Pengembangan Instrumen Penilaian Aspek Psikomotor Siswa Pada Praktikum Kimia Materi Termokimia

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN ASPEK
PSIKOMOTOR SISWA PADA PRAKTIKUM KIMIA MATERI
TERMOKIMIA

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh
Sela Marselyana Abadi
NIM 1111016200010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN ASPEK
PSIKOMOTOR SISWA PADA PRAKTIKUM KIMIA MATERI

TERMOKIMIA

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh
Sela Marselyana Abadi
NIM 1111016200010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016

i

LEMBAR PERSEMBAHAN


Dengan segala kerendahan dan ketulusan hati,
skripsi ini saya persembahkan kepada,

Orang tua dan kakak tercinta yang senantiasa memberikan kasih sayang, doa, dan
dukungan tanpa batas,
dan
Keluarga besar Pendidikan Kimia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta atas segala ilmu,
pengalaman, cerita, dan tawa

v

ABSTRAK

Sela Marselyana Abadi (NIM: 1111016200010). Pengembangan Instrumen
Penilaian Aspek Psikomotor Siswa Pada Praktikum Kimia Materi Termokimia.
Skripsi, Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Islam Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan mengetahui tanggapan observer

terhadap instrumen penilaian aspek psikomotor siswa pada praktikum kimia
materi termokimia. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian pengembangan
dengan model 4P yang dibatasi sampai ke tahap pendefinisian, perancangan, dan
pengembangan. Data yang didapat selama penelitian dianalisis secara deskriptif.
Produk penelitian berupa instrumen penilaian dalam bentuk rubrik penilaian yang
terdiri atas aspek kinerja yang dinilai dan kualitas kinerja yang dinyatakan dalam
bentuk gradasi skor dengan rentang 0-4 dan deskripsi kinerja yang dilengkapi
ilustrasi gambar di tiap skor. Produk divalidasi dan ditanggapi berdasarkan aspek
materi, konstruksi, bahasa, objektivitas, sistematis, dan praktikabilitas. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa insrumen penilaian aspek psikomotor siswa pada
kegiatan praktikum kimia yang dikembangkan mendapat tanggapan sangat baik
dengan persentase sebesar 84,47%.
Kata kunci: instrumen penilaian, aspek psikomotor, rubrik penilaian, termokimia

vi

ABSTRACT

Sela Marselyana Abadi (NIM: 1111016200010). Assesment Instrument
Development of Student’s Psychomotor Aspect on Thermochemistry Chemical

Experiment. Thesis, Chemistry Education Study Program, Departement of
Science Education, Faculty of Tarbiya and Teaching Science, Syarif
Hidayatullah Jakarta Islamic State University.

This research aims to develop and find out the response of observer for the
assessment instrument of student’s psychomotor aspect on thermochemistry chemical
experiment. This research belongs to development research with 4P model that
confined till the definition, design, and development stages. The data that gained
during the research is analyzed descriptively. Research’s product is assessment
instrument in rubrics form that consist of performance’s aspect which should be
assessed and performance’s quality which stated in gradation score with 0-4 level and
performance description that completed with picture illustration in every single score.
Product was validated and responded based on material, construction, language,
objectivity, systematic, and practicability aspects. The result shows that assessment
instrument of student’s psychomotor aspect on chemical experiment which developed
gain very good response with percentage of 84,47%.
Keyword: assessment instrument, psychomotor aspect, rubrics assessment,
thermochemistry

vii


KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,
Alhamdulillahirabbilalamin, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah
SWT, Dzat yang Maha Mengatur, perencana terbaik, dan tempat bernaungnya
seluruh do‟a. Terima kasih tak terhingga atas segala nikmat sehat, kekuatan,
kesabaran, kemudahan, dan kelancaran selama penulis melaksanakan penelitian
hingga mampu menghasilkan skripsi dengan judul “Pengembangan Instrumen
Penelitian Aspek Psikomotor Siswa Pada Praktikum Kimia Materi Termokimia”.
Shalawat serta salam tak lupa penulis sampaikan kepada Baginda Rasul, Nabi
Muhammad ‫ ﷺ‬beserta keluarga dan para sahabat yang telah membimbing kita
dari zaman Jahiliyah menuju zaman terang benderang seperti sekarang. Semoga
kita menjadi pengikutnya yang setia hingga akhir zaman. Amin.
Pembuatan skripsi ini tidak terlepas dari hambatan dan kesulitan yang
ditemui. Namun, atas bantuan dan dukungan banyak pihak kesulitan dan
hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu, penulis menyampaikan
terimakasih atas segala bantuan, dukungan, dan bimbingan yang telah diberikan.
Semoga Allah membalas jasa dan memberikan nikmat-Nya kepada:
1.


Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2.

Baiq Hana Susanti, M.Sc., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.

3.

Burhanudin Milama, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus dosen pembimbing I.
Terima kasih atas segala ilmu, saran, bimbingan dan waktu yang diberikan
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya.

4.


Dedi Irwandi, M.Si., selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing,
memberikan saran, dukungan, dan motivasi selama pembuatan skripsi.

viii

5.

Nanda Saridewi, M.Si., dan Bapak Adi Riyadhi, M.Si., selaku validator
produk dan instrumen atas segala saran dan bimbingan yang diberikan.

6.

Salamah Agung, Ph.D., selaku dosen Program Studi Pendidikan Kimia FITK
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang banyak memberikan inspirasi dan
motivasi selama penulis menempuh pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.

7.

Segenap dosen dan staf jurusan Pendidikan IPA FITK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Terima
kasih banyak atas segala ilmu, pengalaman, dan kebaikan yang telah
diberikan.

8.

Agus Hendrawan, M.Pd., selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 6 Kota
Tangerang Selatan yang telah memberikan izin kepada penulis untuk
melakukan penelitian di sekolah tersebut.

9.

Sri Diani Cahyaning, M.Pd., selaku Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum
SMA Negeri 6 Kota Tangerang Selatan yang telah memberikan kemudahan
kepada penulis selama melakukan proses penelitian.

10. Bangun T.S., S.Pd., selaku guru kimia kelas XI SMA Negeri 6 Kota
Tangerang Selatan sekaligus validator produk. Terimakasih atas segala
bimbingan dan kesempatan yang diberikan selama penulis melakukan
penelitian.

