Pengaruh audit internal terhadap efektivitas pelaksanaan struktur pengendalian intern pada badan usaha milik daerah (BUMD) di Kabupaten Kuningan Propinsi Jawa Barat

PENGARUH AUDIT INTERNAL TERHADAP
EFEKTIVITAS PELAKSANAAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN
PADA BADAN USAHA MILIK DAERAH (BUMD)
DI KABUPATEN KUNINGAN PROPINSI JAWA BARAT

Oleh
Widia Endang Nurmalasari
NIM : 104082002709

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430 H/ 2009 M

ABSTRACT

AFFECTING OF THE INTERNAL AUDIT ON THE EFFETIVENES OF
THE INTERNAL CONTROL STRUCTURE PERFORMANCE OF THE
LOCAL GOVERNMENT OWNED COMPANIES (BUMD)
IN THE KUNINGAN CITY WEST JAVA PROVINCE


By
WIDIA ENDANG NURMALASARI

Widia Endang Nurmalasari. Title “Affecting of the Internal Audit on the
Effectiveness of the Internal Control Structure Performance of the Local
Government Owned Companies (BUMD) in the Kuningan City West Java
Province”. The purpose of this research is to empirically examine whether the
internal audit has positive effect on the operational effectiveness of the internal
control structure.
This study uses simple regression technique to test hypothesis. Data is
primary and obtained through questionnaires. There are 27 questionnaires which
can be analyzed. Respondent from the respective Internal Control Unit and the
unit of Financial Department of the BUMD.
The result of the study shows the internal audit are providing a positive
influence 89.2 percent on the operational effectiveness of the internal control
structure. The others 10.8 percent are obtained from other variables which are
not included in this research. Observation Hypothesis (Ho) is rejected and
alternative Hypothesis (Ha) is accepted, it means that internal audit which consist
of independence, professional skills, operational scope, audit task performance,

internal audit management, operational experiences, total of internal audit staff,
operational audit frequency, and technologies significantly influence on the
operational effectiveness of the internal control structure which consist of the
control environment, management’s risk assessment, control activities,
information and communication than monitoring.
Key Word : internal audit, effectiveness of the internal control structure
performance.

ABSTRAK

PENGARUH AUDIT INTERNAL TERHADAP
EFEKTIVITAS PELAKSANAAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN
PADA BADAN USAHA MILIK DAERAH (BUMD)
DI KABUPATEN KUNINGAN PROPINSI JAWA BARAT

Oleh
WIDIA ENDANG NURMALASARI

Widia Endang Nurmalasari. Judul skripsi “Pengaruh Audit Internal terhadap
Efektivitas Struktur Pengendalian Internal pada Badan Usaha Milik Daerah

(BUMD) di Kabupaten Kuningan Propinsi Jawa Barat”. Penelitian ini
dilaksanakan dengan tujuan menguji secara empirik apakah audit internal
berpengaruh terhadap efektivitas pelaksanaan struktur pengendalian intern.
Studi ini menggunakan teknik regresi sederhana untuk menguji hipotesis.
Data yang digunakan adalah data primer dikumpulkan melalui kuesioner.
Kuesioner yang terkumpul sejumlah 27 kuesioner. Responden berasal dari unit
Satuan Pengawas Intern (SPI) dan Bagian Keuangan di BUMD.
Hasil penelitian menunjukan bahwa audit internal berpengaruh positif
terhadap efektivitas pelaksanaan struktur pengendalian internal sebesar 89.2%,
sedangkan 10.8% merupakan pengaruh dari variabel lain yang tidak dimasukan
dalam penelitian ini, sehingga Hipotesa observasi (Ho) ditolak dan Hipotesa
alternative (Ha) terdukung artinya bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari
audit internal yang terdiri dari independensi, keahlian professional, lingkup
pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan audit, pengelolaan bagian audit internal,
pengalaman kerja, jumlah staf audit internal, frekuensi audit, dan teknologi
terhadap efektivitas pelaksanaan struktur pengendalian internal yang terdiri dari
lingkungan pengendalian, penaksiran resiko, aktivitas pengendalian, informasi
dan komunikasi serta monitoring.
Kata kunci: Audit Internal, efektivitas pelaksanaan struktur pengendalian internal.


KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim…
Puji serta syukur kehadirat Allat SWT atas segala rahmat dan karunia yang
telah diberikanNya. Shalawat serta salam bagi Baginda rasulullah nabi
Muhammad SAW, dimana atas kesemuanya penulis peroleh kemampuan studi
hingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Audit Internal
terhadap Efektivitas Pelaksanaan Struktur Pengendalian Intern pada Badan Usaha
Milik Daerah (BUMD) di Kabupaten Kuningan Propinsi Jawa Barat”.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis juga tidak luput dari berbagai
masalah dan menyadari sepenuhnya bahwa keberhasilan yang diperoleh bukanlah
semata-mata hasil usaha penulis sendiri, melainkan berkat bantuan, dorongan,
bimbingan dan pengarahan yang tidak ternilai harganya dari pihak lain. Ucapan
terima kasih tak terhingga penulis sampaikan kepada :
1.

Orang tua tercinta, Bapak yang terus mengingatkan untuk tetap semangat, dan
memberikan dukungan moril, spiritual, dan tentu saja material. Mamah yang
tiada henti memberikan doa di setiap shalat dan puasanya, rasa cinta,
perhatian, kasih sayang yang tulus dan tak terhingga.
Untuk abang dan adikku tercinta, “ om Loic dan dede Pepi” terima kasih atas

doanya dan support yang diberikan. Makasih banyak nasihatnya ya om,
memang benar setiap hal yang terjadi pada diri manusia adalah skenario
kecil yang Allah berikan buat menghadapi skenario Allah yang lebih besar.
Untuk teteh-teteh ku tersayang, “teh Eni dan Mbak Ida” terima kasih atas doa
yang diberikan. Kita memang berbeda tapi kita adalah satu, makasih ya teh.

2.

Ibu Dr. Khomsiyah, Ak., MM., sebagai dosen pembimbing I yang selalu
memberikan arahan dan bimbingan setiap permasalahan dan kesulitan yang
penulis hadapi dalam menyelesaikan skripsi.

3.

Bapak Drs. Abdul Hamid Cebba, Ak., MBA sebagai dosen pembimbing II
atas waktu yang telah diluangkan untuk membimbing dan memotivasi
penulis.

4.


Bapak Drs. Moh. Faisal Badroen, MBA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5.

