Pemanfaatan Pupuk Organik Granular dari Limbah Destilasi Etanol Sorgum untuk Pembibitan Leda (Eucalyptus deglupta) pada Tanah Andosol, Latosol, dan Podzolik

PEMANFAATAN PUPUK ORGANIK GRANULAR DARI
LIMBAH DESTILASI ETANOL SORGUM UNTUK
PEMBIBITAN LEDA (Eucalyptus deglupta) PADA TANAH
ANDOSOL, LATOSOL, DAN PODZOLIK

ARDIYANSYAH PURNAMA

DEPARTEMEN SILVIKULTUR
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pemanfaatan Pupuk
Organik Granular dari Limbah Destilasi Etanol Sorghum untuk Pembibitan Leda
(Eucalyptus deglupta) pada tanah Andosol, Latosol, dan Podzolik adalah benar
karya saya dengan arahan dari pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa
pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah

disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari skripsi saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
.
Bogor, Juli 2014
Ardiyansyah Purnama
NIM E44080006

ABSTRAK
ARDIYANSYAH PURNAMA. Pemanfaatan Pupuk Organik Granular dari
Limbah Destilasi Etanol Sorgum untuk Pembibitan Leda (Eucalyptus deglupta)
pada Tanah Andosol, Latosol, dan Podzolik. Dibimbing oleh SUPRIYANTO.
Sorgum (Sorghum bicolor L Moenc) merupakan tanaman yang dapat
dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan antara lain pangan, pakan, dan energi
(etanol). Dalam kegiatan produksi etanol diperoleh dua jenis limbah yaitu
limbah cair dan limbah padat (baggase). Komponen limbah cair yang
merupakan hasil dari destilasi etanol ini kaya akan nutrisi yang bermanfaat
sebagai pupuk, namun kandungan nutrisinya belum banyak diketahui demikian
juga penggunaannya untuk memproduksi bibit tanaman kehutanan. Pupuk

organik yang dihasilkan dari limbah sorgum ini dapat dibuat menjadi pupuk
organik cair (POC) atau pupuk organik padat (POG). Tujuan dari penelitian ini
adalah menguji pengaruh pemberian pupuk organik granular (POG) dari limbah
sorgum dengan dosis yang berbeda-beda terhadap pertumbuhan bibit leda di
beberapa jenis tanah yaitu tanah Andosol, Latosol, dan Podzolik serta mendapat
informasi mengenai dosis POG yang paling sesuai bagi pertumbuhan bibit leda
pada masing-masing jenis tanah tersebut. Rancangan penelitian yang digunakan
adalah rancangan acak lengkap pola faktorial. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pemberian POG mampu memberikan pengaruh yang lebih baik pada
hampir seluruh parameter pertumbuhan pada ketiga jenis tanah. Perlakuan tanah
Andosol dan POG 20 butir menghasilkan indeks mutu bibit (IMB) leda terbaik
dengan nilai IMB sebesar 30 poin, sedangkan interaksi keduanya mendapat nilai
IMB sebesar 30 poin dari 30 poin.
Kata kunci : andosol, latosol, podzolik, pupuk organik granular, sorgum

ABSTRACT
ARDIYANSYAH PURNAMA. Utilization of Granular Organic Fertilizer from
Sorghum Ethanol Distillation waste in Leda (Eucalyptus deglupta) nursery on
Andosol, Latosol, and Podzolik. Supervised by SUPRIYANTO.
Sorghum (Sorghum bicolor L Moenc) is a plant that can be used for food,

feed, and energy (ethanol). There are two types of waste in ethanol production,
liquid and solid waste (baggase). Liquid waste was produced from ethanol
distillation process, rich in nutrients as fertilizer, but there is still limited
information about its nutritional content, especially for producing forestry
seedlings. There are two types of organic fertilizer those are liquid organic
fertilizer (LOF) and granular organic fertilizer (GOF). This experiment
examined the effect of the GOF of Sorghum liquid waste to leda seedling growth
in different soil type of Andosol, Latosol, and Podzolik, and also to find the
exact dose of GOF for leda seedling growth in each type of soil. Factorial in
Completely Randomized Design was used in this experiment. The result showed,
that application of GOF effected to almost all the growth parameters on three
soil types. Best seedling quality index (SQI) of leda was found in the
combination of Andosol and 20 granules of GOF with SQI 30 points, while the
SQI value of both interaction was 30 points out of 30 points.
Keywords : andosol, granular organic fertilizer, latosol, podzolik, sorghum

