Tingkat Partisipasi Peternak Dalam Program Kpsbu Pelayanan Kesehatan Hewan Dan Inseminasi Buatan

TINGKAT PARTIPASI PETERNAK DALAM PROGRAM KPSBU
PELAYANAN KESEHATAN HEWAN DAN INSEMINASI
BUATAN
(Kasus: Desa Sukajaya Kecamatan Lembang,
Kabupaten Bandung Barat)

MUFIDA BANNI ANDITA PUTRI

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Tingkat Partipasi
Peternak dalam Program KPSBU Pelayanan Kesehatan Hewan dan Inseminasi
Buatan (Kasus: Desa Sukajaya, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat)
adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber

informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2015

Mufida Banni Andita Putri
NIM I34110136

ABSTRAK
MUFIDA BANNI ANDITA PUTRI. Tingkat Partisipasi Peternak dalam
Program KPSBU Pelayanan Kesehatan Hewan dan Inseminasi Buatan. Dibawah
bimbingan RILUS A KINSENG.
Sektor pertanian dan sektor peternakan merupakan salah satu sektor yang
penting dalam meningkatkan perekonomian, teknologi dan sosial khusunya bagi
masyarakat petani dan peternak di pedesaan. Namun, partisipasi masyarakat
pedesaan terhadap sektor tersebut masih minim karena adanya berbagai faktor
seperti pendidikan, umur, dan pengalaman. Pemerintah berupaya untuk tetap

dapat mempertahankan dan mengembangkan usaha peternakan, serta partisipasi
masyarakat melalui berbagai program dan penyuluhan kepada masyarakat.
Penelitian ini bertujuan untuk: menganalisis tingkat partisipasi peternak dalam
program KPSBU; mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
partisipasi dalam pelaksanaan program pemerintah; dan mengetahui hubungan
antara persepsi dengan tingkat partisipasi. Metode penelitian ini menggunakan
sensus. Penelitian ini dilakukan di Desa Sukajaya, Kecamatan Lembang,
Kabupaten Bandung Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat
partisipasi peternak berada pada kategori tinggi. Faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat partisipasi yaitu usia, jenis kelamin, lama pendidikan, dan
jumlah ternak, intensitas sosialisasi KPSBU, frekuensi penyuluhan dan sikap.
Kata kunci: masyarakat, partisipasi, program KPSBU, sikap.

ABSTRACT
MUFIDA BANNI ANDITA PUTRI. Level of participation in the livestock
animal health care and artificial insemination of KPSBU Program by RILUS A
KINSENG.
Agriculture and livestock sectors are one of the important sectors in
improving the economy, and social technology especially for the farmers,
ranchers in the countryside. However, the participation of the rural communities

of the sector is still low due to various factors such as education, age, and
experience. Government seeks to continue to maintain and develop the farm, as
well as community participation through various programs and outreach to the
community. This study aims to: analyze the level of farmer participation in
government programs. Identify the factors that influence the level of participation
in the implementation of government programs; and determine the effect between
the perception and the level of participation .This study uses sensus methods. This
research was conducted in the village Sukajaya, District Lembang, West Bandung
Regency as a village that has been included in the program of the KPSBU
program. The result showed that the level participation of farmers are at high
category. Factor that influence the level of participation are ages, sex, total of
livestock, educations, socialization KPSBU intensity, frecuency extension and
attitude.
Keywords: attitudes, community, KPSBU program, participation

TINGKAT PARTIPASI PETERNAK DALAM PROGRAM KPSBU
PELAYANAN KESEHATAN HEWAN DAN INSEMINASI
BUATAN
(Kasus: Desa Sukajaya Kecamatan Lembang,
Kabupaten Bandung Barat)


MUFIDA BANNI ANDITA PUTRI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
pada
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

Judul Skripsi

Nama
NIM


: Tingkat Partisipasi Peternak dalam Program KPSBU Pelayanan
Kesehatan Hewan Dan Inseminasi Buatan (Kasus: Desa
Sukajaya, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat)
: Mufida Banni Andita Putri
: I34110136

Disetujui oleh

Dr Ir Rilus A. Kinseng, MA
Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Siti Amanah, M.Sc
Ketua Departemen

Tanggal Lulus: _____________________

PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat

dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Tingkat
Partisipasi Peternak dalam Program KPSBU Pelayanan Kesehatan Hewan dan
Inseminasi Buatan (Kasus: Desa Sukajaya, Kecamatan Lembang, Kabupaten
Bandung Barat)” dengan baik dan tepat waktu. Penulisan skripsi ditujukan untuk
memenuhi syarat untuk penyelesaian sarjana di Departemen Sains Komunikasi
dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian
Bogor.
Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan moral dan material dari
berbagai pihak yang mendukung penulis. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada Bapak Dr Ir Rilus A. Kinseng, MA selaku dosen pembimbing
atas bimbingan, saran, dan curahan waktunya kepada penulis selama proses
penulisan skripsi ini, terima kasih kepada Bapak Dr. Ir. Saharuddin, M.Si sebagai
dosen penguji utama dalam kelancaran sidang skripsi, dan Bapak Martua
Sihaloho, SP, M.Si sebagai dosen penguji akademik dalam kelancaran proses
sidang skripsi. Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada kedua orang tua penulis yang tercinta yaitu Ibu Elly Herliasih dan Ayah
Budi Setiawan serta kepada kakak-kakak dan adik penulis Almira Aliyanissa,
Tanri Arrizasyifaa, Fakhri Rasyad, Aliyah Hani, Rizky Andhika, atas motivasi
dan dukungan yang diberikan kepada penulis selama ini. Selain itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman terutama SKPM 48 atas

kebersamaannya khususnya untuk Sheilla, Nur Khairina dan Farah sebagai
sahabat bimbingan yang selalu memotivasi ketika rasa malas melanda, temanteman satu perjuangan selama di SKPM 48 yaitu M. Zainun Nashori Ashar,
Khalida N. Adilah, Marya Ulfa, Rielisa AP Hutagaol, Indah Erina, Fitri Rabbani,
Nur Fitria, Nashrul Lathif, Rusyad, Hanif, Abdul Ghani, Iwan, Faizal, Nanda,
Nerissa, Anca, Sophia, Yunita, Nafiah, Yayuk, Jilal, Muti, Ka Mona, GG, dan
Pamaung 48 atas kesediaannya berbagi pengalaman dan memberikan saran-saran
dalam penulisan skripsi ini.
Semoga penelitian ini bermanfaat.

