6
terhadap Iran. Nicolini mengecam Argo karena benar-benar mengabaikan cerita versi Iran, dan mencatat bahwa film ini adalah versi yang menghapus peristiwa sebenarnya. Dia
berargumen bahwa tidak ada yang otentik tentang manipulasi film peristiwa bersejarah, dan film ini sebagai propaganda politik murni. Argo adalah sebuah film propaganda seperti film-
film Nazi karya sineas wanita Leni Riefenstahl. Sama seperti Riefenstahl, mengagungkan sebuah organisasi kriminal yang menebar kematian. Dan juga tujuan utamanya adalah untuk
menciptakan kebencian dan mengubah penonton menjadi pembunuh massal. Riefenstahl memuja Partai Nazi dan Hitler, sementara Argo mengagungkan CIA. Riefenstahl menebar
kebencian lewat karya-karyanya dan memoles pandangan antisemitisme agar terlihat cantik, sementara Argo membuat provokasi Zionis melalui gerakan Islamphobia dan Iranphobia
terlihat alami dan tak terelakkan. Anonim : 2013.
Dalam penilitihan ini mencoba menganalisis film Argo karya Ben Affleck, dimana terdapat unsur audio dan visual yang menggunakan unsur teknik propaganda. Melihat dari
fenomena khususnya fakta-fakta yang berkaitan dengan uraian di atas, Maka penulis tertarik untuk melakukan study terhadap pemakaian teknik propaganda dalam film Argo karya Ben
Affleck dengan judul “ Teknik Propaganda Dalam Film Analisis Isi Film Argo Karya Ben Affleck ”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitihan ini adalah seberapa porsi proposisi teknik propaganda dalam film Argo
karya Ben Affleck.
7
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menghitung frekuensi kemunculan teknik
propaganda dalam film Argo karya Ben Affleck.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini memberi beberapa manfaat, antara lain yaitu : 1.
Secara Akademis Hasil penelitian ini diharapkan mampu memotivasi penelitian untuk lebih
mengembangkan dan memperluas berbagai penelitian di masa akan datang, serta memperoleh pengetahuan mengenai pesan propaganda dalam film.
Dalam penelitian ini juga diharapkan menjadi sumbangan penelitian yang berguna bagi mahasiswa Ilmu Komunikasi khususnya bagi mereka yang memilih konsentrasi
Audio Visual dalam menganalisis film. 2.
Secara Praktis Hasil penelitian ini diharapkan pula dapat memberikan pemahaman untuk
membuat acuan dalam memproduksi film sejenis tentang propaganda. Serta juga dapat memberikan pertimbangan maupun informasi dalam menyeleksi sebuah
informasi dalam film untuk dikonsumsi.
E. Tinjauan Pustaka
E.1. Propaganda: Definisi, Jenis - Jenis Dan Teknik
Definisi propaganda banyak sekali dikemukakan oleh para ahli dibidang sosiologi, psikologi dan ada juga yang mempunyai latar belakang orator. Ini
dimungkinkan karena masing-masing pihak, kelompok maupun individu mempunyai
8
latar belakang, kurun waktu atu tujuan yang berlainan sehingga membuat uraian arti propaganda sangat bervariasi. Dra. Djoenaesih, Drs. Sunarjo 1982 : 25-26
mengemukakan bahwa orang yang mendifinisikan “propaganda” sedang mendifinisikan definisinya masing-masing. Di dalam “Communication Theories”
dikatakan bahwa propaganda adalah kegiatan komunikasi yang menggunakan teknik- teknik tertentu.
Propaganda berasal dari bahasa latin propagare yang artinya cara tukang kebun menyemaikan tunas suatu tanaman ke sebuah lahan untuk memproduksi tanaman baru
yang kelak akan tumbuh sendiri Nurudin, 2001 : 9. Propaganda adalah suatu jenis komunikasi yang berusaha mempengaruhi pandangan dan reaksi tanpa mengindahkan
tentang nilai benar atau tidak benarnya pesan yang disampaikan seperti yang tercantum dalam Encyclopedia Internasional.