11. Iwan Setiawan, S.Pd., selaku laboran serta Amel dan ka Ricky selaku asisten
laboran Program Studi Pendidikan Kimia FITK UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah membantu pengadaan alat dan bahan praktikum yang
dibutuhkan dalam penelitian.
12. Orang tua tercinta, Bapak Bambang Sumaedi dan Ibu Misen yang telah
memberikan kasih sayang, pengorbanan, doa, dukungan, waktu, dan
kesabaran tanpa batas. Cukup membayangkan segaris senyum kalian mampu
memberikan energi terbaik ketika penulis menemui hambatan.
13. Kakak tersayang, Neni Agustyani Abadi untuk semua waktu dan kesabaran
yang diberikan. Terima kasih atas segala pengertiannya dengan pendengar
yang baik dan financial support di tengah masa kebimbangan dan kesulitan.

ix

14. Teman-teman bimbingan Pak Burhan, Sholehah, Indah, Tari, Dewi, Windy,
Aden, Asih, dan Rahayu. Terima kasih telah berbagi kesabaran, pengalaman
dan dukungan. Karena kalian menunggu menjadi tidak terlalu membosankan.
15. Teman-teman kostn, Ka Nia, Ka Tuti, Ka Dewi, Ka Dyah, Ka Ipah, Ka Iie,
Ka Santi, Windy, Siti, dan Esih. Terima kasih banyak atas segala kebaikan,
dukungan, dan pengalaman yang telah diberikan.

16. Rekan-rekan seperjuangan Pendidikan Kimia angkatan 2010 FITK UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Terima kasih banyak atas semua canda, tawa,
kejadian tidak terduga dan pelajaran berharga yang diberikan. Kelas yang
mahal akan pengalaman dan kenangan, semoga kita selalu ada di jalan
kebaikan. Amin.
17. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih
banyak.

Penulisan skripsi ini pun tidak terlepas dari kesalahan. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang bersifat membangun tentunya diperlukan demi perbaikan. Semoga
skripsi ini dapat bermanfaat dan memberikan konstribusi bagi perkembangan
kualitas pendidikan. Amin.

Jakarta, Desember 2015

Penulis

x

DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN MUNAQASAH .................... iii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ................................. iv
LEMBAR PERSEMBAHAN ........................................................................... v
ABSTRAK ......................................................................................................... vi
ABSTRACT ....................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah .......................................................................... 6
D. Rumusan Masalah .............................................................................. 6
E. Tujuan Penelitian ................................................................................ 7
F. Manfaat Penelitian .............................................................................. 7

BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................... 8
A. Deskripsi Teoritik ............................................................................... 8
1. Metode Praktikum Dalam Pembelajaran Kimia ............................. 8
2.Penilaian Aspek Psikomotor Pada Kegiatan Pembelajaran dengan
Metode Praktikum.......................................................................... 11
a. Penilaian Pada Kegiatan Pembelajaran ...................................... 11
b. Pengertian Kemampuan Psikomotor ......................................... 12
c. Teori Domain Psikomotor .......................................................... 13

xi

d. Penilaian Aspek Psikomotor ................................................. 15
e. Penilaian Kinerja ................................................................... 16
3. Pengembangan Instrumen Penilaian Aspek Psikomotor ................ 19
4. Kualitas Instrumen Penilaian .......................................................... 24
5. Materi Termokimia ......................................................................... 27
a. Kajian Termokimia .................................................................... 28
b. Pengertian Sistem dan Lingkungan, Entalpi, dan Reaksi
Eksoterm dan Endoterm ............................................................ 28
c. Penentuan ∆H Berdasarkan Hasil Percobaan ............................. 29
B. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................ 32
C. Kerangka Berpikir .............................................................................. 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 37
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 37
B. Metode Penelitian ............................................................................... 37
C. Desain Penelitian ................................................................................ 38
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 43
E. Instrumen Penelitian ........................................................................... 45
F. Validitas Produk dan Instrumen Penelitian......................................... 45
G. Pengolahan Data ................................................................................. 47
H. Analisis Data ...................................................................................... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 51
A. Hasil Penelitian .................................................................................. 51
B. Pembahasan ........................................................................................ 82

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 98
A. Kesimpulan ........................................................................................ 98
B. Saran ................................................................................................... 98

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 100

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1

Rubrik Untuk Prosedural Knowledge............................................23

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Angket Tanggapan Observer ..........................................45

Tabel 3.2

Validator dalam Penelitian .............................................................45

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Lembar Validasi Produk .................................................46

Tabel 3.4

Kriteria Interpretasi Skor Skala Likert ...........................................48

Tabel 3.5

Kriteria Insterpretasi Skor ..............................................................50

Tabel 4.1

Hasil Wawancara Analisis Ujung Depan .......................................54

Tabel 4.2

Hasil Wawancara Analisis Siswa ..................................................56

Tabel 4.3

Hasil Analisis Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar .................59

Tabel 4.4

Hasil Spesifikasi Tujuan Pembelajaran..........................................61

Tabel 4.5

Alat dan Bahan Praktikum .............................................................62

Tabel 4.6

Revisi Selama Penyusunan Instrumen Penilaian ...........................63

Tabel 4.7

Persentase Perkembangan Validitas Produk ..................................66

Tabel 4.8

Saran Selama Validasi Produk .......................................................67

Tabel 4.9

Persentase Perkembangan Validitas Instrumen .............................80

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1

Bagan Kerangka Berpikir ............................................................36

Gambar 3.1

Desain Penelitian .........................................................................42

Gambar 4.1

Instrumen Penilaian Pada Pembelajaran Kimia dengan Metode
Praktikum yang Digunakan di Sekolah .......................................53

Gambar 4.2

Bagan Hasil Analisis Tugas Siswa ..............................................58

Gambar 4.3

Peta Konsep Hasil Analisis Materi ..............................................59

Gambar 4.4

Instrumen Penilaian (a) dan (b) Sebelum Revisi dan (c)
Sesudah Revisi.............................................................................64

Gambar 4.5

Aspek Penilaian Pada Kegiatan Persiapan Praktikum (a)
Sebelum Revisi dan (b) Sesudah Revisi ......................................65