PEMANFAATAN PUPUK ORGANIK GRANULAR DARI
LIMBAH DESTILASI ETANOL SORGUM UNTUK
PEMBIBITAN LEDA (Eucalyptus deglupta) PADA TANAH
ANDOSOL, LATOSOL, DAN PODZOLIK


ARDIYANSYAH PURNAMA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan
pada
Departemen Silvikultur

DEPARTEMEN SILVIKULTUR
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi : Pemanfaatan Pupuk Organik Granular dari Limbah Destilasi
Etanol Sorgum untuk Pembibitan Leda (Eucalyptus deglupta)
pada Tanah Andosol, Latosol, dan Podzolik
Nama
: Ardiyansyah Purnama

NIM
: E44080006

Disetujui oleh

Dr Ir Supriyanto
Pembimbing

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Nurheni Wijayanto MS
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia
Nya
sehingga
penulis

dapat
menyelesaikan
skripsi
ini
yang
berjudul ”Pemanfaatan Pupuk Organik Granular dari Limbah Destilasi Etanol
Sorgum untuk Pertumbuhan Bibit Leda (Eucalyptus deglupta) pada Tanah
Andosol, Latosol, dan Podzolik”. Penelitian ini dilakukan untuk memberikan
informasi mengenai pemanfaatan pupuk organik granular dari limbah destilasi
etanol sorgum untuk pertumbuhan bibit leda pada tanah Andosol, Latosol, dan
Podzolik.
Penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Dr Ir Supriyanto yang selalu mendukung dan membimbing dalam
penyelesaian karya tulis ini.
2. Kedua orang tua penulis (Drs H M Dini M dan Hj Makiyah), dan adik-adik
(Putri Sarmila Purnama dan Susilo Bambang Purnama) yang telah
memberikan dukungan moril, materil dan doa serta kasih sayangnya kepada
penulis.
3. Ibu Dr Ir Yeni A Mulyani, MSc sebagai dosen penguji dan Dr Ir Noor Farikhah
Haneda, MSi sebagai ketua pada sidang komprehensif dan moderator dalam

seminar hasil penelitian, Dr Ir Prijanto Pamoengkas, MScF dan Dr Ir Arum Sekar
Wulandari, MS selaku dosen penjamin mutu skripsi Bagian Silvikultur.
4. Seluruh Staf dan Dosen Pengajar Departemen Silvikultur atas segala arahan
dan bimbingannya.
5. Seluruh Staf Laboratorium Silvikultur SEAMEO BIOTROP atas
dukungannya selama penelitian dilaksanakan.
6. Sahabat-sahabat Fourtunity (Nuri Jelma Megawati, Desi Ratnasari, Abdullah
Azzam Mahmud, dan Suyogya Nur Azis) atas dukungan, bantuan, dan
doanya.
7. Rekan-rekan asisten Laboratorium Pengaruh Hutan dan rekan-rekan
Silvikultur 45 atas kebersamaan serta dukungan semangat pantang menyerah
selama menjalani kuliah.
8. Rekan-rekan Wisma An-Nur atas doa, dukungan, dan semangatnya.
9. Beasiswa BUM, PPA, dan BBM yang telah memberikan bantuan finansial
selama penulis melakukan studi.
Dan terimakasih juga penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang telah
membantu terselesaikan penelitian dan karya ilmiah ini, yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu, semoga amal ibadahnya diberi ganjaran pahala oleh Allah
SWT.
Bogor, Juli 2014


Ardiyansyah Purnama

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian
METODE
Waktu dan Tempat Penelitian
Alat dan Bahan
Prosedur Penelitian
Rancangan Percobaan
Analisis Data
HASIL
Pupuk Organik Granular dari Limbah Sorgum

