PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN BERBASIS PENGALAMAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KOLANG.

(1)

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN BERBASIS PENGALAMAN PADA SISWA KELAS VII

SMP NEGERI 1 KOLANG

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh

KESYA NIRMA LUMBANTOBING NIM 8146191012

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

i

ABSTRAK

Kesya Nirma Lumbantobing. Pengembangan Modul Pembelajaran Menulis Cerpen Berbasis Pengalaman pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Kolang. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. 2017.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pola pengembangan modul pembelajaran menulis cerpen berbasis pengalaman, (2) kelayakan modul pembelajaran menulis cerpen berbasis pengalaman, (3) hasil belajar menulis cerpen berbasis pengalaman pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kolang. Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan berdasarkan model pengembangan Borg and Gall. Subjek uji coba terdiri dari ahli materi, ahli desain, guru bahasa Indonesia, siswa SMP Negeri 1 Kolang pada uji coba perorangan terdiri dari 3 siswa, 9 siswa pada uji coba kelompok kecil, dan 35 siswa pada uji coba kelompok lapangan terbatas. Data tentang kualitas produk pengembangan ini dikumpulkan melalui angket. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) validasi ahli materi meliputi kelayakan isi dengan rata-rata 88,88% pada kriteria sangat baik, kelayakan penyajian dengan rata-rata 89,06% pada kriteria sangat baik, aspek bahasa dengan rata-rata 85,00% pada kriteria sangat baik, aspek kelayakan buku dengan rata-rata 89,06% pada kriteria sangat baik (2) validasi ahli desain dengan rata 88,75% pada kriteria sangat baik, (3) uji coba guru dengan rata-rata 86.03% dengan kriteria sangat baik (5) uji coba perorangan dengan rata-rata-rata-rata 79,86% dengan kriteria baik, (5) uji coba kelompok kecil dengan rata-rata 81,25% dengan kriteria sangat baik, dan (6) uji kelompok lapangan terbatas dengan rata-rata 88,57% dengan kriteria sangat baik, (7) hasil belajar rata-rata-rata-rata siswa sebelum menggunakan bahan ajar 63,69% dan hasil belajar rata-rata siswa setelah menggunakan bahan ajar 74,63% dengan kriteria baik. Dengan demikian, modul pembelajaran menulis cerpen berbasis pengalaman yang telah dikembangkan layak untuk digunakan dalam proses pembelajaran sebagai sumber belajar.


(3)

ii

ABSTRACT

Kesya Nirma Lumbantobing. Development of Learning Module Writing Short Story Based on Experience for Student VII SMP Negeri 1 Kolang. Thesis. Post Graduate Program, State University of Medan. 2017.

This study aims to determine: (1) the pattern of Learning Module Writing Short Story Based on Experience, (2) the eligibility of Learning Module Writing Short Story Based on Experience, (3) the learning result of seventh grade students of SMP Negeri 1 Kolang on learning module writing short story based on experience. Kind of this research is a research and development based on the model of Borg and Gall. Subject trials consist of subject experts, design experts, Bahasa Indonesian teachers, students of SMA Negeri 1 Kolang on individual testing consisted of 3 students, 9 students in small group trial, and 32 students in the confined field group trials. Data of the quality of product development is collected through questionnaires. The results showed that: (1) validation of the content experts include the feasibility of content with an average of 88,88% with a very good criteria, eligibility presentation with an average of 89,06% with a very good criteria, aspects of language with an average of 85,00% in the very good criteria, eligibility book with an average of 89,06% with a very good criteria (2) validation of design experts with an average of 88,75% with a very good criteria, (3) teachers testing with an average of 86,03% with a very good criteria (4) individual testing with an average of 79,89% with a good criteria, (5) the trial of small group with an average of 81,25% with a very good criteria, and (6) a limited field test groups with an average of 88,57% with a very good criteria, (7) the average of students’ learning outcome before using teaching materials 63,69% and the average of students’ learning outcome after using teaching materials 74,63% with a good criteria., Thus, the learning module writing short story based on experience that have been developed is proper to use in the learning process as a learning resource.


(4)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas anugerah dan kasih-Nya sehingga tesis saya yang berjudul "Pengembangan Modul Pembelajaran Menulis Cerpen Berbasis Pengalaman pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Kolang” dapat diselesaikan. Tesis ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Ucapan terima kasih yang tulus penulis sampaikan kepada Ibu Prof. Dr. Tiur Asi Siburian, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing I dan kepada Bapak Dr. M. Oky Fardian Gafari, S.Sos, M.Hum selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan tesis ini. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada Bapak Prof. Amrin Saragih, M.A., Ph.D., Bapak Prof. Dr. Biner Ambarita, M.Pd., dan Bapak Dr. Syahnan Daulay, M. Pd., selaku narasumber yang telah banyak memberikan saran-saran demi penyempurnaan tesis ini.

Pada kesempatan ini juga penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd., selaku Rektor Universitas Negeri Medan beserta pada pejabat di jajaran civitas akademika Universitas Negeri Medan.


(5)

iv

2. Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd., selaku direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan beserta para Asisten Direktur, beserta semua staf yang telah memberikan fasilitas dan pelayanan administrasi dengan baik.

3. Ibu Prof. Dr. Rosmawaty Harahap, M.Pd., selaku ketua Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Bapak Dr. Abdurrahman Adisahputra, M.Hum., selaku Sekretaris Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, dan seluruh Bapak Ibu dosen yang telah memberikan motivasi serta membekali penulis dengan ilmu pengetahuan dan pengalaman.

4. Bapak Prof. Dr. Paningkat Siburian, M.Pd., Bapak Dr. Malan Lubis, M. Hum., Bapak Dr. Pontas J Siturus, M. Pd., Ibu Meri D. Panjaitan, S. Pd., dan Ibu Rosmina Sinaga, S. Pd., selaku validator yang telah mengoreksi, menilai, dan memberikan saran perbaikan terhadap modul yang penulis susun.

5. Bapak Rotua Meisum Sianturi, S.Pd., selaku Kepala SMP Negeri 1 Kolang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di SMP Negeri 1 Kolang.

6. Teristimewa kepada orang tua tercinta Alm. Sardes Lumbantobing dan

Rellina Marbun yang telah mengasuh, membesarkan, mendidik,

menyekolahkan, serta memberikan semangat dan doa kepada penulis.

