Kebiasaan Sarapan Hubungannya dengan Produktivitas Kerja Karyawan PT. Samick Indonesia

i

KEBIASAAN SARAPAN HUBUNGANNYA DENGAN
PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN
PT. SAMICK INDONESIA

ERNAWATI HIDAYAT

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

iii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Kebiasaan Sarapan
Hubunganya dengan Produktivitas Kerja Karyawan PT. Samick Indonesia adalah
benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan

dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Desember 2014

Ernawati Hidayat
NIM I14070084

iii

ABSTRAK
ERNAWATI HIDAYAT. Kebiasaan Sarapan Hubungannya dengan Produktivitas
Kerja Karyawan PT. Samick Indonesia. Dibimbing oleh CLARA M.
KUSHARTO dan TIURMA SINAGA.
Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis hubungan antara
kebiasaan sarapan dengan produktivitas kerja karyawan PT. Samick Indonesia.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cross Sectional Study dengan

metode survey observational. Sarapan pada contoh memberikan kontribusi energi
(12,47%), protein (13,19%), zat besi (Fe) (24,44%), vitamin A (20,00%), dan
vitamin C (3,01%) terhadap asupan total selama satu hari. Rata-rata asupan zat
gizi sarapan yaitu energi 321±141 kkal/hari, protein 8.02±4.51 gram/hari, zat besi
(Fe) 4.00±1.49 mg/hari, vitamin A 114.38±129.38 RE/hari, dan vitamin C
2.59±5.34 mg/hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa contoh selalu melakukan
aktifitas sarapan yaitu sebesar 80.4% namun sebesar 56.5% dari contoh yang
melakukan sarapan tersebut produktivitas kerjanya tidak memenuhi target, hal ini
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan (p>0.05) antara
kebiasaan sarapan dengan produktivitas kerja karyawan. Hasil penelitian
menunjukkan contoh yang berstatus gizi normal yang memenuhi target sebesar
23.9% sedangkan yang tidak memenuhi target sebesar 36.9%, hal ini
menunjukkan hubungan yang signifikan (p0.05) between breakfast habits and employees
productivity. But, there was significant (ptα/2(v))=α;
v
= derajat bebas dari t
d
= akurasi parameter rata-rata produktivitas kerja dengan rata-rata
produktivitas kerja di bagian produksi, sehingga x-µ < d
x

= rata-rata produktivitas kerja contoh
µ
= rata-rata produktivitas kerja populasi
Dari hasil perhitungan diketahui bahwa standar deviasi produktivitas kerja
contoh di bagian produksi adalah 0.109367621 output/hari. Nilai akurasi
ditetapkan d = 0.1 (perbedaan maksimum antara rata-rata produktivitas kerja
contoh dengan populasinya), dengan jaminan sebesar 95% atau P ( x-µ < d) = 1α = 0.95 atau α = 0.05. Dengan v diasumsikan besar, maka t 0.025(v) = 1.96. Maka
no dapat dihitung sebagai berikut:

6

no
no
n1
n2
n3
n4
n5

= 124 x 42.0146652

2749
= 910 x 42.0146652
2749
= 405 x 42.0146652
2749
= 938 x 42.0146652
2749
= 372 x 42.0146652
2749

= 0.109367621 x 1.96²
0.1²
= 42.0146652
=2
= 15
=7
= 15
=7

Total contoh dalam penelitian adalah 46 orang, dengan masing-masing 33

orang laki-laki dan 13 orang perempuan.
Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data primer
diperoleh melalui pengamatan langsung dan wawancara dengan alat bantu
kuesioner. Data primer meliputi:
a. Data karakteristik contoh (usia, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan,
pendapatan, pendidikan, besar keluarga, dan masa kerja). Data usia, jenis
kelamin, pendapatan, pendidikan, besar keluarga dan masa kerja contoh
diperoleh melalui wawancara langsung dengan alat bantu kuesioner. Berat
badan dan tinggi badan contoh diperoleh melalui pengukuran secara langsung.
b. Data kebiasaan sarapan, meliputi: kegiatan sarapan, frekuensi, waktu dan
tempat sarapan, jenis makanan, dan porsi (URT). Data kebiasaan sarapan
contoh diperoleh melalui wawancara langsung dengan alat bantu kuesioner.
c. Data konsumsi pangan dikumpulkan dengan metode kombinasi food record
untuk mengetahui data sarapan selama 7 hari dan food recall 2 x 24 jam untuk
mengetahui data konsumsi pangan selama 2 x 24 jam.
d. Jenis data produktivitas kerja yang dikumpulkan yaitu data jumlah produk
piano dan gitar yang dihasilkan dalam sehari (output/hari) dan jumlah absensi
kerja (hari tidak masuk kerja) dalam sebulan terakhir. Cara pengumpulan data
produktivitas kerja adalah dengan menjawab daftar pertanyaan pada kuesioner.

