Identifikasi Aktivitas Enzim Pencernaan Benih Ikan Sidat (Anguilla Bicolor Bicolor) Pada Wadah Terkontrol
IDENTIFIKASI AKTIVITAS ENZIM PENCERNAAN BENIH
IKAN SIDAT (Anguilla bicolor bicolor) PADA
WADAH TERKONTROL
ISMA MULYANI
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Identifikasi Aktivitas
Enzim Pencernaan Benih Ikan Sidat (Anguilla bicolor bicolor) pada Wadah
Terkontrol adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, September 2016
Isma Mulyani
NIM C251130051
RINGKASAN
ISMA MULYANI. Identifikasi Aktivitas Enzim Pencernaan Benih Ikan Sidat
(Anguilla bicolor bicolor) pada Wadah Terkontrol Dibimbing oleh RIDWAN
AFFANDI dan DYAH ISWANTINI P.
Ikan sidat (Anguilla bicolor bicolor) memiliki potensi sebagai komoditas
ekspor dalam bidang perikanan yang diminati dari tahun ke tahun. Hal ini
menyebabkan pengambilan benih dari alam terus meningkat, karena sampai saat ini
benih sidat untuk keperluan budidaya masih memanfaatkan hasil tangkapan dari
alam. Terjadinya eksploitasi terhadap benih sidat di alam, merupakan akibat dari
belum berhasilnya upaya pembenihan dan kelangsungan hidup (survival rate) yang
masih rendah pada masa pemeliharaan. Hal ini salah satunya dapat disebabkan oleh
ketidak tepatan dalam manajemen pemberian pakan. Manajemen pemberian pakan
yang tepat pada pemeliharaan benih ikan membutuhkan beberapa informasi dasar
antara lain perkembangan alat pencernaan dan pola aktivitas enzim pencernaan.
Pengetahuan mengenai pola aktivitas enzim pencernaan diharapkan dapat
digunakan dalam penentuan waktu pemberian pakan dan jenis pakan yang sesuai
dengan perkembangan aktivitas enzim pencernaan, sehingga diharapkan dapat
meningkatkan efektivitas pemanfaatan pakan dan tingginya tingkat kelangsungan
hidup pada pemeliharaan benih sidat.
Pemeliharaan hewan uji dilakukan di Laboratorium Fisiologi Hewan Air
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor. Kegiatan ini
bertujuan untuk mendapatkan benih ikan sidat dari berbagai ukuran, untuk
keperluan analisis enzim pencernaan. Pada tahap ini juga dilakukan pengukuran
fisika-kimia air berupa suhu, pH, oksigen terlarut dan amonia. Analisis aktivitas
enzim pencernaan ikan sidat, dilakukan di Balai Penelitian Bioteknologi
Perkebunan Indonesia (BPBPI). Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan
informasi tentang aktivitas enzim pencernaan dari berbagai ukuran atau umur
pemeliharaan. Analisis aktivitas enzim dilakukan setiap dua minggu sekali selama
71 hari waktu pemeliharaan. Sebelum menganalisis aktivitas enzim, maka
dilakukan preparasi sampel terlebih dahulu. Pada penelitian ini pengamatan atau
analisis protease dan amilase menggunakan metode spektrofotometri sedangkan
analisis lipase menggunakan metode titimetri.
Hasil penelitian menunjukan bahwa aktivitas protease, lipase dan amilase
sudah mulai ada sejak hari pertama pemeliharaan (glass eel). Namun untuk aktivitas
protease masih dalam skala yang kecil dibandingkan dengan aktivitas amilase dan
lipase di awal pengamatan pada hari pertama waktu pemeliharaan. Aktivitas
protease tertinggi sebesar 0,911 mU/g pada hari ke-71 waktu pemeliharaan,
sedangkan aktivitas amilase tertinggi sebesar 2834,45 mU/g dan aktivitas lipase
tertinggi sebesar 9,59 mU/g pada hari pertama waktu pemeliharaan. Secara umum
pada umur 42 hari waktu pemeliharaan aktivitas enzim pencernaan baik protease,
lipase dan amilase mulai meningkat. Untuk pemberian pakan buatan sudah dapat
dilakukan mulai umur 42 hari waktu pemeliharaan. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa pada saat aktivitas enzim tinggi dan pencernaan mulai
berkembang, maka dapat dikatakan bahwa secara fisiologis, tubuh ikan telah
mampu memproses pakan yang diberikan dengan baik.
Kata kunci: amilase, enzim pencernaan, glass eel, lipase, protease
SUMMARY
ISMA MULYANI. Identification of Digestive Enzyme Activity of Indonesian
Shortfin Eel (Anguilla bicolor bicolor) Seed on Controlled Container. Supervised
by RIDWAN AFFANDI and DYAH ISWANTINI P.
Indonesian Shortfin Eel (Anguilla bicolor bicolor) has attracted tremendous
attention as an export commodity of fishery product. This increases the capture of
eel seeds from nature, since the eel seeds for cultivation is still obtained from nature.
The seed exploitation from nature is consequence of unsuccessful seeding and low
Survival Rate during rearing. This may correlate with poor feeding management.
In order to achieve proper feeding management, some basic information such as
development of the digestive tract and digestive enzyme activity patterns are
required. Profile of digestive enzyme activity is useful for determination of feeding
time and feed types, thus enhancing the feed effectiveness and survival rate.
The seed was reared in Laboratory of Aquatic Animal Physiology, Faculty
of Fishery and Marine Science, Bogor Agricultural University. This step aimed to
obtain eel seeds with several sizes, for the analysis of digestive enzymes. At this
stage, water quality parameters such as temperature, pH, DO were measured.
Ammonia content was analyzed in Laboratory of Aquatic Productivity and
Environment, Bogor Agricultural University. Digestive enzyme activity was
analyzed in Research Institute of Plantation Biotechnology (BPBPI). This step
aimed to gain insights related to the digestive enzyme activity of eel seeds from
various sizes, once every two weeks for 71 days of rearing. Prior to enzyme activity
analysis, the samples were prepared. In this study, analysis of protease and amylase
was performed using spectrophotometric method, while lipase was analyzed using
titimetric assay.
The activity of protease, lipase and amylase was initially detected at the first
day of maintenance (Glass eel). In this period, protease activity is lower compared
to amylase and lipase. The highest protease activity (0.911 mU/g) was observed at
day 71, while the highest activity of amylase (2834.45 mU/g) and lipase (9.59
mU/g) was observed at the first day of the maintenance period. In general, all
digestive enzymes increased at day 42, indicating that the structure of the digestive
system showed activities in accordance with the development of the digestive tract
function. The artificial feed could be applied from day 42 of maintenance period.
The results indicate that high enzyme activity and developing digestive tract are
physiologically proper stage for fish to properly digest the feed.
