Hubungan Kejadian Stunting Dan Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Prestasi Belajar Siswa Smp Di Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor

2

HUBUNGAN KEJADIAN STUNTING DAN SOSIAL EKONOMI
KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMP
DI KECAMATAN CIOMAS KABUPATEN BOGOR

DORA ANDRIANI

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

3

4

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Hubungan Kejadian

Stunting dan Sosial Ekonomi Keluarga dengan Prestasi Belajar Siswa SMP Di
Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari
komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan
tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2015

Dora Andriani
NIM I14110083

5

6

ABSTRAK
DORA ANDRIANI. Hubungan Kejadian Stunting dan Sosial Ekonomi Keluarga

dengan Prestasi Belajar Siswa SMP Di Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor.
Dibimbing oleh FAISAL ANWAR dan LILIK KUSTIYAH.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji hubungan antara kejadian
stunting dan sosial ekonomi keluarga dengan prestasi belajar siswa SMP di
Kecamatan Ciomas, Bogor. Desain penelitian yang digunakan adalah cross
sectional study, dengan subjek penelitian berjumlah 190 orang yang terdiri dari 95
contoh berstatus gizi stunting dan 95 contoh berstatus gizi normal. Prestasi belajar
contoh diestimasi menggunakan nilai murni ujian tengah dan akhir semester yang
diperoleh dari sekolah. Hasil analisis menunjukkan rata-rata berat badan, tinggi
badan, status gizi (TB/U), besar keluarga, tingkat kecukupan energi, tingkat
kecukupan protein dan prestasi belajar pada contoh dengan status gizi stunting
signifikan lebih rendah dibandingkan contoh normal (p < 0.05). Terdapat
hubungan yang signifikan antara besar keluarga dengan berat badan; besar
keluarga dengan tinggi badan; besar keluarga dengan status gizi (TB/U);
pendapatan keluarga dengan prestasi belajar; pendidikan ibu dengan prestasi
belajar; pendidikan ayah dengan prestasi belajar; serta status gizi dengan prestasi
belajar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin baik status gizi
(TB/U) contoh, maka semakin baik pula prestasi belajarnya.
Kata kunci: Prestasi belajar, sosial ekonomi keluarga, stunting.


ABSTRACT
The aims of this study was to determine the association between stunting
and family socio-economic condition with academic achievement of junior high
school student in Ciomas, Bogor district. Ninety five stunting subjects and 95
normal subjects were included in this cross-sectional study. Academic
achievement were estimated using score of mid- and final-term examination that
available from school. The result showed that average subject’s weight, subject’s
height, subject’s nutritional status (H/A), family size, energy adequacy level,
protein adequacy level and academic achievement in stunting subjects were
significantly lower than normal subjects (p < 0.05). There was a significant
correlation between family size and subject’s weight; family size and subjects’s
height; family size and nutritional status (H/A); family income and academic
achievement; mother’s academic and academic achievement; father’s academic
and academic achievement; and also nutritional status (H/A)and academic
achievement. Therefore, subjects with higher nutritional status (H/A) tend to have
better academic achievement.
Keywords : Academic achievement, socio-economic, stunting.

7


8

HUBUNGAN KEJADIAN STUNTING DAN SOSIAL EKONOMI
KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMP
DI KECAMATAN CIOMAS KABUPATEN BOGOR

DORA ANDRIANI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Gizi
dari Program Studi Ilmu Gizi pada
Departemen Gizi Masyarakat

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015


9

10

11

12

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam skripsi ini
adalah stunting, dengan judul Hubungan Kejadian Stunting dan Sosial Ekonomi
Keluarga dengan Prestasi Belajar Siswa SMP di Kecamatan Ciomas Kabupaten
Bogor. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Gizi dari Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas
Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Penulis menyampaikan terima kasih
kepada berbagai pihak yang telah mendukung dan membantu penulis dalam
penyusunan skripsi ini. Penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Prof Dr Ir Faisal Anwar, MS dan Dr Ir Lilik Kustiyah, MSi selaku dosen
pembimbing skripsi dan pembimbing akademik yang telah memberikan
arahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