Harold D. Laswell dalam tulisannya Propaganda 1937 yang dikutip Nurudin 2001: 10 mengatakan propaganda adalah teknik untuk mempengaruhi kegiatan
manusia dengan memanipulasikan representasinya “Propaganda in broadest sense is the technique of influencing human action by the manipulation of representations”
defininsi lainya dari Laswell dalam bukunya “Propaganda technique in the world war” 1927 mengatakan bahwa propaganda semata-mata merupakan kontrol opini,
yang dilakukan melalui simbol-simbol yang mengandung arti, atau menyampaikan pendapat yang kongkrit dan teliti, melalui sebuah cerita, rumor, laporan gambar-
gambar dan bentuk-bentuk lain yang bisa digunakan dalam komunikasi sosial. Barnays mengatakan, propaganda modern adalah suatu usaha yang bersifat
konsisten dan terus menerus untuk menciptakan atau membentuk suatu peristiwa-
9
peristiwa guna mempengaruhi hubungan public terhadap suatu usaha ataupun kelompok. Propaganda bisa diibaratkan sebuah ilmu. Ilmu itu akan membuahkan hasil
jika melekat pada orang yang berkepribadian baik. Namun, propaganda akan menghasilkan kejelekan dan kesengsaraan manakala melekat pada orang yang tidak
baik Nurudin, 2001: 10 Dari pengertian di atas, propaganda jelas adalah suatu perbuatan yang memang
sengaja dibuat untuk mempengaruhi pihak lain dan pihak yang melakukan propaganda adalah pihak yang kuat dan berkuasa. Propaganda dalam perkembangannya bisa
mencakup sebagai media mempunyai informasi dan tidak menutup kemungkinan setiap ditemukan teknologi baru tentang media komunikasi, maka akan ditemukan lagi
cara baru menyampaikan propaganda dengan media tersebut.
Jenis-jenis propaganda menurut Santoso Satropoetro, 2003. yaitu : 1.
Black Propaganda Black propaganda adalah propaganda terbuka dimana menyerang narasumber
yang dikenai propaganda secara terang-terangan atau terbuka. 2.
White Propaganda White propaganda adalah propaganda tertutup atau dilakukan secara sembunyi-
sembunyi. Dimana peogandis tidak secara terang-terangan menyerang orang yang dikenai propaganda. Misalkan, ketika pemilu walikota menyatakan bahwa pililah
walikota yang berpendidikan tinggi, padahal pernyataan itu ditujukan pada dirinya sendiri.
10
3. Grey Propaganda
Grey propaganda adalah propaganda yang tidak diketahui pasti sumbernya, maka dapat menimbulkan keraguan.
Jenis Propaganda berdasarkan isi pesan menurut Dobb, 1996. yaitu : 1.
Propaganda Tersembunyi Peogandis menyembunyikan tujuan utama dalam kemasan suatu pesan lain.
Misalnya konferensi pers yang dilakukan oleh seorang presiden Amerika. 2.
Propaganda Terbuka Setiap kemasan pesan cara dan perilakunya dikemukakan secara transparan tanpa
dikemas dengan pesan lain. Misalnya kampanye terbuka calon presiden atau wali kota.
Sedangakan Ellul, 1965, membagi propaganda dalam dua cara yakni vertikal dan horizontal.
1. Propaganda Vertikal
Propaganda yang dilakukan oleh satu pihak kepada orang banyak dan biasanya mengandalkan media massa untuk menyebarkan pesan-pesannya.
2. Propaganda Horizontal
Propaganda yang dilakukan seorang pemimpin suatu organisasi atau kelompok kepada anggotanya dengan melalui tatap muka atau komunikasi antar personal
dan biasanya tidak menggunakan media massa.
11
Seperti halnya komunikasi, propaganda juga sangat membutuhkan teknik untuk mencapai sasaran dan tujuannya. Sebab dengan menggunakan teknik yang tepat akan
menghasilkan pencapaian yang optimal. Berikut beberapa teknik propaganda menurut Nurudin 2001: 29.
1. Name Calling Penggunaan nama ejekan
Name Calling adalah teknik propaganda dengan memberikan sebuah ide atau lebel yang buruk. Tujuannya untuk menurunkan derajat nama seseorang atau prestise
suatu ide dimuka umum agar orang menolak dan menyangsikan ide tertentu tanpa mengoreksinya atau memeriksanya terlebih dahulu. Sebutan-sebutan seperti
“provokator”, “lintah darat”, “kepo”, “Pemberi Harapan Palsu PHP”, Partai Komunis Indonesia PKI” terhadap seseorang atau suatu pihak tidak lain bermaksud
untuk memberikan julukan karakteristik yang bersifat menurunkan derajat. Dan menjadi ciri khas yang melekat pada teknik ini. Teknik ini sering digunakan dalam
propaganda lisan. 2.