7. Abang Marganda Very Anto Lumbantobing, SS., dan adik Debora Nurani Lumbantobing, SE., yang telah banyak memberikan dukungan, motivasi, dan doa dalam menyelesaikan tesis ini.


(6)

v

8. Sahabat seperjuangan Ridwan Syahputra, M. Pd., Sahri Nova Yoga, M. Pd., Viktor Risman Zega, M. Pd., Harry Syahputra Gultom, M. Pd., Prima Nucifera, M. Pd., Safrida Wati dan serta seluruh rekan-rekan mahasiswa Pascasarjana angkatan II reguler A Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu yang telah memberikan bantuan baik materil maupun moril kepada penulis.

Kirannya seluruh perhatian, kebaikan, dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis menjadi amal kebajikan dan menjadi kemuliaan bagi Tuhan Yang Maha Esa. Akhir kata, penulis menyampaikan semoga tesis ini dapat bermanfaat dan menambah khasanah berpikir bagi pembaca.

Medan, Januari 2017 Penulis,


(7)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR ISTILAH ... x

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 8

1.3 Pembatasan Masalah ... 9

1.4 Rumusan Masalah ... 10

1.5 Tujuan Penelitian ... 10

1.6 Manfaat Penelitian ... 11

1.7 Definisi Operasional ... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 13

2.1 Kerangka Teoretis ... 13

2.1.1 Konsep Pengembangan Bahan Ajar Modul ... 13

2.1.2 Pengertian Modul ... 14

2.1.3 Karakteristik Modul ... 16

2.1.4 Prinsip Penyusunan Modul ... 18

2.1.5 Tujuan Penyusunan Modul ... 19

2.1.6 Tujuan Modul dalam Kegiatan Belajar ... 20

2.1.7 Komponen-komponen dalam Modul ... 21

2.1.8 Prosedur Penyusunan Modul ... 24

2.1.9 Elemen Mutu Modul ... 27

2.1.10 Kajian Isi Buku ... 28

2.1.11 Kriteria Penelahaan Kelayakan Materi Ajar ... 29

2.2 Menulis Cerita Pendek ... 36

2.2.1 Unsur-Unsur Cerpen ... 38

2.2.2 Ciri-Ciri Cerpen ... 47

2.3 Pendekatan Pembelajaran Berbasis Pengalaman ... 48

2.4 Pengembangan Modul Pembelajaran Menulis Cerpen Berbasis Pengalaman ... 53

2.5 Kerangka Berpikir ... 60

2.6 Penelitian yang Relevan ... 61 vi


(8)

vii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 63

3.1 Metode Penelitian ... 63

3.2 Subjek dan Objek Penelitian ... 63

3.3 Waktu Penelitian ... 65

3.4 Variabel dan Definisi Operasional Variabel ... 65

3.5 Prosedur Penelitian ... 65

3.5.1 Penelitian dan Pengumpulan Informasi ... 65

3.5.2 Perencanaan Pembuatan Modul Pembelajaran Menulis Cerpen Berbasis Pengalaman ... 68

3.5.3 Pengembangan Modul Pembelajaran Menulis Cerpen Berbasis Pengalaman ... 69

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 75

3.7 Instrumen Penelitian ... 75

3.8 Teknik Analisis Data ... 77

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 82

4.1 Hasil Penelitian ... 82

4.1.1 Kelayakan Modul Pembelajaran ... 81

4.1.1.1. Data Hasil Validasi Tim Ahli Materi ... 84

4.1.1.2. Data Hasil validasi Tim Ahli Dresain ... 91

4.1.1.3. Hasil Penelitian Modul Oleh Guru`... 94

4.1.1.4. Hasil Respon Modul uji Coba Perorangan ... 96

4.1.1.5. Hasil Respon Modul Uji coba kelompok Kecil.... 98

4.1.1.6. Hasil Respon Modul Uji Coba Lapangan Terbatas 100 4.1.2. Hasil Belajar Siswa ... 103

4.2.1 Deskripsi Data Pretes Hasil Belajar ... 103

4.3.2 Deskripsi Data Postes Hasil Belajar ... 104

4.3.3 Efektivitas Bahan Ajar ... 106

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian ... 108

4.2 .1. Kelayakan Modul ... 108

4.2.2. Hasil Belajar Siswa ... 110

4.2.3. Efektivitas Modul ... 110

4.3 Keterbatasan Penelitian ... 111

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ... 112

5.1 Simpulan ... 112

5.2 Implikasi ... 113

5.3 Saran ... 114

DAFTAR PUSTAKA ... 115


(9)

ix

DAFTAR ISTILAH

Behaviour : Tingkah laku

Handout : Selebaran yang dibagikan oleh guru kepada

siswa berisi tentang bagian materi pelajaran

Kompetensi Dasar : Kompetensi yang terdiri atas sikap,

keterampilan, dan pengetahuan yang

bersumber pada kompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik.

Leaflet : Lembaran kertas berukuran kecil

mengandung pesan tercetak untuk disebarkan kepada umum sebagai informasi

Lembar Kerja : Lembaran yang berisi tugas yang harus

dikerjakan oleh peserta didik

Point of view : Sudut pandang.

Reflektif : Gerakan badan di luar kemauan secara

refleks.

Peer teaching : Menyampaikan materi ajar melalui rekan

atau bantuan teman sendiri

PBM : Pendekatan pembelajaran yang menyajikan

masalah kontektual

Research and Development : Penelitian dan pengembangan

Slide : Media visual yang diproyeksikan melalui alat

yang disebut dengan Proyektor Slide

Standar Kopmpetensi Lulusan : Suatu ukuran kompetensi yang harus dicapai peserta didik setelah mengikuti suatu proses dalam satuan pendidikan tertentu

Omniscient Point of View : Sudut pandang serba tahu


(10)

x

Wallchart : Bahan cetak, biasanya berupa bagan

siklus/proses atau grafik yang bermakna menunjukkan posisi tertentu


(11)

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 SK dan KD Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas IX SMP ... 28

Tabel 2.2 KI dan KD Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas VII SMP .... 29

