BENTUK PENYAJIAN DAN FUNGSI POLA IRAMA GUAL POKKAH-POKKAH INSTRUMENT GONRANG SIPITU-PITU PADA TORTOR SIRINTAK HOTANG DI SANGGAR TORTOR ELAK-ELAK KECAMATAN RAYA KABUPATEN SIMALUNGUN.

(1)

BENTUK PENYAJIAN DAN FUNGSI POLA IRAMA GUAL

POKKAH-POKKAH INSTRUMENT GONRANG

SIPITU-PITU PADA TORTOR SIRINTAK

HOTANG DI SANGGAR TORTOR

ELAK-ELAK KECAMATAN RAYA

KABUPATEN SIMALUNGUN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

MARIA FLORENTINA HALL

NIM. 2113340028

JURUSAN SENDRATASIK

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

i

ABSTRAK

Maria Florentina Hall. NIM 2113340028. Bentuk Penyajian Dan Fungsi Pola Irama Gual Pokkah-Pokkah Instrument Gonrang Sipitu-Pitu Pada Tortor

Sirintak Hotang Di Sanggar Tortor Elak-Elak Kecamatan Raya Kabupaten

Simalungun. Fakutas Bahasa Dan Seni. Universitas Negeri Medan 2016.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk penyajian, fungsi pola irama Gual Pokkah-Pokkah Instrument Gonrang Sipitu-Pitu Pada Tortor Sirintak Hotang Di Sanggar Tortor Elak-Elak Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun. Teori yang digunakan dalam penelitian mencakup teori bentuk penyajian, teori musik, pengertian Gual Pokkah-Pokkah, teori Tortor Sirintak Hotang, dan Teori Instrument Musik.

Metode dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Populasi dalam penelitian ini Kepala Sanggar Tortor Elak-Elak Simalungun, penari Tortor Sirintak Hotang, pemusik Gual Pokkah-Pokkah. Sampel berjumlah 7 orang yaitu Pemain Musik 6 orang, Penari 1 orang. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi atau pengamatan, wawancara, dokumentasi, dan studi kepustakaan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk penyajian memiliki struktur dimulai dari mengucapkan Gual Pokkah-Pokkah adalah berasal dari kata pokkah yang berarti cara menebas pohon dengan menggunakan golok atau parang untuk memanjat. Gual pokkah-pokkah adalah pola irama(ketukan) dalam musik, yang dibuat dari Kabupaten Simalungu. Bentuk penyajian pola irama Gual Pokkah-Pokkah Instrument Gonrang Sipitu-pitu Pada Tortor Sirintak Hotang memiliki ritual yang bernama “Manorduk demban pamuhunan pahata parugas hubani panggual pakon parsarune” dengan tujuan, agar disaat alat musik dimainkan semua orang, baik yang memainkan musik, baik yang manortor, maupun yang mendengar dan melihat semuanya sehat-sehat dalam rohani dan jasmani.


(7)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan waktu yang telah direncanakan.

Skripsi berjudul “Bentuk Penyajian Dan Fungsi Pola Irama Gual

Pokkah-Pokkah Instrument Gonrang Sipitu-pitu Pada Tortor Sirintak Hotang

Di Sanggar Tortor Elak-elak Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun” ini disusun guna memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Negeri Medan.

Penulis menyadari Skripsi ini masih kurang dari sempurna, baik dari segi penulisan maupun dari segi penyampaian gagasan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk perbaikan dimasa yang akan datang.

Dalam proses penyusunan Skripsi ini, penulis juga mengalami berbagai kesulitan. Namun berkat doa dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini. Untuk itu pada kesempatan ini, penulis dengan sepenuh hati mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd., Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.

3. Uyuni Widiastuti, M.Pd., Ketua Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Medan.

4. Dra. Pita HD Silitonga, M.Pd., Sekertaris Jurusan Sendratasik FBS Universitas Negeri Medan dan Narasumber I

5. Dr. Pulumun P. Ginting, S.Sn., M.Sn., Ketua Prodi Pendidikan Musik, sekaligus Dosen Pembimbing Skripsi I.

6. Danny Ivanno Ritonga, M.Pd., Dosen Pembimbing Skripsi II. 7. Adina Sastra Sembiring, M.Pd,. Narasumber II.


(8)

iii

9. Seluruh Dosen di Jurusan Sendratasik FBS Universitas Negeri Medan yang selama ini telah mendidik penulis dalam perkuliahan.

