Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Struktur Modal pada Perusahaan Properti & Real Estate

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN
STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN
PROPERTI & REAL ESTATE

TOMMY H PASARIBU

DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Keputusan Struktur Modal pada Perusahaan Properti & Real
Estate adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Maret 2014
Tommy H Pasaribu
NIM H24100042

ABSTRAK
TOMMY H PASARIBU. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Struktur
Modal pada Perusahaan Properti & Real Estate. Dibimbing oleh FARIDA
RATNA DEWI dan R. DIKKY INDRAWAN.
Struktur modal merupakan perimbangan antara penggunaan modal sendiri
dengan penggunaan hutang, yang berarti berapa besar modal sendiri dan berapa
besar hutang yang akan digunakan, sehingga dapat menghasilkan struktur modal
yang optimal. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu ukuran
perusahaan, risiko bisnis, pertumbuhan aset, profitabilitas dan pertumbuhan
penjualan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menguji pengaruh
antara ukuran perusahaan, risiko bisnis, pertumbuhan aset, profitabilitas dan
pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal perusahaan pada sektor properti
dan real estate terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2012.

Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari laporan tahunan
perusahaan lalu diolah menggunakan alat analisis SEM dengan perangkat lunak
SmartPLS. Hasil pengujian ini menemukan bahwa secara parsial hanya variabel
ukuran perusahaan yang berpengaruh signifikan terhadap struktur modal dan
profitabilitas tidak mempengaruhi secara signifikan struktur modal sedangkan
risiko bisnis, pertumbuhan asset dan pertumbuhan penjualan tidak mempengaruhi
sama sekali struktur modal.
Kata kunci: Profitabilitas, Pertumbuhan Asset, Pertumbuhan Penjualan, Risiko
Bisnis, Struktur Modal, Ukuran Perusahaan

ABSTRACT
TOMMY H PASARIBU. Factors Influencing Capital Structure Decisions on Real
Estate & Property Companies. Supevised by FARIDA RATNA DEWI and R.
DIKKY INDRAWAN.
Capital structure is an equalization beetwen the use of own capital and the
use of loan, it means how much the own capital and how much the loan that will
be used can produce an optimal capital structure. Variables of this research are
firm size, business risk, assets growth, profitability and sales growth. The aim of
this research is to know and to evaluate the influence between the firm size,
business risk, assets growth, profitability and sales growth to capital structure of

real estate and properti sector which listed in Indonesian Stock Exchange in 2012
period. The data used are secondary data obtained by the company’s annual report
and analyzed using SEM analysis tool with the software SmartPLS. The result of
this research found that partially Firm Size variable which significantly influence
to capital structure and Profitability are not significantly influence to capital
structure while Business Risk, Assets Growth and Sales Growth are not at all
influence to capital structure.
Keywords: Assets Growth, Business Risk, Capital Structure, Firm Size,
Profitability, Sales Growth

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN
STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN
PROPERTI & REAL ESTATE

TOMMY H PASARIBU

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada

Departemen Manajemen

DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Struktur Modal pada
Perusahaan Properti & Real Estate
Nama
: Tommy H Pasaribu
NIM
: H24100042

Disetujui oleh

Farida Ratna Dewi, SE, MM
Pembimbing I


R. Dikky Indrawan, SP, MM
Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr. Mukhamad Najib, S.TP, MM
Ketua Departemen

Tanggal Lulus :

Judul Skripsi: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Struktur Modal pada
Perusahaan Properti & Real Estate
Nama
: Tommy H Pasaribu
NIM
: H24100042

Disetujui oleh

Farida Ratna Dewi. SE. MM

Pembimbing I

R. Di ky Indrawan. SP, MM
Pembimbing Il

DiKewhui oleh

Tanggal Lulus:

0 5 MAR 2014

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala
karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih
dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Desember 2013 ini ialah struktur
modal, dengan judul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Struktur
Modal pada Perusahaan Properti & Real Estate.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Farida Ratna Dewi dan Bapak R.
Dikky Indrawan selaku pembimbing. Di samping itu, ungkapan terima kasih juga
disampaikan kepada Bapak dan Alm.Ibu penulis atas segala doa dan kasih

sayangnya, serta terima kasih kepada seluruh keluarga, teman-teman, dosen dan
staf Departemen Manajemen Institut Pertanian Bogor.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Maret 2014
Tommy H Pasaribu

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi


PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Perumusan Masalah

3

Tujuan Penelitian

3

Manfaat Penelitian

3


Ruang Lingkup Penelitian

3

TINJAUAN PUSTAKA

4

METODE PENELITIAN

5

Kerangka Pemikiran Penelitian

5

Lokasi dan Waktu Penelitian

7


Jenis dan Sumber Data

7

Populasi dan Sampel Penelitian

7

Pengolahan dan Analisis Data

8

HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Sektor Properti dan Real Estate

9
9

Analisis Data


16

Analisis Partial Least Square (PLS)

16

Pengujian Model SEM

17

Model Pengukuran (Outer Model)

17

Model Structural (Inner Model)

19

Pembahasan Hasil

21

Implikasi Manajerial

23

SIMPULAN DAN SARAN

24

Simpulan

24

Saran

25

DAFTAR PUSTAKA

25

LAMPIRAN

27

RIWAYAT HIDUP

33

DAFTAR TABEL
1. Data dan Sumber Data
2. Proses Seleksi Sampel
3. Nilai Path Coefficients (Mean, STDEV, T-Values)

7
7
19

DAFTAR GAMBAR
1. Kerangka Pemikiran Penelitian
2. Model Structural Equation
3. Model SEM
4. Model SEM Hasil Bootstrapping

6
8
18
20

DAFTAR LAMPIRAN
1. Sampel Penelitian Daftar Perusahaan Sektor Industri Properti & Real
Estate
2. Urutan terbesar Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, Risiko Bisnis,
Pertumbuhan Aktiva, Profitabilitas dan Pertumbuhan Penjualan
3. Urutan terkecil Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, Risiko Bisnis,
Pertumbuhan Aktiva, Profitabilitas dan Pertumbuhan Penjualan
4. Persentase Nilai Struktur Modal Pada Perusahaan Properti & Real
Estate 2012
5. Nilai Faktor Loading
6. Nilai Faktor Loading Setelah Dropping