Bapak Amilin SE, Ak., M.Si selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6.

Segenap dosen, karyawan dan petugas perpustakaan FEIS atas semua curahan
ilmu, bantuan, perhatian dan pelayanannya.

7.

Segenap pegawai BUMD Kabupaten Kuningan khususnya unit Satuan
Pengawasan Intern dan Bagian Keuangan PDAM Aria Kamuning dan PD.
BPR Kabupaten Kuningan.

8.


Dan A Ang, yang selalu ada untuk menyemangati dan memberikan doanya.
Makasih banyak ya beruang madu atas semua hal terbaiknya, semoga semua
hal terbaik selalu menyertaimu.

9.

Sahabat-sahabat terdekat dan seperjuangan: Izoy, Adey, Uwa, Kaka, Dika,
Dahlia, Yiyis, Rodi, Misbah, Alek, Handi, K’ Elli, Ayu, Bety, Lina, Nana,
Teh Ida dan semua teman-teman ku yang tidak mungkin saya sebutkan satu
persatu namanya. Thanks for all, semoga Allah memberikan pahala yang
berlipat ganda dan selalu melindungi kita.
Mengingat kemampuan dan pengalaman penulis yang masih terbatas, maka

penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini.
Akhirul qalam, penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak yang memerlukan.


Jakarta, Maret 2009
Penulis,

Widia Endang Nurmalasari

DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan Ujian komprehensif
Daftar Riwayat Hidup ..................................................................................

i

Abstract .......................................................................................................

iii

Abstrak ........................................................................................................

iv

Kata Pengantar .............................................................................................


v

Daftar Isi ......................................................................................................

vii

Daftar Tabel .................................................................................................

x

Daftar Lampiran ...........................................................................................

xi

BAB I.

BAB II.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian ...................................................

1

B. Perumusan Masalah ............................................................

6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................

6

LANDASAN TEORI
A. Audit Internal ....................................................................

8

1. Pengertian Audit Internal ...............................................

12


2. Faktor-Faktor Audit Internal ..........................................

13

a. Independensi ............................................................

13

b. Keahlian Profesional ................................................

15

c. Lingkup Pekerjaan ...................................................

16

d. Pelaksanaan Pekerjaan Audit ....................................

17

e. Pengelolaan Bagian Audit Internal ...........................

18

f. Pengalaman Kerja .....................................................

19

g. Jumlah Staf Audit ....................................................

19

h. Frekuensi Audit ........................................................

20

i. Teknologi Audit yang Digunakan .............................

20

3. Fungsi dan aktivitas Audit Internal .................................

21

B. Pengendalian Intern ...........................................................

25

1. Tujuan Pengendalian Intern ............................................

27

2. ..................................................................................
Struktur Pengendalian Intern ..................................

28

a.................................................................................
Lingkungan Pengendalian ........................

28

b. ...............................................................................
Penetapan Risiko .....................................

28

c.................................................................................
Aktivitas Pengendalian ............................

28

d. ...............................................................................
Sistem Pengendalian dan Komunikasi ......

29

e.................................................................................
Pemantauan .............................................

29

3. ..................................................................................
Keterbatasan struktur pengendalian Intern ..............

29

C. Pengaruh Audit Internal terhadap Pelaksanaan Pengendalian

BAB III.

Intern .................................................................................

30

D. Kerangka Pemikiran ..........................................................

35

E. Perumusan Hipotesis .........................................................

36

METODOLOGI PENELITIAN
A........................................................................................Ruan
g Lingkup Penelitian .....................................................

37

B........................................................................................Meto
de Penentuan Sampel ...................................................

37

C........................................................................................Meto
de Pengumpulan Data ..................................................

38

1. Studi Lapangan ............................................................

39

a. Kuesioner ...............................................................

39

b. Dokumentasi ..........................................................

40

2. Studi Kepustakaan .......................................................

40

D. Metode Analisis Data .........................................................

41

1. Statistik Deskriptif .......................................................

41

BAB IV.

2. Uji Kualitas Data .........................................................

41

a. Pengujian validitas .................................................

41

b. Pengujian Reliabilitas .............................................

42

3. Uji Hipotesis ................................................................

42

a. Regresi Linier Sederhana .......................................

42

b. Koefisien Determinasi ............................................

43

c. Uji t ........................................................................

44

E. Operasional Variabel Penelitian .........................................

45

1. Definisi dan Variabel Penelitian ...................................

45

a. Definisi Variabel Penelitian ....................................

45

b. Variabel Penelitian .................................................

45

2. Operasional Variabel Penelitian ...................................

46

PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A........................................................................................Gam
baran Umum Objek Penelitian .....................................

49

1. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................

49

2. Profil Responden .........................................................

50

B........................................................................................Desk
ripsi Data .....................................................................

51

C........................................................................................Hasil
dan Pembahasan ...........................................................

55

1. Uji Kualitas Data .........................................................

55

a. Uji Validitas ...........................................................

55

b. Uji Reliabilitas .......................................................

58

2. Hasil Uji Hipotesis .......................................................

59

a. Analisis Regresi Sederhana ....................................

59

b. Koefisien Determinasi ............................................

60

c. Uji t ........................................................................
BAB V.

61

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan .......................................................................

62

B. Implikasi ............................................................................

62

C. Saran .................................................................................

63

Daftar Pustaka

DAFTAR TABEL

Nomor

Keterangan

Halaman

2.1

Daftar Penelitian Terdahulu

32

3.1

Operasional Variabel Penelitian

46

4.1

Tempat Penelitian

49

4.2

Data Populasi

50

4.3

Rekapitulasi Sampel Responden

51

4.4

Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

51

4.5

Deskripsi Responden Berdasarkan Usia

52

4.6

Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

53

4.7

Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Bekerja

53

4.8

Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Bekerja pada

54

Jabatan Sekarang
4.9

Deskripsi Responden Berdasarkan Bidang Pekerjaan

54

4.10

Uji Validitas Audit Internal (Variabel X)

55

4.11

Uji Validitas Efektivitas Pelaksanaan SPI (Variabel Y)

57

4.12

Uji Reliabilitas Variabel X dan Y

58

4.13

Coefficients

59

4.14

Model Summary

60

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor

Keterangan

Lampiran 1

Daftar Kuesioner

Lampiran 2

Daftar Jawaban Responden

Lampiran 3

Hasil Perhitungan Validitas

Lampiran 4

Hasil Perhitungan Reliabilitas

Lampiran 5

Hasil Uji Hipotesis

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I.