Hari kerja efektif pada dasarnya 5 (lima) hari kerja dalam seminggu dan jumlah
jam kerjanya 8 (delapan) jam sehari dan 40 (empat puluh) jam dalam 1 (satu)
minggu. Setelah pekerja menjalankan pekerjaan, diberikan waktu istirahat
sesuai dengan jadwal yang berlaku. Pekerja yang melakukan pekerjaan lebih
dari 8 (delapan) jam sehari dan 40 (empat puluh) jam seminggu diperhitungkan
kerja lembur sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Jam kerja contoh diatur sebagai berikut:
a. Waktu kerja shift.I/non shift
Hari Senin s/d Kamis
Jam 07.00–16.00 WIB
Istirahat
Jam 12.00–13.00 WIB

7

Hari Jum’at
Jam 07.00–16.30 WIB
Istirahat
Jam 11.30–13.00 WIB
b1. Waktu kerja shift malam alternatif 1

Hari Senin s/d Kamis
Jam 16.30–01.30 WIB
Hari Jum’at
Jam 17.00–02.00 WIB
Istirahat
Jam 18.00-18.30 WIB
Jam 22.30–23.00 WIB
b2. Waktu kerja shift malam alternatif 2
Hari Senin s/d Jum’at
Jam 20.00–05.00 WIB
Istirahat
Jam 24.00–01.00 WIB
Data sekunder meliputi gambaran umum perusahaan yaitu berupa sejarah,
misi dan tujuan serta lokasi perusahaan, data status kesehatan, absensi pekerja,
dan output pekerja per bulan yang diperoleh berdasarkan informasi yang diberikan
oleh perusahaan. Pada Tabel 1 disajikan variabel, jenis, dan cara pengumpulan
data.
No
.


Tabel 1 Variabel, jenis, dan cara pengumpulan data
Variabel
Data
Cara pengumpulan
Pengisian kuesioner oleh
karyawan dan wawancara

1.

Karakteristik
contoh

2.

Kebiasaan
sarapan

3.

Konsumsi pangan

karyawan

4.

Produktivitas
kerja

- Usia
- Jenis kelamin
- Berat badan
- Tinggi badan
- Pendapatan
- Pendidikan
- Besar keluarga
- Masa kerja

- Frekuensi
- Waktu dan tempat
- Jenis sarapan
- Porsi (URT)

- Sumbangan
energi dan zat gizi
lainnya
- Tingkat
kecukupan energi
dan zat gizi lainnya
- Jumlah dan jenis
pangan yang
dikonsumsi
Output/hari

Berat badan ditimbang
menggunakan timbangan
badan digital dengan kapasitas
maksimum 200 kg dan
ketelitian 0,1 kg. Sedangkan,
tinggi badan diukur
menggunakan microtoise
dengan kapasitas maksimum
200 cm dan ketelitian 0,1 cm.

Pengisian kuesioner oleh
karyawan dan wawancara

Pengisian kuesioner oleh
karyawan dan wawancara
menggunakan food record 7
hari dan food recall 2 x 24 jam

Pengisian kuesioner oleh
karyawan dan wawancara serta
data dari perusahaan.

8

Pengolahan dan Analisis Data
Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data primer
selanjutnya dianalisis secara statistik. Tahapan pengolahan data dimulai dari
verifikasi, coding, entry, editing, cleaning, dan selanjutnya dianalisis. Verifikasi
dilakukan untuk mengecek konsistensi informasi. Penyusunan code-book sebagai
panduan entri dan pengolahan data. Selanjutnya dilakukan entry data
(memasukkan data), editing yaitu pengecekan data, dan kemudian dilakukan
cleaning data untuk memastikan tidak ada kesalahan dalam memasukkan data.
Selanjutnya, data diolah dan dianalisis menggunakan program komputer
Microsoft Excell 2007 dan Statistical Program for Social Science SPSS versi 17.0
for windows.
Tabel 2 Pengkategorian dan analisis variabel penelitian
Variabel
Kategori peubah
1. Dewasa muda (19-29 th)
2. Dewasa madya (30-49 th)
Usia (WNPG 2004)
3. Dewasa akhir (50-64 th)
1. Laki-laki
Jenis kelamin
2. Perempuan
Pendapatan (berdasarkan
1. < Rp. 2.002.000
UMR kabupaten bogor, Rp
2. ≥ Rp. 2.002.000
2.002.000)
1. Tidak tamat SD
2. SD/sederajat
Pendidikan (BPS 2004)
3. SMP/sederajat
4. SMA/sederajat
1. Keluarga kecil (≤ 4 orang)
Besar Keluarga (Hurlock
2. Keluarga sedang (5-7 orang)
1999)
3. Keluarga besar (≥ 8 orang)
1. ≤ 5 tahun
2. 6-10 tahun
Masa kerja
3. 11-15 tahun
4. 16-20 tahun
Kebiasaan sarapan karyawan
1. Tidak pernah
2. Jarang (< 4 kali/minggu)
a. Frekuensi sarapan
3. Sering (≥ 4-6 kali/minggu)
4. Selalu (7 kali/minggu)
1. Roti/kue
2. Gado-gado
3. Susu atau teh manis
4. Buras/lemper
b. Jenis dan URT
5. Nasi + lauk pauk
6. Nasi uduk/nasi kuning
7. Nasi goreng
8. Mie goreng/mie rebus
9. Lontong sayur

