Identifikasi Kualitas Konsumsi Pangan Remaja Stunting Dan Normal Di Sekolah Menengah Pertama Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor
IDENTIFIKASI KUALITAS KONSUMSI PANGAN REMAJA
STUNTING DAN NORMAL DI SEKOLAH MENENGAH
PERTAMA KECAMATAN CIOMAS,
KABUPATEN BOGOR
DYASTUTI PUSPITA
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul
“Identifikasi Kualitas Konsumsi Pangan Remaja Stunting dan Normal di Sekolah
Menengah Pertama Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor” adalah benar karya
saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk
apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian
akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2015
Dyastuti Puspita
NIM I14110061
ABSTRAK
DYASTUTI PUSPITA. Identifikasi Kualitas Konsumsi Pangan Remaja Stunting
dan Normal di Sekolah Menengah Pertama Kecamatan Ciomas, Kabupaten
Bogor. Dibimbing oleh LILIK KUSTIYAH.
Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi kualitas konsumsi pangan,
yang ditentukan berdasarkan dietary diversity score (DDS), remaja stunting dan
normal. Seratus sembilan puluh siswa diikutkan dalam penelitian ini dengan
menggunakan desain cross-sectional. DDS dihitung berdasarkan data semiquantitative food frequency selama satu bulan terakhir dengan cara menjumlahkan
semua (9) kelompok pangan, sehingga kisaran skor adalah 0-9. Rata-rata DDS
contoh stunting adalah lebih rendah daripada contoh normal, yaitu masing-masing
sebesar 7.45 ± 1.25 dan 7.74 ±1.02. Terdapat hubungan yang signifikan (p=0.000,
r=0.350) antara DDS dengan MAR. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa
DDS dapat mencerminkan kualitas konsumsi pangan.
Kata kunci: dietary diversity score, mean adequacy ratio, stunting
ABSTRACT
DYASTUTI PUSPITA. Identification of Food Quality among Stunting and
Normal Adolescent in Junior High School of Ciomas Sub-District, Bogor District.
Supervisied by LILIK KUSTIYAH.
ABSTRACT
The objective of this study was to identify the quality of food consumption,
assessed by dietary diversity score (DDS), of stunting and normal adolescents.
One hundred and ninety subjects were involved in this cross-sectional study.
Dietary diversity data were estimated using DDS instruments derived from the
last month of semi-quantitative food frequency data where all food groups were
summed in the range of 0–9. Average of DDS of stunting adolescents were lower
than normal ones, i.e. 7.45 ± 1.25 and 7.74 ± 1.02, respectively. There was
significant correlation (p=0.000, r=0.350) between DDS and mean adequacy
ratio (MAR).This research suggest that DDS can be used as estimated of the
quality of food consumption.
Keywords: dietary diversity score, mean adequacy ratio, stunting
IDENTIFIKASI KUALITAS KONSUMSI PANGAN REMAJA
STUNTING DAN NORMAL DI SEKOLAH MENENGAH
PERTAMA KECAMATAN CIOMAS,
KABUPATEN BOGOR
DYASTUTI PUSPITA
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Gizi
dari Program Studi Ilmu Gizi pada
Departemen Gizi Masyarakat
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
PRAKATA
Puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala karunia yang telah diberikan
sehingga penulisan skripsi ini berhasil diselesaikan. Judul penelitian ini adalah
Identifikasi Kualitas Konsumsi Pangan Remaja Stunting dan Normal di Sekolah
Menengah Pertama Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor. Kesempatan ini
penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dr. Ir. Lilik Kustiyah, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi sekaligus dosen
pembimbing akademik yang telah bersedia membimbing, mengarahkan,
memberikan waktunya, mengajarkan banyak hal, serta memberi saran kepada
penulis dalam penyusunan skripsi ini.
2. Prof. Dr. Ir. Faisal Anwar, M. S selaku dosen pemandu seminar sekaligus
dosen penguji sidang yang telah memberikan masukan, arahan, dan saran
demi penyempurnaan skripsi ini.