27
28
29
30
31
32

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perkembangan teknologi di era globalisasi yang serba canggih menuntut
perusahaan-perusahaan untuk mampu bersaing dengan sangat kompetitif dalam
menjalankan usahanya. Perusahaan didirikan dengan berbagai tujuan yang hendak
dicapai. Tujuan utamanya adalah untuk memaksimalkan kemakmuran dan
keuntungan bagi para pemegang sahamnya (Brigham dan Houston 2006). Salah
satu cara untuk mencapai tujuan perusahaan adalah dengan meningkatkan nilai
perusahaan tersebut. Perusahaan dituntut untuk tidak hanya menghasilkan produk
dan memuaskan konsumen, tetapi mampu untuk mengelola keuangan dengan
baik.
Tujuan lain dari perusahaan yaitu mendapatkan laba dari tahun ke tahun
serta menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Dalam kaitannya dengan
kelangsungan hidup perusahaan tersebut, salah satu keputusan yang dihadapi oleh
manajer keuangan adalah keputusan pendanaan yaitu suatu keputusan keuangan
yang berkaitan dengan komposisi hutang, saham preferen dan saham biasa yang
harus digunakan perusahaan.
Pada dasarnya untuk menjalankan bisnisnya maka suatu perusahaan
membutuhkan dana. Dalam menentukan proporsi hutang dan modal serta
penggunaannya sebagai sumber dana perusahaan berkaitan erat dengan istilah
struktur modal. Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara
jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Husnan dan Pujiastuti
2004). Struktur modal yang optimal merupakan perimbangan antara penggunaan
modal sendiri dengan penggunaan pinjaman jangka panjang, maksudnya adalah
seberapa besar modal sendiri dan seberapa besar hutang jangka panjang yang akan
digunakan sehingga bisa optimal.
Seorang manajer dituntut harus mampu menghimpun dana yang bersumber
dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan secara efisien, dalam arti
keputusan pendanaan tersebut merupakan keputusan pendanaan yang mampu
meminimalisasikan biaya modal yang ditanggung perusahaan. Biaya modal yang
timbul dari keputusan pendanaan tersebut merupakan konsekuensi yang secara
langsung timbul dari keputusan yang dilakukan manajer. Ketika manajer
menggunakan hutang, jelas biaya modal yang timbul sebesar bunga yang
dibebankan oleh kreditur, sedangkan jika manajer menggunakan dana internal
atau dana sendiri akan timbul (opportunity cost) dari dana atau modal sendiri yang
digunakan. Keputusan pendanaan yang dilakukan secara tidak cermat akan
menimbulkan biaya tetap dalam bentuk biaya modal yang tinggi, yang selanjutnya
dapat berakibat pada profitabilitas perusahaan (Saidi 2004). Hal ini berarti juga
menurunkan kemakmuran dari para pemegang saham.
Manajer tetap harus jeli terhadap keputusan pendanaan yang akan diambil
terkait dengan berjalannya perusahaan dari tahun ke tahun. Jumlah aktiva yang
dimiliki perusahaan juga ikut mempengaruhi keputusan manajer. Nilai dari total
aktiva yang besar lebih cenderung memiliki sumber permodalan yang lebih
terdiversifikasi sehingga semakin kecil kemungkinan bangkrut dan lebih mampu

2
memenuhi kewajibannya, sehingga perusahaan besar cenderung memiliki hutang
yang lebih besar daripada perusahaan kecil (Rajan dan Zingales 1995).
Industri property and real estate merupakan industri yang bergerak dibidang
pembangunan gedung-gedung fasilitas umum. Menurut Michael C. Thomsett dan
Jean Freestone Thomsett (1992) pasar properti secara umum dibagi menjadi tiga
yaitu, residental property, yang meliputi apartemen, perumahan, falt, dan
bangunan multi unit; commercial property, yaitu properti yang dirancang untuk
keperluan bisnis, misalnya gedung penyimpanan barang dan areal parkir; dan
industrial property, yaitu properti yang dirancang untuk keperluan industri,
misalnya bangunan-bangunan pabrik.
Pada dasarnya di Indonesia pasar properti dapat dibagi kedalam beberapa
segmen pasar yaitu, gedung perkantoran (office building); retail market yang
meliputi swalayan dan mall; apartemen dan kondominium; pasar kawasan industri
(industrial estate market); dan pasar hotel (hotel market).
Dihampir semua negara termasuk Indonesia, sektor industri property and
real estate merupakan sektor dengan karakteristik yang sulit untuk diprediksi dan
berisiko tinggi. Sulit diprediksi disini artinya, pasang surut sektor ini memiliki
amplitude yang besar yaitu, pada saat terjadi pertumbuhan ekonomi yang tinggi,
industri property and real estate mengalami booming dan cenderung over
supplied, namun sebaliknya pada saat pertumbuhan ekonomi mengalami
penurunan, secara cepat sektor ini akan mengalami penurunan yang cukup drastis
pula. Industri sektor properti dan real estate dikatakan juga mengandung risiko
tinggi, hal ini disebabkan pembiayaan atau sumber dana utama sektor ini pada
umumnya diperoleh melalui kredit perbankan, sementara sektor ini beroperasi
dengan menggunakan aktiva tetap berupa tanah dan bangunan. Meskipun tanah
dan bangunan dapat digunakan untuk melunasi utang tetapi aktiva tersebut tidak
dapat dikonversikan kedalam kas dalam waktu yang singkat, sehingga banyak
pengembang (developer) tidak dapat melunasi utangnya pada waktu yang telah
ditentukan. Di samping aktiva tetap, ketidakmampuan pengembang di dalam
melunasi utang biasanya disebabkan oleh adanya penurunan tingkat penjualan.
Terjadinya penurunan ini merupakan akibat dari adanya spekulasi tanah (mark-up
tanah) yang membuat harga tanah menjadi mahal, sehingga menyebabkan
tingginya harga jual rumah dan bangunan. Mahalnya harga jual rumah dan
bangunan yang diikuti kecenderungan over supplied, menyebabkan tingkat
penjualan jauh di bawah target yang telah ditetapkan. Meskipun demikian, dalam
kenyataannya sektor ini cukup diminati oleh banyak kalangan pengusaha dan
mendapat dukungan penuh dari perbankan yang menyediakan portofolio kreditnya
untuk properti.
Dari uraian di atas, tampak bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
struktur modal masih merupakan hal yang menarik untuk diuji lebih lanjut
terutama di sektor industri properti & real estate . Oleh karena itu, penelitian ini
mengambil judul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Struktur Modal
pada Perusahaan Properti & Real Estate”.

3
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka penelitian ini
diharapkan dapat menjawab pertanyaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
keputusan struktur modal pada perusahaan properti & real estate di Indonesia,
yang dapat dinyatakan sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi struktur modal pada perusahaan properti & real estate?
2. Bagaimana pengaruh ukuran perusahaan, risiko bisnis, pertumbuhan aktiva,
profitabilitas dan pertumbuhan penjualan terhadap keputusan struktur modal
pada perusahaan properti & real estate?

Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang diajukan dalam penelitian, maka tujuan
dalam penelitian ini adalah untuk :
1. Mengetahui kondisi struktur modal pada perusahaan properti & real estate
2. Menganalisis pengaruh ukuran perusahaan, risiko bisnis, pertumbuhan aktiva,
profitabilitas dan pertumbuhan penjualan terhadap keputusan struktur modal
pada perusahaan properti & real estate

Manfaat Penelitian
Dengan dilakukan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan berguna
bagi seluruh pihak di antaranya adalah :
1. Bagi Perusahaan
yaitu penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan dalam
mengambil keputusan yang tepat terhadap keputusan struktur modal pada
perusahaan
dengan
menganalisis
karakteristik-karakteristik
yang
mempengaruhi keputusan struktur modal tersebut.
2. Bagi Investor
yaitu penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi.
3. Bagi kalangan akademik dan praktisi
yaitu menambah referensi bukti empiris sebagai rekomendasi penelitian
yang dilakukan di Indonesia di masa yang akan datang.