Tabel 2.3 Kelayakan Materi Pembelajaran dalam Cetak ... 36

Tabel 3.1 Dokumen Isi Keseluruhan Modul ... 70

Tabel 3.2 Klasifikasi Penilaian Aktivitas Siswa ... 77

Tabel 3.3 Kriteria Jawaban Item Instrumen Validasi ... 78

Tabel 3.4 Kriteria Persentase Kemunculan Indikator Bahan Ajar ... 78

Tabel 3.5 Kriteria Jawaban Item Instrumen Validasi ... 79

Tabel 3.6 Kriteria Persentase Jawaban Item Instrumen Validasi ... 80

Tabel 4.1 Data Analisis Kebutuhan ... 82

Tabel 4.2 Penilaian Ahli Materi Modul Berbasis Pengalaman untuk Kelayakan Isi ... 85

Tabel 4.3 Penilaian Ahli Materi terhadap Kelayakan Isi ... 85

Tabel 4.4 Penilaian Ahli Materi Modul Berbasis Pengalaman untuk Kelayakan Penyajian ... 86

Tabel 4.5. Penilaian Ahli materi terhadap Kelayakan Penyajian ... 87

Tabel 4.6Penilaian Ahli Materi Modul Berbasis Pengalaman untuk Aspek Bahasa ... 88

Tebal 4.7 Penilaian Ahli materi terhadap Kelayakan Bahasa ... 88

Tabel 4.8Penilaian Ahli Materi Modul Berbasis Pengalaman untuk Aspek Kelayakan Buku ... 89

Tabel 4.9 Penilaian Ahli materi terhadap Kelayakan Buku ... 90

Tabel 4.10 Saran dari Validator Ahli Materi ... 90

Tabel 4.11 Skor Penilaian Ahli Desain Modul Pembelajaran Menulis Cerpen Berbasis Pengalaman ... 91

Tabel 4.12 Penilaian dari Ahli Desain ... 93

Tabel 4.13 Saran dari Validator Ahli Desain... 94

Tabel 4.14 Data Tanggapan Guru Bahasa Indonesia terhadap Modul Pembelajaran Menulis Cerpen Berbasis Pengalaman ... 95


(12)

xii

Tabel 4.15 Data Respon Siswa dari Uji Coba Perorangan (3 siswa) terhadap

Modul Pembelajaran Menulis Cerpen Berbasis Pengalaman ... 96

Tabel 4.16 Persentase Perolehan Skor Uji Coba Perorangan ... 97

Tabel 4.17 Data Respon Siswa dari Uji Coba Kelompok Kecil (9 siswa) terhadap Modul Pembelajaran Menulis Cerpen Berbasis Pengalaman ... 98

Tabel 4,18 Persentase Perolehan Skor Uji Coba Kelompok Kecil ... 99

Tabel 4.19 Data Respon Siswa dari Uji Coba Kelompok Lapangan Terbatas (35 siswa) terhadap Modul Pembelajaran Menulis Cerpen Berbasis Pengalaman ... 101

Tabel 4.20 Persentase Perolehan Skor Uji Coba Lapangan Terbatas ... 102

Tabel 4.21 Distribusi frekuensi Nilai pretes Hasil Belajar ... 103

Tabel 4.22 Distribusi frekuensi Nilai postesHasil Belajar ... 107

Tabel 4.23 Rekapitulasi Data Hasil Belajar pretes dan postes pada Materi Menulis Cerpen siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Kolang ... 104

xi


(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 3.1 Diagram Model Penelitian dan Pengembangan ... 67 Gambar 3.2 Peta Modul ... 70 Gambar 3.3 Skema Pengembangan Modul Pembelajaran Menulis Cerpen

Berbasis Pengalaman ... 74 Gambar 4.1 Histogram Frekuensi Nilai Pretes hasil Belajar ... 104 Gambar 4.2 Histogram Frekuensi Nilai Postes hasil Belajar ... 106


(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Lembar Angket Analisis Kebutuhan ... 117

Lampiran 2 Lembar Validasi Oleh Ahli Materi ... 119

Lampiran 3 Lembar Validasi Oleh Ahli Desain ... 129

Lampiran 4 Lembar Tanggapan Guru Terhadap Modul ... 135

Lampiran 5 Angket Respon Siswa ... 137

Lampiran 6 Rubrik Penilaian Menulis Cerpen ... 138

Lampiran 7 Hasil Validasi Modul Pembelajaran Menulis Cerpen Berbasis Pengalaman Oleh Ahli Materi ... 140

Lampiran 8 Hasil Validasi Modul Pembelajaran Menulis Cerpen Berbasis Pengalaman Oleh Ahli Desain ... 143

Lampiran 9 Hasil Penilaian Modul Pembelajaran Menulis Cerpen Berbasis Pengalaman Oleh Guru ... 145

Lampiran 10 Data Hasil Respon Siswa Modul Pembelajaran Menulis Cerpen Berbasis Pengalaman Uji Perorangan (3 Orang) ... 146

Lampiran 11 Data Hasil Respon Siswa Modul Pembelajaran Menulis Cerpen Berbasis Pengalaman Kelompok Kecil (9 Orang) ... 148

Lampiran 12 Data Hasil Respon Siswa Terhadap Modul Pembelajaran Menulis Cerpen Berbasis Pengalaman Uji Coba Lapangan Terbatas (35 siswa) ... 150


(15)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Bahan ajar merupakan komponen penting dalam pembelajaran. Bahan ajar diperlukan sebagai pedoman beraktivitas dalam proses pembelajaran sekaligus merupakan substansi komponen yang dibelajarkan kepada siswa. Dengan bahan ajar, program pembelajaran dapat dilaksanakan secara lebih teratur karena guru sebagai pelaksana pendidikan akan memperoleh pedoman materi yang jelas.

Terdapat sejumlah alasan, mengapa guru perlu untuk mengembangkan bahan ajar. Dalam lampiran Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standard Kualifikasi Akademik dan Kompetensi, guru sebagai pendidik profesional diharapkan memliki kemampuan mengembangkan bahan ajar sesuai dengan mekanisme yang ada dengan memerhatikan karakteristik dan lingkungan sosial peserta didik. Sejalan dengan itu Thamrin (2014:91) mengungkapkan ada tiga alasan pengembangan bahan ajar dilakukan karena: Pertama, ketersediaan bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum. Kedua, ketersediaan bahan ajar sesuai dengan karakteristik peserta didik. Ketiga, ketersediaan bahan ajar sesuai dengan tuntutan pemecahan masalah belajar.