3. Ayah Sudino dan Ibu Julince selaku orang tua penulis yang telah
memberikan dukungan, kesabaran, kepercayaan, dan kasih sayangnya, serta
seluruh keluarga penulis yang telah memberikan motivasi kepada penulis
selama penyusunan skripsi ini.
4. Dora Andriani, Nur Khoiriyah, Nisya Dewi Prameita, Rido Akbar, Raditya
Putro, dan Wilda Eka Putri serta teman-teman Gizi Masyarakat 48 yang
selalu memotivasi selama proses penyusunan skripsi dalam keadaan apapun.
5. SMPN 1 Ciomas dan SMP Ibnu Aqil Ciomas selaku pihak sekolah yang telah
mengizinkan siswa-siswinya untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.
6. Seluruh pihak yang terkait yang belum disebutkan namanya yang telah
memberikan kontribusinya dalam penulisan skripsi ini.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kualitas konsumsi pangan
dari remaja stunting dan normal di sekolah menengah pertama Kecamatan
Ciomas. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari
beberapa kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun. Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi penulis
dan pembaca pada umumnya.
Bogor, Agustus 2015
Dyastuti Puspita
13
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR LAMPIRAN
iv
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Tujuan
2
Kegunaan
2
KERANGKA PEMIKIRAN
3
METODE
5
Desain, Tempat, dan Waktu
5
Jumlah dan Cara Penarikan Contoh
5
Jenis dan Cara Pegumpulan Data
5
Pengolahan dan Analisis Data
7
Definisi Operasional
HASIL DAN PEMBAHASAN
10
11
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
11
Karakteristik Contoh
12
Karakteristik Sosial Ekonomi Keluarga
14
Konsumsi Pangan
16
Keanekaragaman Konsumsi Pangan
21
Hubungan antar Variabel
24
SIMPULAN DAN SARAN
26
Simpulan
26
Saran
26
DAFTAR PUSTAKA
27
LAMPIRAN
31
14
DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Jenis dan cara pengumpulan data
7
Angka kecukupan gizi
8
Skor keanekaragaman konsumsi pangan
9
Pengkategorian variabel
10
Sebaran contoh berdasarkan karakteristik dan status gizi
13
Sebaran contoh berdasarkan karakteristik sosial ekonomi keluarga dan
status gizi
15
Rata-rata asupan energi dan zat gizi berdasarkan status gizi
17
Rata-rata NAR berdasarkan status gizi
17
Sebaran kategori tingkat kecukupan energi dan zat gizi berdasarkan status
gizi
18
Rata-rata frekuensi konsumsi untuk setiap kelompok pangan berdasarkan
status gizi
20
Sebaran kategori MAR berdasarkan status gizi
21
Sebaran contoh berdasarkan kelompok pangan yang dikonsumsi dan status
gizi
22
Sebaran rata-rata±standar deviasi berdasarkan status gizi
23
Sebaran contoh berdasarkan kategori DDS dan status gizi
24
DAFTAR GAMBAR
1
2
Kerangka pemikiran: identifikasi kualitas konsumsi pangan remaja
stunting dan normal di sekolah menengah pertama Kecamatan Ciomas,
Kabupaten Bogor
Bagan cara penarikan contoh
4
6
DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
Uji hubungan karakteristik contoh dan karakteristik sosial ekonomi
keluarga
31
Uji hubungan karakteristik contoh dengan NAR energi dan zat gizi
32
Uji hubungan karakteristik contoh dengan MAR dan DDS
33
Uji hubungan karakteristik sosial ekonomi keluarga dengan NAR energi
dan zat gizi
34
Uji hubungan karakteristik sosial ekonomi keluarga dengan MAR dan
DDS
35
Uji hubungan NAR energi dan zat gizi, MAR, dan DDS
36
Dokumentasi penelitian
37
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tingkat pembangunan nasional pada suatu bangsa dikatakan berhasil jika
memiliki sumberdaya manusia (SDM) berkualitas. Menurut Bappenas (2011)
SDM berkualitas ditandai dengan fisik yang tangguh, mental yang kuat, kesehatan
yang terjaga, menguasai pengetahuan, dan teknologi. Hal ini erat kaitannya
dengan keadaan status gizi yang baik. Status gizi yang baik dipengaruhi secara
langsung oleh kecukupan asupan gizi yang baik (kuantitas dan kualitas) serta
keadaan kesehatan yang baik (UNICEF 2006). SDM yang berkualitas dapat
dipersiapkan sejak masa remaja. Hal ini disebabkan karena pada masa remaja
akan terjadi banyak perubahan dalam kejadian pertumbuhan dan perkembangan.