INDENTITAS PRIBADI
Nama

: Widia Endang Nurmalasari

Tempat & Tgl. Lahir

: Kuningan, 20 Maret 1985

Agama

: Islam

Alamat

: Jl. Ibnu Khaldun III No. 14 Komplek Dosen
UIN Jakarta, Ciputat, Tangerang, Banten.

Telepon

: 081387293832

II. PENDIDIKAN
1. SD Negeri 2 Ciloa

(Tahun 1991 – 1997)

2. SMP Negeri 1 Kuningan

(Tahun 1997 – 2000)

3. SMA Negeri 2 Kuningan

(Tahun 2000 – 2003)

4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(Tahun 2004 – 2009)

III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Wakil Ketua PASKIBRA angkatan DWIPA 2001 satuan SMA Negeri 2
Kuningan.
2. Ketua Sub Seksi Bidang Kebangsaan OSIS SMA Negeri 2 Kuningan
periode 2001 – 2002.
3. Staf Sekjen Purna Paskibraka Indonesia Kabupaten Kuningan periode
2002 – 2003.
4. Anggota Generasi Muda Syiarul Islam (GEMMA – SI) angkatan XVIII.
5. Staf Sekjen Ikatan Pelajar Pemuda dan Mahasiswa Kuningan (IPPMK) seJabodetabek periode 2004 – 2005.
6. Anggota Divisi Kemahasiswaan BEM Jurusan Akuntansi periode 2005 –
2006.
7. Bendahara Umum Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Komda FEIS
periode 2006 – 2007.

8. Bendahara Umum Ikatan Remaja Masjid Fathullah (IRMAFA) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta periode 2007 – 2008.

IV. PENGALAMAN BEKERJA
1. Guru Privat pada lembaga bimbingan belajar Balai Terpadu Alumni
Bacang Kuning tahun 2007.
2. Peserta KKS/ Magang FEIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada KAP
Mannan, Sofwan, Adnan dan Rekan tahun 2008.
3. Guru Mata Pelajaran Ekonomi/Akuntansi di Labschool Cinere tahun
2007/2008.
4. Guru Privat pada lembaga bimbingan belajar Bintang Pelajar tahun 2008.

V. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah

: Drs. Sukrim Wikardi

2. Tempat & Tgl. Lahir : Kuningan, 10 November 1952
3. Alamat

: Jl. Raya Ciloa no. 4 blok pahing Desa Ciloa
Kecamatan Kramatmulya Kabupaten Kuningan.

4. Telepon

: - (0232) 6015609
- 081911351064

5. Ibu

: Tuti Susilawati

6. Tempat & Tgl Lahir : Kuningan, 18 Februari 1961
7. Alamat

: Jl. Raya Ciloa no. 4 blok pahing Desa Ciloa
Kecamatan Kramatmulya Kabupaten Kuningan.

8. Telepon

: 081546445828

9. Anak ke

: 2 dari 3 bersaudara

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian
Sejalan dengan konsep era globalisasi dan berkembangnya dunia usaha,
maka sebagai konsekuensinya makin banyak masalah yang akan dihadapi oleh
suatu perusahaan dalam persaingan usaha yang semakin kompetitif dan
kompleks, sehingga keadaan ini menuntut para pemimpin atau manajemen
perusahaan untuk dapat mengelola kegiatan perusahaannya secara efektif dan
efisien untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu,
manajemen berkewajiban untuk dapat mengelola perusahaannya dengan
sebaik-baiknya sebagai implementasi pertanggungjawaban auditor intern
terhadap publik.
Manajemen berkewajiban untuk menyelenggarakan pengendalian internal
dengan baik sebagai bagian dari tanggung jawabnya (Arens, et. al., 2005).
Pengendalian internal yang baik merupakan salah satu dasar utama untuk
terselenggaranya

tatakelola

perusahaan

yang

baik

(good

corporate

governance).
Tujuan setiap perusahaan pada prinsipnya adalah berorientasi pada
keuntungan (profit oriented). Setiap perusahaan yang bertujuan untuk
memperoleh laba memiliki tujuan utama untuk meningkatkan kesejahteraan
shareholder (shareholder walfare) di samping memberikan kepuasan kepada
stakeholder (stakeholder satisfaction) (Gade, 2004).

Pada umumnya para pimpinan atau manajer akan menghadapi masalah
karena kompleksnya kegiatan perusahaan. Hal ini membuat pimpinan tidak
dapat secara langsung mengawasi aktivitas perusahaan, maka harus
mendelegasikan sebagian tugas, wewenang dan tanggung jawabnya kepada
pihak lain. Disinilah peranan audit internal diperlukan, karena audit internal
merupakan suatu kegiatan bebas yang disiapkan dalam perusahaan. Kegiatan
ini memeriksa dan menilai efektivitas dalam perusahaan. Keberadaan audit
internal ditujukan untuk memperbaiki kinerja perusahaan.
Audit internal merupakan suatu fungsi yang independen dan objektif,
yang memberikan jasa keyakinan (assurance) dan konsultasi (consulting)
kepada manajemen. Keberadaan auditor adalah untuk memberikan nilai
tambah dan memperbaiki serta meningkatkan operasional organisasi. Audit
internal membantu organisasi dalam pencapaian tujuannya dengan pendekatan
yang sistematis dan interdisiplin untuk mengevaluasi dan memperbaiki
keefektifan

manajemen

risiko,

pengendalian

dan

proses

tatakelola

(governance) (Amran, 2001).
Ruang lingkup kerja audit internal tidak hanya meliputi aspek akuntansi
dan keuangan, tetapi memiliki unsur-unsur sebagai berikut:
1. Internal, menunjukkan bahwa audit dilakukan dalam organisasi oleh
anggota organisasi tersebut.
2. Fungsi penilaian independen menjelaskan bahwa tidak ada pembatasan
pada penilaian yang dilakukan oleh audit.

