Effect of Method Learning simulation to the Student Results on Subjects of PAI at Junior High School 3 Tangerang South..

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SIMULASI
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN PAI
DI SMP NEGERI 3 TANGERANG SELATAN
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh :
UNI FADHILLAH
NIM 1110011000001

Oleh:
Uni Fadhillah
Nim:1110011000001

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014


LEMBAR PENGESAHAN SKRIPST
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN
SIMIILASI TERIIADAP HASIL BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN PAI
DI SMP NEGERI3 TAIIGERANG SELATAII
Skripsi ini Diajukan Kepada Fakultas Ilmu TarbiVah Dan Keguruan Untuk
Memenuhi Persyaratan Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.D

Oleh:

Uni Fadhillah

NIM: 1110011000001

Menyetujui,
Pembimbing

Tanenii. MA


IIIP :19720712199803 I

004

JT]RUS$[ PENDIDIKAI\ AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGT'RUAI\
UNTYERSITAS ISLAM IYEGERI

SYARIF HIDAYATULLAIT

JAKARTA
2014

LBMBAR PENGESAHAN PENGUJI
Skripsi berjudul "Pengaruh Metode Pembelajaran Simulasi terhadap Hasil

Belajar Siswa pada Mata Pelajaran PAI di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan"
diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam ujian

munaqasah pada tanggal 10 Desember 2014 dihadapan dewan penguji. Oleh
karena itu penulis berhak memperoleh gelar sarjana

Sl

(S.Pd.I) dalam bidang

Pendidikan Agama Islam.
Jakarta, 10 Desember 2014
Panitia Ujian Munaqasah
Tanggal
Ketua Panitia (Ketua Jurusan PAI)

(Dr. H. AbdLrl Majid Khon. M. Ag)
NIP.19580707 198703 I 005
Sekretaris (Sekretaris Jtlrusan PAI)
(M arh a Dah Ja.!sh,-LqM.

A)


7

fi-q'il

?"

NIP, 19720313 200801 2 010

f*

.L DI

Penguji I

(Dr. Dimyati. MA)
NrP. 19640704 199303 1 003
Penguji II

|sjli xhqdr4h-MA)
NrP. 19700727 199703 2004


1$

\2- 2ot1

Mengetahui

l)ekan Fakultas IlmLr Tarbiyah dan Keguruan

NrP. 19591020 198603 2

001

SURAT PERNYATAAIY KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama

Uni Fadhillah

NIM


I I 1001 1000001

Jurusan

Pendidikan Agama Islam

Angkatan

2010

Alamat

Jl. Kebagusan Raya Rt. 10 Rw. 07 Kel.Ragunan, Kec. Pasar

Minggu, Jakarta Selatan

MEI\'YATAKAI{ DENGAII SESUNGGUHI\TYA
Bahwa skripsi yang berjudul "Pengaruh metode pembelajaranSimulasi terhadap
hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan"

adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:

Nama
NIP

: Tanenji,

MA

:19720712199803

1 004

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya
siap menerima segala konse kuensi apabila temyata skripsi ini bukan hasil karya
sendiri.

Jakart4 1 8 Desember 2014
Yang menyatakan,


NrM. 111001100000r

ABSTRAK
Uni Fadhillah. NIM 1110011000001. Pengaruh Metode Pembelajaran
Simulasi terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran PAI di SMP
Negeri 3 Tangerang Selatan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Metode
pembelajaran Simulasi terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI di
SMP Negeri 3 Tangerang Selatan. Metode yang digunakan adalah metode kuasi
eksperimen. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa
kelasVIII-9 dan kelas VIII-6SMP Negeri 3 Tangerang Selatan. Kelas VIII-9
sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan metode Simulasi dan siswa VIII-6
sebagai kelas kontrol dengan menggunakan metode Student Teams Achievement
Division (STAD). Instrument yang digunakan adalah tes hasil belajar. Soal tes
hasil belajar yang digunakan sebanyak 30 soal berbentuk pilihan ganda dan
setelah melalui proses uji validitas, terdapat 21 soal yang valid dengan reliabilitas
0,88 dan termasuk kategori tinggi atau dengan kata lain instrumen ini layak
digunakan dalam penelitian. Teknik analisis data menggunakan metode statistik
uji “t” (uji beda), untuk menguji hipotesis penelitian dilakukan konsultasi pada
tabel distribusi “t” pada taraf signifikansi 0,05%.

Temuan hasil penelitian ini adalah adanya pengaruh penggunaan metode
Simulasi terhadap hasil belajar PAI siswa. Hal ini ditunjukan dari hasil pengujian
hipotesis dengan menggunakan uji-t diperoleh nilai thitung > ttabel yaitu 2,4 >2,021
dengan taraf signifikasi 0,05 %. Selain itu di lihat dari hasil perhitungan post test
kelas eksperimen yang menggunakan metode Simulasi (nilai rata-rata 89)
menunjukan nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang
menggunakan metode Student Teams Achievement Division (STAD) (nilai ratarata 87). Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran
Simulasi berpengaruh terhadap hasil belajar PAI siswa.
Kata kunci: Metode Simulasi, Hasil Belajar PAI.

i

ABSTRACT
Uni Fadhillah. NIM 1110011000001. Effect of Method Learning simulation to
the Student Results on Subjects of PAI at Junior High School 3 Tangerang
South..
One characteristic of batik from Cirebon are not found anywhere else is the
motive of "Mega Clouds", which is shaped like a cloud motif lumpy which usually
form a frame on the main picture. Class VIII-9 as an experimental class using
simulation and the student class VIII-6 as a control by using a Student Teams