Bogor, Agustus 2015
Mufida Banni Andita Putri

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi


DAFTAR LAMPIRAN

vi

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Perumusan Masalah

2

Tujuan Penelitian

2


Manfaat Penelitian

3

TINJAUAN PUSTAKA

5

Partisipasi

5

Sikap

8

Program Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jabar

9


Kerangka Pemikiran

10

Hipotesis Penelitian

11

Definisi Operasional

11

PENDEKATAN LAPANG

17

Metode Penelitian

17


Lokasi dan Waktu Penelitian

17

Teknik Pengumpulan Data

18

Teknik Pengolahan dan Analisis Data

19

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

21

Kondisi Geografis

21

Kondisi Demografis

21

Kondisi sarana dan prasarana

22

Karakteristik responden

27

TINGKAT PARTISIPASI DAN SIKAP PETERNAK DALAM PROGRAM
KPSBU

31

Tingkat Partisipasi Peternak dalam Tahap Perencanaan Program

31

Tingkat Partisipasi Peternak dalam Tahap Pelaksanaan Program

32

Tingkat Partisipasi Peternak dalam Tahap Menikmati Hasil

33

Tingkat Partisipasi Peternak dalam Tahap Evaluasi

34

Sikap Peternak terhadap Program KPSBU

35

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN SIKAP DENGAN
TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM KPSBU 37
Hubungan Antara Usia dengan Tingkat Partisipasi Peternak

37

Hubungan Lama Pendidikan dengan Tingkat Partisipasi Peternak

38

Hubungan Antara Jumlah Ternak dengan Tingkat Partisipasi Peternak

39

Hubungan Antara Jenis Kelamin dengan Tingkat Partisipasi

40

Hubungan Antara Faktor Eksternal dengan Tingkat Partisipasi Peternak

41

Hubungan antara Sikap dengan Tingkat Partisipasi Peternak

42

SIMPULAN DAN SARAN

45

Simpulan

45

Saran

45

DAFTAR PUSTAKA

47

LAMPIRAN

51

RIWAYAT HIDUP

60

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33

Definisi operasional sikap
Definisi operasional karakteristik individu
Definisi operasional faktor eksternal
Defisini operasional tingkat partisipasi peternak pada tahap
perencanaan, pelaksanaan, menikmati hasil dan evaluasi
Pelaksanaan penelitian Tahun 2015
Metode pengumpulan data
Jumlah penduduk menurut jenis kelamin
Jumlah dan persentase penduduk berdasarkan mata pencaharian
Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur
Jumlah dan persentase sarana perumahan di Desa Sukajaya
Jumlah dan persentase sarana ekonomi di Desa Sukajaya
Jumlah dan persentase sarana kesehatan di Desa Sukajaya
Jumlah dan persentase sarana pendidikan di Desa Sukajaya
Jumlah dan persentase prasarana jenis air bersih yang digunakan
masyarakat di Desa Sukajaya
Jumlah dan persentase prasarana MCK di Desa Sukajaya
Jumlah dan persentase prasarana jaringan jalan di Desa Sukajaya
Jumlah dan persentase persampahan di Desa Sukajaya
Jumlah dan persentase responden berdasarkan usia
Jumlah dan persentase responden berdasarkan jenis kelamin
Jumlah dan persentase responden berdasarkan jumlah ternak
Jumlah dan persentase responden berdasarkan lama pendidikan
Jumlah dan Persentase Peternak Berdasarkan Tingkat Partisipasi
Peternak di Desa Sukajaya Tahun 2015
Jumlah dan persentase tingkat partisipasi responden pada tahap
perencanaan
Jumlah dan persentase peternak dalam tahap pelaksanaan program
Jumlah dan persentase peternak dalam tahap menikmati hasil
Jumlah dan persentase peternak dalam tahap evaluasi program
Jumlah dan persentase responden berdasarkan sikap terhadap
program KPSBU
Jumlah dan persentase peternak menurut tingkat partisipasi dan usia
peternak
Jumlah dan persentase peternak menurut tingkat partisipasi dan lama
pendidikan
Jumlah dan persentase peternak menurut tingkat partisipasi dengan
jumlah ternak
Jumlah dan persentase peternak menurut jenis kelamin dan tingkat
partisipasi
Jumlah dan persentase peternak menurut faktor eksternal dan tingkat
partisipasi peternak
Jumlah dan persentase peternak menurut sikap dan tingkat
partisipasi

11
12
13
14
18
19
21
232
232
243
243
254
254
265
266
226
22
27
27
28
28
31
32
33
34
34
35
37
38
39
40
41
42

DAFTAR GAMBAR
1

Kerangka pemikiran

10

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5

Peta Lokasi Penelitian
Waktu Penelitian
Pengolahan data secara kuantitatif
Daftar Populasi Penelitian
Dokumentasi penelitian

52
53
54
58
59

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, terdiri dari 17.000
pulau besar dan kecil membentang dari Sabang sampai Merauke. Menurut BPS
tahun 2014, Indonesia memiliki jumlah penduduk mencapai 252.124.458 jiwa.
Jumlah penduduk yang banyak dapat menjadi potensi besar dalam proses
pembangunan. Akan tetapi, dapat menjadi beban yang berat karena kebutuhan
pangan, perumahan, pendidikan, kesehatan dan yang paling mendesak adalah
kebutuhan lapangan kerja baru yang banyak harus tersedia setiap tahunnya karena
penduduk yang terus meningkat. Hal ini hanya akan dapat diatasi jika dapat
dicapai dengan kemajuan pada beberapa bidang terutama pada bidang ekonomi,
teknologi, dan sosial. Sektor pertanian dan sektor peternakan menjadi sektor yang
penting di pedesaan dalam meningkatkan perekonomian, teknologi, dan sosial di
pedesaan khusunya bagi masyarakat. Kondisi minimnya partisipasi peternak di
pedesaan terhadap sektor pertanian dan peternakan disebabkan oleh berbagai
faktor seperti pendidikan, umur, dan pengalaman. Sebagai salah satu usaha untuk
tetap dapat mempertahankan dan mengembangkan usaha peternakan adalah
adanya penyuluhan agar tingkat partisipasi peternak semakin meningkat.
Partisipasi peternak dalam pengembangan peternakan di pedesaan meliputi
pengetahuan, pemikiran, ikut merencanakan, melaksanakan, menikmati
keberhasilan, dan menikmati hasil dari usaha yang dilakukan.
Program-program yang dirancang oleh pemerintah untuk peternak tidak
akan berhasil jika tidak adanya keterlibatan dari peternak. Keterlibatan peternak
harus dilandasi oleh tujuan memperoleh manfaat sehingga akan memiliki makna
bagi pembangunan dalam arti luas. Apabila peternak memahami arti
keterlibatannya, maka akan sangat mempengaruhi perilakunya. Perubahan
perilaku dapat berupa pemahaman peternak mengenai tujuan dan manfaat dari
program pembangunan. Yulianti (2012) menyatakan ada dua faktor yang
mempengaruhi partisipasi peternak yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor
internal yang berpengaruh antara lain umur, status warga, jenis kelamin,
pekerjaan, pendidikan dan pengetahuan peternak mengenai suatu program,
sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi partisipasi antara lain pemerintah
daerah, pengurus desa, tokoh peternak dan fasilitator. Pembangunan partisipatif
merupakan pendekatan pembangunan yang sesuai dengan hakikat otonomi daerah
yang meletakkan landasan pembangunan yang tumbuh berkembang dari peternak,
diselenggarakan secara sadar dan mandiri oleh peternak dan hasilnya dinikmati
oleh seluruh peternak (Sumaryadi 2005). Melalui program-program pembangunan
partisipatif tersebut diharapkan semua elemen peternak dapat secara bersamasama berpartisipasi dengan cara mencurahkan pemikiran dan sumber daya yang
dimiliki guna memenuhi kebutuhannya sendiri. Undang-undang nomor 6 tahun
2014 pasal 4 poin d tentang desa menjelaskan bahwa pengaturan desa bertujuan
untuk mendorong prakarsa, gerakan, dan partisipasi masyarakat desa untuk
pengembangan potensi dan aset desa guna kesejahteraan bersama. Sebagaimana
dijelaskan oleh Eko (2004) bahwa partisipasi itu merupakan jembatan