Analisis Tanah
Pertumbuhan Bibit
Indeks Mutu Bibit
PEMBAHASAN
Pengaruh Jenis Tanah terhadap Pertumbuhan Bibit Leda
Pengaruh POG terhadap Pertumbuhan Bibit Leda
Pengaruh Interaksi Jenis Tanah dengan POG terhadap Pertumbuhan
Leda
Indeks Mutu Bibit
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

viii
ix
ix
1

1
2
2
2
2
2
3
3
6
7
7
7
9
10
17
19
19
22
22
24

25
25
25
26
28
32

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21

Kombinasi perlakuan jenis tanah dan dosis POG
Hasil analisis kimia pupuk organik cair dari limbah sorgum
Rekapitulasi hasil analisis tanah Andosol, Latosol, dan Podzolik
Rekapitulasi hasil sidik ragam pengaruh dosis POG pada berbagai
jenis tanah terhadap parameter pertumbuhan bibit leda
Hasil uji Duncan pengaruh jenis tanah terhadap pertumbuhan tinggi
bibit leda umur 4 bulan setelah tanam (bst)
Hasil uji Duncan pengaruh dosis POG terhadap pertumbuhan tinggi
bibit leda umur 4 bst
Hasil uji Duncan pengaruh perlakuan interaksi jenis tanah dengan
dosis POG terhadap pertumbuhan tinggi bibit leda umur 4 bst
Hasil uji Duncan pengaruh dosis POG terhadap pertumbuhan
diameter bibit leda umur 4 bst
Hasil uji Duncan pengaruh interaksi perlakuan jenis tanah dengan
dosis POG terhadap pertumbuhan diameter bibit leda umur 4 bst
Hasil uji Duncan pengaruh dosis POG terhadap nilai kekokohan bibit
leda umur 4 bst
Hasil uji Duncan pengaruh perlakuan interaksi jenis tanah dengan
dosis POG terhadap nilai kekokohan bibit leda umur 4 bst
Hasil uji Duncan pengaruh jenis tanah terhadap nilai BKP bibit leda
umur 4 bst
Hasil uji Duncan pengaruh perlakuan interaksi jenis tanah dengan
dosis POG terhadap nilai BKP bibit leda umur 4 bst
Hasil uji Duncan pengaruh jenis tanah terhadap nilai BKA bibit leda
umur 4 bst
Hasil uji Duncan pengaruh jenis tanah terhadap nilai BKT bibit leda
umur 4 bst
Hasil uji Duncan pengaruh dosis POG terhadap nilai BKT bibit leda
umur 4 bst
Hasil uji Duncan pengaruh perlakuan interaksi jenis tanah dengan
dosis POG terhadap nilai BKT bibit leda umur 4 bst
Hasil uji Duncan pengaruh jenis tanah terhadap nilai NPA bibit leda
umur 4 bst
Hasil penilaian terhadap tinggi, diameter, dan BKT bibit leda dari
berbagai perlakuan jenis tanah
Hasil penilaian terhadap tinggi, diameter, dan BKT bibit leda dari
berbagai perlakuan dosis POG
Hasil penilaian perlakuan interaksi dosis POG dan jenis tanah
terhadap tinggi, diameter, dan BKT bibit leda umur 4 bst

6
8
10
10
11
12
12
13
13
13
14
14
14
15
16
16
16
17
17
18
18

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8

Lokasi penyebaran tanah Andosol, Latosol, dan Podzolik di wilayah
Bogor
Persiapan media tanam ; A) tanah Andosol, B) tanah Latosol, C)
tanah Podzolik
Proses pembuatan pupuk organik granular dari limbah destilasi etanol
sorgum
Proses pengukuran berat kering; A) tahap pengovenan biomassa berat
basah dan B) tahap penimbangan dan pencatatan berat kering
Pupuk organik granular dari limbah destilasi sorgum
Pengaruh jenis tanah terhadap keragaan bibit leda umur 4 bst
Pengaruh dosis POG terhadap keragaan bibit leda umur 4 bst
Pengaruh interaksi dosis POG dengan jenis tanah (A) tanah Andosol,
B) tanah Latosol, C) tanah Podzolik) terhadap keragaan bibit leda
umur 4 bst

3
4
4
6
8
17
18

19

DAFTAR LAMPIRAN
1
2

Hasil sidik ragam setiap parameter
Rentang nilai scoring perlakuan interaksi jenis tanah dan dosis POG,
jenis tanah, dan dosis POG terhadap tinggi, diameter, dan berat kering
total bibit leda