Achievement Division (STAD). Instrument used is the achievement test.
Achievement test used by 30 multiple choice questions of the test there are 21
questions were valid and reliability 0.88 including high category or in other
words, these instruments are fit for use in research. Analysis using statistical
methods test "t" (difference test), to test the hypothesis of the research carried out
consultation on distribution table "t" at the significance level of 0.05%.
The findings of this research is the influence of the use of methods of Group
Investigation on learning outcomes of students of PAI. It is shown from the results
of hypothesis testing using t-test obtained tcount> ttable ie 2,4 > 2.021 with a
significance level of 0.05%. In addition, in view of the results of post-test
calculations using the experimental class were simulation (average value 89)
showed higher values than the control class that uses Student Teams Achievement
Division (STAD) method (average value 87). From this study it can be concluded
that the method of teaching in the simulation effect on student learning outcomes
PAI.
Keywords: Method simulation, Learning Outcomes, PAI.

KATA PENGANTAR
Asalamu’alaikum Wr.Wb wr.wb
Al-hamdulillahi rabibbil-‘aalamiin. Puji syukur saya haturkan kepada Allah

SWT. atas rahmat, taufiq dan hidayah-Nya yang telah memberikan kelapangaan
kepada penulis sehinnga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Hanya
kepada-Nya penulis memohon pertolongan dan kemudahan dalam segala urusan.
Allahumma shali ‘alaa sayyidina Muhammad wa ‘alaa aali sayyidinaa
Muhammad. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada junjungan dan
suri tauladan umat manusia, Nabi Muhammad SAW, makhluk mulia yang penuh
dengan rasa cinta dan kasih sayang kepada sesama manusia dan membawa kita
pada jalan yang di ridhai Allah swt. Terimakasih yang teramat banyak kepada
kedua orang tua tercinta Ayahanda Moch Udjud dan Ibunda Suwarni, atas
segala pengorbanan dan kasih sayang yang tercurahkan, yang telah mengajarkan
penulis tentang kebaikan, arti cinta, makna kehidupan dan yang telah mendidik
penulis dengan penuh kasih sayang.
Dalam proses penyusunan skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), penulis banyak mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak, baik moril maupun materil, maka penulis
mengucapkan terima kasih juga kepada:
1.

Ibu Dr. Hj. Nurlena Rifa’i, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan.

2.

Bapak Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag. Ketua Jurusan Pendidikan Agama
Islam.

3.

Ibu Marhamah Saleh, Lc,. MA. Sekertaris Jurusan Pendidikan Agama
Islam.

4.

Bapak Tanenji, MA. Dosen Pembimbing yang selalu meluangkan waktunya
untuk membimbing dan memotivasi kepada penulis.

5.

Bapak A. Irfan Mufid, MA. Dosen Pembimbing Akademik (PA) yang selalu
meluangkan waktunya untuk membimbing dan memotivasi kepada penulis.

6.

Bapak Faza. Selaku Staf Jurusan Pendidikan Agama Islam.

iii

7.

Bapak Maryono, SE. M. M.Pd, Kepala sekolah SMP N 3 Tangerang Selatan
yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di
SMP Negeri 3 Tangerang Selatan.

8.

Ibu Chairunnisa S.Pd. Guru PAI di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan yang
telah memberikan saran dan pengarahan dalam proses pelaksanaan
pembelajaran.

9.

Adekku tersayang Chairul Anam serta mbak Yuli, Lia Elma dan Saudarasaudara ku yang selalu memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis
secara moril maupun non-moril.

10.

Sahabat-sahabat ku Septia Rahayu, Endang, Alis Arsita, Suprapti, Siti
Maesaroh, Siti Fujiati dan Yully Khusniah, Teman-teman PAI kelas A, serta
sahabat

PAI

angkatan

2010

yang

senantiasa

membantu

dalam

menyelesaikan penelitian.
11.

Adik-adik SMP Negeri 3 Tangerang Selatan yang telah mendukung proses
berjalannya penelitian.

Begitu panjang perjalanan untuk menempuh sebuah proses yang dinanti
untuk mendapatkan sebuah kebanggaan, lika-liku perjuangan, pengorbanan,
harapan dan semoga pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT, Amin.
.
Jakarta, 01 Desember 2014
Wasalam,

Uni Fadhillah

iv

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
LEMBAR PENGESAHAN
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
ABSTRAK .............................................................................................

i

KATA PENGANTAR ...........................................................................

ii

DAFTAR ISI ..........................................................................................

v

DAFTAR TABEL ..................................................................................

ix

DAFTAR GAMBAR .............................................................................

x

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................

1

B. Identifikasi Masalah ...................................................................

7

C. Pembatasan Masalah ..................................................................

8

D. Perumusan Masalah ...................................................................

8

E. Tujuan Penelitian .......................................................................

8

F. Manfaat Penelitian .....................................................................

9

BAB II KAJIAN TEORITIK,KERANGKA BERPIKIRDAN PENGAJUAN
HIPOTESIS PENELITIAN .................................................................
A. Strategi Pembelajaran Kooperatif ..............................................

11

1. PengertianStrategi PembelajaranKooperatif ........................

11

2. Karakteristik Strategi Pembelajaran Kooperatif ..................

14

3. Konsep Dasar Strategi Pembelajaran Kooperatif .................

16

4. Aturan Dasar Pembelajaran Kooperatif ...............................

16

5. Ketrampilan Pembelajaran Kooperatif ..................................

17

6. Tujuan Pembelajaran kooperatif ...........................................

18

B. Metode Pembelajaran Simulasi ...................................................

19

1. Pengertian Metode Pembelajaran Simulasi ...........................

19

2. Prinsip-prinsipMetode Pembelajaran Simulasi .....................

20

v

3. Tujuan Metode Pembelajaran Simulasi .................................

21

4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran Simulasi

21

5. Bentuk-bentuk Metode Pembelajaran Simulasi ....................

23

6. Langkah-langkah Metode Pembelajaran Simulasi ...............

23

7. Peran Guru Dalam Metode Pembelajaran Simulasi .............

25

C. Metode Pembelajaran Student Teams Achievement Division ....

25

D. Hasil Belajar Siswa ....................................................................

27

1. Pengertian Hasil Belajar .......................................................

27

2. Sasaran Evaluasi Hasil Belajar ………………………………. 28
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar ................