2. Prof Dr Ir Ali Khomsan, MS dosen penguji sidang skripsi yang telah
memberikan masukan untuk perbaikan dalam penyusunan skripsi ini.
3. Keluarga tercinta: bapak (Waridi), mama (Marsi) dan adik tersayang
(Izdihar Adinda Dwi Amany) serta seluruh keluarga atas segala doa,
dukungan moril dan kasih sayangnya.
4. Teman-teman satu perjuangan penelitian: Dyastuti Puspita, Nisya Dewi
Prameita dan Rido Akbar atas kerjasamanya dalam menyelesaikan
penelitian dan skripsi ini.
5. Teman-teman dekat: Ajeng, Fitriyah, Agung, Wahyu, Vieta, Mukhlas,
Zulfadli, Ahsan, Kustarto, Nisfa, Rahma, Bahriyatul, Fahmi, Angga, Dian,
Sakinah, Shabira, Intan, Eris, Tiara, Maya, Kamal atas segala perhatian,
dukungan, semangat dan motivasi yang selalu diberikan kepada penulis.
6. Teman-teman seperjuangan ID dan KKP yang luar biasa: Asmi, Eksan,
Rindu, Dian, Sahl, Wafiqah, Ziyaadah, Aulia, Indah, Bayu.
7. Teman–teman (Gizi Masyarakat 48), teman-teman (HIMAGIZI), temanteman (ILMAGI), dan adik-adik (Gizi Masyarakat 49) yang tidak dapat
disebutkan satu per satu atas semangatnya.
8. Adik-adik siswa, guru, dan kepala sekolah SMP Ibnu Aqil dan SMPN 1
Ciomas yang telah bersedia membantu dan menjadi subjek dalam
penelitian ini.
Tidak lupa penulis mohon maaf atas segala kekurangan dalam penyusunan

skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat.
Bogor, Agustus 2015

Dora Andriani

13

14

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN


vi

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Perumusan Masalah

2

Tujuan

2

Manfaat


3

Hipotesis

3

KERANGKA PEMIKIRAN

3

METODE

5

Desain, Tempat dan Waktu

5

Jumlah dan Cara Penarikan Contoh


5

Jumlah dan Cara Pengumpulan Data

7

Pengolahan dan Analisis Data

8

Definisi Operasional
HASIL DAN PEMBAHASAN

10
10

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

10


Karakteristik Contoh

12

Sosial Ekonomi Keluarga

14

Konsumsi Pangan

16

Prestasi Belajar

21

Hubungan antar Variabel

24

SIMPULAN DAN SARAN

26

Simpulan

26

Saran

27

DAFTAR PUSTAKA

27

LAMPIRAN

32

RIWAYAT HIDUP

38

vi

DAFTAR TABEL

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

Jenis dan cara pengumpulan data
Pengkategorian variabel
Angka kecukupan energi dan zat gizi
Jenis variabel, kategori dan kriteria kecukupan gizi
Sebaran karakteristik contoh berdasarkan status gizi
Sebaran contoh berdasarkan status gizi (IMT/U)
Sebaran contoh berdasarkan karakteristik sosial ekonomi keluarga dan
status gizi
Rata-rata asupan energi dan zat gizi contoh berdasarkan status gizi
Rata-rata tingkat kecukupan energi dan zat gizi contoh berdasarkan
status gizi
Sebaran contoh berdasarkan kategori tingkat kecukupan energi dan zat
gizi serta status gizi
Rata-rata frekuensi konsumsi berdasarkan konsumsi pangan dan status
gizi
Rata-rata nilai UTS dan UAS berdasarkan mata pelajaran dan status
gizi
Sebaran contoh berdasarkan kategori nilai UTS dan UAS serta status
gizi
Koefisien korelasi antara besar keluarga dengan berat badan, tinggi
badan, dan status gizi (TB/U)
Koefisien korelasi antara pendapatan keluarga, pendidikan ayah, dan
pendidikan ibu dengan nilai UTS dan UAS
Koefisien korelasi antara status gizi dengan nilai UTS dan UAS

