Anaisis Pelaporan Penjualan BBM Di PT Pertamina (Persero) Unit Pemasaran III Cabang Bandung
1 1.1 Latar Belakang
PERTAMINA adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah Indonesia (National Oil Company), yang berdiri sejak tanggal 10Desember 1957 dengan nama PT. PERMINA. Pada tahun 1961 perusahaan ini berganti nama menjadi PN. PERMINA dan setelah merger dengan PN.PERTAMIN di tahun 1968 namanya berubah menjadi PN. PERTAMINA. Dengan bergulirnya Undang Undang No. 8 Tahun 1971 sebutan perusahaan menjadi PERTAMINA. Sebutan ini tetap dipakai setelah PERTAMINA berubah status hukumnya menjadi PT. PERTAMINA (PERSERO) pada tanggal 17 September 2003 berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2001 pada tanggal 23 November 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.
PT. PERTAMINA (PERSERO) didirikan berdasarkan akta Notaris Lenny Janis Ishak, SH No. 20 tanggal 17 September 2003, dan disahkan oleh Menteri Hukum & HAM melalui Surat Keputusan No.C-24025 HT.01.01 pada tanggal 09Oktober 2003. Pendirian Perusahaan ini dilakukan menurut ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Undang-Undang No. 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas, Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1998 tentang Perusahaan Perseroan (Persero), dan Peraturan Pemerintah No. 45 tahun 2001 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1998 dan peralihannya berdasarkan PP. No.31Tahun 2003 "Tentang pengalihan bentuk perusahaan pertambangan minyak dan gas bumi Negara (Pertamina) menjadi perusahaan
(2)
perseroan (Persero)". Sesuai akta pendiriannya, maksud dari Perusahaan Perseroan adalah untuk menyelenggarakan usaha di bidang minyak dan gas bumi, baik di dalam maupun di luar negeri serta kegiatan usaha lain yang terkait atau menunjang kegiatan usaha di bidang minyak dan gas bumi tersebut. Selama lebih dari setengah abad, Pertamina telah melayani kebutuhan energi dalam negeri dengan mengelola kegiatan operasi yang terintegrasi di sektor minyak, gas, dan panas bumi. Pertamina juga senantiasa berupaya untuk memperbaiki kinerja operasi dan keuangan guna memberikan kontribusi yang terbaik bagi perekonomian Indonesia.
Pertamina telah memasuki suatu era baru.Perubahan hukum dan undang– undang di Indonesia telah menumbuhkan suatu pola bisnis baru yang menyebabkan masuknya pesaing di sektor pemasaran dalam negeri. Harapan para pemangku kepentingan kepada perusahaan ini pun semakin tinggi, dan pemerintah mengharapkan dividen yang lebih besar dapat diberikan oleh perusahaan kepada negara. Selain itu, dalam kerangka good governance, Pertamina perlu melaksanakan bisnis yang transparan dan bersih. Hal ini juga menjadi tekad pemerintah untuk memastikan transparansi dan profesionalisme dalam sektor bisnis. Merespon kondisi tersebut, Pertamina mencanangkan program transformasi perusahaan pada 20 Juli 2006 dengan dua tema besar yakni fundamental dan bisnis. Keberhasilan proyek terobosan yang dilaksanakan dalam 100 hari pertama telah berhasil membangun momentum dan semangat untuk melaksanakan transformasi guna membawa perusahaan ini menuju pentas dunia.Pertamina menyadari tekad yang kuat dari seluruh pemangku kepentingan
(3)
untuk mempertahankan sekaligus mengembangkan Pertamina sebagai economy powerhouse. Pertamina juga berharap transformasi menuju Pertamina masa depan dapat berjalan dengan baik, sehingga Pertamina dapat menjawab harapan para pemangku kepentingan dengan menjadi suatu lokomotif ekonomi nasional dalamarti sebenarnya. Setelah menempatkan landasan transformasi, pertamina telah membentuk sebuah roadmap untuk 15 tahun ke depan menuju cita-cita menjadi perusahaan minyak nasional kelas dunia. Penjualan merupakan sasaran akhir dari sebuah aktivitas Pertamina dalam mencapai tujuan pokok perusahaan. Agar tercapai penjualan yang tinggi diperlukan kebijakan penjualan yang dapat menarik minat konsumen terhadap produk tersebut.
Pada masa sekarang ini profil konsumsi BBM untuk kendaraan bermotor di jawa barat meningkat,hal ini dikarenakan adanya peningkatan kepemilikan kendaraan bermotor yang semakin tinggi. Adanya peningkatan kepemilikan kendaraan bermotor di jawa barat terjadi dikarenakan kemudahan dalam pembeliannya baik secara kredit ataupun tunai, sehingga semakin banyak orang yang menggunakan kendaraan bermotor maka akan berpengaruh terhadap penjualan BBM . Menilai lonjakan konsumsi BBM dalam kurun waktu satu pekan terakhir akibat peningkatan pengguna kendaraan bermotor yang mudik ke kampung halaman, secara kuantitatif, terjadi peningkatan cukup besar dalam hal pengguna kendaraan pribadi baik kendaraan roda empat maupun kendaraan roda dua.
Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) melansir terdapat kenaikan konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) yang tajam sepanjang arus
(4)
mudik pada akhir Agustus 2011. Peningkatan konsumsi BBM yang signifikan terlihat terutama di Pulau Jawa bagian barat, sepanjang jalur Pantura di Jawa Barat mengalami kenaikan konsumsi BBMnya paling signifikan yakni 30-40 persen. Tren konsumsi BBM bersubsidi jenis Premium terus menunjukkan grafik peningkatan. Sepanjang Juli ini, rata-rata konsumsi Premium menunjukkan angka tertinggi dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.
Anggota Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Adi Subagyo Subono mengatakan, sepanjang Juli 2011 ini, konsumsi Premium mencapai 1.715.266 kilo liter (KL) atau rata-rata 71.469 KL per hari. Dibanding bulan-bulan sebelumnya, ini adalah yang tertinggi, dikarenakan pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor, baik sepeda motor maupun mobil, menjadi pemicu utama naiknya konsumsi premium. Memang, kalau ekonomi tumbuh, penjualan kendaraan bermotor naik, maka konsekuensinya ya konsumsi BBM ikut naik.Sebelumnya, Dirjen Migas Kementerian ESDM Evita H. Legowo mengatakan, naiknya harga Pertamax memang berkorelasi langsung dengan turunnya volume penjualan, yang kemudian berpengaruh pada naiknya konsumsi BBM Premium. Makin lebar disparitas (perbedaan) harga, makin tinggi konsumsi Premium, Data menunjukkan, seiring naiknya harga Pertamax, maka konsumsinya pun turun. Pada Januari, ketika harga Pertamax Rp 7.500 per liter, konsumsi Pertamax mencapai 2,03 ribu KL per hari, kemudian ketika pada Februari harga Pertamax naik menjadi 7.950 per liter, konsumsinya turun menjadi 1,90 ribu KL per hari,demikian seterusnya hingga ketika harga Pertamax mencapai puncaknya pada Mei sebesar Rp 9.250 per liter, konsumsi Pertamax
(5)
tinggal 1,25 ribu KL per hari. Namun, ketika pada Juni harga Pertamax turun menjadi Rp 8.450 per liter, konsumsi Pertamax mulai naik kembali ke 1,41 ribu KL per hari.Sementara itu, PT Pertamina (Persero) melaporkan selama Agustus ini konsumsi bensin subsidi jenis premium habis sebanyak 16,575 juta kiloliter (KL) atau melebihi kuota sebesar 1,6%.
Data yang disampaikan oleh Manager Media Pertamina Wianda A Pusponegoro. Selain premium, konsumsi minyak tanah atau kerosene di Agustus mencapai 1,197 juta KL atau 0,1% di atas kuota yang ditetapkan. Kemudian konsumsi solar selama Agustus mencapai 9,443 juta KL atau 0,9% di atas kuota yang ditetapkan dalam APBN-P 2011.Adapun selama liburan lebaran, dalam data Pertamina dikatakan konsumsi BBM meningkat terutama di jalur mudik. Wilayah Garut, Sumedang dan sekitarnya mencapai 1.008 atau 21% di atas kuota dengan BBM dipasok dari Tasikmalaya. Sampai akhir Agustus, Pertamina melaporkan stok bensin premium mencapai 1.254.885 kilo liter atau cukup untuk 17 hari. Kemudian stok minyak tanah mencapai 381.758 kilo liter atau cukup untuk 59 hari. Stok solar mencapai 1.611.861 kilo liter atau cukup untuk 21 hari.Stok bensin pertamax mencapai 97.728 kilo liter atau cukup untuk 61 hari. Lalu stok bensin pertamax plus capai 30.162 kiloliter atau cukup untuk 104 hari.
Maka dari permasalahan yang ada, penulis telah melakukan penelitian dan menganalisa. Penulis menetapkan judul untuk laporan ini dengan judul “Analisis
(6)
1.2 Maksud Dan Tujuan Kerja Praktek 1.2.1 Maksud Penelitian Kerja Praktek
Maksud dari penelitian kerja praktek ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat untuk program studi Akuntansi di Universitas Komputer Indonesia Bandung dan mengimplementasikan materi - materi kuliah di lapangan atau dunia nyata serta menambah pengalaman dan pengetahuan mengenai bidang yang telah dipelajari di bangku kuliah.
1.2.2 Tujuan dari Kerja Praktek
Tujuan dari kegiatan kerja praktek yakni :
1. Untuk mengetahui prosedur pelaporan penjualan BBM pada PT.Pertamina
2. Untuk mengetahui kendala - kendala pelaporan penjualan BBM pada PT.Pertamina
3. Untuk mengetahui upaya menanggulangi kendala – kendala pelaporan penjualan BBM pada PT.Pertamina.
1.3 Kegunaan Kerja Praktek
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi berbagai pihak serta dapat bermanfaat bagi penulis dan semua yang berkepentingan, diantaranya : 1. Bagi Penulis
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang laporan penjualan perusahaan dalam hal meningkatkan keandalan dari penyusunan suatu laporan penjualan perusahaan sampai pelaporan laporan penjualan perusahaan.