33

4. Kriteria Pengukuran Hasil belajar ........................................

34

E. Hakekat Pendidikan Agama Islam .............................................

35

F. Hasil Penelitian yang Relevan ...................................................

38

G. Kerangka Pikir ............................................................................

40

H. Hipotesis Penelitian ....................................................................

43

BAB III METODE PENELITIAN .....................................................
A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................

44

B. Metode dan Desain Penelitian ....................................................

44

C. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................

45

D. Variabel Penelitian .....................................................................

46

E. Teknik Pengumpulan Data .........................................................

46

F. Instrumen Penelitian ...................................................................

47

G. Uji Coba Instrumen ....................................................................

47

1. Uji Validitas .........................................................................

48

2. Uji Reliabilitas .....................................................................

49

3. Uji Taraf Kesukaran Soal .....................................................

50

4. Daya Pembeda ......................................................................

50

H. Teknis Analisis Data ..................................................................

51

1. Uji Normalitas ......................................................................

51

2. Uji Homogenitas ..................................................................

52

vi

3. Uji Hipotesis ........................................................................

53

I. Hipotesis Statistik ......................................................................

54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.....................
A. Profil SMP Negeri 3 Tangerang Selatan ....................................

55

1. Sejarah Singkat Sekolah .......................................................

55

2. Kategori Kelas ......................................................................

55

3. Identitas, Geografis, dan Sarana Prasarana ..........................

56

4. Visi, Misi dan Motto ............................................................

56

5. Guru dan Tenaga Kependidikan ...........................................

58

6. Siswa SMP Negeri 3 Tangerang Selatan .............................

60

7. Sarana dan Prasarana ............................................................

60

B. Deskripsi Data ............................................................................

62

1. Hasil Uji Validitas Soal .......................................................

62

2. Hasil Uji Reliabilitas Soal ...................................................

63

3. Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal .......................................

63

4. Hasil Uji Daya Pembeda Soal .............................................

63

C. Kegiatan Pembelajaran ...............................................................

64

1. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran pada Kelas
Eksperimen (MetodePembelajaran Simulasi) ......................

64

2. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran pada Kelas Kontrol
(Metode Pembelajaran Student Teams Achievement Division) 65
D. Deskriptif Data ...........................................................................

66

1. Data Hasil Belajar PAI Siswa ..............................................

66

2. Perbandingan Hasil Pre-test dan Post test Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol ................................................................

77

3. Hasil post test kelas eksperimen dan kelas kontrol ...............

79

E. Pengujian Persyaratan Analisis ..................................................

80

F. Uji Homogenitas ........................................................................

81

G. Pengujian hipotesis dan pembahasan .........................................

82

1. Uji Hipotesis Penelitian .......................................................

82
vii

H. Keterbatasan penelitian . .............................................................

82

BAB V PENUTUP ................................................................................
A. Kesimpulan ................................................................................

83

B. Saran ...........................................................................................

84

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................

85

LAMPIRAN-LAMPIRAN

viii

DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Diagram frekuensi nilai pre-tes kelas ekperimen . ............ 70
Gambar 4.2 Diagram frekuensi nilai pre- tes kelas kontrol .................. 73
Gambar 4.3 Diagram frekuensi nilai post-tes kelas kontrol. ................. 76
Gambar 4.4 Diagram frekuensi nilai post-tes kelas ekperimen. ............ 78
Gambar 4.5 Diagram frekuensi hasil pre-test kelas eksperimen dan kelas
kontrol . ................................................................................................... 80
Gambar 4.6 Diagram frekuensi hasil post test kelas eksperimen dan kelas
kontrol . ................................................................................................... 81

x

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1

Tabel desain penelitian pre-test dan post test kontrol group design
.........................................................................................

47

Tabel 3.2

Tabel matrik variable . .....................................................

48

Tabel 3.3

Tabel kriteria reliabilitas soal .........................................

51

Tabel 4.1

Tabel daftar Kepala Sekolah SMP N 3 Tangerang Selatan 57

Tabel 4.2

Tabel jenjang Pendidikan dan Status Guru ....................

60

Tabel 4.3

Tabel data Jumlah Guru dan Statusnya ..........................

61

Tabel 4.4

Tabel jenjang Pendidikan (TU) dan Statusnya ...............

61

Tabel 4.5

Tabel tenaga Perpustakaan dan Laboratorium ...............

62

Tabel 4.6

Tabel jumlah Siswa SMP Negeri 3 Tangerang Selatan...

62

Tabel 4.7

Tabel sarana dan Prasarana ............................................

63

Tabel 4.8

Tabel klasifikasi tingkat kesukaran butir soal ................

66

Tabel 4.9

Tabel klasifikasi tingkat daya pembeda .........................

66

Tabel 4.10

Tabel nilai Hasil pre-tes eksperimen ..............................

69

Tabel 4.11

Tabel disribusi hasil pre-tes ekperimen ..........................

71

Tabel 4.12

Tabel nilai hasil pre-tes kontrol ......................................

71

Tabel 4.13

Tabel disribusi hasil nilai pre-tes kontrol .......................