2
penghubung antara negara dan masyarakat agar pengelolaan barang-barang publik
membuahkan kesejahteraan. Secara substantif, partisipasi itu menyangkut tiga hal,
yaitu: (1) suara (voice); (2) akses; (3) kontrol. Pada pelaksanaan program
pemerintah desa dibutuhkan partisipasi dari peternak desa karena untuk
terciptanya pembangunan desa. Indonesia sebagai negara agraris, pemerintah
memberikan program-program bagi para peternak untuk meningkatkan
kesejahteraan dan keberlangsungan hidup mereka. Program-program KPSBU
Jabar merupakan program-program yang dibuat untuk meningkatkan taraf hidup
masyarakat khususnya anggota yang termasuk ke dalam anggota kelompok
ternak. Salah satu programnya yaitu pelayanan kesehatan hewan dan inseminasi
buatan untuk ternak sapi perah. Oleh karena itu, topik ini perlu untuk diteliti
karena belum pernah ada peneliti yang meneliti tingkat partisipasi peternak di
Desa Sukajaya.
Perumusan Masalah
Berdasarkan fakta-fakta di atas, maka masalah penelitian dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1) Bagaimana tingkat partisipasi peternak dalam program KPSBU di Desa
Sukajaya?
2) Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi peternak dalam
pelaksanaan program KPSBU di Desa Sukajaya?
3) Apa kaitan antara sikap masyarakat dengan tingkat partisipasi peternak dalam
pelaksanaan program KPSBU di Desa Sukajaya?

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian sebagai berikut:
1) Menganalisis tingkat partisipasi peternak dalam program KPSBU Jabar.
2) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi peternak
dalam pelaksanaan program KPSBU Jabar.
3) Menganalisis hubungan antara sikap peternak dengan tingkat partisipasinya
dalam pelaksanaan program KPSBU Jabar tersebut.

3

Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut:
1. Untuk melihat sejauh mana tingkat partisipasi khususnya peternak dalam
pelaksanaan program yang direncanakan oleh KPSBU Jabar dan perusahaan
swasta setempat. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat
meningkatkan partisipasi dari peternak dalam pelaksanaan program tersebut
guna dalam mencapai swasembada susu nasional.
2. Bagi akademisi penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi untuk
penelitian-penelitian selanjutnya yang sejenis. Peneliti selanjutnya juga
diharapkan dapat memperbaiki kelemahan - kelemahan dari penelitian ini.
3. Bagi instansi terkait penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi bagi
instansi terkait mengenai partisipasi peternak dalam program tersebut.

4

5

TINJAUAN PUSTAKA
Pada bagian ini diuraikan pendekatan teoritis yang dirujuk dalam melakukan
penelitian. Selanjutnya akan diuraikan mengenai kerangka pemikiran yang akan
dilanjutkan dengan hipotesis penelitian, definisi operasional dan definisi
konseptual.
Partisipasi
Pengertian Partisipasi
Uphof et al. dalam Yulianti (2012) menyatakan bahwa proses partisipasi
masyarakat dilihat dari proses perencanaan (pengambilan keputusan),
pelaksanaan, penikmatan hasil, dan evaluasi. Soetrisno (1995) menyatakan bahwa
partisipasi adalah kemauan masyarakat untuk mendukung secara mutlak programprogram yang dirancang dan ditentukan tujuannya oleh pemerintah. Pengertian
tersebut menimbulkan kesan bahwa ada subordinasi dalam suatu sistem, dimana
perencana pembangunan yang dalam hal ini adalah pemerintah menjadi pihak
yang menempati hirarki yang terendah. Hal ini menyebabkan adanya eksploitasi
terhadap peternak dalam pelaksanaan pembangunan. Castillo (1983) menyatakan
bahwa partisipasi adalah suatu pendekatan untuk pembangunan dengan
melibatkan masyarakat untuk memperbaiki kehidupannya melalui pembangunan.
Menurut Soekanto dalam Abdussamad (1991) partisipasi adalah kegiatan nyata
masyarakat secara aktif yang dilandasi oleh sikap, kehendak, dan kesadaran untuk
mencapai kehidupan yang lebih baik. Sejalan dengan itu, Mardikanto (1987)
mengartikan partisipasi sebagai keikutsertaan seseorang atau kelompok anggota
masyarakat dalam suatu kegiatan. Pengertian tersebut mengandung arti bahwa
masyarakat turut serta dalam suatu kegiatan berdasarkan keinginan dan kemauan
atas inisiatif sendiri bukan karena paksaan dari pihak mana pun.
Menurut Davis dan Newstrom (1989) partisipasi adalah keterlibatan
mental dan emosional orang-orang dalam situasi kelompok yang mendorong
mereka untuk memberikan kontribusi kepada tujuan kelompok dan ikut berbagi
tanggung jawab atas tercapainya tujuan tersebut. Muncul 3 gagasan penting dalam
pengertian partisipasi yaitu keterlibatan, kontribusi, dan tanggung jawab.
Partisipasi peternak merupakan salah satu sasaran pembangunan karena partisipasi
peternak adalah salah satu syarat dalam mencapai keberhasilan pembangunan
yang berkesinambungan. Tanpa partisipasi peternak kesinambungan
pembangunan akan mengalami hambatan yang cukup berarti. Oleh karena itu,
setiap program pembangunan jelas membutuhkan peran serta anggota peternak.
Selain itu, setiap anggota peternak berkewajiban untuk berpartisipasi dalam
usaha-usaha pembangunan. Berdasarkan pengertian partisipasi sebelumnya,
Cohen dan Uphoff (1980) menyatakan bahwa partisipasi yang diharapkan dari
masyarakat dalam kegiatan pembangunan adalah partisipasi dalam pengambilan
keputusan pada perencanaan kegiatan, implementasi, memperoleh benefit
pembangunan dan evaluasi kegiatan. Partisipasi masyarakat mengikutsertakan
rakyat dalam proses pengambilan keputusan mengenai hal-hal yang menyangkut