Keywords: Amylase, a digestive enzyme, glass eel, lipase, protease
© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2016
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau
menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB
IDENTIFIKASI AKTIVITAS ENZIM PENCERNAAN
BENIH IKAN SIDAT (Anguilla bicolor bicolor)
PADA WADAH TERKONTROL
ISMA MULYANI
Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
pada
Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Perairan
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Dr Ir Tatag Budiardi, MSi
Judul Tesis : Identifikasi Aktivitas Enzim Pencernaan Benih Ikan Sidat (Anguilla
bicolor bicolor) pada Wadah Terkontrol
Nama
: Isma Mulyani
NIM
: C251130051
Disetujui oleh
Komisi Pembimbing
Prof Dr Ir Ridwan Affandi, DEA
Ketua
Prof Dr Dyah Iswantini P, MScAgr
Anggota
Diketahui oleh
Ketua Program Studi
Pengelolaan Sumberdaya Perairan
Dekan Sekolah Pascasarjana
Dr Ir Sigid Hariyadi, MSc
Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr
Tanggal Ujian: 24 Agustus 2016
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul karya
ilmiah dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juli sampai dengan
September 2015 ini ialah Identifikasi Aktivitas Enzim Pencernaan Benih Ikan Sidat
(Anguilla bicolor bicolor) pada Wadah Terkontrol. Terima kasih penulis ucapkan
kepada:
1. Institut Pertanian Bogor yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk melanjutkan pendidikan pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya
Perairan, Sekolah Pascarasarjana IPB.
2. Beasiswa Pendidikan Pascasarjana Dalam Negeri (BPPDN) DIKTI yang telah
menjadi sponsor dana pendidikan dalam studi di Sekolah Pascarasarjana IPB.
3. Prof Dr Ir Ridwan Affandi, DEA dan Prof Dr Dyah Iswantini P, M.Sc Agr
selaku pembimbing dan orang tua selama menempuh pendidikan pascasarjana
atas segala bimbingan, ilmu, saran, arahan dan kesabaran yang diberikan.
4. Bapak Dr Ir Tatag Budiardi, MSi selaku dosen penguji atas masukkan dan
saran yang diberikan dalam penyempurnaan tesis ini.
5. Dr Ir Sigid Hariyadi, MSc selaku Kepala Program Studi Pengelolaan
Sumberdaya Perairan, Departemen Manajamen Sumberdaya Perairan atas
arahan selama penentuan rencana penelitian tesis ini.
6. Keluarga besar Pengelolaan Sumberdaya Perairan (Dosen, Staf TU, Laboran
dan teman- teman SDP 2013) yang telah memberikan dukungan, semangat dan
membantu penulis dalam menyelesaikan study dan karya ilmiah ini.
7. Ayah Ismail Iskandar dan almarhumah ibunda tercinta Murniati dan saudarasaudaraku abang, unang dan Wahyu yang selalu memberikan do’a dan
dukungannya serta kasih sayangnya selama ini.
8. Teman-teman seperjuangan di SDP 2013, saudara-saudariku di HIMMPAS
IPB 2013, HIMMPAS IPB 2014, saudari-saudariku di Rumah Qur’an 2 IPB
dan saudari-saudari tercinta teman satu lingkaran ku selama di IPB.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, September 2016
Isma Muyani
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vi
1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
1
1
2
3
3
2 METODE
4
Waktu dan Tempat Penelitian
4
Pemeliharaan glass eel di Laboratorium
4
Analisis Aktivitas Enzim Pencernaan (Protease, Lipase dan Amilase)
Benih Ikan Sidat
4
Pengukuran Panjang dan Berat Benih Ikan Sidat
Pengukuran dan Analisis Parameter Fisika-Kimia Air
7
Analisis Data
7
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Fisika-Kimia Air Selama Pemeliharaan
Aktivitas Protease Benih Ikan Sidat Selama Waktu Pemeliharaan
Aktivitas Lipase Benih Ikan Sidat Selama Waktu Pemeliharaan
Aktivitas Amilase Benih Ikan Sidat Selama Waktu Pemeliharaan
Perubahan Bobot Benih Ikan Sidat
Pembahasan
6
6
6
6
7
7
8
8
5 SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
11
11
11
DAFTAR PUSTAKA
12
LAMPIRAN
15
RIWAYAT HIDUP
25
DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
Kerangka pemikiran
Aktivitas protease pencernaan benih ikan sidat
Aktivitas lipase pencernaan benih ikan sidat
Aktivitas amilase pencernaan benih ikan sidat
Perubahan bobot benih ikan sidat selama masa pemeliharaan
3
6
7
7
8
DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Prosedur pengukuran aktivitas enzim protease (Bergmeyer et al. 1983)
16
Prosedur pengukuran aktivitas enzim lipase (Lienfield et al. 1884) 17
Prosedur pengukuran aktivitas enzim α- amilase (Bernfield 1955) 18
Pemeliharaan Benih Ikan Sidat
19
Perhitungan Aktivitas Protease
20
Perhitungan Aktivitas Amilase
21
Perhitungan Aktivitas Lipase
22
Pengukuran Fisika-Kimia Air
23
Pengukuran Panjang dan Berat Benih Sidat sesuai dengan umur
pemeliharaan
24
1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ikan sidat (Anguilla bicolor bicolor) merupakan salah satu jenis ikan yang
laku di pasar internasional (Jepang, Hongkong, Belanda, Jerman, Italia dan
beberapa negara lain). Dengan demikian ikan ini memiliki potensi sebagai
komoditas ekspor. Tidak seperti halnya di negara lain (Jepang, dan negara- negara
Eropa), di Indonesia sumberdaya sidat belum banyak dimanfaatkan, padahal ikan
ini baik dalam ukuran benih maupun ukuran konsumsi jumlahnya cukup melimpah
(Affandi 2005).
Ikan sidat memiliki kandungan gizi yang tinggi berupa DHA dan EPA.
Dengan kandungan gizi yang tinggi itu, maka tidak heran jika ikan sidat ini jadi
primadona di pasar international (Shiraishi dan Crook 2015). Tingginya nilai gizi
ikan sidat dan rasanya yang lezat, mengakibatkan permintaan akan komoditas sidat
terus meningkat dari tahun ke tahun. Untuk memenuhi kebutuhan sidat saat ini
dipenuhi dari hasil tangkapan sidat di alam dan dari kegitan budidaya. Akhir ini
pasokan sidat dari kegitan budidaya cenderung meningkat. Kegiatan budidaya yang
terus meningkat mengakibatkan permintaan benih ikan sidat juga terus meningkat.
Sehingga menyebabkan pengeksploitasian benih dari alam terus meningkat, karena
sampai saat ini masih memanfaatkan benih dari alam. Pengambilan benih dari alam
yang terus-menerus mengancam kelestarian benih ikan sidat di alam (Affandi 2005).