73

Tabel 4.14

Tabel nilai Hasil post-tes eksperimen .............................

74

Tabel 4.15

Tabel disribusi hasil nilai pos-tes ekperimen .................

76

Tabel 4.16

Tabel nilai post-tes kontrol .............................................

77

Tabel 4.17

Tabel disribusi hasil post-tes ekperiimen .......................

79

Tabel 4.18

Tabel keterangan diagran hasil pre-tes kelas ekperimen dan
kontrol..............................................................................

Tabel 4.19

80

Tabel keterangan diagran hasil post-tes kelas ekperimen dan
Kontrol .............................................................................

82

Tabel 4.20.

Tabel hasil uji normalitas pre-tes ekperimen dan kontrol

82

Tabel 4.21

Tabel hasil uji normalitas post-tes ekperimen dan kontrol

83

Tabel 4.22

Tabel hasil uji homogenitas ............................................

83

Tabel 4.23

Tabel hasil Uji Homogenitas Post-test ...........................

84

ix

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan
merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui
proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 31 ayat
(1) menyebutkan setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. 1
Pendidikan menurut UU No.20 Tahun 2003 adalah Usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pada UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyatakan:“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.2
Hakikat manusia hidup di dunia ini adalah untuk belajar. Belajar
merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi,
keterampilan dan sikap. Belajar adalah karakteristik yang membedakan
manusia dengan makhluk lain, yang merupakan aktivitas yang selalu
dilakukan sepanjang hayat manusia, bahkan tiada hari tanpa belajar.
Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang
sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang
1

B.Suryosubroto, Beberapa Aspek Dasar-dasar Kependidikan, ( Jakarta : Rineka Cipta,
2010 ), cet. Ke-2, h.165
2
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta : PT Raja Grafindo Prasada, 2006),
h.4.

1

2

pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan
pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik
ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya
sendiri. Oleh karenanya pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan
segala aspek, bentuk, dan manifestasinya mutlak diperlukan oleh para
pendidik khususnya para guru. Kekeliruan atau ketidaklengkapan persepsi
mereka terhadap proses belajar dan hal-hal yang berkaitan dengannya
mungkin akan mengakibatkan kurang bermutunya hasil pembelajaran yang
dicapai oleh peserta didik.3
Sedangkan pembelajaran merupakan komunikasi dua arah, dimana
kegiatan guru sebagai pendidik harus mengajar dan murid sebagai terdidik
yang belajar. Dari sisi siswa sebagai pelaku belajar dan sisi guru sebagai
pembelajar, dapat ditemukan adanya perbedaan dan persamaan. Hubungan
guru dan siswa adalah hubungan fungsional, dalam arti pelaku pendidik dan
pelaku terdidik. Dari segi tujuan akan dicapai baik guru maupun siswa samasama mempunyai tujuan sendiri-sendiri. Meskipun demikian, tujuan guru dan
siswa tersebut dapat dipersatukan dalam tujuan instruksional.
Proses pembelajaran dalam pendidikan membutuhkan beberapa
komponen untuk menunjang terciptanya suatu keberhasilan dalam proses
pembelajaran tersebut. Terutama yang menjadi permasalahan pada saat ini
adalah bagaimana dapat menciptakan proses pembelajaran yang efektif dan
dapat dipahami oleh para peserta didik dengan baik.
Proses pembelajaran pada prinsipnya proses pengembangan moral
keagamaan, aktivitas dan kreativitas peserta didik melalui berbagai interaksi
dan pengalaman belajar. Namun demikian dalam implementasinya masih
banyak kegiatan pembelajaran yang mengabaikan aktivitas dan kreatifitas
peserta didik tersebut. Hal ini banyak disebabkan oleh model dan sistem
pembelajaran yang lebih menekankan pada penguasaan kemampuan
intelektual saja serta proses pembelajaran terpusat pada guru di kelas,
3

h. 1.

Asep Jihad., Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi PressIndo, 2008),

3

sehingga keberadaan peserta didik hanya menunggu uraian guru kemudian
mencatat dan menghafalnya.4
Hal ini menunjukan setiap orang yang belajar harus aktif, tanpa ada
aktifitas maka proses belajar tidak mungkin terjadi. Untuk menumbuhkan
sikap aktif, kreatif dan inovatif dari peserta didik tidaklah mudah. Proses
pembelajaran memposisikan siswa sebagai pendengar yang mengakibatkan
proses pembelajaran cenderung membosankan dan menjadikan peserta didik
malas belajar. Sikap peserta didik yang pasif tidak hanya terjadi pada satu
mata pelajaran saja tetapi hampir pada semua mata pelajaran termasuk
Pendidikan Agama Islam (PAI).
Pelajaran PAI merupakan bahan pelajaran di sekolah. jika seorang guru
mengajarnya dengan menggunakan

metode ceramah, maka siswa akan

menjadi bosan dan menjenuhkan. Jika keadaan ini dibiarkanterus menerus
dalam waktu yang panjang tentu akan berpengaruh dengan hasil belajar siswa
baik pada pelajaran PAI maupun kepada pelajaran yang lainnya. Rendahnya
hasil belajar PAI siswa dikarenakan siswa enggan untuk belajar PAI, karena
siswa menganggap membosankan atau pendekatan yang dilakukan oleh guru
kurang tepat ketika mengajar.
Namun, secara jujur harus diakui bahwa PAI masih belum mendapat
tempat dan waktu yang proporsional, terutama disekolah umum. Lebih dari itu,
karena

tidak

termasuk

kelompok

mata

pelajaran

yang

di-UN-kan,

keberadaannya seringkali kurang mendapat perhatian. Pendidikan Agama
Islam di sekolah, dalam pelaksanaanya masih menunjukan berbagai
permasalahan yang kurang menyenangkan. Hal tersebut seperti dikemukakan
oleh Dirjen Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama sebagai berikut:
1. PAI diajarkan lebih pada hafalan (padahal Islam penuh dengan nilai-nilai
yang harus dipraktekan.
2. Pendidikan agama Islam lebih ditekankan pada hubungan formalitas antara
hamba dan Tuhannya.
4

Zurinal., Wahdi Sayuti, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Lembaga Penelitian Uin Jakarta dan
Jakarta Press, 2006), h. 117-118.