3. Menguji dan mengevaluasi, menggambarkan bahwa bentuk alamiah dari
audit internal sebagai suatu proses subjektif dalam mengevaluasi hasilhasilnya.
4. Aktivitas menunjukkan bahwa seluruh aktivitas organisasi berada dalam
jangkauan audit internal.
5. Pelayanan terhadap organisasi, menunjukkan bahwa audit internal
bertujuan untuk membantu atau memberikan keuntungan kepada seluruh
organisasi.
Jadi ruang lingkup audit internal dewasa ini bukan hanya menyangkut
kebenaran dan kewajaran perhitungan matematis akan tetapi meliputi semua
aspek organisasi perusahaan. Dimana akhirnya tujuan audit internal adalah
membantu

semua

anggota manajemen dalam tugas mereka dengan

memberikan saran-saran, komentar-komentar, analisis serta penilaian mengenai
kegiatan yang diperiksanya. Bantuan yang diberikan oleh audit internal dapat
digunakan dalam pengambilan keputusan bagi manajer.
Fungsi audit internal adalah melaksanakan kegiatan bebas dan
memberikan saran-saran kepada manajemen guna mengukur dan meneliti
aktivitas perusahaan diantaranya adalah efektivitas pelaksanaan pengendalian
internal (Tugiman, 2002).
Efektivitas pelaksanaan struktur pengendalian intern yang baik
berdasarkan pada unsur-unsur pengendalian intern. Dimana pengendalian
intern telah mengalami perkembangan, baik dilihat dari segi pengertian
maupun

unsur-unsurnya.

Pembahasan

mengenai

pengendalian

intern

berpedoman pada pengertian dari American Institute of Certified Public
Accountants (AICPA), oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) diadopsi ke dalam
Standar Profesional Akuntan Publik. Dalam proses pelaksanaan audit internal,
staf audit internal memerlukan pedoman dalam menjalankan tugasnya.
Perusahaan harus dikelola secara efektif dan efisien termasuk juga
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang merupakan bentuk usaha yang
dikelola oleh pemerintah daerah sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli
Daerah (PAD).
PAD merupakan salah satu sumber pendapatan yang sangat penting bagi
daerah karena pendapatan ini seluruhnya digali dan berasal dari daerah sendiri.
Oleh karena itu, daerah mempunyai wewenang penuh untuk memanfaatkan
PAD ini sesuai kebutuhan dan prioritas daerah. PAD setiap daerah perlu dipacu
untuk mendapatkan hasil yang maksimal karena daerah harus mampu
meningkatkan dan menggali potensi PAD yang dimiliki, sebagai perwujudan
otonomi daerah sesuai dengan Undang-Undang No. 22 Tahun 1999.
Penelitian ini merupakan penelitian yang melanjutkan penelitianpenelitian sebelumnya. Studi mengenai pengaruh peran audit internal terhadap
efektivitas pelaksanaan struktur pengendalian intern pada Badan Usaha Milik
Daerah (BUMD) di Kabupaten Kuningan, sepanjang sepengetahuan penulis,
belum ada. Penelitian sebelumnya yang terkait dengan audit internal yang
dihubungkan dengan audit intern pada umumnya dilakukan dengan kombinasi
variabel yang berbeda dan unit observasi yang berbeda pula, seperti
diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Hiro Tugiman (2002) mengenai

“Pengaruh Peran Auditor Internal Serta Faktor-Faktor Pendukungnya Terhadap
Peningkatan Pengendalian Internal dan Kinerja Perusahaan”. Perbedaan dalam
penelitian yang dilakukan peneliti kali ini adalah penulis ingin melihat apakah
ada pengaruh yang signifikan antara audit internal terhadap efektivitas
pelaksanaan struktur pengendalian intern dengan penambahan sub variabel
pengalaman kerja, jumlah staf audit internal, frekuensi audit, dan teknologi
sebagai faktor-faktor audit internal.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
yang berkaitan dengan pengaruh audit internal terhadap efektivitas pelaksanaan
struktur pengendalian intern pada Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang
berada di Kabupaten Kuningan Propinsi Jawa Barat, dimana BUMD tersebut
memberikan sumbangan yang cukup besar bagi perkembangan Kabupaten
Kuningan terutama dalam sektor perekonomian di Kabupaten Kuningan.
BUMD khususnya di Kabupaten Kuningan dapat menciptakan lapangan kerja
atau mendorong pembangunan ekonomi daerah dan dianggap cara yang efisien
untuk menyediakan layanan masyarakat, juga menghasilkan penerimaan untuk
pemerintah daerah ini.
BUMD memiliki pedoman audit internal dalam melaksanankan praktek
pemeriksaan yang dikenal dengan Satuan Pengawasan Intern (SPI).
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 3 tahun 1983, yaitu tentang tata cara
pembinaan dan pengawasan Perusahaan jawatan (Perjan), Perusahaan umum
(Perum), dan Perusahaan perseroan (Perseroan), pada dasarnya SPI memiliki
fungsi sama dengan audit internal. Berdasarkan hal tersebut, maka tema sentral

penelitian ini adalah efektivitas pelaksanaan struktur pengendalian intern pada
BUMD di Kabupaten Kuningan yang dipengaruhi oleh audit internal, dengan
judul “Pengaruh Audit Internal terhadap Efektivitas Pelaksanaan
Struktur Pengendalian Intern pada Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)
di Kabupaten Kuningan”.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat
diidentifikasikan masalah dalam penelitian ini adalah apakah audit internal
berpengaruh terhadap efektivitas pelaksanaan struktur pengendalian intern
pada BUMD di Kabupaten Kuningan Propinsi Jawa Barat.

C. Tujuan dan Manfaat
Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah untuk mendapat bukti empiris pengaruh audit internal terhadap
efektivitas pelaksanaan struktur pengendalian intern pada BUMD di Kabupaten
Kuningan Propinsi Jawa Barat.
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :
1. Penulis
Menambah ilmu dan wawasan mengenai pengaruh audit internal terhadap
efektivitas pelaksanaan struktur pengendalian intern pada BUMD di
Kabupaten Kuningan.
2. BUMD di Kabupaten Kuningan

Dari segi operasional, hasil penelitian ini berguna sebagai bahan masukan
yang bermanfaat untuk memacu BUMD Kabupaten Kuningan agar dapat
meningkatkan labanya dengan maksimal.
3. Civitas Akademika Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
UIN Jakarta
Diharapkan dapat berguna sebagai bahan rujukan dan referensi yang dapat
membantu dalam penelitian sejenis untuk masa yang akan datang.
4. Pembaca lainnya
Penelitian ini diharapkan akan menambah wawasan dan dapat memberikan
sumbangan pemikiran mengenai pengaruh peran audit internal terhadap
efektivitas pelaksanaan struktur pengendalian intern pada BUMD di
Kabupaten Kuningan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Audit Internal
A Statement of Basic Auditing Concept (ASOBAC) mendefinisikan
auditing

sebagai

suatu

proses

sistematis

untuk

menghimpun

dan

mengevaluasi bukti-bukti secara obyektif mengenai asersi-asersi tentang
berbagai tindakan dan kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat
kesesuaian antara asersi-asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian
ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut

dengan kriteria yang telah ditentukan dan menyampaikan hasilnya kepada
para pemakai yang berkepentingan (Halim, 2001:1).
Dari definisi tersebut setidaknya ada tujuh elemen yang harus
diperhatikan dalam melaksanakan audit, yaitu:
a. Proses yang sistematik
Auditing merupakan rangkaian proses dan prosedur yang bersifat logis,
terstruktur dan terorganisir.
b. Menghimpun dan mengevaluasi bukti secara obyektif
Hal ini berarti bahwa proses sistematik yang dilakukan tersebut merupakan
proses untuk menghimpun bukti-bukti yang mendasari asersi-asersi yang
dibuat oleh individu atau entitas yang membuat representasi tersebut.