Gliterring Generalities Penggunaan kata-kata muluk Gliterring Generalities adalah mengasosiasikan sesuatu dengan sesuatu “kata
bijak” yang digunakan untuk membuat kita menerima dan menyetujui hal itu tanpa memeriksanya terlebih dahulu. Dimana peogandis menonjolkan gagasan dengan
sanjungan-sanjungan agung seperti penggunaan kata-kata atau kalimat “demi keadilan dan kebenaran” atau “demi membelah kaum yang tertindas” menjadi salah
satu ciri teknik propaganda ini. Peogandis dalam hal inilah mengidentifikasikan dirinya atau gagasanya dengan segala apa yang serbah luhur dan agung.
12
3. Transfer Pengalihan
Transfer adalah cirri-ciri kegiatan propaganda yang menggunakan teknik memakai pengaruh dari seorang tokoh yang paling dikagumi dan berwibawa di
lingkungan tertentu. Peogandis dalam hal ini mempunyai maksud agar komunikan terpengaruh secara psikologis terhadap apa yang sedang dipropagandakan. Misalnya
Partai Demokrat Indonesia-Perjuangan PDI-P dalam berbagai kesempatan terutama menjelang pemilu sering memakai pengaruh Bung Karno yang sangat dikagumi dan
berwibawa bagi rakyat Indonesia, juga di lingkungan-lingkungan tertentu seperti golongan nasionalis karena beliau sebagai proklamator, intelektual dan orator ulung.
4. Testimonials Pengutipan
Testimonials adalah cara melancarkan propaganda dengan mengutip kata-kata orang terkenal mengenai baik atau tidaknya suatu ide atau pokok, dengan tujuan agar
khalayak mengikutinya. Teknik ini juga sering digunakan dalam dunia periklanan. Misalnya untuk memperkuat lebel halal pada suatu produk, digunakan tokoh agama
dalam iklan produk tersebut. Iklan “bintang toejoh masuk angin” dengan tokoh Mahfud MD juga termasuk penggunaan teknik ini, dimana kata yang sering
diucapkan Mahfud MD yaitu “wong bejo orang beruntung” menjadi slogan produk ini.
5. Plain Folk Perendahan diri
Plain Folk adalah propaganda dengan menggunakan cara identifikasi terhadap suatu ide. Misalnya dengan kata-kata milik rakyat atau dari rakyat. Seperti halnya
Golkar yang pernah mempropagandakan Soeharto sebagai milik rakyat serta
13
dikehendaki oleh rakyat, meskipun tidak tau rakyat yang mana yang menghendakinya dan dia pun terpilih pada SU MPR tahun 1998.
Sifat “merakyat” sering dimunculkan dalam propaganda ini dimana rakyat jelata menjadi sekedar mainan politisi saja karena dalam sejarah bernegara tidak pernah
kuat dan kritis. Dengan demikian maksud teknik propaganda ini yaitu menyamakan diri dengan rakyat, dimana peogandis mengidentikan yang dipropagandakan milik
atau mengabdi kepada komunikan. 6.
Card Stacking Penumpukan fakta Card Stackling adalah teknik propaganda yang hanya menonjolkan hal-hal sisi
baiknya saja, shingga publik hanya dapat melihat dari satu segi. Misalnya program Pak Harto adalah “Bapak Pembangunan” yang pernah dicanangkan oleh Ali
Moertopo seolah mengklaim hanya Pak Harto lah pelopordan penggerak pembangunan di Indonesia.
Card Stackling meliputi seleksi dan kegunaan fakta atau kepalsuan, ilustrasi atau kebingungan dan masuk akal atau ditak masuk akal suatu pernyataan agar
memberikan kemungkinan terburuk atau terbaik suatu gagasan, program, manusia dan barang.
7. Bandwagon Technique Hura-hura
Teknik ini dilakukan dengan cara menggembar-gemborkan sukses yang telah dicapai seseorang, suatu lembaga atau suatu organisasi. Dalam bidang ekonomi,
teknik ini digunakan untuk menarik minat pembeli akan suatu produk tertentu yang laku keras di pasaran. Dalam bidang politik Golkar sering mengembar-gemborkan
propaganda kesuksesan pembangunan nasional.