7
8
9
9
12
14
15
17
17
18
20
22
22
24
25
26

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka Pemikiran hubungan kejadian stunting dan sosial ekonomi
keluarga dengan prestasi belajar siswa SMP di kecamatan ciomas bogor
2 Bagan dan cara pengambilan contoh
3 Pengisian kuesioner SMPN 1 Ciomas
4 Pengisian kuesioner SMP Ibnu Aqil
5 Pengukuran tinggi badan

4
6
37
37
37

DAFTAR LAMPIRAN

1 Uji beda variabel data antar status gizi (stunting dan normal)
2 Uji hubungan (Spearman) antara karakteristik sosial ekonomi keluarga
dengan karakteristik contoh
3 Uji hubungan (Spearman) antara karakteristik sosial ekonomi keluarga
dengan konsumsi pangan

33
34
35

vii

4 Uji hubungan (Spearman) antara karakteristik sosial ekonomi keluarga
dengan prestasi belajar
5 Uji hubungan (Spearman) antara status gizi dengan prestasi belajar
6 Dokumentasi

36
36
37

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sumberdaya manusia (SDM) yang berkualitas merupakan modal dasar bagi
suatu negara dalam melaksanakan pembangunan dan agar dapat berkompetisi
dengan negara-negara lainnya di dunia dalam ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK). Disamping menguasai IPTEK, SDM yang berkualitas juga harus
memiliki fisik yang tangguh, mental yang kuat dan kesehatan yang prima. Salah
satu upaya dalam rangka peningkatan kualitas SDM di Indonesia adalah melalui
program perbaikan gizi.
Terjadinya berbagai masalah gizi akan berimplikasi terhadap timbulnya
gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Masalah gizi sendiri merupakan
masalah yang sangat kompleks karena berbagai faktor ikut berkontribusi terhadap
terjadinya masalah gizi. Salah satu masalah besar terkait gizi di indonesia adalah
stunting. Stunting merupakan salah satu bentuk gizi kurang pada anak yang
dihitung berdasarkan pengukuran tinggi badan menurut umur (TB/U) dengan nilai
Z-score kurang dari -2 SD (standar deviasi) (WHO 2007). Stunting juga
menggambarkan kejadian gizi kurang yang berlangsung dalam waktu yang lama
dan merupakan masalah kesehatan masyarakat karena berhubungan dengan
meningkatnya risiko terjadinya kesakitan dan kematian hingga terhambatnya
pertumbuhan mental (The Lancet 2008).
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi
pendek secara nasional tahun 2013 adalah 37.2% yang berarti terjadi peningkatan
dibandingkan tahun 2010 (35.6%) dan 2007 (36.8%). Hasil prevalesi pendek
menurut Riskesdas (2013) menunjukkan semua provinsi di Indonesia masih dalam
kondisi bermasalah kesehatan masyarakat. Angka tersebut masih dikategorikan
tinggi karena masih berada di atas target MDG‟s yaitu 32%.
Menurut Martianto dan Ariani (2004), semakin tinggi pendapatan maka
konsumsi pangan hewani cenderung semakin tinggi dan kebebasan untuk
memperoleh dan memilih pangan juga semakin besar. Tingkat pendapatan yang
semakin meningkat mendorong terjadinya perubahan pola konsumsi dan gaya
hidup masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa konsumsi pangan sangat
dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi, seperti tingkat pendapatan keluarga,
pendidikan orang tua, pengetahuan gizi ibu dan pekerjaan orang tua.
Sejumlah penelitian telah menunjukkan peran penting zat gizi tidak saja
pada pertumbuhan fisik tubuh tetapi juga dalam pertumbuhan otak, perkembangan
perilaku, motorik, dan kecerdasan. Menurut penelitian yang dilakukan Pradita
(2009), didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara stunting
dengan skor IQ anak usia sekolah dasar dari keluarga miskin. UNICEF (2001)
juga menyebutkan bahwa anak yang stunting mempunyai rata-rata IQ 11 poin
lebih rendah dibandingkan rata-rata anak yang tidak stunting.
Menurut Almatsier et al. (2011), remaja sebagai masa kelanjutan dari
anak, merupakan sumberdaya manusia yang menjanjikan bagi pembangunan di
masa mendatang. Masa remaja merupakan masa pertumbuhan fisik dan
perkembangan tercepat kedua setelah bayi dalam daur kehidupan. Masa
pertumbuhan dan perkembangan yang cepat pada remaja diharapkan mampu