Pengembangan bahan ajar harus memerhatikan tuntutan kurikulum, artinya bahan ajar yang akan dikembangkan harus sesuai dengan kurikulum. Pada Kurikukulum Tingkat Satuan Pendidikan, standard kompetensi lulusan telah ditetapkan oleh pemerintah, namun bagaimana untuk mencapainya dan apa bahan ajar yang digunakan diserahkan sepenuhnya kepada para pendidik sebagai tenaga


(16)

2

profesional. Dalam hal ini, guru dituntut untuk mempunyai kemampuan mengembangkan bahan ajar sendiri. Untuk mendukung kurikulum, sebuah bahan ajar bisa saja menempati posisi sebagai bahan ajar pokok ataupun suplementer. Bahan ajar pokok adalah bahan ajar yang memenuhi tuntutan kurikulum. Sedangkan bahan ajar suplementer adalah bahan ajar yang dimaksudkan untuk memperkaya, menambah ataupun memperdalam isi kurikulum.

Apabila bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum tidak ada ataupun sulit diperoleh, maka membuat bahan belajar sendiri adalah suatu keputusan yang bijak. Untuk mengembangkan bahan ajar, referensi dapat diperoleh dari berbagai sumber baik itu berupa pengalaman ataupun pengetahauan sendiri, ataupun penggalian informasi dari narasumber baik orang ahli ataupun teman sejawat. Demikian pula referensi dapat kita peroleh dari buku-buku, media masa, internet, dll. Namun demikian, kalaupun bahan yang sesuai dengan kurikulum cukup melimpah bukan berarti kita tidak perlu mengembangkan bahan sendiri. Bagi siswa, seringkali bahan yang terlalu banyak membuat mereka bingung, untuk itu maka guru perlu membuat bahan ajar untuk menjadi pedoman bagi siswa.

Pertimbangan lain dari ketersediaan bahan ajar adalah kesesuaian dengan karakteristik peserta didik. Bahan ajar yang dikembangkan orang lain seringkali tidak cocok untuk peserta didik kita. Ada sejumlah alasan ketidakcocokan, misalnya, lingkungan sosial, geografis, budaya, dll. Untuk itu, maka bahan ajar yang dikembangkan sendiri dapat disesuaikan dengan karakteristik peserta didik. Selain lingkungan sosial, budaya, dan geografis, karakteristik peserta didik juga


(17)

3

mencakup tahapan perkembangan siswa, kemampuan awal yang telah dikuasai, minat, latar belakang keluarga dll. Untuk itu, maka bahan ajar yang dikembangkan sendiri dapat disesuaikan dengan karakteristik siswa sebagai sasaran.

Selanjutnya, ketersediaan bahan ajar harus dapat menjawab atau memecahkan masalah ataupun kesulitan dalam belajar. Terdapat sejumlah materi pembelajaran yang seringkali siswa sulit untuk memahaminya ataupun guru sulit untuk menjelaskannya. Kesulitan tersebut dapat saja terjadi karena materi tersebut abstrak, rumit, asing, dsb. Untuk mengatasi kesulitan ini maka perlu dikembangkan bahan ajar yang tepat. Apabila materi pembelajaran yang akan disampaikan bersifat abstrak, maka bahan ajar harus mampu membantu siswa menggambarkan sesuatu yang abstrak tersebut, misalnya dengan penggunaan gambar, foto, bagan, skema, dll. Demikian pula materi yang rumit, harus dapat dijelaskan dengan cara yang sederhana, sesuai dengan tingkat berfikir siswa, sehingga menjadi lebih mudah dipahami.

Departemen Pendidikan Nasional dalam bukunya “Teknik Belajar dengan Bahan Ajar Modul” (2002:5) mendefinisikan bahwa modul merupakan suatu kesatuan bahan belajar yang disajikan dalam bentuk „self-instruction‟, artinya

bahan belajar yang disusun di dalapm modul dapat dipelajari siswa secara mandiri dengan bantuan yang terbatas dari guru atau orang lain. Sehubungan dengan itu, guru dapat mengelola kegiatan pembelajaran secara efektif dan efisien melalui sarana modul. Siswa pun dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar secara maksimal dengan modul. Akan tetapi, pada kenyataannya isi bahan ajar (modul)


(18)

4

yang ada sekarang justru didominasi oleh teori. Padahal untuk menulis cerpen siswa perlu panduan tentang bagaimana cara menulis cerpen, bukan hanya pengetahuan tentang menulis cerpen.

Sayuti, dkk (2009:11) dalam penelitian tentang menulis cerpen, menemukan penyebab utama belum tercapainya tujuan pembelajaran menulis cerpen yang disebabkan oleh pihak guru yaitu masalah rendahnya kompetensi guru dalam menulis cerpen dan kompetensi guru dalam membimbing siswa menulis cerpen. Kompetensi para guru dalam menulis cerpen yang rendah ternyata berakibat pada rendahnya kompetensi mereka dalam membimbing siswa menulis cerpen. Jadi, antara peran guru dalam membimbing siswa dan bahan teks pelajaran sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar di kelas. Sehubungan dengan pernyataan di atas, kondisi tersebut juga terjadi di SMP Negeri 1 Kolang. Melalui hasil observasi awal oleh peneliti diketahui bahwa yang menjadi kendala yang dihadapi oleh guru dalam kegiatan menemukan pokok-pokok informasi, yaitu 1) motivasi belajar siswa yang masih rendah, 2) guru yang belum bisa mengelola pembelajaran dengan baik, dan 3) bahan ajar yang digunakan di sekolah kurang memadai. Selain itu, dari hasil observasi awal oleh peneliti juga diketahui bahwa nilai rata-rata ulangan harian Bahasa Indonesia khususnya pada materi menulis cerpen adalah 65 dengan ketuntasan 57%. Kondisi ini menunjukkan bahwa pemahaman siswa dalam proses pembelajaran masih rendah sehingga menyebabkan hasil belajar siswa cenderung rendah.