(7)
2. Bagi PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran III Cabang Bandung Semoga dapat membantu kinerja para pegawai di kantor PT.Pertamina (Persero) Unit Pemasaran III Cabang Bandung dalam pekerjaan pembuatan laporan penjualan BBM.
3. Bagi Program Studi Akuntansi
Kuliah Kerja Praktek yang dilakukan oleh penulis bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses pembuatan laporan penjualan yang dilakukan oleh PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran III Cabang Bandung, dan yang penulis lakukan berkaitan dengan mata kuliah yang ada pada jurusan akuntansi.
1.4 Metode Kerja Praktek
Menurut Arikunto, Suharsimi (2006:160) “Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode wawancara (interview), pengamatan / observasi, tes, dokumentasi, dan angket.
Metode merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Data yang diperoleh juga harus data empiris yang mempunyai kriteria tertentu yaitu Valid.Valid menunjukan derajat ketetapan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti.Oleh sebab itu, dalam pengambilan data untuk penulisan Laporan Praktek Kerja Lapangan penulis menggunakan Metode pengamatan atau observasi.
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis adalah sebagai berikut :
(8)
1. Wawancara (Interview)
Wawancara digunakanpenulis dalam melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti. Penulis secara langsung menanyakan beberapa pertanyaan kepada pihak yang berhubungan langsung dengan objek yang diteliti untuk mendapatkan data yang otentik, tepat dan akurat serta dapat dipercaya. Setelah mendapatkan data dari hasil wawancara yang sudah dilakukan oleh penulis akan menjadi dasar dalam Penyusunan Laporan Praktek Kerja Lapangan. 2. Observasi
Observasi meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera, dalam arti luas observasi berarti pengamatan yang dilakukan secara tidak langsung dengan menggunakan alat – alat bantu yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Dalam arti sempit observasi berarti pengamatan secara langsung terhadap fenomena yang diselidiki. Oleh sebab itu, penulis melihat secara langsung semua kegiatan yang dilakukan oleh staff perusahaan dan mengambil kesimpulan untuk dijadikan data dalam penyusunan laporan Praktek Kerja Lapangan.
3. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi yaitu dengan cara mengumpulkan dokumen– dokumen yang berkaitan dengan materi penyusunan Laporan Praktek Kerja Lapangan. Dalam hal ini penulis
(9)
mengambil data-data tentang laporan penjualanyang penulis ambil sebagai judul dalam Laporan Praktek Kerja Lapangan.
1.5 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek 1.5.1 Lokasi Praktek Kerja Lapangan
Penulis melaksanakan praktek kerja lapangan yang berlokasi di PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran III Cabang Bandung Jl. Wirayudha No.1 Bandung, Telepon (022) 2515301 Fax. (022) 2515317.
1.5.2 Waktu Praktek Kerja Lapangan
Praktek Kerja Lapangan berlangsung selama 25 hari yang dilaksanakan mulai dari tanggal 18 Juli sampai dengan tanggal 19 Agustus 2011, setiap hari Senin sampai hari Jumat dari pukul 07.00 – 15.30 WIB.
(10)
10
2.1 Sejarah PT. PERTAMINA (Persero) Unit Pemasaran III Cabang Bandung Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara atau disingkat dengan (PERMINA) adalah salah satu perusahaan milik negara yang merupakan badan usaha yang mengusahakan sumber-sumber pendapatan bagi negara yang berkantor pusat di Jakarta, terletak di JL. Medan Merdeka Timur No. 1A Jakarta Pusat, dengan wilayah kerja meliputi seluruh nusantara maupun perwakilan-perwakilan di luar negeri.
Pertamina Cabang Bandung yang berkedudukan di JL. Wirayuda No.1 Bandung yang berfungsi untuk mengatur layanan kebutuhan BBM/ non BBM serta produk lainnya yang diperdagangkan Pertamina, bagi masyarakat di wilayah: Kota Madya Bandung, Kabupaten Bandung, Kotip Cimahi, Kabupaten Cimahi, Kabupaten Sumedang, Kotip Tasikmalaya, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Garut, Kabupaten Majalengka.
Pertamina merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dibentuk berdasarkan UU No. 8 Tahun 1971 yang bergerak dalam bidang pengusahaan pertambangan Minyak dan Gas Bumi yang meliputi eksplorasi, pemurnian, pengolahan, pengangkutan dan penjualan Minyak dan Gas Bumi di dalam Negeri. Migas Namun setelah dikeluarkan nya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 mengenai, maka Pertamina bukan lagi satu-satunya badan usaha yang melakukan
(11)
kegiatan pengadaan dan pendistribusian Bahan bakar Minyak di dalam negri. Dalam hal ini, posisi Pertamina sama seperti badan usaha lain yang ditunjuk oleh pemerintah dalam melaksanakan kegiatan Migas di dalam Negeri.
Pada Zaman Kolonial ( sekitar abad ke- 16) Perang minyak dalam arti sesungguhnya antar angkatan laut aceh dengan Armada Portugis di Selat Malaka Minyak Mentah di jadikan peluru api obat-obatan, obor, dan lain-lain.
Zaman Kolonial Belanda dimulai pada tahun 1859, sumur minyak komersial Pertama di Dunia dib or oleh Kolonial E.L. Drake di titusvill, Pennsyluania, Amerika Serikat Pada tahun 1871 Jan Reering mengebor sumur pertama di Cibodas (Majalengka) dan Paliman (dekat Cirebon) Jawa barat, tapi kurang berhasil tahun 1883 AJ. Zijlker memulai pengeboran di kuala tunggal setelah mendapat konsesi dari sultan langkat belum berhasil. Tahun 1885 berhasil menemukan secara komersial di talaga tunggal dengan nama lapangan talaga Said, kemudian tahun 1890 konsensi AT. Zijlker dialihkan keperusahaan minyak De Koninklijke, akhirnya pada tahun 1891 dan tahun 1892 keberhasilan telaga Said menarik banyak peminat mencari minyak sekitar Surabaya, Jambi, Aceh Timur, Kalimantan setelah itu tahun 1892 kilang pangkalan Brandan didirikan oleh Shell lapangan minyak sanga-sanga konsensi Sultan Kutai, Lapangan minyak tatakan (1905) Lapangan Minyak Bunyu (1922), tahun 1897 Kilang Minyak wonokromo didirikan oleh Adrian Stoop pemilik Perusahaan minyak Dortshe Pertoleum di Surabaya (1887), tahun 1904 Kilang Minyak Plaju didirikan, kemidian pada tahun 1926 Kilang Minyak Sungai gerong
(12)
didirikan Perusahaan yang berperan pada Zaman Kolonial Belanda BPM - SHELL - STANVAC – CALTEX.
Pada Zaman Jepang diantaranya adalah jepang melakukan explorasi, tahun 1944 di lokasi sumur minas melanjutkanpemboran eksploradi dengan menggunakan peralatan yang ditinggalkan Caltex, kemudian di jambi melakukan kilang kecil untuk keperluan perang, dikenali asam, dan diadakan kursus pemboran / geologi perminyakan pemeliharaan sumur oleh ahli-ahli Jepang.
Zaman Kemerdekaan sebelum Permina di mulai Sumatra Utara yaitu para pejuang atau laskar minyak membentuk PT. MNRI daerahnya Aceh Langkat, tahun 1956 setatusnya menjadi TMSU, medio 1957 pemerintah menguasakan TMSU kepada kasad menugaskan Kol. Dr. Ibnu Sutowo memimpin TMSU, oktober 1957 di ubah lagi menjadi PT. ETMSU,10 Desember 1957 diubah lagi menjadi PT. PERMINA dan sekarang di peringati sebagai hari jadi PERTAMINA yang kedua di Jambi (Sumatra Selatan) dibentuk wadah permiri di kuasai milik BPM, Stanvac, Niam. Yang ketiga di Jawa Tengah, Laskar minyak pemerintah membentuk PTMN, dilanjutkan tahun 1950 PTMN diubah Menjadi PTMR1.
Menurut UUD 1945 perkembangan industri Minyak dan Gas bumi harus berdasarkan pada isi dan jiwa Pasal 33 ayat (2) dan (3) UUD 1945, yang kemudian melahirkan UU No. 44 tahun 1960 sebagai landasan hokum bagi perusahaan minyak dan gas bumi. Berdasarkan Undang-Undang tersebut pula Peraturan Pemerintah No. 198 Tahun 1961 mengubah PT. PERMINA menjadi PN. PERMINA dan peraturan pemerintah Nomor 199 Tahun 1961 yang mendirikan PT. PERMIGAN.
(13)
PN. PERTAMIN (Perusahaan Negara Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Nasional) yaitu perusahaan minyak nasional kedua yang didirikan oleh pemerintah yang merupakan penjelmaan dari NIAM (Nederlandesach Indisch Ardoline Maatschappiji) yaitu bekas perusahaan patungan antara SHEEL dengan pemerintah Hindia Belanda. Pada tahun 1921 sampai dengan 31 Desember 1960 PN. PERTAMIN menjadi konsensi dengan wilayah operasinya terletak di jambi dan pulau Banyu Kalimantan, dengan tugas utamanya, yaitu penyaluran minyak dalam negeri, sementara pencarian minyak, perushaan ini kurang beruntung dibandingkan dengan keberhasilan perusahaan lainnya.