28

30

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sorgum merupakan makanan pokok bagi sebagian masyarakat di daerah
semi-arid tropis di Afrika dan Asia. Sebagai sumber bahan pangan global sorgum
berada di peringkat ke-5 setelah gandum, padi, jagung dan barley (ICRISAT/FAO
1996) sedangkan menurut laporan US Grain Council (2005) di Amerika Serikat
sorgum merupakan serealia terpenting ketiga setelah gandum dan barley. Sorgum
memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan tanaman pangan lainnya
seperti daya adaptasi yang luas (Sirappa 2003), kebutuhan input budidaya lebih
sedikit dan lebih tahan terhadap hama dan penyakit (BATAN 2010), serta
kandungan protein sorgum 10.4% lebih tinggi dibandingkan kandungan protein
beras dan jagung yang masing-masing hanya 7.9% dan 9.2% (Susila 2005). Hasil
rata-rata varietas sorgum yang telah dilepas di Indonesia sekitar 3–4 ton/ha
(PPPTP 2009).
Semua bagian dari tanaman sorgum ini dapat dimanfaatkan untuk berbagai
kebutuhan yang yang mencakup pangan, pakan, dan energi (etanol). Jenis sorgum
yang paling banyak dibudidayakan di Indonesia saat ini adalah sorgum manis
(Sorghum bicolor L Moenc) atau sweet sorgum. Salah satu lembaga penelitian di
bidang biologi tropika yaitu SEAMEO BIOTROP telah melakukan produksi
sorgum manis ini sejak tahun 2009. Selain kegiatan produksi sorgum manis juga
dilakukan pengembangan teknologi hasil produksi untuk bahan pangan, pakan dan
energi (etanol). Dalam kegiatan produksi etanol diperoleh dua jenis limbah yaitu
limbah cair dan limbah padat (baggase). Komponen limbah cair yang merupakan
hasil dari destilasi etanol ini kaya akan nutrisi yang bermanfaat sebagai pupuk,
namun kandungan nutrisinya belum banyak diketahui demikian juga
penggunaannya untuk memproduksi bibit tanaman kehutanan. Pupuk organik
yang dihasilkan dari limbah sorgum ini dapat berupa cairan maupun granular
(butiran).
Menurut Fadludin et al. (2013), keunggulan dari pada pupuk organik granular
adalah dalam pengaplikasian di lapangan, jika pupuk lainnya misal berbentuk tepung
kurang baik dalam aplikasinya, karena pupuk yang berbentuk tepung sangat mudah
terbawa oleh angin dan air, tetapi jika berbentuk granular maka dalam
pengaplikasiannya tidak akan mudah terbawa air dan angin, karena bentuknya yang
lebih besar dan berat. Selain itu, kandungan bahan fisik POG yang padat
menjadikannya tidak cepat terurai sebagaimana pupuk cair, sehingga membuat
keberadaannya dalam media tanam dapat bertahan cukup lama. Dengan
terbatasnya kemampuan akar tanaman dalam menyerap unsur hara pada media
tanam, membuat satu keadaan saling mengisi antara waktu yang diperlukan untuk
proses penguraian dengan kemampuan akar menyerap kuantitas unsur hara dari
bahan yang telah terurai. Hal ini menyebabkan ketersediaan unsur hara dalam
media tanam tetap terjaga selama keberadaan bahan masih ada hingga dan setelah
bahan habis terurai.
Menurut Hardjowigeno (2010), setiap jenis tanah memiliki kemampuan
dalam memfiksasi unsur hara yang berbeda-beda sehingga kebutuhan pupuk untuk
setiap jenis tanah juga berbeda. Andosol, Latosol, dan Podzolik merupakan jenis
tanah yang penting di Indonesia karena sangat banyak digunakan untuk kegiatan