Analisis
Deskriptif
Deskriptif
Deskriptif

Deskriptif

Deskriptif

Deskriptif

Deskriptif

Deskriptif

9

Variabel
c. Waktu sarapan

1.
2.
3.

Kategori peubah
Pukul 05.00-06.00 WIB
Pukul 06.00-07.00 WIB
Pukul 07.00-08.00 WIB

Analisis
Deskriptif

Konsumsi pangan
1.

b. Mineral Fe, vitamin A, dan
vitamin C (Gibson 2005)

1.
2.

Defisit tingkat berat (< 70%
kebutuhan)
Defisit tingkat sedang (7079% kebutuhan)
Defisit tingkat ringan (8089% kebutuhan)
Normal (90-119%
kebutuhan)
Kelebihan (≥ 120%
kebutuhan)
Defisit (< 77% AKG)
Normal (≥ 77% AKG)

Status gizi
(IMT = BB/TB2)
(Riskesdas 2010)

1.
2.
3.
4.
5.

Underweight (IMT < 18.5)
Normal (IMT 18.5-24.9)
Overweight (IMT 25-26.9)
Obes I (IMT ≥ 27)
Obes II

1.
2.

Memenuhi target (skor 1)
Tidak memenuhi target (skor
0)

2.
a. Energi dan protein
(Gibson 2005)

3.
4.
5.

Produktivitas Kerja
a. Jumlah produk yang
dihasilkan/hari
(output/hari)
b. Jumlah hari tidak masuk
kerja dalam sebulan
terakhir (absensi)

1. 0 (selalu masuk)
2. 1-3 hari
3. 4-6 hari
7 hari
4.
Hubungan antara karakteristik karyawan dengan produktivitas kerja
Hubungan antara kebiasaan sarapan dengan produktivitas kerja
Hubungan antara tingkat konsumsi pangan (energi dan zat gizi lain)
dengan produktivitas kerja
Hubungan antara tingkat konsusmsi energi dan zat gizi lain dengan
status gizi
Hubungan antara status gizi dengan produktivitas kerja

Deskriptif

Deskriptif

Deskriptif

Deskriptif

Korelasi
Korelasi
Korelasi
Korelasi
Korelasi

Sumbangan energi dan zat gizi dari sarapan terhadap konsumsi zat gizi
diperoleh berdasarkan perbandingan antara jumlah energi dan zat gizi yang
dikonsumsi dari sarapan dengan konsumsi pangan selama satu hari. Sumbangan
konsumsi energi dan zat gizi sarapan terhadap kecukupan energi dan zat gizi
didapatkan dari perbandingan antara jumlah energi dan zat gizi yang dikonsumsi
dari sarapan dengan kecukupan energi dan gizi.
Produktivitas diartikan sebagai rasio antara hasil (output) dengan masukan
(input) pada ukuran waktu tertentu (jam, hari, bulan atau tahun) yang
menunjukkan kualitas sama atau meningkat. Produktivitas kerja merupakan