Haryono (2008) menjelaskan bahwa, permintaan pasar lokal dan luar yang
semakin meningkat terhadap ikan sidat, menjadikan ikan sidat terus dieksploitasi.
Eksploitasi terhadap ikan sidat secara besar-besaran baik untuk diperdagangkan
maupun dikonsumsi sudah terjadi sejak lama. Sebagai konsekuensinya di beberapa
negara, saat ini populasi ikan sidat mengalami penurunan termasuk populasi A.
bicolor (Kuroki et al. 2014). Eksploitasi benih yang tinggi di alam merupakan
akibat dari belum berhasilnya upaya pembenihan dan survival rate (SR) yang masih
rendah pada masa pemeliharaan benih. Sampai saat ini teknik budidaya yang terkait
sidat barulah terbatas mengenai pemeliharaan pembesarannya, untuk kegiatan
tersebut pembudidaya ikan mengambil benih dari alam (Setijanto et al. 2003).
Upaya untuk menghasilkan benih ikan sidat secara massal terus dilakukan
walaupun masih menghadapi kendala dan masih pada tingkat penelitian
(Melianawati et al. 2010).
Kirkegaard (2010) menjelaskan bahwa sekitar 50% lebih kegagalan dalam
produksi benih terjadi akibat kematian pada stadia larva. Belum sempurnanya organ
tubuhnya glass eel (benih sidat yang masih transparan), khususnya pada sistem
pencernaan yang belum berfungsi dengan sempurna diyakini menjadi salah satu
penyebab terjadinya hal tersebut. Pada kegiatan budidaya ikan sidat, fase kritisnya
adalah pada saat pemeliharaan glass eel menjadi elver (fingerling). Kematian pada
pemeliharaan benih ini salah satu penyebabnya antara lain karena tidak tepatnya
manajemen dalam pemberian pakan. Manajemen pemberian pakan yang tepat pada
pemeliharaan benih ikan membutuhkan beberapa informasi dasar antara lain
perkembangan alat pencernaan dan enzim pencernaan. Enzim pencernaan
merupakan protein dalam sistem pencernaan yang berfungsi untuk menghidrolisis
pakan sehingga menjadi bentuk yang sederhana dan dapat diserap oleh tubuh
2
(Audesirk dan Audesirk 1999). Gawlicka et al. (2000) menjelaskan bahwa,
keberadaan enzim pencernaan merupakan indikator biologis terhadap kemampuan
ikan untuk mencerna makanannya. Pada saat aktivitas enzim tinggi, maka dapat
diperkirakan bahwa secara fisiologis, tubuh ikan telah mampu mencerna pakan
yang diberikan dengan baik. Handayani (2006) memaparkan bahwa, perkembangan
struktur pencernaan diikuti oleh perkembangan kelenjar enzim pencernaan. Sistem
pencernaan dan fungsi enzim pencernaan pada stadia larva masih sangat sederhana
dan belum berkembang secara sempurna.
Pembatasan terhadap eksploitasi sumberdaya ikan sidat di alam perlu
dilakukan, untuk menjaga agar ikan sidat di alam tetap lestari. Eksploitasi benih
sidat dari alam dapat diatasi jika para pembudidaya melakukan penghematan dalam
penggunaan benih pada kegiatan budidaya. Hal ini dapat dicapai bila pada
pemeliharaan benih, pembudidaya mampu menekan mortalitas benih, antara lain
melalui manajeman pemberian pakan yang baik. Pemberian pakan yang tepat perlu
didasarkan antara lain pada informasi tentang aktivitas enzim pada benih ikan sidat,
karena informasi tentang pencernaan khususnya pada benih ikan sidat masih sangat
terbatas maka penelitian ini perlu dilakukan.
Perumusan Masalah
Ikan sidat merupakan sumberdaya ikan yang terancam punah, karena saat
ini benihnya banyak dieksploitasi untuk kegiatan budidaya dan habitatnya banyak
mengalami kerusakan. Penelitian mengenai identifikasi pola aktivitas enzim
pencernaan benih ikan sidat perlu dilakukan. Hal ini berguna dalam manajemen
pemberian pakan pada pemeliharaan benih ikan sidat ukuran glass eel secara tepat.
Dengan demikian tingkat kelangsungan hidup benih pada pemeliharaan glass eel
tinggi, sehingga efesiensi dalam penggunaan benih pada kegiatan budidaya dapat
tercapai dan ketersediaan benih untuk kegiatan restocking dapat terpenuhi.
Efesiensi dalam penggunaan benih pada kegiatan budidaya ini merupakan salah
satu langkah tepat dalam mengurangi tingkat eksploitasi benih (glass eel) dari alam.
Kegiatan restocking benih ke perairan umum bertujuan agar terjadi pemacuan stok
di alam. Pengurangan tingkat eksploitasi dan pemacuan stok di alam bertujuan agar
ketersediaan sumberdaya ikan sidat di alam tetap terjaga dengan baik (Gambar 1).
Untuk melestarikan sumberdaya yang terancam punah tersebut perlu upaya
pemacuan stok di alam melalui restocking dan upaya penghematan benih pada
kegitan budidaya. Penghematan benih pada kegiatan budidaya dapat di lakukan
melalui upaya meningkatkan SR khususnya pada pemeliharaan benih (glass eel).
Manajemen pemberian pakan yang baik adalah salah satu upaya untuk
meningkatkan kelangsungan hidup (survival rate) benih. Untuk dapat melakukan
manajemen pemberian pakan benih sidat yang baik dibutuhkan informasi antara
lain pola aktivitas enzim pencernaannya (Gambar 1).
3
Informasi tentang aktivitas enzim pencernaan
Manajemen pemberian pakan pada
pemeliharaan glass eel (benih) ikan sidat secara
tepat
Sintasan (SR) benih pada
pemeliharaan glass eel tinggi
Ketersedian benih untuk
pemacuan stock ikan sidat di alam
Efisiensi penggunaan benih
pada kegiatan budidaya
Pengurangan tingkat ekspoitasi
benih di alam
Peningkatan populasi sidat di
alam (restocking)
Ketersediaan sumberdaya ikan
sidat tetap terjaga (lestari)
Gambar 1. Kerangka pemikiran upaya pelestarian sumberdaya sidat
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola aktivitas enzim pencernaan
pada benih ikan sidat pada saat glass eel awal ditangkap dari alam hingga hingga
hari ke 71 waktu pemeliharaan.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah diperolehnya informasi
mengenai pola aktivitas enzim pencernaan, yang dapat digunakan dalam penentuan
waktu pemberian pakan dan jenis pakan yang sesuai dengan aktivitas enzim
pencernaan. Diharapkan hasil penelitian ini dapat meningkatkan efektivitas
pemanfaatan pakan dan tingginya tingkat kelangsungan hidup pada pemeliharaan
benih sidat.
4
2 METODE
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai September 2015.