Ruang Lingkup Penelitian
Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan struktur modal menurut
Brigham dan Houston (2006) ada 12 faktor yang mempengaruhi struktur modal
perusahaan, antara lain: stabilitas penjualan, struktur aktiva, leverage operasi,
tingkat pertumbuhan, profitabilitas, pajak, pengawasan, sifat manajemen, sikap
kreditur dan konsultan, kondisi pasar, kondisi internal perusahaan dan fleksibilitas
keuangan. Sedangkan menurut Riyanto (2001), struktur modal suatu perusahaan
dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain: tingkat bunga, stabilitas dari earnings,
susunan dari aktiva, kadar risiko, besarnya jumlah modal yang dibutuhkan,

4
keadaan pasar modal, sifat manajemen dan besarnya suatu perusahaan. Namun
dalam penelitian ini hanya diambil beberapa variabel yang diduga paling
berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Adapun faktor-faktor yang akan
dianalisis oleh peneliti ialah ukuran perusahaan, risiko bisnis, pertumbuhan aktiva,
profitabilitas, dan pertumbuhan penjualan. Ada 54 daftar perusahaan sektor
industri properti & real estate yang terdaftar di BEI tahun 2013, di antaranya ialah
45 perusahaan yang tergabung ke dalam sub sektor properti dan real estate dan 9
perusahaan yang tergabung ke dalam sub sektor konstruksi bangunan. Akan tetapi
peneliti hanya memfokuskan penelitian pada perusahaan sektor industri properti &
real estate yang memiliki laporan keuangan tahun 2012 dan yang terdaftar di BEI
tahun 2013. Adapun jumlah perusahaan yang akan diteliti sebanyak 43
perusahaan. Data yang akan diteliti adalah data laporan keuangan yang terdaftar di
BEI pada tahun 2012.

TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Struktur Modal
Struktur Modal ditentukan oleh perbandingan antara hutang jangka panjang
dan modal sendiri yang digunakan perusahaan (Riyanto 2001).
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal
1.Ukuran Perusahaan
Ukuran Perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang
ditujukan pada total aktiva dan jumlah penjualan (Riyanto 2001). Ukuran aktiva
yaitu rata-rata penjualan bersih untuk tahun yang bersangkutan sampai beberapa
tahun (Brigham dan Houston 2006).
2. Risiko Bisnis
Risiko bisnis adalah ketidakpastian yang dihadapi perusahaan dalam
menjalankan kegiatan bisnisnya. Risiko bisnis tersebut merupakan risiko yang
mencakup operating leverage risk. Operating Leverage adalah penggunaan aktiva
atau operasinya perusahaan yang disertai dengan biaya tetap (Riyanto 2001).
3.Pertumbuhan Aktiva
Weston dan Brigham (1996) mengatakan perusahaan dengan tingkat
pertumbuhan aktiva cepat harus banyak mengandalkan pada modal eksternal.
Floating cost pada emisi saham biasa adalah lebih tinggi dibanding pada emisi
obligasi. Dengan demikian perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi
cenderung lebih banyak menggunakan hutang (obligasi) dibanding perusahaan
yang lambat pertumbuhannya.
4.Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan profit atau
laba selama satu tahun yang dinyatakan dalam rasio laba operasi dengan
penjualan dari data laporan laba rugi akhir tahun (Sujoko dan Soebiantoro 2007).
Sedangkan rasio profitabilitas mengukur efektifitas manajemen berdasarkan hasil

5
pengembalian yang dihasilkan dari penjualan dan investasi (Weston dan Brigham
1996).
5.Pertumbuhan Penjualan
Pertumbuhan penjualan adalah ukuran mengenai besarnya pendapatan
persaham perusahaan yang diperbesar oleh leverage (Weston dan Brigham 1996).
Tingkat pertumbuhan penjualan diwaktu yang akan datang merupakan ukuran
sejauh mana laba per lembar saham bisa diperoleh dari pembiayaan permanen
yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang
saham (Weston dan Brigham 1996).

Penelitian Terdahulu
Menurut Saidi (2004) yang meneliti tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi struktur modal pada perusahaan manufaktur yang go public di BEJ
Tahun 1997-2002. Di mana dalam populasi ini adalah seluruh perusahan
manufaktur yang go publik di Bursa Efek Jakarta sebanyak 130 perusahaan
manufaktur. Penentuan anggota sampel dalam penelitian ini dilakukan dangan
metode random sampling. Penelitian ini melibatkan enam variabel yang terdiri
atas satu variabel terikat Y dan lima variable bebas X. Variabel bebas tersebut
adalah ukuran perusahaan, risiko bisnis, pertumbuhan aktiva, profitabilitas dan
struktur kepemilikan sedangkan variable bebasnya adalah Struktur modal. Metode
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini model regresi linier berganda uji
asumsi klasik dan pengujian hipotesis. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
secara simultan ukuran perusahaan, risiko bisnis, pertumbuhan aktiva,
profitabilitas, struktur kepemilikan secara bersama-sama berpengaruh terhadap
struktur modal. Sedangkan secara parsial hanya pertumbuhan perusahaan,
profitabilitas dan struktur kepemilikan berpengaruh secara signifikan terhadap
struktur modal sementara risiko bisnis berpengaruh tidak signifikan terhadap
struktur modal.
Penelitian terbaru yang ditemukan oleh peneliti yaitu yang dilakukan oleh
Hidayati (2010) yang menganalisis pengaruh struktur kepemilikan, profitabilitas,
ukuran perusahaan, pertumbuhan aktiva, dan risiko bisnis terhadap struktur modal
pada perusahaan yang masuk dalam kelompok Jakarta Islamic Index masa tahun
2005-2007. Uji statistik dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda.
Penelitian ini menyatakan bahwa struktur kepemilikan, profitabilitas, ukuran
perusahaan, dan pertumbuhan aktiva tidak berpengaruh terhadap struktur modal.
Hanya variabel risiko bisnis yang berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur
modal.