Gambar 4.6

Lembar Kerja Praktikum Sesudah Revisi....................................65

Gambar 4.7

Bagian Dasar Teori Pada Lembar Kerja Praktikum (a) Sebelum
Validasi dan (b) Sesudah Validasi ...............................................69

Gambar 4.8

Bagian Cara Kerja Point b Pada Lembar Kerja Praktikum (a)
Sebelum Validasi dan (b) Sesudah Validasi ................................70

Gambar 4.9

Bagian Cara Kerja Point i Pada Lembar Kerja Praktikum (a)
Sebelum Validasi dan (b) Sesudah Validasi ................................71

Gambar 4.10 Bagian Pengolahan Data Sesudah Validasi .................................71
Gambar 4.11 Bagian Kendala Dalam Melakukan Praktikum Pada Lembar
Kerja Praktikum (a) Sebelum Validasi dan (b) dan (c) Sesudah
Validasi ........................................................................................72
Gambar 4.12 Bagian Pertanyaan Pada Lembar Kerja Praktikum (a) Sebelum
Validasi dan (b) dan (c) Sesudah Validasi ..................................72
Gambar 4.13 Kolom Identitas Siswa dan Waktu Pelaksanaan Praktikum .......73
Gambar 4.14 Bagian Cara Kerja Nomor 4 (a) Sebelum Validasi dan (b)
Sesudah Validasi .........................................................................73
Gambar 4.15 Rubrik Penilaian Nomor 19 (a) Sebelum Validasi dan (b)
Sesudah Validasi .........................................................................74

xiv

Gambar 4.16 Rubrik Penilaian Nomor 22 (a) Sebelum Validasi dan (b)
Sesudah Validasi .........................................................................75
Gambar 4.17 Rubrik Penilaian Nomor 6 (a) Sebelum Validasi dan (b)
Sesudah Validasi .........................................................................76
Gambar 4.18 Rubrik Penilaian Nomor 8 Sesudah Validasi ..............................77
Gambar 4.19 Rubrik Penilaian Nomor 9 (a) Sebelum Validasi dan (b)
Sesudah Validasi .........................................................................78
Gambar 4.20 Tampilan Konten Pelengkap (a) Cover Depan dan (b) Cover
Belakang ......................................................................................79
Gambar 4.21 Tampilan Konten Pelengkap (a) Daftar Isi dan (b) Halaman
Awal Bab .....................................................................................79
Gambar 4.22 Tampilan Nomor dan Sumber Gambar (a) Sebelum Validasi
dan (b) Sesudah Validasi .............................................................80
Gambar 4.23 Persentase Respon Pengguna Terhadap Kualitas Instrumen
Penilaian ......................................................................................81

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Pedoman dan Hasil Wawancara Analisis Ujung Depan ..............105

Lampiran 2

Pedoman dan Hasil Wawancara Analisis Siswa .........................114

Lampiran 3

Kisi-Kisi Instrumen Penilaian .....................................................120

Lampiran 4

Rancangan Awal ..........................................................................122

Lampiran 5

Lembar Validasi Produk ..............................................................144

Lampiran 6

Hasil Validasi Produk ..................................................................146

Lampiran 7

Perhitungan Validitas Produk ......................................................152

Lampiran 8

Lembar Validasi Instrumen Penelitian ........................................156

Lampiran 9

Hasil Validasi Instrumen Penelitian ............................................160

Lampiran 10 Perhitungan Validitas Instrumen Penelitian ................................163
Lampiran 11 Kisi-Kisi Angket Tanggapan Observer .......................................166
Lampiran 12 Angket Tanggapan Observer .......................................................167
Lampiran 13 Hasil Pengisian Angket Tanggapan Observer .............................170
Lampiran 14 Perhitungan Data Angket Tanggapan Observer ..........................182
Lampiran 15 Dokumentasi ................................................................................188
Lampiran 16 Surat Keterangan Penelitian ........................................................189
Lampiran 17 Lembar Uji Referensi ..................................................................190

xvi

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah suatu kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk
mengembangkan

dan

mengaktualisasikan

potensi

diri

siswa.

Dalam

pelaksanaannya, tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran
merupakan bentuk kemampuan siswa yang terjadi karena adanya interaksi antara
guru, siswa, dan lingkungan belajar. Ketercapaian tujuan pembelajaran dapat
diketahui melalui kegiatan penilaian yang mampu memberikan informasi
mengenai kemampuan siswa yang terbagi ke dalam aspek kognitif, afektif,
dan psikomotor.
Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan
(2013, hlm. 3), menetapkan bahwa “penilaian

hasil

belajar

peserta

didik

mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan
secara berimbang…”. Namun faktanya, keberhasilan pendidikan selama ini lebih
banyak diukur dari penilaian aspek kognitif yang berkaitan dengan kompetensi
pengetahuan (Sofyan dkk., 2006, hlm. ix). Hal ini dibuktikan dengan
mendominasinya pelaksanaan tes formatif, tes sumatif, bahkan Ujian Nasional
dalam bentuk tes tertulis yang hanya mampu memberikan informasi mengenai
pemahaman konsep siswa semata. Pelaksanaan penilaian yang hanya terfokus
pada satu kompetensi tidak dapat menggambarkan kemampuan siswa secara
objektif, akurat, dan menyeluruh.
Kelemahan kegiatan penilaian ini pun mengakibatkan pembelajaran IPA yang
lebih menekankan pada penguasaan sejumlah konsep, prinsip, dan hukum-hukum
(Romlah, 2009, hlm. 1). Hal tersebut tidak sesuai dengan karakteristik IPA yang
lebih menekankan pada pengalaman langsung yang dilakukan oleh siswa secara
mandiri dengan terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran untuk membangun
keterampilan proses penyelidikan atau enquiry skills (Zulfiani dkk., 2009, hlm.
48). Keterampilan proses penyelidikan dalam pembelajaran IPA dapat
dikembangkan dalam kegiatan praktikum yang berlandaskan pada metode ilmiah

