Hubungan Persepsi Terhadap Dukungan Sosial Dengan Minat Berwirausaha Pada Etnis Tionghoa

(1)

HUBUNGAN PERSEPSI TERHADAP DUKUNGAN SOSIAL DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA PADA ETNIS TIONGHOA DI KOTA MEDAN

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Sarjana Psikologi

Oleh :

JULI THERESIA A.S 091301072

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(2)

SKRIPSI

HUBUNGAN PERSEPSI TERHADAP DUKUNGAN SOSIAL DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA PADA ETNIS TIONGHOA DI KOTA MEDAN

Dipersiapkan dan disusun oleh:

JULI THERESIA A.S 091301072

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada tanggal 04 Juli 2014

Mengesahkan, Dekan Fakultas Psikologi

Prof. Dr. Irmawati, psikolog NIP: 195301311980032001

Tim Penguji Departemen Psikologi Industri dan Organisasi

1. Ferry Novliadi, M.Psi Penguji I /

NIP : 197411112006041001 Pembimbing

2. Dr. Emmy Mariatin, M.A., PhD., psikolog Penguji II

3. Siti Zahreni, M.Psi, Psikolog Penguji III NIP : 1982012822005022001


(3)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul:

Hubungan Persepsi Terhadap Dukungan Sosial Dengan Minat Berwirausaha Pada Etnis Tionghoa

adalah hasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi manapun.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini saya kutip dari hasil karya orang lain yang telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila di kemudian hari ditemukan adanya kecurangan di dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi dari Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Juli 2014

Juli Theresia A.Siahaan


(4)

Hubungan Persepsi Terhadap Dukungan Sosial Dengan Minat Berwirausaha Pada Etnis Tionghoa di Kota Medan

Juli Theresia A.S ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi terhadap dukungan sosial dengan minat berwirausaha pada etnis tionghoa. Subjek dalam penelitian ini adalah 100 etnis tionghoa yang dikumpulkan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala persepsi terhadap dukungan sosial yang disusun berdasarkan dimensi-dimensi dukungan sosial menurut House dan Umberson (1988). Skala minat berwirausaha pada penelitian ini disusun berdasarkan aspek-aspek minat berwirausaha dari Hurlock (1997). Alat ukur yang digunakan adalah skala minat berwirausaha dengan reliabilitas 0.955 dan skala persepsi terhadap dukungan sosial dengan reliabilitas 0.956. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji korelasi (Pearson Product Moment). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara persepsi terhadap dukungan sosial dengan minat berwirausaha pada etnis tionghoa dengan nilai (rxy= 0,623 dan p= 0,000).

Hasil penelitian juga menunjukkan mayoritas subjek penelitian memiliki minat berwirausaha tergolong tinggi dan persepsi terhadap dukungan sosial tergolong positif.

Kata kunci: Minat Berwirausaha, Persepsi Terhadap Dukungan Sosial, Etnis Tionghoa


(5)

The Relationship Between Perceived Of Social Support With Interest In Entrepreneurship Etnic Tionghoa in Medan

Juli Theresia A.S ABSTRACT

This research was conducted to investigate the relationship between perceived of social support and interest in entrepreneurship. 100 etnic tionghoa were obtained by purposive sampling technique. This study used customer satisfaction scale based on the dimension of perceived of social support by House and Umberson (1988) and and interest in entrepreneurship scale based on the aspects of interest in entrepreneurship by Hurlock (1997). Measurement scale used is the interest in entrepreneurship to reliability and the 0,955 scale with the reliability of perceived of social support 0,956. The correlation between perceived of social support and interest in entrepreneurship analyzed to use the Pearson Product Moment Correlation. The result showed that there are positive correlation between perceived of social support with interest in entrepreneurship with rxy=

0,623 and p= 0,000. Results also showed a majority of subjects were classified as interest in entrepreneurship and perceived social support is considered positive. Keywords: Interest In Entrepreneurship, Perceived Of Social Support , Etnich Tionghoa


(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih saya panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan segala kebaikanNya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “hubungan persepsi terhadap dukungan sosial dengan minat berwirausaha pada etnis tionghoa” guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara serta meraih gelar Strata 1 (S1).

Keberhasilan penulisan skripsi ini dapat terwujud tidak hanya hasil kerja keras saya sendiri namun juga berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih setulus-tulusnya kepada berbagai pihak yang telah membantu proses penyelesaian skripsi ini dan juga selama menempuh pendidikan di Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, yaitu kepada:

1. Prof. Dr. Irmawati, psikolog selaku Dekan Fakultas Psikologi yang telah memberikan dukungan yang terbaik untuk kesuksesan seluruh mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Ferry Novliadi, M.Si selaku dosen pembimbing saya yang luar biasa, terimakasih sudah bersedia menerima proposal saya, membimbing saya, memberikan kritik dan juga saran yang membangun bagi penyelesaian skripsi saya ini. Terimakasih yang sebesar-besarnya.


(7)

3. Ibu Dr. Emmy Mariatin, M.A., PhD., psikolog dan Siti Zahreni, M.Psi, psikolog, selaku dosen penguji yang telah memeberi banyak masukan dan kritikan yang membangun.

4. Ibu Rika Eliana, M.Psi., psikolog selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan dan masukan-masukan yang berharga selama masa perkuliahan di Fakultas Psikologi USU.

5. Dosen-dosen pengajar di Fakultas Psikologi yang tidak mungkin saya sebutkan namanya satu persatu, Anda sekalian telah memberikan segala hal yang terbaik bagi saya. Terima kasih telah memberikan ilmu yang bermanfaat untuk saya.

6. Papa dan mama saya, Harly Anthonius Siahaan, B.A dan Donna Lisbeth Silalahi B.A yang telah memberikan doa, semangat, kasih sayang serta motivasi yang tiada henti kepada saya. Saya akan berusaha jadi kebanggaan mama papa ya..

7. Adik-adikku yang kukasihi Mey Margareth, Febry Claudia, Nikita Nathania, terimakasih karena kalian telah memberikan semangat untuk mengerjakan skripsi dan telah mendoakan saya. Tetap semangat ya buat kita untuk menjadi terang dan kebanggaan buat mama dan papa.

8. Billy Manik, SH yang sudah memberikan perhatian, semangat serta doa kepada saya selama ini. Tetap doain aku ya.

9. Sahabatku Serefhy Meilani Silaen, terimakasih buat persahabatan yang indah, canda tawa, suka duka dan perjuangan kita dari awal kuliah sampai akhirnya nanti.


(8)

10.Sahabatku Septrina Amelia dan Stella Caroline yang begitu tulus membantu dalam pembuatan skripsi ini. Terimakasih ya untuk dukungan, bantuan, dan doa kalian ya.

11.Sahabat-sahabatku Aisyah Hudayah, Putri Carolina, Vina yuliana, Maya sianturi, dan Agiska Ostavia, terimakasih buat segala yang telah kalian perbuat. Khususnya Aisyah dan Putri yang sudah banyak membantu pembuatan skripsi ini. Terimakasih buat semuanya ya.

12.Terimakasih untuk para responden yang telah bersedia membantu.

13.Kepada teman-teman mahasiswa angkatan 2009, terima kasih untuk suka duka yang tidak terlupakan.

14.Seluruh keluarga besar Fakultas Psikologi USU, yang telah membantu dan mempermudah segala urusan yang berkaitan dengan administrasi, baik saat masa perkuliahan maupun yang berhubungan dengan penelitian. 15.Terimakasih untuk seluruh pihak yang tidak disebutkan diatas. Atas

masukan, dukungan, saran, serta bantuan selama proses penyelesaian skripsi ini.

Akhir kata penulis mohon maaf apabila terdapat kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.

Medan, Juni 2014


(9)

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK

ABSTRACT

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... ...1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Sistematika Penulisan... 8

BAB II LANDASAN TEORI ... 10

A. Minat Berwirausaha ... 10

1. Definisi Minat Berwirausaha ... 10

2. Aspek-Aspek Minat Berwirausaha ... 12

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha... 13

B. Persepsi Terhadap Dukungan Sosial... 16

1. Definisi Persepsi terhadap Dukungan Sosial ... 16

2. Dimensi-Dimensi Dukungan Sosial ... 19


(10)

C. Etnis Tionghoa ... 21

1. Definisi Etnis Tionghoa ... 21

2. Kebudayaan Etnis Tionghoa ... 22

D. Hubungan Persepsi terhadap Dukungan Sosial dengan Minat Berwirausaha pada Etnis Tionghoa………. ... 24

E.Hipotesis ... 27

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

A. Identifikasi Variabel ... 28

B. Definisi Operasional Variabel penelitian ... 28

1. Minat Berwirausaha ... 28

2. Persepsi terhadap Dukungan Sosial ... 29

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 30

1. Populasi Penelitian ... 30

2. Sampel Penelitian ... 30

D. Teknik Pengambilan Sampel... 31

E. Metode Pengumpulan Data ... 32

1. SkalaMinat Berwirausaha ... 33

2. Skala Persepsi terhadap Dukungan Sosial ... 36

F. Uji Coba Alat Ukur ... 39

1. Validitas Alat Ukur ... 39

2. Reliabilitas Alat Ukur ... 40

3. Uji Daya Beda Aitem ………. 41


(11)

1. SkalaMinat Berwirausaha ... 41

2. Skala Persepsi terhadap Dukungan Sosial ... 42

H. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 44

1. Tahap Persiapan Penelitian ... 44

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian ... 45

3. Tahap Pengolahan Data ... 45

I. Metode Analisis Data ... 45

1. Uji Normalitas ... 45

2. Uji linearitas ... 46

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 48

A.Gambaran Subjek Penelitian ... 48

1. Gambaran Subjek Berdasarkan Usia ... 48

2. Gambaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin ... 49

3. Gambaran Subjek Berdasarkan Status Pekerjaan ... 49

B. Hasil Penelitian ... 50

1. Hasil Uji Asumsi ... 50

a) Uji Normalitas ... 50

b) Uji Linieritas ... 51

2. Hasil Utama Penelitian ... 52

3. Kategorisasi Data Penelitian ... 54

C. Pembahasan Hasil Penelitian... 57


(12)

A. Kesimpulan ... 62

B. Saran ... 63

1. Saran Bagi Peneliti Selanjutnya ... 63

2. Saran Bagi Etnis Tionghoa... 64

DAFTAR PUSTAKA………...65 LAMPIRAN


(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Blue Print Skala Minat Berwirausaha Sebelum Uji Coba ... 48

Tabel 4 Blue Print Skala Persepsi terhadap Dukungan Sosial Sebelum Uji Coba……... 53

Tabel 3 Blue Print SkalaMinat Berwirausaha Setelah Uji Coba …….…... 52

Tabel 4 Blue Print Skala Persepsi terhadap Dukungan Sosial Setelah Uji Coba………... 53

Tabel 5 Gambaran Subjek Berdasarkan Usia ………...…….….…... 59

Tabel 6 Gambaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin ……….….. 59

Tabel 7 Gambaran Subjek Berdasarkan Status Pekerjaan ………... 60

Tabel 8 Hasil Uji Normalitas ………...………... 61

Tabel 9 Hasil Anova……….………..………... 62

Tabel 10 Hasil Pengujian Korelasi ……..……...……….…... 63

Tabel 11 Perbandingan Hasil Skor Empirik dan Skor Hipotetik ……..…….. 64

Tabel 12 Kriteria Kategorisasi Jenjang Data Empirik ………..…….. 66


(14)

Hubungan Persepsi Terhadap Dukungan Sosial Dengan Minat Berwirausaha Pada Etnis Tionghoa di Kota Medan

Juli Theresia A.S ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi terhadap dukungan sosial dengan minat berwirausaha pada etnis tionghoa. Subjek dalam penelitian ini adalah 100 etnis tionghoa yang dikumpulkan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala persepsi terhadap dukungan sosial yang disusun berdasarkan dimensi-dimensi dukungan sosial menurut House dan Umberson (1988). Skala minat berwirausaha pada penelitian ini disusun berdasarkan aspek-aspek minat berwirausaha dari Hurlock (1997). Alat ukur yang digunakan adalah skala minat berwirausaha dengan reliabilitas 0.955 dan skala persepsi terhadap dukungan sosial dengan reliabilitas 0.956. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji korelasi (Pearson Product Moment). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara persepsi terhadap dukungan sosial dengan minat berwirausaha pada etnis tionghoa dengan nilai (rxy= 0,623 dan p= 0,000).