10

petunjuk untuk melihat tingkat efisiensi perusahaan dan efektivitas kegiatan
produksi yang dilakukan. Produktivitas tenaga kerja mencerminkan kemampuan
tenaga kerja dalam menghasilkan nilai tambah pada suatu proses produksi. Dalam
hal ini output produksi darisetiap tenaga kerja dapat dijadikan ukuran penentu
seberapa besar tingkat produktivitas tenaga kerja. Namun demikian tidak
selamanya nilai output menjadi ukuran produktivitas tenaga kerja (Tjiptoheriyanto
dan Laila 2008).
Definisi Operasional
Contoh adalah pekerja yang bekerja di perusahaan PT. Samick Indonesia, dapat
berkomunikasi dengan baik, bekerja di bagian produksi, tidak memiliki
penyakit kronis, dan bersedia menjadi responden.
Sarapan adalah kegiatan makan contoh yang dapat memenuhi 25% dari
kebutuhan total energi harian dan dilakukan pada pagi hari sampai dengan
pukul 10.00 WIB.
Frekuensi sarapan adalah frekuensi contoh dalam mengkonsumsi makanan di
pagi hari selama satu minggu yang terdiri dari kategori selalu sarapan, sering
sarapan, jarang sarapan, dan tidak pernah sarapan. (Selalu sarapan adalah
kegiatan contoh yang melakukan sarapan 7 kali dalam seminggu, sering
sarapan adalah kegiatan contoh yang melakukan sarapan 4, 5, 6 kali dalam
satu minggu, jarang sarapan adalah kegiatan contoh yang melakukan sarapan
3, 2, 1 kali dalam satu minggu, dan tidak pernah sarapan adalah kegiatan
contoh yang tidak pernah melakukan sarapan).
Masa kerja adalah lamanya contoh bekerja pada bagian produksi di perusahaan
PT. Samick Indonesia yang dinyatakan dalam tahun.
Pendidikan terakhir contoh adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang
telah ditempuh contoh.
Produktivitas kerja adalah jumlah output yang mampu dihasilkan dalam sehari
oleh karyawan produksi sesuai ukuran pada setiap kelompok produksi.
Karakteristik contoh adalah identitas diri contoh yang meliputi usia, berat badan
dan tinggi badan, besar keluarga, pendapatan per bulan, dan pendidikan.
Besar keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah.
Jam kerja adalah jumlah waktu yang digunakan contoh dalam melakukan
pekerjaannya, tidak termasuk waktu istirahat, dinyatakan dalam jam.
Jam kerja efektif adalah jumlah waktu kerja standar 9 (sembilan) jam sehari
dikurangi waktu istirahat yang biasa dilakukan 1 (satu) jam atau 40 (empat
puluh) jam dalam satu minggu.
Perusahaan adalah kegiatan (pekerjaan dan sebagainya) yang diselenggarakan
dengan peralatan atau dengan cara teratur dengan tujuan mencari
keuntungan (dengan menghasilkan sesuatu, mengolah atau membuat
barang-barang, berdagang, memberikan jasa dan sebagainya).
Karyawan (pegawai, buruh, pekerja) adalah orang yang bekerja pada
perusahaan PT Samick Indonesia dengan mendapat upah atau gaji.
PT. Samick Indonesia adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri
molding dan komponen bahan radio, televisi, alat-alat rekaman suara dan
gambar dan sejenisnya, furniture dan alat-alat musik beserta
perlengkapannya. Adapun hasil produksinya yaitu piano dan gitar.

11

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Perusahaan
PT. Samick Indonesia terletak di Bogor dan lokasi pabrik di jalan
Perkebunan Desa Cileungsi Kidul, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor,
Indonesia 16820 dengan luas area 422,815 m² dan luas bangunannya 94,031 m².
Fasilitas yang dimiliki yaitu 11 bangunan produksi, 29 ruang pengeringan, 1
ruang kantor pusat, 2 kantin, rumah pondok, dan 10 rumah keluarga. Sejarah dari
perusahaan ini yaitu berdiri pada tahun 1990 bulan Maret, telah mendapatkan izin
untuk berinvestasi dari pemerintahan Indonesia. Kemudian pada bulan Januari
1991 membentuk badan hukum. Pada bulan April 1992 mulai memproduksi
bahan untuk membuat alat musik. Produk yang dihasilkan yaitu berupa alat musik
seperti, gitar akustik (Agustus 1993), gitar elektrik (Mei 1995), upright piano
(Oktober 1996), grand piano (Februari 1998), dan digital piano (Juni 2003). Pada
tahun 1996 perusahaan ini mendapatkan penghargaan dari Presiden sebagai Top
Eksportir di Indonesia. Terjadi perubahan pada bulan Februari tahun 2004,
perusahaan ini bekerjasama dengan C. Bechstein Jerman. Pada bulan Mei 2004
terdapat 21 sistem sektor yang bertanggung jawab. Pada tahun 2010 pemegang
saham terbesarnya yaitu dari Steinway dan anak-anaknya.
Secara personal PT. Samick Indonesia ini terdiri dari Korea, Indonesia
(office), dan Indonesia (Factory) yang masing-masing pada tahun 2008 berjumlah
17, 88, dan 2.800. Kapasitas produksi pertahun perusahaan ini yaitu grand piano
6.000 pcs/tahun, upright piano 18.000 pcs/tahun, acoustic guitar 200.000
pcs/tahun, electric guitar 240.000 pcs/tahun, dan components 30.000 m³/tahun.
Bahan baku yang digunakan sebanyak 80% dari total produksi yaitu kayu meranti,
nyatoh mahogani, agathis dan rosewood yang berasal dari Indonesia sedangkan
untuk cat dan perangkat keras sebanyak 20% dari total produksi berasal dari
Amerika Utara, Eropa, Korea, dan China.
Visi PT. Samick Indonesia adalah menciptakan nilai dari kualitas
berdasarkan standar, biaya yang rendah dan mengontrol limbah, serta pengiriman
barang (produk) yang tepat waktu. PT. Samick Indonesia ini memiliki hubungan
baik dengan pemasok (supplier), pelanggan (customer), dan pekerja (employee).
PT. Samick Indonesia memiliki daya saing yang terletak pada kualitas kontrol
dengan standar yang akurat, bahan yang berkualitas dengan vendor lokal yang
kuat, harga yang kompetitif dengan manajemen biaya, pengiriman berdasarkan
sistem pelacakan komputerisasi, dan tenaga kerja yang dioperasikan oleh sistem
sektor responsif.
Tenaga Kerja
Dalam menyerap tenaga kerja, PT. Samick Indonesia tidak membatasi pada
lingkup geografis tertentu dan lebih menyerahkan kepada pasar tenaga kerja
dengan tetap memperhatikan kualifikasi tertentu dan pendidikan akhir minimal
SMA. Untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan handal,
secara reguler perusahaan mengirimkan karyawan guna mengikuti pelatihan baik
di dalam maupun di luar negeri khususnya Korea sehingga kemampuan mereka
meningkat dalam menggunakan teknik-teknik baru dalam produksi.