Pengamatan dan pemeliharaan hewan uji dilakukan di Laboratorium Fisiologi
Hewan Air FPIK-IPB. Analisis kadar amonia dilakukan di Laboratorium
Produktivitas Lingkungan FPIK-IPB. Pengukuran aktivitas enzim dilakukan di
Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia (BPBPI).
Pemeliharaan Glass eel di Laboratorium
Kegiatan pemeliharaan glass eel ini berujuan untuk mendapatkan benih ikan
sidat dari berbagai ukuran untuk keperluan analisis enzim pencernaan.
1. Akuarium disiapkan sebanyak 3 unit ukuran 60x40x30 cm 3 lengkap dengan
sistem aerasi dan filter internal.
2. Air yang digunakan untuk media pemeliharaan ikan sidat diendapkan terlebih
dahulu di dalam sebuah bak penampungan air (tandon) selama 2-3 hari dan
diaerasi sehingga ketersediaan oksigen dalam kolom perairan tetap terjaga. Air
dari tandon dimasukkan kedalam akuarium percobaan sebanyak 50 liter,
didiamkan dan diberi aerasi selama 2-3 jam.
3. Benih ikan sidat disiapkan sebanyak 300-400 ekor atau 6-8 ekor/ liter untuk
setiap aquariumnya. Pada hari pertama pemeliharaan, benih ikan dipuasakan
terlebih dahulu selama 24 jam dan juga sehari sebelum dilakukannya
pengamatan aktivitas enzim.
4. Pakan diberikan dua kali dalam sehari, yakni pada pukul 08.00 dan pukul
16.00. Persentase yang banyak diberikan pada pukul 16.00 dikarenakan sifat
nokturnal ikan sidat yang aktif makan pada malam hari. Pakan diberikan setiap
hari secara kontinu tanpa jeda, kecuali di hari pergantian air 100%.
5. Pakan yang digunakan adalah pakan alami yaitu pada umur 1-7 hari diberi
naupli artemia, umur 7-14 diberi kutu air atau daphnia dan 14-71 hari diberi
cacing sutra.
6. Penyifonan air dilakukan setiap hari setiap selesai pemberian makanan.
Penyifonan dilakukan untuk menjaga kualitas air dalam media pemeliharaan.
Sebanyak 25% volume air dari akuarium dikeluarkan bersama kotoran yang
ada pada air di akuarium, kemudian air tandon ditambahkan kembali ke dalam
akuarium hingga volume semula.
7. Kemudian setiap dua minggu sekali selama 71 hari waktu pemeliharaan,
pencernaan benih ikan diambil untuk keperluan analisis aktivitas enzim.
Analisis Aktivitas Enzim Pencernaan (Protease, Lipase dan Amilase) Benih
Ikan Sidat
Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang aktivitas
enzim pencernaan benih ikan sidat dari berbagai umur pemeliharaan selama enam
minggu pengamatan. Untuk pengamatan aktivitas enzim dilakukan pengambilan
sampel secara periodik selama penelitian berlangsung. Sebelum ikan di bawa ke
laboratorium BPBPI untuk dianalisis aktivitanya, maka sampel yang telah diambil
5
dibekukan terlebih dahulu dalam freezer dengan suhu -20˚C selama 2 jam.
Kemudian sampel yang telah beku dibawa dengan menggunakan cool box. Hal ini
bertujuan agar enzim yang ada pada pencernaan benih ikan sidat tidak mengalami
kerusakan ataupun mengalami penurunan aktivitas yang tinggi.
Aktivitas protease diukur dengan menggunakan kasein sebagai substrat dan
tirosin sebagai standar (Bergmeyer et al. 1983) (Lampiran 1). Aktivitas lipase
diukur dengan menggunakan minyak nabati sebagai substrat (Linfield et al. 1984)
(Lampiran 2). Aktivitas amilase diukur menggunakan starch sebagai substrat dan
maltosa sebagai standar (Bernfield 1955) (Lampiran 3).
Pengukuran Panjang dan Berat Benih Ikan Sidat
Untuk pengamatan panjang dan berat benih ikan sidat digunakan minimal
10 ekor benih ikan sidat sebagai sampel. Pengambilan sampel dilakukan dengan
menggunakan tangguk kecil dengan luas permukaan 15x25 cm. Sebelum benih ikan
sidat ditimbang dan diukur beratnya, benih sidat dibekukan terlebih dahulu.
Tujuannya agar mudah dalam pengukuran panjang dan berat dari setiap benih ikan
sidat yang akan diamati. Selanjutnya sampel benih ikan sidat yang telah beku siap
untuk di ukur panjangnya dengan menggunakan mistar dengan panjang 30 cm dan
ditimbang dengan menggunakan timbangan digital, ketelitian 0,001-500 gram.
Pengukuran dan Analisis Parameter Fisika-Kimia Air
Parameter Fisika dan kimia air yang di ukur pada percobaan ini adalah suhu
air di ukur dengan menggunakan thermometer, Oksigen terlarut (DO) air diukur
menggunakan DO-meter dan pH air diukur menggunakan pH-meter. Untuk
menentukan banyaknya konsentrasi amonia dalam air contoh digunakan prinsip
spektrofotomerik yang dilakukan di labortorium. Sedangkan faktor fisika dari
parameter kualitas air yang sudah ditentukan yaitu berupa suhu yang diukur
menggunakan termometer.
Pengukuran fisika-kimia air DO dan pH dilakukan setiap seminggu sekali,
sedangkan suhu diamati dua kali sehari yaitu sebelum pemberian pakan (08.00 dan
16.00).
Parameter
Satuan
Alat ukur
o
Suhu
Termometer
C
-1
Oksigen terlarut
mg L
DO-meter
Ph
pH meter
Amonia (NH3)
mg L-1
Spektrofotometer
Analisis Data
Analisis data yang digunakan pada penelitian ini meliputi analisis aktivitas
enzim pencernaan benih ikan sidat pada periode yang telah ditetapkan selama 71
hari waktu pemeliharaan. Data yang diperoleh dari hasil pengukuran dianalisis
secara deskriptif kuantitatif dan ditampilkan dalam bentuk grafik histogram antara
umur pemeliharaan dan variabel pengamatan. Analisis parameter fisika-kimia air
media pemeliharaan benih ikan sidat meliputi pengukuran suhu, pH, oksigen
terlarut dan amonia yang disajikan dalam bentuk tabel dan dianalisis secara
deskriptif.
