KODE ETIK PENYIDIKAN SISTEM PENDUKUNG

91 Bagian Kedua Sanksi Pasal 282 1 Anggota yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 dikenai sanksi berdasarkan keputusan Badan Kehormatan. 2 Anggota yang terbukti melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 281 ayat 1 danatau ayat 2 dikenai sanksi pemberhentian sebagai anggota. 3 Anggota yang terbukti melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 281 ayat 3 berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap dikenai sanksi pemberhentian sebagai anggota. Pasal 283 Jenis sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 282 ayat 1 berupa: a. teguran lisan; b. teguran tertulis; danatau c. diberhentikan dari pimpinan pada alat kelengkapan. Pasal 284 Setiap orang, kelompok, atau organisasi dapat mengajukan pengaduan kepada Badan Kehormatan DPR dalam hal memiliki bukti yang cukup bahwa terdapat anggota yang tidak melaksanakan salah satu kewajiban atau lebih sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 danatau melanggar ketentuan larangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 281. Pasal 285 Ketentuan mengenai tata cara pengaduan masyarakat dan penjatuhan sanksi diatur dengan peraturan DPR tentang tata beracara Badan Kehormatan.

BAB XIX KODE ETIK

Pasal 286 1 DPR menyusun kode etik yang berisi norma yang wajib dipatuhi oleh setiap anggota selama menjalankan tugasnya untuk menjaga martabat, kehormatan, citra, dan kredibilitas DPR. 2 Ketentuan mengenai kode etik sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diatur dengan Peraturan DPR tentang Kode Etik

BAB XX PENYIDIKAN

Pasal 287 1 Dalam hal anggota diduga melakukan perbuatan pidana, pemanggilan, permintaan keterangan, dan penyidikannya harus mendapat persetujuan tertulis dari Presiden. 92 2 Dalam hal persetujuan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat 1 tidak diberikan oleh Presiden dalam waktu paling lambat 30 tiga puluh hari terhitung sejak diterimanya permohonan, proses pemanggilan dan permintaan keterangan untuk penyidikan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat dilakukan. 3 Ketentuan mengenai persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 tidak berlaku apabila anggota: a. tertangkap tangan melakukan tindak pidana; b. disangka melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana mati atau pidana seumur hidup atau tindak pidana kejahatan terhadap kemanusiaan dan keamanan negara berdasarkan bukti permulaan yang cukup; atau c. disangka melakukan tindak pidana khusus. 4 Setelah tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dilakukan, harus dilaporkan kepada pejabat yang berwenang agar memberikan izin paling lambat dalam 2 dua kali 24 dua puluh empat jam. 5 Selama anggota menjalani proses penyidikan, penuntutan, pemeriksaaan di depan pengadilan, yang bersangkutan tetap menerima hak-hak keuangan dan administrasi sampai dengan adanya putusan pengadilan yang memperoleh kekuatan hukum tetap.

BAB XXI SISTEM PENDUKUNG

Bagian Kesatu Umum Pasal 288 1 Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas dan wewenang DPR dibentuk Sekretariat Jenderal yang susunan organisasi dan tata kerjanya diatur dengan peraturan Presiden atas usul DPR. 2 Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas dan wewenang DPR, dibentuk badan fungsionalkeahlian yang ditetapkan dengan peraturan DPR setelah dikonsultasikan dengan Pemerintah. Bagian Kedua Sekretariat Jenderal Pasal 289 1 Sekretariat Jenderal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 288 ayat 1 dipimpin oleh seorang Sekretaris Jenderal DPR yang diusulkan oleh pimpinan DPR sebanyak 3 tiga orang kepada Presiden. 2 Usul pengangkatan Sekretaris Jenderal sebagaimana dimaksud pada ayat 1, diajukan setelah melalui uji kepatutan dan kelayakan oleh Tim yang dibentuk pimpinan DPR, yang terdiri dari unsur pimpinan fraksi. 3 Sekretaris Jenderal sebagaimana dimaksud pada ayat 1 pada dasarnya berasal dari pegawai negeri sipil profesional yang memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 93 4 Sebelum mengajukan usul nama calon sekretaris jenderal sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2, pimpinan DPR harus berkonsultasi dengan Pemerintah. 5 Usul nama calon sekretaris jenderal sebagaimana dimaksud pada ayat 3 ditetapkan dengan keputusan pimpinan DPR untuk diangkat dengan keputusan Presiden. 6 Dalam melaksanakan tugasnya, Sekretaris Jenderal DPR bertanggung jawab kepada pimpinan DPR. Pasal 290 Pegawai Sekretariat Jenderal terdiri atas pegawai negeri sipil dan pegawai tidak tetap. Pasal 291 Sekretaris Jenderal DPR dengan persetujuan pimpinan DPR dapat menjadi anggota organisasi internasional yang menghimpun para sekretaris jenderal parlemen dan memberikan laporan tertulis serta pertanggungjawaban atas pelaksanaan kegiatannya dalam organisasi tersebut kepada pimpinan DPR. Bagian Ketiga Badan FungsionalKeahlian Pasal 292 1 Badan fungsionalkeahlian secara fungsional bertanggung jawab kepada DPR dan secara administratif berada di bawah Sekretariat Jenderal. 2 Badan fungsionalkeahlian DPR terdiri atas pegawai negeri sipil dan pegawai tidak tetap. 3 Badan fungsionalkeahlian memberikan dukungan pelayanan keahlian pada setiap alat kelengkapan DPR. 4 Susunan dan tata kerja badan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diatur dalam Peraturan DPR. Bagian Keempat Kelompok Pakar atau Tim Ahli Pasal 293 1 Dalam rangka melaksanakan tugas dan wewenang DPR dibentuk kelompok pakar atau tim ahli yang diperbantukan terutama kepada anggota. 2 Kelompok pakar atau tim ahli sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diangkat dan diberhentikan dengan keputusan Sekretaris Jenderal DPR sesuai dengan kebutuhan atas usul anggota. 3 Kelompok pakar atau tim ahli sebagaimana dimaksud pada ayat 1 terdiri atas para ahli di bidang konstitusi, perundang-undangan, ekonomi dan keuangan, dan berbagai bidang keahlian yang dibutuhkan oleh DPR. 4 Kelompok pakar atau tim ahli sebagaimana dimaksud pada ayat 1 direkrut secara khusus oleh lembaga profesional. 5 Kelompok pakar atau tim ahli sebagaimana dimaksud pada ayat 1 secara fungsional dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada DPR. 94 6 Kelompok pakar atau tim ahli sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh sebuah sekretariat. 7 Pakar atau ahli yang diperbantukan kepada anggota sebagaimana dimaksud pada ayat 1 direkrut secara khusus berdasarkan usul dari anggota. 8 Pakar atau ahli sebagaimana dimaksud pada ayat 7 dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada anggota yang bersangkutan. Pasal 294 Kelompok pakar atau tim ahli dari DPR yang hadir dalam rapat DPR atas undangan pimpinan alat kelengkapan DPR yang bersangkutan, memiliki hak berbicara atas permintaan ketua rapat.

BAB XXII SURAT MASUK DAN SURAT KELUAR