METODE PENELITIAN
Kerangka Pemikiran Penelitian
Rancangan penelitian merupakan rencana menyeluruh dari penelitian
mencakup hal-hal yang akan dilakukan peneliti mulai dari membuat hipotesis dan

6
implikasinya secara operasional sampai pada analisa akhir data yang selanjutnya
disimpulkan dan diberikan saran. Suatu desain penelitian menyatakan, baik
struktur masalah penelitian maupun rencana penyelidikan yang akan dipakai
untuk memperoleh bukti empiris mengenai hubungan-hubungan dalam masalah.
Suatu perusahaan atau industri sangat erat kaitannya dengan struktur modal
yang ada dalam perusahaan. Struktur modal tersebut juga dapat dipengaruhi atau
ditentukan oleh beberapa karakteristik, di antaranya ukuran perusahaan, risiko
bisnis, pertumbuhan aktiva, profitabilitas dan pertumbuhan penjualan. Kelima
karakteristik di atas sengaja dipilih oleh peneliti karena kelima karakteristik
tersebut sangat umum terdapat dalam suatu perusahaan.
Karakteristik yang sudah dipilih akan dianalisis bagaimana pengaruhnya
terhadap keputusan struktur modal pada suatu perusahaan. Hasil analisis tersebut
kemudian akan direkomendasikan kembali ke perusahaan atau industri yang
sedang menjalankan bisnisnya, serta akan direkomendasikan juga kepada para
investor-investor untuk dapat menjadikan hasil analisa ini menjadi bahan
pertimbangan dalam hal melakukan investasi pada suatu perusahaan.
Studi ini menggunakan penelitian penjelasan yakni kausalitas menjelaskan
suatu hubungan antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis (Ghozali
2011). Jenis penelitian ini dipilih mengingat tujuan yang hendak dicapai
mencakup usaha-usaha untuk menjelaskan hubungan dan pengaruh yang terjadi.
Alat analisis yang dipakai dengan menggunakan confirmatory analysis
yaitu dengan menggunakan Structural Equation Modelling (SEM). Berikut ini
akan dijelaskan kerangka pemikiran penelitian mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi keputusan struktur modal pada perusahaan properti dan real estate
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Industri
Ukuran Perusahaan (X1)
Risiko Bisnis (X2)
Pertumbuhan Aktiva (X3)

Struktur Modal (Y)

Profitabilitas (X4)

Pertumbuhan Penjualan (X5)
Confimatory Analysis :
Structural Equation
Model (SEM)

Rekomendasi
Gambar 1 Kerangka pemikiran penelitian

Investor

7
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan sektor industri properti dan real
estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan yang digunakan
merupakan perusahaan yang telah go-public di Indonesia. Waktu penelitian
selama tiga bulan yang dimulai pada bulan Desember 2013 sampai Februari 2014.
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder berupa
laporan keuangan tahunan suatu perusahaan. Data ini didapat dari studi literatur
berupa pencarian teori–teori maupun data yang dapat mendukung terlaksananya
penelitian. Studi literatur didapat dari berbagai sumber seperti buku, internet,
jurnal internasional maupun nasional, skripsi-skripsi terdahulu dan majalah.
Penelitian ini menggunakan data perusahaan sektor industri properti dan real
estate yang telah listing di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Data-data yang diperlukan antara lain adalah data perusahaan properti yang
terdaftar di BEI dan laporan keuangan tahunan perusahaan diperoleh dari
Indonesian Capital Market Electronic Library. Tabel 1 di bawah ini menjelaskan
data yang diperlukan dan sumber pengumpulan data tersebut.

1

Tabel 1 Data dan Sumber Data
Data yang diperlukan
Sumber Data
Perusahaan Properti dan Real
1 Indonesian Capital Market
Estate yang terdaftar di Bursa
Electronic Library
Efek Indonesia

2

Laporan keuangan tahunan

2

Indonesian Capital Market
Electronic Library

Populasi dan Sampel Penelitian
Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah semua perusahaan
properti dan real estate go-public yang terdaftar di BEI tahun 2013. Pengambilan
sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode purposive
sampling.
Tabel 2 Proses Seleksi Sampel
No

Keterangan

Jumlah

1

Perusahaan sektor industri properti dan real estate go-public yang
terdaftar di BEI tahun 2013

54

2

Tersedia laporan keuangan tahunan pada tahun 2012 dan 2011

43

Sumber: ICMEL (2013)

8
Berdasarkan kriteria pengambilan sampel tersebut, akhirnya diperoleh 43
perusahaan properti dan real estate yang go-public sebagai sampel penelitian ini.
Perusahaan tersebut terdiri dari 37 perusahaan sub-sektor properti dan real estate
dan 6 perusahaan sub sektor konstruksi bangunan.

Pengolahan dan Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode analisis kuantitatif dengan menguji
model SEM yang dibangun. Penelitian ini memusatkan terhadap struktur modal
dengan menggunakan struktur modal sebagai variabel laten dari
proxy
pembentuk struktur modal. Selain itu penelitian ini juga menggunakan tiga
karakteristik pembentuk (formatif) yang mempengaruhi struktur modal, di mana
ketiga karakteristik tersebut juga sebagai variabel laten. Selain itu, ada dua
karakteristik yang langsung direflektifkan oleh struktur modal yaitu karakteristik
risiko bisnis yang disimbolkan oleh Degree of Operating Leverage (DOL) dan
karakteristik pertumbuhan penjualan yang disimbolkan oleh Sales Growth (SG)
disebabkan kedua karakteristik tersebut hanya memiliki satu indikator penilaian.
Model SEM digambarkan sebagai berikut.

Gambar 2 Model Structural Equation
Model ini terdiri dari 4 konstruk atau laten yang terdiri dari Struktur Modal
atau Capital Structure (CaS), Ukuran Perusahaan (SIZE), Pertumbuhan Aktiva
atau Asset Growth (AG) dan Profitabilitas (PROFIT). Model ini juga terdiri dari
beberapa indikator yang dapat menjelaskan masing-masing konstruk atau laten.
Indikator dari Struktur Modal yaitu Hutang Obligasi (BONDS), Common Stock
(CS), Preferred Stock (PS) ditambah dua karakteristik yang langsung
direflektifkan oleh struktur modal yaitu Risiko Bisnis atau Degree Of Operating
Leverage (DOL) dan Pertumbuhan Penjualan atau Sales Growth (SG). Indikator
dari Ukuran Perusahaan yaitu Total Asset (TA), Total Sales (TS). Indikator dari
Pertumbuhan Aktiva yaitu Current Asset Growth (CAG), Non Current Asset
Growth (NCAG). Indikator dari Profitabilitas yaitu Net Profit Margin (NPM),