6
3 HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Fisika-Kimia Air Selama Pemeliharaan
Hasil pengukuran parameter Fisika-Kimia air selama pemeliharaan benih
ikan sidat disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1 Parameter Fisika-Kimia Air Media Pemeliharaan Benih Ikan Sidat
Parameter
Satua Alat ukur
Nilai
Kisaran
n
optimum
o
Suhu
C
Termometer
27–30
26–301)
Oksigen terlarut mg L-1 DO-meter
5.3–6.2
5–62)
pH
pH meter
6–7
6–83)
Amonia (NH3)
mg L-1 Spektrofotometer 0.00012–0.0079
IKAN SIDAT (Anguilla bicolor bicolor) PADA
WADAH TERKONTROL
ISMA MULYANI
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Identifikasi Aktivitas
Enzim Pencernaan Benih Ikan Sidat (Anguilla bicolor bicolor) pada Wadah
Terkontrol adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, September 2016
Isma Mulyani
NIM C251130051
RINGKASAN
ISMA MULYANI. Identifikasi Aktivitas Enzim Pencernaan Benih Ikan Sidat
(Anguilla bicolor bicolor) pada Wadah Terkontrol Dibimbing oleh RIDWAN
AFFANDI dan DYAH ISWANTINI P.
Ikan sidat (Anguilla bicolor bicolor) memiliki potensi sebagai komoditas
ekspor dalam bidang perikanan yang diminati dari tahun ke tahun. Hal ini
menyebabkan pengambilan benih dari alam terus meningkat, karena sampai saat ini
benih sidat untuk keperluan budidaya masih memanfaatkan hasil tangkapan dari
alam. Terjadinya eksploitasi terhadap benih sidat di alam, merupakan akibat dari
belum berhasilnya upaya pembenihan dan kelangsungan hidup (survival rate) yang
masih rendah pada masa pemeliharaan. Hal ini salah satunya dapat disebabkan oleh
ketidak tepatan dalam manajemen pemberian pakan. Manajemen pemberian pakan
yang tepat pada pemeliharaan benih ikan membutuhkan beberapa informasi dasar
antara lain perkembangan alat pencernaan dan pola aktivitas enzim pencernaan.
Pengetahuan mengenai pola aktivitas enzim pencernaan diharapkan dapat
digunakan dalam penentuan waktu pemberian pakan dan jenis pakan yang sesuai
dengan perkembangan aktivitas enzim pencernaan, sehingga diharapkan dapat
meningkatkan efektivitas pemanfaatan pakan dan tingginya tingkat kelangsungan
hidup pada pemeliharaan benih sidat.
Pemeliharaan hewan uji dilakukan di Laboratorium Fisiologi Hewan Air
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor. Kegiatan ini
bertujuan untuk mendapatkan benih ikan sidat dari berbagai ukuran, untuk
keperluan analisis enzim pencernaan. Pada tahap ini juga dilakukan pengukuran
fisika-kimia air berupa suhu, pH, oksigen terlarut dan amonia. Analisis aktivitas
enzim pencernaan ikan sidat, dilakukan di Balai Penelitian Bioteknologi
Perkebunan Indonesia (BPBPI). Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan
informasi tentang aktivitas enzim pencernaan dari berbagai ukuran atau umur
pemeliharaan. Analisis aktivitas enzim dilakukan setiap dua minggu sekali selama
71 hari waktu pemeliharaan. Sebelum menganalisis aktivitas enzim, maka
dilakukan preparasi sampel terlebih dahulu. Pada penelitian ini pengamatan atau
analisis protease dan amilase menggunakan metode spektrofotometri sedangkan
analisis lipase menggunakan metode titimetri.
Hasil penelitian menunjukan bahwa aktivitas protease, lipase dan amilase
sudah mulai ada sejak hari pertama pemeliharaan (glass eel). Namun untuk aktivitas
protease masih dalam skala yang kecil dibandingkan dengan aktivitas amilase dan
lipase di awal pengamatan pada hari pertama waktu pemeliharaan. Aktivitas
protease tertinggi sebesar 0,911 mU/g pada hari ke-71 waktu pemeliharaan,
sedangkan aktivitas amilase tertinggi sebesar 2834,45 mU/g dan aktivitas lipase
tertinggi sebesar 9,59 mU/g pada hari pertama waktu pemeliharaan. Secara umum
pada umur 42 hari waktu pemeliharaan aktivitas enzim pencernaan baik protease,
lipase dan amilase mulai meningkat. Untuk pemberian pakan buatan sudah dapat
dilakukan mulai umur 42 hari waktu pemeliharaan. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa pada saat aktivitas enzim tinggi dan pencernaan mulai
berkembang, maka dapat dikatakan bahwa secara fisiologis, tubuh ikan telah
mampu memproses pakan yang diberikan dengan baik.
Kata kunci: amilase, enzim pencernaan, glass eel, lipase, protease
SUMMARY
ISMA MULYANI. Identification of Digestive Enzyme Activity of Indonesian
Shortfin Eel (Anguilla bicolor bicolor) Seed on Controlled Container. Supervised
by RIDWAN AFFANDI and DYAH ISWANTINI P.
Indonesian Shortfin Eel (Anguilla bicolor bicolor) has attracted tremendous
attention as an export commodity of fishery product. This increases the capture of
eel seeds from nature, since the eel seeds for cultivation is still obtained from nature.
The seed exploitation from nature is consequence of unsuccessful seeding and low
Survival Rate during rearing. This may correlate with poor feeding management.
In order to achieve proper feeding management, some basic information such as
development of the digestive tract and digestive enzyme activity patterns are
required. Profile of digestive enzyme activity is useful for determination of feeding
time and feed types, thus enhancing the feed effectiveness and survival rate.
The seed was reared in Laboratory of Aquatic Animal Physiology, Faculty
of Fishery and Marine Science, Bogor Agricultural University. This step aimed to
obtain eel seeds with several sizes, for the analysis of digestive enzymes. At this
stage, water quality parameters such as temperature, pH, DO were measured.
Ammonia content was analyzed in Laboratory of Aquatic Productivity and
Environment, Bogor Agricultural University. Digestive enzyme activity was
analyzed in Research Institute of Plantation Biotechnology (BPBPI). This step
aimed to gain insights related to the digestive enzyme activity of eel seeds from
various sizes, once every two weeks for 71 days of rearing. Prior to enzyme activity
analysis, the samples were prepared. In this study, analysis of protease and amylase
was performed using spectrophotometric method, while lipase was analyzed using
titimetric assay.
The activity of protease, lipase and amylase was initially detected at the first
day of maintenance (Glass eel). In this period, protease activity is lower compared
to amylase and lipase. The highest protease activity (0.911 mU/g) was observed at
day 71, while the highest activity of amylase (2834.45 mU/g) and lipase (9.59
mU/g) was observed at the first day of the maintenance period. In general, all
digestive enzymes increased at day 42, indicating that the structure of the digestive
system showed activities in accordance with the development of the digestive tract
function. The artificial feed could be applied from day 42 of maintenance period.
The results indicate that high enzyme activity and developing digestive tract are
physiologically proper stage for fish to properly digest the feed.