4

3. Penalaran danargumentasi berpikir untuk masalah-masalah keagamaan
kurang mendapatPerhatian.
4. Penghayatan nilai-nilai agama kurang mendapat penekanan.
5. Menatap lingkungan untuk kemudian memasukan nilai Islam sangat
kurangmendapat perhatian (orientasi pada kenyataan kehidupan sehari-hari
kurang).
6. Pendidikan

agama

Islam

belum

dijadikan

fondasi

pendidikan

karakterpeserta didik dalam perilaku keseharian.
7. Ukuran keberhasilan pendidikan agama juga masih formalitas (termasuk
verbalitas).
8. Pendidikan agama Islam belum mampu menjadi landasan kemajuan dan
kesuksesan untuk mata pelajaran lain.
9. Metode pembelajaran PAI, khususnya yang berkaitandengan nilai-nilai
Islam kurang mendapatkan penggarapan.5
Salah satu indikator keberhasilan proses belajar mengajar dapat dilihat
dari pencapaian hasil belajarpeserta didik. Keberhasilan peserta didik dalam
belajar dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor internal. Salah satu faktor
eksternal yaitu: metode pembelajaran, guru sebagai fasilitator dalam
pembelajaran harus mampu membuat siswa aktif dengan menerapkan berbagai
metode pembelajaran aktif guna meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Faktor internal dalam belajar meliputi: bakat, minat, motivasi, dan
kemampuan peserta didik. Kemampuan awal merupakan kemampuan yang
dimiliki oleh peserta didik sebelum kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Keanekaragaman kemampuan peserta didik yang ada akan berpengaruh
terhadap penguasan meteri pelajaran yang diajarkan guru di dalam kelas,
dengan demikian guru diharapkan dapat memilih metode yang baik dan tepat
sehingga proses belajar mengajar berjalan dengan baik dan efektif.

5

Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis
Kompetensi,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. 3, h. 3-4

5

Kondisi di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan, masih sering dijumpai
adanya permasalahan yang berkaitan dengan metode pembelajaran dalam
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Selama ini dalam proses kegiatan
belajar mengajar siswa sangat pasif, siswa tidak menghiraukan materi yang
disampaikan bahkan ada beberapa siswa yang bercanda dengan temannya.
Sering kali guru terjebak dengan cara-cara konvensional yaitu berpusat pada
guruyang hanya berorientasi pada pencapaian aspek-aspek kognitif yang
mengandalkan

metode

ceramah

dalam

pembelajarannya

sehingga

menyebabkan kejenuhan, membosankan, dan siswa tertekan karena harus
mendengarkan guru bercerita beberapa jam tanpa memperhatikan siswa
terlibat dalam proses pembelajaran, ditambah lagi sarana prasarana yang
kurang memadai, media pembelajaran yang tidak tepat, dan lingkungan di luar
sekolah siswa yang kurang mendukung sehingga menyebabkan minat dan
hasil belajar siswa rendah.
Penyajian kegiatan pembelajaran yang kurang bervariasi juga dapat
menimbulkan kejenuhan siswa terhadap materi dan kegiatan pembelajaran.
Interaksi guru dan peserta didik kurang berjalan secara fleksibel, makaakan
mempengaruhi tingkat kefokusan siswa dalam menangkap materi pelajaran,
dalam arti guru lebih mendominasi proses pembelajaran dan siswa lebih
banyak diam dan memperhatikan saja. Beberapa guru belum mengembangkan
metode pembelajaran yang mengikutsertakan peserta didik secara aktif dalam
proses pembelajaran. Hal ini menyebabkan peserta didikcenderung pasif,
kurang berkonsentrasi, dan kurang bekerja sama dengan peserta didik lain.
Untuk mengatasi hal ini, maka diperlukan suatu strategi pembelajaran
yang tepat, menarik dan harus efektif sehingga siswa dapat aktif dalam
kegiatan pembelajaran dan dapat menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa
setelah proses pembelajaran berlangsung.Dengan demikian, keberhasilan
suatu proses pembelajaran itu tergantung kepada peran guru sebagai seorang
pendidik yang berfungsi sebagai fasilitator, dinamisator dan juga motivator
bagi siswa dalam belajar. Namun terlepas dari peran seorang guru, guru juga
memerlukan alat bantu sebagai penyampai pesan dan juga untuk