6
dirinya sendiri adalah penting dan bukan hanya ideologi demokratis. Hal ini
disebabkan oleh suksesnya program lebih terjamin apabila masyarakat
berkepentingan ikut ambil bagian dalam perencanaan dan pelaksanaannya.
Apabila benar-benar berdasarkan partisipasi rakyat, maka proses tersebut dapat
mengembangkan keterampilan peternak dan memupuk rasa kekeluargaan.
Jenis Partisipasi
Cohen dan Uphoff dalam Nasdian (2003) membagi bentuk keterlibatan
masyarakat yang menunjukkan adanya partisipasi dalam pembangunan, yaitu
sebagai berikut:
1) Partisipasi dalam pembuatan keputusan, yaitu masyarakat terlibat dalam
memutuskan program atau proyek apa yang cocok atau bermanfaat untuk
meningkatkan kesejahteraan hidup mereka.
2) Partisipasi dalam penerapan kegiatan, yaitu masyarakat ikut serta
melaksanakan program atau proyek yang sudah ditetapkan oleh mereka
sendiri.
3) Partisipasi dalam menikmati hasil, yaitu masyarakat ikut memanfaatkan
hasil-hasil proyek yang telah mereka kerjakan.
4) Partisipasi dalam evaluasi, yaitu masyarakat ikut mengevaluasi dan
menilai berhasil tidaknya sebuah program atau proyek yang mereka
kerjakan. Berdasarkan pernyataan di atas, tipe-tipe partisipasi didasarkan
atas tahap-tahap kegiatan, yang dapat digolongkan antara lain tahap
perencanaan, pelaksanaan, menikmati hasil, dan evaluasi. Bentuk
sumbangan dapat digolongkan, antara lain pikiran, tenaga, waktu dan
modal.
Simanjuntak dalam Fahrudin (2011) mengatakan bahwa sumbangan dalam
berpartisipasi dapat dirinci menurut jenisnya, sebagai berikut:
1. Partisipasi buah pikiran, yang diberikan partisipai dalam ajang sono,
pendapat, pertemuan atau rapat,
2. Partisipasi tenaga, yang diberikan partisipasi dalam berbagai kegiatan untuk
perbaikan atau pembangunan desa, pertolongan kepada orang lain dan
sebagainya.
3. Partisipasi harta benda, yang diberikan orang dalam bentuk uang atau materi
sebagai modal pembangunan,
4. Partisipasi keterampilan dan kemahiran, yang diberikan seseorang untuk
mendorong aneka ragam bentuk usaha dan industri.
Partisipasi sosial yang diberikan seseorang sebagai keguyuban misalnya
turut arisan, koperasi, melayat, kondangan. Selain jenis partisipasi diatas, Uphoff
dalam Nasution (2002) menambahkan tentang jenis-jenis partisipasi masyarakat
yaitu:
1. Partisipasi dalam pengambilan keputusan
2. Partisipasi dan pelaksanaan
3. Partisipasi dalam memanfaatkan hasil
4. Partisipasi dalam penilaian.

7
Dimensi Partisipasi
Partisipasi masyarakat dalam kegiatan pembangunan tidak hanya terbatas
pada pelaksanaan kegiatan pembangunan saja, tetapi pada semua kegiatan
pembangunan. Pamudji (1997) menyatakan bahwa ada empat indikator partisipasi
masyarakat, yaitu: (1) partisipasi dalam merencanakan kegiatan yaitu keterlibatan
dalam bentuk kehadiran, menyampaikan pendapat, dan pengambilan keputusan
tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan;
(2) partisipasi dalam pelaksanaan kegiatan yaitu keterlibatan dengan penyediaan
dana, pengadaan sarana dan pengorbanan waktu, tenaga sejak persiapan pelaksana
kegiatan, pelaksanaan kegiatan, dan pasca pelaksanaan kegiatan yang berupa
pemeliharaan hasil-hasil kegiatan; (3) partisipasi dalam mengendalikan kegiatan
yaitu keterlibatan warga dalam bentuk penyusunan pedoman pengendalian dan (4)
partisipasi dalam pemanfaatan hasil kegiatan yaitu keterlibatan peternak dalam
bentuk pemanfaatan hasil kegiatan.
Sajogyo (1980) mengemukakan bahwa indikator partisipasi petani dalam
kegiatan pembangunan pertanian adalah: (1) adanya peluang ikut menentukan
kebijaksanaan pembangunan di tingkat desa atau kecamatan, terutama di bidangbidang dimana peternak diharapkan ikut bekerja atau berusaha; (2) adanya
peluang ikut melaksanakan rencana pembangunan; dan (3) adanya peluang ikut
menilai hasil pembangunan sampai dimana hasil-hasil tersebut telah memperbaiki
keadaan mereka menurut ukuran dan pengalaman mereka.
Faktor yang mempengaruhi partisipasi
Kecenderungan seseorang untuk berpartisipasi dalam kegiatan
kepeternakan tergantung pada berbagai faktor dan dari hasil penelitian yang
dilakukan Angell yang dikutip oleh Soetarso (1979) ialah:
1. Umur, yaitu bahwa orang-orang yang berada dalam kelompok umur
pertengahan lebih banyak mendukung keteraturan moral peternak daripada
kelompok umur yang lain.
2. Pendapatan, yaitu bahwa keluarga-keluarga yang berpendapatan tinggi lebih
besar partisipasinya dalam urusan-urusan kepeternakan.
3. Pekerjaan, orang-orang yang menduduki jabatan yang lebih tinggi, lebih besar
pula partisipasinya.
4. Sekolah, lebih tinggi kelas yang dicapai, lebih besar pula partisipasinya.
5. Pemberian suara dalam pemilihan umum, orang-orang yang tidak
memberikan suara dalam pemilihan umum juga kurang menaruh minat pada
bentuk-bentuk partisipasi lainnya.
6. Kebangsaan, orang-orang yang dilahirkan di luar negeri lebih besar
partisipasinya daripada yang dilahirkan di dalam negeri.
7. Ras, orang negro cenderung lebih banyak berpartisipasi dari pada orang kulit
putih.
Pamudji (1997) menyatakan bahwa terdapat faktor-faktor yang dapat
menghambat partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan,
diantaranya: (1) kondisi politik yang masih menitikberatkan pembangunan pada
sektor ekonomi dan stabilitas negara; (2) sistem pembangunan yang sentralistik
dan administrasi standar; (3) lemahnya manajemen pembangunan; dan (4) kurang