10.Teristimewa buat Kedua orangtua tercinta Bapak Leo Martinus Hall Tambun dan Ibu tercinta Murniaty Butar-Butar, S.Pd yang selalu mendidik, memberikan kasih sayang yang tak terhingga mendukung baik secara moril maupun materil, memberikan motivasi, semangat dan doa yang tulus yang tiada hentinya demi kesuksesanku untuk meraih gelar Sarjana ini.

11.Kedua saudara kandung penulis Frans Siska Theodora Hall, A.Md dan Johan Althur Hall, SH yang selalu mendoakan, memberikan dorongan, dan semangat buat penulis.

12.Albert Pauli Sirait M.Hum., yang selalu memberikan semangat, memotivasi, membantu, dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

13.Terimakasih kepada Bapak Sahat Damanik, Bapak Junaidi Sipayung, SH dan anggota Sanggar Tortor Elak-Elak Simalungun yang telah memberikan informasi kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

14.Teman-teman terbaik penulis Lestari Lasma Sibarani, S.Pd, Merie Thressa Angelina Sihite, S.E, Nengsi Margaretha Napitupulu, AMKep, yang selalu, memberi semangat, dan doa kepada penulis.

15.Seluruh mahasiswa/i prodi Pendidikan Seni Musik angkatan 2011 yang telah menjalin kerjasamanya dalam proses perkuliahan hingga sampai penyusunan skripsi, terimakasih atas doa dan motivasi kepada penulis.

Akhir kata, penulis berharap semoga Skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi penulis dan pembaca dalam usaha peningkatan mutu pendidikan, khususnya di bidang pendidikan musik.

Medan, Juli 2016 Penulis,

Maria Florentina Hall


(9)

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... . i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi ... 3

C. Pembatasan ... 5

D. Rumusan ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL A. Landasan Teoritis... 10

1. Teori Bentuk Penyajian ... 11

2. Teori Fungsi ... 12

3. Teori Musik ... 18

a. Ritme / Irama ... 19

b.Melodi ... 20

c.Tempo ... 21

4. Pengertian Pola Irama ... 22

5. Pengertian Instrument Musik ... 23

6. Gonrang Sipitu-Pitu ... 25

7. Tor-tor Sirintak Hotang ... 26

B. Kerangka Konseptual ... .. 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian ... 30

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 30


(10)

v

D. Teknik Pengumpulan Data ... 32

1. Observasi ... 33

2. Wawancara ... 34

3. Dokumentasi ... 35

4. Studi Kepustakaan ... 36

E. Teknik Analisis Data ... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Letak Geografis Kabupaten Simalungun ... ... 40

B. Tahap Persiapan Gual Pokkah-Pokkah Instrument Gonrang Sipitu-pitu Pada Tortor Sirintak Hotang di Sanggar Elak-elak... 42

C. Bentuk Penyajian Pola Irama Gual Pokkah-Pokkah Pada Tortor Sirintak Hotang di Sanggar Tortor Elak-elak... ... 45

D. Fungsi Pola Irama Gual Pokkah-Pokkah Instrument Gonran Sipitu-pitu Pada Tortor Sirintak Hotang di Sanggar Tortor Elak-elak.... ... ... 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 54

B. Saran... 55


(11)

vi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Sarunei Bolon ... 24

Gambar 2.2 Mogmongan ... 24

Gambar 2.3 Gonrang ... 25

Gambar 2.4 Tabel Kerangka Konseptual ... 29

Gambar 4.1 Batas-Batas Wilayah Kecamatan Raya ... 41

Gambar 4. 2 Mempersiapkan Seluruh Alat-alat ... 43

Gambar 4. 3 Persiapan Pemain ... 44

Gambar 4. 4 Manorduk Demban Pamuhunan Pahata Parugas Panggual Pakon Parsarunei ... 45

Gambar 4. 5 Contoh Pola Irama Gual Pokkah-Pokkah ... 46

Gambar 4. 6 Penyajian Pola Irama Gual Pokkah-Pokkah ... 47

Gambar 4.7 Beberapa Bentuk Gerakan Tortor Sirintak Hotang ... 48

Gambar 4.8 Gonrang Sipitu-pitu ... 49

Gambar 4.9 Sarunei ... 50

Gambar 4.10 Gong dan Mongmongan ... 51

Gambar 4.11 Sarunei Sebagai Melodi ... 52

Gambar 4.12 Gong dan Mongmongan Sebagai Tempo ... 52


(12)

iv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Batas Wilayah Simalungun ... 40


