ϱ
Keluarga mengatakan pemenuhan kebutuhan sehari-hari menjadi sulit ketika ada pengeluaran besar yang harus dilakukan, sehingga pada waktu-waktu tersebut
keluarga akan meminjam uang.
b. Kesehatan
Untuk biaya kesehatan keluarga mengatakan tidak memiliki anggaran khusus. Jika sakit keluarga hanya mengandalkan Kartu Indonesia Sehat KIS
yang disediakan oleh pemerintah. Namun untuk permasalahan kesehatan ringan seperti demam, pusing dan batuk keluarga hanya mengandalkan pengobatan
tradisional yang bahannya dapat diperoleh di sekitar rumah dan dengan cara istirahat yang cukup.
c. Sosial
Dalam berkehidupan sosial keluarga mengatakan memiliki pengeluaran ketika ada kegiatan adat di balai banjar maupun pura, pengeluaran tersebut
merupakan pengeluaran dalam kegiatan adat istiadat dan upacara agama dalam lingkungan masyarakat, keluarga mengatakan biaya yang dikeluarkan untuk
kegiatan di masyarakat tidak menentu, hal ini dikarenakan disesuaikan dengan besarnya upacara yang diselenggarakan. Untuk mengatasi pengeluaran untuk
kegiatan sosial kemasyarakatan, keluarga biasanya menggunakan uang yang ditabung dari sisa pendapatan yang diperoleh dari hasil bertani dan berternak.
d. Rohani
Pengeluaran kegiatan rohani adalah mebanten sehari-hari dan keperluan upacara agama sewaktu-waktu. Pengeluaran untuk kegiatan rohani di keluarga
Bapak I Wayan Dana cukup sering dilakukan, misalnya untuk mebanten sehari- hari dan keperluan upacara untuk hari raya tertentu. Rata – rata pengeluaran
harian untuk kegiatan kerohanian adalah Rp5.000,00. Biaya ini belum termasuk biaya jika ada hari raya keagamaan tertentu yang bisa menghabiskan biaya hingga
ratusan ribu rupiah. Pengeluaran kerohanian lainnya untuk keluarga Bapak I Wayan Dana adalah iuran-iuran yang dibayar setiap bulan, yaitu iuran kematian
sebesar Rp20.000,00 dan iuran untuk upacara adat odalan sebesar Rp200.000 atau lebih tergantung dari besarnya acara yang diselenggarakan.
ϲ
e. Pendidikan
Saat ini untuk pembiayaan pendidikan, Bapak I Wayan Dana hanya menanggung biaya pendidikan untuk anak keempatnya, yaitu Ni Ketut Juli Astuti.
Ni Ketut Juli Astuti saat ini sedang menempuh jenjang pendidikan S1 di Universitas Dwijendra. Pengeluaran pendidikan yang dimaksud berupa biaya SPP
dan keperluan kuliah seperti buku dan alat tulis. Bapak I Wayan Dana mengatakan anggota keluarganya tidak ada yang buta huruf. Keempat anak beliau sudah
menyelesaikan pendidikan sampai jenjang Sekolah Menengah Atas SMA.
BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH
2.1 Permasalahan Keluarga
Untuk dapat mengetahui permasalahan yang dihadapi keluarga I Wayan
Dana, diperlukan pendekatan terlebih dahulu melalui wawancara yang dilakukan secara bertahap. Setelah beberapa kali kunjungan ke rumah keluarga dampingan
ditemukan beberapa masalah yang dihadapi keluarga ini sesuai dengan hasil wawancara dan pengamatan dengan KK dampingan, yaitu:
2.1.1 Masalah Ekonomi
Dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap keluarga I Wayan Dana ditemukan bahwa keluarga ini memiliki sumber penghasilan yang minim,
sehingga kesulitan dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga. Pendapatan yang diperoleh dari hasil bertani dan berternak sebesar Rp1.750.000 per bulan habis
digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, kebutuhan upacara keagamaan, dan kebutuhan pendidikan. Jika dibandingkan dengan pengeluaran
yang harus ditanggung keluarga pendapatan ini sangat tidak mendukung.
Banyaknya kebutuhan yang harus dipenuhi oleh keluarga Bapak I Wayan Dana menimbulkan kekurangan dalam hal pendapatan yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan tersebut. Sehingga, tidak jarang keluarga Bapak I Wayan Dana meminjam uang di kerabat beliau demi memenuhi kebutuhan keluarga.
2.1.2 Masalah Kesehatan
Dari hasil wawancara dengan anggota keluarga Bapak I Wayan Dana, diperoleh bahwa istri dari Bapak I Wayan Dana, yaitu Ni Wayan Narsih memiliki
penyakit asam urat yang sudah diderita selama lima tahun terakhir. Wayan Narsih sudah sempat mencari pengobatan baik secara medis maupun nonmedis. Namun
sampai saat ini penyakit tersebut masih diderita Ni Wayan Narsih.
Untuk permasalahan kesehatan tersebut keluarga Bapak I Wayan Dana merasa masih dapat menangani sendiri dalam hal biaya pengobatan. Hanya saja,
jika penyakit asam urat Ibu Ni Wayan Narsih kambuh, maka akan mengganggu aktivitas beliau.