2
pertanian dan menempati luasan yang cukup besar (Puslitanak 2000). Untuk
mengetahui hubungan pupuk dengan tanah ini maka dipilih tiga jenis tanah yang
berbeda karakteristik, yaitu tanah Andosol, Latosol, dan Podzolik.
Salah satu jenis tanaman yang sering dibudidayakan oleh masyarakat dan
perusahaan kehutanan ialah leda. Leda (Eucalyptus deglupta Blume) atau rainbow
Eucalyptus termasuk jenis cepat tumbuh (fast growing species) terutama pada
waktu muda, sehingga memiliki prospek untuk dikembangkan sebagai tanaman
industri maupun reboisasi. E. deglupta tumbuh baik pada tanah bertekstur ringan
atau sedang, dengan pH masam atau netral, tidak tergenang air dan menyukai
tanah subur (Webb et al. 1984, diacu dalam Hendromono 1987). Berdasarkan
uraian latar belakang tersebut maka dirasa perlu untuk melakukan penelitian
mengenai pengujian efektivitas pupuk granular dari limbah destilasi etanol
sorgum terhadap pertumbuhan tanaman leda pada tiga jenis tanah Andosol,
Latosol, dan Podzolik.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah menguji pengaruh pemberian pupuk
organik granular (POG) dari limbah sorgum dengan dosis yang berbeda-beda
terhadap pertumbuhan bibit leda di beberapa jenis tanah yaitu tanah Andosol,
Latosol, dan Podzolik serta mendapat informasi mengenai dosis POG yang paling
sesuai bagi pertumbuhan bibit leda pada masing-masing jenis tanah tersebut.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat menyediakan informasi dalam hal pemanfaatan
limbah cair dari destilasi etanol sorgum yang diformulasikan menjadi POG untuk
pembibitan leda pada berbagai jenis tanah.
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian yang telah dilakukan ini mencakup aspek
silvikultur leda yang dititikberatkan pada pertumbuhan bibit tanaman leda dengan
menggunakan bibit yang berasal dari produsen bibit di Ciapus, Bogor. POG
limbah sorgum sebagai pupuk digunakan untuk meningkatkan kesuburan tiga
jenis tanah (Andosol, Latosol, dan Podzolik) dan meningkatkan produktivitas
tanaman leda (E. deglupta).

METODE
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Laboratorium Silvikultur
SEAMEO BIOTROP dan Laboratorium Pengaruh Hutan Fakultas Kehutanan IPB,
dari bulan Februari 2013 sampai Juli 2013, dengan lokasi pengambilan sampel

3
tanah (Gambar 1) di Sukamantri (Andosol), Tajur-Ciawi (Latosol), dan Jasinga
(Podzolik).

Gambar 1 Lokasi penyebaran tanah Andosol, Latosol, dan Podzolik di wilayah
Bogor
Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan digital,
cangkul, sekop kecil, polibag dengan ukuran 20 cm × 20 cm, alat penyiram,
mistar, kaliper, tallysheet, neraca analitik, alat hitung, kamera digital, software
Microsoft excel 2007, dan SAS 9.1. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah bibit leda yang berumur ± 2 bulan dengan tinggi rata-rata 20 cm, arang
sekam, pupuk NPK, dan media tanam berupa tanah Andosol, Latosol, dan
Podzolik.
Prosedur Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan, yaitu tahap
persiapan, penyapihan, pemberian POG, pemeliharaan, pengamatan dan
pengambilan data, serta rancangan percobaan dan analisis data.
Persiapan
Tahap persiapan yang dilakukan meliputi penyiapan media tanam (Gambar
2) dan penyediaan bibit leda. Media tanam yang digunakan adalah tanah Andosol
yang berasal dari Sukamantri (Bogor), tanah Latosol yang berasal dari Biotrop
(Bogor), dan tanah Podzolik yang berasal dari Jasinga (Bogor). Sebelum dijadikan
media tanam, tanah tersebut dikeringkan hingga mencapai keadaan kering udara.

4
A

B

C

Gambar 2 Persiapan media tanam; A) tanah Andosol, B) tanah Latosol, C) tanah
Podzolik
Ketiga jenis tanah tersebut dicampurkan arang sekam sebanyak 10% (v/v)
dan dimasukkan ke dalam polibag. Media terdiri dari tiga jenis tanah sesuai
perlakuan yang diberikan, dan ditambahkan POG. Bibit yang digunakan adalah
bibit leda yang berumur ± 2 bulan dengan tinggi rata-rata 20 cm.
Penyapihan Bibit
Bibit leda yang berumur ± 2 bulan dengan tinggi rata-rata 20 cm
dipindahkan ke dalam media yang telah dipersiapkan. Pemindahan bibit ini
dilakukan pada waktu sore hari dengan tujuan untuk mengurangi terjadinya
penguapan pada bibit.
Pembuatan Pupuk Organik Granular (POG)
Pupuk yang digunakan pada penelitian ini adalah POG yang berasal dari
limbah destilasi etanol sorgum. Proses pembuatan pupuk dapat dilihat pada
Gambar 3.