8
siapnya kemampuan sumberdaya manusia terutama di lingkungan instansi
pemerintah untuk menempatkan peternak sebagai subyek pembangunan. Selain itu
ada hambatan yang muncul pada saat akan menumbuhkan partisipasi masyarakat
(Somamihardja, 1997) yaitu: (1) budaya paternalistik, budaya manut, terserah
bapak/ibu saja (pasif); dan (2) kebiasaan dilayani, kebiasaan memerintah,
kebiasaan akan dituruti, tidak pernah dibantah. Terdapat hubungan antara faktor
yang melekat pada individu (usia, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan) dengan
tingkat kemampuan dan kemauan peternak untuk berpartisipasi dalam kegiatan
penyuluhan. Kemampuan dapat diperoleh dari pengalaman sehari-hari khususnya
yang berkaitan dengan pengalaman dalam peternakan yang mampu membentuk
kemauan peternak untuk berpartisipasi. Tingkat pendidikan seseorang
mempengaruhi perilaku individu, makin tinggi pendidikan yang diperoleh
seseorang selama hidupnya maka akan memberikan peningkatan kemampuan dan
kemauan peternak untuk berpartisipasi. Tingkat pendapatan seseorang
mempengaruhi motivasi dari sasaran untuk berpartisipasi dalam kegiatan
penyuluhan. Tingkat partisipasi peternak dipengaruhi oleh faktor-faktor internal
yang dimiliki peternak yang berhubungan dengan partisipasinya dalam sebuah
program. Penelitian yang dilakukan lebih menyoroti partisipasi peternak guna
menemukan jawaban atas pertanyaan tentang bagaimana tingkat partisipasi
peternak dan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi peternak dalam
suatu program yang dipengaruhi oleh faktor yang melekat dalam diri individu.
Selain faktor internal, terdapat faktor eksternal masyarakat yaitu penyuluhan.
Kartasapoetra (1991) menyatakan bahwa penyuluh dalam arti umum
merupakan suatu ilmu sosial yang mempelajari sistem dan proses perubahan pada
individu dan masyarakat agar dengan terwujudnya perubahan tersebut dapat
tercapai apa yang diharapkan sesuai dengan pola atau rencananya. Penyuluhan
dengan demikian merupakan suatu sistem pendidikan yang bersifat non formal
atau suatu sistem pendidikan di luar sistem persekolahan yang biasa, dimana
orang ditunjukkan cara-cara mencapai sesuatu dengan memuaskan sambil orang
itu tetap mengerjakan sendiri. Sementara itu Samsudin dalam Sadly (2004),
memberikan pengertian penyuluhan sebagai suatu cara atau usaha pendidikan
yang bersifat non-formal untuk para masyarakat dan keluarganya di pedesaan.
Menurut Sastraatmadja (1986), penyuluhan pertanian atau peternakan merupakan
pendidikan non-formal yang ditujukan kepada petani atau peternak beserta
keluarganya yang hidup di pedesaan dengan membawa dua tujuan utama yang
diharapkan.
Sikap
Sikap sangat mempengaruhi manusia dalam bertindak dan berperilaku.
Maka dari itu penting untuk ditinjau mengenai sikap. Sikap sendiri menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, diartikan sebagai kesiapan untuk bertindak.
Sementara itu, Azwar (2005) memandang bahwa sikap merupakan korelasi antara
ketiga komponen sikap yang saling bertautan pada ranah kognitif, afektif dan
konatif pada suatu objek dan kemudian membantu menentukan sikap terhadap
objek tersebut. Namun disisi lain, adanya ketidakpuasan atas penjelasan mengenai
inkonsistensi antara ketiga komponen yang membentuk sikap, maka beberapa
ilmuan seperti La Piere dan Calhoun dalam Azwar (2005), mengatakan bahwa

9
dalam menentukan sikap seseorang terhadap suatu objek perlu untuk adanya
pembatasan konsep sikap hanya pada aspek afektif saja. Karena pada akhirnya
sikap hanya dilihat sebagai tindakan yang bukan merupakan aspek inti pada
individu. Sikap tidak terbentuk dengan sendirinya karena dipengaruhi
karakteristik yang ada dalam individu itu sendiri. Azwar (2005) menyimpulkan
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah pengalaman
pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa, serta faktor
emosi dalam diri individu. Soebiyanto (1998) menyatakan bahwa karakteristik
sosial-ekonomi seperti tingkat pendidikan, umur, kekosmopolitanan dan tingkat
kemampuan ekonomi mempengaruhi masyarakat desa dalam menanggapi ide atau
informasi terhadap suatu hal.
Program Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jabar
KPSBU telah berdiri sejak tahun 1971 dan terus berupaya mencapai tujuan
menjadi model koperasi dalam menyejahterakan anggota. Tujuan utama dari
KPSBU adalah untuk menghasilkan Core Commodity yang unggul, yakni susu
segar yang dihasilkan peternak sebagai produk bermutu tinggi di pasaran. Tahun
1980 produksi susu di Lembang adalah 2.840 Kg/hari dan 10 tahun setelahnya
meningkat menjadi 41. 891 Kg/hari. Populasi sapi perah tahun 1980 sebanyak
800 ekor, dan 10 tahun setelahnya meningkat populasi sapi perahnya menjadi
7.026 ekor, dan terakhir dihitung tahun 2013 lalu populasi sapi perah di Lembang
mencapai 16.799 ekor dan produksi susunya mencapai 109.500 Kg/hari. KPSBU
menghadirkan beberapa produk dan pelayanan yaitu:
1. Pemasaran susu, koperasi mengumpulkan susu segar dari peternak untuk
dikirimkan ke Industri Pengolahan Susu, yakni PT. Frisian Flag Indonesia
dan PT. Danone Dairy Indonesia.
2. Pinjaman ke anggota, koperasi memberikan pinjaman tanpa bunga kepada
anggota.
3. Waserda menyediakan barang kebutuhan rumah tangga dan kandang dan
layanan antar ke rumah peternak.
4. Program kesehatan anggota, anggota mendapatkan pelayanan kesehatan
melalui kerjasama dengan penyedia pelayanan kesehatan swasta.
5. Pelayanan kesehatan hewan dan inseminasi buatan untuk ternak sapi
perah.
6. Pabrik makanan ternak menghasilkan ransum untuk seluruh populasi sapi
perah di Lembang.

10

Kerangka Pemikiran
Pelaksanaan program KPSBU dimulai dari Desa Sukajaya, dan program
pelayanan kesehatan hewan ini merupakan program yang paling lama sudah
dijalankan dimulai dari tahun pertamanya berdiri KPSBU di Lembang. Pada
pelaksanaan program untuk peternak dibutuhkan tingkat partisipasi dari para
anggotanya. Tingkat partisipasi dari anggota berhubungan dengan karakteristik
individu berupa jenis kelamin, usia, lama pendidikan dan jumlah ternak, selain
karakteristik individu, tingkat partisipasi berhubungan pula dengan faktor
eksternal berupa intensitas sosialisasi KPSBU dan frekuensi penyuluhan. Selain
faktor eksternal dan karakteristik individu, sikap peternak terhadap program
KPSBU berhubungan pula dengan tingkat partisipasi peternak dalam program.
Sikap peternak mengenai program saling berhubungan pula dengan karakteristik
individu dari peternak itu sendiri.

Program KPSBU

Karakteristik individu:
1. Jenis kelamin
2. Usia
3. Lama pendidikan
4. Jumlah ternak

Tingkat
partisipasi
peternak

Sikap peternak
terhadap program
KPSBU
Ket:
: Hubungan

Gambar 1 Kerangka pemikiran

Faktor eksternal:
1. Intensitas
sosialisasi KPSBU
2. Frekuensi
penyuluhan

11
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka hipotesis penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Diduga terdapat hubungan antara faktor eksternal berupa intensitas
sosialisasi KPSBU dan intensitas penyuluhan dengan tingkat partisipasi
2. Diduga terdapat hubungan antara tingkat partisipasi dengan karakteristik
individu
3. Diduga terdapat hubungan antara sikap dengan tingkat partisipasi.
Definisi Operasional
Rumusan definisi operasional untuk masing-masing variabel dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.

Sikap
Sikap menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai kesiapan
untuk bertindak (Rahmawati 2014). Keterangan lebih lanjut dapat dilihat pada
Tabel 1.
Tabel 1 Definisi operasional sikap
Variabel

Definisi Operasional

Uraian

Sikap
peternak
dalam
merespon
program
KPSBU

Kecenderungan
individu dalam
memberikan respon
atau menanggapi
dilaksanakannya
program KPSBU
(pelayanan kesehatan
hewan dan inseminasi
buatan untuk ternak
sapi perah.