PN.PERTAMIN dan PN.PERMINA menjadi suatu perusahaan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1968 Pada bulan Agustus 1969 pemerintah mengintegrasikan nya dan di beri nama Perusahaan Negara Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Nasional (PN.PERTAMINA), hal ini dilakukan untuk meningkatkan efesiensi dan produktifitas lebih tinggi dari apa yang telah dicapai oleh masing-masing perusahaan sebelumnya, berdasarkan UU No. 8 Tahun 1971 PN. PERTAMIN di ubah menjadi PERTAMINA.
Menjelang berakhirnya pada abad 20 berbagai perkembangan telah terjadi, hal ini makin memperkuat akan terjadinya perubahan-perubahan mendasar dalam bidang perekonomian yang mengarah kepada sistem pasar bebas ekonomi terbuka dan persaingan usaha yang semakin tajam, perubahan lingkungan adanya strategis serta penugasan pemerintah kepada PERTAMINA yang kurang menunjang bagi pertumbuhan dan perkembangannya PERTAMINA pada masa depan diharuskan
(14)
untuk PERTAMINA mengubah proses bisnis yang dilakoninya sebagai bagian dari perusahaan Nasional, PT.PERTAMINA mempunyai tugas pokok yaitu melaksanakan minyak dan gas bumi dengan memperoleh hasil yang sebesar-besarnya bagi kemakmuran Rakyat dan Negara, serta menyediakan, melayani dan memenuhi kebutuhan bahan bakar minyak dan Gas Bumi untuk dalam negri. Dalam kegiatannya pertambangan di Indonesia, PERTAMINA dapat melakukan perluasan bidang-bidang usaha selama masih ada hubungan nya dengan perusahaan minyak dan gas bumi serta berdasarkan rencana kerja dan anggaran perusahaan.
2.1.1 Visi dan Misi
PT. PERTAMINA (Persero) Unit Pemasaran III Cabang Bandung mempunyai visi dan misi sebagai berikut :
Visi PT. PERTAMINA (Persero) UPms III Cabang Bandung adalah : Menjadi perusahaan yang unggul, maju dan terpandang (To be a respected leading company).
Misi dari PT. PERTAMINA (Persero) Unit Pemasaran III Cabang Bandung adalah :
1. Melakukan Usaha dalam bidang Energi dan Petrokimia serta usaha lain yang menunjang bisnis Pertamina.
2. Merupakan entitas bisnis yang dikelola secara professional, kompetitif dan berdasarkan tata nilai unggulan.
(15)
3. Memberikan nilai tambah lebih bagi pemegang saham, pelanggan, pekerja dan masyarakat, serta mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
2.1.2 Lambang Perusahaan
PT.PERTAMINA Pada Hari Ulang Tahun Ke-48 yang jatuh pada hari sabtu tanggal 10 Desember 2005, PT.PERTAMINA yang selama ini dikenal dengan identitas kuda laut, kini identitas kuda laut itu mengganti penampilannya dengan identitas huruf “P” dengan mengkombinasikan dalam tiga warna yang mempunyai identik dengan bentuk anak panah yang melesat dan mempunyai warna yang cerah untuk mengenalkan kepada publik.
Gambar 2.1
Perubahan Lambang PT.Pertamina menjadi
(16)
Arti logo :
a) Warna Biru melambangkan andal dan dapat dipercaya.
b) Warna Hijau melambangkan sumber daya energi yang berwawasan lingkungan.
c) Warna Merah mencerminkan keuletan, ketegasan dan keberanian dalam menghadapi berbagai macam kesulitan, jiwa yang dulu dilayani kini harus melayani, customer oriented dan customer satisfaction.
Tata nilai PT.PERTAMINA adalah :
1. Fokus yaitu, menggunakan secara optimum berbagai kompetisi perusahaan untuk meningkatkan nilai tambah perusahaan.
2. Intergritas yaitu, mampu mewujudkan komitmen kedalam tindakan nyata.
3. Visionary (berwawasan jauh kedepan) yaitu, mengantisipasi lingkungan usaha yang berkembang saat ini maupun yang akan datang untuk dapat tumbuh dan berkembang.
4. Excellence (unggul) yaitu, menampilkan yang terbaik dalam semua pengeleloaan usaha.
5. Mutual Respect (kesetaraan dan kesederajatan) yaitu,
menempatkan seluruh pihak yang terkait setara dan sederajat dalam kegiatan usaha.
(17)
2.2 Struktur Perusahaan PT. PERTAMINA (Persero) Unit Pemasaran III Cabang Bandung
Faktor yang sangat penting dan saling berkaitan dalam suatu perusahaan yaitu manejemen dan struktur organisasi. Manejemen merupakan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan terhadap kerja perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan. Sedangkan organisasi merupakan setiap bentuk perkumpulan antara dua orang atau lebih yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama . Oleh karena itu organisasi merupakan alat atau sarana perusahaan dalam mencapai tujuan, sehubungan dengan hal tersebut diatas PT. Pertamina Unit Pemasaran III Cabang Bandung membuat struktur yang memberikan basis untuk penugasan kepada berbagai unsur dalam organisasi dan untuk mengembangkan mekanisme kontrol bagi terjaminnya tugas tersebut sesuai dengan rencana.
(18)
Sumber : PT. PERTAMINA (Persero) UPms III Cabang Bandung Gambar 2.2
Struktur Perusahaan PT.Pertamina (Persero) UPms III Cabang Bandung Ka.Cabang Bandung
sekretaris
Ka. Depot Tasikmalaya Ka. Teknik
Ka. Kesehatan
Ka. Depot Padalarang
Ka. Depot DPPU Hussein Sastra Negara Wira penjualan
BBM (Retail)
Ka. Security Sales Engenering
Ka. Depot Ujung Berung
Ka. Distribusi Wira Penjualan BBM (Retail) rayon IX Ka. Adm. Keuangan Ka.Adm. Personalia Ka Distribusi dan teknik Wira penjualan Industri BBM Wilayah XI Ka. Adm. Penjualan
(19)
2.3 Uraian tugas perusahaan
Uraian tugas PT. PERTAMINA (Persero) Unit Pemasaran III Cabang Bandung adalah Melaksanakan pengusahaan minyak dan gas bumi dengan memperoleh hasil yang sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat dan negara serta menyediakan, melayani dan memenuhi kebutuhan bahan bakar minyak dan gas bumi untuk dalam negeri.
Dalam kegiatan pertambangan di Indonesia, Pertamina dapat melakukan perluasan bidang-bidang usaha selama masih ada hubungannya dengan pengusahaan minyak dan gas bumi serta berdasarkan rencana kerja dan anggaran perusahaan, Kuasa pertambangan tersebut diberikan pada batas dan wilayah serta syarat-syarat yang ditetapkan oleh Presiden atas usul Menteri Pertambangan dan Energi.
Dari gambar 2.2 diketahui tugas dan tanggung jawabnya : a) Kepala Cabang
Tugas : Mengawasi / mengontrol / memonitoring setiap kepala fungsi dan berhak memutuskan dan menjalankan setiap pelaksanaan tugasnya.
b) Wira Penjualan Rayon XI Kota Cimahi dan Kabupaten Sumedang
Tugas : Untuk memperlancar proses pembuatan SPBU dan mengawasi serta mengontrol baik losis dan volume menurut wilayah SPBU tersebut; memantau dan mengawasi penjualan BBM dan Non BBM untuk wilayah Kota Cimahi dan Kabupaten Sumedang.
(20)
c) Wira Penjualan ( Retail )Rayon IX Kota dan Kabupaten Bandung
Tugas : Untuk memperlancar proses pembuatan SPBU dan mengawasi serta mengontrol baik losis dan volume menurut wilayah SPBU tersebut; memantau dan mengawasi penjualan BBM dan Non BBM untuk wilayah Kota dan Kabupaten Bandung.
d) Sales Engineering
Tugas : Mendistribusikan Non BBM yaitu pelumas kepada agen-agen besar dan juga memantau serta mengecek lossis dari para bengkel-bengkel serta konsumen sebagai pengguna.
e) Kepala Distribusi
Tugas : Memantau lossis BBM terhadap depot-depot setempat dan juga mengontrol pendistribusian BBM dari depot-depot yang diangkut melalui transportir hingga pada SPBU setempat.
f) Kepala Teknik
Tugas : Melakukan pengecekan unsur-unsur teknisi yang berada di depot-depot serta melakukan penanggulangan terhadap kerusakan pada saluran pipa BBM dan menindak lanjuti kemungkinan adanya pencemaran.
g) Kepala Penjualan
Tugas : Untuk menerima laporan setiap bulannya baik dari setiap SPBU ataupun dari agen-agen minyak tanah dan juga memeriksa penandatanganan kontrak dari para agen-agen dan pengusaha.
(21)
h) Kepala Keuangan
Tugas : Mendata serta mengontrol pemasukan, pengeluaran dan membuat laporan akhir bulan yang akan diteruskan ke kepala keuangan perusahaan. i) Kepala Personalia
Tugas : Untuk mengkoordinir dan mengesahkan setiap penandatangana masalah intern di perusahaan dan berhak mengatur para tenaga kerja sesuai kapasitas dan kualitas.
j) Kepala Security
Tugas : Mengamankan, mengawasi, mengontrol baik dari aktifitas tempat dimana perusahaan itu berdiri.
k) Kepala Kesehatan
Tugas : Memeriksa dan mengobati para pasien mengenai keluhan penyakitnya serta memberi izin mengenai emergency ke rumah sakit dengan sesuai prosedur menurut aturan perusahaan.
l) Kepala Depot Padalarang
Tugas : Mendistribusikan volume BBM ataupun Non – BBM, mengecek dan mengontrol volume dari tiap – tiap tangki timbun hingga sampai mengatur jumlah pengambilan BBM dan Non – BBM dari pihak transportir.
m) Kepala Depot Ujung Berung
Tugas : Mendistribusikan volume BBM ataupun Non – BBM, mengecek dan mengontrol volume dari tiap – tiap tangki timbun hingga sampai mengatur jumlah pengambilan BBM dan Non – BBM dari pihak transportir.