c. Asersi-asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi
Asersi-asersi meliputi informasi yang terkandung dalam laporan keuangan,
laporan internal, dan laporan biaya maupun pendapatan berbagai pusat
pertanggungjawaban pada suatu perusahaan. Jadi asersi atau pernyataan
tentang tindakan dan kejadian ekonomi merupakan hasil proses akuntansi.
d. Menentukan tingkat kesesuaian
Hal

ini

berarti

penghimpunan

dan

pengevaluasian

bukti-bukti

dimaksudkan untuk menentukan dekat atau tidaknya asersi-asersi tersebut
dengan kriteria yang telah ditetapkan.
e. Kriteria yang ditentukan

Kriteria yang ditentukan merupakan standar-standar pengukuran untuk
mempertimbangkan

(judgement)

asersi-asersi

atau

representasi-

representasi.
f. Menyampaikan hasil-hasilnya
Hal ini berarti hasil-hasil audit dikomunikasikan melalui laporan tertulis
yang mengindikasikan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi dan kriteria
yang telah ditentukan.
g. Para pemakai yang berkepentingan
Merupakan

para

pengambil

keputusan

yang

menggunakan

dan

mengandalkan temuan-temuan yang dikonfirmasikan melalui laporan audit
dan laporan lainnya.

Menurut Arrens (2000: 9) definisi auditing adalah:
Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about
information to determine and report on the degree of correspondence
between the information and established criteria. Auditing should be
done by a competent independent person.
Definisi di atas menunjukkan bahwa bahan bukti merupakan informasi yang
digunakan auditor dalam menentukan kesesuaian informasi yang sedang di
audit

dengan

kriteria

yang

ditetapkan.

Dalam

pengumpulan

dan

pengevaluasian bahan bukti adalah penting bagi auditor untuk memperoleh
bahan bukti dalam jumlah dan kualitas yang cukup untuk memenuhi tujuan
audit. Seorang auditor harus mempunyai kemampuan memahami kriteria
yang digunakan serta mampu menentukan jumlah bahan bukti yang
dibutuhkan untuk mendukung kesimpulan yang akan diambilnya. Auditor

harus juga memiliki sikap mental independen. Tahap akhir dalam audit adalah
pelaporan. Dalam tahap akhir ini auditor memberikan pendapat atas penyajian
laporan keuangan yang diperiksa melalui laporan audit.
Auditing merupakan suatu proses sistematik, yaitu berupa rangkaian
langkah atau prosedur yang logis, beraturan dan terorganisasi, untuk
memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif. Audit dilaksanakan oleh
seorang yang kompeten dan independen. Sedangkan yang dimaksud dengan
pernyataan mengenai kegiatan dan kejadian ekonomi adalah hasil proses
akuntansi. Proses akuntansi ini menghasilkan suatu pernyataan yang disajikan
dalam laporan keuangan. Pengumpulan bukti mengenai pernyataan dan
evaluasi terhadap hasil pengumpulan bukti tersebut dimaksudkan untuk
menetapkan tingkat kesesuaian pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah
ditetapkan. Penyampaian hasil audit dilakukan secara tertulis dalam bentuk
laporan akuntan (audit report) (Halim, 2001).
William

C.

Boynton

dan

Raymond

N.

Johnson

(2006:8)

mengemukakan bahwa jenis-jenis audit dibagi menjadi tiga, yaitu:
a. Audit laporan keuangan (financial statement audit), berkaitan dengan
kegiatan memperoleh dan mengevaluasi bukti tentang laporan-laporan
entitas dengan maksud agar dapat memberikan pendapat apakah laporanlaporan tersebut telah disajikan secara sesuai dengan criteria yang telah
ditetapkan, yaitu prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP).
b. Audit

kepatuhan

(compliance

audit),

berkaitan

dengan

kegiatan

memperoleh dan memeriksa bukti-bukti untuk menetapkan apakah

kegiatan keuangan atau operasi suatu entitas telah sesuai dengan
persyaratan, ketentuan, dan peraturan tertentu.
c. Audit operasional (operational audit), berkaitan dengan kegiatan
memperoleh dan mengevaluasi bukti-bukti tentang efisiensi dan efektivitas
kegiatan operasi entitas dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan
tertentu.
Dari uraian diatas terlihat bahwa auditing terbagi atas financial audit,
compliance audit, dan operational audit yang merupakan tugas dari satuan
pengawasan intern dalam melaksanakan fungsi pengawasan.

1. Pengertian Audit Internal
The Institute of Internal Auditors (IIA 1995: 3) dan Sawyer (1998: 6)
mengemukakan bahwa:
Internal auditing is an independent appraisal function established
within an organization to examine and evaluate its activities as a
service to the organizations. It is a control that function by
examining and evaluating the adequacy and effectiveness of other
controls (Pickett, 2000: 4).
Menurut pengertian di atas audit internal merupakan fungsi penilaian
independen yang dibentuk dalam suatu perusahaan atau organisasi yang
memberikan jasa-jasanya dengan menguji dan mengevaluasi kegiatan
organisasi yang bersangkutan.
Dalam tahun 1994 definisi audit intern disempurnakan kembali oleh
IIA seperti yang tertera dalam IIA Statement of responsibilities, sebagai
berikut:

Internal auditing is an independent appraisal function established
within an organization to examine and evaluate its activities as a
service to the organization. The objective of internal auditing is to
assist member of the organization, including those in management
and on the board, in the effective discharge of their responsibilities.
To this end internal audit furnishes them with analysis, appraisals,
recommendation, counsel, and information corncerning the activities
reviewed. The objective includes promoting effective control at
reasonable cost (Pickett, 2000: 5).
Dari definisi diatas terlihat bahwa audit internal merupakan fungsi
yang independen dan objektif, yang dibentuk dalam organisasi (within
organization), yang bertujuan untuk membantu organisasi mencapai
tujuannya secara efektif, efisien, dan ekonomis. Audit intern memberikan
bantuan dengan cara menganalisis, menilai, memberikan rekomendasi,
konsultasi

atas

aktivitas

yang

ditelaahnya,

serta

meningkatkan

pengendalian yang efektif dengan biaya yang wajar.
Audit intern membantu organisasi dalam mencapai tujuannya dengan
cara pendekatan yang sistematis dan interdisipliner untuk mengevaluasi
dan memperbaiki efektivitas manajemen resiko (risk management),
pengendalian, dan proses tata kelola (governance).
Pemahaman yang lebih baik akan audit internal ini adalah dengan
mengerti bahwa audit internal adalah suatu pengendalian perusahaan yang
berfungsi mengukur dan mengevaluasi efektivitas pengendalian lain yang
ada dalam organisasi (Curtis C. & Verschoor, 2008). Pengendalian lain
yang dimaksud disini adalah pengendalian yang diadakan sebagai
pengawas operasi organisasi untuk menjamin bahwa tujuan organisasi
akan tercapai.

Definisi mengenai audit internal memiliki satu kesamaan, yaitu audit
internal sebagai pelayanan independen yang mengevaluasi struktur
pengendalian internal yang merupakan alat bantu manajemen.
2. Faktor – Faktor Audit Internal
a. Independensi
Dalam perkembangannya, aktivitas audit telah bergeser bukan
hanya sekedar ‘watch dog’ dalam suatu organisasi, tetapi juga kearah
memberikan jasa keyakinan dan kegiatan konsultasi, di mana audit
intern memberikan rekomendasi solusi atas hal-hal yang menjadi
permasalahan dalam organisasi yang berpotensi menimbulkan kerugian
bagi organisasi secara keseluruhan (Sudharwan, 2003).
Dalam melaksanakan aktivitasnya, walaupun audit intern berada dalam
organisasi,

audit

intern

haruslah

dapat

mempertahankan

independensinya. Tingkat independensi audit intern sangat ditentukan
oleh struktur organisasi dan objektivitas audit intern itu sendiri (IIA,
2004). Struktur organisasi yang menempatkan audit intern pada tingkat
yang relatif tinggi akan memberikan lingkup audit yang luas dan
keleluasaan bagi audit intern untuk memberikan pendapatnya secara
objektif tanpa tekanan dari otoritas lainnya dalam organisasi. Oleh
karena itu, salah satu komponen penting dari peran audit intern adalah
independensi.
Untuk menjaga independensi audit intern, maka audit intern harus
menghindari hal-hal yang mempengaruhi independensi. Dalam standar

Audit Pemerintahan (SAP) yang dikeluarkan oleh (BPK-RI, 2005: 20)
standar umum yang kedua sebagai berikut:
Dalam semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan audit,
organisasi/ lembaga audit dan auditor pemerintahan maupun
akuntan publik (ekstern), yang dapat mempengaruhi
independensinya, serta harus dapat mempertahankan sikap dan
penampilan yang independen.

Standar tersebut menyatakan bahwa seorang auditor maupun
organisasi harus memenuhi dua macam independensi yaitu:
1) Independensi dalam sikap mental (in fact) yang berarti dalam
menjalankan tugasnya, seorang auditor harus benar-benar bersikap
independen dengan memelihara objektivitas pelaksanaan audit.
Indpendensi ini sulit diketahui oleh masyarakat, karena mereka tidak
terlihat langsung dalam pelaksanaan audit.
2) Indpendensi dalam penampilan (in appearance) yang berarti auditor
dipandang independen dan bersikap objektif, sehingga masyarakat
cenderung menilai independensi auditor dari penampilannya.
Pickett

(2003)

menyatakan

bahwa

hal-hal

yang

dapat

mempengaruhi keindependensian seorang auditor seperti: (1) terlalu
terlibat dalam perancangan sistem; (2) hubungan yang terlalu akrab
dengan auditee; dan (3) adanya pertentangan kepentingan (conflict of
interest).
b. Keahlian Profesional
Untuk

dapat

melaksanakan

tugasnya

sebagaimana

yang

diharapkan, maka audit internal harus terdiri dari tenaga-tenaga yang

cakap, mempunyai pengetahuan dan kemampuan teknis audit dengan
standar yang tinggi, memiliki daya imajinasi serta berinisiatif, dan
mampu berhubungan dengan bagian lainnya dalam sebuah organisasi.
Dalam menilai kemampuan seseorang perlu ditinjau latar
belakang pendidikannya. Simanjuntak (1983: 67) menyatakan:

Pendidikan membentuk dan menambah pengetahuan seseorang
untuk mengerjakan sesuatu dengan lebih baik dan tepat. Latihan
membentuk dan meningkatkan keterampilan kerja. Dengan
demikian, semakin tinggi tingkat pendidikan serta latihan
seseorang semakin tinggi pula kemampuan kerjanya.
c. Lingkup Pekerjaan
Lingkup kerja audit internal menunjukkan luasnya pekerjaan
audit internal dalam tugas audit. Dalam lingkup kerja dijelaskan tujuan
dilakukannya audit, apakah untuk mengidentifikasi dan melaporkan
hal-hal yang memerlukan perhatian dan perbaikan, atau untuk
mengevaluasi bidang-bidang yang diaudit.
Lingkup pekerjaan seorang audit intern meliputi pemeriksaan
atas: (1) keuangan (financial audit); (2) operasional (operational audit);
(3) value for money (VFM) audit; (4) penugasan-penugasan khusus
(special project). Pelaksanaan financial audit yang dilakukan audit
intern, mempunyai tujuan yang berbeda dengan yang dilakukan oleh
akuntan publik.
Tujuan akuntan publik melaksanakan financial audit adalah
dalam rangka memberikan pendapat (opinion) atas kebenaran dan

kewajaran (true and fair view) laporan keuangan, sedangkan tujuan
audit intern adalah untuk meyakinkan bahwa financial system dalam
perusahaan telah dirancang secara memadai, dilaksanakan dan
dipelihara sehingga cukup efektif untuk mencegah, atau mendeteksi dan
memperbaiki

kekeliruan-kekeliruan

(errors)