Hasil penelitian juga menunjukkan mayoritas subjek penelitian memiliki minat berwirausaha tergolong tinggi dan persepsi terhadap dukungan sosial tergolong positif.

Kata kunci: Minat Berwirausaha, Persepsi Terhadap Dukungan Sosial, Etnis Tionghoa


(15)

The Relationship Between Perceived Of Social Support With Interest In Entrepreneurship Etnic Tionghoa in Medan

Juli Theresia A.S ABSTRACT

This research was conducted to investigate the relationship between perceived of social support and interest in entrepreneurship. 100 etnic tionghoa were obtained by purposive sampling technique. This study used customer satisfaction scale based on the dimension of perceived of social support by House and Umberson (1988) and and interest in entrepreneurship scale based on the aspects of interest in entrepreneurship by Hurlock (1997). Measurement scale used is the interest in entrepreneurship to reliability and the 0,955 scale with the reliability of perceived of social support 0,956. The correlation between perceived of social support and interest in entrepreneurship analyzed to use the Pearson Product Moment Correlation. The result showed that there are positive correlation between perceived of social support with interest in entrepreneurship with rxy=

0,623 and p= 0,000. Results also showed a majority of subjects were classified as interest in entrepreneurship and perceived social support is considered positive. Keywords: Interest In Entrepreneurship, Perceived Of Social Support , Etnich Tionghoa


(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada saat ini kewirausahaan merupakan persoalan penting di dalam perekonomian suatu bangsa yang sedang membangun. Sebagian besar pendorong perubahan, inovasi dan kemajuan suatu negara adalah para wirausahawan. Kemajuan atau kemunduran ekonomi suatu bangsa ditentukan oleh keberadaan dan peranan dari kelompok entrepreneur ini. Dewasa ini banyak kesempatan untuk berwirausaha bagi setiap orang yang jeli melihat peluang bisnis tersebut. Karir kewirausahaan dapat mendukung kesejahteraan masyarakat yaitu menghasilkan imbalan finansial yang nyata (Yohnson, 2003).

Kewirausahaan (entrepreneurhip) telah lama menjadi perhatian penting dalam mengembangkan pertumbuhan sosioekonomi suatu negara (Zahra dalam Peterson & Lee, 2000). Dalam hal ini, tidak dapat dipungkiri bahwa kewirausahaan dapat membantu menyediakan begitu banyak kesempatan kerja, berbagai kebutuhan konsumen, jasa pelayanan, serta menumbuhkan kesejahteraan dan tingkat kompetisi suatu negara. Selain itu, seiring dengan berkembangnya arus globalisasi, kewirausahaan juga semakin menjadi perhatian penting dalam menghadapi tantangan globalisasi yaitu kompetisi ekonomi global dalam hal kreativitas dan inovasi (Peterson & Lee, 2000). Sejalan dengan itu, Peter Drucker (dalam Mahesa, 2012) menyatakan bahwa seluruh proses perubahan ekonomi


(17)

pada akhirnya tergantung dari orang yang menyebabkan timbulnya perubahan tersebut yakni sang “entrepreneur”.

Di negara maju, para entrepreneur telah memperkaya pasar dengan produk-produk yang inovatif. Tahun 1980-an di Amerika telah lahir sebanyak 20 juta entrepreneur, mereka menciptakan lapangan kerja baru. Demikian pula di Eropa Timur, entrepreneur ini mulai bermunculan. Bahkan Negeri China, yang menganut paham komunis, mulai membuka diri terhadap lahirnya entrepreneur (Tama,2010). Sayangnya, jumlah entrepreneur di Indonesia masih sangat kecil dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan Asia. Berdasarkan survei tahun 2012, jumlah wirausaha di Indonesia hanya 1,56 persen dari jumlah penduduk, sedangkan dikatakan suatu negara dapat maju kalau minimal mempunyai entrepeneur sebanyak 2 persen2012 ).

Namun kenyataan yang tidak dapat dipungkiri saat ini adalah bahwa roda perekonomian khususnya dunia bisnis dan wirausaha telah menjadi lahan yang tumbuh subur bagi etnis Tionghoa. Hampir setiap jenis-jenis bisnis tidak luput dari campur tangan etnis yang dikenal ulet dan gigih ini. Mulai dari bisnis properti, kuliner, perhotelan, bank, ritel, hingga pada aktivitas distribusi. Bahkan mendominasi, walau secara jumlah populasi, etnis Tionghoa terbilang minoritas di Indonesia (Nasir, 2008).

Etnis Tionghoa atau etnis Cina yang berada di Indonesia memang merupakan suku bangsa perantau yang telah berabad-abad lamanya berinteraksi dengan suku bangsa lain. Etnis Tionghoa terdiri dari berbagai suku dengan etnis, budaya, dialek, pekerjaan dan tempat tinggal yang tidak sama. Ada yang bersuku


(18)

Hailam, Hokkien, Khek atau Hakka, Kantonese, Teochew, Foochow, Hockchew, dan sebagainya. Setiap suku etnis tionghoa memiliki kepandaian dagang tersendiri yang menjadi identitas mereka secara turun-temurun (Ann Wan Seng, 2013).

Etnis Tionghoa bahkan telah hidup membaur baik dalam keseharian maupun dalam menjalankan aktivitas yang berhubungan dengan kebudayaannya. Etnis tionghoa Medan memiliki kekhasan tersendiri yang terbentuk karena lingkungan ekonomik sosial budaya masyarakat yang berada disekitarnya (Hadiluwih,2008). Misalnya dalam penggunaan bahasa sehari-hari etnis Tionghoa kerap menggunakan bahasa Hokian dengan sesamanya. Dan hanya menggunakan bahasa Indonesia ketika berbicara dengan orang pribumi (Sutarto, 2010). Hokian adalah bahasa leluhur dari etnis tionghoa, dimana para orangtua pada etnis tionghoa mendidik secara keras bagi generasinya untuk dapat menguasai bahasa Hokian. Hal ini menujukkan bahwa pada umumnya etnis Tionghoa memiliki pendirian teguh pada kebudayaan leluhurnya (Hunter dalam Martaniah, 1998).

Masyarakat Tionghoa selalu diidentifikasikan sebagai pedagang atau wirausahawan yang memiliki kemampuan dan keterampilan dalam hal berwirausaha (Vasanty dalam Koentjaraningrat, 2007). Adanya pola asuh dan budaya yang mempengaruhi perkembangan individu melibatkan masyarakat etnis Tionghoa memiliki sifat kompetitif, mempunyai usaha yang besar dan mengusahakan prestasi (Wilmoth dalam Martaniah,1998), demikian pula dalam hal berwirausaha.

Jumlah keturunan etnis Tionghoa di Indonesia tidak seberapa bila dibandingkan dengan penduduk pribumi. Akan tetapi, dalam hal kemajuan dan


(19)

kesuksesan jumlah orang-orang pribumi tidaklah seberapa ketimbang dengan orang-orang tionghoa. Namun, bukan berarti penduduk Tionghoa tidak ada yang miskin. Akan tetapi, karena sebagian besar orang- orang Tionghoa memang banyak meraih kesuksesan, karena kelompok kecilnya tidak begitu terlihat apabila ada yang miskin (Emsan, 2011).

Di Indonesia, menurut The Economist, pada pertengahan 1980an warga keturunan cina menguasai hampir 70-75 % aset seluruh perusahaan diluar BUMN (Badan Usaha Milik Negara ) dan PMA (Mulyaningtias, 2012).. Keturunan cina yang jumlahnya hanya 4-5% dari populasi penduduk Indonesia maerupakan 17 dari 25 konglomerat di Indonesia (Emsan, 2011).

Menjadi seorang wirausaha (entrepreneur) adalah alternatif yang bijaksana, selain dapat menciptakan lapangan kerja sendiri, juga dapat membantu orang lain. Dan bila usahanya maju dapat menyerap semakin banyak tenaga kerja sehingga dapat membantu lebih banyak orang. Seorang yang ingin menjadi wirausaha atau enterpreneur diharapkan menjadi agent of change yang dapat berguna di dalam pemberdayaan masyarakat (Ritonga, 2011).

Namun keinginan mewujudkan hal tersebut bukan merupakan hal yang mudah untuk dicapai. Seseorang harus memiliki minat berwirausaha yang tinggi terhadap pembukaan unit usaha yang baru. Minat merupakan faktor pendorong yang menjadikan seseorang lebih giat bekerja dan memanfaatkan setiap peluang yang ada dengan mengoptimalkan potensi yang tersedia. Minat tidak muncul begitu saja tetapi tumbuh dan berkembang sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya (Walgito, 2003).


(20)

Minat berwirausaha dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya karakteristik kepribadian, faktor demografi dan karakteristik lingkungan. Karakteristik kepribadian seperti efikasi diri dan kebutuhan akan prestasi, faktor demografi seperti umur, jenis kelamin, latar belakang pendidikan dan pengalaman bekerja seseorang diperhitungkan sebagai penentu bagi minat berwirausaha, faktor lingkungan seperti hubungan sosial, infrastruktur fisik dan institusional serta faktor budaya dapat mempengaruhi minat berwirausaha (Indarti, 2008).

Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha dapat dikelompokkan menjadi faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik adalah faktor – faktor yang timbul karena pengaruh dari dalam diri individu itu sendiri. Faktor – faktor intrinsik yang dapat mempengaruhi minat berwirausaha antara lain karena pendapatan, harga diri, dan perasaan senang. Sedangkan Faktor ekstrinsik adalah faktor yang timbul karena rangsangan atau dorongan dari luar diri individu atau lingkungan. Faktor – faktor ekstrinsik yang mempengaruhi minat berwirausaha antara lain lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, peluang dan pendidikan (Suryana, 2006).

Seseorang yang mempunyai minat untuk merintis suatu usaha baru, membutuhkan faktor hubungan sosial, karena didalamnya terdapat termasuk lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat, dimana mereka dapat berdiskusi tentang ide berwirausaha akan masalah yang dihadapi dengan cara-cara menangani masalah dan dari sanalah muncul suatu yang disebut dukungan sosial (Pratiwi, 2009). Apalagi jika orang tersebut sedang menghadapi masalah, baik ringan maupun berat. Pada saat seperti itu seseorang akan mencari dukungan


(21)

sosial dari orang-orang di sekitarnya, sehingga dirinya merasa dihargai, diperhatikan dan dicintai (Kuntjoro, 2002). Dukungan sosial menurut Sarason, Sarason & Pierce (dalam Baron & Byrne, 2000) didefinisikan sebagai kenyamanan fisik dan psikologis yang diberikan oleh teman - teman dan anggota keluarga. Sejalan dengan itu Gottlieb (1991) juga berpendapat bahwa dukungan sosial sebagai informasi verbal atau non-verbal, saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh orang-orang yang akrab dengan subyek di dalam lingkungan sosialnya atau yang berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat memberikan keuntungan emosional atau berpengaruh pada tingkah laku (dalam Handayani, 2010).