Masa remaja merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan tercepat
kedua setelah bayi dalam daur kehidupan. Masa remaja merupakan masa transisi
dari masa anak-anak menuju dewasa. Transisi atau perubahan yang terjadi dimasa
remaja meliputi perubahan biologis, perubahan kognitif, dan perubahan
emosional. Perubahan ini akan dapat tercapai optimal dengan didukung oleh
asupan gizi yang baik (Blake 2015). Oleh karena itu, diperlukan perhatian khusus
dalam bidang gizi pada masa remaja. Jika keadaan gizi pada masa remaja
dibiarkan maka akan memungkinkan terjadinya permasalahan gizi, seperti
kejadian stunting.
Stunting merupakan keadaan rendahnya tinggi badan menurut usia (TB/U)
kurang dari -2 standar deviasi (SD) (WHO 2007). Dampak dari kejadian stunting
ini menurut ACC/SCN (2000) yaitu dapat menurunkan perkembangan fungsi
motorik, mental, serta kapasitas fisik. Riskesdas (2013) menunjukkan indikator
status gizi berdasarkan TB/U memberikan informasi mengenai masalah gizi yang
sifatnya kronis sebagai akibat dari keadaan yang telah berlangsung lama dan
berdampak pada bentuk tubuh menjadi pendek.
Prevalensi stunting sejak tahun 2007 sampai 2013 cenderung fruktuatif.
Berdasarkan hasil Riskesdas (2013), prevalensi stunting secara nasional masingmasing sebesar 36.8%, 35.6%, dan 37.2% pada tahun 2007, 2010, dan 2013.
Prevalensi stunting, baik nasional maupun provinsi, khususnya Jawa Barat berada
dalam kategori masalah berat menurut WHO (2010) dalam Riskesdas (2013),
karena berada pada rentang 30-39%. Prevalensi stunting 2013 pada provinsi Jawa
Barat dengan golongan usia remaja, yaitu usia 13-15 tahun, mengalami penurunan
yang tidak signifikan dari tahun 2010. Hal ini ditunjukkan oleh total prevalensi
stunting yang terjadi di Jawa Barat pada usia remaja sebesar 33.8% dan 34.8%
pada tahun 2013 dan 2010. Stunting digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu
pendek dan sangat pendek. Prevalensi pendek dan sangat pendek yang terjadi di
Jawa Barat pada usia remaja secara berurutan, yaitu sebesar 21.2% dan 12.6%
pada tahun 2013 serta 21.9% dan 12.9% pada tahun 2010.
Kejadian stunting dipengaruhi secara langsung oleh keadaan konsumsi
pangan, baik kuantitas maupun kualitasnya, serta kejadian penyakit infeksi.
Pengukuran kuantitas pangan dapat dilihat melalui tingkat kecukupan zat gizi atau
nutrient adequacy ratio (NAR). Adapun pengukuran kualitas pangan dapat
diketahui dengan menggunakan indikator skor keanekaragaman konsumsi pangan
2
(dietary diversity score/DDS). Indikator ini dinilai sangat mewakili terhadap
penilaian kecukupan zat gizi pada penelitian dimasyarakat pedesaan di Sri Lanka
(r=0.48, p Rp3 499 000
Keluarga kecil (≤ 4 orang)
Keluarga sedang (5-7 orang)
Keluarga besar (≥ 8 orang)
1.