12

Tabel 3 Kondisi tenaga kerja PT. Samick Indonesia sampai bulan April 2013
Jenis Kelamin
Total
Departement
Laki-laki
Perempuan
n
%
n
%
n
%
Umum &
60
2.0
4
0.1
64
2.1
Personalia
MIS
4
0.1
0.0
4
0.1
(komputer)
Accounting
1
0.03
6
0.2
7
0.2
Logistik
Umum/
6
0.2
11
0.4
17
0.6
Staff
Logistik
18
0.6
1
0.03
19
0.6
Gudang
Exim
4
0.1
9
0.3
13
0.4
Quality
76
2.5
11
0.4
87
2.8
Control
Piano Team
1
0.03
3
0.1
4
0.1
Guitar Team
16
0.5
8
0.3
24
0.8
R&D
14
0.5
1
0.03
15
0.5
Maintenance
53
1.7
0.0
53
1.7
Produksi I
120
3.9
4
0.1
124
4.1
Prod. II
925
30.3
390
12.8
1315
43.0
Guitar
Upright
5.9
757
24.8
181
938
30.7
Piano
Grand Piano
314
10.3
58
1.9
372
12.2
Total
2369
77.5
687
22.5
3056
100
Sumber: PT Samick Indonesia (2013)

Tabel 4 Tenaga kerja PT. Samick Indonesia di bagian produksi
Jenis kelamin
Bagian
Total
Laki-laki
Perempuan
Produksi
n
%
n
%
n
%
Produksi I
120
4.4
4
0.1
124
4.5
Prod. II Guitar
925
33.6
390
14.2
1315
47.8
Upright Piano
757
27.6
181
6.6
938
34.2
Grand Piano
314
11.4
58
2.1
372
13.5
Total
2116
77.0
633
23.0
100
2749
Contoh dalam penelitian ini merupakan karyawan dan karyawati PT.
Samick Indonesia yang bekerja di bagian Produksi. Contoh berasal dari beberapa
bagian pekerjaan yaitu bagian produksi I Component (1 orang), produksi II A/G
(13 orang), produksi II E/G (9 orang), produksi III U/P (14 orang), dan produksi
IV G/P (9 orang).

13

Tabel 5 Tenaga kerja PT. Samick Indonesia di bagian produksi yang dijadikan
contoh (sampel)
Jenis kelamin
Total
Bagian Produksi
Laki-laki
Perempuan
n
%
n
%
n
%
Produksi I
1
2.2
0
0.0
1
2.2
Prod. II Guitar
9
19.6
4
8.7
13 28.3
7
15.2
2
4.3
9
19.5
Upright Piano
11
23.9
3
6.5
14 30.4
Grand Piano
5
10.9
4
8.7
9
19.6
Total
33
71.8
13
28.2
100
46