Menurut Sarason (dalam Kuntjoro, 2002), dukungan sosial bukan sekedar memberikan bantuan, tetapi yang penting adalah bagaimana persepsi si penerima terhadap makna dari bantuan itu. Persepsi menurut Schiffman & Kanuk (2004) sebagai suatu proses dimana individu memilih, menyusun dan menginterpretasi rangsangan ke dalam gambaran dunia yang berhubungan dan bermakna. Sejalan dengan itu, Peter & Olson (2002) mengartikan persepsi sebagai cara seseorang menerima dan menginterpretasi dunia sekitar mereka. Dukungan sosial akan dipersepsi positif apabila individu tersebut merasakan manfaat dukungan yang diterimanya, individu akan merasa diperhatikan, diperdulikan dan dihargai.

Berdasarkan uraian dari penjelasan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “ Hubungan Persepsi terhadap Dukungan sosial dengan Minat Berwirausaha pada Etnis Tionghoa “.


(22)

B. RUMUSAN MASALAH

Untuk memudahkan penelitian, maka perlu dirumuskan masalah apa yang menjadi fokus penelitian. Dalam hal ini peneliti mencoba merumuskan masalah penelitian dalam bentuk pertanyaan penelitian yaitu apakah ada Hubungan Persepsi terhadap Dukungan Sosial dengan Minat Berwirausaha pada Etnis Tionghoa?

C. TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan penelitian ini sesuai dengan perumusan di atas adalah: Untuk mengetahui apakah ada Hubungan antara Persepsi terhadap Dukungan Sosial dengan Minat Berwirausaha Etnis Tionghoa.

D. MANFAAT PENELITIAN

Dalam penelitian ini diharapkan memperoleh manfaat baik secara teoritis maupun praktis.

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi, khususnya di bidang Psikologi Industri dan Organisasi. Penelitian ini akan memberikan data empiris mengenai Hubungan Persepsi terhadap Dukungan Sosial dengan Minat Berwirausaha pada Etnis Tionghoa.


(23)

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk meningkatkan minat berwirausaha dan mengetahui tinggi rendahnya minat berwirausaha serta mengetahui positif atau negatif persepsi terhadap dukungan sosial. Penelitian ini juga diharapkan menjadi masukan bagi penelitian selanjutnya, sehingga hasil- hasil penelitian sejenis menjadi lebih akurat.

E. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan yang disusun dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : BAB I : Pendahuluan

Bab ini berisi tentang uraian latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II : Landasan Teori

Bab ini berisi uraian teori yang menjadi acuan dalam pembahasan masalah. Teori - teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori tentang Persepsi terhadap Dukungan Sosial, Minat Berwirausaha, dan Etnis Tionghoa. Dalam Bab ini juga akan dikemukakan Hubungan Persepsi terhadap Dukungan Sosial dengan Minat Berwirausaha pada Etnis Tionghoa serta hipotesa penelitian.

BAB III : Metodologi Penelitian

Bab ini berisi uraian yang menjelaskan mengenai identifikasi variabel penelitian, definisi operasional, populasi, sampel dan


(24)

metode pengambilan sampel, metode pengumpulan data, validitas dan reliabilitas alat ukur, serta metode analisis data yang digunakan untuk mengolah hasil data penelitian.

Bab IV : Hasil dan Pembahasan

Dalam bab ini terdapat gambaran subjek penelitian, hasil penelitian dan interpretasi hasil penelitian yaitu evaluasi antara hasil yang didapat dengan hipotesa penelitian.

Bab V : Kesimpulan dan Saran

Bab ini membahas mengenai kesimpulan penelitian, serta saran-saran yang dapat merupakan inspirasi bagi para peneliti yang tertarik pada bidang yang sama.


(25)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Minat Berwirausaha

1. Definisi Minat Berwirausaha

Minat dalam Kamus Bahasa Indonesia Fajri (2004) menyatakan bahwa minat diartikan sebagai suatu keinginan yang kuat, kecenderungan hati yang sangat tinggi terhadap sesuatu. Sedangkan berdasarkan Kamus Psikologi Chaplin (2002) minat adalah satu sikap yang berlangsung terus menerus yang memolakkan perhatian seseorang, sehingga membuat dirinya jadi selektif terhadap objek minatnya.

Minat merupakan salah satu aspek psikologi yang menarik untuk diteliti, karena minat erat kaitannya dengan dorongan individu melakukan sesuatu yang diinginkannya. Pernyataan ini diperkuat dengan teori Mappiare (1990) bahwa dengan adanya minat dapat mendorong individu untuk mendekati objek yang disenanginya dan dikerjakannya sehingga pekerjaan yang dilakukan akan lebih baik. Selanjutnya As’ad (1991) mengartikan minat adalah sikap yang membuat orang senang terhadap obyek, situasi atau ide-ide tertentu. Hal ini diikuti oleh perasaan senang dan kecenderungan untuk mencari obyek yang disenangi itu (dalam Pratiwi, 2009).

Menurut Winkel (2001) minat adalah kecenderungan yang agak menetap dalam subyek untuk merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu atau merasa senang berkecimpung dalam bidang itu. Selanjutnya ditambahkan oleh Indryati


(26)

(2003) minat adalah suatu dorongan dalam diri individu yang menyebabkan terikatnya perhatian individu tersebut pada obyek tertentu.

Menurut pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa minat merupakan suatu keinginan yang timbul dari diri individu yang dapat mendorong untuk melakukan suatu kegiatan karena adanya rasa suka dan ketertarikan yang timbul dari sesuatu atau objek diluar diri invidu tersebut.

Definisi minat pada penelitian ini akan dihubungkan dengan berwirausaha. Oleh karena itu pengertian berwirausaha tidak kalah pentingnya. Menurut Sukardi (1991), kata wirausaha merupakan gabungan kata wira yang berarti gagah berani atau perkasa dan usaha. Jadi kata wirausaha berarti orang berarti gagah berani atau perkasa dan usaha. Dengan demikian kata wirausaha berarti orang yang gagah berani atau perkasa dalam usaha. Sedangkan menurut G. Meredith (2000), para wirausaha adalah orang – orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan – kesempatan bisnis sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan dari padanya dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan sukses.

Menurut Kasmir (2007) menyatakan bahwa arti wirausaha yaitu orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan.

Dari pendapat diatas , dapat ditarik kesimpulan bahwa wirausaha adalah orang yang mempunyai suatu kemampuan menciptakan dan membuka usaha baru dengan keyakinan yang dimiliki dan dengan melihat kesempatan atau peluang


(27)

yang ada tanpa merasa takut untuk mengambil resiko dalam berusaha meraih kesuksesan.

Jadi dari kesimpulan di atas yang dimaksud dengan minat berwirausaha adalah keinginan, ketertarikan, dan dorongan untuk berwirausaha dan melakukan segala sesuatu dengan perasaan senang, serta mampu menciptakan dan membuka usaha baru dengan keyakinan yang dimiliki dan dengan melihat kesempatan atau peluang yang ada tanpa merasa takut untuk mengambil resiko dalam berusaha meraih kesuksesan.

2. Aspek- Aspek Minat Berwirausaha

Dalam minat berwirausaha ada beberapa aspek penting yang harus dipenuhi. Menurut Hurlock (1997) berpendapat bahwa aspek yang mempengaruhi minat adalah:

a. Aspek Perhatian

Yaitu adanya sesuatu yang menarik individu untuk berinovasi, berkreatif dan memperoleh peluang usaha. Apabila individu tertarik dengan sesuatu kegiatan yaitu kegiatan wirausaha maka yang bersangkutan akan melakukan kegiatan tersebut.

b. Aspek Kemauan

Adanya dorongan untuk mencoba berusaha secara mandiri dan berani menghadapi resiko dan adanya keyakinan pada diri sendiri.


(28)

Kegiatan yang dilakukan memperoleh penghargaan, dan prestasi. Apabila suatu kegiatan memperoleh penghargaan dan dukungan orang lain maka akan mendorong individu untuk melakukan kegiatan tersebut dengan senang hati, dalam hal ini adalah kegiatan kewirausahaan. Kesenangan merupakan aspek yang mempengaruhi minat saat hasil diperoleh.

d. Aspek Aktivitas

Merupakan kegiatan yang dilakukan ketika waktu luang untuk mencari tambahan pengetahuan dan ketrampilan.

Berdasarkan uraian aspek diatas maka aspek perhatian, aspek kemauan, aspek kesenangan, dan aspek aktivitas yang akan dijadikan dasar untuk pembuatan skala tentang minat berwirausaha.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha

Minat pada dasarnya adalah penerimaan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri pribadi sehingga kedudukan minat tidaklah stabil karena dalam kondisi-kondisi tertentu, minat dapat berubah-ubah, tergantung faktor-faktor yang mempengaruhinya. Minat seseorang terhadap suatu obyek diawali dari perhatian seseorang terhadap obyek tersebut. Minat merupakan sesuatu hal yang sangat menentukan dalam setiap usaha. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan tumbuh dan berkembang sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya.


(29)

Faktor yang mempengaruhi minat dalam berwirausaha menurut Suryana (2006) secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik, sebagai berikut :

a. Faktor Intrinsik

Faktor intrinsik adalah faktor-faktor yang timbul karena pengaruh rangsangan dari dalam diri individu itu sendiri. Faktor-faktor intrinsik sebagai pendorong minat berwirausaha antara lain karena adanya kebutuhan akan pendapatan, harga diri dan perasaan senang.

1) Pendapatan

Pendapatan adalah penghasilan yang diperoleh seseorang baik berupa uang maupun barang. Keinginan untuk memperoleh pendapatan itulah yang dapat menimbulkan minatnya untuk berwirausaha.

2) Harga Diri

Manusia diciptakan Tuhan sebagai makhluk yang paling mulia, karena dikarunia akal, pikiran dan perasaan. Hal itu menyebabkan manusia merasa butuh dihargai dan dihormati orang lain. Berwirausaha digunakan untuk meningkatkan harga diri seseorang, karena dengan usaha tersebut seseorang akan memperoleh popularitas, menjaga gengsi dan menghindari ketergantungannya terhadap orang lain. Keinginan untuk meningkatkan harga diri tersebut akan menimbulkan minat seseorang untuk berwirausaha.

3) Perasaan Senang

Perasaan adalah suatu keadaan hati atau peristiwa kejiwaan seseorang, baik perasaan senang atau tidak senang. Perasaan erat hubungannya dengan


(30)

pribadi seseorang, maka tanggapan perasaan seseorang terhadap sesuatu hal yang sama tidak sama antara orang yang satu dengan yang lain.

b. Faktor ekstrinsik

Faktor ekstrinsik adalah faktor-faktor yang mempengaruhi individu karena pengaruh rangsangan dari luar. Faktor-faktor ekstrinsik yang mempengaruhi minat berwirausaha antara lain lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, peluang dan pendidikan/pengetahuan.