dan

ketidakberesan

(irregularities) atas catatan-catatan dan data keuangan yang mendasari
angka-angka dalam laporan keuangan.
Tujuan utama dari operational audit yang dilaksanakan audit
intern adalah untuk memeriksa lingkungan pengendalian dari fungsifungsi dalam organisasi, atau aspek operationalnya. Mengenai VFM
audit adalah sama dengan operational audit yang meliputi seluruh area
aktivitas dalam organisasi, dan bertujuan untuk memastikan efektivitas,
efisiensi dan ekonomisasi dari area aktivitas dimaksud.
Audit intern kerapkali diminta oleh direksi untuk melaksanakan
tugas

pemeriksaan

secara

khusus

(special

project),

termasuk

diantaranya adalah pemeriksaan kecurangan (fraud investigation)
(Porter, et. al., 2003).
d. Pelaksanaan Pekerjaan Audit
Tahap awal pelaksanaan audit adalah penyusunan program audit
internal. Harahap (1992: 167) mengemukakan tentang program audit
sebagai berikut:
Program pemeriksaan adalah rencana yang disusun sebelum
pemeriksaan dilakukan di lapangan. Program inilah yang nantinya
menjadi
pemandu
pemeriksaan
dalam
melaksanakan
pemeriksaan. Program pemeriksaan biasanya disusun untuk

menggambarkan langkah-langkah yang akan dilaksanakan dalam
laporan keuangan.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa program
audit dapat digunakan sebagai pedoman bagi tim auditor, untuk
mengecek kegiatan yang sudah dilakukan, sebagai dasar penyusunan
rencana

audit

tahun

berikutnya,

dan

program

audit

dapat

menggambarkan kegiatan yang dilakukan oleh auditor serta dapat
digunakan sebagai bahan untuk membuat rekomendasi hasil audit.
e. Pengelolaan Bagian Audit Internal
Pimpinan audit internal harus mengelola bagian audit internal
secara tepat. Seperti yang diungkapkan oleh Tugiman (2000: 79):
Pimpinan audit internal bertanggung jawab mengelola bagian
audit internal secara tepat, sehingga:
1. Pekerjaan pemeriksaan memenuhi tujuan umum dan tanggung
jawab yang disetujui oleh manajemen senior dan diterima oleh
dewan.
2. Sumber daya bagian audit internal digunakan secara efisien
dan efektif, dan
3. Pelaksanaan pekerjaan pemeriksaan dilakukan sesuai dengan
standard profesi.
Tugiman (2000: 79) mengemukakan pendapatnya lebih lanjut
mengenai pengelolaan bagian audit internal sebagai berikut:
1. Pimpinan audit internal harus memiliki pernyataan tentang tujuan,
kewenangan dan tanggung jawab untuk bagian audit internanl.
2. Pimpinan audit internal harus menetapkan rencana bagi pelaksanaan
tanggung jawab bagian audit internal.
3. Pimpinan audit internal harus membuat berbagai kebijaksanaan dan
prosedur secara tertulis sebagai pedoman bagi staf pemeriksa.
4. Pimpinan audit internal harus menetapkan suatu program untuk
menyeleksi dan mengembangkan sumber daya manusia pada bagian
audit internal.

5. Pimpinan audit internal harus mengkoordinasikan usaha atau
kegiatan audit internal dengan auditor eksternal.
6. Pimpinan audit internal harus menetapkan dan mengembangkan
program pengendalian mutu untuk mengevaluasi berbagai kegiatan
dari bagian audit internal.

f. Pengalaman Kerja
Selain pendidikan dan pengetahuan, audit internal juga dituntut
yang berpengalaman. Seperti yang dikemukakan oleh Hariyadi (1992:
103) sebagai berikut:
Karena faktor pengalaman (langsung) memang berperan penting
bagi penumbuhan sikap yang kuat terhadap suatu objek.
Dengan pengalaman kerja yang cukup, maka keterampilan audit
internal dalam melaksanakan audit tidak diragukan lagi, begitu juga
dalam hal memiliki pengetahuan dan kemampuan yang sesuai dengan
pengalaman dalam bekerja, maka audit internal dapat menghasilkan
informasi dan saran yang diharapkan oleh pemakai.
g. Jumlah Staf Audit
Untuk melaksanakan tugas audit yang begitu komplek dan
menyeluruh, audit internal tidak dapat melakukannya seorang diri. Ini
harus terdiri dari beberapa orang yang memiliki keahlian dibidang
masing-masing pekerjaan.
Penentuan staf ini tergantung besar kecilnya perusahaan,
demikian juga untuk staf audit internal. Jumlah staf audit internal juga
tergantung besar kecilnya perusahaan dan luasnya ruang lingkup audit.
Perusahaan besar dalam ruang lingkup yang besar tentu membutuhkan

staf audit yang lebih banyak dibandingkan dengan perusahaan kecil dan
ruang lingkup yang sempit.

h. Frekuensi Audit
Untuk

membantu

manajemen

dalam

menjalankan

fungsi

pengendalian, maka audit internal melaksanakan audit keuangan dan
audit operasional. Dalam melaksanakan audit keuangan audit internal
dapat membantu manajemen dalam melaksanakan fungsi pengendalian.
Akan tetapi audit internal tidak dapat memberikan opini atas
kewajaran laporan keuangan yang disajikan manajemen melainkan
hanya memberikan saran atau rekomendasi. Padahal opini atas
kewajaran laporan keuangan sangat diperlukan oleh manajemen untuk
meningkatkan kepercayaan pihak yang berkepentingan terhadap laporan
keuangan. Oleh karena itu, manajemen meminta jasa audit eksternal
untuk mengaudit laporan keuangannya. Frekuensi audit oleh audit
eksternal akan mempengaruhi audit internal dalam menjalankan
tugasnya. Semakin sering perusahaan diaudit oleh audit eksternal, maka
diharapkan pekerjaan audit internal semakin baik.
i. Teknologi Audit Yang Digunakan
Teknologi audit yang dimaksud adalah audit dengan bantuan
Elektronik Data Processing atau biasa disebut sebagai EDP audit atau
Sistem informasi. Audit internal akan sangat mudah dalam menjalankan
tugasnya dengan bantuan teknologi tersebut.