9
Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE). Berdasarkan beberapa
indikator tersebut, maka hipotesis dari penelitian ini yaitu:
H1 : Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal pada
perusahaan properti & real estate yang terdaftar di BEI pada tahun 2012.
H2 : Risiko bisnis berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan
properti & real estate yang terdaftar di BEI pada tahun 2012.
H3 : Pertumbuhan aktiva berpengaruh terhadap struktur modal pada
perusahaan properti & real estate yang terdaftar di BEI pada tahun 2012.
H4 : Profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan
properti & real estate yang terdaftar di BEI pada tahun 2012.
H5 : Pertumbuhan Penjualan berpengaruh terhadap struktur modal pada
perusahaan properti & real estate yang terdaftar di BEI pada tahun 2012.
Jadi, analisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan struktur modal
pada perusahaan properti dan real estate dapat diketahui dengan menggunakan
analisis bentuk hubungan dan analisis keeretan hubungan yaitu dengan analisis
confirmatory dengan menggunakan SmartPLS.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Sektor Properti dan Real Estate
Industri real estate dan properti pada umumnya merupakan dua hal yang
berbeda. Real estate merupakan tanah dan semua peningkatan permanen di
atasnya termasuk bangunan-bangunan, seperti gedung, pembangunan jalan, tanah
terbuka, dan segala bentuk pengembangan lainnya yang melekat secara permanen.
Menurut peraturan perundang-undangan di Indonesia, pengertian mengenai
industri real estate tercantum dalam peraturan menteri dalam negeri (PDMN) No.5
Tahun 1974 yang mengatur tentang industri real estate. Dalam peraturan ini
pengertian industri real estate adalah perusahaan properti yang bergerak dalam
bidang penyediaan, pengadaan, serta pematangan tanah bagi keperluan usahausaha industri, termasuk industri pariwisata. Sedangkan definisi properti menurut
surat keputusan (SK) Menteri Perumahan Rakyat no.05/KPTS/BKP4N/1995, Ps
1.a:4 properti adalah tanah hak dan atau bangunan permanen yang menjadi objek
pemilik dan pembangunan. Dengan kata lain, properti adalah industri real estate
ditambah dengan hukum-hukum seperti sewa dan kepemilikan.
Produk yang dihasilkan dari industri real estate dan properti sangatlah
beragam. Produk tersebut dapat berupa perumahan, apartment, rumah toko (ruko),
rumah kantor (rukan), gedung perkantoran (office building), pusat perbelanjaan
berupa mall, plaza, atau trade center. Perumahan, apartment, rumah toko (ruko),
rumah kantor (rukan), dan gedung perkantoran (office building) termasuk dalam
landed properti. Sedangkan mall, plaza, atau trade center termasuk dalam
commercial building.
Perusahaan real estate dan properti merupakan salah satu sektor industri
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perkembangan industri real estate
dan properti begitu pesat saat ini dan akan semakin besar di masa yang akan
datang. Hal ini disebabkan oleh semakin meningkatnya jumlah penduduk

10
sedangkan supply tanah bersifat tetap. Di awal tahun 1968, industri real estate dan
properti mulai bermunculan dan mulai tahun 80-an, industri real estate dan
properti sudah mulai terdaftar di BEI. Mengingat perusahaan yang bergerak pada
sektor real estate dan properti tersebut adalah perusahaan yang sangat peka
terhadap pasang surut perekonomian, maka seiring perkembangannya sektor real
estate dan properti dianggap menjadi salah satu sektor yang mampu bertahan dari
kondisi ekonomi secara makro di Indonesia. Terbukti dengan semakin banyaknya
sektor real estate dan properti yang memperluas landbank (aset berupa tanah)
melakukan ekspansi bisnis.
Penelitian terhadap perusahaan dilakukan dengan menggunakan rasio-rasio
keuangan dan indikator penilaian yang memiliki kedekatan dengan struktur
modal, ukuran perusahaan, risiko bisnis, pertumbuhan aktiva, profitabilitas dan
pertumbuhan penjualan perusahaan.
Berdasarkan daftar lampiran 2 mengenai urutan terbesar struktur modal,
ukuran perusahaan, risiko bisnis, pertumbuhan aktiva, profitabilitas dan
pertumbuhan penjualan maka dapat dilihat bahwa jumlah persentase obligasi
terbesar pada sektor properti dan real estate diraih oleh perusahaan Goa Makassar
Tourism Development Tbk sebesar 47,3%. Jumlah persentase obligasi yang besar
menandakan bahwa perusahaan Goa Makassar Tourism Development Tbk
merupakan perusahaan yang menerbitkan surat-surat obligasi paling besar untuk
memenuhi kebutuhan dana perusahaannya yang sangat besar yang tidak bisa
dipenuhi dari akumulasi laba ditahan maupun dari utang bank. Jadi dapat
dikatakan bahwa perusahaan Goa Makassar Tourism Development Tbk
merupakan perusahaan yang paling banyak menggunakan komposisi obligasi
daripada saham biasa dan saham preferen dibandingkan pada semua perusahaan
sektor properti dan real estate.
Pada komposisi saham biasa, perusahaan Greenwood Sejahtera Tbk
memperoleh komposisi paling besar yang menggunakan saham biasa dalam
pendanaan perusahaannya di antara semua perusahaan sektor properti dan real
estate yaitu sebesar 97%. Ini mengartikan bahwa perusahaan Greenwood
Sejahtera Tbk merupakan perusahaan yang komposisi struktur modalnya paling
maksimal didapatkan dari saham biasa pada seluruh sektor properti dan real estate
bahkan jika dibandingkan dengan komposisi struktur modal pada hutang obligasi
dan saham preferen perusahaan Greenwood Sejahtera Tbk yang masing-masing
hanya menggunakan 1% obligasi dan 2% saham preferen.
Berbeda halnya dengan saham preferen, di mana persentase paling besar
diraih oleh perusahaan Duta Pertiwi Tbk sebesar 29,3%. Meraih komposisi saham
preferen paling besar di antara semua sektor properti dan real estate menandakan
bahwa perusahaan Duta Pertiwi Tbk merupakan perusahaan yang paling besar
peraihan modal dari saham preferen serta adanya pembagian dividen kepada
seluruh pemilik saham preferen yang diprioritaskan dari pemilik saham biasa
yang tinggi juga. Dengan persentase saham preferen paling besar dari semua
perusahaan sektor properti dan real estate maka perusahaan Duta Pertiwi Tbk juga
harus menghasilkan dividen yang tinggi agar tidak mengecewakan pemilik dari
saham preferen tersebut.
Berdasarkan lampiran 2 juga dapat diketahui bahwa total aktiva yang paling
tinggi diperoleh oleh perusahaan Agung Podomoro Land Tbk. Dengan perolehan
paling tinggi maka ini menandakan bahwa perusahaan Agung Podomoro Land