(19)

5

Faktor utama penyebab rendahnya hasil belajar siswa adalah motivasi. Motivasi belajar siswa yang rendah disebabkan penyajian materi dan pembelajaran yang masih terpusat pada guru. Selain itu, pembelajaran yang searah menjadikan siswa kurang mampu mengeksplorasi dirinya. Faktor lain kurang berminatnya siswa mengikuti pembelajaran sastra khususnya menulis cerpen di sekolah adalah guru belum dapat mengelolah pembelajaran dengan baik. Dalam pembelajaran menulis guru masih menggunakan materi yang disampaikan dengan dibacakan kepada siswa. Materi yang ada juga kurang menyajikan muatan yang menarik siswa untuk turut serta aktif dalam pembelajaran.

Selain faktor motivasi siswa yang rendah terkait dengan pembelajaran cerpen, faktor lainnya adalah sulitnya siswa untuk mencari ide dan pengembangan ide. Hal tersebut diperkuat dengan hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh Sayuti dkk. (2007) bahwa kendala pembinaan menulis karya sastra yang berasal dari pihak siswa tampak dalam hal motivasi, pengembangan ide, dan teknik penyajian. Berangkat dari kondisi yang demikian, maka tujuan dari pembelajaran bahasa Indonesia belum dapat terpenuhi terutama mengenai kemampuan siswa menggunakan bahasa Indonesia untuk kemampuan intelektual dan kematangan emosi sosial. Selain itu, kemampuan siswa dalam menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagi khasanah budaya Indonesia menjadi kurang maksimal karena keterampilan bersastra siswa masih rendah.

Pengalaman adalah guru yang terbaik karena dari pengalaman seseorang dapat belajar. Selain itu, Mel Siberman (2014:255) mengemukakan bahwa pengalaman merupakan ingatan yang terekam dan tersimpan sebagai cerita yang


(20)

6

membentuk saringan persepsi (sikap, nilai-nilai, keyakinan, bias dan asumsi) yang akhirnya menuntun tingkah laku. Siapapun dapat membangun beragam ingatan dari pengalaman-pengalamannya yang selanjutnya dapat dituangkan dalam wujud cerita singkat atau yang dikenal dengan istilah cerita pendek (cerpen). Oleh karena itu, kemampuan menulis cerpen dapat dikembangkan berdasarkan pengalaman. Pengalaman yang diperoleh melalui mendengarkan, berbicara, dan membaca dapat divisualisasikan dengan bahasa tulis.

Pendekatan pembelajaran yang didasarkan pada pengalaman ini disebut dengan experiential learning. Pembelajaran pengalaman adalah proses belajar,

proses perubahan yang menggunakan pengalaman sebagai media belajar atau pembelajaran. Pembelajaran ini dilakukan melalui refleksi dan juga melalui suatu proses pembuatan makna dari pengalaman langsung. Dalam hal ini adalah untuk menulis cerpen. Pembelajaran pengalaman berfokus pada proses pembelajaran untuk masing-masing individu.

Berdasarkan tinjauan di atas dan menanggapi masalah sebelumnya terkait rendahnya keterampilan siswa dalam bersastra, diperlukan modul pembelajaran menulis cerpen berbasis pengalaman yang memadukan antara teori dan praktik yang dibuat untuk siswa SMP. Oleh karena itu, peneliti merasa terdorong dan bermaksud untuk mengembangkan modul pembelajaran menulis cerpen berbasis pengalaman bagi siswa SMP. Pembelajaran pengalaman mencakup empat tahap, yaitu pengalaman konkrit, pengalaman reflektif, konseptualisasi abstrak, dan percobaan aktif. Modul yang dikembangkan berisi teori dan juga langkah-langkah dalam menulis cerpen berdasarkan tahap pembelajaran pengalaman yang disertai


(21)

7

dengan contoh-contoh, kolom aktivitas, dan pengalaman-pengalaman dari penulis-penulis profesional dunia sehingga lebih menarik dan dapat memberikan motivasi siswa untuk menulis.

Pada penelitian ini, peneliti merancang modul yang valid digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran sesuai dengan karakteristik siswa dan potensi yang ada di sekolah sehingga dapat meningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa. Modul ini juga dilihat dari kecermatan isi yang merupakan validasi dan kesahihan isi buku atau kebenaran isi secara keilmuan dan keselarasan isi berdasarkan sistem nilai yang dianut oleh suatu masyarakat atau bangsa. Validasi isi menunjukkan bahwa modul tidak dikembangkan secara asal-asalan. Isi modul dikembangkan berdasatkan kosep dan teori yang yang berlaku dalam bidang ilmu serta sesuai dengan perkembangan bidang ilmu dan hasil penelitian empiris yang dilakukan dalam bidang ilmu tersebut.

Sehubungan dengan hal di atas, isi modul dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, benar dari segi keilmuan. Validasi isi sangat penting untuk diperhatikan sehingga modul tidak menyebabkan kesalahan konsep atau miskonsepsi yang dapat dibawa siswa ke jenjang pendidikan selanjutnya atau ke dalam kehidupannya. Menurut Belawati (2003:23) untuk dapat menjaga validasi isi, dalam pengembangan modul, guru harus selalu menggunakan buku acuan atau bahan pustaka, teori dan konsep yang berlaku dalam suatu bidang ilmu serta perkembangan mutakhir suatu bidang ilmu. Keselarasan isi berarti kesesuaian isi modul dengan sistem nilai dan filsafat hidup yang berlaku dalam negara dan masyarakat di lingkungan tempat sekolah berada. Dalam hal ini peneliti


(22)

8

mengembangkan modul yang dapat dijadikan pedoman bagi guru dalam membuat modul/bahan ajar. Modul dikembangkan mencakup tujuan pembelajaran, penyajian materi yang logis dan sistematis serta kalimat yang mudah dipahami dan dimengerti oleh siswa dan guru.

Penelitian diawali dengan mengkaji lebih mendalam analisis kebutuhan subjek penelitian yang kemudian akan digunakan sebagai landasan rumusan pngembangan materi ajar cerita pendek berbasis pengalaman dengan pengalaman konkrit, pengalaman reflektif, konseptualisasi abstrak, dan percobaan aktif dalam pembelajaran bahasa Indonesia berbasisi teks materi cerita pendek. Pemilihan cerpen hanya semata-mata agar pembahasaannya lebih terfokus, materi ajar pembelajaran menulis cerpen berbasis pengalaman diharapkan mampu menumbuhkan rasa cinta terhadap sastra, mempermudah, dan menggugah semangat siswa dalam pembelajaran menulis cerpen. Modul yang dihasilkan diharapkan dapat mendukung pelaksanaan pembelajaran menulis cerpen.