(13)

iv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran Full Score Not Balok Gual Pokkah-Pokkah Pada Tortor Sirintak Hotang ... 59


(14)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Budaya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, dan lahir dari pengalaman hidup sehari-hari yang dialami oleh setiap kelompok masyarakat tertentu. Dalam budaya, kita melihat adanya berbagai hal yang tercakup seperti adat serta upacara tradisional. Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman suku dan budaya, hal ini menjadi suatu kebanggaan bagi Indonesia yang telah banyak dikenal oleh negara-negara lain. Setiap suku di negara Indonesia memiliki budaya yang berbeda, termasuk adat istiadat, musik dan bahasa.

Budaya dalam setiap suku di Indonesia merupakan budaya yang diturunkan secara turun temurun dan dilestarikan dengan tetap melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari. Budaya suku Batak yang merupakan salah satu suku yang hidup dan berkembang di Provinsi Sumatera Utara. Suku Batak terdiri dari, Batak Karo, Batak Toba, Batak Pakpak Dairi, Batak Mandailing, dan Batak Simalungun.

Suku Batak Simalungun memilki budaya yang diwariskan dari leluhurnya secara turun-temurun. Salah satu bentuk dari kebudayaan itu adalah kesenian. Suku Batak Simalungun memiliki kesenian seperti seni musik, seni tari, seni rupa, seni sastra dan juga seni kerajinan tangan. Kabupaten Simalungun memiliki kebudayaan yang menghasilkan banyak kesenian daerah dan upacara adat yang


(15)

2

dilaksanakan sebagai upaya masyarakat Simalungun dalam mensyukuri anugerah alam yang diberikan Tuhan.

Kesenian merupakan warisan yang tidak boleh dilupakan dan harus dikembangkan karena dapat menjadi identitas dan ciri khas dari suatu daerah yang memilikinya. Kesenian biasa digunakan dalam ritual, upacara adat, hiburan, dan pertunjukan sehingga kesenian itu tidak lepas dari aktivitas masyarakat. Kesenian yang ada pada masyarakat Simalungun diantaranya adalah seni musik (gual), seni drama dan seni tari (tortor).

Seni musik dalam suku Simalungun ada yang disebut dengan “Gonrang” yang artinya sama dengan Gondang yang dimainkan dengan cara dipukul. Gonrang berperan sebagai media yang menghubungkan manusia dengan sesamanya dalam hubungan horizontal. Gonrang merupakan suatu instrument musik Simalungun yang keberadaannya sangat dilestarikan pada zamannya. Gonrang pada suku Simalungun dibagi dua, yaitu Gonrang sipitu-pitu dan Gonrang sidua-dua. Tari dalam bahasa Simalungun adalah tortor, yaitu ungkapan ekspresi jiwa seseorang yang dituangkan melalui gerak baik dalam hal suka cita maupun dukacita. Tortor dahulu selalu terkait dengan ritual yang berhubungan dengan roh dan ketika ada anggota keluarga yang meninggal dunia, akan tetapi saat ini tortor sudah dijadikan daya tarik wisata dan dipentaskan dalam berbagai acara sebagai pertunjukan dan hiburan.

Suku Simalungun biasa menggunakan tortor untuk menunjukkan suatu prosesi adat atau proses kegiatan, salah satunya adalah Totor Sirintak Hotang yang merupakan tortor usihan. Tortor Usihan merupakan sebuah tarian yang


(16)

3

menggambarkan kehidupan sehari-hari. Tarian ini di susun untuk mengenang kesulitan yang dialami masyarakat dahulu sewaktu mencari rotan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Pada masa itu mencari rotan merupakan salah satu mata pencaharian masyarakat simalungun dalam mempertahankan kehidupan. Tortor Sirintak Hotang memiliki iringan musik eksternal, yaitu iringan musik yang lahir dari luar tubuh manusia, yang menggunakan alat musik yang artinya adalah iringan tari yang diiringi secara langsung oleh pemusik dengan menggunakan seperangkat alat musik yaitu gonrang sipitu-pitu, sarunei, ogung dan mogmongan. Musik yang digunakan adalah musik tradisional Simalungun yaitu musik Gual Pokkah-pokkah, Gual Pokkah-pokkah berasal dari kata Gual (musik) pokkah-pokkah adalah ketukan dalam musik tersebut yang di buat oleh masyarakat simalungun, akan tetapi nama musik pengiring ini dapat berbeda-beda di setiap daerah. Berdasarkan penjelasan di atas maka peneliti tertarik untuk mengangkat judul ” Bentuk Penyajian Dan Fungsi Pola Irama Gual

Pokkah-Pokkah Instrument Gonrang Sipitu-pitu Pada Tortor Sirintak Hotang Di

Sanggar Tortor Elak-Elak Simalungun Kecamatan Raya Kabupaten

Simalungun”.