2

memperbaiki permasalahan gizi yang terjadi saat masa anak sehingga memerlukan
intake gizi yang lebih baik.
Secara umum stunting terjadi terutama pada anak balita. Berdasarkan hal
tersebut, sejauh ini banyak penelitian yang berfokus pada status gizi balita
(Friedman et al. 2005). Masih terdapat asumsi bahwa anak-anak dan remaja tidak
lagi rentan terhadap masalah gizi dan kesehatan. Di Afrika, penelitian crosssectional menunjukkan peningkatan prevalensi stunting sejalan dengan
meningkatnya usia (Lwambo et al. 2000). Prentice et al. (2013) menyatakan
bahwa usia sekolah-remaja dapat menjadi window of opportunity selain masa
1000 hari pertama kehidupan. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik
untuk meneliti hubungan antara kejadian stunting dan sosial ekonomi keluarga
dengan prestasi belajar siswa SMP.

Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah karakteristik sosial ekonomi keluarga berhubungan dengan
karakteristik contoh dan konsumsi pangan contoh stunting dan normal?
2. Apakah karakteristik contoh dan konsumsi pangan berhubungan dengan
prestasi belajar contoh stunting dan normal?
3. Apakah sosial ekonomi keluarga berhubungan dengan prestasi belajar contoh
stunting dan normal?

Tujuan
Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan mengkaji hubungan kejadian stunting dan sosial
ekonomi keluarga dengan prestasi belajar siswa SMP di Kecamatan Ciomas
Kabupaten Bogor.

1.

2.
3.
4.

Tujuan Khusus
Secara khusus penelitian ini bertujuan sebagai berikut:
Mengidentifikasi karakteristik contoh (usia, jenis kelamin, berat badan, tinggi
badan, status gizi, dan uang jajan) dan sosial ekonomi keluarga (besar keluarga,
pendapatan keluarga, dan pendidikan orang tua) contoh stunting dan normal.
Mengidentifikasi konsumsi pangan dan prestasi belajar contoh stunting dan
normal.
Menganalisis hubungan antara karakteristik sosial ekonomi keluarga dengan
karakteristik contoh dan konsumsi pangan contoh.
Menganalisis hubungan antara karakteristik sosial ekonomi keluarga dan status
gizi dengan dengan prestasi belajar contoh.

3

Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran hubungan
antara kejadian stunting dan sosial ekonomi keluarga dengan prestasi belajar pada
siswa SMP. Data hasil penelitian ini kemudian diharapkan dapat digunakan
sebagai bahan pertimbangan untuk penyusunan strategi dan kebijakan dalam
penyusunan program pendidikan dan gizi dalam rangka meningkatkan kualitas
sumberdaya manusia.

Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Terdapat hubungan antara karakteristik sosial ekonomi keluarga dengan
karakteristik contoh dan konsumsi pangan contoh stunting dan normal.
2. Terdapat hubungan antara karakteristik contoh dan konsumsi pangan dengan
prestasi belajar contoh stunting dan normal.
3. Terdapat hubungan antara sosial ekonomi keluarga dengan dengan prestasi belajar
contoh stunting dan normal.