Keywords: Amylase, a digestive enzyme, glass eel, lipase, protease
© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2016
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau
menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB
IDENTIFIKASI AKTIVITAS ENZIM PENCERNAAN
BENIH IKAN SIDAT (Anguilla bicolor bicolor)
PADA WADAH TERKONTROL
ISMA MULYANI
Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
pada
Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Perairan
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Dr Ir Tatag Budiardi, MSi
Judul Tesis : Identifikasi Aktivitas Enzim Pencernaan Benih Ikan Sidat (Anguilla
bicolor bicolor) pada Wadah Terkontrol
Nama
: Isma Mulyani
NIM
: C251130051
Disetujui oleh
Komisi Pembimbing
Prof Dr Ir Ridwan Affandi, DEA
Ketua
Prof Dr Dyah Iswantini P, MScAgr
Anggota
Diketahui oleh
Ketua Program Studi
Pengelolaan Sumberdaya Perairan
Dekan Sekolah Pascasarjana
Dr Ir Sigid Hariyadi, MSc
Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr
Tanggal Ujian: 24 Agustus 2016
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul karya
ilmiah dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juli sampai dengan
September 2015 ini ialah Identifikasi Aktivitas Enzim Pencernaan Benih Ikan Sidat
(Anguilla bicolor bicolor) pada Wadah Terkontrol. Terima kasih penulis ucapkan
kepada:
1. Institut Pertanian Bogor yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk melanjutkan pendidikan pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya
Perairan, Sekolah Pascarasarjana IPB.
2. Beasiswa Pendidikan Pascasarjana Dalam Negeri (BPPDN) DIKTI yang telah
menjadi sponsor dana pendidikan dalam studi di Sekolah Pascarasarjana IPB.
3. Prof Dr Ir Ridwan Affandi, DEA dan Prof Dr Dyah Iswantini P, M.Sc Agr
selaku pembimbing dan orang tua selama menempuh pendidikan pascasarjana
atas segala bimbingan, ilmu, saran, arahan dan kesabaran yang diberikan.
4. Bapak Dr Ir Tatag Budiardi, MSi selaku dosen penguji atas masukkan dan
saran yang diberikan dalam penyempurnaan tesis ini.
5. Dr Ir Sigid Hariyadi, MSc selaku Kepala Program Studi Pengelolaan
Sumberdaya Perairan, Departemen Manajamen Sumberdaya Perairan atas
arahan selama penentuan rencana penelitian tesis ini.
6. Keluarga besar Pengelolaan Sumberdaya Perairan (Dosen, Staf TU, Laboran
dan teman- teman SDP 2013) yang telah memberikan dukungan, semangat dan
membantu penulis dalam menyelesaikan study dan karya ilmiah ini.
7. Ayah Ismail Iskandar dan almarhumah ibunda tercinta Murniati dan saudarasaudaraku abang, unang dan Wahyu yang selalu memberikan do’a dan
dukungannya serta kasih sayangnya selama ini.
8. Teman-teman seperjuangan di SDP 2013, saudara-saudariku di HIMMPAS
IPB 2013, HIMMPAS IPB 2014, saudari-saudariku di Rumah Qur’an 2 IPB
dan saudari-saudari tercinta teman satu lingkaran ku selama di IPB.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, September 2016
Isma Muyani
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vi
1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
1
1
2
3
3
2 METODE
4
Waktu dan Tempat Penelitian
4
Pemeliharaan glass eel di Laboratorium
4
Analisis Aktivitas Enzim Pencernaan (Protease, Lipase dan Amilase)
Benih Ikan Sidat
4
Pengukuran Panjang dan Berat Benih Ikan Sidat
Pengukuran dan Analisis Parameter Fisika-Kimia Air
7
Analisis Data
7
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Fisika-Kimia Air Selama Pemeliharaan
Aktivitas Protease Benih Ikan Sidat Selama Waktu Pemeliharaan
Aktivitas Lipase Benih Ikan Sidat Selama Waktu Pemeliharaan
Aktivitas Amilase Benih Ikan Sidat Selama Waktu Pemeliharaan
Perubahan Bobot Benih Ikan Sidat
Pembahasan
6
6
6
6
7
7
8
8
5 SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
11
11
11
DAFTAR PUSTAKA
12
LAMPIRAN
15
RIWAYAT HIDUP
25
DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
Kerangka pemikiran
Aktivitas protease pencernaan benih ikan sidat
Aktivitas lipase pencernaan benih ikan sidat
Aktivitas amilase pencernaan benih ikan sidat
Perubahan bobot benih ikan sidat selama masa pemeliharaan
3
6
7
7
8
DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Prosedur pengukuran aktivitas enzim protease (Bergmeyer et al. 1983)
16
Prosedur pengukuran aktivitas enzim lipase (Lienfield et al. 1884) 17
Prosedur pengukuran aktivitas enzim α- amilase (Bernfield 1955) 18
Pemeliharaan Benih Ikan Sidat
19
Perhitungan Aktivitas Protease
20
Perhitungan Aktivitas Amilase
21
Perhitungan Aktivitas Lipase
22
Pengukuran Fisika-Kimia Air
23
Pengukuran Panjang dan Berat Benih Sidat sesuai dengan umur
pemeliharaan
24
1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ikan sidat (Anguilla bicolor bicolor) merupakan salah satu jenis ikan yang
laku di pasar internasional (Jepang, Hongkong, Belanda, Jerman, Italia dan
beberapa negara lain). Dengan demikian ikan ini memiliki potensi sebagai
komoditas ekspor. Tidak seperti halnya di negara lain (Jepang, dan negara- negara
Eropa), di Indonesia sumberdaya sidat belum banyak dimanfaatkan, padahal ikan
ini baik dalam ukuran benih maupun ukuran konsumsi jumlahnya cukup melimpah
(Affandi 2005).
Ikan sidat memiliki kandungan gizi yang tinggi berupa DHA dan EPA.
Dengan kandungan gizi yang tinggi itu, maka tidak heran jika ikan sidat ini jadi
primadona di pasar international (Shiraishi dan Crook 2015). Tingginya nilai gizi
ikan sidat dan rasanya yang lezat, mengakibatkan permintaan akan komoditas sidat
terus meningkat dari tahun ke tahun. Untuk memenuhi kebutuhan sidat saat ini
dipenuhi dari hasil tangkapan sidat di alam dan dari kegitan budidaya. Akhir ini
pasokan sidat dari kegitan budidaya cenderung meningkat. Kegiatan budidaya yang
terus meningkat mengakibatkan permintaan benih ikan sidat juga terus meningkat.
Sehingga menyebabkan pengeksploitasian benih dari alam terus meningkat, karena
sampai saat ini masih memanfaatkan benih dari alam. Pengambilan benih dari alam
yang terus-menerus mengancam kelestarian benih ikan sidat di alam (Affandi 2005).
Haryono (2008) menjelaskan bahwa, permintaan pasar lokal dan luar yang
semakin meningkat terhadap ikan sidat, menjadikan ikan sidat terus dieksploitasi.