Karakteristik Contoh
Jenis Kelamin
Contoh dalam penelitian ini berjenis kelamin laki-laki dan perempuan.
Contoh berjenis kelamin laki-laki yaitu sebesar 71.7% dan perempuan yaitu
sebesar 28.3%. Jumlah contoh dalam penelitian ini yang berjenis kelamin laki-laki
lebih banyak dari pada perempuan.
Tabel 6 Sebaran contoh berdasarkan jenis kelamin
Jumlah
Jenis Kelamin
n
%
Laki-laki
33
71.7
Perempuan
13
28.3
Total
46
100.0
Usia
Masa dewasa dibedakan menjadi tiga, yaitu dewasa muda, dewasa madya,
dan dewasa akhir. Masa dewasa muda dimulai dari usia 19 sampai 29 tahun, masa
dewasa madya dimulai dari usia 30 sampai 49 tahun, sedangkan masa dewasa
akhir dimulai dari usia 50 sampai 64 tahun (WNPG 2004). Usia merupakan faktor
primer yang mempengaruhi Basal Metabolic Rate (BMR). BMR merupakan
komponen terbesar dari keluaran energi harian sehingga mempengaruhi
kebutuhan energi seseorang. Pengaruh usia terhadap BMR berkaitan dengan
kegiatan metabolisme sel-sel tubuh. Nilai BMR semasa pertumbuhan cukup besar
karena keaktifan pembelahan sel begitu tinggi. Namun, setelah pertubuhan usai
(setelah usia 25 tahun), BMR susut sebanyak 2-5% per dekade hingga mencapai
usia 65 tahun. Di atas usia ini BMR tidak bergerak lagi (Arisman 2007).
Usia contoh dikelompokkan menjadi tiga, yaitu usia dewasa muda (19-29
tahun), dewasa madya (30-49 tahun), dan dewasa akhir (50-64 tahun) seperti
tercantum pada Tabel 7.

14

Tabel 7 Sebaran contoh berdasarkan usia
Jumlah
Usia (tahun)
n
19-29
38
30-49
8
50-64
0
Total
46

%
82.6
17.4
0.0
100.0

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebesar 82.6% dari contoh berada pada
masa dewasa muda, 17.4% berada pada masa dewasa madya. Sebesar 0% berusia
dewasa akhir yang artinya tidak ada sama sekali contoh yang berusia 50-64 tahun.
Tampak bahwa usia contoh hampir seluruhnya berkisar antara 19-29 tahun yaitu
sebanyak 38 contoh (82.6%) dimana usia tersebut berada pada rentang usia yang
sangat produktif.
Pendidikan
Pendidikan akan mempengaruhi proses keputusan dan pola konsumsi
seseorang. Pendidikan juga mempengaruhi konsumen dalam pilihan produk
maupun merek. Konsumen yang memiliki pendidikan yang lebih baik akan sangat
responsif terhadap informasi gizi dan kesehatan yang menorong perilaku makan
yang baik (Sediaoetama 2006).
Menurut BPS (2004), tingkat pendidikan dapat diukur dari pendidikan
terakhir yang ditamatkan. Tingkat pendidikan pada penelitian ini terbagi menjadi
empat kategori, yaitu tidak tamat SD, SD/sederajat, SMP/sederajat, dan
SMA/sederajat. Tingkat pendidikan contoh adalah sebagai berikut:
Tabel 8 Sebaran contoh berdasarkan pendidikan terakhir
Jumlah
Pendidikan Terakhir
n
%
Tidak tamat SD
0
0.0
SD/Sederajat
0
0.0
SMP/Sederajat
4
8.7
SMA/Sederajat
42
91.3
Total
46
100.0
Berdasarkan tabel 8 terlihat bahwa hampir seluruh contoh berpendidikan
terakhir SMA yaitu sebesar 91.3%. Tingkat pendidikan contoh terlihat homogen
yaitu pendidikan akhir contoh terpusat pada tamat SMA. Hal ini sesuai dengan
persyaratan penerimaan tenaga kerja di PT. Samick Indonesia yaitu minimal
tenaga kerja berpendidikan akhir tamat SMA.
Pendapatan
Pendapatan adalah suatu imbalan yang diterima oleh seseorang dari
pekerjaan yang dilakukannya untuk mencari nafkah. Pendapatan umumnya
diterima dalam bentuk uang. Jumlah pendapatan akan menggambarkan besarnya
daya beli seseorang dan juga dapat dijadikan suatu indikator penting tentang
besarnya jumlah produk yang dapat dibeli seseorang. Pendapatan yang diterima
seorang anggota keluarga tidak hanya berasal dari satu orang tetapi diukur dari
keseluruhan pendapatan yang diterima oleh semua anggota keluarga dimana
seseorang itu berada (Sumarwan 2004). Perubahan pendapatan secara langsung
dapat mempengaruhi perubahan konsumsi pangan keluarga. Penyediaan pangan