B. Identifikasi Penelitian

Dalam penelitian perlu melakukan identifikasi masalah. Hal ini dilakukan agar peneliti menjadi terarah serta cakupan masalah yang dibahas tidak terlalu luas. Menurut pendapat Sugiyono (2011:56) mengatakan bahwa: “Masalah dapat diartikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa yang


(17)

benar-4

benar terjadi, antara teori dengan praktek, antara aturan dengan pelaksanaan, antara rencana dengan pelaksanaan”.

Dari uraian di atas yang terdapat pada latar belakang masalah, maka permasalahan penelitian dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Bagaimana tahap persiapan Gual Pokkah-pokkah Instrument Gonrang Sipitu-pitu Pada Tortor Sirintak Hotang Di Sanggar Tortor Elak-elak Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun ?

2. Bagaimana bentuk penyajian Gual Pokkah-pokkah Instrument Gonrang Sipitu-pitu Pada Tortor Sirintak Hotang Di Sanggar Tortor Elak-elak Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun ?

3. Apa saja kendala-kendala pemain Instrument Gonrang Sipitu-pitu dalam memainkan Pola irama Gual Pokkah-pokkah Pada Tortor Sirintak Hotang Di Sanggar Tortor Elak-elak Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun?

4. Bagaimana fungsi pola irama Gual Pokkah-pokkah Instrument Gonrang Sipitu-pitu Pada Tortor Sirintak Hotang Di Sanggar Tortor Elak-elak Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun ?

5. Bagaimana mengatasi kendala-kendala pemain Instrument Gonrang Sipitu-pitu dalam memainkan Pola Irama Gual Pokkah-pokkah Pada Tortor Sirintak Hotang Di Sanggar Tortor Elak-elak Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun?


(18)

5

6. Bagaimana tanggapan masyarakat Sanggar Tortor Elak-elak tentang Bentuk Penyajian Gual Pokkah-pokkah Instrument Gonrang Sipitu-pitu?

C. Pembatasan Penelitian

Mengingat luasnya cakupan masalah dan keterbatasan waktu, maka peneliti perlu mengadakan pembatasan masalah untuk memudahkan pemecahan masalah yang di hadapi. Pembatasan masalah sangat diperlukan, mengingat adanya keterbatasan yang dimiliki peneliti, baik dari segi waktu, dana maupun kemampuan dalam menganalisis. Untuk itu peneliti mambatasi masalah dalam topik ini agar dapat menganalisisnya dengan baik serta dipertanggung jawabkan. Sugiyono (2012:286) mengatakan bahwa: “Pembatasan dalam penelitian kualitatif lebih didasarkan kepada tingkat kepentingan, urgensi serta faktor keterbatasan tenaga, dana dan waktu”.

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dipaparkan, maka peneliti membatasi masalah penelitian. Adapun pembatasan masalah dari penelitian ini yaitu :

1. Bagaimana tahap persiapan Gual Pokkah-pokkah Instrument Gonrang Sipitu-pitu Pada Tortor Sirintak Hotang Di Sanggar Tortor Elak-elak Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun ?

2. Bagaimana bentuk penyajian Gual Pokkah-pokkah Instrument Gonrang Sipitu-pitu Pada Tortor Sirintak Hotang Di Sanggar Tortor Elak-elak Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun ?


(19)

6

3. Bagaimana fungsi pola irama Gual Pokkah-pokkah Instrument Gonrang Sipitu-pitu Pada Tortor Sirintak Hotang Di Sanggar Tortor Elak-elak Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun ?

D. Rumusan Penelitian

Rumusan masalah merupakan suatu tujuan dari sebuah penelitian agar hasilnya sesuai dengan uraian yang terdapat dalam latarbelakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah. Hal ini sependapat dengan Sugiono (2008:288) “Rumusan masalah adalah pertanyaan penelitian yang disusun berdasarkan masalah yang harus dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data”.

Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Bagaimana bentuk penyajian dan fungsi pola irama Gual Pokkah-Pokkah instrument Gonrang Sipitu-pitu pada Tortor Sirintak Hotang di sanggar Tortor Elak-Elak Simalungun Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun”.

