bayinya dalam satu jam pertama setelah melahirkan. Karena hal ini dapat menghindari bayi dari serangan berbagai penyakit berbahaya dalam masa paling
rentan dalam kehidupannya. Maka tidaklah berlebihan apabila diktakan bahawa asi di satu jam pertama adalah hal yang tak ternilai untuk bayi. Inilah hak pertama
seorang anak manusia setelah ia dilahirkan. Ibu bisa membiarkan bayinya belajar menyusu sendiri begitu bayi dilahirkan. Keberhasilan IMD ini telah dibuktikan
dengan penilitain yang dilakukan terhadap 10.947 bayi baru lahir antara bulan juli 2003 dan juni 2004 di Ghana, ternyata bila bayi dapat menyusu 1 jam pertama dapat
menyelamatkan 22 bayi dari kematian saat bayi baru lahir Maryunani, 2009. Adapun kandungan fosfor dapat diabsorpsi secara efisien sebagai fosfor
bebas didalam usus sebagai dihidrolisis dan dilepas dari makanan. Bayi dapat menyerap 85 – 90 fosfor berasal dari Air Susu Ibu ASI. Sebanyak 65 – 70
fosfor berasal dari susu sapi dan 50 – 70 fosfor berasal dari susu makanan normal dapat diabsorpsi oleh anak-anak dan orang dewasa. Bila konsumsi fosfor rendah,
taraf absorpsi dapat mencapai 90 dari konsumsi fosfor Almatsier, 2009. Dari hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan di RS MITRA SEJATI
melalui rekam medik, diperoleh data bahwa pada tahun 2012, dari jumlah persalinan 67 orang dengan resiko tinggi di sesar 7 orang 5, dan pada bulan februari – april
ada 42 orang dari jumlah persalinan sesar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas penulis merumuskan permasalahan penelitian yaitu “Bagaimana perilaku ibu bersalin dengan seksio sesar terhadap
Pemberian ASI Colustrum di RS MITRA SEJATI 2013”.
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui perilaku ibu yang bersalin secara seksio sesar terhadap pemberian ASI Colustrum.
2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengetahuan ibu bersalin dengan seksio sesar terhadap
pemberian Air Susu Ibu Colustrum di RSU MITRA SEJATI 2013. 2.
Untuk mengetahui sikap ibu bersalin dengan seksio sesar terhadap pemberian Air Susu Ibu Colustrum di RSU MITRA SEJATI 2013.
Universitas Sumatera Utara
3. Untuk mengetahui tindakan ibu yang bersalin secara seksio sesar terhadap
pemberian Air Susu Ibu Colustrum di RSU MITRA SEJATI 2013.
D. Manfaat Penelitian
a. Bagi Peneliti
1. Sebagai prasyarat untuk menyelesaikan pendidikan D-IV Bidan Pendidik
Universitas Sumatera Utara. 2.
Sebagai aplikasi ilmu yang didapat peneliti selama menempuh pendidikan D-IV Bidan Pendidik Universitas Sumatera Utara.
b. Bagi Institusi Rumah Sakit
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam rangka meningkatkan pemberian ASI Colustrum di RS MITRA SEJATI 2013.
c. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan referensi di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara Studi D- IV Bidan Pendidik serta dapat menambah pengetahuan mahasiswi tentang
perilaku ibu bersalin dengan seksio sesar terhadap pemberian ASI Colustrum.
Universitas Sumatera Utara
6
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A. Konsep Perilaku
Perilaku dapat dibedakan antara perilaku tertutup covert, maupun perilaku terbuka overt seperti yang telah diuraikan sebelumnya tetapi sebenarnya perilaku
adalah totalitas yang terjadi pada orang yang bersangkutan. Dengan kata lain, perilaku adalah merupakan keseluruhan totalitas pemahaman dan aktivitas
seseorang yang merupakan hasil bersama antara faktor internal dan eksternal. Menurut Benyamin Bloom 1908 seorang ahli psikologi pendidikan
membedakan adanya 3 area yaitu wilayah, ranah atau domain perilaku ini yakni kognitif cognitive, afektif affective, dan psikomotor psychomotor. Kemudian
oleh ahli pendidikan di Indonesia, ketiga domain ini diterjemahkan ke dalam cipta kognitif, rasa afektif, dan karsa psikomotor, atau pericipta, perirasa, dan
peritindak Notoatmodjo, 2010. Dalam perkembangan selanjutnya, berdasarkan kepentingan pendidikan
praktis dapat di ukur dalam 3 tahap yaitu :
1. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra
manusia yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba Machfoedz, 2009.
Pengetahuan adalah hasil pengindaraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya mata, hidung,telinga, dan
sebagainya. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra pendengaran telinga, dan indra penglihatan mata Notoatmodjo, 2010.
Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda. Secara garis besarnya mempunyai 6 tingkat, yaitu :
a. Tahu
Tahu diartikan hanya sebagai recall memanggil memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Misalnya : tahu bahwa buah tomat
banyak mengandung vitamin C
Universitas Sumatera Utara