya dengan mengevaluasi fermentabilitas dan kecernaan tepung daun
Indigofera setelah diberikan perlakuan pupuk cair daun selama masa budidaya.
Pupuk cair daun adalah pupuk cair yang disemprotkan pada daun Indigofera sp.
Kandungan nutrien masing-masing daun Indigofera yang telah diberikan perlakuan
pemberian pupuk cair daun perlu dievaluasi dengan menggunakan metode in vitro
sebelum dilakukan metode in vivo. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari
pengaruh pemberian pupuk cair daun terhadap fermentabilitas dan kecernaan tepung
daun Indigofera sp. defoliasi pertama pada umur 60 hari melalui teknik in vitro
dengan media cairan rumen kambing serta melihat pengaruh pemupukan terhadap
ketersediaan bahan kering dan bahan organik yang tercerna. Ketersediaan bahan

kering dan bahan organik tercerna adalah jumlah biomassa hijauan pakan yang
diproduksi dan dapat dicerna oleh ternak.
Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok, terdiri atas 6 perlakuan
dan 3 ulangan yang merupakan blok dalam rancangan percobaan ini. Blok pada
rancangan penelitian ini adalah petak media penanaman Indigofera sp. Perlakuannya
adalah : P0 = kontrol (25% urin sapi : 75% air); P1 = P0 + larutan elemen nutrien 1%
(10ml/L); P2 = P0 + larutan elemen nutrien 2% (20ml/L); P3 = P0 + larutan elemen
nutrien 3% (30ml/L); P4 = P0 + larutan elemen nutrien 4% (40ml/L); P5 = P0 +
larutan elemen nutrien 5% (50ml/L). Elemen nutrien adalah komponen berikut : 2022% N (NH4NO3), 17% P (H2PO4), 15-17% K (K2SO4). Data yang diperoleh
dianalisis dengan sidik ragam (ANOVA) menggunakan program SAS 9.1, jika
terdapat perbedaan yang nyata dilakukan uji polinomial ortogonal (Mattjik dan
Sumertajaya, 2000). Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah konsentrasi
VFA total, konsentrasi NH3, koefisien cerna bahan kering (KCBK), koefisien cerna
bahan organik (KCBO), ketersediaan bahan kering tercerna, dan ketersediaan bahan
organik tercerna.
Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian elemen nutrien melalui
pupuk cair daun Indigofera sp. sampai taraf 5% tidak nyata mempengaruhi
konsentrasi VFA total, konsentrasi NH3, KCBK, dan KCBO. Pemberian elemen
nutrien sampai taraf 5% pada pupuk cair daun berpengaruh nyata (P