11
Tbk merupakan perusahaan yang paling banyak memiliki total harta baik yang
tetap maupun yang lancar pada tahun 2012. Adapun perolehan tersebut
ditunjukkan oleh peristiwa penting yang dialami oleh Agung Podomoro Land Tbk
pada tahun 2012 yaitu pada bulan januari dilakukan penutupan atap menara
Dahlia, Green Bay Pluit. Pada bulan Februari dilakukan pendirian PT Sentral
Agung Indah, peluncuran Metro Park Residences, pendirian PT Central Cipta
Bersama dan pendirian PT Tunas Karya Bersama. Pada bulan maret dilakukan
penutupan atap menara Edelweis & Flamboyan, Green Bay Fluit. Pada bulan april
dilakukan penutupan atap menara Southern Lake Residence, penutupan atap
menara Gardenia, akuisisi 65% PT Pandega Citraniaga, akuisisi 55% PT Sumber
Air Mas Pratama. Pada bulan mei mengakuisisi 51% PT JKS Realty dan
dilakukan penutupan atap menara Heliconia. Pada bulan juni dilakukan pendirian
PT Agung Kencana Sukses. Pada bulan juli mengakuisisi 51% PT Bali Perkasa
Sukses dan peresmian kantor pemasaran baru Grand Taruma. Pada bulan
september dilakukan peluncuran klaster baru Vimala Hills di semeru dan
peluncuran Parahyangan Residences dan serah terima unit menara Akasia. Pada
bulan oktober sampai desember dilakukan pengakuisisian 85% PT Tritunggal
Lestari Makmur, serah terima unit menara Cendana, serah terima ruko Green Lake
Sunter, peletakan batu pertama pembangunan ruko Dharmawangsa dan
pembangunan Soho Podomoro City serta pembangunan Parahyangan Residences
di bandung. Jadi dapat dikatakan bahwa dengan perolehan total aktiva paling
tinggi maka total aktiva tersebut menjadi sumber ekonomi yang diharapkan dapat
memberikan manfaat usaha di kemudian hari bagi perusahaan Agung Podomoro
Land Tbk yaitu bisa memiliki pangsa pasar yang besar dalam industri dan menjadi
pesaing ekonomi di masa depan yang diharapkan dapat di raih oleh perusahaan
Agung Podomoro Land Tbk.
Pada total penjualan paling tinggi di tahun 2012 diraih oleh perusahaan
Wijaya Karya (Persero) Tbk. Ini mengartikan bahwa volume penjualan paling
besar baik barang maupun jasa dihasilkan oleh perusahaan Wijaya Karya
(Persero) Tbk. Ini juga membuktikan pencapaian yang berhasil diraih oleh
perusahaan Wijaya Karya (Persero) Tbk yang dinyatakan secara kuantitatif yaitu
dari segi fisik jasa yang dilakukan. Selain itu posisi empat besar total penjualan
paling tinggi yaitu posisi pertama sampai keempat diraih dari perusahaan subsektor konstruksi bangunan. Ini menunjukkan bahwa perusahaan sub-sektor
konstruksi bangunan merupakan perusahaan yang berhasil melakukan pemasaran
dengan baik sehingga penjualan yang di raih sangat tinggi pada tahun 2012.
Berdasarkan lampiran 2, risiko bisnis yang paling besar diraih oleh
perusahaan Bukit Darmo Properti Tbk ditunjukkan oleh nilai DOL yang paling
negatif di antara semua perusahaan sektor properti dan real estate. Perolehan nilai
DOL yang didapat dari rasio antara pertumbuhan Earnings Before Interest and
Taxes (EBIT) dengan pertumbuhan net sales mengindikasikan bahwa perusahaan
Bukit Darmo Properti Tbk memperoleh pertumbuhan yang negatif baik
pertumbuhan EBIT ataupun pertumbuhan net sales. Dengan perolehan nilai DOL
yang paling negatif ini juga mengartikan bahwa perusahaan Bukit Darmo Properti
Tbk merupakan perusahaan yang memperoleh penjualan yang rendah sehingga
harus menggunakan hutang untuk mencukupi modal usaha yang dilakukan yang
pada akhirnya utang yang dihasilkan semakin tinggi. Jadi dapat dikatakan bahwa
perusahaan Bukit Darmo Properti Tbk harus menggunakan hutang yang lebih

12
sedikit atau harus meningkatkan penjualan dari tahun sebelumnya untuk
menghindari kemungkinan kebangkrutan atau delisting dari Bursa Efek Indonesia.
Berdasarkan lampiran 2 juga diketahui, pertumbuhan aset lancar paling
tinggi diperoleh oleh perusahaan Bhuawanatala Indah Permai Tbk. Pertumbuhan
ini menunjukkan bahwa aset lancar yang diperoleh oleh perusahaan Bhuawanatala
Indah Permai Tbk baik dari sisi kas, piutang, investasi jangka pendek, persediaan,
dan beban dibayar di muka semakin bertambah dari tahun sebelumnya. Akan
tetapi karena perusahaan ini bergerak dalam penjualan aset tetap berupa rumah
maka jika rumah yang tidak terjual akan masuk ke persediaan yang pada akhirnya
persediaan tersebut akan bertambah pada komposisi aset tidak lancar. Besarnya
pertumbuhan aset lancar yang diperoleh oleh perusahaan Bhuawanatala Indah
Permai Tbk juga menjadi syarat bagi kegiatan manajemen perusahaan yang
berkenaan dengan pemeliharaan tingkat likuiditas perusahaan, misalnya
manajemen kas, manajemen piutang serta manajemen persediaan. Dengan adanya
perolehan nilai pertumbuhan yang positif dapat menjamin perusahaan
Bhuawanatala Indah Permai Tbk dapat memelihara tingkat likuiditas perusahaan
dengan baik.
Pada pertumbuhan aset tidak lancar yang paling tinggi diperoleh oleh
perusahaan Cowell Development Tbk. Pertumbuhan aset tidak lancar ini
menunjukkan bahwa perusahaan Cowell Development Tbk merupakan
perusahaan dengan perolehan aset tetap yang dapat diukur secara andal dan
memiliki manfaat ekonomis di masa depan atas aktiva tetap yang dihasilkan
berkenaan dengan aktiva tersebut mengalir ke entitas jika dibandingkan dengan
perusahaan lain dalam sektor yang sama pada tahun 2012. Pertumbuhan ini terdiri
dari pertumbuhan aset jangka panjang seperti gedung, alat produksi, investasi
jangka panjang, serta aset yang tidak berwujud yang dapat digunakan perusahaan
menjadi modal jangka panjang bagi kelangsungan bisnis perusahaan. Akan tetapi
pertumbuhan ini juga mengartikan bahwa ketika jumlah aktiva tetap yang terlalu
besar dan tidak produktif dalam pengelolaannya maka dapat mengurangi efisiensi
dan profitabilitas perusahaan Cowell Development Tbk.
Perusahaan dengan net profit margin (NPM) tertinggi diperoleh oleh
perusahaan Greenwood Sejahtera Tbk. Perusahaan Greenwood Sejahtera Tbk
memiliki penjualan yang tinggi sehingga laba yang didapatkannya pun tinggi
meskipun perusahaan tersebut tidak masuk ke dalam lima besar total penjualan
tertinggi. Selain perusahaan Greenwood Sejahtera Tbk, perusahaan Alam Sutera
Reality Tbk, perusahaan Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk, perusahaan Lippo
Cikarang Tbk dan perusahaan Duta Pertiwi Tbk yang juga tidak masuk ke dalam
lima besar total penjualan tertinggi, tetapi masuk ke dalam NPM tertinggi. Hal
tersebut mengindikasikan bahwa perusahaan sektor properti dan real estate
pengaruh total penjualan yang tinggi tidak terlalu signifikan, sehingga perusahaan
dengan tingkat penjualan paling tinggi belum tentu memiliki tingkat NPM yang
tinggi juga.
Perusahaan dengan perolehan return on asset (ROA) paling tinggi kembali
diraih oleh perusahaan Greenwood Sejahtera Tbk di mana total aset yang dimiliki
perusahaan relatif lebih rendah bila dibandingkan dengan perusahaan lain dalam
sektor yang sama. Hal tersebut mengakibatkan perusahaan Greenwood Sejahtera
Tbk dapat mencapai efektifitas dalam pengelolaan total aktiva padahal perusahaan
tersebut juga tidak masuk ke dalam perolehan lima besar total aktiva terbesar.