KERANGKA PEMIKIRAN

Kemiskinan dapat membuat masyarakat kekurangan akses terhadap
pendidikan serta ilmu pengetahuan dan teknologi. Karakteristik sosial ekonomi
keluarga seperti pendidikan orang tua, pendapatan orangtua, dan besar keluarga
akan mempengaruhi ketersediaan pangan dalam keluarga. Kondisi sosial ekonomi
yang rendah akan berpengaruh terhadap kurangnya ketersediaan pangan dalam
keluarga. Kurangnya ketersediaan pangan dalam keluarga selanjutnya akan
berpengaruh terhadap konsumsi pangan anggota keluarga.
Konsumsi pangan merupakan salah satu faktor penting status gizi.
Kurangnya kuantitas konsumsi pangan dalam jangka panjang dapat menyebabkan
kurangnya asupan energi dan zat gizi. Bila hal tersebut terjadi secara
berkelanjutan dapat menyebabkan kekurangan energi dan zat gizi kronis yang
kemudian mempengaruhi kejadian status gizi kurang. Masalah gizi kurang jika
terus berlanjut akan membentuk sumberdaya manusia yang mengalami hambatan
pertumbuhan dan perkembangan (stunting).
Status gizi dipengaruhi oleh berbagai faktor. Pertumbuhan fisik merupakan
hasil dari faktor lingkungan dan genetik serta interaksi antara kedua faktor
tersebut. Status gizi terutama stunting juga dapat mempengaruhi perkembangan
kognitif. Stunting dapat menghambat proses biologis di otak yang akan
mempengaruhi perkembangan kecerdasan anak. Kecerdasan merupakan
kemampuan individu untuk berpikir, belajar, dan mempraktekkan apa yang
dipelajari dalam pemecahan suatu masalah. Terdapat beberapa alternatif untuk
mengukur kecerdasan dan prestasi belajar anak sekolah. Salah satu cara
mengestimasi prestasi belajar anak sekolah adalah melalui hasil ulangan. Bagan
kerangka pemikiran disajikan dalam Gambar 1.

4

Karakteristik contoh:
 Usia
 Jenis kelamin
 Berat badan
 Tinggi badan
 Uang jajan

Karakteristik sosial ekonomi:
 Pendidikan orang tua
 Pendapatan keluarga
 Besar keluarga

Konsumsi Pangan

Kesehatan/Morbiditas

Status gizi
(Stunting dan normal)

Prestasi Belajar:
nilai ujian

Genetik

Keterangan:
= Variabel yang diteliti
= Variabel yang tidak diteliti
= Hubungan yang dianalisis
= Hubungan yang tidak dianalisis

Gambar 1 Kerangka pemikiran hubungan kejadian stunting dan sosial ekonomi
keluarga dengan prestasi belajar siswa SMP di kecamatan ciomas
bogor

5

METODE

Desain, Tempat dan Waktu
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study. Penelitian ini
dilakukan pada bulan Januari-Maret 2015 bertempat di SMP Negeri 1 Ciomas dan
SMP Ibnu Aqil Bogor.
Jumlah dan Cara Penarikan Contoh
Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive dengan
pertimbangan Kabupaten Bogor merupakan daerah pedesaan, prevalensi stunting
pada daerah pedesaan lebih tinggi dibandingkan perkotaan, dan telah mendapat
izin dari pihak sekolah. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa- siswi kelas
VII SMP tahun ajaran 2014-2015. Penelitian diawali dengan penentuan status gizi
siswa-siswi dengan cara wawancara usia, pengukuran berat badan dan tinggi
badan pada seluruh populasi penelitian. Pemilihan contoh dilakukan berdasarkan
status gizi. Siswa-siswi yang memiliki z skor TB/U < -2 SD termasuk dalam
contoh stunting sementara siswa-siswi yang memiliki z-skor TB/U ≥ -2 SD
termasuk dalam contoh normal. Jumlah contoh minimal adalah 93 siswa-siswi
yang diperoleh berdasarkan rumus:
n = Zn2 x p x q
d2
Keterangan:
N
= Jumlah sampel minimal yang diperlukan
2
Zn
= Tingkat kemaknaan 95% (1.96)
p
= Proporsi/prevalensi stunting di Jawa Barat (35.3%)
q
= (1-p)
d
= Presisi (limit error) = 10%
n = 1.962 x 0.353 x 0.689
0.12
= 93 contoh minimal
Cara menentukan jumlah contoh normal adalah, terlebih dahulu contoh
dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin, kemudian dilakukan pengacakan
sampai diperoleh contoh normal dengan jumlah serta proporsi laki-laki dan
perempuan yang sama dengan contoh stunting. Bagan jumlah dan cara
pengambilan contoh dapat dilihat dari Gambar 2.