Gambar 3 Proses pembuatan pupuk organik granular dari limbah destilasi etanol
sorgum

5
Pemberian Pupuk Organik Granular (POG)
POG yang telah berbentuk tablet, diberikan sebanyak delapan kali selama
empat bulan atau setiap dua minggu sekali. Dosis pemberian pupuk disesuaikan
dengan perlakuan.
Pemeliharaan
Bibit leda diatur dan ditempatkan dalam rumah kaca selama empat bulan.
Penyiraman dilakukan setiap hari dengan mempertimbangkan kondisi media
tanam di dalam polibag.
Pengamatan dan Pengambilan Data
Parameter yang diukur adalah tinggi, diameter, kekokohan bibit, berat basah
total, berat kering total, nisbah pucuk akar, dan indeks mutu bibit.
Tinggi Bibit
Pengukuran tinggi bibit leda dilakukan setelah penyapihan, selanjutnya
dilakukan pengukuran setiap satu minggu selama 4 bulan dengan menggunakan
mistar dari pangkal batang yang telah ditandai (1 cm di atas media) hingga titik
tumbuh apikal.
Diameter Bibit
Pengukuran diameter bibit leda dilakukan dengan menggunakan kaliper,
diukur pada pangkal batang yang telah ditandai seperti pada pengukuran tinggi.
Pengukuran diameter dilakukan setelah penyapihan, selanjutnya setiap satu
minggu selama empat bulan.
Kekokohan Bibit
Kekokohan bibit merupakan nilai perbandingan antara tinggi tanaman
dengan diameter tanaman, dengan rumus

Berat Basah Total
Pengukuran berat basah total dilakukan pada akhir pengamatan (empat
bulan setelah penyapihan) dengan cara memanen bagian akar dan pucuk bibit leda.
Berat basah akar diperoleh dengan menimbang akar bibit leda, sedangkan berat
basah pucuk (yang terdiri dari bagian batang dan daun) diperoleh dengan
menimbang bagian pucuk bibit leda. Berat basah total didapatkan dengan
menjumlahkan berat basah akar dengan pucuk.
Berat Kering Total
Berat kering diukur setelah bagian tanaman dikeringkan dalam oven pada
suhu 70 0C selama 48 jam (Gambar 4). Bagian akar dan pucuk tanaman yang telah
dioven selanjutnya ditimbang. Berat kering total diperoleh dengan menjumlahkan
berat kering akar dengan berat kering pucuk.

6
A

B

Gambar 4 Proses pengukuran berat kering; A) tahap pengovenan biomassa berat
basah dan B) tahap penimbangan dan pencatatan berat kering
Nisbah Pucuk Akar (NPA)
Nilai ini menggambarkan perbandingan antara berat kering bagian pucuk
dengan bagian akar bibit, dilakukan pada akhir pengamatan dengan rumus sebagai
berikut:

Perhitungan Indeks Mutu Bibit (IMB)
Indeks mutu bibit dapat dihitung berdasarkan parameter penduga kunci
penentu pertumbuhan bibit dengan cara scoring. Parameter penduga kunci
penentu kualitas bibit yaitu parameter tinggi, diameter, dan berat kering total
(BKT) bibit (Supriyanto dan Fiona 2010).
Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap
(RAL) pola faktorial. Faktor pertama adalah jenis tanah yang terdiri dari tiga taraf,
yaitu tanah Andosol (A), Latosol (L), dan Podzolik (P). Faktor kedua adalah dosis
POG yang terdiri dari lima taraf, yaitu pemberian POG dosis 0 butir (G0), 5 butir
(G5), 10 butir (G10), 15 butir (G15), dan 20 butir (G20). Masing-masing pelakuan
terdiri dari tiga ulangan, tiap ulangan terdiri dari tujuh bibit. Total bibit yang
dibutuhkan untuk pengujian pertumbuhan leda adalah sebanyak 315 bibit.
Kombinasi perlakuan pada percobaan ini dapat dilihat pada Tabel 1, dengan total
perlakuan sebanyak 15 perlakuan.
Tabel 1 Kombinasi perlakuan jenis tanah dan dosis POG
Dosis POG

Jenis tanah
Andosol (A)
Latosol (L)
Podzolik (P)

0 butir (G0)

5 butir (G5)

10 butir (G10)

15 butir (G15)

20 butir (G20)