2.
3.
Sangat pendek (z-skor
STUNTING DAN NORMAL DI SEKOLAH MENENGAH
PERTAMA KECAMATAN CIOMAS,
KABUPATEN BOGOR
DYASTUTI PUSPITA
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul
“Identifikasi Kualitas Konsumsi Pangan Remaja Stunting dan Normal di Sekolah
Menengah Pertama Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor” adalah benar karya
saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk
apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian
akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2015
Dyastuti Puspita
NIM I14110061
ABSTRAK
DYASTUTI PUSPITA. Identifikasi Kualitas Konsumsi Pangan Remaja Stunting
dan Normal di Sekolah Menengah Pertama Kecamatan Ciomas, Kabupaten
Bogor. Dibimbing oleh LILIK KUSTIYAH.
Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi kualitas konsumsi pangan,
yang ditentukan berdasarkan dietary diversity score (DDS), remaja stunting dan
normal. Seratus sembilan puluh siswa diikutkan dalam penelitian ini dengan
menggunakan desain cross-sectional. DDS dihitung berdasarkan data semiquantitative food frequency selama satu bulan terakhir dengan cara menjumlahkan
semua (9) kelompok pangan, sehingga kisaran skor adalah 0-9. Rata-rata DDS
contoh stunting adalah lebih rendah daripada contoh normal, yaitu masing-masing
sebesar 7.45 ± 1.25 dan 7.74 ±1.02. Terdapat hubungan yang signifikan (p=0.000,
r=0.350) antara DDS dengan MAR. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa
DDS dapat mencerminkan kualitas konsumsi pangan.
Kata kunci: dietary diversity score, mean adequacy ratio, stunting
ABSTRACT
DYASTUTI PUSPITA. Identification of Food Quality among Stunting and
Normal Adolescent in Junior High School of Ciomas Sub-District, Bogor District.
Supervisied by LILIK KUSTIYAH.
ABSTRACT
The objective of this study was to identify the quality of food consumption,
assessed by dietary diversity score (DDS), of stunting and normal adolescents.
One hundred and ninety subjects were involved in this cross-sectional study.
Dietary diversity data were estimated using DDS instruments derived from the
last month of semi-quantitative food frequency data where all food groups were
summed in the range of 0–9. Average of DDS of stunting adolescents were lower
than normal ones, i.e. 7.45 ± 1.25 and 7.74 ± 1.02, respectively. There was
significant correlation (p=0.000, r=0.350) between DDS and mean adequacy
ratio (MAR).This research suggest that DDS can be used as estimated of the
quality of food consumption.
Keywords: dietary diversity score, mean adequacy ratio, stunting
IDENTIFIKASI KUALITAS KONSUMSI PANGAN REMAJA
STUNTING DAN NORMAL DI SEKOLAH MENENGAH
PERTAMA KECAMATAN CIOMAS,
KABUPATEN BOGOR
DYASTUTI PUSPITA
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Gizi
dari Program Studi Ilmu Gizi pada
Departemen Gizi Masyarakat
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
PRAKATA
Puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala karunia yang telah diberikan
sehingga penulisan skripsi ini berhasil diselesaikan. Judul penelitian ini adalah
Identifikasi Kualitas Konsumsi Pangan Remaja Stunting dan Normal di Sekolah
Menengah Pertama Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor. Kesempatan ini
penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dr. Ir. Lilik Kustiyah, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi sekaligus dosen
pembimbing akademik yang telah bersedia membimbing, mengarahkan,
memberikan waktunya, mengajarkan banyak hal, serta memberi saran kepada
penulis dalam penyusunan skripsi ini.
2. Prof. Dr. Ir. Faisal Anwar, M. S selaku dosen pemandu seminar sekaligus
dosen penguji sidang yang telah memberikan masukan, arahan, dan saran
demi penyempurnaan skripsi ini.