Dengan teknologi audit sistem informasi maka pekerjaan dapat
diselesaikan lebih cepat, lebih akurat dan hasil yang diperoleh akan
lebih baik dan berkualitas. Dengan demikian audit internal dapat
menjalankan fungsi pengendaliannya dengan baik. Audit internal harus
mempunyai kemampuan untuk mengoperasikan teknologi audit sistem
informasi.
3. Fungsi Dan Aktivitas Audit Internal
Tanggung jawab audit intern ialah memberikan pelayanan kepada
organisasi dengan cara-cara yang konsisten dengan Standards for The
Professional Practice of Internal Auditing dan dengan Professional
Standards of Conduct seperti Kode Etik yang umumnya mengacu kepada
The Institute of Internal Auditors, Inc. (IIA, 2004). Tanggung jawab ini
meliputi koordinasi antara audit intern dengan bagian-bagian lain sehingga
dicapai tujuan audit dan tujuan organisasi.
Oleh karena itu, tanggung jawab pokok audit intern adalah
menyediakan keyakinan (assuranse) kepada direksi dan eksekutif senior
perusahaan mengenai seluruh aspek dari lingkungan pengendalian
perusahaan.
Dalam melaksanakan aktivitasnya, tahapan proses penugasan yang
dilakukan audit intern meliputi: (1) perencanaan penugasan (engagement
planning); (2) pelaksanaan penugasan (performing the engagement); (3)
komunikasi hasil (communicating result); dan (4) pemantauan tindak

lanjut hasil penugasan (monitoring progress) (IIA, 2004). Rincian kegiatan
dalam setiap tahapan proses penugasan audit intern adalah sebagai berikut:
a.

Perencanaan Penugasan (Engagement Planning)
Perencanaan penugasan (engagement planning) merupakan
kegiatan di mana audit intern melaksanakan perencanaan untuk setiap
penugasa yang akan dilaksanakannya.
Perencanaan penugasan meliputi kegiatan: (i) menentukan
tujuan

dan

lingkup

penugasan;

(2) pemahaman

background

information dari aktivitas yang ditelaah (auditee); (iii) menentukan
jumlah dan kualifikasi staf pelaksanaan penugasan (auditors); (iv)
komunikasi dengan manajemen yang bertanggung jawab atas aktifitas
yang ditelaah; (v) melaksanakan survey untuk memahami kegiatan,
risiko dan pengendalian untuk mengidentifikasi area penugasan, serta
untuk mengundang komentar dan usulan auditee; (vi) membuat
program kerja penugasan; dan (vii) menentukan bagaimana, kapan
dan kepada siapa hasil penugasan dikomunikasikan.
b.

Pelaksanaan Penugasan (Performing The Engagement)
Pelaksanaan penugasan merupakan kegiatan melaksanakan
penugasan (performing the engagement), di mana audit intern
mengidentifikasi (identify), menganalisa (analyze), mengevaluasi
(evaluate), dan mendokumentasikan (record) informasi untuk
mendukung

hasil

penugasan,

yang

meliputi

kegiatan:

(i)

mengumpulkan dan mengidentifikasikan informasi yang berhubungan

dengan tujuan dan lingkup penugasan; (ii) infomasi harus memadai,
handal, relevan, dan berguna sebagai dasar temuan dan rekomendasi;
(iii) pemilihan prosedur yang tepat; (iv) proses pengumpulan, analisa,
evaluasi, interpretasi, dan dokumentasi informasi harus di supervisi;
dan (v) kertas kerja (working papers) disiapkan (prepared) oleh
pelaksana penugasan dan ditelaah (supervised) oleh atasannya.
c.

Komunikasi Hasil (Communicating Results)
Komunikasi hasil merupakan kegiatan mengkomunikasikan
hasil-hasil penugasan (communicating results), di dalamnya termasuk
kegiatan persiapan, penelaahan dan revisi, serta pengiriman atau
penyampaian komunikasi hasil. Kegiatan mengkomunikasikan hasil
harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: (i) komunikasi tertulis
yang ditandatangani harus diterbitkan setelah penugasan selesai.
Interim report dapat secara tertulis atau lisan dan dapat disampaikan
secara formal dan informal; (ii) sebelum menerbitkan komunikasi
tertulis final, pelaksana penugasan harus mendiskusikan kesimpulan
dan rekomendasinya dengan auditee; (iii) komunikasi hasil harus
akurat, objektif, jelas, ringkas, konstruktif, dan tepat waktu; (iv)
komunikasi harus menunjukkan tujuan, lingkup serta hasil penugasan,
dan apabila memungkinkan, komunikasi hasil berisikan juga
pandangan keseluruhan dan kesimpulan auditor intern; (v) komunikasi
hasil agar meliputi rekomendasi perbaikan, menyatakan kinerja yang
memuaskan, dan tindakan perbaikan; (vi) memuat pandangan auditee

terhadap kesimpulan atau rekomendasi dari auditor intern; dan (vii)
kepala audit intern atau yang diberi wewenang harus menelaah dan
menyetujui (review and approve) komunikasi hasil penugasan final
sebelum diterbitkan, dan menentukan kepada siapa komunikasi hasil
penugasan tersebut didistribusikan.
d.

Pemantauan Tindak Lanjut (Monitoring Progress)
Pemantauan tindak lanjut hasil penugasan oleh auditor intern
merupakan suatu proses untuk menetukan kecukupan, keefektifan, dan
ketepatan waktu dari berbagai tindakan yang dilakukan oleh
manajemen terhadap berbagai temuan penugasan yang dilaporkan
(monitoring process). Pemantauan tindak lanjut hasil penugasan
merupakan kegiatan di mana auditor intern harus melakukan tindak
lanjut untuk meyakinkan bahwa atas komunikasi temuan penugasan
telah diambil tindakan perbaikan yang tepat oleh auditee, dan atau
bahwa manajemen senior telah dapat menerima resiko dari tidak
dilaksanakannya suatu tindakan korektif. Auditor intern harus
memastikan apakah suatu tindakan korektif telah dilakukan dan
memberikan berbagai hasil yang diharapkan, ataukah manajemen
senior atau dewan telah menerima risiko akibat tidak dilakukannya
tindakan korektif atas temuan penugasan yang dilaporkan. Kegiatan
pemantauan tindak lanjut hasil penugasan meliputi: (i) penetapan
jangka waktu yang disediakan bagi manajemen untuk memberikan
tanggapan; (ii) mengevaluasi tanggapan manajemen; (iii) mengadakan

verifikasi terhadap tanggapan manajemen, apabila diperlukan; (iv)
melaksanakan penelaahan terhadap tindak lanjut, apabila diiperlukan;
dan (v) prosedur komunikasi kepada tingkatan manajemen yang sesuai
tentang tindakan yang tidak memuaskan, termasuk tentang perk