1) Lingkungan Keluarga

Lingkungan keluarga adalah kelompok masyarakat terkecil yang terdiri dari ayah, ibu, anak dan anggota keluarga yang lain. Minat berwirausaha akan terbentuk apabila keluarga memberikan pengaruh positif terhadap minat tersebut, karena sikap dan aktifitas sesama anggota keluarga saling mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung.

2) Lingkungan Masyarakat

Lingkungan masyarakat merupakan lingkungan di luar lingkungan keluarga baik di kawasan tempat tinggalnya maupun dikawasan lain.

3) Peluang

Peluang merupakan kesempatan yang dimiliki seseorang untuk melakukan apa yang dinginkannya atau menjadi harapannya. Suatu daerah yang memberikan peluang usaha akan menimbulkan minat seseorang untuk memanfaatkan peluang tersebut.


(31)

4) Pendidikan/Pengetahuan

Pendidikan/Pengetahuan yang didapat merupakan modal dasar yang dapat digunakan untuk berwirausaha.

B. Persepsi terhadap Dukungan Sosial

1. Definisi Persepsi terhadap Dukungan Sosial

Istilah persepsi merupakan istilah dari Bahasa Inggris yakni “dari kata perception yang berarti penglihatan, keyakinan dapat melihat atau mengerti” (Muchtar, T.W., 2007).

Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan mengumpulkan informasi dan menafsirkan peran (Rakhmat, 2005). Sedangkan menurut Roger (dalam Walgito, 2002) Persepsi itu bersifat individual, karena persepsi merupakan aktivitas yang terintegrasi dalam individu, maka persepsi dapat dikemukakan karena perasaan dan kemampuan berfikir. Pengalaman individu tidak sama, maka dalam mempersepsikan stimulus, hasil dari persepsi mungkin dapat berbeda satu dengan yang lain karena sifatnya yang sangat subjektif.

Menurut Ruch (1967), persepsi adalah suatu proses tentang petunjuk-petunjuk inderawi (sensory) dan pengalaman masa lampau yang relevan diorganisasikan untuk memberikan kepada kita gambaran yang terstruktur dan bermakna pada suatu situasi tertentu. Senada dengan hal tersebut Atkinson dan Hilgard (1991) mengemukakan bahwa persepsi adalah proses dimana kita menafsirkan dan mengorganisasikan pola stimulus dalam lingkungan.


(32)

Gibson dan Donely (1994) menjelaskan bahwa persepsi adalah proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh seorang individu. Sejalan dengan itu Robbins (2003) mengartikan persepsi sebagai suatu proses dimana individu-individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna kepada lingkungan mereka.

Schiffman & Kanuk (2004) mendefinisikan persepsi sebagai suatu proses dimana individu memilih, menyusun dan menginterpretasi rangsangan ke dalam gambaran dunia yang berhubungan dan bermakna. Peter & Olson (2002) mengartikan persepsi sebagai cara seseorang menerima dan menginterpretasi dunia sekitar mereka. Rangsangan dapat masuk melalui indera penglihatan, penciuman, pendengaran, sentuhan dan pengecapan.

Chaplin (2001) mengemukakan persepsi sebagai proses mengetahui atau mengenali objek dan kejadian objektif dengan bantuan indera. Proses ini dimulai dengan perhatian, yaitu proses pengamatan selektif. Persepsi merupakan upaya mengamati dunia, mencakup pemahaman dan mengenali atau mengetahui objek-objek serta kejadian.

Berdasarkan berbagai pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan proses di mana seseorang menerima, mengenali, mengamati dan memahami rangsangan yang datang pada dirinya, sehingga dapat menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan, baik melalui indera penglihatan, penciuman, pendengaran, sentuhan maupun pengecapan menjadi suatu gambaran yang bermakna.


(33)

Definisi persepsi pada penelitian ini akan dihubungkan dengan dukungan sosial. Menurut Dimatteo (1991), dukungan sosial adalah dorongan atau bantuan yang berasal dari orang lain seperti teman, keluarga, tetangga, rekan kerja dan orang lain.

Sarason, Sarason & Pierce (dalam Baron & Byrne, 2000) mendefinisikan dukungan sosial sebagai kenyamanan fisik dan psikologis yang diberikan oleh teman-teman dan anggota keluarga. Sementara dukungan sosial didefinisikan oleh Lahey (2007) sebagai peran yang dimainkan oleh teman-teman dan relatif dalam memberikan nasihat, bantuan, dan beberapa antaranya untuk menceritakan perasaan pribadi.

Gottlieb (1991) juga berpendapat bahwa dukungan sosial sebagai informasi verbal atau non-verbal, saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh orang-orang yang akrab dengan subyek di dalam lingkungan sosialnya atau yang berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat memberikan keuntungan emosional atau berpengaruh pada tingkah laku.

Dari beberapa pengertian diatas peneliti menyimpulkan bahwa dukungan sosial adalah suatu dorongan atau bantuan nyata seperti saran, informasi baik secara verbal atau non verbal, maupun kenyamanan fisik dan psikologis yang diberikan oleh teman-teman, rekan kerja dan anggota keluarga didalam lingkungan sosialnya yang akan berpengaruh pada tingkah lakunya.

Berdasarkan berbagai definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Persepsi terhadap Dukungan Sosial adalah proses di mana seseorang menerima,


(34)

saran ataupun informasi verbal maupun nonverbal, sehingga dapat menyimpulkan dan menafsirkan ketersedian sumber dukungan tersebut, melalui panca indera menjadi suatu gambaran yang bermakna, yang akan berpengaruh pada tingkah lakunya.

2. Dimensi-Dimensi Dukungan Sosial

House dan Umberson (1988) mengatakan ada 4 (empat) dimensi dukungan sosial, yaitu :

a. Dukungan Instrumental

Dukungan instrumental adalah dukungan berupa bantuan dalam bentuk nyata atau dukungan material. Dukungan ini mengacu pada penyediaan benda-benda dan layanan untuk memecahkan masalah praktis, meliputi aktivitas-aktivitas seperti penyediaan benda-benda, misalnya alat-alat kerja, meminjamkan atau memberikan uang dan membantu menyelesaikan tugas-tugas praktis.

b. Dukungan Informasional

Dukungan informasional adalah dukungan berupa pemberian informasi yang dibutuhkan oleh individu. Dukungan ini meliputi pemberian informasi yang dapat membantu individu dalam mengevaluasi performance pribadinya dan dukungan ini dapat berupa pemberian informasi, saran, nasehat, dan bimbingan.

c. Dukungan Penghargaan

Dukungan penghargaan adalah dukungan yang terjadi bila ada ekspresi penilaian yang positif terhadap individu. Mencakup dukungan yang terjadi lewat ungkapan hormat (penghargaan) positif untuk orang tersebut.


(35)

d. Dukungan Emosional

Dukungan emosi adalah dukungan yang berhubungan dengan hal yang bersifat emosional atau menjaga keadaan emosi, afeksi/ekspresi. Tipe dukungan ini lebih mengacu kepada pemberian semangat, kehangatan, cinta, kasih, dan emosi. Dukungan ini juga mencakup ungkapan empati, kepedulian terhadap orang yang bersangkutan.

3. Sumber Dukungan Sosial

Sumber-sumber dukungan sosial menurut Kahn & Antonoucci (dalam Orford, 1992) terbagi menjadi 3 kategori, yaitu:

a. Sumber dukungan sosial yang berasal dari individu yang selalu ada sepanjang hidupnya, yang selalu bersama dan mendukungnya. Misalnya keluarga dekat, pasangan (suami/istri) atau teman-teman dekat.

b. Sumber dukungan sosial yang berasal dari individu lain yang sedikit berperan dalam hidupnya dan cenderung berubah sesuai dengan waktu. Sumber ini meliputi teman kerja, tetangga, sanak keluarga dan sepergaulan.

c. Sumber dukungan sosial yang berasal dari individu lain yang sangat jarang memberi dukungan sosial dan memiliki peran yang sangat cepat berubah. Sumber dukungan yang dimaksud meliuputi supervisor, tenaga ahli/profesional dan keluarga jauh.


(36)

C. Etnis Tionghoa

1. Definisi Etnis Tionghoa

Istilah “Cina” dalam pers Indonesia tahun 1950-an telah diganti menjadi menjadi “Tionghoa” (sesuai ucapannya dalam bahasa Hokkian) untuk merujuk pada orang Cina dan “Tiongkok” untuk negara Cina dalam pers Indonesia 1950-an (Liem, 2000).

Etnis Tionghoa menurut Purcell (dalam Liem, 2000) adalah seluruh imigran negara Tiongkok dan keturunannya yang tinggal dalam ruang lingkup budaya Indonesia dan tidak tergantung dari kewarganegaraan mereka dan bahasa yang mereka gunakan. Etnis Tionghoa adalah individu yang memandang dirinya sebagai “Tionghoa” atau dianggap demikian oleh lingkungannya. Pada saat bersamaan mereka berhubungan dengan etnis Tionghoa perantauan lain atau negara Tiongkok secara sosial, tanpa memandang kebangsaan, bahasa, atau kaitan erat dengan budaya Tiongkok.

Menurut Liem (2000) etnis Tionghoa di Indonesia yaitu orang Indonesia yang berasal dari negara Tiongkok dan sejak generasi pertama/kedua telah tinggal di negara Indonesia, dan berbaur dengan penduduk setempat, serta menguasai satu atau lebih bahasa yang dipakai di Indonesia. Etnis Tionghoa bahkan telah hidup membaur baik dalam keseharian maupun dalam menjalankan aktivitas yang berhubungan dengan kebudayaannya. Masyarakat Tionghoa selalu diidentifikasikan sebagai pedagang atau wirausahawan yang memiliki kemampuan dan keterampilan dalam hal berwirausaha, yang cenderung bersifat


(37)

dinamis sekaligus pragmatis, fleksibel dan pandai menempatkan diri serta ulet (Vasanty dalam Koentjaraningrat, 2007).

Menurut Suryadinata (1981) istilah Tionghoa Indonesia digunakan merujuk pada etnis Tionghoa yang tinggal di negara Indonesia yang memiliki nama keluarga (marga), tanpa memandang kewarganegaraannya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa etnis Tionghoa di Indonesia adalah orang- orang keturunan Tionghoa yang telah tinggal lama di Indonesia dan telah memahami penggunaan bahasa Indonesia serta telah berbaur dengan masyarakat lingkungannya.

2. Kebudayaan Etnis Tionghoa

Menurut Antropologi kebudayaan modern, konsep budaya peranakan adalah segala sesuatu yang dimiliki atau segaala hal seputar kehidupan dan kegiatan budaya etnis Tionghoa (Hadiluwih,2008).