3. Ayah Sudino dan Ibu Julince selaku orang tua penulis yang telah
memberikan dukungan, kesabaran, kepercayaan, dan kasih sayangnya, serta
seluruh keluarga penulis yang telah memberikan motivasi kepada penulis
selama penyusunan skripsi ini.
4. Dora Andriani, Nur Khoiriyah, Nisya Dewi Prameita, Rido Akbar, Raditya
Putro, dan Wilda Eka Putri serta teman-teman Gizi Masyarakat 48 yang
selalu memotivasi selama proses penyusunan skripsi dalam keadaan apapun.
5. SMPN 1 Ciomas dan SMP Ibnu Aqil Ciomas selaku pihak sekolah yang telah
mengizinkan siswa-siswinya untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.
6. Seluruh pihak yang terkait yang belum disebutkan namanya yang telah
memberikan kontribusinya dalam penulisan skripsi ini.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kualitas konsumsi pangan
dari remaja stunting dan normal di sekolah menengah pertama Kecamatan
Ciomas. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari
beberapa kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun. Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi penulis
dan pembaca pada umumnya.
Bogor, Agustus 2015
Dyastuti Puspita
13
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR LAMPIRAN
iv
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Tujuan
2
Kegunaan
2
KERANGKA PEMIKIRAN
3
METODE
5
Desain, Tempat, dan Waktu
5
Jumlah dan Cara Penarikan Contoh
5
Jenis dan Cara Pegumpulan Data
5
Pengolahan dan Analisis Data
7
Definisi Operasional
HASIL DAN PEMBAHASAN
10
11
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
11
Karakteristik Contoh
12
Karakteristik Sosial Ekonomi Keluarga
14
Konsumsi Pangan
16
Keanekaragaman Konsumsi Pangan
21
Hubungan antar Variabel
24
SIMPULAN DAN SARAN
26
Simpulan
26
Saran
26
DAFTAR PUSTAKA
27
LAMPIRAN
31
14
DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Jenis dan cara pengumpulan data
7
Angka kecukupan gizi
8
Skor keanekaragaman konsumsi pangan
9
Pengkategorian variabel
10
Sebaran contoh berdasarkan karakteristik dan status gizi
13
Sebaran contoh berdasarkan karakteristik sosial ekonomi keluarga dan
status gizi
15
Rata-rata asupan energi dan zat gizi berdasarkan status gizi
17
Rata-rata NAR berdasarkan status gizi
17
Sebaran kategori tingkat kecukupan energi dan zat gizi berdasarkan status
gizi
18
Rata-rata frekuensi konsumsi untuk setiap kelompok pangan berdasarkan
status gizi
20
Sebaran kategori MAR berdasarkan status gizi
21
Sebaran contoh berdasarkan kelompok pangan yang dikonsumsi dan status
gizi
22
Sebaran rata-rata±standar deviasi berdasarkan status gizi
23
Sebaran contoh berdasarkan kategori DDS dan status gizi
24
DAFTAR GAMBAR
1
2
Kerangka pemikiran: identifikasi kualitas konsumsi pangan remaja
stunting dan normal di sekolah menengah pertama Kecamatan Ciomas,
Kabupaten Bogor
Bagan cara penarikan contoh
4
6
DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
Uji hubungan karakteristik contoh dan karakteristik sosial ekonomi
keluarga
31
Uji hubungan karakteristik contoh dengan NAR energi dan zat gizi
32
Uji hubungan karakteristik contoh dengan MAR dan DDS
33
Uji hubungan karakteristik sosial ekonomi keluarga dengan NAR energi
dan zat gizi
34
Uji hubungan karakteristik sosial ekonomi keluarga dengan MAR dan
DDS
35
Uji hubungan NAR energi dan zat gizi, MAR, dan DDS
36
Dokumentasi penelitian
37
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tingkat pembangunan nasional pada suatu bangsa dikatakan berhasil jika
memiliki sumberdaya manusia (SDM) berkualitas. Menurut Bappenas (2011)
SDM berkualitas ditandai dengan fisik yang tangguh, mental yang kuat, kesehatan
yang terjaga, menguasai pengetahuan, dan teknologi. Hal ini erat kaitannya
dengan keadaan status gizi yang baik. Status gizi yang baik dipengaruhi secara
langsung oleh kecukupan asupan gizi yang baik (kuantitas dan kualitas) serta
keadaan kesehatan yang baik (UNICEF 2006). SDM yang berkualitas dapat
dipersiapkan sejak masa remaja. Hal ini disebabkan karena pada masa remaja
akan terjadi banyak perubahan dalam kejadian pertumbuhan dan perkembangan.