(22)
n) Kepala Depot Tasikmalaya
Tugas : Mendistribusikan volume BBM ataupun Non – BBM, mengecek dan mengontrol volume dari tiap – tiap tangki timbun hingga sampai mengatur jumlah pengambilan BBM dan Non – BBM dari pihak transportir.
o) Kepala DPPU Husein
Tugas : Mendistribusikan volume BBM khususnya avtur dan mengontrol pengecekan masuknya avtur ke dalam tiap – tiap pengisian pesawat terbang.
2.4 Kegiatan perusahaan
Dalam menyelenggarakan usaha yang bergerak dalam bidang energi dan petrokimia, maka PERTAMINA membagai usahanya dalam dua sektor yaitu usaha hulu dan usaha hilir, dan untuk mendukung terlaksananya bisnis tersebut dengan baik maka PERTAMINA dibantu oleh anak – anak perusahaan.
2.4.1 Sektor hulu
Kegiatan usaha PERTAMINA Hulu meliputi eksplorasi dan produksi minyak, gas, dan panas bumi. Untuk kegiatan eksplorasi dan produksi minyak dangas dilakukan di beberapa wilayah Indonesia maupun di luar negeri. Pengusahaan di dalam negeri dikerjakan oleh PERTAMINA Hulu dan melalui kerjasama dengan mitra sedangkan untuk pengusahaan di luar negeri dilakukan melalui aliansi strategis bersama dengan mitra. Berbeda dengan kegiatan usaha di bidang minyak dan gas bumi, kegiatan eksplorasi dan produksi panas bumi masih dilakukan di dalam negeri. Untuk mendukung kegiatan intinya, PERTAMINA Hulu juga
(23)
memiliki usaha di bidang pemboran minyak dan gas. Kegiatan eksplorasi ditujukan untuk mendapatkan penemuan cadangan migas baru sebagai pengganti hidrokarbon yang telah diproduksikan. Upaya ini dilakukan untuk menjaga agar kesinambungan produksi migas dapat terus dipertahankan. Aktivitas eksplorasi dan produksi dilakukan melalui operasi sendiri dan konsep kemitraan dengan pihak ketiga. Pola kemitraan dalam bidang minyak dan gas berupa JOBEOR (Joint Operating Body for Enhanced Oil Recovery), JOB-PSC (Joint Operating Body for Production Sharing Contract), TAC (Technical Assistance Contract), BOB (Badan Operasi Bersama), penyertaan berupa IP (Indonesian Participation) dan PPI (Pertamina Participating Interest), serta proyek pinjaman sedangkan pengusahaan panasbumi berbentuk JOC (Joint Operating Contract). Pengusahaan minyak dan gas melalui operasi sendiri dilakukan di 7 (tujuh) Daerah Operasi Hulu (DOH). Ketujuh daerah operasi tersebut adalah DOH Nangroe Aceh Darussalam (NAD) Sumatra Bagian Utara yang berpusat di Rantau, DOH Sumatra Bagian Tengah berpusat di Jambi, DOH Sumatra Bagian Selatan berpusat di Prabumulih, DOH Jawa Bagian Barat berpusat di Cirebon, DOH Jawa Bagian Timur berpusat di Cepu, DOH Kalimantan berpusat di Balikpapan, dan DOH Papua berpusat di Sorong. Pengusahaan bidang panas bumi dilakukan di 3 (tiga) area panas bumi dengan total kapasitas terpasang sebesar 162 MW. Ketiga Area Panas Bumi tersebut adalah Area Sibayak (2 MW) di Sumatra Utara, Kamojang (140 MW) di Jawa Barat dan Lahendong (20 MW) di Sulawesi Utara. Sampai akhir tahun 2004 jumlah kontrak pengusahaan migas bersama dengan mitra sebanyak 92 kontrak
(24)
yang terdiri dari 6 JOB-EOR, 15 JOB-PSC, 44 TAC, 27 IP/PPI (termasuk BOB-CPP) dan 5 proyek loan. Sedangkan untuk bidang panas bumi terdapat 8 JOC. Dalam hal pengembangan usaha, Pertamina telah mulai mengembangkan usahanya baik di dalam dan luar negeri melalui aliansi strategis dengan mitra. Pertamina juga memiliki usaha yang prospektif di bidang jasa pemboran minyak dan gas melalui Pertamina Drilling Service (PDS) yang memiliki 26 unit rig pemboran serta anak perusahaan PT Usayana yang memiliki 7 rig pemboran. Dalam kegiatan transmisi gas, Pertamina memiliki jaringan pipa gas dengan panjang total 3800 km dan 64 stasiun kompresor.
Berikut adalah penjelasan singkat mengenai anak – anak perusahaan PERTAMINA:
1. PT.PERTAMINA EP (PEP) dengan visi "PEP World Class" pada 2014. Perusahaan ini menyelenggarakan usaha hulu di bidang minyak dan gas bumi meliputi eksplorasi dan eksploitasi, serta penjualan produksi minyak dan gas bumi hasil kegiatan eksploitasi. PEP juga menyelenggarakan kegiatan usaha penunjang lain yang secara langsung maupun tidak langsung menunjang kegiatan usaha tersebut di atas. Wilayah kerja PT.PERTAMINA EP merupakan limpahan dari sebagian besar Wilayah Kuasa Pertambangan Migas PT.PERTAMINA (Persero). Wilayah Kerja yang mulai dikelola oleh PT.PERTAMINA EP sejak 17 September 2005 termasuk di dalamnya seluruh area yang sebelumnya dikerjasamakan oleh PT.PERTAMINA (Persero)
(25)
melalui TAC (Technical Assistance Contract) sebanyak 33 kontrak serta JOB EOR (Joint Operating Body Enhanced Oil Recovery) sebanyak 3 kontrak.
2. PT.PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY (PGE)
Adalah anak perusahaan Direktorat Hulu PT.Pertamina (Persero) yang menangani kegiatan usaha geothermal. Saat ini PGE mengelola 15 Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) panas bumi dengan total cadangan 8.480 MW dan kapasitas terpasang sebesar 852 MW. Dalam pengembangan usaha menuju visi 2014: "World Class Geothermal Energy Enterprise ", PGE bertekad untuk menjadi produsen energi geothermal no.3 di dunia dengan kapasitas produksi 1035 M.
3. PT.PERTAGAS
merupakan suatu entitas bisnis yang bergerak dalam usaha niaga, transportasi, distribusi, pemrosesan dan bisnis lainnya yang terkait dengan gas alam dan produk turunannya. Untuk mempertegas definisi dan cakupan keberadaannya, maka PT.PERTAGAS pun meyusun pernyataan misi (mission statement) sebagai berikut: "Melakukan bisnis gas bumi dan bisnis terkait secara profesional yang memberikan nilai tambah bagi stakeholders, berwawasan lingkungan, mengutamakan keselamatan dan kesehatan serta keunggulan."Di ujung 2014, PT PERTAGAS sudah menjadi enterprise kelas
(26)
dunia yang memiliki usaha di semua lini bisnis gas secara terintegrasi, disegani dan menguasai pasar lokal Indonesia dan luar negeri.
4. PT.PERTAMINA HULU ENERGI (PHE)
Adalah salah satu anak perusahaan PT.PERTAMINA (PERSERO) yang bergerak di bidang pengelolaan portofolio usaha sektor hulu minyak dan gas bumi serta energi lainnya. Kegiatan PHE kedepan dirancang sesuai visi 2014 yaitu Menjadi perusahaan multinasional yang terpandang di bidang energi di sektor hulu migas dan energi (Respectable Multinational Upstream
Energy Company). Perusahaan ditugaskan untuk mengelola dan
mengembangkan portofolioportofolio usaha hulu migas yang telah dan/atau akan dijalankan dari berbagai bentuk kerjasama seperti JOB-PSC, IP/PPI, BOB dan sebagainya, baik di dalam maupun luar negeri. Tugas ini tercermin di dalam mission statement perusahaan sebagai berikut: Melaksanakan pengelolaan operasi dan portofolio usaha sektor hulu minyak dan gas bumi serta energi lainnya yang flexible, lincah dan berdaya laba tinggi yang memberikan nilai tambah bagi stakeholders.
5. Drilling Service Hulu (DS)
merupakan salah satu Strategic Business Unit (SBU) Direktorat Hulu, yang mengelola usaha jasa drilling (pemboran) dan workover. Awalnya DS merupakan fungsi bor di dalam organisasi Pertamina Direktorat Eksplorasi & Produksi. Pada 17 Juli 2006, berdasarkan SK Dirut No.
(27)
Kpts-081/C00000/2006-S0, struktur organisasi Drilling Services Dit Hulu dikembalikan menjadi SBU di bawah Direktorat Hulu sebagai persiapan membentuk anak perusahaan di 2007.
6. Exploration and Production Technology Center (EPTC)
Dibentuk pada 27 September 2006. Aktivitasnya difokuskan dalam aspek pengembangan dan inovasi teknologi kebumian, untuk tujuan eksplorasi dan produksi dengan menyediakan end-to-end EP technology solution yang andal, cepat dan tepat guna.