6

memudahkannya dalam mengajar, misalnya media pengajaran, metode
pengajaran dan juga strategi yang guru gunakan untuk mencapai tujuan
pendidikan dan tujuan proses belajar mengajar.
Untuk menciptakan proses belajar mengajar yang terarah dan efektif,
maka diperlukan Metode pembelajaran yang menyenangkan, guna untuk dapat
membangkitkan minat siswa dalam belajar. Salah satunya adalah dengan
menggunakan Metode pembelajaran Simulasi. Metode pembelajaran Simulasi
adalah “metode pembelajaran dengan menggunakan cara untuk menjelaskan
sesuatu (bahan pelajaran) melalui perbuatan yang bersifat pura-pura atau
melalui proses tingkah laku imitasi atau bermain peranan mengenai suatu
tingkah laku yang dilakukan seolah-olah dalam keadaan yang sebenarnya”.
Dalam proses pembelajaran, simulasi juga dapat diartikan sebagai suatu
kegiatan yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Hal tersebut sesuai
dengan pendapatnya Hamalik, bahwa “simulasi adalah mirip dengan latihan,
tetapi tidak dalam realitas sebenarnya, melainkan seolah-olah dalam bayangan
yang menggambarkan keadaan sebenarnya dalam arti terbatas, tidak meliputi
semua aspek.6
Metode pembelajaran Simulasi ini sangat tepat digunakan dalam
pelajaran PAI.Karena PAI merupakan mata pelajaran yang membahas segala
hal yang berhubungan manusia dengan tuhan, tingkah lakunya terhadap
manusia dengan manusia lainnya, menjelaskan hal-hal yang berhungan dengan
ibadah.
Untuk menanggapi anggapan di atas diperlukan suatu pembelajaran
yang aktif, efektif, dan kreatif sebagai alternatif yaitu pembelajaran dengan
metode Simulasi diharapkan nantinya dapat berpengaruh padahasil belajar
siswa, sehingga nilai siswa menjadi lebih baik. Keberhasilan proses belajar
PAI dapat diukur dari keberhasilan siswa mengikuti kegiatan pembelajaran
tersebut. Keberhasilan ini dapat dilihat dari tingkat keberhasilan pemahaman,
penguasaan materi dan hasil belajar siswa, Semakin tinggi pemahaman dan
6

Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2004), h. 137

7

penguasaan materi serta prestasi belajar maka semakin tinggi pula tingkat
keberhasilan pembelajaran.
Pembelajaran dengan metode Simulasi diharapkan dapat berpengaruh
pada hasil belajar siswa meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik
siswa. Sehingga siswa mampu berfikir, aktif, dan kreatif .sehingga hasil dari
pembelajaran PAI yang diharapkan tercapai. Dengan latar belakang tersebut,
penulis bermaksud mengadakan penelitian yang berjudul:“PENGARUH
METODE

PEMBELAJARAN

SIMULASI

TERHADAP

HASIL

BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PAI DI SMPNEGERI 3
TANGERANG SELATAN”

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, beberapa masalah
diidentifikasikan, sebagai berikut:
1. Kurangnya pengetahuan guru dalam melakukan variasi-variasi metode
pembelajaran
menyebabkan

ketika

dalam

pembelajaran

proses

pembelajaran,

berlangsung

secara

sehingga

akan

monoton

dan

mengakibatkan siswa menjadi jenuh. Hal ini terlihat dari hasil observasi
bahwa guru lebih sering menggunakan metode ceramah dan penugasan.
2. Rendahnya perhatian dan partisipasi siswa dalam pembelajaran PAI, hal
ini berdasarkan hasil observasi yang menyatakan bahwa siswa lebih
senang mengobrol dengan temannya.
3. Siswa malas bertanya kepada guru ketika menemui kesulitan dalam belajar.
4. Kurangnya kreativitas guru dalam menghidupkan suasana kelas.
5. Kurang pemahaman guru dalam penggunaan metode simulasi pada mata
pelajaran PAI di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan, sehingga dapat
berpengaruh terhadaphasil belajar siswa. Hal ini terlihat dari hasil
observasi bahwahasil belajar siswa masih relatif rendah pada mata
pelajaran PAIyang diperoleh masih banyak yang dibawah Ketuntasan
Kriteria Minimal (KKM) yang telah ditentukan.

8

C. Pembatasan Masalah
Dari pernyataan yang timbul dalam identifikasi masalah dan agar
penelitian ini mencapai sasaran dan tujuan yang diharapkan, maka dalam
penulisan penelitian ini, penulis membatasi masalah ini pada:Kurang
pemahaman guru dalam penggunaan metode simulasi pada mata pelajaran PAI
di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan, sehingga dapat berpengaruh terhadap
hasil belajar siswa.

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang ada, maka masalah yang akan
diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan metode
Simulasi?
2. Bagaimana hasil belajar setelah menggunakan metode Simulasi?
3. Apakah ada pengaruh pembelajaran dengan metode Simulasiterhadap hasil
belajar PAI di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan?

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode
Simulasi.
2. Untuk mengetahui hasil belajar setelah menggunakan metode Simulasi.

3. Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran dengan metode Simulasi
terhadap hasil belajar PAI di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan.

F. Manfaat Penelitian
Pembelajaran

dengan

menggunakan

penelitian

Metode

Group

Investigation ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis

9

Hasil penelitian ini dipakai sebagai acuan bagi pengembangan
pendekatan dan metode pembelajaran khususnya pada mata pelajaran PAI.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi diri penulis
Untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Islam (S.Pd.I)
b. Bagi Siswa
Pendidikan ini dapat bermanfaat bagi siswa untuk memperoleh
pengalaman belajar yang lebih bermakna sehingga siswa menjadi lebih
menguasai materi dan hasil belajar dapat meningkat.Dengan
pembelajaran yang menarik, materi akan mudah diingat dan dicerna
oleh siswa. Pembelajaran yang menarik, dapat memancing rasa ingin
tahu yang lebih besar sehingga dapat memperkaya wawasan dan
pengetahuan dalam berbagai bidang yang berhubungan dengan mata
pelajaran PAI.
c. Bagi Guru
Informasi hasil penelitian dapat menjadi masukan berharga bagi para
guru dalam melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan hasil
pembelajaran.Dengan

menggunakan

metode

simulasi

dalam

menyampaikan materi kepada siswa.
d. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi berharga bagi
kepala sekolah untuk mengambil suatu kebijakan yang paling tepat
dalam upaya pembimbingan dan pemanfaatan metode pembelajaran
yang efektif dan efisien di sekolah. Disamping itu, melalui penelitian
ini diharapkan dapat membantu sekolah sebagai lembaga pendidikan
formal dalam upaya meningkatkan lulusan dan kredibilitas sekolah
dengan adanya guru yang memiliki keterampilan dan kretivitas dalam
proses belajar mengajar sehingga tercapailah tujuan pendidikan yang
diharapkan oleh sekolah bersangkutan.
e. Bagi Peneliti Lain

10

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi berharga bagi
para peneliti bidang pendidikan, untuk meneliti aspek atau variabel
lain yang diduga memiliki kontribusi terhadap konsep dan teori-teori
tentang pembelajaran.