Masa remaja merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan tercepat
kedua setelah bayi dalam daur kehidupan. Masa remaja merupakan masa transisi
dari masa anak-anak menuju dewasa. Transisi atau perubahan yang terjadi dimasa
remaja meliputi perubahan biologis, perubahan kognitif, dan perubahan
emosional. Perubahan ini akan dapat tercapai optimal dengan didukung oleh
asupan gizi yang baik (Blake 2015). Oleh karena itu, diperlukan perhatian khusus
dalam bidang gizi pada masa remaja. Jika keadaan gizi pada masa remaja
dibiarkan maka akan memungkinkan terjadinya permasalahan gizi, seperti
kejadian stunting.
Stunting merupakan keadaan rendahnya tinggi badan menurut usia (TB/U)
kurang dari -2 standar deviasi (SD) (WHO 2007). Dampak dari kejadian stunting
ini menurut ACC/SCN (2000) yaitu dapat menurunkan perkembangan fungsi
motorik, mental, serta kapasitas fisik. Riskesdas (2013) menunjukkan indikator
status gizi berdasarkan TB/U memberikan informasi mengenai masalah gizi yang
sifatnya kronis sebagai akibat dari keadaan yang telah berlangsung lama dan
berdampak pada bentuk tubuh menjadi pendek.
Prevalensi stunting sejak tahun 2007 sampai 2013 cenderung fruktuatif.
Berdasarkan hasil Riskesdas (2013), prevalensi stunting secara nasional masingmasing sebesar 36.8%, 35.6%, dan 37.2% pada tahun 2007, 2010, dan 2013.
Prevalensi stunting, baik nasional maupun provinsi, khususnya Jawa Barat berada
dalam kategori masalah berat menurut WHO (2010) dalam Riskesdas (2013),
karena berada pada rentang 30-39%. Prevalensi stunting 2013 pada provinsi Jawa
Barat dengan golongan usia remaja, yaitu usia 13-15 tahun, mengalami penurunan
yang tidak signifikan dari tahun 2010. Hal ini ditunjukkan oleh total prevalensi
stunting yang terjadi di Jawa Barat pada usia remaja sebesar 33.8% dan 34.8%
pada tahun 2013 dan 2010. Stunting digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu
pendek dan sangat pendek. Prevalensi pendek dan sangat pendek yang terjadi di
Jawa Barat pada usia remaja secara berurutan, yaitu sebesar 21.2% dan 12.6%
pada tahun 2013 serta 21.9% dan 12.9% pada tahun 2010.
Kejadian stunting dipengaruhi secara langsung oleh keadaan konsumsi
pangan, baik kuantitas maupun kualitasnya, serta kejadian penyakit infeksi.
Pengukuran kuantitas pangan dapat dilihat melalui tingkat kecukupan zat gizi atau
nutrient adequacy ratio (NAR). Adapun pengukuran kualitas pangan dapat
diketahui dengan menggunakan indikator skor keanekaragaman konsumsi pangan
2
(dietary diversity score/DDS). Indikator ini dinilai sangat mewakili terhadap
penilaian kecukupan zat gizi pada penelitian dimasyarakat pedesaan di Sri Lanka
(r=0.48, p Rp3 499 000
Keluarga kecil (≤ 4 orang)
Keluarga sedang (5-7 orang)
Keluarga besar (≥ 8 orang)
1.
2.
3.
Sangat pendek (z-skor