13
Berbeda dengan perusahaan Greenwood Sejahtera Tbk, perusahaan Alam Sutera
Reality Tbk memiliki ROA yang tinggi karena ukuran perusahaan yang besar. Hal
tersebut terbukti dengan masuknya perusahaan Alam Sutera Reality Tbk ke dalam
lima besar perusahaan paling tinggi perolehan total aktiva yang dimiliki. Jadi
untuk perusahaan sektor properti dan real estate, hubungan total aktiva yang
semakin tinggi belum tentu dapat meningkatkan ROA perusahaan. Dibuktikan
pada beberapa perusahaan sektor properti dan real estate yang masuk ke dalam
lima perusahaan dengan total aktiva paling tinggi yaitu Agung Podomoro Land
Tbk, Ciputra Development Tbk, Lippo Karawaci Tbk, dan Wijaya Karya
(Persero) Tbk tidak masuk ke dalam tingkat ROA tertinggi, kecuali pada
perusahaan Alam Sutera Reality Tbk yang masuk ke dalam total aktiva paling
tinggi dan masuk kembali ke dalam tingkat ROA tertinggi.
Perusahaan Surya Semesta Internusa Tbk menjadi perusahaan dengan
tingkat return on equity (ROE) paling tinggi di antara semua perusahaan sektor
properti dan real estate. Selain itu perusahaan Surya Semesta Internusa Tbk juga
masuk ke dalam lima besar perusahaan dengan perolehan ROA paling tinggi.
Perusahaan Lippo Cikarang Tbk, perusahaan Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk,
dan perusahaan Greenwood Sejahtera Tbk selain masuk ke dalam tingkat ROE
paling tinggi, ketiga perusahaan ini juga masuk ke dalam lima besar tingkat NPM
serta tingkat ROA paling tinggi. Oleh karena itu pengelolaan total penjualan dan
total aktiva yang optimal pada perusahaan dapat meningkatkan laba bersih
sehingga perusahaan tersebut dapat mensejahterakan para pemegang saham
perusahaan.
Berdasarkan lampiran 2 juga diketahui, perusahaan Greenwood Sejahtera
Tbk meraih pertumbuhan penjualan yang paling tinggi. Pertumbuhan ini
menunjukkan bahwa perusahaan Greenwood Sejahtera Tbk mengalami penjualan
yang meningkat dari tahun sebelumnya dibandingkan dengan perusahaan lain
dalam sektor yang sama. Selain mengalami pertumbuhan penjualan yang paling
tinggi perusahaan Greenwood Sejahtera Tbk juga masuk ke dalam lima besar
perusahaan yang perolehan tingkat NPM dan tingkat ROA yang paling besar di
antara semua sektor properti dan real estate. Selain itu perusahaan Greenwood
Sejahtera Tbk juga masuk ke dalam lima besar perusahaan perolehan tingkat ROE
paling tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa setiap pertambahan penjualan
mempengaruhi tingkat profitabilitas suatu perusahaan. Pertumbuhan penjualan
yang diperoleh oleh perusahaan Greenwood Sejahtera Tbk mengindikasikan
bahwa perusahaan Greenwood Sejahtera Tbk dapat lebih aman memperoleh lebih
banyak pinjaman dan menanggung beban tetap yang lebih tinggi dibandingkan
dengan perusahaan lain dalam sektor yang sama.
Berdasarkan Lampiran 3 mengenai urutan terkecil struktur modal, ukuran
perusahaan, risiko bisnis, pertumbuhan aktiva, profitabilitas dan pertumbuhan
penjualan terlihat bahwa persentase hutang obligasi terkecil diraih oleh
perusahaan Duta Pertiwi Tbk sebesar 0,85%. Ini menjelaskan bahwa perusahaan
Duta Pertiwi Tbk merupakan salah satu perusahaan yang menerbitkan surat
obligasi paling sedikit, atau dengan kata lain perusahaan Duta Pertiwi Tbk
merupakan perusahaan yang paling sedikit menggunakan modal dari surat
obligasi. Jadi perusahaan Duta Pertiwi Tbk lebih banyak menggunakan ekuitas
perusahaannya untuk melakukan pendanaan.

14
Pada komposisi saham biasa perusahaan Goa Makassar Tourism
Development Tbk merupakan perusahaan yang persentase penggunaan saham
biasanya paling kecil jika dibandingkan dengan perusahaan dalam sektor yang
sama yaitu sebesar 41,2% sumber pendanaan perusahaannya dipakai dari saham
biasa. Ini mengartikan bahwa perusahaan Goa Makassar Tourism Development
Tbk merupakan perusahaan yang menggunakan komposisi hutang paling tinggi
untuk melakukan pendanaan perusahaannya. Hal ini dibuktikan bahwa tercatatnya
perusahaan Goa Makassar Tourism Development Tbk ke dalam perusahaan yang
menggunakan komposisi obligasi paling besar untuk menjalankan aktivitas
bisnisnya di antara semua perusahaan dalam industri properti dan real estate.
Pada komposisi saham preferen persentase paling kecil diraih oleh
perusahaan Laguna Cipta Griya Tbk sebesar -0,00017%. Perusahaan Laguna
Cipta Griya Tbk juga merupakan perusahaan yang baru terdaftar di Bursa Efek
Indonesia yang mengartikan bahwa masih sedikitnya pihak non pengendali yang
menanamkam modalnya ke dalam perusahaan ini. Namun perusahaan ini
menggunakan 90% ekuitas saham biasa dan 9,9% hutang obligasi dalam
melakukan pendanaan perusahaannya. Ini mengindikasikan bahwa perusahaan
Laguna Cipta Griya Tbk merupakan perusahaan yang masih menggunakan modal
internal lebih tinggi yang diperoleh dari komposisi saham biasa. Jadi dapat
dikatakan bahwa perusahaan Laguna Cipta Griya Tbk merupakan salah satu
perusahaan yang memiliki komposisi struktur modal paling sedikit dibandingkan
dengan semua sektor properti dan real estate untuk persentase saham preferen.
Total aktiva paling rendah diraih oleh perusahaan Metro Realty Tbk. Ini
menandakan bahwa perusahaan Metro Realty Tbk hingga tahun 2012 merupakan
perusahaan yang paling sedikit memiliki total aktiva dibandingkan dengan
perusahaan dalam sektor yang sama. Perusahaan Metro Realty Tbk harus
memperbanyak total aktiva yang dimiliki baik aktiva lancar maupun aktiva tetap
agar dapat bersaing di masa depan dengan perusahaan-perusahaan lain termasuk
perusahaan dalam sektor yang sama. Atau dengan kata lain perusahaan Metro
Realty Tbk harus memperbanyak modal jangka panjang perusahaannya dengan
memperoleh total aktiva yang lebih tinggi dari tahun sebelumnya.
Pada total penjualan paling rendah diraih oleh perusahaan Laguna Cipta
Griya Tbk. Ini mengartikan bahwa perusahaan Laguna Cipta Griya Tbk
merupakan salah satu perusahaan yang menghasilkan penjualan paling sedikit jika
dibandingkan dengan perusahaan dalam sektor yang sama. Penjualan yang sedikit
bisa terjadi karena perusahaan Laguna Cipta Griya Tbk sedang mengalami
penurunan strategi pemasaran terhadap konsumen dalam lingkup properti dan real
estate. Maka dengan kata lain perusahaan Laguna Cipta Griya Tbk harus
memperbaiki strategi pemasaran perusahaan dari strategi sebelumnya yang sudah
ada.
Berdasarkan lampiran 3 juga diperoleh perusahaan yang paling kecil risiko
bisnisnya ialah perusahaan Fortune Mate Indonesia Tbk yang ditunjukkan oleh
nilai DOL yang paling positif di antara semua perusahaan lain dalam sektor yang
sama. Perolehan nilai ini juga mengartikan bahwa perusahaan Fortune Mate
Indonesia Tbk merupakan perusahaan yang memiliki jumlah hutang yang paling
sedikit dibandingkan dengan perusahaan lain. Perusahaan Fortune Mate Indonesia
Tbk juga merupakan perusahaan yang mengalami pertumbuhan positif baik dari