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Strategi Pembelajaran Kooperatif
1. Pengertian Strategi Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran yang bernaung dalam teori konstruktivis adalah
kooperatif. Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan
lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka
saling berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam
kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-masalah yang
kompleks. Jadi, hakikat sosial dan penggunaan kelompok sejawat menjadi
aspek utama dalam pembelajaran kooperatif.1
Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi
semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin
oleh guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif
dianggap lebih diarahkan oleh guru, dimana guru menetapkan tugas dan
pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi
yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah
yang dimaksud. Guru biasanya menetapkan bentuk ujian tertentu pada
akhir tugas.2
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar
dan sengaja mengembangkan interaksi dan saling asuh antar siswa untuk
menghindari

ketersinggungan

dan

kesalahpahaman

yang

dapat

menimbulkan permusuhan.3
Slavin mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah strategi
pembelajaran dimana peserta didik belajar dan bekerja dalam kelompokkelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4 sampai 6
1

Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta:
Prestasi Pustaka, 2007), h. 41.
2
Agus Suprijono, Cooperatif Learning dan Teori Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta:
Pustaka Belajar, 2009), h. 54.
3
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta: Kencana, 2010), h. 359.

11

12

orang, dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen. Selanjutnya
dikatakan pula, keberhasilan dari kelompok tergantung dari kemampuan
dan aktifitas anggota kelompok, baik secara individual maupun secara
kelompok.4
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang
berorientasi pada tim (kelompok). Pada pembelajaran kooperatif ini
peserta didik berada dalam kelompok kecil dengan anggota sebanyak
kurang lebih 4 sampai 5 orang. Dalam belajar secara kooperatif ini terjadi
interaksi antara anggota kelompok. Semua anggota kelompok harus turut
terlibat,

karena

keberhasilan

kelompok

ditunjang

oleh

aktivitas

anggotanya, sehingga anggota kelompok saling membantu.5
Sehubungan dengan pengertian tersebut, penulis menambahkan
bahwa belajar kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam
pembelajaran yang memungkinkan peserta didik bekerja sama untuk
memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam
kelompok.
Sebuah analisis penelitian menunjukan, dalam kelompok siswasiswa akan belajar lebih cepat, dan bahwa pengalaman kelompok sering
beralih ke anggota-anggota kelompok sehingga mereka bekerja lebih
efektif. Akan tetapi ada beberapa keterbatasannya. Beberapa siswa yang
pandai tidak menikmati manfaat dari pengalaman belajar berkelompok,
dan bagi mereka proses social yang terjadi di dalam kelompok sebenarnya
merupakan hambatan bagi kegiatan belajar mereka. Namun keuntungan
kerja kelompok ini terletak pada perubahan yang menyangkut motivasi,
emosi dan sikap.6
Melalui strategi pembelajaran kooperatif, siswa bukan hanya
belajar dan menerima apa yang disajikan oleh guru dalam proses belajar

4

Etin Solihatin dan Raharjo, Cooperatif Learning, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 4.
Suderajat, Muslihuddin, dan Ujang hendara, Revolusi Mengajar, (Bandung : HDP
Press. 2012), h. 59.
6
Mukhtar., Martinis Yamin, Metode Pembelajaran yang Berhasil, (Jakarta: Sasama
Mitra Suksesa, 2002), h. 49.
5

13

mengajar, melainkan bisa juga belajar dari siswa lainnya, dan sekaligus
mempunya kesempatan untuk membelajarkan siswa yang lain, sehingga
semua siswa dapat menguasai materi pada tingkat penguasaan yang
relative sama atau sejajar. Pada saat siswa belajar dalam kelompok akan
berkembang suasana belajar yang terbuka dalam dimensi kesejawatan,
karena pada saat itu akan terjadi proses belajar kolaboratif dalam
hubungan pribadi yang saling membutuhkan. Pada saat itu juga siswa
belajar dalam kelompok kecil akan tumbuh dan berkembang pola belajar
tutor sebaya dan belajar secara bekerjasama. Pada saat proses
pembelajaran, guru bukan lagi berperan sebagai satu-satunya nara sumber,
tetapi berperan sebagai mediator, stabilisator dan menejer pembelajaran.7
Strategi pembelajaran kooperatif tampak akan dapat melatih
peserta didik untuk mendengar pendapat-pendapat orang lain dan
menyimpulkan dalam suatu pendapat, belajar untuk saling tolong
menolong, pendidik membentuk peserta didiknya untuk mudah memahami
materi dan sesama peserta didik saling membantu. Hal ini memang sangat
dianjurkan dalam Al-Qur’an untuk saling tolong menolong yang
dijelaskan dalam surat At-Taubat ayat 71 :
         
         
       
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian
mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka
menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar,
mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan

7

Masitoh., Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan
Islam Departemen Agama RI, 2009), h. 232.