14
8. Reputable Mounthpiece
Teknik yang dilakukan dengan mengemukakan sesuatu yang tidak sesuai kenyataan. Teknik ini biasanya digunakan oleh seseorang yang menyanjung
pemimpin, akan tetapi tidak tulus. Bung Karno pernah diangkat sebagai “waliyul amri” dan panglima besar revolusi. Teknik ini dilakukan karena ada ambisi seseorang
atau sekelompok orang yang ingin aman di lingkaran kekuasaan. Atau bisa jadi teknik ini malah digunakan untuk memerosokkan pemimpin dengan mengemukakan
yang baik-baik saja sehingga sang pemimpin jadi lupa diri. Maka jalan memuji yang pada perinsipnya ingin menjatuhkan pun dilakukan.
9. Using All Forms of Persuations
Teknik yang digunakan untuk membujuk orang lain dengan rayuan, himbauan dan iming-iming. Teknik propaganda seperti ini biasanya sering digunakan dalam
kampanye pemilu. Di Indonesia untuk medapatkan simpati masyarakat, ada sebuah partai politik yang menjanjikan pada masyarakat untuk mendapat pengobatan gratis
jika partainya menang.
E.2. Propaganda Dalam Film
Salah satu muatan pesan dalam komunikasi adalah propaganda dan salah satu bentuk media massa yang cukup efektif untuk melakukan propaganda adalah film.
Seperti yang telah disebutkan pada penjelasan sebelumnya bahwa pesan di dalam komunikasi memilki maksud dan informasi dari komunikan kepada komunikatornya,
pesan tersebut dapat berisi ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda. Propaganda dalam film telah dipakai dibeberapa negara, salah satunya
15
adalah Amerika Serikat adapun film yang dibuat dengan unsur propaganda adalah tentang kepahlawanan tentara Amerika yang ditujukan dalam perang dengan setting
perang Vietnam. Antara lain Coming Home Hal Ashby, 1978, The Deer Hunter Michael Comino, 1978, Rambo First Blood Part II George F. Cosmatus, 1985,
Platon Oliver Stone, 1986. H. Hafied Cangara 2008: 24 Menurut Abu Ahmadi 2002: 220 propaganda melalui film terkadang bisa
membenarkan dengan tujuan mempengaruhi persepsi publik tindakan yang salah, dan biasanya hal ini menjadi suatu permasalahan baru. Film sebagai media propaganda
juga disebutkan bertujuan untuk memberikan pengaruh terhadap sikap ideologi seseorang.
E.3. Pengertian Film
Film pertama kali lahir diparuh kedua abad ke 19. Dibuat dengan bahan dasar seluloid yang sangat mudah tebakar, bahkan oleh percikan abu rokok sekalipun. Sesuai
dengan berjalannya waktu, para ahli berlomba-lomba menyempurnakan film agar lebih aman, lebih mudah diproduksi dan enak ditonton.
Pada dasarnya film dapat dikelompokkan menjadi 2 dua bagian yaitu film cerita dan non cerita. Namun dalam perkembangannya film cerita dan non cerita saling
mempengaruhi dan melahirkan berbagai jenis film yang ciri dan corak masing-masing. 1.
Film Cerita Film yang diproduksi berdasarkan cerita yang dikarang dan dimainkan oleh
aktor dan aktris. Pada umumnya film cerita bersifat komersial artinya, dipertunjukkan di bioskop dengan harga karcis tertentu atau diputar di televisi
16
dengan dukungan sponsor produk tertentu. Misalnya, film horor, drama, fiksi ilmiah komedi laga, musikal dan lain-lain.
2. Film Non Cerita
Film non cerita merupakan katagori film yang mengambil kisah nyata sebagai subyeknya atau merekam kenyataan dari pada fiksi tentang kenyataan. Ada dua
tipe film non cerita antara lain : a.
Film Faktual : menampilkan fakta, kamera hanya sekedar merekam peristiwa. Biasanya dalam bentuk sebagai film cerita dan film
dokumentasi. b.
Film dokumenter : sarana yang tepat untuk mengungkapkan realitas, menstimuli perubahan, dengan kata lain menunjukkan realitas kepada
masyarakat secara normal.