6

Jumlah seluruh siswa/siswi
kelas VII (N=596)

Skrining TB/U (n=596)

Normal
(z-skor ≥ -2SD)

Stunting (n=114)
 Severe stunting (z-skor < -3SD)
 Stunting (-3SD ≤ z-skor < -2SD)

Acak
(Terstratafikasi)

Sampel terpilih (n=228)

Contoh Stunting
(n = 114)

Contoh Normal
(n = 114)

Tidak diteliti karena masuk
kategori eksklusi :
 Tidak masuk sekolah
 Tidak bersedia

Contoh Stunting
(n = 95)

Contoh Normal
(n = 95)

Gambar 2 Bagan dan cara pengambilan contoh

7

Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data
primer diperoleh dari hasil pengukuran antropometri dan pengisian kuesioner.
Data antropometri yang digunakan untuk menentukan status gizi dilakukan
dengan pengukuran berat badan dan tinggi badan secara langsung. Alat ukur yang
digunakan untuk mengukur berat badan yaitu timbangan digital dengan kapasitas
150 kg dan ketelitian 0.1 kg. Untuk tinggi badan diukur dengan menggunakan
microtoise dengan kapasitas 200 cm dan ketelitian 0.1 cm.
Pengisian kuesioner oleh contoh digunakan untuk melengkapi data
karakteristik contoh (jenis kelamin, usia, dan uang jajan siswa) dan konsumsi
pangan contoh (semi quantitative food frequency questionnaire). Sebelum
melakukan pengisian kuesioner, contoh terlebih dahulu diberikan penjelasan oleh
peneliti. Peneliti mendampingi dan memberikan arahan kepada contoh saat
pengisian kuesioner. Pengisian kuesioner oleh orang tua contoh digunakan untuk
melengkapi data karakteristik sosial ekonomi keluarga (pendidikan orang tua,
pendapatan keluarga, dan besar keluarga). Kuesioner sosial ekonomi keluarga
dikirim kepada orang tua melalui contoh.
Data sekunder yang dikumpulkan meliputi hasil ulangan contoh, jumlah
siswa, dan profil sekolah. Hasil ulangan contoh dan jumlah siswa diperoleh dari
pihak sekolah. Profil sekolah diperoleh dari pihak sekolah serta melalui
pengamatan langsung. Jenis dan cara pengumpulan data secara rinci selama
penelitian dapat dilihat pada Tabel 1.

No
1

2

4

5

6

Tabel 1 Jenis dan cara pengumpulan data
Variabel
Jenis Data
Cara Penggumpulan Data
Status gizi secara - Berat badan (BB)
- Pengukuran langsung BB
antropometri
menggunakan
timbangan
digital
- Tinggi badan (TB) - Pengukuran langsung TB
menggunakan microtoise
Karakteristik
- Jenis kelamin
Pengisian kuesioner oleh
contoh
- Usia
contoh setelah mendapatkan
- Uang jajan
penjelasan dari peneliti
Karakteristik
- Pendidikan orang tua
Pengisian kuesioner oleh
sosial ekonomi - Pendapatan keluarga
orangtua contoh setelah
keluarga
- Besar keluarga
mendapatkan penjelasan dari
peneliti
Konsumsi pangan - Semi
Quantitative Wawancara
menggunakan
Food
frequency alat bantu kuesioner
questionnaire
Prestasi belajar - Nilai ulangan
Penelusuran dari guru kelas
dan sekolah