1.2Identifikasi Masalah

Bedasarkan uraian latar belakang di atas dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut: (1) kegiatan menulis cerpen termasuk pembelajaran yang masih sulit bagi siswa sehingga hasil belajar siswa cenderung rendah. (2) rendahnya motivasi siswa terkait dengan pembelajaran menulis cerpen, (3) rendahnya keterampilan bersastra siswa, (4) belum tersedianya bahan ajar tentang keterampilan menulis cerpen siap pakai yang dapat memenuhi kebutuhan peserta didik (5) keterbatasan kemampuan guru dalam menulis dan mengajarkan teks


(23)

9

cerpen. (6) penyajian materi dan pembelajaran yang masih terpusat pada guru, (7) perlunya pengembangan modul yang berbasis pengalaman.

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka peneliti membatasi penelitian ini sebagai berikut.

1. Pengembangan modul pembelajaran menulis cerpen berbasis pengalaman ini dikhususkan untuk upaya memfasilitasi kemampuan menulis cerpen siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kolang.

2. Kualitas modul pembelajaran menulis cerpen berbasis pengalaman dilihat dari validasi dan penilaian yang dilakukan oleh dua dosen ahli dan dua guru Bahasa Indonesia untuk selanjutnya dilakukan uji keterpakaian terhadap siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kolang.

3. Penelitian pengembangan ini dilakukan sampai uji coba kelompok terbatas.

4. Modul yang dikembangkan difokuskan pada materi menulis cerpen kelas VII SMP dengan rincian berikut.

Standar Kompetensi :

2. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di


(24)

10

sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

Kompetensi Dasar :

. 4.2 Menyusun teks cerita pendek sesuai dengan

karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan maupun tulisan

1.4 Rumusan Masalah

Permasalahan yang menjadi bahan kajian dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

1. Bagaimanakah kelayakan modul pembelajaran menulis cerpen berbasis pengalaman yang dikembangkan pada siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Kolang?

2. Bagaimanakah hasil belajar menulis cerpen dengan modul pembelajaran menulis cerpen berbasis pengalaman pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kolang?

3. Bagaimanakah efektivitas modul pembelajaran menulis cerpen berbasis pengalaman pada siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Kolang?

1.5 Tujuan Penelitian


(25)

11

1. Mendeskripsikan kelayakan modul pembelajaran menulis cerpen berbasis pengalaman yang dikembangkan pada siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Kolang

2. Mendeskripsikan hasil belajar menulis cerpen dengan modul pembelajaran menulis cerpen berbasis pengalaman pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kolang.

3. Mendeskripsikan efektivitas modul pembelajaran menulis cerpen berbasis pengalaman pada siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Kolang.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini dirancang untuk menghasilkan materi pembelajaran yang diharapkan dapat mempermudah memahami materi cerita pendek. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi banyak manfaat praktis maupun manfaat secara teoretis yang dijabarkan sebagai berikut. Manfaat teoretis hasil penelitian ini adalah untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan menambah khasanah di bidang menulis cerpen.

Manfaat praktis hasil penelitian ini bagi guru mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah (1) sebagai referensi tambahan yang dapat mempermudah guru dalam menjelaskan dan memberikan penugasan kepada siswa untuk menulis cerpen, (2) membantu guru membangkitkan motivasi dan minat siswa dalam menulis cerpen. Bagi siswa, (1) modul pembelajaran ini dapat dijadikan sumber belajar mandiri siswa dalam menulis cerpen, (2) dapat mendorong dan meningkatkan minat siswa dalam menulis cerpen. Manfaat praktis bagi sekolah


(26)

12

adalah untuk memberi dorongan bagi sekolah dalam menciptakan materi yang sesuai sengan kebutuhan siswanya.

1.7. Definisi Operasional

Untuk memperjelas istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka dibuat suatu definisi operasional sebagai berikut:

1. Model berbasis pengalaman merupakan suatu proses belajar mengajar yang berfokus atau menekankan pengalaman siswa, baik pengalaman intelektual, emosional, maupun fisik-motorik yang mengembangkan kapasitas dan kemampuannya dalam proses pembelajaran.

2. Pembelajaran menulis cerpen merupakan penciptaan karya sastra yang berbentuk prosa fiksi yang berisi cerita singkat dan sederhana yang dijalin dengan satu kesatuan yang utuh. Dapat pula dikatakan cerpen merupakan cerita yang mengisahkan sebagaian kecil aspek dalam kehidupan manusia yang diceritakan secara terpusat pada tokoh dan kejadian yang menjadi pokok cerita.

3. Penelitian dan pengembangan merupakan suatu proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan. Produk yang dihasilkan antara lain: bahan pelatihan untuk guru, materi belajar, media, soal, dan sisitem pengelolaan dalam pembeajaran.


(27)

112

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan rumusan, tujuan, hasil, dan pembahasan dalam penelitian pengembangan modul pembelajaran menulis cerpen berbasis pengalaman ini pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kolang yang dikemukakan sebelumnya dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Produk modul berbasis pengalaman yang dikembangkan pada materi pembelajaran menulis cerpen untuk siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kolang memenuhi syarat dan layak digunakan berdasarkan validasi ahli materi meliputi kelayakan isi dengan rata-rata delapan puluh delapan koma delapan puluh delapan persen pada kriteria sangat baik, kelayakan penyajian dengan rata-rata delapan puluh sembilan koma enam persen pada kriteria sangat baik, aspek bahasa dengan rata-rata delapan puluh lima persen pada kriteria sangat baik, aspek kelayakan buku dengan rata-rata delapan puluh sembilan koma enam persen pada kriteria sangat baik, dan validasi ahli desain dengan rata-rata delapan puluh delapan koma tujuh puluh lima persen pada kriteria sangat baik.

2. Hasil belajar siswa yang diperoleh sebelum menggunakan modul pembelajaran menulis cerpen berbasis pengalaman berjumlah dua ribu dua ratus dua puluh sembilan dengan nilai rata-rata enam puluh tiga koma enam puluh sembilan persen dan hasil belajar siswa setelah menggunakan modul pembelajaran menulis cerpen berbasis pengalaman berjumlah dua ribu enam


(28)

113

ratus dua belas dengan rata-rata tujuh puluh empat koma enam puluh tiga persen.