1

2

untuk membuktikan kesesuaian konsep dengan fakta ilmiah yang terjadi. Selain
mengembangkan keterampilan proses penyelidikan, kegiatan praktikum juga
dapat melatih keterampilan kerja laboratorium (Romlah, 2009, hlm. 2).
Keterampilan kerja laboratorium adalah keterampilan siswa dalam melakukan
sejumlah prosedur praktikum dan menggunakan alat-alat laboratorium. Penjelasan
tersebut menunjukkan bahwa kompetensi keterampilan dalam pembelajaran IPA
khususnya pada kegiatan praktikum merupakan kemampuan yang harus dikuasai
siswa dan dapat diketahui ketercapaiannya melalui kegiatan penilaian. Hal ini
menegaskan bahwa penilaian kompetensi keterampilan yang merupakan bentuk
kemampuan siswa pada aspek psikomotor pada pembelajaran IPA melalui
kegiatan praktikum tidak dapat diabaikan.
Penilaian kompetensi keterampilan pada Kurikulum 2013 didapat melalui
penilaian kinerja yang didefinisikan dalam Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013
tentang Standar Penilaian Pendidikan (2013, hlm. 4) sebagai “…penilaian yang
menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan
menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio”. Penilaian kinerja
dilakukan dengan cara mengamati secara langsung kinerja yang ditunjukkan siswa
selama kegiatan praktikum.
Beberapa penelitian mengenai pelaksanaan penilaian pada kegiatan praktikum
memberikan hasil bahwa penilaian pada kegiatan praktikum lebih banyak
dilakukan dengan melihat produk akhir berupa laporan praktikum, sementara
penilaian kinerja melalui pengamatan jarang dilakukan (Sapriati, 2006 & Ardli,
dkk., 2012). Kemampuan psikomotor dalam kegiatan praktikum ditunjukkan
dalam bentuk kinerja siswa berupa tindakan nyata yang dapat diamati selama
mengikuti kegiatan praktikum. Pelaksanaan penilaian yang hanya menilai produk
akhir dan tidak mengamati kinerja siswa secara langsung tidak mampu
memberikan gambaran kemampuan aspek psikomotor siswa secara valid dan
objektif.
Berdasarkan Kompetensi Dasar Kurikulum 2013, dalam IPA Pembelajaran
IPA, khususnya kimia, salah satu materi yang menuntut adanya kegiatan
praktikum dalam kegiatan pembelajaran adalah termokimia. Harnanto dan

3

Ruminten (2009, hlm. 54) mendefinisikan termokimia sebagai “cabang ilmu
kimia yang mempelajari perubahan energi dalam proses atau reaksi kimia”.
Pembahasan mengenai energi dalam bentuk kalor yang bersifat kasat mata namun
dapat dijangkau secara empiris membutuhkan pembuktian melalui kegiatan
praktikum. Secara khusus, submateri yang menuntut adanya praktikum dalam
kegiatan pembelajaran adalah submateri penentuan ∆H berdasarkan hasil
percobaan. Materi termokimia juga merupakan salah satu materi yang sering
dipratikumkan dalam kegiatan pembelajaran berdasarkan hasil wawancara peneliti
terhadap tiga guru kimia di wilayah Tangerang Selatan. Namun besarnya
penerapan materi termokimia dalam kegiatan praktikum tidak diimbangi dengan
ketersediaan instrumen penilaian yang tepat.
Analisis instrumen penilaian aspek psikomotor di dua sekolah di wilayah
Tangerang Selatan memberikan hasil bahwa aspek penilaian yang dimuat dalam
instrumen penilaian tidak dibedakan antara satu materi praktikum dengan materi
praktikum lainnya. Hal yang sama juga didapatkan Sri Jumaini berdasarkan hasil
studi pendahuluan melalui wawancara terhadap empat guru kimia di Yogyakarta,
dimana instrumen penilaian aspek psikomotor yang digunakan bersifat global atau
umum untuk semua materi praktikum kimia (Jumaini, 2013, hlm. 2). Perbedaan
prosedur kerja antara materi termokimia dengan materi lainnya menghasilkan
perbedaan kemampuan psikomotor yang dapat diamati dan dinilai. Oleh karena
itu, aspek penilaian psikomotor yang dimuat dalam instrumen penilaian antara
satu materi praktikum dengan materi lainnya tidak dapat disamakan.
Kedudukan instrumen penilaian dalam kegiatan penilaian sangatlah penting.
Untuk mendapatkan hasil penilaian yang valid dan objektif, dibutuhkan instrumen
penilaian sebagai alat bantu dalam melakukan penilaian. Dalam penilaian kinerja,
instrumen penilaian yang digunakan sebagai panduan dalam memberikan skor
adalah rubrik penilaian. Menurut Rasyid dan Mansur (2009, hlm. 221) “rubrik
pada dasarnya berisi senarai tentang daftar kriteria yang diwujudkan dengan
dimensi-dimensi kinerja, aspek-aspek atau konsep-konsep yang akan dinilai
beserta gradasi mutu dari yang paling sempurna hingga yang paling tidak
sempurna”.

4

Namun dalam pelaksanaannya, berdasarkan hasil wawancara terhadap tiga
guru kimia di wilayah Tangerang Selatan diketahui bahwa instrumen penilaian
yang digunakan tidak dilengkapi dengan gradasi mutu yang dinyatakan dengan
skor dan deskripsi kinerja di tiap skor. Hal ini juga diperkuat dengan penelitian
yang dilakukan Rini Nuraeni melalui observasi di beberapa sekolah di Jakarta
Timur, dimana lembar observasi yang dibuat oleh guru belum dilengkapi rubrik
penskoran (Nuraeni, 2015, hlm. 2). Dalam penilaian kinerja, rubrik digunakan
karena kinerja siswa tidak ditentukan benar atau salahnya, melainkan dinyatakan
dalam bentuk kualitas atau mutu kinerja pada beberapa tingkatan. Penilaian
kinerja diberikan secara langsung oleh guru atau penilai. Oleh karena itu,
untuk menghindari penilaian subjektif yang seringkali diragukan validitas dan
reliabilitasnya maka digunakanlah rubrik penilaian sebagai acuan dalam
menilai kinerja siswa (Zainul, 2001, hlm. 20-21).
Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh dan
efektivitas penilaian kinerja dan penggunaan rubrik dalam menilai kemampuan
aspek psikomotor siswa, diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Kamilah
Radin Salim, Marlia Puteh dan Salwani Mohd Daud pada tahun 2012 dengan
judul “Assessing Students’ Practical Skills in Basic Electronic Laboratory based
on Psychomotor Domain Model”. Penelitian tersebut memberikan hasil bahwa
instrumen penilaian yang digunakan untuk mengidentifikasi tingkat kemampuan
praktis atau psikomotor siswa dalam bentuk daftar cek dapat mengidentifikasi
beberapa variasi kinerja siswa pada tiap tingkatan (Salim dkk., 2012, hlm. 546).
Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan instrumen penilaian dalam bentuk daftar
cek dapat memberikan informasi mengenai kemampuan psikomotor siswa secara
valid dan objektif.
Penelitian lainnya dilakukan Budi Yuniarti, Siska Desy Fatmaryanti dan Arif
Maftukhin pada tahun 2014 dengan judul “Pengembangan Instrumen Penilaian
Psikomotorik pada Pelaksanaan Praktikum Fisika Siswa Kelas X SMA Negeri 5
Purworejo Tahun Pelajaran 2013/2014”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
instrumen penilaian psikomotorik yang dikembangkan dapat digunakan secara
efektif sebagai instrumen pembelajaran Fisika (Yuniarti dkk., 2014, hlm. 77). Dua