15

dalam hal kualitas akan meningkat seiring dengan peningkatan pendapatan
(Madanijah 2004; Sukandar 2007). Seiring dengan adanya peningkatan
pendapatan maka akan terjadi peningkatan pengeluaran yang cenderung dapat
mengubah gaya hidup (life style) seseorang maupun keluarga (Suharyadi dan
Purwanto 2009).
Pendapatan contoh dikelompokkan menjadi dua yaitu < Rp. 2.002.000 dan >
Rp. 2.002.000. Pengelompokkan ini berdasarkan upah minimum regional
kabupaten Bogor tahun 2013 yaitu sebesar Rp. 2.002.000 per bulan.
Tabel 9 Sebaran contoh berdasarkan pendapatan
Jumlah
Pendapatan (rupiah)
n
%
< Rp. 2.002.000
34
73.9
≥ Rp. 2.002.000
12
26.1
Total
46
100.0
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebesar 73.9% dari contoh menerima
pendapatan < Rp. 2.002.000 dan hanya 26.1% contoh yang menerima pendapatan
diatas Upah Minimum Regional Kabupaten Bogor (Rp. 2.002.000). Perbedaan
pendapatan ini dikarenakan ada sebagian karyawan yang melakukan penambahan
jam kerja dan ada beberapa karyawan yang absen (tidak masuk kerja) dengan
berbagai alasan yang mengakibatkan pemotongan gaji karyawan tersebut.
Besar Keluarga
Menurut Hurlock (1999) berdasarkan jumlah atau besar anggota keluarga,
keluarga dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu keluarga kecil (≤ 4 orang),
keluarga sedang (5-7 orang), dan keluarga besar (≥ 8 orang). Besarnya keluarga
ditentukan oleh banyaknya jumlah anggota keluarga yang tinggal dalam satu
rumah. Besar keluarga atau banyaknya jumlah anggota keluarga berpengaruh
terhadap konsumsi pangan dan pola hidup keluarga. Jika diasumsikan pendapatan
keluarga adalah sama, maka semakin sedikit jumlah anggota atau tanggungan
keluarga maka daya beli dan konsumsi keluarga akan berpotensi berlebih dan
cenderung memiliki gaya hidup yang tidak tepat, hal ini dapat meningkatkan
resiko obesitas dan terjadinya penyakit. Sebaliknya, semakin banyak jumlah
anggota atau tanggungan keluarga maka jumlah dan jenis konsumsi yang
dibutuhkan keluarga semakin banyak dan bervariasi, sehingga perlu menjadi
perhatian agar konsumsi anggota keluarga dapat tercukupi secara merata untuk
memenuhi kebutuhan gizi setiap individu (Deliarnov 2009).
Tabel 10 Sebaran contoh berdasarkan besar keluarga
Jumlah
Besar Keluarga (orang)
n
%
Besar ≥ 8
4
8.7
Sedang (5-7)
16
34.8
Kecil ≤ 4
26
56.5
Total
46
100.00
Berdasarkan Tabel 10 sebesar 56.5% dari contoh termasuk kategori keluarga
kecil (≤ 4 orang), 34.8% keluarga sedang (5-7 orang) dan hanya sebagian kecil
yaitu 8.7% dari contoh yang termasuk kategori keluarga besar (≥ 8 orang).

16

Masa Kerja
Masa kerja contoh dikelompokkan menjadi empat kelompok seperti
tercantum pada Tabel 11 berikut:
Tabel 11 Sebaran contoh berdasarkan masa kerja
Jumlah
Masa Kerja (tahun)
n
%
≤5
32
69.6
6-10
10
21.7
11-15
4
8.7
15-20
0
0.0
Total
46
100.0
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebesar 69% dari contoh adalah
kelompok yang telah bekerja selama kurang dari atau sama dengan 5 tahun.
Hanya 8.7% contoh yang telah bekerja selama 11-15 tahun. Masa kerja akan
mempengaruhi seseorang dalam menjalankan pekerjaan sehari-hari. Dari hasil
penelitian masa kerja sebagai tenaga kerja, rata-rata masa kerjanya masih rendah,
sehingga pengalamannya dalam melakukan pekerjaan akan kurang cepat jika
menemui kendala dalam pekerjaannya.
Kebiasaan Sarapan
Frekuensi Sarapan
Sarapan atau makan pagi adalah suatu kegiatan yang penting sebelum
melakukan aktivitas fisik dalam satu hari. Melewatkan makan pagi akan
menyebabkan tubuh kekurangan glukosa, sehingga dapat menyebabkan tubuh
lemah dan kurang konsentrasi karena tidak tersedia suplai energi. Suplai energi
yang tidak tersedia dapat menyebabkan tubuh akan membongkar persediaan
tenaga yang terdapat di jaringan lemak tubuh dan apabila terjadi secara terus
menerus akan mempengaruhi status gizi. Tidak sarapan akan menyebabkan
lambung menjadi kosong selama 10 sampai 11 jam karena makanan yang terakhir
masuk kedalam tubuh adalah makan malam pukul 19.00. Berpuasa selama 10
sampai 11 jam akan menyebabkan kadar gula (glukosa) menurun, kadang-kadang
sampai dibawah normal sehingga menyebabkan terjadinya hipoglikemia
(Khomsan 2004). Berikut disajikan dalam Tabel 12 rincian frekuensi sarapan
contoh.
Tabel 12 Sebaran contoh berdasarkan frekuensi sarapan
Jumlah
Frekuensi Sarapan
n
%
Tidak pernah
0
0.0
Jarang (< 4 kali/minggu)
1
2.2
Sering (≥ 4-6
8
17.4
kali/minggu)
Selalu (7 kali/minggu)
37
80.4
Total
46
100.0
Frekuensi sarapan contoh dibagi menjadi 4 kategori yaitu tidak pernah
sarapan, jarang sarapan (< 4 kali/minggu), sering sarapan (≥ 4-6 kali/minggu) dan