Ada dua tambahan jenis film yaitu film eksperimental dan film animasi. Penjelasannya sebagai berikut :
a. Film Eksperimental adalah film yang tidak dibuat dengan kaidah-kaidah
Pembuatan film yang lazim. Tujuannya untuk mengadakan ekaperimentasi dan mencari cara-cara pengucapan baru lewat film.
b. Film Animasi kartun adalah film yang memanfaatkan gambaran atau lukisan
maupun benda-benda mati lainnya seperti boneka, kursi meja dan lain-lainnya yang bisa dihidupkan dengan teknik animasi.
17
E.3.1. Unsur – unsur dalam Film
Film cerita memiliki berbagai jenis atau genre. Dalam hal ini genre dapat diartikan sebagai jenis film yang ditandai dengan gaya, bentuk, atau isi tertentu.
Adapula yang disebut dengan film drama, horror, perang, sejarah, film fiksi ilmiah, komedi, laga. Penggolongan jenis film ini tidaklah terlalu kaku karena sebuah film
dapat dimasukkan ke dalam beberapa jenis. Agar jenis film cerita tetap bertahan dan selalu diminati, penonton harus tanggap terhadap perkembangan zaman.
Film cerita dapat diartikan sebagai pengutaraan cerita atau ide, yang diaplikasikan ke dalam bentuk gambar-gambar atau suara. Jadi cerita adalah bungkusan
atau kemasan yang memungkinkan pembuat film melahirkan suatu realitas rekaan yang merupakan suatu alternative dari realitas penikmatnya. Dari segi komunikasi, ide yang
terdapat dalam sebuah film yang berupa pesan ini mengandung suatu pendekatan yang bersifat membujuk atau persuasif.
Dalam proses pembuatan film melibatkan sejumlah keahlian tenaga kreatif yang harus menghasilkan suatu keutuhan, mereka saling mendukung dan saling mengisi satu
sama lain. Perpaduan antara sejumlah keahlian ini merupakan syarat utama bagi lahirnya film yang baik.
Menurut Marselli Sumarno 1996:34-43 unsur-unsur dalam pembuatan film adalah: a.
Sutradara b.
Penulis Skenario c.
Penata Fotografi d.
Penyunting e.
Penata Artistik
18
f. Penata Suara
g. Penata musik
h. Pemeran
E.3.2. Jenis-jenis Film genre film
Beberapa genre film menurut M. Bayu Widagdo, 2004. Antara lain sebagai berikut:
a. Action-laga Film dengan tema ini mengetengahkan tentang perjuangan hidup dengan bumbu
utama keahlian setiap tokoh untuk bertahan dengan pertarungan hingga akhir cerita. b. Comedi-humor
Film bertema humor ini mengandalkan kelucuan sebagai penyajian utama. Film dengan tema ini termasuk yang paling sulit dalam menyajikannya, karena apabila
kurang waspada maka komedi yang disuguhkan akan terjebak sleptick, atau terkesan memaksa penonton dengan kelucuan yang dibuat-buat.
c. Roman-drama Film dengan tema ini merupakan genre yang palin popular dikalangan
masyarakat. Genre ini menawarkan faktor perasaan dan kehidupan nyata, yang mengarah pada simpati dan empati penonton terhadap apa yang diceritakan dan apa
yang disuguhkan. Kunci utama dalam film bergenre ini adalah tema-tema klasik dalam permasalahan hidup manusia yang tidak pernah puas terjawab.
d. Misteri-horor
19
Genre ini memiliki bahasan yang sempit dan berkisar pada hal yang itu-itu saja monoton, namun genre ini mendapat perhatian yang lebih dari penonton. Hal ini
disebabkan karena keingintahuan manusia yang sangat besar terhadap dunia lain tersebut.