Nilai budaya Tionghoa yang hingga kini masih diajarkan kepada anak cucu mereka hingga saat ini adalah lima prinsip kehidupan, seperti yang diajarkan Tan Im Yang seorang tokoh dan penyebaran ajaran Kong HuCu, yaitu Jin Ge Le Ti Sin (Sitanggang, 2010) yaitu :

1. Jin yang berarti manusia hidup harus memiliki cinta kasih 2. Ge yang berarti harus menjungjung kebenaran

3. Le yang berarti harus memiliki etika 4. Ti yang berarti harus bijaksana 5. Sin harus bisa dipercaya


(38)

Orang tua etnis Tionghoa pun mengajarkan anak-anaknya untuk selalu menjadi manusia yang jujur, tidak menggunakan jalan pintas untuk mengerjakan sesuatu (Emsan,2011). Ada tiga kebudayaan yang masih dipegang teguh bangsa Tionghoa dalam melakukan perdagangan yakni Hopeng, Hongsui dan Hokki. Hopeng yang berarti teman baik tidak lain ialah Human Luck atau Keberuntungan manusia. Faktor ini sangat penting karena tanpa dikelilingi sahabat baik maka kehidupan dan wirausaha yang dijalankan akan tidak mudah. Disini terlihat bahwa lingkungan sekitar dapat mempengaruhi bagaimana etnis Tionghoa dalam berwirausaha. Hong Shui adalah istilah bagi feng shui dalam dialek Hokkian. Faktor ini yang dikenal sebagai Earth Luck atau keberuntungan bumi. Situasi dan kondisi dimana kita tinggal, kita bekerja atau berbisnis senantiasa ikut mempengaruhi (secara positif atau negatif) kehidupan kita. Hokki atau keberuntungan. Ini memang adalah faktor penting dalam menentukan bagaimana jalan hidup kita (Suhana, 2009). Ketiga nilai tradisional Tionghoa ini sangat berpengaruh baik dalam kehidupan sosial maupun aktivitas ekonomi dimanapun mereka berada. Ketiga nilai ini merupakan kepercayaan dan mitos yang diyakini orang Tionghoa dalam menjalankan kehidupan dan berbagai usaha yang mereka tekuni (Derry, 2011)

Selain dari ketiga nilai kebudayaan leluhur etnis Tionghoa tersebut, didalam berwirausaha dan berbisnis, etnis Tionghoa juga mengamalkan suatu prinsip Konfusius, yaitu menjunjung tinggi kepercayaan (Sitanggang, 2010) dan Ren Qing yang artinya “perasaan kemanusiaan”. Maksudnya ialah ketika berbisnis atau berwirausaha, etnis Tionghoa harus mengutamakan pengertian terhadap


(39)

sesama, saling mengerti, saling memberi dan menerima serta sedia dan simpatik untuk membantu (Muhammad, 2011). Suku Tionghoa juga memiliki karakteristik seperti kemauan kerja kerasnya, keuletan, kegigihan, ketekunan, sikap pantang menyerah, sikap tidak mudah puas dan kebiasaan hidup hemat. Mereka mampu bekerja dalam waktu yang panjang dan jarang beristirahat kecuali untuk hari besar mereka. Senantiasa menghasilkan uang, sudah menjadi kebiasaan sekaligus kesenangan mereka. Setiap hari adalah untuk bekerja dan menghasilkan banyak rejeki. Sesulit apapun keadaannya senantiasa kerja keras dan pantang mundur (Derry, 2011).

D. Hubungan Persepsi terhadap Dukungan Sosial dengan Minat Berwirausaha pada Etnis Tionghoa

Etnis Tionghoa memerankan peranan yang cukup penting dalam dunia perekonomian di Indonesia. Mengingat bahwa banyak sekali masyarakat etnis Tionghoa yang sukses secara financial dengan berbisnis dan berwirausaha (Ismail, 2012). Berwirausaha memang merupakan suatu mata pencaharian yang paling penting pada etnis Tionghoa (Vasanty dalam Koentjaraningrat, 2007). Untuk menjadi wirausaha, etnis tionghoa harus memiliki minat berwirausaha yang tinggi terhadap pembukaan unit usaha yang baru. Minat merupakan faktor pendorong yang menjadikan seseorang lebih giat bekerja dan memanfaatkan setiap peluang yang ada dengan mengoptimalkan potensi yang tersedia (Walgito, 2003).

Minat berwirausaha tidak dapat terwujud begitu saja bila dari lingkungan sekitar tidak memberikan dukungan sosial (Soemanto, 1984) karena manusia


(40)

sebagai makhluk sosial selalu membutuhkan dukungan sosial dari orang lain atau masyarakat disekitarnya, tak terkecuali etnis Tionghoa yang berminat untuk berwirausaha.

Bagi etnis Tionghoa, didalam berwirausaha ada tiga nilai leluhur yaitu hopeng, hongsui, dan hokki (Derry,2011) dan juga ada prinsip Konfusius, yaitu menjunjung tinggi kepercayaan (Sitanggang, 2010) dan Ren Qing yang artinya “perasaan kemanusiaan” yang harus dipegang teguh oleh masyarakat Tionghoa.

Pemaknaan etnis Tionghoa terhadap nilai leluhur yang dimiliki oleh etnis Tionghoa ini berkaitan erat dengan lingkungan sekitar terutama keluarga dan pertemanan, hal ini menunjukkan bahwa makna dibentuk melalui proses komunikasi dalam sebuah hubungan dan interaksi sosial (West & Turner 2008). Jaringan komunikasi dari interaksi sosial yang terbentuk dari etnis Tionghoa merupakan hasil dari pemaknaan terhadap nilai leluhur yang bertujuan agar tetap bertahan didalam perdagangan dan wirausaha, karena itu tepat jika dikatakan bahwa dukungan yang diperoleh etnis Tionghoa berasal dari hasil jaringan sosial (interaksi sosial) mereka (Binita, 2014). Keberadaan orang-orang disekitar individu merupakan hal penting untuk meyakinkan individu agar dapat merasakan atau menerima dukungan sosial. Dukungan sosial yang diterima dapat mengurangi atau menahan pengaruh yang merugikan secara psikologis. Adanya dukungan sosial yang tinggi membuat individu terdorong untuk lebih aktif terhadap objek yang diminatinya, karena dukungan sosial lebih banyak memberikan pengaruh yang positif daripada pengaruh negatif. Hal ini sejalan dengan teori Gotlieb (dalam Smet, 1994) yang menyatakan bahwa dukungan sosial berbentuk


(41)

informasi atau nasehat, verbal atau nonverbal, bantuan nyata atau tindakan yang diberikan oleh keakraban sosial atau didapat melalui kehadiran mereka, mempunyai manfaat emosional atau efek perilaku bagi pihak penerima.

Menurut Siegel (dalam Yuanita, 2003) dukungan sosial dapat meningkatkan aktivitas minat seseorang, sedangkan orang yang sering memperoleh celaan, minatnya akan berkurang. Dukungan sosial merupakan salah satu faktor penting yang dapat memberikan dorongan individu untuk mempunyai minat berwirausaha yang tinggi. Setiap wirausaha etnis tionghoa mengharapkan dukungan dari keluarga dan rekan-rekannya (Ann Wan Seng, 2013). Dukungan sosial dapat berupa dukungan instrumental, informasional, penghargaan dan emosional.

Ditambahkan Sarason (dalam Kuntjoro, 2002), dukungan sosial bukan sekedar hanya memberikan bantuan, tetapi yang penting adalah bagaimana persepsi si penerima terhadap makna dari bantuan itu. Dukungan sosial yang diperoleh individu dari orang-orang terdekatnya melalui persepsi. Dukungan sosial akan dipersepsi positif apabila individu tersebut merasakan manfaat dukungan yang diterimanya, individu akan merasa diperhatikan, diperdulikan dan dihargai.

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Mustikawati & Bachtiar (2008) dengan judul : “ Hubungan Dukungan sosial (Orang Tua) terhadap Minat Berwirausaha pada Siswa Sekolah Menengah Kejuruan “ menunjukan hasil bahwa ada korelasi positif yang sangat signifikan antara dukungan sosial (orang


(42)

penelitian yang dilakukan oleh David Kurniawan (2008) dengan judul : “ Hubungan Dukungan Sosial dengan Minat Berwirausaha pada Mahasiswa “ menunjukkan hasil bahwa terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara dukungan sosial dengan minat berwirausaha ditunjukkan oleh koefisien korelasi r = 0,901 dan p = 0,000, hal ini menunjukkan bahwa apabila dukungan sosial yang dirasakan oleh mahasiswa cukup bagus biasanya akan diikuti minat berwirausaha yang tinggi, begitu pula sebaliknya. Sedangkan dukungan sosial memberikan sumbangan yang efektif sebesar r² = 0,812 (81%) terhadap minat berwirausaha, sedangkan sisanya sebesar 19% dipengaruhi faktor lain.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ketika etnis Tionghoa memiliki persepsi terhadap dukungan sosial yang semakin positif, maka akan semakin tinggi minat untuk berwirausaha. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melihat hubungan persepsi terhadap dukungan sosial dengan minat berwirausaha pada etnis Tionghoa.

E. Hipotesa Penelitian

Berdasarkan pemaparan diatas, maka hipotesa yang terdapat dalam penelitian ini adalah : “ Ada Hubungan Positif antara Persepsi terhadap Dukungan Sosial dengan Minat Berwirausaha pada Etnis Tionghoa “.

Hubungan ini menunjukkan bahwa semakin positif persepsi terhadap dukungan sosial maka semakin tinggi minat berwirausaha pada etnis Tionghoa.


(43)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian sangat menentukan suatu penelitian karena menyangkut cara yang benar dalam mengumpulkan data, analisa data serta pengambilan kesimpulan penelitian dan dapat menentukan apakah penelitian tersebut dapat dipertanggungjawabkan hasilnya (Hadi, 2000). Pada penelitian ini mengenai hubungan persepsi terhadap dukungan sosial dengan minat berwirausaha pada etnis tionghoa yang akan menggunakan metode penelitian korelasional.

A. Identifikasi Variabel Penelitian

Identifikasi variabel penelitian digunakan untuk menguji hipotesa penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini, terdiri dari :

1. Variabel tergantung (Dependent variable) : Minat Berwirausaha

2. Variabel bebas (Independent variable) : Persepsi terhadap Dukungan Sosial

B. Defenisi Operasional Variabel Penelitian 1. Minat Berwirausaha

Minat Berwirausaha adalah keinginan, ketertarikan, dan dorongan untuk berwirausaha dan melakukan segala sesuatu dengan perasaan senang, serta mampu menciptakan dan membuka usaha baru dengan keyakinan yang dimiliki


(44)

dan dengan melihat kesempatan atau peluang yang ada tanpa merasa takut untuk mengambil resiko dalam berusaha meraih kesuksesan.

Minat berwirausaha akan diungkap dengan skala yang disusun berdasarkan aspek minat yaitu aspek perhatian, aspek kemauan, aspek kesenangan, dan aspek aktivitas, yang akan dijadikan dasar untuk pembuatan skala tentang minat berwirausaha. Semakin tinggi skor pada skala maka menunjukkan semakin tinggi minat individu untuk berwirausaha. Sebaliknya semakin rendah skor pada skala maka menunjukkan semakin rendah minat individu untuk berwirausaha.

2. Persepsi terhadap Dukungan Sosial

Persepsi terhadap Dukungan Sosial adalah proses di mana seseorang menerima, mengenali, mengamati dan memahami ketersediaan dorongan atau bantuan nyata, saran ataupun informasi verbal maupun nonverbal, sehingga dapat menyimpulkan dan menafsirkan ketersedian sumber dukungan tersebut, melalui panca indera menjadi suatu gambaran yang bermakna, yang akan berpengaruh pada tingkah lakunya. Persepsi terhadap Dukungan Sosial akan diungkap dengan menggunakan skala yang disusun berdasarkan 4 dimensi dukungan sosial yaitu dukungan instrumental, dukungan informasional, dukungan penghargaan, dan dukungan emosional. Semakin tinggi skor pada skala maka semakin positif persepsi terhadap dukungan sosial yang dirasakan oleh individu. Sebaliknya semakin rendah skor pada skala maka akan semakin negatif persepsi terhadap dukungan sosial yang dirasakan oleh individu.