3. Penggunaan modul berbasis pengalaman lebih efektif meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukkan hasil belajar siswa yang dibelajarkan menggunakan modul yang dikembangkan lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang tidak dibelajarkan dengan menggunakan modul atau hanya menggunakan buku teks.

5.2. Implikasi

Berdasarkan simpulan dan temuan pada penelitian pengembangan modul pembelajaran menulis cerpen berbasis pengalaman yang telah teruji memiliki implikasi yang tinggi digunakan oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Adapun implikasi yang dimaksudkan adalah sebagai berikut:

1. Modul yang dikembangkan akan memberi sumbangan praktis terutama dalam pelaksanaan proses pembelajaran bagi guru, dimana modul ini sebagai bahan ajar tambahan untuk memberikan kemudahan dalam menyampaikan materi yang diajarkan. Kegiatan belajar mengajar juga akan menjadi lebih menarik dan menyenangkan terhadap siswa di sekolah.

2. Untuk memperkaya dan menambah khasanah ilmu pengetahuan guna meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan pengembangan bahan ajar berupa modul pembelajaran menulis cerpen.

3. Modul yang dikembangkan dapat digunakan sebagai sarana untuk membantu atau memudahkan siswa untuk memahami materi menulis cerpen, sehingga dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.


(29)

114

5.3. Saran

Berdasarkan hasil temuan yang telah diuraikan pada simpulan dari hasil penelitian pengembangan modul ini, berikut diajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Produk hasil penelitian pengembangan modul pembelajaran menulis cerpen berbasis pengalaman ini diharapkan dapat digunakan dalam proses pembelajaran sehingga dapat membantu siswa untuk memahami materi pembelajaran, dan mampu mengaitkan pembelajaran yang diperoleh dengan kehidupan sehari-hari.

2. Mengingat hasil penelitian pengembangan modul pembelajaran menulis cerpen berbasis pengalaman ini masih memungkinkan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang belum mampu terkendali, maka perlu kiranya dilakukan penelitian lebih lanjut pada sampel yang lebih banyak dan luas.

3. Produk hasil penelitian pengembangan modul pembelajaran menulis cerpen berbasis pengalaman ini diharapkan dapat digunakan peneliti selanjutnya untuk menguji keefektifan modul tersebut pada pembelajaran menulis cerpen dan diharapkan ada pengembangan modul pembelajaran lainnya dengan pendekatan serupa maupun pendekatan lainnya.


(30)

115

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2006. Panduan Penyususnan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.

Arifin, S dan Adi K. 2009. Sukses Menulis Buku Ajar & Referensi. Jakarta: PT Grasindo.

Cahyani, I. 2000. Peran Experiential Learning dalam Meningkatkan Motivasi Pembelajar BIPA. Makalah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Daryanto. 2013. Menyusun Modul Bahan Ajar untuk Persiapan Guru dalam

Mengajar. Yogyakarta: Gava Media.

Depdiknas. 2002. Teknik Belajar dengan Modul. Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah.

Depdiknas, 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Diponegoro, M. 2011. Nulis Cerpen Yuk!.Jakarta: Narasi.

Kolb, D. A. 1984. Experiential Learning: Experience as the Source of Learning and Development. Englewood Cliffs, N. J.: Prentice-Hall.

Laksana. 2006. Ketatabahasaan dan Kesusastraan Cermat Berbahasa Indonesia. Bandung: Yrama Widya.

Nurgiyantoro, B. 2012. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Putra, N. 2012. Research & Development Penelitian dan Pengembangan: Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers. . .

Sayuti, S. A. dkk. 2009. Modul Menulis Fiksi. Yogyakarta: PBSI FBS UNY. Sriyanti, M. 2013. Keefektifan Metode Pembelajaran Berbasis Pengalaman

(Experiential Learning) dalam Pembelajaran Menulis Narasi Ekspositori pada Siswa Kelas X SMA N 1 Seyegan Sleman. Skripsi S1. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FBS UNY.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pengembangan. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.


(31)

116

Sukmadinata, N. S. dan Erliana S.. 2012. Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi. Bandung: PT Refika Aditama.

Sukmadinata, N. S. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sumardjo, J. 1997. Catatatan Kecil Tentang Menulis Cerpen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suryaman, M. 2006. Pedoman Penulisan Buku Pelajaran Penjelasan

Standar Mutu Buku Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Pusat Perbukuan Depertemen Pendidikan Nasional.

Suryaman, M. dkk.. 2006. Panduan Pengembangan Materi Pembelajaran Sekolah Menengah Pertama Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Diktat. Depertemen Pendidikan Nasional.

Tarigan, H.G. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Angkasa: Bandung.

Thahar, H. E. 1999. Kiat Menulis Cerpen. Bandung: Angkasa.

Waluyo, B. 2013. Bahasa dan Sastra Indonesia untuk Kelas VII SMP dan MTs. Jakarta: Platinum.


(1)

adalah untuk memberi dorongan bagi sekolah dalam menciptakan materi yang sesuai sengan kebutuhan siswanya.

1.7. Definisi Operasional

Untuk memperjelas istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka dibuat suatu definisi operasional sebagai berikut:

1. Model berbasis pengalaman merupakan suatu proses belajar mengajar yang berfokus atau menekankan pengalaman siswa, baik pengalaman intelektual, emosional, maupun fisik-motorik yang mengembangkan kapasitas dan kemampuannya dalam proses pembelajaran.

2. Pembelajaran menulis cerpen merupakan penciptaan karya sastra yang berbentuk prosa fiksi yang berisi cerita singkat dan sederhana yang dijalin dengan satu kesatuan yang utuh. Dapat pula dikatakan cerpen merupakan cerita yang mengisahkan sebagaian kecil aspek dalam kehidupan manusia yang diceritakan secara terpusat pada tokoh dan kejadian yang menjadi pokok cerita.

3. Penelitian dan pengembangan merupakan suatu proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan. Produk yang dihasilkan antara lain: bahan pelatihan untuk guru, materi belajar, media, soal, dan sisitem pengelolaan dalam pembeajaran.