2.4.2 Usaha hilir 1. BBM Retail
Merupakan salah satu fungsi di Direktorat Pemasaran dan Niaga yang menangani pemasaran BBM retail untuk sektor transportasi dan rumah tangga. Pertamina melakukan pemasaran BBM Retail melalui lembaga penyalur Retail BBM/BBK yang saat ini tersebar diseluruh Indonesia, seperti SPBU (Statiun Pengisian BBM Untuk Umum), Agen Minyak Tanah (AMT), Agen Premium & Minyak Solar (APMS), serta Premium Solar Packed Dealer (PSPD). Saat ini Pertamina sedang berbenah untuk melakukan transformasi di segala bidang, termasuk di fungsi Retail Outlet SPBU. Upaya yang dilakukan dalam perubahan tersebut adalah pemberian standarisasi pelayanan SPBU Pertamina. Pertamina berkomitmen memberikan pelayanan terbaik dengan istilah Pertamina Way. Penjabaran Pertamina Way adalah Staf, kualitas dan kuantitas, peralatan dan fasilitas,
(28)
format fisik dan produk dan pelayanan. Pertamina Way merupakan standar baru yang diterapkan untuk seluruh Stasiun Pengisian Bahan Bakar Minyak Umum (SPBU Pertamina) di seluruh Indonesia kepada konsumen baik dari segi pelayanan, jaminan kualitas dan kuantitas termasuk kenyamanan di lingkungan SPBU. SPBU yang telah sukses menerapkan Pertamina Way berhak mendapatkan Sertifikasi Pasti Pas, setelah dinyatakan lolos oleh auditor independen bertaraf Internasional.
2. BBM Industri & Marine
Merupakan satu Divisi di Direktorat Pemasaran dan Niaga, Divisi Pemasaran BBM dengan tugas pokok menangani semua usaha marketing dan layanan jual Bahan Bakar Minyak kepada konsumen Industri dan Marine. BBM yang tersedia meliputi Minyak Solar (High Speed Diesel), Minyak Diesel (Industrial/Marine Diesel Oil), dan Minyak Bakar (Industrial/Marine Fuel Oil). Saat ini konsumen BBM Pertamina di sector Industri dan marine mencapai lebih dari 4500 konsumen, tersebar diseluruh daerah di Indonesia. Beberapa Pelanggan utama kami adalah PT. PLN (Persero), TNI/POLRI, Industri Pertambangan, Industri Besi Baja, Industri Kertas,Industri Makanan, Industri Semen, Industri Pupuk, Kontraktor Kontrak Kerja Sama, transportasi air dan industry lainnya. Di bidang Marine, kami fokus dalam meningkatkan volume penjualan. Dan memperluas area dan lokasi layanan BBM Pertamina di semua Pelabuhan penting di Indonesia. Kelebihan utama BBM Pertamina adalah adanya jaminan ketersediaan dan supply BBM. Pertamina memiliki
(29)
jaringan yang luas diseluruh daerah dan pelosok di Indonesia yang didukung oleh dan 7 kilang milik Pertamina maupun sumber dari luar negeri, sarana dan prasarana angkutan BBM yang lengkap, serta lebih dari 120 lokasi Depot, Terminal Transit dan Instalasi yang tersebar di seluruh Indonesia. Mutu produk BBM dan kualitas serta kuantitas layanan yang terjamin serta memenuhi standard Internasional .
3. Pelumas
Bisnis pelumas adalah usaha yang prospektif mengingat PERTAMINA merupakan Market Leader pasar pelumas dalam negeri selama lebih dari 30 tahun. Bisnis pelumas PERTAMINA terdiri atas bisnis dalam negeri untuk segmen retail maupun segmen industri, dan bisnis pelumas luar negeri. Di samping produk jadi, Pelumas PERTAMINA juga melayani kebutuhan Base Oil Group I dan Base Oil Group III (mulai medio 2008). Pangsa pasar kami saat ini mencapai 54% di segmen retail dan 58% di segmen industri. Untuk segmen retail di dalam negeri, Pelumas PERTAMINA memasarkan lebih dari 17 Brand, sementara untuk segmen industri sebanyak 18 Brand. Untuk pasar luar negeri, PERTAMINA memasarkan 3 Brand yang merupakan extension dari Brand di dalam negeri. Untuk Lube Base Oil, PERTAMINA memasarkan 5 jenis kekentalan untuk LBO Group I, dan 2 jenis kekentalan untuk LBO Group III. Pemasaran Pelumas PERTAMINA di dalam negeri, didukung oleh 7 Sales Region, 180 Agen Pelumas, dan 45 OliMart, tersebar dari Sabang sampai Merauke.
(30)
4. Gas Domestik
Sejak 1968 Unit Gas Domestik telah berkomitmen untuk melayani seluruh masyarakat Indonesia dengan menyediakan LPG sebagai bahan baku dan bahan bakar untuk keperluan rumah tangga, komersial dan industri dengan menggunakan brand "Elpiji". Akhir-akhir ini, Elpiji menjadi lebih dikenal dan dekat dengan masyarakat dengan adanya program Pemerintah untuk mengkonversi Minyak Tanah ke Elpiji, yang ternyata telah terbukti lebih ekonomis, efisien dan ramah lingkungan dibanding Minyak Tanah. Dalam era "Langit Biru", Unit Gas Domestik memegang peranan penting dalam menyukseskan program ini. Disamping Elpiji, sejak tahun 1987 Unit Gas Domestik juga telah mensuplai bahan bakar gas dengan menggunakan CNG (Compressed Natural Gas), dibawah brand "BBG". "Musicool", hidrokarbon refrigerant yang ramah lingkungan, yang telah diluncurkan pada tahun 2004, menjadi satu bukti dari komitmen kami untuk mewujudkan lingkungan hidup yang lebih baik dengan menjaga lapisan ozon dari kerusakan dan Efek Pemanasan Global. Saat ini, diversifikasi energi merupakan suatu keharusan dalam rangka mengantisipasi krisis minyak bumi yang disebabkan adanya kecenderungan penurunan cadangan minyak bumi. Bersama dengan Penelitian dan Laboratorium PT. Pertamina (Persero), Unit Gas Domestik mengembangkan LPG untuk transportasi atau LGV (Liquefied Gas for Vehicle) dibawah brand "Vi-Gas" dan GPC (Gassified Petroleum
(31)
Condensat), yang juga dapat dipakai sebagai bahan bakar untuk memasak seperti Elpiji. Perbaikan yang berkelanjutan terus menerus selalu dilakukan oleh Unit Gas Domestik dalam mengembangkan produk-produknya, didukung oleh infrastruktur yang handal dan keinginan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik serta memberikan dukungan terbaik bagi pemerintah Indonesia, masyarakat, dan lingkungan. Pelayanan dan produk-produk yang terbaik dapat diartikan sebagai kepuasan pelanggan yang diharapkan akan mewujudkan kehidupan masyarakat Indonesia yang berkualitas.
5. Niaga
Divisi Niaga adalah divisi yang bernaung dibawah Direktorat Pemasaran & Niaga dengan bisnis inti melakukan ekspor-impor dan penjualan domestik untuk Minyak mentah, BBM, dan produk Petrokimia, dengan nilai uang atau revenue yang dikelola sekitar 135 trilyun rupiah pertahun. Bisnis ekspor-impor dan penjualan domestik tersebut dikelola melalui 3 (tiga) Fungsi dibawahnya, yakni Unit Usaha Minyak Mentah & BBM, Unit Usaha Niaga Non BBM, dan fungsi perencanaan, evaluasi dan pengembangan serta koordinasi yakni Fungsi Reneval Niaga. Bisnis inti Niaga Minyak mentah & BBM adalah melakukan trading dibidang impor BBM sekitar 120.000.000 (seratus duapuluh juta) Barrel per tahun dan ekspor Minyak mentah sekitar 7.000.000 (tujuh juta) Barrel per tahun, serta mengekspor produk minyak 33.000.000 Barrel per tahun, yang terdiri dari produk Naphta 3.600.000 Barrel per tahun, produk Decant Oil sekitar 2,600.000 (dua juta enam ratus ribu)
(32)
Barrel per tahun dan sekitar 26.800.000 (dua puluh enam juta delapan ratus ribu) Barrel pertahun, yang bersumber dari kilang Unit Pengolahan PERTAMINA. Sedangkan bisnis inti Niaga Non BBM adalah menjual produk NBBM baik di pasar dalam negeri maupun ekspor yang bersumber dari kilang Unit Pengolahan PERTAMINA sendiri, dengan volume penjualan per tahun mencapai sekitar 2 (dua) juta mt dengan memperoleh revenue sekitar 11 (sebelas) trilyun rupiah dan profit sekitar 1,65 trilyun rupiah. Sejalan dengan berubahnya PERTAMINA menjadi PT PERSERO yang mulai fokus pada orientasi profit, Niaga Non BBM mulai menjalankan trading (jual-beli) produk NBBM dengan melakukan impor untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri terutama untuk produk yang mengalami shortage of supply/production dalam rangka untuk meningkatkan profit sekaligus untuk meningkatkan pangsa pasar PERTAMINA. Adapun Reneval Niaga adalah fungsi yang melakukan perencanaan, evaluasi, pengembangan serta koordinasi untuk mendukung bisnis ke dua Fungsi Unit Usaha diatas yakni fungsi Niaga Minyak Mentah & BBM dan Fungsi Niaga Non BBM. Aviasi merupakan salah satu unit bisnis PERTAMINA - perusahan nasional yang bergerak di bidang energi, minyak, gas dan petrokimia - yang melakukan usaha pemasaran serta penyediaan produk dan layanan bahan bakar penerbangan di Indonesia dan Timor Leste, PERTAMINA Aviasi memiliki aspirasi untuk menjadi pemasar dan penyedia layanan bahan bakar penerbangan kelas dunia dengan jaringan global. Hal ini tertuang pada Visi
(33)
PERTAMINA Aviasi, dan telah menjadi komitmen dan tujuan kami untuk senantiasa mengembangkan value propositions perusahaan bagi pelanggan dan stakeholders lainnya. Dalam penyediaan produk dan layanan, kami memiliki kebijakan, sistem dan prosedur yang ketat dengan perhatian utama pada keselamatan penerbangan melalui pengimplementasian standar internasional tentang persyaratan kualitas dan penanganan produk dengan memperhatikan persyaratan pelanggan, industri dan peraturan lindungan lingkungan.