5

tahun sebelumnya, Imam Ardli, Ade Gafar Abdullah, Siti Mujdalipah, dan Ana
melakukan penelitian relevan lainnya dengan judul “Perangkat Penilaian Kinerja
Untuk Pembelajaran Teknik Pemeliharaan Ikan”. Penelitian tersebut memberikan
hasil bahwa instrumen penilaian yang digunakan mampu meningkatkan minat
siswa terhadap kegiatan praktikum, memotivasi siswa dalam pembelajaran dan
juga membantu siswa dalam perolehan nilai (Ardli dkk., 2012, hlm. 147).
Ketiga penelitian tersebut menunjukkan bahwa penggunaan instrumen penilaian
aspek psikomotor dalam kegiatan praktikum dapat memberikan gambaran
kemampuan aspek psikomotor siswa secara valid dan objektif serta berpengaruh
positif terhadap faktor-faktor pendorong kegiatan belajar lainnya seperti minat dan
motivasi belajar siswa.
Uraian yang telah dipaparkan sebelumnya menjadi dasar pijakan perlunya
pemenuhan kebutuhan instrumen penilaian yang mampu dijangkau oleh semua
aktivis pendidikan khususnya guru sebagai subjek utama dalam melakukan
penilaian dalam kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, diperlukan adanya
pengembangan instrumen penilaian aspek psikomotor pada praktikum kimia
khususnya materi termokimia dengan submateri penentuan ∆H berdasarkan
percobaan sebagai upaya untuk mencapai tujuan kegiatan penilaian yakni
memberikan informasi kemampuan siswa secara valid, objektif , dan menyeluruh
di setiap aspek kemampuan. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah
peneliti uraikan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Pengembangan Instrumen Penilaian Aspek Psikomotor Pada Praktikum Kimia
Materi Termokimia”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka

dapat

diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:
1.

Keberhasilan pendidikan lebih banyak diukur melalui keunggulan aspek
kognitif dengan pelaksanaan tes tertulis dan nyaris tidak mengukur aspek
afektif serta psikomotor sebagai satu kesatuan

6

2.

Penilaian kompetensi keterampilan yang merupakan bentuk kemampuan
aspek psikomotor siswa pada kegiatan praktikum dilakukan dengan menilai
produk akhir bukan pada proses pelaksanaannya

3.

Instrumen penilaian aspek psikomotor yang digunakan di sekolah bersifat
global/umum untuk semua materi praktikum kimia, dimana aspek penilaian
dalam instrumen penilaian untuk suatu materi praktikum tidak berbeda
dengan materi praktikum lainnya

4.

Instrumen penilaian aspek psikomotor yang digunakan di sekolah belum
dilengkapi dengan gradasi mutu yang dinyatakan dengan skor dan deskripsi
kinerja di tiap skor sebagai pedoman dalam menentukan kualitas kinerja

C. Pembatasan Masalah
Untuk mengarahkan penelitian yang dilakukan, maka peneliti membatasi
masalah dalam penelitian sebagai berikut:
1.

Instrumen penilaian yang dikembangkan adalah rubrik penilaian dalam
bentuk skala penilaian

2.

Teori domain psikomotor yang digunakan dalam mengembangkan instrumen
penilaian adalah teori domain psikomotor menurut Trowbridge dan Bybee,
yang terdiri dari aspek moving (bergerak), manipulating (memanipulasi),
communicating (berkomunikasi) dan creating (menciptakan)

3.

Pengembangan instrumen penilaian dilakukan pada materi termokimia

4.

Penelitian

dibatasi

sampai

dihasilkannya

instrumen

penilaian

dan

dilakukannya uji coba terbatas untuk mengetahui respon pengguna terhadap
instrumen penilaian yang dikembangkan pada aspek materi, konstruksi,
bahasa, objektivitas, sistematis, dan praktikabilitas

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah diuraikan maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1.

Bagaimana mengembangkan instrumen penilaian aspek psikomotor siswa
pada praktikum kimia materi termokimia?

7

2.

Bagaimana respon pengguna terhadap instrumen penilaian aspek psikomotor
siswa pada praktikum kimia materi termokimia yang dikembangkan?

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan

masalah

yang telah

diuraikan, maka tujuan

dilakukannya penelitian ini adalah:
1.

Mengembangkan instrumen penilaian aspek psikomotor siswa pada
praktikum kimia materi termokimia

2.

Mengetahui respon pengguna terhadap instrumen penilaian aspek psikomotor
siswa pada praktikum kimia materi termokimia yang dikembangkan

F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah :
1.

Bagi siswa, meningkatkan motivasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
dengan metode praktikum

2.

Bagi guru, memberikan contoh instrumen penilaian yang dapat digunakan
secara efektif dalam menilai kemampuan aspek psikomotor siswa pada
kegiatan praktikum

3.

Bagi sekolah dan pembuat kebijakan, memberikan masukan dan informasi
untuk memperbaiki proses penilaian dalam kegiatan pembelajaran sebagai
upaya untuk mendapatkan informasi kemampuan siswa secara valid, objektif,
dan menyeluruh di semua aspek kemampuan

4.

Bagi peneliti, memberikan pengetahuan dan pengalaman mengenai
pengembangan instrumen penilaian aspek psikomotor siswa pada praktikum
kimia materi termokimia

8

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Teoritik
1.