Sikap
ini
diukur
dengan
menggunakan skala likert yang
terdiri dari lima tingkatan jawaban
1. Sangat setuju: skor 5
2. Setuju diberi: skor 4
3. Ragu-ragu: skor 3
4. Tidak setuju: skor 2
5. Sangat tidak setuju: skor 1
Responden diminta untuk memilih
pilihan pada setiap pernyataan
tentang sikap masyarakat terhadap
program KPSBU. Pilihan jawaban
tersebut mempresentasikan suatu
skala yang mempunyai nilai positif,
netral sampai negatif. Kemudian
digolongkan secara ordinal menjadi:
1. Sikap postif, total skor 19-43
2. Sikap netral, total skor 44-68
3. Sikap negatif,total skor 69-95
Skor di atas diperoleh dari jumlah
pernyataan pada kuisioner penelitian
yang berjumlah 19 pernyataan.

Jenis
data
Skala
ordinal

12
2.

Karakteristik individu
Karakteristik suatu sifat atau watak atau kepribadian yang khas dari
seseorang dan respon terhadap program. Keterangan lebih lanjut dapat dilihat
pada Tabel 2.
Tabel 2 Definisi operasional karakteristik individu

Variabel

Definisi operasional

Uraian

Usia

Selisih antara tahun
responden dilahirkan
dengan tahun pada
saat penelitian
diadakan yang
dinyatakan dalam
tahun

Faktor internal individu (usia) ini diberi
skor berdasarkan data yang didapat di
lapangan (dalam tahun). Kemudian
digolongkan menjadi 3 kategori
menurut Havigurst:
1. Dewasa Muda (18-30 tahun): skor 1
2. Dewasa menengah (31-50 tahun):
skor 2
3. Dewasa tua (≥51 tahun): skor 3

Jenis
kelamin

Pembedaan
responden
biologis

Lama
pendidikan

Jenjang terakhir
sekolah formal yang
pernah diikuti oleh
responden

Jumlah
ternak

Jumlah ternak yang Berdasarkan jumlah ternak yang
dimiliki
seorang diperoleh dari lapangan yang diberi
peternak.
kode, yaitu:
1. Peternak besar (lebih dari rata-rata
jumlah ternak responden ditambah ½
SD (X≥x+ ½ SD): skor 3
2. Peternak sedang (sama dengan ratarata jumlah ternak responden (X- ½
SD < X < X+ ½ SD): skor 2
3. Peternak kecil (kurang dari rata-rata
jumlah ternak responden ditambah ½
SD (X≥x+ ½ SD): skor 1

Jenis kelamin digolongkan menjadi dua
secara kategori, yaitu:
1. Laki-laki: kode 2
2. Perempuan: kode 1
Tingkat pendidikan responden yang
dibagi menjadi:
1. 6 tahun: skor 1
2. 9 tahun: skor 2
3. 12 tahun: skor 3
4. Di atas 12 tahun: skor 4

Jenis
data
Skala
ordinal

Skala
nominal

Skala
ordinal

Skala
Ordinal

13
3.

Faktor eksternal

Faktor yang berasal dari luar individu peternak itu sendiri yaitu intensitas
sosialisasi KPSBU dan tingkat implementasi penyuluhan. Keterangan lebih lanjut
dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Definisi operasional faktor eksternal
Variabel

Definisi Operasional

Intensitas
sosialisasi
KPSBU

Frekuensi pemerintah
memberikan
penjelasan mengenai
program KPSBU
kepada peternak.

Frekuensi
penyuluhan

Frekuensi penyuluh
dalam meningkatkan
tingkat partisipasi
peternak dalam
melaksanakan
program.

Uraian

Jenis
data
Intensitas sosialisasi KPSBU Skala
diukur dengan menggunakan:
ordinal
1. Tidak pernah skor 1
2. Jarang skor 2
3. Sering skor 3
4. Sering sekali skor 4
Intensitas penyuluhan diukur Skala
dengan menggunakan
ordinal
1. Tidak pernah skor 1
2. Jarang skor 2
3. Sering skor 3
4. Sering sekali skor 4

14

4.

Tingkat partisipasi

Definisi operasional Tingkat Partisipasi Arnstein (1969) melalui Tahapan
Partisipasi Uphoff et al. (1979) yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, menikmati
hasil dan evaluasi. Keterangan lebih lanjut dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Defisini operasional tingkat partisipasi peternak pada tahap perencanaan,
pelaksanaan, menikmati hasil dan evaluasi
Tahapan
Definisi operasional
Indikator dan cara pengukuran
Motivasi kehadiran:
Perencanaan Keikutsertaan
responden dalam
1. Tidak hadir: skor 0
mengikuti kegiatan
2. Ikut-ikutan: skor 1
penyusunan rencana
3. Dipaksa oleh penyelenggara: skor 2
suatu kegiatan.
4. Kesadaran sendiri: skor 3
Tahapan perencaan
Keaktifan dalam pertemuan:
diukur melalui
1. Tidak memberikan pendapat: skor
keikutsertaan dalam
1
proses identifikasi
2. Memberikan pendapat karena
masalah, identifikasi
diminta oleh penyelenggara: skor 2
kebutuhan,
3. Memberikan pendapat atas inisiatif
pengambilan
sendiri: skor 3
keputusan, penentuan
kegiatan, penyusunan
jadwal kegiatan,
perencanaan alokasi
dana program.
Keikutsertaan dalam program:
Pelaksanaan Keikutsertaan
masyarakat
dalam 1. Tidak memiliki peran: skor 1
pelaksanan kegiatan 2. Memiliki peran karena diminta oleh
program.
Tahapan
penyelenggara: skor 2
pelaksanaan
diukur 3. Memiliki peran karena inisiatif
melalui pengambilan
sendiri: skor 3
peranan, sumbangan Tidak kedudukan peran:
materi,
sumbangan 1. Lebih rendah dari penyelenggara:
skor 1
tenaga.
2. Setara dengan penyelenggara: skor
2
3. Lebih tinggi dari penyelenggara:
skor 3
Motivasi kehadiran:
1. Tidak hadir skor 0
2. Ikut-ikutan skor 1
3. Diminta oleh penyelenggara skor 2
4. Inisiatif sendiri skor 3

15
Tahapan
Menikmati
Hasil

Definisi operasional
Keikutsertaan
masyarakat
dalam
memanfaatkan
dan
menikmati hasil dari
kegiatan
program.
Diukur
melalui
pemanfaatan
sarana
dan prasarana, hasil,
pengalaman
baru
dalam
kegiatan
peternakan.

Evaluasi

Keikutsertaan
masyarakat
dalam
memantau
setiap
kegiatan peternakan
khususnya
program
pelayanan kesehatan
hewan dan inseminasi
buatan.
Diukur
melalui keikutsertaan
dalam penyampaian
kendala, kritik, saran,
pembuatan
laporan
tentang
program
pelayanan kesehatan
hewan dan inseminasi
buatan.