Sedangkan menurut Heru Effendy, 2002. Jenis-jenis film dapat dibagi menjadi 7 Jenis antara lain sebagai berukut :
a Film Dokumenter Documentary Film
Film dokumenter adalah film yang menyajikan realita melalui berbagai cara dan dibuat untuk berbagai macam tujuan. Film jenis ini tidak lepas dari tujuan
penyebaran informasi, pendidikan, dan propaganda bagi seseorang atau kelompok tertentu.
b Film Cerita Pendek Short Film
Film cerita pendek ini berdurasi kurang dari 60 menit. Sebagian besar produser film menjadikan jenis film ini sebagai sebuah batu loncatan untuk kemudian
memproduksi film cerita panjang. c
Film Cerita Panjang Feature-Length Film Film cerita panjang adalah film dengan durasi lebih dari 60 menit, atau lazimnya
film ini berdurasi antara 60-100 menit. Terkadang film jenis ini diproduksi di atas durasi 180 menit, seperti halnya film hasil produksi Bollywood India dan
Hollywood Amerika.
20
d Film-film Jenis Lain Corporate Profile
Jenis film ini biasanya diproduksi untuk kepentingan institusi tertentu berkaitan dengan kegiatan yang mereka lakukan, misalnya tayangan ‘Jendela Usaha’ di
TVONE. Film ini sendiri berfungsi sebagai alat bantu presentasi e
Iklan Televisi Film jenis ini bisaanya diproduksi untuk kepentingan penyebaran informasi, baik
tentang produk, maupun layanan masyarakat public services announcement. Iklan produk biasanya menampilkan produk yang diiklankan secara ‘ekplisit’,
artinya ada stimulus yang jelas tentang produk tersebut. Sedangkan jenis iklan layanan masyarakat menginformasikan kepedulian produsen suatu produk
terhadap fenomena sosial yang diangkat sebagai topik iklan tersebut. f
Program Televisi tv program Program ini diproduksi untuk konsumsi pemirsa televisi secara umum, program
televisi dibagi menjadi dua jenis, yaitu cerita dan non cerita. Jenis cerita terbagi dalam dua kelompok yaitu fiksi dan non fiksi. Kelompok fiksi memproduksi film
serial tv series, film televisi FTV popular lewat saluran televisi SCTV dan film cerita pendek. Kelompok non fiksi menggarap aneka program pendidikan,
film dokumenter atau profil tokoh dari daerah tertentu. Sedangkan program non cerita sendiri menggarap variety show, tv kuis, talkshow dan liputan berita.
g Video Klip music video
Video klip adalah sarana bagi produser musik untuk memasarkan produk mereka melalui media televisi. Dipopulerkan pertama kali lewat saluran televisi MTV,
tahun 1981. Di Indonesia, video klip ini sendiri kemudian berkembang sebagai
21
bisnis yang menggiurkan seiring dengan pertumbuhan televisi swasta. Akhirnya video klip tumbuh sebagai aliran dan industri tersendiri. Beberapa rumah produksi
mantap memilih video klip menjadi bisnis utama core bisnis mereka. Di indonesia, tak kurang dari 60 video klip diproduksi tiap tahunnya.
E.3.3. Fungsi Film
Film sebagai media massa memiliki beberapa fungsi diantaranya : a.
Hiburan Menurut Marseli Sumarno 1996: 96-98, film sebagai suatu media komunikasi
lebih mudah menyajikan suatu hiburan daripada bentuk komunikasi lainnya. Hal ini dapat dilihat sifatnya yang ringan dan menitik beratkan pada estetika dan etika. Nilai
hiburan pada film sangat penting, apabila sebuah film tidak mengikat perhatian penonton dari awal hingga akhir tentulah film tersebut tidak diminati penonton.
b. Pendidikan
Dengan media film kita dapat memperoleh pengetahuan dan ketrampilan yang berguna memfungsikan diri secara efektif dalam masyarakat serta mempelajari nilai
tingkah laku yang cocok agar diterima dalam masyarakat. c.
Penerangan Sebagai media penyampai pesan kepada khalayak luas, film selalu memiliki
penjelasan tentang sesuatu hal yang belum diketahui oleh sebagian orang. Biasanya film jenis ini dikategorikan dalam film dokumenter. Banyak sekali instansi-instansi
yang menggunakan film dokumenter sebagai media untuk memperkenalkan program atau produk mereka kepada masyarakat luas ataupun golongan tertentu.
22
d. Artistik
Nilai artistik tewujud karakteristikannya ditemukan pada seluruh unsurnya. Sebuah film memang sebaiknya dinilai secara artistic bukan secara rasional. Sebab
dilihat secara rasional sebuah film artistik boleh jadi menjadi tidak berharga, karena tidak memiliki maksud atau makna yang tegas, padahal keindahan itu sendiri memiliki
maksud dan makna.