Eksploitasi terhadap ikan sidat secara besar-besaran baik untuk diperdagangkan
maupun dikonsumsi sudah terjadi sejak lama. Sebagai konsekuensinya di beberapa
negara, saat ini populasi ikan sidat mengalami penurunan termasuk populasi A.
bicolor (Kuroki et al. 2014). Eksploitasi benih yang tinggi di alam merupakan
akibat dari belum berhasilnya upaya pembenihan dan survival rate (SR) yang masih
rendah pada masa pemeliharaan benih. Sampai saat ini teknik budidaya yang terkait
sidat barulah terbatas mengenai pemeliharaan pembesarannya, untuk kegiatan
tersebut pembudidaya ikan mengambil benih dari alam (Setijanto et al. 2003).
Upaya untuk menghasilkan benih ikan sidat secara massal terus dilakukan
walaupun masih menghadapi kendala dan masih pada tingkat penelitian
(Melianawati et al. 2010).
Kirkegaard (2010) menjelaskan bahwa sekitar 50% lebih kegagalan dalam
produksi benih terjadi akibat kematian pada stadia larva. Belum sempurnanya organ
tubuhnya glass eel (benih sidat yang masih transparan), khususnya pada sistem
pencernaan yang belum berfungsi dengan sempurna diyakini menjadi salah satu
penyebab terjadinya hal tersebut. Pada kegiatan budidaya ikan sidat, fase kritisnya
adalah pada saat pemeliharaan glass eel menjadi elver (fingerling). Kematian pada
pemeliharaan benih ini salah satu penyebabnya antara lain karena tidak tepatnya
manajemen dalam pemberian pakan. Manajemen pemberian pakan yang tepat pada
pemeliharaan benih ikan membutuhkan beberapa informasi dasar antara lain
perkembangan alat pencernaan dan enzim pencernaan. Enzim pencernaan
merupakan protein dalam sistem pencernaan yang berfungsi untuk menghidrolisis
pakan sehingga menjadi bentuk yang sederhana dan dapat diserap oleh tubuh
2
(Audesirk dan Audesirk 1999). Gawlicka et al. (2000) menjelaskan bahwa,
keberadaan enzim pencernaan merupakan indikator biologis terhadap kemampuan
ikan untuk mencerna makanannya. Pada saat aktivitas enzim tinggi, maka dapat
diperkirakan bahwa secara fisiologis, tubuh ikan telah mampu mencerna pakan
yang diberikan dengan baik. Handayani (2006) memaparkan bahwa, perkembangan
struktur pencernaan diikuti oleh perkembangan kelenjar enzim pencernaan. Sistem
pencernaan dan fungsi enzim pencernaan pada stadia larva masih sangat sederhana
dan belum berkembang secara sempurna.
Pembatasan terhadap eksploitasi sumberdaya ikan sidat di alam perlu
dilakukan, untuk menjaga agar ikan sidat di alam tetap lestari. Eksploitasi benih
sidat dari alam dapat diatasi jika para pembudidaya melakukan penghematan dalam
penggunaan benih pada kegiatan budidaya. Hal ini dapat dicapai bila pada
pemeliharaan benih, pembudidaya mampu menekan mortalitas benih, antara lain
melalui manajeman pemberian pakan yang baik. Pemberian pakan yang tepat perlu
didasarkan antara lain pada informasi tentang aktivitas enzim pada benih ikan sidat,
karena informasi tentang pencernaan khususnya pada benih ikan sidat masih sangat
terbatas maka penelitian ini perlu dilakukan.
Perumusan Masalah
Ikan sidat merupakan sumberdaya ikan yang terancam punah, karena saat
ini benihnya banyak dieksploitasi untuk kegiatan budidaya dan habitatnya banyak
mengalami kerusakan. Penelitian mengenai identifikasi pola aktivitas enzim
pencernaan benih ikan sidat perlu dilakukan. Hal ini berguna dalam manajemen
pemberian pakan pada pemeliharaan benih ikan sidat ukuran glass eel secara tepat.
Dengan demikian tingkat kelangsungan hidup benih pada pemeliharaan glass eel
tinggi, sehingga efesiensi dalam penggunaan benih pada kegiatan budidaya dapat
tercapai dan ketersediaan benih untuk kegiatan restocking dapat terpenuhi.
Efesiensi dalam penggunaan benih pada kegiatan budidaya ini merupakan salah
satu langkah tepat dalam mengurangi tingkat eksploitasi benih (glass eel) dari alam.
Kegiatan restocking benih ke perairan umum bertujuan agar terjadi pemacuan stok
di alam. Pengurangan tingkat eksploitasi dan pemacuan stok di alam bertujuan agar
ketersediaan sumberdaya ikan sidat di alam tetap terjaga dengan baik (Gambar 1).
Untuk melestarikan sumberdaya yang terancam punah tersebut perlu upaya
pemacuan stok di alam melalui restocking dan upaya penghematan benih pada
kegitan budidaya. Penghematan benih pada kegiatan budidaya dapat di lakukan
melalui upaya meningkatkan SR khususnya pada pemeliharaan benih (glass eel).
Manajemen pemberian pakan yang baik adalah salah satu upaya untuk
meningkatkan kelangsungan hidup (survival rate) benih. Untuk dapat melakukan
manajemen pemberian pakan benih sidat yang baik dibutuhkan informasi antara
lain pola aktivitas enzim pencernaannya (Gambar 1).
3
Informasi tentang aktivitas enzim pencernaan
Manajemen pemberian pakan pada
pemeliharaan glass eel (benih) ikan sidat secara
tepat
Sintasan (SR) benih pada
pemeliharaan glass eel tinggi
Ketersedian benih untuk
pemacuan stock ikan sidat di alam
Efisiensi penggunaan benih
pada kegiatan budidaya
Pengurangan tingkat ekspoitasi
benih di alam
Peningkatan populasi sidat di
alam (restocking)
Ketersediaan sumberdaya ikan
sidat tetap terjaga (lestari)
Gambar 1. Kerangka pemikiran upaya pelestarian sumberdaya sidat
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola aktivitas enzim pencernaan
pada benih ikan sidat pada saat glass eel awal ditangkap dari alam hingga hingga
hari ke 71 waktu pemeliharaan.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah diperolehnya informasi
mengenai pola aktivitas enzim pencernaan, yang dapat digunakan dalam penentuan
waktu pemberian pakan dan jenis pakan yang sesuai dengan aktivitas enzim
pencernaan. Diharapkan hasil penelitian ini dapat meningkatkan efektivitas
pemanfaatan pakan dan tingginya tingkat kelangsungan hidup pada pemeliharaan
benih sidat.
4
2 METODE
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai September 2015.
Pengamatan dan pemeliharaan hewan uji dilakukan di Laboratorium Fisiologi
Hewan Air FPIK-IPB. Analisis kadar amonia dilakukan di Laboratorium
Produktivitas Lingkungan FPIK-IPB. Pengukuran aktivitas enzim dilakukan di
Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia (BPBPI).