E. Tujuan Penelitian

Pada umumnya suatu kegiatan penelitian senantiasa berorientasi terhadap tujuan tertentu. Tanpa adanya tujuan yang jelas maka arah kegiatan yang akan dilakukan tidak akan terarah karena tidak tahu apa yang akan dicapai pada kegiatan tersebut.


(20)

7

Menurut pendapat Trianto (2011:210) mengatakan bahwa: “Tujuan umum proposal penelitian adalah memberitahukan secara jelas tentang tujuan penelitian, siapa yang hendak ditemui, serta apa yang dilakukan atau dicari di lokasi penelitian.”

Berhasilnya suatu aktifitas penelitian yang akan dilaksanakan terlihat dari tercapainya tujuan penelitian yang ditetapkan. Dalam penelitian yang akan berlangsung merumuskan tujuan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui tahap persiapan Gual Pokkah-pokkah Instrument Gonrang Sipitu-pitu Pada Tortor Sirintak Hotang Di Sanggar Tortor Elak-elak Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun.

2. Untuk mengetahui bentuk penyajian Gual Pokkah-pokkah Instrument Gonrang Sipitu-pitu Pada Tortor Sirintak Hotang Di Sanggar Tortor Elak-elak Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun.

3. fungsi pola irama Gual Pokkah-pokkah Instrument Gonrang Sipitu-pitu Pada Tortor Sirintak Hotang Di Sanggar Tortor Elak-elak Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun ?

F. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis

Menurut slamet (2004: 26), manfaat teoritis adalah manfaat yang dapat membantu lebih memahami suatu konsep atau teori dalam suatu disiplin ilmu. Konsep atau teori biasanya hanya “sebagian kecil” dari suatu konsep atau teori besar yang dibangun oleh banyak ilmuan. Dari suatu penelitian, jarang sekali kita


(21)

8

mendapat suatu manfaat besar yang dapat mempengaruhi sebuah teori secara keseluruhan. Menyadari hal ini, seorang peneliti seharusnya menghindari pernyataan-pernyataan bombastis dalam manfaat dari penelitiannya. Peneliti harus spesifik dalam penjelasannya. Dalam halk ini, akan sangat baik bila peneliti telah mempelajari penelitian-penelitian lain yang sejenis, sehingga ia tahu manfaat-manfaat apa saja yang dapat diambil dari berbagai penelitian yang sama. Maka peneliti ini dapat bermanfaat secara teoritis seperti berikut ini :

1. Memberi gambaran bagaimana bentuk penyajian dan fungsi pola irama Gual Pokkah-pokkah instrument Gonrang Sipitu-pitu pada Tortor Sirintak Hotang di Sanggar Tortor Elak-elak Simalungun Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun.

2. Memperkaya wawasan tentang budaya dalam melestarikan salah satu kebudayaan batak Simalungun yang ditujukan kepada masyarakat luas. 3. Menjadi landasan dan gambaran penelitian bagi peneliti selanjutnya

yang akan melakukan penelitian yang sama.

b. Manfaat Praktis

Manfaat praktis menurut Slameto, (2004 : 26) adalah sesuatu yang bersifat terapan dan dapat segera digunakan untuk keperluan praktis seperti memecahkan suatu masalah, membuat keputusan, atau memperbaiki suatu masalah, membuat keputusan, atau memperbaiki suatu program yang sedang berjalan. Meskipun demikian, manfaat praktis juga dapat diaplikasikan di konteks yang besar dan umum (Global) yaitu suatu manfaat praktis yang dapat diberlakuakan secara


(22)

9

makro di tingkat Negara. Begitu pula dengan manfaat “memberikan dasar rasional bagi perencanaan tenaga kependidikan di sebuah lembaga X”, adalah manfaat praktis, yang barangkali hanya berlaku terbatas di lembaga X tersebut. Maka penelitian ini dapat bermanfaat secara praktis sebagai berikut :

1. Memberi wacana baru tentang pentingnya peran kritik, saran, dan pesan dalam sebuah penelitian bagi dunia pendidikan di Indonesia. 2. Untuk menambah pengetahuan, wawasan dan kemampuan penulis

dalam menuangkan gagasan maupun ide kedalam suatu karya tulis. 3. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas akhir peneliti. 4. Sebagai bahan masukan bagi peneliti dan membawa wawasan

mengenai bentuk penyajian dan fungsi pola irama Gual Pokkah-pokkah instrument Gonrang Sipitu-pitu pada Tortor Sirintak Hotang di Sanggar Tortor Elak-elak Simalungun Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun.