E.3.4. Struktur Film Esensi dari struktur film terletak pada pengaturan berbagai unit cerita atau ide,
sedemikian rupa sehingga bisa dipahami. Struktur yang sederhana berhubungan
dengan kontinyuitas fisik yang identik dengan permulaan,pengembangan dan akhir.
Seperti misalnya manusia yang berkembang dan meninggal.
Pada dasarnya film dapat dibagi menjadi beberapa bagian kecil sebelum menjadi sebuah rangkaian cerita yang dapat dinikmati oleh penonton. Bagian
tersebut bisa dikatakan sebagai struktur film, diataranya yakni : 1.
Shot syut Shot adalah bidikan atau hasil rekaman oleh kamera tv atau film. Shot dianggap
sebagai unsur terkecil dalam sebuah film. Shot dapat pula dirumuskan sebagai peristiwa yang direkam oleh kamera tanpa interupsi, dimulai saat tombol perekam
pada kamera ditekan sampai dilepas kembali. Panjang shot tergantung pada lamanya tombol kamera direkam atau ditekan.
2. Scene adegan
Scene adalah rangkaian beberapa shot kamera atau film yang merupakan bagian dari suatu sikuen. Scene juga bisa diartikan sebagai rangkaian rasi shot dalam satu
23
ruang dan waktu serta mempunyai kesamaan gagasan. Karena dibatasi tempat dan waktu maka jika tempat dan waktu dirubah maka berubah pula scenenya. Scene
terbentuk dari gabungan shot yang disusun secara berarti dan meninmbulkan suatu pengertian yang lebih luas tapi utuh.
3. Sequence urutan adegan
Sequence adalah rangkaian secara berurut, adegan-adegan hasil rekaman kamera yang telah memberikan gambaran mengenai aspek-aspek tertentu dari suatu
peristiwa sebagai bagian dari cerita yang sedang digarap. Sequence terbentuk apabilah beberapa adegan disusun secara berarti dan logis.
E.4. Film Sebagai Media Komunikasi Massa
Komunikasi selalu terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dengan berkomunikasi manusia dapat mengemukakan keinginan, gagasan, ide bahkan dalam pemenuhan
segala aspek kebutuhan hidupnya manusia menyampaikan dengan cara berkomunikasi. Inti dari setiap komunikasi adalah adanya pesan yang ingin disampaikan, dalam
bentuk informasi. Informasi disampaikan melalui berbagai media, baik itu cetak maupun elektronik yang merupakan bentuk dari komunikasi massa. Adapun salah satu
ciri yang dimiliki oleh komunikasi massa adalah pesannya yang bersifat umum, dapat diartikan bahwa pesan dalam komunikasi massa tidak hanya ditujukan kepada satu
orang atau kelompok saja, tetapi disampaikan peda khalayak ramai sehingga pesannya harus bersifat umum.
Menurut Severin 1977, Tan 1981, Wright 1986 komunikasi massa adalah bentuk komunikasi yang merupakan penggunaan saluran media dalam
menghubungakan komunikator dengan komunikan secara massal, berjumlah banyak,
24
bertempat tinggal yang jauh, sangat heterogen dan menimbulkan efek tertentu. Winarni, 2003: 5-6
Komunikasi massa menurut Dedy Mulyana 2007: 83-84 adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak surat kabar, majalah atau elektronik
radio, televisi, yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar dibanyak tempat, anonim
dan heterogen. Pesan-pesannya bersifat umum dan disampaikan secara cepat, serentak dan selintas khususnya media elektronik.
Definisi lain pernah dikemukakan oleh Josep A Devito dalam Nurudin 2007:11- 12 yakni, ”First, mass communication is communication addressed to masses, to an
extremely large science. This does not means that the audience includes all people or everyone who reads or everyone who watches television; rather it means an audience
that is large and generally rather poorly defined. Second, mass communication is communication mediated by audio andor visual transmitter. Mass communication is
perhaps most easily and most logically defined by its forms: television, radio, newspaper, magazines, films, books, and tapes”. Jika diterjemahkan secara bebas bisa
berarti, “Pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi
seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang yang menonton televisi, agaknya ini tidak berarti pula bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya
agak sukar didefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar audio dan atau visual. Komunikasi massa
25
barangkali akan lebih mudah dan lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya televisi, radio, surat kabar, majalah, film, buku dan pita.