6. Perkapalan
PERTAMINA Perkapalan hadir melayani dengan menjunjung tinggi dan mengunggulkan nilai budaya dan citra perusahaan. Merupakan suatu kebanggaan bagi PERTAMINA untuk memberikan pelayanan di bidang pelayaran, menjadi perusahaan perkapalan yang maju dan terpandang di era baru. Keunggulan kami terletak pada pengalaman luas dan keahlian yang tinggi dalam distribusi minyak mentah, gas, petrokimia, dan produk lain sejenisnya melalui jalur laut di negara kepulauan. Berkantor pusat di Tanjung Priok, Jakarta, kami akan senantiasa memberikan pelayanan terbaik untuk pelanggan di seluruh pelosok tanah air Indonesia. Dengan Misi menjadi penyedia layanan logistik yang professional untuk produk minyak, gas, petrokimia, dan produk - produk kilang lainnya,PERTAMINA Perkapalan saat ini mengelola dan mengoperasikan lebih dari 130 kapal charter dengan
(34)
berbagai tipe kapal dari Bulk Lighter hingga VLCC (Very Large Crude Carrier).
(35)
35 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek
Penulis melakukan kegiatan kerja praktek di PT. PERTAMINA Unit Pemasaran III Cabang Bandung di bagian Wira Penjualan BBM ( Retail ), dalam pelaksanaannya penulis diberikan pengarahan dan bimbingan mengenai kegiatan di bidang pengolahan pelaporan penjualan.
3.1.1 Pengertian Analisis
Pengertian Analisis menurut Drs. S Munawir.,dalam bukunya yang berjudul Analisis Laporan Keuangan Adalah :
“Analisis merupakan suatu proses dengan tujuan untuk memberikan tambahan informasi kepada para pemakai laporan keuangan". (2007:31). 3.1.2 Pengertian Laporan
Laporan adalah untuk mengetahui hasil akhir dari suatu kegiatan yang telah dilakukan selama periode yang telah dilakukan sebelumnya.dan laporan juga bermanfaat sebagai sarana dalam mengevaluasi setiap kegiatan yang telah dilaksanakan sehingga setiap kesalahan dapat diperiksa dan diperbaiki.
“Laporan adalah suatu proses akhiran dari suatu kegiatan yang
sebelumnya atau penyampaian kesimpulan pelaksanaan kerja,
penyampaian ini bersifat khusus”. Menurut Drs. Mulyadi,.M.Sc. Ak, (2007:37).
(36)
3.1.3 Pengertian Penjualan
Penjualan adalah suatu usaha yang terpadu untuk mengembangkan rencana – rencana strategis yang diarahkan pada usaha pemuasan kebutuhan dan keinginan pembeli, guna mendapatkan penjualan yang menghasilkan laba.Penjualan merupakan sumber hidup suatu perusahaan, karena dari penjualan dapat diperoleh laba serta suatu usaha memikat konsumen yang diusahakan untuk mengetahui daya tarik mereka sehingga dapat mengetahui hasil produk yang dihasilkan.
Penjualan merupakan sumber daya yang ikut membantu dalam liquiditas perusahaan, sehingga perusahaan memberikan perhatian yang cukup besar terhadap penjualan.
Menurut Mulyadi (2007:160) penjualan adalah :
“Suatu kegiatan yang terdiri dari transaksi penjualan barang atau jasa, secara kredit maupun tunai “.
A.Tujuan Penjualan
Tujuan penjualan adalah untuk mendapatkan laba yang optimal, dimana dengan laba yang optimal diharapkan perusahaan mampu meningkatkan serta mengembangkan aktivitas di dalam perusahaan. Selain itu perolehan laba juga digunakan untuk kelangsungan hidup perusahaan dan perluasannya.
(37)
Tujuan umum penjualan yang dimiliki oleh perusahaan menurut Soemarso S.R(2006:44) yaitu:
1. Mencapai volume penjualan tertentu. 2. Mendapat laba tertentu.
3. Menunjang pertumbuhan perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan umum perusahaan dalam kegiatan penjualan adalah untuk mencapai volume penjualan, mendapat laba yang maksimal dengan modal sekecil-kecilnya, dan menunjang pertumbuhan suatu perusahaan.
B. Informasi yang dibutuhkan oleh pihak manajemen dalam kegiatan penjualan adalah :
1. Jumlah pendapatan penjualan menurut jenis produk atau kelompok produk selama jangka waktu tertentu
2. Jumlah harga pokok produk yang dijual selama periode tertentu 3. Nama dan alamat pembeli
4. Kuantitas produk yang dijual
5. Nama wiraniaga yang melakukan penjualan 6. Otorisasi pejabat yang berwenang
C. Dokumen-Dokumen Penjualan
Dokumen-dokumen penjualan antara lain sebagai berikut: 1. Order Penjualan Barang (Sales Order)
2. Nota Penjualan Barang
(38)
4. Faktur Penjualan (Invoice)
5. Surat pengiriman Barang (Shipping Slip)
6. Jurnal Penjualan (Sales Journal).
Menurut pengertian diatas dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Order Penjualan Barang (Sales Order)
Merupakan penghubung antara beragam fungsi yang diperlukan untuk memproses langganan dengan menyiapkan peranan penjualan. 2. Nota Penjualan Barang
Merupakan catatan atau bukti atas transaksi penjualan barang yang telah dilakukan oleh pihak perusahaan dan sebagai dokumen bagi pelanggan.
3. Perintah Penyerahan Barang (Delivery Order)
Merupakan suatu bukti dalam pengiriman barang untuk diserahkan kepada pelanggan setelah adanya pencocokan rangkap slip.
4. Faktur Penjualan (Invoice)
Adalah dokumen yang menunjukan jumlah yang berhak ditagih kepada pelanggan yang menunjukan informasi kuantitas, harga dan jumlah tagihannya.
5. Surat Pengiriman Barang (Shipping Slip)
Adalah dokumen yang berfungsi sebagai surat perintah penyerahan barang kepada pembawa surat tersebut, yang ditujukan kepada bagian yang menyimpan barang (Bagian gudang ) milik
(39)
perusahaan atau bagian gudang perusahaan lain yang memiliki konsensus dengan perusahaan yang menerbitkan surat pengiriman barang.
6. Jurnal Penjualan (Sales Journal)
Adalah dokumen yang berisi mengenai proses penjualan yang telah terjadi.
Dapat disimpulkan bahwa dokumen-dokumen penjualan terdiri dari: Order Penjualan Barang, Nota Penjualan Barang, Perintah Penyerahan Barang, Faktur Penjualan, Surat Pengiriman Barang dan Jurnal Penjualan.
D.Bagian-Bagian Penjualan
bagian-bagian penjualan dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu: 1. Bagian Penjualan
2. Bagian Kredit 3. Bagian Gudang 4. Bagian Pengiriman 5. Bagian Penagihan
Menurut pengertian diatas dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Bagian Penjualan
Adalah bagian penjualan menerima surat pesanan dari pihak pembeli dan membuat surat order penjualan atas dasar surat pesanan tersebut.
(40)
2. Bagian Kredit
Adalah atas dasar surat pesanan dari pembeli yang diterima dibagian penjualan, bagian ini memeriksa data kredit pelanggan yang selanjutnya memberikan persetujuan terhadap surat pesanan tersebut dan memeriksannya ke bagian gudang.
3. Bagian Gudang
Adalah bagian gudang yang bertugas untuk menyimpan persediaan baran dagangan serta mempersiapkan barang dagangan yang akan dikirim kepada pembeli.
4. Bagian Pengiriman
Adalah bagian ini mengeluarkan surat order penjualan dan kemudian membuat nota pengiriman atas barang yang dipesan.
5. Bagian Penagihan
Adalah bagian ini bertugas untuk membuat faktur penjualan dan kemudian didistribusikan kepada:
a. Rangkap pertama (asli) diberikan kepada pelanggan b. Rangkap kedua diberikan kepada bagian piutang
c. Rangkap ketiga diarsipkan berdasarkan nomor urut bersamaan dengan surat order penjualan
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa bagian-bagian penjualan terdiri dari: Bagian Penjualan, Bagian Kredit, Bagian Gudang, Bagian Pengiriman, dan Bagian Penagihan.
(41)
E.Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penjualan
Aktivitas penjualan banyak dipengaruhi oleh faktor tertentu yang dapat meningkatkan aktivitas perusahaan, oleh karena itu manajer penjualan perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan. Faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan menurut Basu Swastha (2005:406) antara lain sebagai berikut:
1. Kondisi dan Kemampuan Penjual 2. Kondisi Pasar
3. Modal
4. Kondisi Organisasi Perusahaan 5. Faktor-Faktor Lain
Menurut pengertian diatas dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Kondisi dan Kemampuan Penjual
Kondisi dan kemampuan terdiri dari pemahaman atas beberapa masalah penting yang berkaitan dengan produk yang dijual, jumlah dan sifat dari tenaga penjual adalah:
a. Jenis dan karakteristik barang atau jasa yang ditawarkan b. Harga produk atau jasa
c. Syarat penjualan, seperti: pembayaran, pengiriman 2. Kondisi Pasar
Pasar sebagai kelompok penbelian atau pihak yang menjadi sasaran dalam penjualan dan dapat pula mempengaruhi kegiatan penjualannya.
(42)
3. Modal
Modal atau dana sangat diperlukan dalam rangka untuk mengangkut barang dagangan ditempatkan atau untuk membesar usahanya.
4. Kondisi Organisasi Perusahaan
Pada perusahan yang besar, biasanya masalah penjual ini ditangani oleh bagian tersendiri, yaitu bagian penjualan yang dipegang oleh orang-orang yang ahli dibidang penjualan.
5. Faktor-faktor lain
Faktor-faktor lain seperti periklanan, peragaan, kampanye, dan pemberian hadiah sering mempengaruhi penjualan karena diharapkan dengan adanya faktor-faktor tersebut pembeli akan kembali membeli lagi barang yang sama
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi kegiatanpenjualan, yaitu:kondisi dan kemampuan penjualan, kondisi pasar, modal, kondisi organisasi perusahaan, dan faktor-faktor lain.