8

Pengolahan dan Analisis Data
Data yang didapatkan berupa data kualitatif dan kuantitatif. Proses
pengolahan meliputi editing, coding, entry, cleaning, dan analisis. Data yang
diperoleh akan diolah dan dianalisis secara statistik dan deskriptif dengan
menggunakan program komputer Microsoft Excell 2010 dan SPSS versi 16.0 for
window.
Data yang didapat melalui kuesioner diolah sebagaimana dijelaskan
berikut ini. Status gizi contoh dikategorikan dalam bentuk indikator tinggi badan
menurut umur (TB/U). Selanjutnya berdasarkan nilai z-skor indikator TB/U
tersebut, ditentukan status gizi contoh dengan batasan kategori yaitu sangat
pendek (z-skor 0.05). Hasil ini berbeda dengan kajian dari Arifin (2015) dan
Yasmin (2014) yang menunjukkan bahwa tingkat pendidikan Ayah dan Ibu pada
contoh stunting signifikan lebih rendah dari pada contoh normal. Senbanjo et al.
(2011) juga mengatakan bahwa prevalensi stunting signifikan lebih tinggi pada
anak yang orang tuanya berpendidikan rendah. Madanijah et al. (2005)
menyebutkan bahwa terdapat hubungan positif antara pendidikan Ibu dengan
pengetahuan gizi, kesehatan dan pengasuhan anak. Ibu yang memiliki pendidikan
tinggi cenderung mempunyai pengetahuan gizi, kesehatan, dan pengasuhan anak
yang baik. Latar belakang pendidikan Ibu berpengaruh terhadap perilaku Ibu
dalam mengelola rumah tangga, termasuk dalam hal pemilihan, penyediaan dan
konsumsi pangan keluarga sehari-hari. Pendidikan Ibu juga menentukan aksesnya
kepada pengasuhan yang tepat dan akses terhadap sarana kesehatan. Orang yang

16

berpendidikan tinggi cenderung memilih pangan yang lebih baik dalam jumlah
dan mutu dibandingkan yang berpendidikan lebih rendah (Engel et al. 1997).
Pendapatan keluarga merupakan gabungan dari hasil pendapatan Ayah,
Ibu, dan anggota keluarga lain dalam satu bulan. Tingkat pendapatan akan
berpengaruh terhadap pola makan, makanan apa yang dibeli, serta merupakan
faktor penentu kualitas dan kuantitas makanan. Pendapatan keluarga
dikelompokkan menjadi 2 kategori, yaitu rendah (< Rp3 000 000) dan cukup (≥
Rp3 000 000). Proporsi pendapatan keluarga yang tergolong cukup pada contoh
stunting (26.9%) lebih sedikit dibandingkan pada contoh normal (37.3%). Namun
demikian hasil analisis uji Chi-Square menunjukkan bahwa tidak terdapat
perbedaan yang signifikan antar rata-rata tingkat pendapatan keluarga kedua
kelompok (p >0.05). Hal ini tidak sejalan dengan penelitian Andariah (2013) dan
Arifin (2015) yang menunjukkan rata-rata pendapatan keluarga pada contoh
stunting signifikan lebih rendah dari pada contoh normal. Semba et al. (2008)
menyatakan bahwa pendapatan yang rendah mengakibatkan keluarga tidak dapat
mengakses makanan yang dapat memenuhi kebutuhan anak.
Besar keluarga menggambarkan jumlah keseluruhan anggota keluarga
yang tinggal dalam satu rumah. Besar keluarga merupakan faktor risiko terjadinya
kurang gizi pada anak di negara berkembang. Tabel 7 menunjukkan bahwa pada
contoh normal tidak ada keluarga yang masuk ke dalam kategori besar. Proporsi
keluarga sedang pada contoh stunting (55.1%) lebih besar dibandingkan dengan
contoh normal (33.3%). Selain itu, proporsi keluarga kecil pada contoh stunting
(38.9%) lebih kecil dari pada contoh normal (66.7%). Hasil uji Mann-Whitney
menunjukkan perbedaan yang signifikan antar besar keluarga kedua kelompok (p