AG0
LG0
PG0

AG5
LG5
PG5

AG10
LG10
PG10

AG15
LG15
PG15

AG20
LG20
PG20

7
Total kombinasi perlakuan yaitu 15 perlakuan dengan ulangan/blok
sebanyak 3 kali dan setiap perlakuan dalam blok mempunyai 7 tanaman, sehingga
jumlah keseluruhan berjumlah 315 tanaman Eucalyptus deglupta.
Data yang diperoleh berdasarkan pengamatan dan pengukuran dianalisis
dengan menggunakan model linier:
Yijk = μ + αi + βj + (αβ)ij + ρk + εijk
Keterangan :
Yijk
= Nilai/respon dari pengamatan pada faktor tanah taraf ke-i, faktor
pupuk taraf ke-j dan ulangan ke-k
μ
= Nilai rataan umum
αi
= Pengaruh perlakuan jenis tanah ke-i
βj
= Pengaruh perlakuan dosis POG ke-j
(αβ)ij = Pengaruh interaksi faktor jenis tanah pada taraf ke-i dengan faktor
dosis POG pada taraf ke-j
ρk
= Pengaruh ulangan ke-k
εijk
= Pengaruh acak faktor tanah pada taraf ke-i dengan faktor POG
pada taraf ke-j dan ulangan ke-k
Analisis Data
Untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap pertumbuhan leda maka
dilakukan sidik ragam dengan uji F. Data diolah dengan menggunakan perangkat
lunak statistika SAS 9.1, jika :
a. F hitung < F Tabel, maka perlakuan tidak memberikan pengaruh nyata
terhadap parameter tinggi dan diameter
b. F hitung > F Tabel, maka perlakuan memberikan pengaruh nyata terhadap
parameter tinggi dan diameter. Jika terdapat perbedaan yang nyata maka
dilakukan uji lanjut Duncan`s Multiple Range Test.
Hasil SAS menggunakan analisis deskriptif dengan tujuan agar mudah
untuk menguji tingkat variasi perlakuan. Uji lanjut juga digunakan untuk
membandingkan perlakuan mana yang paling baik dalam percobaan dengan
menggunakan uji Duncan.

HASIL
Pupuk Organik Granular dari Limbah Sorgum
Pupuk organik merupakan pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya
terdiri atas bahan organik yang berasal dari tanaman dan atau hewan yang telah
melalui proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan
mensuplai bahan organik untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah
(Permentan No.2/Pert/Hk. 060/2/2006). Definisi tersebut menunjukkan bahwa
pupuk organik lebih ditujukan kepada kandungan C-organik atau bahan organik
daripada kadar haranya, nilai C-organik itulah yang menjadi pembeda dengan
pupuk anorganik.

8
Salah satu pupuk organik yang lazim ditemukan adalah butiran atau granular.
Dipasaran, pupuk ini lebih dikenal dengan sebutan pupuk organik granular (POG).
Pupuk organik granular umumnya memiliki kepadatan tertentu sehingga tidak
mudah diterbangkan angin dan hanyut terbawa air. Bentuk granular juga dapat
memudahkan aplikasi di lapang, karena petani terbiasa menggunakan pupuk yang
berbentuk granular karena mudah ditaburkan. Selain itu, pupuk berbentuk
granular juga dapat digunakan untuk aplikasi pupuk di perkebunan skala besar.

Gambar 5

Pupuk organik granular dari limbah
destilasi sorgum
POG dari limbah destilasi etanol sorgum (Gambar 5) merupakan pupuk
organik yang berasal dari limbah cair dari kegiatan produksi bioetanol sorgum
yang kemudian dibuat granular. Pada kegiatan pembuatan bioetanol sorgum
menghasilkan dua macam limbah yaitu limbah cair dan limbah padat (baggase).
Komponen limbah cair ini kaya akan nutrisi yang bermanfaat sebagai pupuk. Hal
ini ditunjukkan dengan data yang diperoleh dari hasil pengujian analisis kimia
pupuk organik cair dari limbah sorgum (Tabel 2) yang sudah dilakukan.
Tabel 2 Hasil analisis kimia pupuk organik cair dari limbah sorgum
Nomor dan kode contoh
No

1
2
3
4
5
6
7
8
9

Parameter pengujian

pH
C org
N Total
P 2O 5
K2O total
Kalsium (Ca)
Magnesium (Mg)
Besi (Fe)
Boron (B)

Satuan

%
%
%
%
ppm
ppm
ppm
ppm

3989

3990

3991

1/NIR*

2/FTD*

3/VIN*

5.20
0.63
0.05
0.009
0.37
197.21
101.43
1.48
4.79

4.80
0.64
0.06
0.004
0.44
361.70
69.76
2.10
5.04

3.70
2.72
0.15
0.016
0.41
247.78
163.85
5.01
5.87

Standar
mutu**
4–8
>6