F. Proses Penjualan
Menurut Basu Swastha (2005:410) menyebutkan beberapa tahapan penjualan, yaitu:
1. Persiapan Sebelum Penjualan 2. Penentuan Lokasi Pembeli Potensial 3. Pendekatan Pendahuluan
4. Melakukan Penjualan
(43)
Menurut pengertian diatas dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Persiapan Sebelum Penjualan
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah mempersiapkan tenaga penjual dengan memberikan pengertian tentang barang yang dijualnya, pasar yang di tuju, dan teknik-teknik penjualan yang harus dilakukan. 2. Penentuan Lokasi Pembeli Potensial
Dari lokasi ini dapatlah dibuat sebuah daftar tentang orang-orang atau perusahaan yang secara logis merupakan pembeli potensial dari produk yang ditawarkan.
3. Pendekatan Pendahuluan
Berbagai macam informasi perlu dikumpulkan untuk mendukung penawaran produknya kepada pembeli, misalnya tentang kebiasaan pembeli, kesukaan, dan sebagainya.Semua kegiatan ini dilakukan sebagai pendekatan pendahuluan terhadap pasarnya.
4. Melakukan Penjualan
Penjualan dilakukan bermula dari suatu usaha untuk memikat perhatian calon pembeli, kemudian diusahakan untuk menarik daya tarik mereka.Dan akhirnya penjual melakukan penjualan produknya kepada pembeli.
5. Pelayanan Sesudah Penjualan
Dalam tahap akhir ini penjual harus berusaha mengatasi berbagai macam keluhan atau tanggapan yang kurang baik dari pembeli.Pelayanan penjualan ini dimaksudkan untuk memberikan jaminan kepada pembeli
(44)
bahwa keputusan yang diambilnya tepat dan barang yang dibelinya betul-betul bermanfaat.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tahapan proses penjualan bermula dari persiapan sebelum penjualan, penentuan lokasi pembeli potensial, pendekatan pendahuluan, melakukan penjualan, dan berakhir pada pelayanan sesudah penjualan.
3.2 Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek
Pelaksanaan kerja praktek yang dilakukan penulis di PT. PERTAMINA UnitPemasaran III Cabang Bandung di bagian Wira Penjualan BBM ( Retail ) secara langsung dapat menjadi suatu tolak ukur atas sejauh mana dan seberapa kapasitas diri mahasiswa dalam proses pengembangan potensi akademis maupun teknis yang dimilikinya.Adapun teknis kerja praktek kegiatan yang penulis lakukan yaitu:
1. Mendapat penjelasan umum mengenai kepegawaian dan struktur organisasi di PT. PERTAMINA Unit Pemasaran III Cabang Bandung, informasi dan penjelasan singkat mengenai sejarah perusahaan, budaya dan nilai-nilai dasar perusahaan
2. Perkenalan dengan semua staff PT. PERTAMINAUnit Pemasaran III Cabang Bandung
3. Pengarahan dari pembimbing praktek kerja lapangan
4. Membantu memfotocopy dokumen-dokumen yang dibutuhkan PT.PERTAMINA Unit Pemasaran III Cabang Bandung
5. Membantu fax format data totalisator ke SPBU - SPBU
6. Mengerjakan tugas yang diberikan pembimbing praktek kerja lapangan 7. Tinjauan ke SPBU – SPBU Unit Pemasaran III Cabang Bandung
(45)
8. Membantu persiapan SPBU – SPBU Unit Pemasaran III Cabang Bandung dalam rangka arus mudik – balik lebaran
9. Menagih laporan audit SPBU – SPBU Unit Pemasaran III Cabang Bandung
10.Merekap laporan totalisator dari SPBU – SPBU Unit Pemasaran III Cabang Bandung
11.Menyusun berkas Laporan Penjualan per-SPBU. 3.3 Pembahasan Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek
Disetiap perusahaan / instansi pasti mempunyai kewajiban pada ketentuan yang harus diikuti dalam mengolah data untuk keperluan perusahaan.Hal ini berhubungan dengan pencatatan dokumen untuk suatu instansi dan menyiapkan beragam laporan yang berasal dari catatan – catatan yang diambil dari dokumen tersebut.
3.3.1 Prosedur Pelaporan Penjualan BBM Pada PT.Pertamina
Pelaksanaan kerja praktek yang dilakukan penulis di PT. PERTAMINA Unit Pemasaran III Cabang Bandung di bagian Wira Penjualan BBM ( Retail) memberikan suatu gambaran kepada penulis tentang prosedur pelaporan penjualan BBM pada PT.Pertamina sangatlah penting dikarenakan hasil dari pelaporan penjualan BBM tersebut dapat dijadikan acuan untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan dimasa mendatang.
Prosedur pelaporan penjualan BBM pada PT.Pertamina menjelaskan tentang cara pelaporan penjualan dari laporan SPBU-SPBU sampai kepada PT.Pertamina (persero), adapun prosedur pelaporan penjualan BBM pada
(46)
PT.Pertamina yang sedang berjalan pada saat penulis melaksanakan kerja praktek adalah sebagai berikut:
Gambar 3.1
Prosedur Pelaporan Penjualan BBM PT.PERTAMINA (Persero)
AGEN PT.PERTAMINA
Selesai Mulai
Format data penjualan Membuat format data penjualan
Format data penjualan
Mengisi data penjualan
data penjualan
data penjualan
Merekap data penjualan
Laporan penjualan
(47)
Prosedur pelaporan penjualan BBM PT.PERTAMINA (Persero): (1) PT.Pertamina membuat format data penjualan untuk agen (2) Format data penjualan dikirim ke agen melalui e-mail atau fax (3) Agen menerima format data penjualan dari PT.PERTAMINA lalu
mengisi format data penjualan tersebut dari data penjualan agen
(4) Agen mengirim data penjualan ke PT.PERTAMINA melalui e-mail atau fax
(5) PT.Pertamina menerima data penjualan dari agen dan merekap data penjualan dari agen tersebut untuk kemudian dilaporkan kepada pimpinan perusahaan
3.3.2 Kendala - Kendala Pelaporan Penjualan BBM Pada PT.Pertamina Dalam setiap kegiatan yang berlangsung tidaklah semudah yang dibayangkan serta tidak selamanya seperti yang telah kita rencanakan. Ada kalanya apa yang kita kerjakan tidak sesuai dengan rencana dan harapan kita bahkan tidak berhasil sama sekali.
Demikian juga dalam proses pelaporan penjualan PT.PERTAMINA Unit Pemasaran III Cabang Bandung, tidak selalu lancar dan berjalan dengan mudah begitu saja. Dalam proses pelaporan penjualan pihak perusahaan dalam hal ini bagian wira penjualan adakalanya mengalami hambatan -hambatan sehingga menghambat jalanya usaha.
Adapun hambatan - hambatan yang dialami dalam proses pelaporan penjualan pada PT.PERTAMINA Unit Pemasaran III Cabang Bandung, antara lain :
(48)
1. Kurangnya sosialisasi dari PT.Pertamina tentang pengisian format data penjualan
2. Keterlambatan pelaporan penjualan dari agen-agen
3. Minimnya staff / pegawai bagian retail sehingga memperlambat proses pelaporan penjualan
4. Kurangnya pengawasan dari pimpinan yang menyebabkan para staff / pegawai sedikit memperlambat proses pengerjaan pelaporan penjualan.
3.3.3 Upaya Menanggulangi Kendala – Kendala Yang Terjadi Dalam Pelaporan Penjualan BBM Pada PT.Pertamina.
Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap usaha yang kita lakukan akan mendapatkan hambatan - hambatan yang merupakan tantangan menuju keberhasilan. Namun tiada hambatan yang tidak memiliki solusi atau jalan keluarnya. Begitu juga dengan hambatan-hambatan yang terjadi pada PT.PERTAMINA Unit Pemasaran III Cabang Bandung dalam menyusun pelaporan penjualan.
Ada beberapa solusi yang bisa diupayakan atau dilakukan sebagai langkah mengatasi hambatan yang terjadi saat melakukan pelaporan penjualan. Solusi yang ditempuh diantaranya:
1. PT.Pertamina perlu mengadakan kegiatan sosialisasi ke agen-agen guna memberitahukan format data laporan penjualan yang benar 2. Lebih memperhatikan ketepatan waktu dalam melakukan
(49)
bahkan dapat dilakukan dengan waktu yang lebih cepat dari yang ditargetkan dengan cara membuat suatu patokan tanggal atau waktu untuk proses pengecekan.
3. PT.Pertamina harus menambah staff / pegawai bagian wira penjualan agar proses pelaporan penjualan dapat dilaporkan lebih cepat
4. Perlunya pengawasan yang lebih ketat dari pimpinan agar proses pelaporan penjualan akan dikerjakan lebih cepat oleh para staff / pegawai.
(50)
50 4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan kerja praktek yang dilakukan penulis dan pembahasan pada bab III serta data yang diperoleh penulis, maka penulis dapat memberikan kesimpulan sebagai berikut :
1. Dalam hal pelaporan penjualan yang dilakukan oleh bagian penjualan di PT. Pertamina Unit Pemasaran III Cabang Bandung sudah berjalan baik hanya saja selalu mengalami perubahan format dan prosedur pelaporan penjualan BBM dalam setiap pergantian pimpinan.
2. Adapun efek dari perubahan format dan prosedur dalam setiap pergantian pimpinan mengakibatkan timbulnya beberapa hambatan yang dihadapi oleh bagian penjualan dalam melakukan penyusunan laporan penjualan diantaranya :
1. Kurangnya sosialisasi dari PT.Pertamina tentang pengisian format data penjualan
2. Keterlambatan pelaporan penjualan dari agen-agen
3. Minimnya staff / pegawai bagian retail sehingga memperlambat proses pelaporan penjualan
4. Kurangnya pengawasan dari pimpinan yang menyebabkan para pegawai / staff sedikit memperlambat proses pengerjaan pelaporan penjualan.