5. Bagi peneliti berikutnya, bisa membuat penelitian yang berkualitas, bermanfaat, tanpa mengurangi kaidah-kaidah penelitian pendidikan.


(23)

54

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan dan saran sebagai berikut :

A. Kesimpulan

Dari yang telah diteliti dan diuraikan yang sudah dijelaskan dari latar belakang sampai dengan pembahasan, maka penulis dapat menyimpulkan dari keseluruhan hasil penelitian terhadap Bentuk Penyajian Dan Fungsi Pola Irama Gual Pokkah-Pokkah Instrument Gonrang Sipitu-pitu Pada Tortor Sirintak Hotang di Sanggar Tortor Elak-elak Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun.

1. Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun merupakan kecamatan terbesar, terluas di Kabupaten Simalungun dan mempunyai 17 nagori/desa yaitu:

Nagori Dolok Huluan, Raya Usang, Raya Bayu, Dalig Raya, Merek Raya, Sondi Raya, Bah Bolon, Raya Huluan, Siporkas, Silou Huluan, Silou Buttu, Bongguron Kariahan, Sihubu Raya, Raya Bosi,dan Bintang Mariah.

2. Gual Pokkah-Pokkah adalah berasal dari kata pokkah yang berarti cara menebas pohon dengan menggunakan golok atau parang untuk memanjat. Gual pokkah-pokkah adalah pola irama(ketukan) dalam musik, yang dibuat dari Kabupaten Simalungun.


(24)

55

3. Bentuk penyajian pola irama Gual Pokkah-Pokkah Instrument Gonrang Sipitu-pitu pada Tortor Sirintak Hotang memiliki ritual yang bernama “Manorduk demban pamuhunan pahata parugas hubani panggual pakon parsarune” dengan tujuan, agar disaat alat musik dimainkan semua orang, baik yang memainkan musik, baik yang manortor, maupun yang mendengar dan melihat semuanya sehat-sehat dalam rohani dan jasmani.

4. Fungsi Pola Irama Gual Pokkah-Pokkah Instrument Sipitu-Pitu Pada Tortor Sirintak Hotang di Sanggar Elak-Elak memiliki dua fungsi yaitu fungsi sebagai sarana komunikasi dan fungsi sebagai sarana hiburan.

B. Saran

Dari beberapa kesimpulan diatas, penulis mengajukan beberapa saran antara lain:

1. Penulis berharap penggunaan alat musik tradisional Batak Simalungun hendaknya dipertahankan melihat dampak positif dari fungsi musik Simalungun

2. Untuk Sanggar Tortor Elak-elak Simalungun diharapkan lebih melestarikan musik Simalungun karena didalam musik dan Tortor tersebut banyak pesan moral yang terkandung didalamnya.

3. Kepada generasi muda diharapkan untuk dapat mempelajari lebih dalam lagi musik dan tari tradisional Simalungun secara baik dan benar sesuai dengan norma adat istiadat guna pelestarian budaya.


(25)

56

4. Masyarakat suku Batak Simalungun khususnya yang berdomisili di Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun sebaiknya selalu mengapresiasi perkembangan Sanggar Tortor Elak-Elak Simalungun supaya semakin bersemangat dalam mengembangkan citra musik Batak Simalungun, terlebih dalam penyajian Gualnya.


(26)

57

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, 2006, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Edisi Revisi, cet.6, Jakarta: Bumi Aksara.

Aminudin. 2009. Apresiasi Karya Seni Musik Daerah Nusantara. Bandung: Sarana Ilmu Pustaka.

Basrowi & Suwandi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Bungin, Burhan. 2011. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana.

Djelantik, AAM. 1990. Pengantar Pasar Estetika. Denpasar: STSI Denpasa. . 1999. Estetika. Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia. Gultom Irma Botorani (2014) “Tortor Sirintak Hotang Pada Masyarakat

Simalungun Kajian Terhadap Konsep Koreografi”. Skripsi untuk

Mendapatkan.Gelar Sarjana Pendidikan Universitas Negeri Medan.

Hutapea Romulus Cokroft Parsaoran (2015) “Bentuk Penyajian Dan Fungsi Musik Paranaue Pada Komunitas Seni Beladiri Ginga Firme Capoeira Di

Medan”. Skripsi untuk Mendapatkan.Gelar Sarjana Pendidikan Universitas Negeri Medan.