Metode Praktikum Dalam Pembelajaran Kimia
Proses pembelajaran merupakan suatu aktivitas yang bertujuan. Untuk

mencapai tujuan pembelajaran diperlukan suatu metode atau cara yang
digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Menurut Zulfiani dkk. (2009, hlm.
96) “metode mengajar adalah cara mengajar yang digunakan oleh guru atau
instruktur

ketika menyampaikan bahan ajar/materi pelajaran”. Metode

mengajar menjadi acuan prosedur, urutan, dan langkah-langkah yang
diterapkan guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Untuk menentukan
metode mengajar yang paling tepat, salah satu aspek yang harus
dipertimbangkan adalah materi pelajaran terkait.
Kimia merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari materi
dan perubahannya, serta unsur dan senyawa yang terlibat dalam perubahan
kimia (Chang, 2005, hlm. 3). Pembelajaran kimia mengenai materi dan reaksi
kimia yang kasat mata atau bersifat mikroskopis menyebabkan sebagian
konsep didalamnya bersifat abstrak. Namun sebagai bagian dari sains, ilmu
kimia merupakan cabang ilmu yang berlandaskan pada fakta atau gejala alam,
dimana konsep dalam ilmu kimia merupakan penjelasan yang dibangun atas
fakta ilmiah yang terjadi. Oleh karena itu, untuk memudahkan pemahaman
siswa dalam mempelajari kimia dibutuhkan suatu metode pembelajaran yang
mampu menjembatani materi yang bersifat abstrak dengan kebenaran konsep
terkait.
Sesuatu yang bersifat abstrak akan lebih mudah diperoleh dan dipelajari
dengan cara melakukan kegiatan-kegiatan yang nyata atau bersifat konkrit
(Hakiim, 2009, hlm. 74). Berdasarkan pernyataan tersebut, ilmu kimia yang
bersifat abstrak akan lebih mudah dipelajari melalui kegiatan pembelajaran
yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar. Lebih lanjut, Trianto
(2010, hlm. 151) mendefinisikan Ilmu Pengetahuan Alam sebagai

8

9

“…pengetahuan

yang

diperoleh

melalui

pengumpulan

data

dengan

eksperimen…”. Metode eksperimen atau metode praktikum adalah metode
pembelajaran

yang

memberikan

kesempatan

kepada

siswa

untuk

mempraktekkan dan membuktikan secara langsung suatu konsep yang sedang
dipelajari (Zulfiani dkk., 2009, hlm. 104). Pelaksanaan metode praktikum
dalam kegiatan pembelajaran tentunya akan memfasilitasi siswa untuk terlibat
aktif dalam kegiatan pembelajaran melalui pengalaman langsung. Oleh
karena itu, metode eksperimen atau metode praktikum diyakini sebagai
metode pembelajaran yang paling tepat untuk mempelajari konsep-konsep
kimia.
Kegiatan praktikum yang berlandaskan pada metode ilmiah dapat
mendukung proses pembelajaran IPA. Dalam pelaksanaanya, proses belajar
mengajar IPA lebih ditekankan pada pendekatan keterampilan proses yang
memfasilitasi siswa untuk dapat menemukan fakta-fakta, membangun
konsep-konsep, teori-teori, dan sikap ilmiah siswa secara mandiri (Trianto,
2010, hlm. 143). Hal ini sesuai dengan teori belajar konstruktivisme yang
dipelopori J.Piaget dan Vygotsky, dimana siswa dapat mengkonstruksi sendiri
pemahamannya

dengan

melakukan

aktivitas

aktif

dalam

kegiatan

pembelajaran (Zulfiani dkk., 2009, hlm. 119). Materi pelajaran yang
diperoleh melalui pengalaman langsung juga akan lebih mudah dipelajari,
dipahami, dan diingat dalam jangka waktu yang lebih lama.
Metode praktikum memiliki kelebihan dan kekurangan. Zulfiani dkk.
(2009, hlm. 104-105) memaparkan kelebihan dan kekurangan metode
praktikum tersebut. Kelebihan metode praktikum antara lain:
a.
b.

c.

Siswa dirangsang berpikir kritis, tekun, jujur, mau bekerja sama,
terbuka, dan objektif
Siswa dirangsang untuk memiliki keterampilan proses sains seperti
mengamati, menginterpretasi, mengelompokkan, mengajukan
pertanyaan, mengajukan pertanyaan, merencanakan percobaan,
menggunakan alat dan bahan, mengkomunikasikan dan melakukan
eksperimen
Siswa belajar secara konstruktif tidak bersifat hafalan, sehingga
pemahamannya terhadap konsep kimia bersifat mendalam dan
bertahan lama

10

d.
e.
f.

Siswa ditempatkan pada situasi belajar yang penuh tantangan
sehingga tidak mudah bosan
Siswa terarahkan konsentrasinya pada kegiatan pembelajaran
Siswa lebih mudah memahami konsep yang bersifat abstrak

Sementara kekurangan metode praktikum yakni sebagai berikut:
a.
b.
c.

d.

e.

Memerlukan waktu yang relatif lebih lama
Memerlukan alat dan bahan yang cukup dan terkadang sulit
ditemukan atau mahal harganya
Guru harus membuat perencanaan kegiatan eksperimen yang
matang, hal ini menuntut guru menguasai konsep yang akan diuji
atau dibuktikan dalam kegiatan eksperimen
Siswa dituntut terlebih dahulu memiliki landasan berpikir, sehingga
mengetahui secara jelas tujuannya melakukan eksperimen dan
kesimpulan yang diambilnya relevan dengan konsep yang sedang
diuji
Cenderung memerlukan ruang khusus (laboratorium), untuk lebih
leluasa melakukan eksperimen