Pemeliharaan Glass eel di Laboratorium
Kegiatan pemeliharaan glass eel ini berujuan untuk mendapatkan benih ikan
sidat dari berbagai ukuran untuk keperluan analisis enzim pencernaan.
1. Akuarium disiapkan sebanyak 3 unit ukuran 60x40x30 cm 3 lengkap dengan
sistem aerasi dan filter internal.
2. Air yang digunakan untuk media pemeliharaan ikan sidat diendapkan terlebih
dahulu di dalam sebuah bak penampungan air (tandon) selama 2-3 hari dan
diaerasi sehingga ketersediaan oksigen dalam kolom perairan tetap terjaga. Air
dari tandon dimasukkan kedalam akuarium percobaan sebanyak 50 liter,
didiamkan dan diberi aerasi selama 2-3 jam.
3. Benih ikan sidat disiapkan sebanyak 300-400 ekor atau 6-8 ekor/ liter untuk
setiap aquariumnya. Pada hari pertama pemeliharaan, benih ikan dipuasakan
terlebih dahulu selama 24 jam dan juga sehari sebelum dilakukannya
pengamatan aktivitas enzim.
4. Pakan diberikan dua kali dalam sehari, yakni pada pukul 08.00 dan pukul
16.00. Persentase yang banyak diberikan pada pukul 16.00 dikarenakan sifat
nokturnal ikan sidat yang aktif makan pada malam hari. Pakan diberikan setiap
hari secara kontinu tanpa jeda, kecuali di hari pergantian air 100%.
5. Pakan yang digunakan adalah pakan alami yaitu pada umur 1-7 hari diberi
naupli artemia, umur 7-14 diberi kutu air atau daphnia dan 14-71 hari diberi
cacing sutra.
6. Penyifonan air dilakukan setiap hari setiap selesai pemberian makanan.
Penyifonan dilakukan untuk menjaga kualitas air dalam media pemeliharaan.
Sebanyak 25% volume air dari akuarium dikeluarkan bersama kotoran yang
ada pada air di akuarium, kemudian air tandon ditambahkan kembali ke dalam
akuarium hingga volume semula.
7. Kemudian setiap dua minggu sekali selama 71 hari waktu pemeliharaan,
pencernaan benih ikan diambil untuk keperluan analisis aktivitas enzim.
Analisis Aktivitas Enzim Pencernaan (Protease, Lipase dan Amilase) Benih
Ikan Sidat
Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang aktivitas
enzim pencernaan benih ikan sidat dari berbagai umur pemeliharaan selama enam
minggu pengamatan. Untuk pengamatan aktivitas enzim dilakukan pengambilan
sampel secara periodik selama penelitian berlangsung. Sebelum ikan di bawa ke
laboratorium BPBPI untuk dianalisis aktivitanya, maka sampel yang telah diambil
5
dibekukan terlebih dahulu dalam freezer dengan suhu -20˚C selama 2 jam.
Kemudian sampel yang telah beku dibawa dengan menggunakan cool box. Hal ini
bertujuan agar enzim yang ada pada pencernaan benih ikan sidat tidak mengalami
kerusakan ataupun mengalami penurunan aktivitas yang tinggi.
Aktivitas protease diukur dengan menggunakan kasein sebagai substrat dan
tirosin sebagai standar (Bergmeyer et al. 1983) (Lampiran 1). Aktivitas lipase
diukur dengan menggunakan minyak nabati sebagai substrat (Linfield et al. 1984)
(Lampiran 2). Aktivitas amilase diukur menggunakan starch sebagai substrat dan
maltosa sebagai standar (Bernfield 1955) (Lampiran 3).
Pengukuran Panjang dan Berat Benih Ikan Sidat
Untuk pengamatan panjang dan berat benih ikan sidat digunakan minimal
10 ekor benih ikan sidat sebagai sampel. Pengambilan sampel dilakukan dengan
menggunakan tangguk kecil dengan luas permukaan 15x25 cm. Sebelum benih ikan
sidat ditimbang dan diukur beratnya, benih sidat dibekukan terlebih dahulu.
Tujuannya agar mudah dalam pengukuran panjang dan berat dari setiap benih ikan
sidat yang akan diamati. Selanjutnya sampel benih ikan sidat yang telah beku siap
untuk di ukur panjangnya dengan menggunakan mistar dengan panjang 30 cm dan
ditimbang dengan menggunakan timbangan digital, ketelitian 0,001-500 gram.
Pengukuran dan Analisis Parameter Fisika-Kimia Air
Parameter Fisika dan kimia air yang di ukur pada percobaan ini adalah suhu
air di ukur dengan menggunakan thermometer, Oksigen terlarut (DO) air diukur
menggunakan DO-meter dan pH air diukur menggunakan pH-meter. Untuk
menentukan banyaknya konsentrasi amonia dalam air contoh digunakan prinsip
spektrofotomerik yang dilakukan di labortorium. Sedangkan faktor fisika dari
parameter kualitas air yang sudah ditentukan yaitu berupa suhu yang diukur
menggunakan termometer.
Pengukuran fisika-kimia air DO dan pH dilakukan setiap seminggu sekali,
sedangkan suhu diamati dua kali sehari yaitu sebelum pemberian pakan (08.00 dan
16.00).
Parameter
Satuan
Alat ukur
o
Suhu
Termometer
C
-1
Oksigen terlarut
mg L
DO-meter
Ph
pH meter
Amonia (NH3)
mg L-1
Spektrofotometer
Analisis Data
Analisis data yang digunakan pada penelitian ini meliputi analisis aktivitas
enzim pencernaan benih ikan sidat pada periode yang telah ditetapkan selama 71
hari waktu pemeliharaan. Data yang diperoleh dari hasil pengukuran dianalisis
secara deskriptif kuantitatif dan ditampilkan dalam bentuk grafik histogram antara
umur pemeliharaan dan variabel pengamatan. Analisis parameter fisika-kimia air
media pemeliharaan benih ikan sidat meliputi pengukuran suhu, pH, oksigen
terlarut dan amonia yang disajikan dalam bentuk tabel dan dianalisis secara
deskriptif.
6
3 HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Fisika-Kimia Air Selama Pemeliharaan
Hasil pengukuran parameter Fisika-Kimia air selama pemeliharaan benih
ikan sidat disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1 Parameter Fisika-Kimia Air Media Pemeliharaan Benih Ikan Sidat
Parameter
Satua Alat ukur
Nilai
Kisaran
n
optimum
o
Suhu
C
Termometer
27–30
26–301)
Oksigen terlarut mg L-1 DO-meter
5.3–6.2
5–62)
pH
pH meter
6–7
6–83)
Amonia (NH3)
mg L-1 Spektrofotometer 0.00012–0.0079