(51)
3. bagian penjualan melakukan upaya-upaya sebagai tindakan mengatasi hambatan yang terjadi didalam penyusunan pelaporan penjualan antara lain sebagai berikut :
1. PT.Pertamina perlu mengadakan kegiatan sosialisasi ke agen-agen guna memberitahukan format data laporan penjualan yang benar.
2. Lebih memperhatikan ketepatan waktu dalam melakukan pengecekan data penjualan supaya tidak terjadi keterlambatan atau bahkan dapat dilakukan dengan waktu yang lebih cepat dari yang ditargetkan dengan cara membuat suatu patokan tanggal atau waktu untuk proses pengecekan.
3. PT.Pertamina harus menambah staff / pegawai bagian wira penjualan agar proses pelaporan penjualan dapat dilaporkan lebih cepat.
4. Perlunya pengawasan yang lebih ketat dari pimpinan agar proses pelaporan penjualan akan dikerjakan lebih cepat oleh para staff / pegawai.
4.2 Saran
Selama penulis melakukan pengamatan di bagian wira penjualan PT. Pertamina Unit Pemasaran III Cabang Bandung penulis merasakan adanya beberapa hal yang harus diperbaiki dan sebagai bukti terima kasih penulis mengungkapkan beberapa saran kepada bagian wira penjualan PT. Pertamina Unit Pemasaran III Cabang Bandung yaitu :
(52)
1. Penulis berharap setiap divisi PT. Pertamina Unit Pemasaran III Cabang Bandung dapat bekerja sama dengan baik dalam mengatasi hambatan yang ada dengan menerapkan sistem yang lebih baik mulai dari sekarang. 2. Bagi para pimpinan semoga dapat melakukan interaksi yang lebih baik
lagi dengan para bawahannya.
3. Para karyawan PT. Pertamina Unit Pemasaran III Cabang Bandung harus lebih meningkatkan kinerja dan efektifitas kerja untuk memajukan perusahaan ke arah yang lebih baik lagi.
(53)
LAPORAN KERJA PRAKTEK Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Mata Kuliah Kerja Praktek Jenjang Diploma III Program Studi Akuntansi
Oleh :
MOCHAMAD GILANG KUMALA 21309014
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
(54)
53
Mulyadi,2007,Sistem Akuntansi Penyusunan Prosedur dan Metode. PT.Alfabeta,Yogyakarta
Soemarso S.R,2006, Pengantar Akuntansi. Salemba Empat,Jakarta
(55)
i
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktek dengan judul,“ Analisis Pelaporan Penjualan BBM di PT.PERTAMINA “.
Penyusunan laporan kerja praktek ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Diploma pada Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Ilmu Ekonomi Universitas Komputer Indonesia Bandung.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan laporan ini masih jauh dari sempurna, baik dari isi maupun bahasanya. Hal ini karena keterbatasan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sangat membangun untuk dijadikan bahan masukan guna penulisan yang akan datang sehingga menjadi lebih baik lagi.
Penulis menyadari bahwa laporan ini tidak akan terwujud tanpa adanya bimbingan, dorongan, nasehat serta doa dan bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar - besarnya kepada:
1. Dr.Ir.Eddy Soeryanto Soegoto selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia
2. Prof.Dr.Hj.Umi Narimawati,Dra.,SE.,M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
(56)
3. Sri Dewi Anggadini SE.,M.Si selaku Ketua Jurusan Program Studi Akuntansi Jenjang Diploma III Universitas Komputer Indonesia.
4. Lilis Puspitawati, SE.,M.Si selaku Sekretaris Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
5. Ony Widilestariningtyas,SE.,M.Si., selaku Dosen Wali Kelas AK-5 Angkatan 2009 Program Studi Akuntansi Jenjang Diploma Pendidikan III Universitas Komputer Indonesia.
6. Adi Rachmanto. S.Kom selaku Dosen Pembimbing yang dengan sabar dan tekun memberikan waktu dan bimbingan kepada penulis dalam penyusunan laporan kerja praktek ini.
7. Semua Bapak, Ibu Dosen dan Karyawan Universitas Komputer Indonesia yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
8. Machmud selaku Asst.HR Bandung PT.Pertamina (Persero) yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan kerja praktek.
9. Rd.Pramono Wibowo selaku pembimbing kerja praktek serta semua Bapak, Ibu, dan Karyawan PT. PERTAMINA (PERSERO) UNIT PEMASARAN III CABANG BANDUNG yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. 10. Untuk kedua orang tua saya yang sangat saya cintai “Bapak Rahmat
Suryana dan Ibu Euis Siti Rohayani” terima kasih atas semua perhatian, dukungan, kasih dan sayang, serta do’a yang tiada henti untuk anakmu ini hingga saat ini serta seluruh keluarga besar penulis.
(57)
11. Teman-teman AK-5 angkatan 2009 serta teman – teman se-UNIKOM, juga semua orang yang dikenal penulis terima kasih banyak atas semua dukungannya.
12. Untuk anak – anak MABES ( Heru Iswanto, Rizal Maulana, Rahmat Surya, Aditia Pratama,Yanuar) jangan main Play Station terus, inget tugas, dan spesial terima kasih untuk Eka Siti Fatimah Mutoharoh yang selalu menjadi inspirasi dan pemberi semangat bagi penulis selama ini.
Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu terima kasih atas semua bantuan selama laporan ini. Sebagai akhir kata semoga laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi semua yang memerlukan.
Bandung, Desember 2011
(58)
(59)
64 Data Pribadi :
Nama : Mochamad Gilang Kumala
Tempat Tanggal Lahir : Ciamis, 12 Nopember 1987
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-laki Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Desa Dewasari – Cijeungjing -Ciamis
Riwayat Pendidikan :
TAHUN PENDIDIKAN TEMPAT
1994-2000 SDN 1 Panjalu Ciamis
2000-2003 SMPN 1 Panjalu Ciamis
2003-2006 SMAN 2 Ciamis Ciamis
(1)
53
DAFTAR PUSTAKA
S. Munawir,2007,Analisa Laporan Keuangan. Liberty, Yogyakarta.
Mulyadi,2007,Sistem Akuntansi Penyusunan Prosedur dan Metode. PT.Alfabeta,Yogyakarta Soemarso S.R,2006, Pengantar Akuntansi. Salemba Empat,Jakarta
(2)
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktek dengan judul,“ Analisis Pelaporan Penjualan BBM di PT.PERTAMINA “.
Penyusunan laporan kerja praktek ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Diploma pada Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Ilmu Ekonomi Universitas Komputer Indonesia Bandung.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan laporan ini masih jauh dari sempurna, baik dari isi maupun bahasanya. Hal ini karena keterbatasan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sangat membangun untuk dijadikan bahan masukan guna penulisan yang akan datang sehingga menjadi lebih baik lagi.
Penulis menyadari bahwa laporan ini tidak akan terwujud tanpa adanya bimbingan, dorongan, nasehat serta doa dan bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar - besarnya kepada:
1. Dr.Ir.Eddy Soeryanto Soegoto selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia
2. Prof.Dr.Hj.Umi Narimawati,Dra.,SE.,M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
(3)
ii
3. Sri Dewi Anggadini SE.,M.Si selaku Ketua Jurusan Program Studi Akuntansi Jenjang Diploma III Universitas Komputer Indonesia.
4. Lilis Puspitawati, SE.,M.Si selaku Sekretaris Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
5. Ony Widilestariningtyas,SE.,M.Si., selaku Dosen Wali Kelas AK-5 Angkatan 2009 Program Studi Akuntansi Jenjang Diploma Pendidikan III Universitas Komputer Indonesia.
6. Adi Rachmanto. S.Kom selaku Dosen Pembimbing yang dengan sabar dan tekun memberikan waktu dan bimbingan kepada penulis dalam penyusunan laporan kerja praktek ini.
7. Semua Bapak, Ibu Dosen dan Karyawan Universitas Komputer Indonesia yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
8. Machmud selaku Asst.HR Bandung PT.Pertamina (Persero) yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan kerja praktek.
9. Rd.Pramono Wibowo selaku pembimbing kerja praktek serta semua Bapak, Ibu, dan Karyawan PT. PERTAMINA (PERSERO) UNIT PEMASARAN III CABANG BANDUNG yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. 10. Untuk kedua orang tua saya yang sangat saya cintai “Bapak Rahmat
Suryana dan Ibu Euis Siti Rohayani” terima kasih atas semua perhatian, dukungan, kasih dan sayang, serta do’a yang tiada henti untuk anakmu ini hingga saat ini serta seluruh keluarga besar penulis.
(4)
iii
11. Teman-teman AK-5 angkatan 2009 serta teman – teman se-UNIKOM, juga semua orang yang dikenal penulis terima kasih banyak atas semua dukungannya.
12. Untuk anak – anak MABES ( Heru Iswanto, Rizal Maulana, Rahmat Surya, Aditia Pratama,Yanuar) jangan main Play Station terus, inget tugas, dan spesial terima kasih untuk Eka Siti Fatimah Mutoharoh yang selalu menjadi inspirasi dan pemberi semangat bagi penulis selama ini.
Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu terima kasih atas semua bantuan selama laporan ini. Sebagai akhir kata semoga laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi semua yang memerlukan.
Bandung, Desember 2011
(5)
(6)
64
RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi :
Nama : Mochamad Gilang Kumala
Tempat Tanggal Lahir : Ciamis, 12 Nopember 1987
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-laki Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Desa Dewasari – Cijeungjing -Ciamis
Riwayat Pendidikan :
TAHUN PENDIDIKAN TEMPAT
1994-2000 SDN 1 Panjalu Ciamis
2000-2003 SMPN 1 Panjalu Ciamis
2003-2006 SMAN 2 Ciamis Ciamis