8 maksimal
65. Kadar
air dalam
penelitian ini berkisar antara 12,90- 43,11. Hasil komposisi proksimat
tersebut dapat diketahui kadar air pada tempe dari penelitian ini memenuhi
syarat mutu
SNI tempe.
2. Kadar abu
Tabel 4. Kadar abu tempe yang dipanggang pada variasi ketebalan dan lama pemanggangan
Lama Pemanggangan
menit Tebal cm
0,5 1
1,5 30
2,22 ± 0,63 4,01 ± 0,10
3,64 ± 0,35 35
1,08 ± 0,17 3,59 ± 0,08
3,81 ± 0,37 Sig. Uji T
0,090 0,731
0,082 Tabel
4 menunjukkan
adanya perbedaan kadar abu dari semua sampel. Berdasarkan hasil uji T,
tidak terdapat
pengaruh pada
pemanggangan dengan ketebalan 0,5 cm, 1 cm, dan 1,5 cm dengan lama
waktu pemanggangan 30 menit dan 35 menit. Dengan nilai p masing-masing
0,090, 0,731 dan 0,082. Oleh karena tidak terdapat pengaruh maka tidak
dilajutkan ke duncan.
Tabel 5. Kadar abu tempe yang dipanggang pada variasi lama pemanggangan dan ketebalan.
Ketebalan cm
Lama pemanggangan 30
35 0,5
2,22 ± 0,63
b
1,08 ± 0,17
a
1 4,01 ± 0,10
d
3,59 ± 0,08
d
1,5 3,64± 0,35
d
3,81 ± 0,37
d
Sig. Anova 0,005
0,000
9 Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan beda nyata pada hasil analisis
Duncan Tabel 5 menunjukkan adanya
perbedaan kadar abu dari semua sampel. Berdasarkan hasil uji statistik
Anova satu arah, terdapat pengaruh pada lama waktu pemanggangan 30
menit dan 35 menit dengan variasi ketebalan 0,5 cm, 1 cm, dan 1,5 cm.
Dengan nilai p masing-masing 0,005 dan 0,000.
Hasil analisis
Duncan menunjukkan berbeda nyata semua
variasi lama
pemanggangan dan
ketebalan terhadap kadar air tempe kedelai
Tabel 5,
namun pada
pemanggangan dengan lama waktu 30 menit dengan ketebalan 1 cm tidak
berbeda nyata dari pemanggangan dengan lama waktu pemanggangan 30
menit dengan ketebalan 1,5 cm. Pemanggangan dengan lama waktu 30
menit dengan ketebalan 1 cm dan 1,5 cm
berbeda nyata
terhadap pemanggangan dengan lama waktu 30
menit dengan ketebalan 0,5 cm. Pemanggangan dengan lama waktu 35
menit dengan ketebalan 1 cm tidak berbeda nyata dari pemanggangan
dengan lama waktu pemanggangan 35 menit dengan ketebalan 1,5 cm.
Pemanggangan dengan lama waktu 35 menit dengan ketebalan 1 cm dan 1,5
cm berbeda
nyata terhadap
pemanggangan dengan lama waktu 30 menit dengan ketebalan 0,5 cm. Hasil
uji GLM-Univariate kadar abu dapat disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6. Nilai Signifikansi Kadar Abu yang Di Uji GLM Univariate Keterangan
Signifikansi p Waktu pemanggangan
0,015 Tebal tempe
0,000 Interaksi waktu dan tebal
0,022
10 Hasil
analisis menggunakan
GLM Univariate Tabel 6 menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh
waktu pemangggangan terhadap kadar abu
tempe kedelai dengan nilai signifikansi P0,05. Hal yang sama ditunjukkan
oleh faktor tebal tempe juga ada pengaruh terhadap kadar abu tempe
kedelai dengan
nilai signifikansi
P0,05. Faktor interaksi dari waktu pemanggangan
dan tebal
tempe menunjukkan ada pengaruh terhadap
kadar abu dengan nilai signifikansi P0,05.
Gambaran kecenderungan
perubahan kadar abu tempe kedelai yang dipanggang disajikan pada
Gambar 2.
Gambar 2. Kadar abu tempe yang dipanggang dengan variasi tebal dan waktu
Kadar abu yang terdapat pada Gambar 2, dapat dijelaskan bahwa
kadar abu dengan lama pemanggangan 30 menit dan 35 menit dengan
ketebalan 0,5 cm, 1 cm, dan 1,5 cm cenderung mengalami peningkatan. Hal
ini bisa disebabkan pemanasan bahan pangan yang mengandung mineral,
pada suhu tinggi akan lebih banyak
0.5 1
1.5 2
2.5 3
3.5 4
4.5
0,5 cm 1 cm
1,5 cm Tebal cm
ka d
a r
a b
u 30 menit
35 menit
11 menghasilkan abu, sebab abu tersusun
oleh mineral. Abu total yang terkandung di
dalam produk pangan sangat dibatasi jumlahnya, kandungan abu total bersifat
kritis. Kandungan abu total yang tinggi dalam bahan dan produk pangan
merupakan indikator yang sangat kuat bahwa
produk tersebut
potensi bahayanya
sangat tinggi
untuk dikonsumsi. Tingginya kandungan abu
berarti tinggi pula kandungan unsur- unsur mineral dalam bahan atau produk
pangan. Bahan makanan terdiri dari bahan organik dan air sekitar 96,
sisanya terdiri unsur-unsur mineral yaitu zat anorganik atau disebut juga kadar
abu. Mineral yang ditemukan dalam bahan
pangan tergabung
dalam persenyawaan anorganik dan ada pula
yang ditemukan dalam bentuk unsur Murray dkk, 2003.
Menurut standar
nasional indonesia
SNI tahun
2009, persyaratan untuk kadar abu tempe
maksimal 1,5. Kadar abu dalam penelitian ini berkisar antara 1,08 -
4,01 . Hasil komposisi proksimat tersebut dapat diketahui kadar abu pada
tempe dari penelitian ini tidak memenuhi syarat mutu SNI tempe.
3. Kadar Lemak