15
pertumbuhan EBIT maupun pertumbuhan net sales yang diperoleh pada tahun
2012.
Pertumbuhan aset lancar yang paling rendah diperoleh oleh perusahaan
Bukit Darmo Properti Tbk. Pertumbuhan yang negatif mengartikan bahwa
perusahaan Bukit Darmo Properti Tbk memperoleh aset lancar yang lebih sedikit
jika dibandingkan dengan total aset yang diperoleh dari tahun sebelumnya.
Pertumbuhan yang negatif ini juga mengindikasikan bahwa perusahaan Bukit
Darmo Properti Tbk dalam pengelolaan aset lancar perusahaannya sedikit
memperoleh kas dan persediaan, sedikit memberikan kredit dalam penjualan,
sedikit memberikan panjar biaya serta sedikit memperoleh surat-surat berharga
yang dapat diperdagangkan. Jadi dapat dikatakan perusahaan Bukit Darmo
Properti Tbk harus memperoleh aset lancar yang lebih besar dari tahun
sebelumnya sehingga dapat digunakan dalam jangka waktu yang dekat.
Pada pertumbuhan aset tidak lancar yang paling rendah diperoleh oleh
perusahaan Bhuawanatala Indah Permai Tbk. Dalam perolehan nilai ini diketahui
bahwa perusahaan Bhuawanatala Indah Permai Tbk merupakan perusahaan yang
memperoleh pertumbuhan aset lancar paling tinggi sekaligus juga perusahaan
yang memperoleh pertumbuhan aset tidak lancar paling rendah. Ini mengartikan
bahwa perusahaan Bhuawanatala Indah Permai Tbk lebih memfokuskan pada
perolehan aset yang dapat digunakan dalam jangka waktu dekat seperti kas,
piutang, dan persediaan dibandingkan dengan perolehan aset yang dapat
digunakan dalam jangka waktu yang lebih panjang seperti tanah, bangunan, alat
produksi dsb. Perusahaan Bhuawanatala Indah Permai Tbk juga harus dapat
memperoleh aktiva tetap yang lebih banyak dari tahun sebelumnya agar dapat
bersaing dengan perusahaan lain dalam sektor yang sama.
Perusahaan Bhuawanatala Indah Permai Tbk menjadi perusahaan yang
memperoleh NPM paling rendah. Selain perolehan NPM yang paling negatif
perusahaan Bhuawanatala Indah Permai Tbk juga masuk ke dalam lima besar
perusahaan dengan total penjualan yang paling rendah. Ini menunjukkan bahwa
perusahaan Bhuawanatala Indah Permai Tbk mengalami penurunan penjualan
yang signifikan dari tahun sebelumnya sehingga mempengaruhi laba bersih yang
diterima oleh perusahaan. Selain perusahaan Bhuawanatala Indah Permai Tbk,
perusahaan Laguna Cipta Griya Tbk dan perusahaan Fortune Mate Indonesia Tbk
yang masuk ke dalam lima besar perusahaan dengan tingkat NPM paling rendah,
kedua perusahaan ini juga masuk ke dalam lima besar perusahaan dengan tingkat
ROA dan tingkat ROE paling rendah dari semua perusahaan sektor properti dan
real estate.
Berdasarkan lampiran 3 juga terlihat bahwa lima besar perusahaan untuk
tingkat ROA dan tingkat ROE paling rendah diperoleh oleh perusahaan
Bhuawanatala Indah Permai Tbk, perusahaan Bukit Darmo Properti Tbk,
perusahaan Laguna Cipta Griya Tbk, perusahaan Fortune Mate Indonesia Tbk dan
perusahaan Megapolitan Development Tbk. Pada kelima perusahaan diatas tingkat
ROA yang rendah disebabkan oleh laba perusahaan yang negatif atau kecil. Hal
tersebut terjadi karena adanya total penjualan yang menurun secara signifikan
yang dibuktikan oleh masuknya tiga dari lima perusahaan diatas ke dalam lima
besar total penjualan paling rendah yaitu perusahaan Bhuawanatala Indah Permai
Tbk, perusahaan Bukit Darmo Properti Tbk dan perusahaan Laguna Cipta Griya
Tbk. Pada kelima perusahaan diatas tingkat ROE yang rendah juga disebabkan

16
karena laba bersih yang negatif atau kecil. Dari lima perusahaan diatas, sama
halnya dengan tingkat ROA ada tiga perusah

Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal(Studi Empiris Pada Perusahaan Real Estate and Property yang Terdaftar di BE

0 4 14

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Real Estate dan Properti di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2012.

0 0 28

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal serta Pengaruhnya terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Properti dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 5 16

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal serta Pengaruhnya terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Properti dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal serta Pengaruhnya terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Properti dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 7

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal serta Pengaruhnya terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Properti dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 1 14

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal serta Pengaruhnya terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Properti dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 4

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal serta Pengaruhnya terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Properti dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 6

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE

0 0 7

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN PROPERTI DAN REAL ESTATE DI INDONESIA Teddy Chandra

0 1 17