Schank dkk. mengatakan bahwa metode yang paling efektif untuk
mengajarkan siswa dalam melakukan suatu hal adalah dengan meminta
mereka melakukan hal tersebut (Salim dkk., 2012, hlm. 546). Melalui
penerapan metode praktikum dalam pendekatan laboratorium, siswa memiliki
kesempatan untuk mempelajari dan mempraktekkan kemampuan praktis dan
hands-on yang tidak dapat dipelajari secara teoritis. Dengan prinsip belajar
sambil mengerjakan atau learning by doing, metode praktikum tentunya
sangat efektif digunakan sebagai sarana kegiatan pembelajaran aspek
psikomotor.
Hal lain yang didapat dari pelaksanaan metode praktikum yakni dapat
melatih siswa dalam melakukan keterampilan kerja laboratorium (Romlah,
2009, hlm. 2). Keterampilan kerja tersebut berupa keterampilan manipulatif
dan prosedural. Keterampilan manipulatif merupakan keterampilan dalam
menggunakan alat-alat laboratorium, sedangkan keterampilan prosedural
adalah keterampilan melakukan perangkat pekerjaan dengan urutan tertentu
(Sofyan dkk., 2006, hlm. 83). Uraian tersebut menjelaskan bahwa
keterampilan manipulatif dan prosedural merupakan kemampuan siswa pada

11

aspek psikomotor dalam bentuk tindakan nyata yang dapat dicapai dalam
pembelajaran dengan metode praktikum.

2.

Penilaian Aspek Psikomotor Pada Kegiatan Pembelajaran dengan
Metode Praktikum
a.

Penilaian Pada Kegiatan Pembelajaran
Istilah penilaian kadang disebut sebagai asesmen yang merupakan

kata serapan dari bahasa Inggris, assessment. Bagi seorang guru,
penilaian dalam pembelajaran adalah kegiatan utama yang tidak
terpisahkan dari kegiatan belajar mengajar. Melalui kegiatan penilaian
guru akan mengetahui perkembangan hasil belajar, intelegensi, bakat
khusus, minat, hubungan sosial, sikap dan kepribadian siswa Sofyan dkk.
(2006, hlm. 4). Dalam hal ini penilaian berperan dalam menentukan
kualitas pencapaian kompetensi siswa secara menyeluruh yang dalam
pelaksanaanya turut memberikan hubungan timbal balik kepada
komponen pembelajaran lainnya.
Depdikbud (dalam Arifin, 2011, hlm. 4) mendefinisikan penilaian
sebagai “suatu kegiatan untuk memberikan berbagai informasi secara
berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil yang telah
dicapai siswa”. Definisi penilaian lain diberikan oleh Gronlund (dalam
Arifin, 2011, hlm. 4) yakni “penilaian adalah suatu proses yang
sistematis dari pengumpulan, analisis, dan interpretasi informasi/data
untuk menentukan sejauh mana peserta didik telah mencapai tujuan
pembelajaran”.

Sementara,

dalam

kaitannya

dengan

kegiatan

pembelajaran, Black dan William (dalam Rasyid & Mansur, 2009, hlm.
7) mendefinisikan penilaian sebagai “semua aktivitas yang dilakukan
oleh guru dan siswa untuk menilai diri mereka sendiri, yang memberikan
informasi untuk digunakan sebagai umpan balik untuk memodifikasi
aktivitas belajar dan mengajar”. Ketiga pengertian diatas menunjukkan
bahwa kegiatan penilaian adalah kegiatan yang terfokus kepada siswa
sebagai

subjek

belajar,

yang

memberikan

informasi

mengenai

12

penguasaan

kemampuan

secara

menyeluruh,

yakni

mencakup

kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Informasi tersebut
kemudian digunakan untuk memperbaiki proses belajar mengajar.
Kegiatan penilaian merupakan bagian dari kegiatan evaluasi
pembelajaran. Sebelum melakukan penilaian, terlebih dulu dilakukan
pengukuran, yakni untuk menentukan kuantitas sesuatu (Arifin, 2011,
hlm. 4). Hasil dari kegiatan pengukuran dinyatakan dalam bentuk angka
yang menggambarkan karakteristik suatu objek. Dalam memberikan
penilaian, guru biasanya menggunakan alat ukur dalam bentuk tes atau
non tes, tergantung pada apa yang hendak diukur atau informasi apa saja
yang hendak dikumpulkan (Sofyan dkk., 2006, hlm. 52). Penentuan alat
ukur atau instrumen penilaian yang akan digunakan disesuaikan dengan
data atau hasil pengukuran yang ingin didapat. Sedangkan, ketepatan
instrumen penilaian dalam menentukan hasil pengukuran dapat dilihat
dari kisi-kisi instrumen penilaian. Kisi-kisi tersebut berisi tentang materi
yang diujikan, bentul soal, tingkat berpikir yang terlibat, bobot soal, serta
cara penskoran (Rasyid & Mansur, 2009, hlm. 9). Hasil dari kegiatan
pengukuran dan penilaian selanjutnya menjadi pertimbangan untuk
mengambil keputusan atau melakukan evaluasi.
b. Pengertian Kemampuan Psikomotor
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kegiatan penilaian
hendaknya dilakukan secara menyeluruh yakni mencakup penguasaan
kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Kegiatan praktikum
sebagai sarana dalam mengembangkan keterampilan kerja laboratorium
yang ditampilkan dalam bentuk tindakan nyata siswa merupakan bentuk
penguasaan kemampuan psikomotor yang dapat dinilai. Kemampuan
psikomotor berkaitan dengan kerja otot sehingga menyebabkan geraknya
tubuh atau bagian-bagiannya (Arikunto, 2012, hlm. 135). Sementara
Rasyid dan Mansur (2009, hlm. 12) mendefinisikan kemampuan
psikomotor sebagai “…kemampuan yang berkaitan dengan gerak, yaitu

13

yang menggunakan otot seperti lari, melompat, melukis, berbicara,
membongkar, dan memasang peralatan, dan sebagainya”. Sedangkan
kemampuan psikomotor menurut Sofyan dkk. (2006, hlm. 23) yakni
“…berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak
setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu”. Dari
pengertian diatas, didapatkan pengertian kemampuan psikomotor
merupakan kemampuan yang berhubungan dengan kerja otot dan tampak
dalam bentuk tindakan nyata siswa setelah menerima pengalaman
belajar.
c.