Langer, Susanne K. 1998. Rout-Ledge Encyclopedia Of Philosophy. London Mack, Dieter. 2001. Pendidikan Musik: Antara Harapan Dan Realita. Bandung:

Universitas Pendidikan Indonesia.

Merriam, Alan P. 1964. The Anthopology Of Music. Evanston Illinois: North Western University Press.

Miller. 2002. “The Rule Of Music In My Life” : Quantum teaching.

Nana Syaodih Sukmadinat. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PTRemaja Rosdakarya Offset.

Pasaribu, Sharon Rose (2014). Bentuk Penyajian Gondang Malim Pada Upacara Ritual Parmalim Si Inum Uras Di Kecamatan Pintu Pohan Meranti Kabupaten Toba Samosir. Medan : Skripsi untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Universitas Negeri Medan.


(27)

58

Silitonga, Pita Hotma Dameria.2014. Teori Musik.Medan: Unimed Press.

Sinaga, Delfiana (2015). “Gondang Hasapi Pada Acara Ritual Parmalim Si Pahasada Di Huta Tinggi Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Samosir (Kajian Bentuk Penyajina dan Fungsi. Skripsi untuk Mendapatkan.Gelar Sarjana Pendidikan Universitas Negeri Medan.

Sirait H. Adi Putra (2012) “Peranan Gondang Sabangunan Dalam Upacara Mardebata Pada Masyarakat Parmalim Huta Tinggi Laguboti di Desa

Siregar Kematan Lumban Julu Kabupaten Toba Samosir”. Skripsi untuk Mendapatkan.Gelar Sarjana Pendidikan Universitas Negeri Medan.

Sugiono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. . 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. . 2011. Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Supranto. 2004. Metodologi Penelitian Kependidikan. Bandung: Publishing

House.


(1)

9

makro di tingkat Negara. Begitu pula dengan manfaat “memberikan dasar rasional bagi perencanaan tenaga kependidikan di sebuah lembaga X”, adalah manfaat praktis, yang barangkali hanya berlaku terbatas di lembaga X tersebut. Maka penelitian ini dapat bermanfaat secara praktis sebagai berikut :

1. Memberi wacana baru tentang pentingnya peran kritik, saran, dan pesan dalam sebuah penelitian bagi dunia pendidikan di Indonesia. 2. Untuk menambah pengetahuan, wawasan dan kemampuan penulis

dalam menuangkan gagasan maupun ide kedalam suatu karya tulis. 3. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas akhir peneliti. 4. Sebagai bahan masukan bagi peneliti dan membawa wawasan

mengenai bentuk penyajian dan fungsi pola irama Gual Pokkah-pokkah instrument Gonrang Sipitu-pitu pada Tortor Sirintak Hotang di Sanggar Tortor Elak-elak Simalungun Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun.

5. Bagi peneliti berikutnya, bisa membuat penelitian yang berkualitas, bermanfaat, tanpa mengurangi kaidah-kaidah penelitian pendidikan.


(2)

54 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan dan saran sebagai berikut :

A. Kesimpulan

Dari yang telah diteliti dan diuraikan yang sudah dijelaskan dari latar belakang sampai dengan pembahasan, maka penulis dapat menyimpulkan dari keseluruhan hasil penelitian terhadap Bentuk Penyajian Dan Fungsi Pola Irama Gual Pokkah-Pokkah Instrument Gonrang Sipitu-pitu Pada Tortor Sirintak Hotang di Sanggar Tortor Elak-elak Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun.

1. Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun merupakan kecamatan terbesar, terluas di Kabupaten Simalungun dan mempunyai 17 nagori/desa yaitu:

Nagori Dolok Huluan, Raya Usang, Raya Bayu, Dalig Raya, Merek Raya, Sondi Raya, Bah Bolon, Raya Huluan, Siporkas, Silou Huluan, Silou Buttu, Bongguron Kariahan, Sihubu Raya, Raya Bosi,dan Bintang Mariah.

2. Gual Pokkah-Pokkah adalah berasal dari kata pokkah yang berarti cara menebas pohon dengan menggunakan golok atau parang untuk memanjat. Gual pokkah-pokkah adalah pola irama(ketukan) dalam musik, yang dibuat dari Kabupaten Simalungun.