(45)

C. Populasi Dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Dalam setiap penelitian yang dilakukan, masalah populasi dan sampel yang dipakai merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan. Populasi adalah seluruh objek yang dimaksud untuk diteliti. Populasi dibatasi sebagai sejumlah subjek atau individu yang paling sedikit memiliki satu sifat yang sama (Hadi, 2000). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah etnis tionghoa di kota Medan.

2. Sampel

Mengingat keterbatasan peneliti untuk menjangkau seluruh populasi, maka peneliti hanya meneliti sebahagian dari populasi yang dijadikan sebagai subjek penelitian yang lebih dikenal dengan nama sampel. Sampel adalah sebahagian dari populasi atau sejumlah penduduk yang jumlahnya kurang dari jumlah populasi dan harus mempunyai paling sedikit satu sifat yang sama (Hadi, 2000). Tidak ada batasan mengenai berapa jumlah sampel ideal yang harus digunakan dalam suatu penelitian. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 100 subjek.


(46)

Karakteristik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Etnis Tionghoa

b. Usia 18 tahun keatas

Menurut Papalia (2001) mulai pada usia 18 tahun adalah masa dimana seorang individu sudah memiliki minat yang cenderung stabil dan tidak berubah – ubah.

c. Belum memiliki wirausaha jenis apapun d. Bertempat tinggal di kota Medan

D. Teknik Pengambilan Sampel

Sampling adalah cara untuk menentukan sampel dalam suatu penelitian. Penentuan sampel harus memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif atau benar-benar mewakili populasi. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah menggunakan teknik nonprobability sampling, tidak memberikan peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik nonprobability sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Metode Purposive Sampling yaitu penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan penelitian (Sugiyono, 2005). Purposive Sampling digunakan karena peneliti memandang bahwa individu-individu tertentu saja yang dapat mewakili (Representative) karena mereka yang dipilih untuk dijadikan tersebut adalah individu-individu yang mengerti tentang populasinya. Alasan peneliti menggunakan Purposive sampling adalah karena


(47)

peneliti memiliki kriteria tertentu yang dipertimbangkan untuk mewakili seluruh sampel.

E. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penskalaan. Skala adalah suatu prosedur pengambilan data yang merupakan suatu alat ukur aspek afektif yang merupakan konstruk atau konsep psikologis yang menggambarkan aspek kepribadian individu (Azwar, 2007). Menurut Azwar (2007) karakteristik dari skala psikologi yaitu: (a) Stimulusnya berupa pertanyaan atau pernyataan yang tidak langsung mengungkap atribut yang hendak diukur melainkan mengungkap indikator perilaku dari atribut yang bersangkutan; (b) Dikarenakan atribut psikologis diungkap secara tidak langsung lewat indikator- indikator perilaku sedangkan indikator perilaku diterjemahkan dalam bentuk aitem-aitem, maka skala psikologi selalu banyak berisi aitem-aitem; (c) Respon subjek tidak diklasifikasikan sebagai jawaban benar atau salah. Semua jawaban dapat diterima sepanjang diberikan secara jujur dan sungguh-sungguh.

Ada beberapa model penskalaan yang sering digunakan. Model skala yang digunakan dalam penelitin ini adalah model Likert untuk skala Minat Berwirausaha dan Persepsi terhadap Dukungan Sosial.

Prosedur penskalaan model Likert ini didasari oleh dua asumsi (Azwar, 2005):


(48)

a. Setiap pernyataan yang ditulis dapat disepakati sebagai pernyataan yang mendukung (favorable) atau pernyataan yang tidak mendukung (unfavorable).

b. Jawaban yang diberikan oleh individu yang mempunyai sikap positif harus diberi bobot atau nilai yang lebih tinggi daripada jawaban yang diberikan oleh responden yang mempunyai sikap negatif.

Selain itu metode skala psikologis digunakan dalam penelitian atas dasar pertimbangan:

a. Metode skala psikologis merupakan metode yang praktis.

b. Dalam waktu yang relatif singkat dapat dikumpulkan data yang banyak. c. Metode skala psikologis merupakan metode yang dapat menghemat tenaga

dan ekonomis.

1. Skala Minat Berwirausaha

Skala ini digunakan untuk mengukur variabel Minat Berwirausaha. Skala disusun mengacu pada aspek minat berwirausaha yang dikemukakan oleh Hurlock (1997) yaitu :

a. Aspek Perhatian

Yaitu adanya sesuatu yang menarik individu untuk berinovasi, berkreatif dan memperoleh peluang usaha. Apabila individu tertarik dengan sesuatu kegiatan yaitu kegiatan wirausaha maka yang bersangkutan akan melakukan kegiatan tersebut.


(49)

b. Aspek Kemauan

Adanya dorongan untuk mencoba berusaha secara mandiri dan berani menghadapi resiko dan adanya keyakinan pada diri sendiri.

c. Aspek Kesenangan

Kegiatan yang dilakukan memperoleh penghargaan, dan prestasi. Apabila suatu kegiatan memperoleh penghargaan dan dukungan orang lain maka akan mendorong individu untuk melakukan kegiatan tersebut dengan senang hati, dalam hal ini adalah kegiatan kewirausahaan. Kesenangan merupakan aspek yang mempengaruhi minat saat hasil diperoleh.

d. Aspek Aktivitas

Merupakan kegiatan yang dilakukan ketika waktu luang untuk mencari tambahan pengetahuan dan ketrampilan.

Aspek – aspek ini merupakan dasar untuk menyusun item – item favourable dan unfavourable dalam skala minat berwirausaha pada etnis Tionghoa.


(50)

No

Tabel 1. Blue Print Skala Minat Berwirausaha (Sebelum Uji Coba)

Aspek dan Indikator

Nomor Aitem

Jumlah

Favo Unfavo

1

Aspek Perhatian

-Perilaku yang menunjukan adanya perhatian dan ketertarikan untuk

berwirausaha 4 4 8

2

Aspek Kemauan

-Perilaku yang menunjukan timbul niat atau dorongan untuk memulai

berwirausaha, dan berani mengambil resiko serta yakin pada diri sendiri.

4 4

8

3

Aspek

Kesenangan

-Perilaku yang menunjukkan adanya kesenangan untuk memulai wirausaha untuk mendapatkan penghargaan atau hasil yang baik untuk diri sendiri.

4 4 8

4

Aspek Aktivitas

-Perilaku yang menunjukkan bahwa individu mengisi waktu luang dengan mencari tambahan pengetahuan dan keterampilan untuk berwirausaha

4 4

8

Total 16 16 32

Keterangan :

F = Favourabel U = Unfavorabel

Tiap – tiap aspek dalam skala ini terdiri dari dua jenis pernyataan yaitu pernyataan yang mendukung konsep minat berwirausaha atau favourable dan pernyataan yang tidak mendukung konsep minat berwirausaha atau unfaourable. Model skala Minat Berwirausaha ini menggunakan likert. Aitem terdiri dari


(51)

pernyataan dengan pilihan lima alternatif yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N) Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Untuk aitem favorable, pilihan SS = 5, pilihan S = 4, pilihan N = 3 TS = 2, dan pilihan STS = 1. Sedangkan untuk aitem yang unfavorable pilihan SS = 1, pilihan S = 2, pilihan N = 3, TS = 4 dan STS = 5 Skor skala ini menunjukkan bahwa semakin tinggi skor jawaban maka semakin tinggi minat berwirausaha pada etnis Tionghoa.

2. Skala Persepsi terhadap Dukungan Sosial

Skala ini digunakan untuk mengungkap persepsi terhadap dukungan sosial. Skala disusun mengacu pada aspek minat berwirausaha yang dikemukakan oleh House dan Umberson (1988) mengatakan ada 4 (empat) dimensi dukungan sosial yaitu dukungan instrumental, dukungan informasional, dukungan penghargaan dan dukungan emosional.

a. Dukungan Instrumental

Dukungan instrumental adalah dukungan berupa bantuan dalam bentuk nyata atau dukungan material. Dukungan ini mengacu pada penyediaan benda-benda dan layanan untuk memecahkan masalah praktis, meliputi aktivitas-aktivitas seperti penyediaan benda-benda, misalnya alat-alat kerja, meminjamkan atau memberikan uang dan membantu menyelesaikan tugas-tugas praktis.

b. Dukungan Informasional

Dukungan informasional adalah dukungan berupa pemberian informasi yang dibutuhkan oleh individu. Dukungan ini meliputi pemberian informasi yang


(52)

dapat membantu individu dalam mengevaluasi performance pribadinya dan dukungan ini dapat berupa pemberian informasi, saran, nasehat, dan bimbingan.

c. Dukungan Penghargaan

Dukungan penghargaan adalah dukungan yang terjadi bila ada ekspresi penilaian yang positif terhadap individu. Mencakup dukungan yang terjadi lewat ungkapan hormat (penghargaan) positif untuk orang tersebut.

d. Dukungan Emosional

Dukungan emosi adalah dukungan yang berhubungan dengan hal yang bersifat emosional atau menjaga keadaan emosi, afeksi/ekspresi. Tipe dukungan ini lebih mengacu kepada pemberian semangat, kehangatan, cinta, kasih, dan emosi. Dukungan ini juga mencakup ungkapan empati, kepedulian terhadap orang yang bersangkutan.

Dimensi - dimensi ini merupakan dasar untuk menyusun item – item favourable dan unfavourable dalam skala persepsi terhadap dukungan sosial.


(53)

No

Tabel 2. Blue Print Skala Persepsi terhadap Dukungan Sosial (Sebelum Uji Coba)

Aspek dan Indikator

Nomor Aitem

Jumlah Favo Unfavo

1

Dukungan Instrumental

-Perilaku yang menunjukkan adanya dukungan berupa bantuan dalam bentuk nyata atau dukungan material, seperti: alat -alat kerja, meminjamkan atau memberikan uang dan membantu menyelesaikan tugas-tugas praktis.

4 4 8

2

Dukungan Informasional

-Perilaku yang menunjukkan dukungan berupa pemberian informasi yang dibutuhkan oleh individu. Dukungan ini dapat berupa pemberian informasi, nasehat, dan bimbingan.

4 4

8

3

Dukungan Penghargaan

- Perilaku yang menunjukan apresiasi seperti dukungan berupa pujian dan

gagasan positif. 4 4 8

4

Dukungan Emosional

-Perilaku yang menunjukkan ungkapan empati, kepedulian terhadap individu

4 4 8

Total 16 16 32

Keterangan :

F = Favourabel U = Unfavorabel

Tiap – tiap aspek dalam skala ini terdiri dari dua jenis pernyataan yaitu pernyataan yang mendukung konsep persepsi terhadap dukungan sosial atau


(54)

favourable dan pernyataan yang tidak mendukung konsep persepsi terhadap dukungan sosial atau unfaourable. Model skala persepsi dukungan sosial ini menggunakan likert. Aitem terdiri dari pernyataan dengan pilihan lima alternatif yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N) Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Untuk aitem favorable, pilihan SS = 5, pilihan S = 4, pilihan N = 3 TS = 2, dan pilihan STS = 1. Sedangkan untuk aitem yang unfavorable pilihan SS = 1, pilihan S = 2, pilihan N = 3, TS = 4 dan STS = 5 Skor skala ini menunjukkan bahwa semakin tinggi skor jawaban maka semakin positif persepsi dukungan sosial.