Teori Domain Psikomotor
Taksonomi untuk ranah psikomotor dikemukakan oleh beberapa ahli

seperti Harrow (dalam Rasyid & Mansur, 2009) yang membagi ranah
psikomotor menjadi lima kemampuan yakni:
1) Gerakan Refleks
Respon motor atau gerak tanpa sadar yang muncul ketika bayi
lahir
2) Gerakan Dasar
Gerakan yang mengarah pada keterampilan kompleks yang
khusus. Siswa yang telah mencapai kompetensi dasar pada ranah
ini mampu melakukan tugas dalam bentuk keterampilan sesuai
dengan standar atau kriteria
3) Kemampuan Perseptual
Kombinasi kemampuan kognitif dan kemampuan motor atau
gerak
4) Kemampuan Fisik
Kemampuan untuk mengembangkan gerakan yang paling
terampil. Gerakan terampil adalah gerakan yang mampu
dilakukan siswa sehingga menghasilkan produk yang optimal,
seperti keterampilan melakukan gerakan tari, keterampilan
mengendarai sepeda atau sepeda motor. Untuk mencapai
gerakan terampil, siswa harus belajar secara sistematis melalui
langkah-langkah tertentu. Gerakan yang telah dipelajari peserta
didik akan tersimpan lama, sehingga apabila siswa salah dalam
mempelajari gerakan psikomotor maka sulit untuk
memperbaikinya. Oleh karena itu guru harus merancang dengan
baik pembelajaran psikomotor sehingga mencapai standar
5) Komunikasi Nondiskursip
Kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan gerakan. Hal
ini berkaitan dengan kemampuan mengucapkan kata-kata dalam

14

mempelajari bahasa asing. Seperti ketika peserta didik belajar
mengucapkan kata-kata dalam bahasa Inggris. Gerakan ini
mencakup gerakan lidah, penempatan lidah dan tekanan suara,
sehingga peserta didik dapat mengucapkan berbagai kata dengan
benar (hlm. 12-13)
Sementara pendapat lain mengenai pembagian ranah psikomotor
dikemukakan oleh Simpson (dalam Dimyati & Mudjiono, 2009) yakni:
1) Persepsi
Mencakup kemampuan memilah-milahkan (mendeskrimnasikan) hal-hal secara khas, dan menyadari adanya perbedaan yang
khas tersebut. Misalnya pemilihan warna, angka 6 (enam) dan 9
(sembilan), huruf b dan d
2) Kesiapan
Mencakup kemampuan penempatan diri dalam keadaan di mana
akan terjadi suatu gerakan atau rangkaian gerakan. Kemampuan
ini mencakup jasmani dan rohani. Misalnya, posisi star lomba
lari
3) Gerakan Terbimbing
Mencakup kemampuan melakukan gerakan sesuai contoh atau
gerakan peniruan. Misalnya, meniru gerak tari, membuat
lingkaran di atas pola
4) Gerakan yang Terbiasa
Mencakup kemampuan melakukan gerakan-gerakan tanpa
contoh. Misalnya, melakukan lompat tinggi dengan tepat
5) Gerakan Kompleks
Mencakup kemampuan melakukan gerakan atau keterampilan
yang terdiri dari banyak tahap, secara lancar, efisien, dan tepat.
Misalnya, bongkar-pasang peralatan secara tepat
6) Penyesuaian Pola Gerakan
Mencakup kemampuan mengadakan perubahan dan penyesuaian
pola gerak-gerik dengan persyaratan khusus yang berlaku.
Misalnya, keterampilan bertanding
7) Kreativitas
Mencakup kemampuan melahirkan pola gerak-gerak baru atas
dasar prakarsa sendiri. Misalnya kemampuan membuat tari
kreasi baru (hlm. 29-30)
Pendapat ketiga dikemukakan oleh Trowbridge dan Bybee (dalam
Sofyan dkk., 2006) sebagai berikut:
1) Moving (bergerak)
Kategori ini merujuk pada sejumlah gerakan tubuh yang
melibatkan koordinasi gerakan-gerakan fisik. Dalam kelas kimia
tujuan pembelajaran yang termasuk kategori ini misalnya siswa

15

dapat membersihkan alat-alat gelas atau siswa dapat membawa
mikroskop dengan benar
2) Manipulating (memanipulasi)
Kategori ini merujuk pada aktivitas yang mencakup pola-pola
yang terkoordinasi dari gerakan-gerakan yang melibatkan
bagian-bagian tubuh, misalnya tangan-jari, tangan-mata. Tujuan
pembelajaran yang dapat dirumuskan dalam kategori ini
misalnya siswa dapat menuangkan larutan dari botol reagen ke
dalam gelas kimia dengan benar
3) Communicating (berkomunikasi)
Kategori ini merujuk pada pengertian aktivitas yang menyajikan
gagasan dan perasaan untuk diketahui oleh orang lain. Tujuan
pembelajaran yang dapat dirumuskan dalam aspek ini misalnya
siswa dapat mengajukan pertanyaa mengenai masalah-masalah
yang sedang didiskusikan atau siswa dapat melaporkan data
percobaan secara akurat
4) Creating (menciptakan)
Merujuk pada proses dan kinerja yang dihasilkan dari gagasangagasan baru. Tujuan pembelajaran yang dapat dirumuskan
antara lain sebagai berikut: siswa dapat menggabungkan
potongan-potongan alat untuk membentuk instrumen atau
peralatan baru dalam suatu percobaan (hlm. 25)
Dari ketiga teori tersebut, teori domain psikomotor menurut
Trowbridge dan Bybee adalah teori domain psikomotor yang paling tepat
digunakan untuk mengkategorikan kemampuan psikomotor siswa dalam
kegiatan praktikum. Kemampuan psikomotor di tiap kategori pada
domain

tersebut

sesuai

dengan

tugas-tugas

pembelajaran

yang

ditunjukkan dalam bentuk aktivitas siswa selama mengikuti kegiatan
praktikum. Sehingga kemampuan psikomor siswa dapat dengan mudah
diamati dan dinilai. Selain itu, kemampuan psikomotor pada siswa SMA
telah meningkat keanekaragaman, keseimbangan, dan kekuatannya
(Syah, 2013, hlm. 61). Kategori domain psikomotor menurut Trowbridge
dan Bybee yang menuntut adanya gerakan motorik secara lebih kompleks
sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan psikomotor siswa.

d. Penilaian Aspek Psikomotor
Konsep penilaian pada Kurikulum 2013 yang saat ini diterapkan
adalah penilaian secara menyeluruh mencakup tiga kompetensi utama

16

yakni pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Penilaian aspek psikomotor
termasuk ke dalam penilaian