Indikator dan cara pengukuran
Peningkatan kualitas susu dan ternak
setelah mengikuti program:
1. Ya skor 2
2. Tidak skor 1

Motivasi kehadiran:
1. Tidak hadir skor 0
2. Ikut-ikutan skor 1
3. Ikut karena inisiatif sendiri skor 2

16

17

PENDEKATAN LAPANG
Pendekatan lapang memuat informasi mengenai pendekatan penelitian
yang digunakan ketika penelitian di lapangan. Pendekatan lapang terdiri dari
metode penelitian, lokasi penelitian, dan waktu penelitian, teknik pengumpulan
data, serta teknik pengolahan dan analisis data yang dilakukan baik secara
kuantitatif maupun kualitatif. Metode penelitian menggambarkan pemilihan
metode yang digunakan dalam penelitian. Lokasi dan waktu penelitian
menginformasikan pemilihan lokasi dan waktu pelaksanaan penelitian. Teknik
pengumpulan data menginformasikan pemilihan teknik yang digunakan dalam
menggali data dan informasi baik melalui kuisioner ataupun wawancara
terstruktur kepada responden dan informan. Teknik pengolahan dan analisis data
memuat informasi mengenai cara pengolahan data yang diperoleh dari hasil
penelitian yang kemudian dianalisis sesuai dengan tujuan dan hipotesis yang telah
ditetapkan sebelumnya. Penjelasan lebih lanjut mengenai bagian-bagian yang
terdapat pada pendekatan lapang akan diuraikan pada subbab berikut.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung oleh
data kualitatif. Penelitian kuantitatif yang akan dilakukan dengan menggunakan
penelitian sensus. Desa Sukajaya merupakan salah satu desa yang berada di
Lembang dan menjadi desa yang memiliki jumlah peternak terbanyak
dibandingkan dengan desa lainnya yang berada di Lembang. Jumlah responden
dalam penelitian ini adalah 30 orang. Teknik pemillihan responden dipilih
berdasarkan 2 kelompok yang tergolong aktif di Desa Sukajaya. Oleh sebab itu, 2
kelompok ini yang dipilih dan diteliti. Jumlah anggota di 2 kelompok ini adalah
30 orang dan semuanya diambil sebagai responden. Ternyata, dari para anggota
aktif KPSBU yang menjadi responden ini pun didapatkan bahwa tingkat keaktifan
dari tiap anggota bervariasi. Pendekatan kuantitatif diharapkan mampu menjawab
bagaimana tingkat partisipasi peternak dalam program KPSBU Jabar yang
dilaksanakan di Desa Sukajaya, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat.
Data kualitatif dikumpulkan dengan menggunakan teknik wawancara mendalam
terhadap informan dan yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah para
aparat desa, ketua kelompok ternak, serta masyarakat yang menjadi anggota
KPSBU Jabar.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Desa Sukajaya, Kecamatan Lembang, Kabupaten
Bandung Barat. Wilayah ini termasuk ke dalam wilayah semi perkotaan.
Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive (sengaja). Pemilihan
lokasi tersebut dengan mempertimbangkan daerah yang sudah terlaksananya
program pelayanan kesehatan hewan dan inseminasi buatan. Di desa ini sangat
strategis sekali untuk meneliti program ini karena dilihat dari setiap rumah
penduduknya memiliki hewan ternak sapi perah. Penetapan lokasi ini ditetapkan
setelah melakukan penjajagan pada Februari 2015 lalu.

18
Proses penelitian dimulai dari pembuatan proposal penelitian pada bulan
Januari 2015. Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan yang terhitung mulai Maret
2015. Kegiatan penelitian meliputi penyusunan proposal skripsi, kolokium,
pengambilan data lapangan, penulisan draft skripsi, sidang skripsi, dan perbaikan
laporan skripsi. Proses pelaksanaan penelitian lebih lanjut dapat dilihat pada Tabel
5.
Tabel 5 Pelaksanaan penelitian Tahun 2015
Kegiatan

Januari

Februari

Maret

April

Mei

Juni

Juli
Agustus
3
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
4 1 2 3

Penyusunan
proposal
skripsi
Kolokium
Pengambilan
data lapangan
Pengolahan
dan analisis
data
Penulisan
draft skripsi
Uji petik
Sidang
skripsi
Perbaikan
laporan
penelitian

Teknik Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data kuantitatif diperoleh
melalui kuesioner. Kuesioner berisi beberapa variabel tingkat partisipasi, sikap,
karakteristik individu dan faktor eksternal. Data kualitatif diperoleh melalui
wawancara mendalam pada beberapa informan. Topik wawancara mendalam
mengenai tingkat partisipasi, sikap, karakteristik individu dan faktor eksternal.
Hasil dari pengamatan dan wawancara di lapangan dituangkan dalam catatan
harian dengan bentuk uraian rinci dan kutipan langsung. Data sekunder diperoleh
melalui literatur yaitu buku-buku, podes, BPS, profil desa, informasi tertulis, datadata dan literatur-literatur yang mendukung kebutuhan data mengenai fokus
penelitian seperti profil desa. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian dapat dilihat pada Tabel 6.

19

Tabel 6 Metode pengumpulan data
Teknik pengumpulan data
Kuesioner (responden)

1.
2.
3.
4.

Wawancara mendalam

Observasi lapang

Data yang dikumpulkan
Tingkat partisipasi peternak dalam program
KPSBU
Karakteristik individu peternak yang menjadi
anggota aktif dalam KPSBU
Sikap peternak terhadap pelaksanaan program
KPSBU di Desa Sukajaya
Faktor eksternal dari tokoh masyarakat yang
mempengaruhi tingkat partisipasi peternak
dalam program KPSBU

1. Permasalahan di Desa Sukajaya
2. Kondisi keanggotaan di KPSBU
3. Dukungan dari pemerintah untuk program

dari KPSBU
4. Aspek yang dapat membantu peternak
setelah mengikuti program KPSBU
1. Aktivitas peternak
2. Aktivitas penyuluhan di Desa Sukajaya
3. Transparansi petinggi dalam program

Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Penelitian ini mempunyai dua jenis data yang akan diolah dan dianalisis,
yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif menggunakan aplikasi
Microsoft Excell 2010 dan SPSS for windows 16.0. Data mengenai tingkat
partisipasi akan diolah menggunakan metode uji beda dengan membandingkan
peternak yang memiliki tingkat partisipasi yang rendah dan tinggi. Uji korelasi
Rank Spearman digunakan untuk melihat hubungan antara karakteritik individu,
faktor eksternal dengan sikap peternak dalam program desa susu tersebut dan
untuk melihat hubungan antara karakteristik individu, faktor eksternal dengan
tingkat partisipasi.