F. VALIDITAS, RELIABILITAS, DAN UJI DAYA BEDA AITEM 1. Validitas Alat Ukur

Suatu alat ukur dapat dikatakan baik apabila alat ukur tersebut valid dan reliabel. Validitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur betul-betul mengukur apa yang hendak diukur (Azwar, 2000). Untuk mengetahui apakah skala psikologi mampu menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan ukurnya, diperlukan suatu pengujian validitas. Suatu alat tes atau instrumen pengukuran dapat dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut (Azwar, 2005).

Penelitian ini menggunakan validitas isi. Validitas isi terdiri dari face validity dan content validity. Face validity adalah validitas didasarkan pada penilaian terhadap format tampilan tes. Face validity ini mengacu pada bentuk


(55)

dan penampilan suatu alat ukur. Face validity telah terpenuhi apabila penampilan tes telah meyakinkan dan memberikan kesan mampu mengungkap apa yang hendak diukur. Content validity berkaitan dengan kemampuan suatu alat ukur untuk mengukur isi atau variabel yang hendak diukur. Pengujian validitas dilakukan dengan pendapat professional judgement dari sejumlah penilai yang memiliki kompetensi dalam bidang yang hendak diteliti. Hasil penilaian kemudian diuji dengan koefisien validitas isi Aiken’s V, yang memiliki rentang nilai antara 0 sampai dengan 1,00 (Azwar, 2012). Hasil penilaian aitem dengan menggunakan Aiken’s V pada variable minat berwirausaha adalah berkisar antara 0,3125 sampai 0,6875 dan pada variable persepsi terhadap dukungan sosial yaitu berkisar antara 0,3125 sampai 0,75.

2. Reliabilitas alat ukur

Reliabilitas mengacu kepada konsistensi atau kepercayaan hasil ukur yang mengandung makna kecermatan pengukuran (Azwar, 2005). Uji reliabilitas alat ukur menggunakan pendekatan konsistensi internal dengan prosedur hanya memerlukan satu kali penggunaan tes kepada sekelompok individu sebagai subjek. Pendekatan ini dipandang ekonomis, praktis dan berefisiensi tinggi (Azwar, 2005). Teknik yang digunakan adalah teknik reliabilitas Alpha dari Cronbach.

3. Uji Daya Beda Aitem

Uji daya beda aitem dilakukan untuk melihat sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu yang memiliki atribut dengan yang tidak memiliki


(56)

atribut yang diukur. Dasar kerja yang digunakan dalam analisis aitem ini adalah dengan memilih aitem-aitem yang fungsi ukurnya selaras dengan fungsi ukur tes atau memilih aitem yang mengukur hal yang sama dengan yang diukur oleh tes sebagai keseluruhan (Azwar, 1999). Pengujian daya beda aitem dilakukan dengan komputasi koefisien korelasi antara distribusi skor pada aitem dengan suatu kriteria yang relevan yaitu skor total tes itu sendiri dengan menggunakan koefisien korelasi Pearson Product Moment atau yang dikenal dengan indeks daya beda aitem (Azwar, 2000).

G. HASIL UJI COBA ALAT UKUR 1. Skala Minat Berwirausaha

Uji coba dilakukan di Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara dengan menggunakan sampel yang sesuai dengan karakteristik populasi penelitian. Uji coba alat ukur melibatkan 60 orang. Dari hasil uji coba diperoleh 19 aitem dengan reliabilitas skala sebesar 0,955 dan corrected item-total correlation yang sahih bergerak dari rxx = 0,415 hingga rxx = 0,849. Distribusi aitem setelah uji coba dapat dilihat pada tabel 3 berikut:


(57)

No

Tabel 3. Blue Print Skala Minat Berwirausaha (Setelah Uji Coba)

Aspek

Nomor Aitem

Jumlah

Favo Unfavo

1

Aspek Perhatian

-Perilaku yang menunjukan adanya perhatian dan ketertarikan untuk

berwirausaha 3 2

5

2

Aspek Kemauan

-Perilaku yang menunjukan timbul niat atau dorongan untuk memulai

berwirausaha, dan berani mengambil resiko serta yakin pada diri sendiri.

2 3 5

3

Aspek

Kesenangan

-Perilaku yang menunjukkan adanya kesenangan untuk memulai wirausaha untuk mendapatkan penghargaan atau hasil yang baik untuk diri sendiri.

3 1 4

4

Aspek Aktivitas

-Perilaku yang menunjukkan bahwa individu mengisi waktu luang dengan mencari tambahan pengetahuan dan keterampilan untuk berwirausaha

3 2 5

Total 11 8 19

2. Persepsi terhadap Dukungan Sosial

Uji coba dilakukan di Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara dengan menggunakan sampel yang sesuai dengan karakteristik populasi penelitian. Uji coba alat ukur melibatkan 60 orang. Dari hasil uji coba diperoleh 20 aitem dengan reliabilitas skala sebesar 0,937 dan corrected item-total correlation yang sahih bergerak dari rxx = 0,453 hingga rxx = 0,847. Distribusi aitem setelah uji coba dapat dilihat pada tabel 4 berikut:


(58)

No

Tabel 4. Blue Print Skala Persepsi terhadap Dukungan Sosial (Setelah Uji Coba)

Aspek

Nomor Aitem

Jumlah

Favo Unfavo

1

Dukungan Instrumental

-Perilaku yang menunjukkan adanya dukungan berupa bantuan dalam bentuk nyata atau dukungan material, seperti: alat -alat kerja, meminjamkan atau memberikan uang dan membantu menyelesaikan tugas-tugas praktis.

3 2

5

2

Dukungan Informasional

-Perilaku yang menunjukkan

dukungan berupa pemberian informasi yang dibutuhkan oleh individu.

Dukungan ini dapat berupa pemberian informasi, nasehat, dan bimbingan.

3 2

5

3

Dukungan Penghargaan

-Perilaku yang menunjukan apresiasi seperti dukungan berupa pujian dan

gagasan positif. 3 2

5

4

Dukungan Emosional

-Perilaku yang menunjukkan uangkapan empati, kepedulian

terhadap individu 3 2 5

Total 12 8 20

H. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Prosedur pelaksanaan penelitian terdiri dari 3 tahap. Ketiga tahap tersebut adalah tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap pengolahan data.

1. Tahap Persiapan Penelitian

Pada tahap ini, peneliti memiliki langkah-langkah yang dilakukan, yaitu:


(59)

1) Membuat alat ukur yang terdiri dari skala Minat Berwirausaha dan skala Persepsi terhadap Dukungan Sosial yang dibuat berdasarkan teori yang telah diuraikan.

2) Untuk skala Minat Berwirausaha peneliti membuat 32 aitem dan untuk skala Persepsi Dukungan Sosialsebanyak 32 aitem.

3) Skala dibuat skala Minat Berwirausaha dan skala Persepsi Dukungan Sosial dalam bentuk buku yang terdiri dari lima alternatif pilihan jawaban, disamping pernyataan telah disediakan tempat untuk menjawab sehingga memudahkan subjek dalam memberikan jawaban.

4) Setelah kedua skala selesai dibuat, maka aitem-aitem yang telah dibuat akan ditelaah dengan analisis rasional dari profesional judgement.

5) Peneliti kemudian melakukan uji coba (try out) terhadap etnis tionghoa. Uji coba ini bertujuan untuk menseleksi aitem yang benar-benar sesuai dengan variabel yang hendak diukur.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Setelah peneliti melakukan uji coba, merevisi alat ukur dan telah menyusun kembali aitem-aitem yang diterima pada saat uji coba, maka peneliti mengambil data penelitian dengan menyebarkan skala Minat Berwirausaha dan Persepsi terhadap Dukungan Sosialyang telah direvisi kepada 100 etnis tionghoa.


(60)

3. Tahap Pengolahan Data

Setelah diperoleh data dari masing-masing subyek penelitian, maka untuk pengolahan data selanjutnya, diolah dengan menggunakan SPSS for windows 19.0 version.

I. Metode Analisis Data

Analisis yang digunalan pada penelitian ini adalah analisis statistik dengan bantuan program SPSS versi 19.0 for windows .Metode analisis penelitian ini adalah metode korasional untuk melihat pengaruh antara kedua variabel, yaitu metode korelasi Pearson Product Moment. Sebelum dilakukan analisis data terlebih dahulu dilakukan uji asumsi penelitian, yaitu:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah data yang dianalisis sudah terdistribusi sesuai dengan prinsip–prinsip distribusi normal agar dapat digeneralisasikan terhadap populasi. Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan untuk membuktikan bahwa data semua variabel yang berupa skor–skor yang diperoleh dari hasil penelitian tersebar sesuai dengan kaidah normal. Pada penelitian ini Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan program komputer SPSS versi 19.0 for windows. Kolmogorov-Smirnov adalah suatu uji yang memperhatikan tingkat kesesuaian antara distribusi serangkaian harga sampel (skor yang diobservasi) dengan suatu distribusi teoritis tertentu.


(61)

Kaidah normal yang digunakan adalah jika p≥0,05 maka sebarannya dinyatakan normal dan sebaliknya jika p<0,05 maka sebarannya dinyatakan tidak normal (Hadi, 2000).

2. Uji Linieritas

Uji linieritas hubungan untuk mengetahui linier atau tidaknya hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung serta untuk mengetahui signifikansi penyimpangan dari linieritas hubungan tersebut. Apabila penyimpangan tersebut tidak signifikan maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung dinyatakan linier.

Uji linieritas ini dilakukan dengan menggunakan analisis statistik test for linearity dengan bantuan program komputer SPSS versi 19.0 for windows. Kaidah yang digunakan untuk mengetahui linier atau tidaknya hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung adalah jika p < 0,05 maka hubungannya antara variabel bebas dengan variabel tergantung dinyatakan linier, sebaliknya jika p > 0,05 berarti hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung dinyatakan tidak linier (Hadi, 2000).


(62)

BAB IV

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan mengenai keseluruhan hasil penelitian sesuai dengan data yang diperoleh. Pembahasan diawali dengan memberikan gambaran umum subjek penelitian, hasil utama yang turut memperkaya hasil penelitian yang kemudian dilanjutkan dengan pembahasan hasil penelitian.

A. Gambaran Umum Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini berjumlah 100 orang yang berjenis kelamin Pria dan Wanita. Berdasarkan data yang diperoleh, berikut akan dipaparkan data subjek penelitian berdasarkan usia, jenis kelamin, dan status pekerjaan.

1. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Usia

Berdasarkan usia subjek penelitian, maka diperoleh gambaran penyebaran subjek seperti yang tertera pada tabel 5.

Tabel 5. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Usia Usia (tahun) Jumlah (N) Persentase (%)

17-20 19 19,0%

21-40 81 81,0%

Total 100 100%

Berdasarkan teori perkembangan yang dikemukakan oleh Hurlock (2004), maka rentang usia 17-20 tahun dinamakan periode remaja akhir, 21 – 40 tahun dinamakan periode masa dewasa awal, sedangkan rentang usia 41 – 60 tahun dinamakan periode masa dewasa madya dan 60 tahun ke atas dinamakan masa


(63)

tua. Sehingga dapat disimpulkan bahwa subjek yang paling banyak adalah berusia 21-40 tahun (dewasa awal) sebanyak 81 orang (81%), sedangkan paling sedikit subjek berusia 17 – 20 (remaja akhir) yaitu sebanyak 19 orang (19%).

2. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan pendidikan subjek penelitian, maka diperoleh gambaran penyebaran subjek seperti yang tertera pada tabel 6.

Tabel 6. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah (N) Persentase (%)

Pria 48 48,0%

Wanita 52 52,0%

Total 100 100%

Dari tabel 2 dapat diketahui bahwa mayoritas subjek penelitian adalah wanita. Subjek wanita berjumlah 52 orang (52%) sedangkan subjek pria berjumlah 48 orang (48%).

3. Gambaran Subjek Penelitian Status Pekerjaan

Berdasarkan status pekerjaan, maka diperoleh gambaran penyebaran subjek seperti yang tertera pada tabel 7.

Tabel 7. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Status Pekerjaan Status Pekerjaan Jumlah (N) Persentase (%)

Pegawai 55 55,0%

Mahasiswa 32 32,0%

Dan Lain-Lain 13 13,0%


(64)

Dari tabel 7 dapat dilihat bahwa jumlah subjek yang paling banyak dengan status pekerjaan, pegawai yaitu 55 orang (55%). Sedangkan, subjek dengan status mahasiswa berjumlah 32 orang (32%) dan subjek dengan status dan lain-lain (Ibu rumah tangga dan Job Seeker) berjumlah 13 orang (13%).

B. Hasil Penelitian 1. Hasil Uji Asumsi

Uji asumsi harus dilakukan terlebih dahulu sebelum peneliti melakukan analisa data. Uji asumsi yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data penelitian kedua variabel terdistribusi secara normal. Uji normalitas ini dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Jika p > 0,05 maka sebarannya dinyatakan normal dan sebaliknya jika p < 0,05 maka sebarannya dinyatakan tidak normal (Hadi, 2002). Hasil uji normalitas dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 8 berikut :


(65)

Tabel 8. Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Minat Berwirausaha

Persepsi Terhadap Dukungan

Sosial

N 100 100

Normal Parametersa,b Mean 75.93 78.93

Std. Deviation 6.254 7.182

Most Extreme Differences Absolute .089 .127

Positive .069 .127

Negative -.089 -.094

Kolmogorov-Smirnov Z .888 1.266

Asymp. Sig. (2-tailed) .409 .081

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Dari hasil analisa pada tabel 8, Kolmogorov-Smirnov Z yang diperoleh variabel minat berwirausaha adalah sebesar 0.888 dengan nilai p sebesar 0,409 dan nilai Kolmogorov-Smirnov Z variabel persepsi terhadap dukungan sosial adalah 1,266 dengan p sebesar 0,081. Menurut Hadi (2002) jika nilai p > 0,05 maka data tersebut berdistribusi normal. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa data penelitian telah terdistribusi secara normal.

b. Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah data variabel persepsi terhadap dukungan sosial berkorelasi dengan data variabel minat berwirausaha. Uji linearitas dilakukan dengan menggunakan test for linearity yang dapat dilihat pada tabel 9.


(66)

Tabel 9. Hasil Uji Linearitas ANOVA Table

Sum of

Squares Df

Mean

Square F Sig. Minat Berwirausaha * Persepsi Terhadap Dukungan Sosial Between Groups

(Combined) 2542.073 29 87.658 4.612 .000 Linearity 1504.211 1 1504.21

1 79.14 3 .000 Deviation from Linearity

1037.862 28 37.066 1.950 .013

Within Groups 1330.438 70 19.006

Total 3872.510 99

Dari hasil analisa pada tabel 10, didapatkan nilai F = 79,143 dan nilai p pada kolom linearity sebesar 0,000 < 0,05 dan pada kolom deviation from linearity sebesar 0,013 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel persepsi terhadap dukungan sosial memiliki hubungan linear dengan variabel minat berwirausaha.

2. Hasil Utama

Sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu untuk melihat hubungan antara Persepsi terhadap Dukungan Sosial dengan Minat Berwirausaha pada etnis tionghoa, maka hipotesa pada penelitian ini adalah ” Ada hubungan Persepsi terhadap Dukungan Sosial dengan Minat Berwirausaha pada etnis tionghoa. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 10 berikut :


(67)

Tabel 10. Correlations

Minat Berwirausaha

Persepsi Terhadap Dukungan

Sosial Minat Berwirausaha Pearson

Correlation

1 .623**

Sig. (1-tailed) .000

N 100 100

Persepsi Terhadap Dukungan Sosial

Pearson Correlation

.623** 1

Sig. (1-tailed) .000

N 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

Jika nilai signifikansi <0,05 maka terjadi hubungan yang signifikan, sebaliknya jika nilai >0,05 maka tidak ada hubungan yang signifikan (Field,2009). Dari hasil analisa data dan perhitungan korelasi dengan menggunakan pearson product moment diperoleh korelasi �y = 0,623 dan P = 0,000 pada level 0,01 dengan hipotesa 2 arah. Hal ini berarti ada hubungan yang signifikan antara persepsi terhadap dukungan sosial dengan minat berwirausaha pada etnis tionghoa. Koefisien determinan (r²) yang diperoleh dari hubungan persepsi terhadap dukungan sosial dengan minat berwirausaha pada etnis tionghoa adalah 0,388 (r² = 0, 388). hal ini menunjukkan bahwa peranan persepsi terhadap dukungan sosial dengan minat berwirausaha adalah sebesar 38,8 % sedangkan sisanya di pengaruhi oleh variabel lain.


(1)

Identitas Subjek Penelitian

Nama Usia Jenis Kelamin Status Pekerjaan

Anita 18 Wanita Pegawai

Rika 25 Wanita Karyawati

Surya 19 Pria Karyawan

Darwin 24 Pria Karyawan

Alex 20 Pria Karyawan

Rose 21 Wanita Js

Irwan Chandra 22 Pria Admin/Pegawai

Pratama 26 Pria Pegawai

Veronica 26 Wanita Pegawai Swasta

Verawati 19 Wanita Pegawai

Shan 20 Pria Mahasiswa

Oktinawati 25 Wanita Ibu Rumah Tangga

Ricky 19 Pria Mahasiswa

C.L 31 Wanita Ibu Rumah Tangga

Billy 24 Pria Pegawai Bank

T.K 35 Pria Guru

Rio 23 Pria Pegawai Swasta

Faria 23 Wanita Pegawai Swasta

Sony Tan 35 Pria Pegawai Bank

Lis 18 Wanita Mahasiswa

Nancy Leo 23 Wanita Mahasiswa


(2)

Toto Chandra 30 Pria Pegawai Swasta

Mei Xiang 19 Wanita Mahasiswa

David Leo 29 Pria Pegawai

Ajon Tan 25 Pria Pegawai Swasta

Jeremia 23 Pria Pns

Jimmy 18 Pria Mahasiswa

Ayu Tania 19 Wanita Mahasiswa

Hataro 29 Pria Pegawai Swasta

I.D 22 Wanita Mahasiswa

Wilson 19 Pria Mahasiswa

E.R 29 Pria Guru/Tutor

J.W 21 Pria Mahasiswa

J.S 21 Pria Mahasiswa

Christine 21 Wanita Mahasiswa

C.J 21 Wanita Mahasiswa

Joshua 21 Pria Mahasiswa

A.C 21 Wanita Mahasiswa

Myarest 25 Wanita Ibu Rumah Tangga

Lsil 23 Pria Karyawan Swasta

Andy 23 Pria Mahasiswa

Tasy 19 Wanita Mahasiswa

Sl 23 Pria Pegawai Swasta


(3)

L 25 Wanita Pegawai Swasta

Linsa 25 Wanita Karyawati

Ruzy Lee 28 Pria Pegawai Swasta

Tanya 21 Wanita Mahasiswa

D 22 Pria Pegawai Swasta

Victor 22 Pria Pegawai Swasta

Jenny Halim 27 Wanita Pegawai Bank

Henny 24 Wanita Pegawai Swasta

Freddy 24 Pria Karyawan

J 26 Wanita Pegawai Swasta

Evelyn 22 Wanita Js

Mellisa 24 Wanita Pegawai Swasta

Larony 25 Pria Pegawai Swasta

Wenny 27 Wanita Pegawai Swasta

V 21 Wanita Pegawai Swasta

S 21 Wanita Pegawai Swasta

Fernando 25 Pria Js

Melisa Tao 22 Wanita Js

Dionesa 23 Wanita Mahasiswa

Michael 26 Pria Js

Wl 28 Wanita Js

Indra Setia 25 Pria Pegawai Swasta


(4)

S.B 23 Pria Pegawai Swasta

Ronny 22 Pria Pegawai Swasta

Siska 23 Wanita Pegawai Bank

Meilani 24 Wanita Pegawai Swasta

F 21 Wanita Js

Leon 26 Pria Pegawai Bank

Risa 22 Wanita Pegawai Bank

Anastasya 20 Pria Mahasiswa

Leo 27 Pria Pegawai Swasta

Rudy 25 Pria Pegawai Swasta

Lisa 24 Wanita Js

Clara 24 Wanita Pegawai Bank

Jilly 22 Wanita Mahasiswa

W 23 Pria Pegawai Swasta

Rhr 25 Wanita Pegawai

Westley 22 Pria Mahasiswa

Dardodo 27 Pria Pegawai Bank

Janice 18 Wanita Mahasiswa

Dc 23 Pria Pegawai Bank

An 21 Wanita Mahasiswa

Dy 19 Wanita Pegawai Bank

Cu 22 Wanita Mahasiswa

Vn 23 Wanita Mahasiswa


(5)

Wisely 18 Pria Mahasiswa

Alex 24 Wanita Pegawai Swasta

Stephanie 21 Wanita Mahasiswa

Richard Simba 18 Pria Mahasiswa

Merry 24 Wanita Pegawai Swasta

Anabelle 22 Wanita Pegawai Bank

Prada 21 Pria Mahasiswa


(6)

Dokumen yang terkait

Hubungan Prasangka Dengan Trust Pada Pengusaha Etnis Tionghoa Terhadap Karyawan Etnis Pribumi

1 48 115

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Minat Berwirausaha pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 4 14

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Minat Berwirausaha pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 3 18

PENDAHULUAN Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Minat Berwirausaha pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 5 8

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP DUKUNGAN SOSIAL DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI Hubungan Antara Persepsi Terhadap Dukungan Sosial Dengan Motivasi Berpretasi Pada Karyawan.

0 1 16

Hubungan Persepsi Terhadap Dukungan Sosial Dengan Minat Berwirausaha Pada Etnis Tionghoa

1 1 77

BAB II LANDASAN TEORI A. Minat Berwirausaha 1. Definisi Minat Berwirausaha - Hubungan Persepsi Terhadap Dukungan Sosial Dengan Minat Berwirausaha Pada Etnis Tionghoa

0 0 18

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Hubungan Persepsi Terhadap Dukungan Sosial Dengan Minat Berwirausaha Pada Etnis Tionghoa

0 0 9

Hubungan Persepsi Terhadap Dukungan Sosial Dengan Minat Berwirausaha Pada Etnis Tionghoa

0 1 13

HUBUNGAN ANTARA IDENTITAS SOSIAL MAHASISWA ETNIS JAWA DENGAN PRASANGKA TERHADAP ETNIS TIONGHOA - Unika Repository

0 0 8