Salah satu bentuk media komunikasi massa adalah film, film adalah gambar dan suara, yang terdiri dari integrasi jalinan cerita, jalinan cerita terbentuk dari menyatunya
peristiwa atau adegan – scene. Dalam film terdapat urutan adegan yang didalamnya diiringi suara, baik dialog ataupun musik sehingga cerita yang ditampilkan menjadi
nyata, dan penonton dapat menangkap pesan yang dibawa. Berdasarkan Undang- Undang Film No.8 Tahun 1992 , film adalah karya cipta seni dan budaya yang
merupakan media komunikasi massa pandang-dengar yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita video, piringan video, dan atau
bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis, dan ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronik, atau proses lainnya, dengan atau tanpa suara,
yang dapat dipertunjukkan dan atau ditayangkan dengan sistem proyeksi mekanik, elektronik,dana atau lainnya. Perfilman adalah seluruh kegiatan yang berhubungan dengan
pembuatan , jasa teknik, pengeksporan, pengimporan, pengedaran, pertunjukan, dan atau penayangan film. Sedangkan sensor film adalah penelitian dan penelitian terhadap film dan
reklame film untuk menentukan dapat atau tidaknya sebuah film dipertunjukkan dan atau ditayangkan kepada umum, baik secara utuh maupun setelah peniadaan bagian gambar atau
sarana tertentu. KPI : 1992. Media komunikasi film mudah menyajikan suatu hiburan dari pada bentuk
komunikasi lainnya. Hal ini dapat dilihat dari sifatnya yang menitik beratkan pada etika dan estetika. Tujuan khalayak dalam menonton film adalah untuk mencari
26
hiburan. Namun di dalam tayangan film sendiri terkadang masih juga dijumpai fungsi informatif maupun deduksi, bahkan persuasive.
Dalam proses komunikasi terdapat komponen-komponen unsur-unsur yang menunjang kelangsungannya, komponennya ialah:
1. Komunikator
Komunikator dalam komunikasi massa pada umumnya adalah sesuatu organiasi yang kompleks, yang dalam operasionalnya membutuhkan biaya yang sangat besar.
Komunikator dalam komunikasi massa tidak atas nama individu tetapi harus melembaga.
2. Pesan
Pesan komunikasi massa disampaikan secara massa. Maksudnya pesan dalam komunikasi dutujukan untuk semua orang yang terjangkau oleh peristiwa
komuniksi tersebut. Untuk itu karakteristik pesan dari komunikasi massa adalah bersifat umum, sehingga pesan dapat diketahui oleh setiap orang.
3. Media komunikasi massa
Untuk berlangsungnya komunikasi massa diperlukan saluran yang memungkinkan disampaikannya pesan kepada khalayak yang dituju. Saluran
tersebut adalah media massa yaitu sarana teknis yang memungkinkan disampaikannya pesan kepada khalayak yang dituju.
Saluran media massa ini, melihat bentuknya dapat dikelompokkan atas: a.
Media cetakan printed media yang mencakup surat kabar, majalah, buku, pamflet, brosur dan sebagainya.
b. Media elektronik seperti radio, televisi, film, slide, video dan lain-lain
27
4. Khalayak dalam komunikasi massa.
Komunikasi massa, penerima adalah mereka yang menjadi khalayak darimedia massa yang bersangkutan. Khalayak komunikasi bersifat luas, anonim,
heterogen. 5.
Filter atau reguler pada komuniksi massa Pesan dari komunikasi massa yang disampaikan melalui media massa akan
diterima khalayak. Filter utama yang dimiliki khalayak adalah indera pendengar, penglihatan, perasaan, perabaan dan penciuman yang dipengaruhi oleh tiga
kondisi, yaitu: budaya, psikolog dan fisik. 6.
Penjaga gawang atau gatekeeper Dalam proses komunikasi massa, perjalanan sebuah pean dari sumber media
massa kepada penerimanya melibatkan unsur yang disebut gatekeeper. Fungsi utama gatekeeper adalah menyaring atau menyeleksi pesan yang diterima
seseorang atau dikomunikasikan kepada khalayak. Winarni, 2003:14-19
F. Definisi Konseptual