17

selalu sarapan (7 kali/minggu). Berikut frekuensi sarapan contoh berdasarkan
Tabel 12 diatas menyatakan bahwa sebesar 80.4% contoh frekuensi selalu sarapan
(7 kali/minggu) dan frekuensi tidak pernah sarapan sebesar 0%. Oleh karena itu,
berdasarkan hasil penelitian ini menyatakan bahwa kebiasaan sarapan contoh
tersebut sudah baik yang dinyatakan dengan hasil frekuensi selalu sarapan secara
menyeluruh lebih dari 50% sehingga bersifat homogen atau tidak beragam.
Tabel 13 Sebaran contoh berdasarkan total sarapan dalam satu minggu
Jumlah
Total sarapan dalam
seminggu
n
%
0 (tidak pernah sarapan)
0
0.0
1kali
0
0.0
2 kali
0
0.0
3 kali
1
2.2
4 kali
1
2.2
5 kali
2
4.3
6 kali
5
10.9
7 kali
37
80.4
Total
46
100.0
Khomsan (2005) mengemukakan bahwa ada dua manfaat yang bisa diambil
jika seseorang melakukan sarapan pagi. Pertama, sarapan pagi menyumbang
karbohidrat untuk meningkatkan kadar gula darah sehingga gairah dan konsentrasi
kerja jadi lebih baik. Kedua, memberikan kontribusi penting beberapa zat gizi
yang diperlukan tubuh seperti protein, lemak, vitamin dan mineral.
Seseorang membutuhkan sarapan karena dapat mempertahankan kadar
glukosa darah agar stabil setelah puasa sepanjang malam; memenuhi kebutuhan
gizi di pagi hari yang diperlukan oleh tubuh, sebagai bagian dari gizi seimbang
sehari-hari agar perasaan yang lebih baik dan berfikir dan bekerja optimal;
mencegah hipoglikemia, sakit kepala, dan kelebihan berat badan; dan untuk
membentuk perilaku sarapan sehat (Hardinsyah 2012).
Waktu Sarapan
Sarapan penting bagi setiap orang untuk mengawali aktivitas sepanjang hari.
Sarapan adalah kegiatan makan dan minum yang dilakukan antara bangun pagi
sampai jam 9 untuk memenuhi sebagian (15-30%) kebutuhan gizi harian dalam
rangka mewujudkan hidup sehat, aktif dan cerdas (Hardinsyah 2012).
Waktu sarapan merupakan hal penting yang menentukan ketersediaan
sarapan. Waktu sarapan dibedakan menjadi tiga kategori waktu meliputi pukul
05.00-06.00; pukul 06.00-07.00; dan pukul 07.00-08.00. Berikut data waktu
sarapan contoh sebagai berikut:
Tabel 14 Sebaran contoh berdasarkan waktu sarapan
Jumlah
Waktu sarapan
n
%
05.00-06.00
9
19.6
06.00-07.00
33
71.7
07.00-08.00
4
8.7
Total
46
100.0

18

Tabel 14 menyatakan bahwa sebesar 71.7% dari contoh sarapan pada pukul
06.00-07.00 dan sebesar 8.7% dari contoh sarapan pada pukul 07.00-08.00 hal ini
dikarenakan jam masuk kerja di PT. Samick Indonesia yaitu pukul 07.00.
Jenis Sarapan
Idealnya sarapan memenuhi seperempat hingga setengah kebutuhan energi
dan zat g