(2)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan rumusan, tujuan, hasil, dan pembahasan dalam penelitian pengembangan modul pembelajaran menulis cerpen berbasis pengalaman ini pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kolang yang dikemukakan sebelumnya dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Produk modul berbasis pengalaman yang dikembangkan pada materi pembelajaran menulis cerpen untuk siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kolang memenuhi syarat dan layak digunakan berdasarkan validasi ahli materi meliputi kelayakan isi dengan rata-rata delapan puluh delapan koma delapan puluh delapan persen pada kriteria sangat baik, kelayakan penyajian dengan rata-rata delapan puluh sembilan koma enam persen pada kriteria sangat baik, aspek bahasa dengan rata-rata delapan puluh lima persen pada kriteria sangat baik, aspek kelayakan buku dengan rata-rata delapan puluh sembilan koma enam persen pada kriteria sangat baik, dan validasi ahli desain dengan rata-rata delapan puluh delapan koma tujuh puluh lima persen pada kriteria sangat baik.

2. Hasil belajar siswa yang diperoleh sebelum menggunakan modul pembelajaran menulis cerpen berbasis pengalaman berjumlah dua ribu dua ratus dua puluh sembilan dengan nilai rata-rata enam puluh tiga koma enam puluh sembilan persen dan hasil belajar siswa setelah menggunakan modul pembelajaran menulis cerpen berbasis pengalaman berjumlah dua ribu enam


(3)

ratus dua belas dengan rata-rata tujuh puluh empat koma enam puluh tiga persen.

3. Penggunaan modul berbasis pengalaman lebih efektif meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukkan hasil belajar siswa yang dibelajarkan menggunakan modul yang dikembangkan lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang tidak dibelajarkan dengan menggunakan modul atau hanya menggunakan buku teks.

5.2. Implikasi

Berdasarkan simpulan dan temuan pada penelitian pengembangan modul pembelajaran menulis cerpen berbasis pengalaman yang telah teruji memiliki implikasi yang tinggi digunakan oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Adapun implikasi yang dimaksudkan adalah sebagai berikut:

1. Modul yang dikembangkan akan memberi sumbangan praktis terutama dalam pelaksanaan proses pembelajaran bagi guru, dimana modul ini sebagai bahan ajar tambahan untuk memberikan kemudahan dalam menyampaikan materi yang diajarkan. Kegiatan belajar mengajar juga akan menjadi lebih menarik dan menyenangkan terhadap siswa di sekolah.

2. Untuk memperkaya dan menambah khasanah ilmu pengetahuan guna meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan pengembangan bahan ajar berupa modul pembelajaran menulis cerpen.

3. Modul yang dikembangkan dapat digunakan sebagai sarana untuk membantu atau memudahkan siswa untuk memahami materi menulis cerpen, sehingga dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.


(4)

5.3. Saran

Berdasarkan hasil temuan yang telah diuraikan pada simpulan dari hasil penelitian pengembangan modul ini, berikut diajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Produk hasil penelitian pengembangan modul pembelajaran menulis cerpen berbasis pengalaman ini diharapkan dapat digunakan dalam proses pembelajaran sehingga dapat membantu siswa untuk memahami materi pembelajaran, dan mampu mengaitkan pembelajaran yang diperoleh dengan kehidupan sehari-hari.

2. Mengingat hasil penelitian pengembangan modul pembelajaran menulis cerpen berbasis pengalaman ini masih memungkinkan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang belum mampu terkendali, maka perlu kiranya dilakukan penelitian lebih lanjut pada sampel yang lebih banyak dan luas.

3. Produk hasil penelitian pengembangan modul pembelajaran menulis cerpen berbasis pengalaman ini diharapkan dapat digunakan peneliti selanjutnya untuk menguji keefektifan modul tersebut pada pembelajaran menulis cerpen dan diharapkan ada pengembangan modul pembelajaran lainnya dengan pendekatan serupa maupun pendekatan lainnya.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2006. Panduan Penyususnan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.

Arifin, S dan Adi K. 2009. Sukses Menulis Buku Ajar & Referensi. Jakarta: PT Grasindo.

Cahyani, I. 2000. Peran Experiential Learning dalam Meningkatkan Motivasi Pembelajar BIPA. Makalah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Daryanto. 2013. Menyusun Modul Bahan Ajar untuk Persiapan Guru dalam

Mengajar. Yogyakarta: Gava Media.

Depdiknas. 2002. Teknik Belajar dengan Modul. Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah.

Depdiknas, 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Diponegoro, M. 2011. Nulis Cerpen Yuk!.Jakarta: Narasi.

Kolb, D. A. 1984. Experiential Learning: Experience as the Source of Learning and Development. Englewood Cliffs, N. J.: Prentice-Hall.

Laksana. 2006. Ketatabahasaan dan Kesusastraan Cermat Berbahasa Indonesia. Bandung: Yrama Widya.

Nurgiyantoro, B. 2012. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Putra, N. 2012. Research & Development Penelitian dan Pengembangan: Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers. . .

Sayuti, S. A. dkk. 2009. Modul Menulis Fiksi. Yogyakarta: PBSI FBS UNY. Sriyanti, M. 2013. Keefektifan Metode Pembelajaran Berbasis Pengalaman

(Experiential Learning) dalam Pembelajaran Menulis Narasi Ekspositori

pada Siswa Kelas X SMA N 1 Seyegan Sleman. Skripsi S1. Program Studi

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FBS UNY.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pengembangan. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.


(6)

Sukmadinata, N. S. dan Erliana S.. 2012. Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi. Bandung: PT Refika Aditama.

Sukmadinata, N. S. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sumardjo, J. 1997. Catatatan Kecil Tentang Menulis Cerpen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suryaman, M. 2006. Pedoman Penulisan Buku Pelajaran Penjelasan Standar Mutu Buku Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Pusat Perbukuan Depertemen Pendidikan Nasional.

Suryaman, M. dkk.. 2006. Panduan Pengembangan Materi Pembelajaran Sekolah Menengah Pertama Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Diktat. Depertemen Pendidikan Nasional.

Tarigan, H.G. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Angkasa: Bandung.

Thahar, H. E. 1999. Kiat Menulis Cerpen. Bandung: Angkasa.

Waluyo, B. 2013. Bahasa dan Sastra Indonesia untuk Kelas VII SMP dan MTs. Jakarta: Platinum.