(3)

55

3. Bentuk penyajian pola irama Gual Pokkah-Pokkah Instrument Gonrang Sipitu-pitu pada Tortor Sirintak Hotang memiliki ritual yang bernama “Manorduk demban pamuhunan pahata parugas hubani panggual pakon parsarune” dengan tujuan, agar disaat alat musik dimainkan semua orang, baik yang memainkan musik, baik yang manortor, maupun yang mendengar dan melihat semuanya sehat-sehat dalam rohani dan jasmani.

4. Fungsi Pola Irama Gual Pokkah-Pokkah Instrument Sipitu-Pitu Pada Tortor Sirintak Hotang di Sanggar Elak-Elak memiliki dua fungsi yaitu fungsi sebagai sarana komunikasi dan fungsi sebagai sarana hiburan.

B. Saran

Dari beberapa kesimpulan diatas, penulis mengajukan beberapa saran antara lain:

1. Penulis berharap penggunaan alat musik tradisional Batak Simalungun hendaknya dipertahankan melihat dampak positif dari fungsi musik Simalungun

2. Untuk Sanggar Tortor Elak-elak Simalungun diharapkan lebih melestarikan musik Simalungun karena didalam musik dan Tortor tersebut banyak pesan moral yang terkandung didalamnya.

3. Kepada generasi muda diharapkan untuk dapat mempelajari lebih dalam lagi musik dan tari tradisional Simalungun secara baik dan benar sesuai dengan norma adat istiadat guna pelestarian budaya.


(4)

56

4. Masyarakat suku Batak Simalungun khususnya yang berdomisili di Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun sebaiknya selalu mengapresiasi perkembangan Sanggar Tortor Elak-Elak Simalungun supaya semakin bersemangat dalam mengembangkan citra musik Batak Simalungun, terlebih dalam penyajian Gualnya.


(5)

57

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, 2006, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Edisi Revisi, cet.6, Jakarta: Bumi Aksara.

Aminudin. 2009. Apresiasi Karya Seni Musik Daerah Nusantara. Bandung: Sarana Ilmu Pustaka.

Basrowi & Suwandi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Bungin, Burhan. 2011. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana.

Djelantik, AAM. 1990. Pengantar Pasar Estetika. Denpasar: STSI Denpasa. . 1999. Estetika. Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia. Gultom Irma Botorani (2014) “Tortor Sirintak Hotang Pada Masyarakat

Simalungun Kajian Terhadap Konsep Koreografi”. Skripsi untuk

Mendapatkan.Gelar Sarjana Pendidikan Universitas Negeri Medan.

Hutapea Romulus Cokroft Parsaoran (2015) “Bentuk Penyajian Dan Fungsi Musik Paranaue Pada Komunitas Seni Beladiri Ginga Firme Capoeira Di

Medan”. Skripsi untuk Mendapatkan.Gelar Sarjana Pendidikan Universitas

Negeri Medan.

Langer, Susanne K. 1998. Rout-Ledge Encyclopedia Of Philosophy. London Mack, Dieter. 2001. Pendidikan Musik: Antara Harapan Dan Realita. Bandung:

Universitas Pendidikan Indonesia.

Merriam, Alan P. 1964. The Anthopology Of Music. Evanston Illinois: North Western University Press.

Miller. 2002. “The Rule Of Music In My Life” : Quantum teaching.

Nana Syaodih Sukmadinat. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PTRemaja Rosdakarya Offset.

Pasaribu, Sharon Rose (2014). Bentuk Penyajian Gondang Malim Pada Upacara Ritual Parmalim Si Inum Uras Di Kecamatan Pintu Pohan Meranti Kabupaten Toba Samosir. Medan : Skripsi untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Universitas Negeri Medan.


(6)

58

Silitonga, Pita Hotma Dameria.2014. Teori Musik.Medan: Unimed Press.

Sinaga, Delfiana (2015). “Gondang Hasapi Pada Acara Ritual Parmalim Si Pahasada Di Huta Tinggi Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Samosir (Kajian Bentuk Penyajina dan Fungsi. Skripsi untuk Mendapatkan.Gelar Sarjana Pendidikan Universitas Negeri Medan.

Sirait H. Adi Putra (2012) “Peranan Gondang Sabangunan Dalam Upacara

Mardebata Pada Masyarakat Parmalim Huta Tinggi Laguboti di Desa

Siregar Kematan Lumban Julu Kabupaten Toba Samosir”. Skripsi untuk

Mendapatkan.Gelar Sarjana Pendidikan Universitas Negeri Medan. Sugiono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. . 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. . 2011. Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Supranto. 2004. Metodologi Penelitian Kependidikan. Bandung: Publishing

House.