20

21

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Kondisi Geografis
Desa Sukajaya berada dalam kawasan Kecamatan Lembang kurang lebih 4
km dari kantor Kecamatan Lembang, jarak dari Kabupaten Bandung Barat 10 km
dan jarak dari kantor pemerintah provinsi 20 km. Desa Sukajaya berbatasan
dengan:
1. Sebelah utara: berbatasan dengan Gunung Tangkuban Perahu
2. Sebelah timur: berbatasan dengan Desa Wisata Cikahuripan Kecamatan
Lembang
3. Sebelah selatan: berbatasan dengan Desa Cihideung Kecamatan
Parompong
4. Sebelah barat: berbatasan dengan Desa Cihideung Kecamatan Parompong
Desa Sukajaya berada di ketinggian 1200 m, dengan peruntukkan lahan
sebanyak 163 Ha adalah pertanian, 68 Ha pertanian tadah hujan, 11.218 Ha sawah
yang tidak produktif, 96.745 Ha perkarangan bangunan dan halaman, kolam 2 Ha,
dan tanah kas desa 1700 Ha.
Kondisi Demografis
Jumlah penduduk di Desa Sukajaya sebanyak 11.766 orang yang terdiri dari
5.997 orang laki-laki dan 5.769 orang perempuan. Jumlah RW di Desa Sukajaya
sebanyak 15 RW. Jumlah penduduk terbanyak tersebar di RW 06 sebanyak 1.116
orang dan jumlah penduduk tersedikit berada di wilayah RW 15 sebanyak 352
orang dengan range atau selisih jumlah penduduk terbesar dan terkecil sebesar
764 orang. Keterangan lebih lanjut mengenai jumlah penduduk di Desa Sukajaya
dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7 Jumlah penduduk menurut jenis kelamin
RW
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Jumlah

Laki-laki
506
341
498
444
545
553
387
275
274
396
456
299
230
282
188
278
5 997

Perempuan
518
345
440
418
514
563
355
260
253
404
446
292
234
285
164
251
5 769

Sumber: Monografi Desa Sukajaya Tahun 2013

Jumlah
1 024
686
938
862
1 059
1 116
742
535
527
800
902
591
464
567
352
529
11 766

22
Tabel 8 Jumlah dan persentase penduduk berdasarkan mata pencaharian
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Jenis sarana kesehatan

Jumlah (orang)
531
790
8
6
216
142
6
242
746
1
8
6
30
63
0
2795

Petani
Buruh harian
Kehutanan
Perkebunan
Buruh/swasta
PNS
Pengrajin
Pedagang
Peternak
Pengacara
Pengusaha besar
Dosen swasta
Montir
Sopir
Industri rumah tangga
Total

Persentase (%)
19.0
28.3
0.3
0.2
7.7
5.1
0.2
8.7
26.7
0.0
0.3
0.2
1.1
2.3
0.0
100.0

Sumber: Monografi Desa Sukajaya tahun 2013

Tabel 8 menunjukkan bahwa mayoritas penduduk di Desa Sukajaya
memiliki mata pencaharian sebagai peternak yaitu sebanyak 746 orang atau
dengan persentase sebesar 26.7 %. Kondisi tersebut terjadi karena lahan terluas di
Desa Sukajaya dialokasikan untuk lahan peternakan. Ketiadaan penduduk yang
memilih industri rumah tangga sebagai mata pencaharian di Desa Sukajaya karena
minimnya kemandirian penduduk dalam mengolah hasil dari peternakan itu
sendiri dan masih bergantung pada KPSBU. selanjutnya akan dijelaskan jumlah
penduduk desa berdasarkan kelompok umur. Keterangan lebih lanjut dapat dilihat
pada Tabel 9.
Tabel 9 Jumlah penduduk Desa Sukajaya menurut kelompok umur
Usia (tahun)
18-29
30- 49
≥50
Total

L

P

Jumlah

913
1791
989

921
1583
952

1834
3374
1948

3693

3456

7156

Sumber: monografi desa Sukajaya tahun 2013

Tabel 9 menunjukkan jumlah penduduk di Desa Sukajaya pada usia kerja.
Jumlah penduduk sebanyak 7156 orang dengan total laki-laki sebanyak 3693
orang dan perempuan sebanyak 3456 orang. Data yang didapat dari pengamatan
dan penelitian di lapang, di Desa Sukajaya masih banyak terdapat penduduk yang
berusia ≥50 tahun dan masih bekerja sebagai peternak dan masih aktif mengikuti
kegiatan-kegiatan di desa.
Kondisi sarana dan prasarana
Kondisi sarana merupakan faktor yang penting dalam suatu perencanaan
pembangunan karena itu perlu diperhatikan kondisi dan potensinya, sehingga

23
menjadikannya sumber daya yang penting. Beberapa sarana yang cukup penting
dalam penanggulangan persoalan kemiskinan sudah tersedia di Sukajaya, namun
belum semuanya terpenuhi. Berdasarkan hasil pengamatan dan pengumpulan data
yang telah dilakukan, Desa Sukajaya memiliki beberapa sarana mulai dari
perumahan, ekonomi, kesehatan, dan pendidikan. Berikut akan dipaparkan secara
rinci mengenai masing-masing sarana. Kondisi sarana perumahan yang ada di
Desa Sukajaya dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10 Jumlah dan persentase sarana perumahan di Desa Sukajaya
No
1
2
3
4

Jenis sarana perumahan
Rumah Permanen
Semi Permanen
Tidak Permanen
Tidak Layak
Total

Jumlah (KK)
4 657
1 250
316
70
6 297

Persentase (%)
74.0
19.9
5.0
1.1
100.0

Sumber: Monografi Desa Sukajaya Tahun 2013

Tabel 10 menunjukkan bahwa sarana perumahan di Desa Sukajaya
didominasi oleh jenis sarana rumah permanen dengan jumlah 4.657 KK atau
dengan persentase sebesar 74%. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah
dilakukan, rumah yang dimiliki oleh penduduk sudah termasuk layak huni. Hal ini
dapat dilihat dari dinding rumah yang sudah berupa tembok, lantai rumah sudah
berupa lantai keramik, dan bagian depan rumah sudah dilindungi oleh pagar. Hasil
pengamatan juga menunjukkan bahwa terdapat jenis sarana rumah yang tidak
layak huni dengan kondisi dinding berupa kayu dan lantai berupa semen biasa.
Namun rumah dengan kondisi tidak layak huni ini hanya berjumlah sedikit yaitu
70 KK atau dengan persentase sebesar 1.1%. Sarana selanjutnya menjelaskan
mengenai kondisi sarana ekonomi yang terdapat di Desa Sukajaya. Keterangan
lebih lanjut mengenai kondisi ekonomi terdapat pada Tabel 11.
Tabel 11 Jumlah dan persentase sarana ekonomi di Desa Sukajaya
No
1
2
3

Jenis sarana ekonomi
Pabrik
Home/industry
Koperasi
Total

Jumlah (unit)
0
15
0
15

Persentase (%)
0.0
100.0
0.0
100.0

Sumber: Monografi Desa Sukajaya tahun 2013

Tabel 11 menunjukkan bahwa jenis sarana ekonomi yang terdapat di Desa
Sukajaya hanya berupa home/industri saja dengan jumlah sebanyak 15 unit atau
dengan persentase sebesar 100%. Ketiadaan koperasi di Desa Sukajaya
dikarenakan oleh sudah tersedianya KPSBU yang sudah mampu memfasilitasi
kebutuhan dari para peternak di Desa Sukajaya, sedangkan ketiadaan pabrik
disebabkan oleh sempitnya lahan di Desa Sukajaya untuk pabrik dan sudah
dialokasikan untuk lahan peternakan. Kondisi ini menyebabkan masyarakat