14

Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya
Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (Q.S. At-Taubah: 71).8
Dari ayat di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran
kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang menekankan peserta
didiknya untuk belajar bekerja sama dalam memecahkan suatu
permasalahan yang ada, dengan bentuk kelompok kecil, yang bertujuan
untuk mengasah imajinasi peserta didik, yang memiliki tingkat
kemampuan dengan latar belakang yang berbeda, mulai dari tingkat
kemampuan yang tinggi, sedang maupun yang rendah. Serta dapat
melatih peserta didik untuk bisa berinteraksi dengan baik antar sesama,
akan menciptakan pribadi-pribadi yang memiliki rasa tanggung jawab
dan mampu menghargai pendapat orang lain.

2. Karakteristik Strategi Pembelajaran Kooperatif
Sanjaya mengungkapkan pembelajaran kooperatif dapat dijelaskan
dalam beberapa perspektif, yaitu Perspektif motivasi artinya penghargaan
yang diberikan kepada kelompok yang dalam kegiatannya saling
membantu untuk memperjuangkan keberhasilan kelompok, perspektif
sosial artinya melalui kooperatif setiap peserta didik akan saling
membantu dalam belajar, karena mereka ingin semua anggota kelompok
memperoleh keberhasilan, perspektif perkembangan kognitif artinya
dengan adanya interaksi antar anggota kelompok dapat mengembangkan
prestasi peserta didik untuk berfikir mengolah informasi.9
Adapun karakteristik atau pembelajaran kooperatif dapat dijelaskan
sebagai berikut:10

a. Pembelajaran secara tim.
8

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran, (Jakarta: Departemen Agama, 2007), h. 198.
Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan ProfesionalismeGuru, (Jakarta:
PT. Rajagrafindo Persada, 2011), h. 206.
10
Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan ProfesionalismeGuru, h. 208.
9

15

Pembelajaran kooperatif pembelajaran yang dilakukan secara
tim. Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan, oleh karena itu,
tim harus mampu membuat setiap peserta didik belajar. Setiap anggota
tim harus saling membantu untuk mencapai tujuan.
b. Didasarkan pada manajemen kooperatif.
Manajemen mempunyai tiga fungsi yaitu 1) fungsi manajemen
sebagai perencanaan pelaksanaan menunjukan bahwa pembelajaran
kooperatif dilaksanakan sesuai dengan perencanaan, dan langkahlangkah pembelajaran yang sudah ditentukan. Misalnya tujuan apa
yang harus dicapai, bagaimana cara mencapainya, apa yang harus
digunakan untuk mencapai tujuan, dan lain sebagainya. 2) fungsi
manajemen sebagai organisasi, menunjukan bahwa pembelajaran
kooperatif memerlukan perencanaan yang matang agar proses
pembelajaran berjalan dengan efektif. 3) fungsi manajemen sebagai
kontrol, menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif perlu
ditentukan kriteria keberhasilan baik melalui bentuk tes maupun non
tes.
c. Kemampuan untuk bekerja sama
Keberhasilan

pembelajaran

kooperatif

ditentukan

oleh

keberhasilan secara kelompok, oleh karenanya prinsip kebersamaan
atau kerja sama perlu ditentukan dalam pembelajaran kooperatif.
Tanpa kerja sama yang baik, pembelajaran kooperatif tidak akan
mencapai hasil yang maksimal.
d. Keterampilan bekerja sama
Keterampilan bekerja sama itu dipraktkikan melalui aktivitas
dalam kegiatan pembelajaran secara kelompok. Dengan demikian,
peserta didik perlu didorong untuk mau dan sanggup berinteraksi dan
berkomunikasi dengan anggota lain dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan.
Pembelajaran koopertif dicirikan oleh struktur tugas, tujuan, dan
penghargaan kooperatif. Peserta didik yang bekerja dalam situasi

16

pembelajaran kooperatif didorong dan dikehendaki untuk bekerja sama
pada suatu tugas bersama dan mereka harus mengoordinasikan
usahanya

untuk

menyelesaikan

tugasnya.

Dalam

penerapan

pembelajaran kooperatif, dua atau lebih individu saling tergantung satu
sama lain untuk mencapai penghargaan bersama.

3. Konsep Dasar Strategi Pembelajaran Kooperatif
Dalam menggunakan model pembelajaran, ada beberapa konsep dasar
yang perlu diperhatikan, yaitu:
a. Perumusan tujuan belajar siswa harus jelas
b. Penerimaan yang menyeluruh oleh siswa tentang tujuan belajar
c. Ketergantungan yang bersifat pasif
d. Interaksi yang bersifat terbuka
e. Tanggung jawab individu
f. Kelompok bersifat heterogen
g. Interaksi sikap dan perilaku sosial yang positif
h. Tindak lanjut
i.

Kepuasan dalam belajar.11

4. Aturan Dasar Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kelompok mempunyai aturan dasar, yaitu:
a.

Siswa tetap berada dalam kelompoknya selama proses pembelajaran
berlangsung.

b.

Siswa mengajukan pertanyaaan kepada kelompoknya sebelum
menayakan kepada gurunya.

c.

Siswa harus memberikan umpan balik padaide-ide temannya dan
siswa dianjurkan untuk menghindari pemberian kritik.12

5. Keterampilan Pembelajaran Kooperatif
11

Etin Solihatin dan Raharjo, Coopertif Learing Analisis Pembalajaran IPS, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2009), cet.4, h. 6-9
12
Suderajat, Muslihuddin, dan Ujang hendara, Revolusi Mengajar, (Bandung: HPD Press.
2012),h. 63.

17

Sebagai suatu ketrampilan belajar, ketrampilan kooperatif memiliki
tingkat-tingkat, yaitu:
a. Ketrampilan kooperatif tingkat awal
1) Menggunakan kesepakan
2) Menghargai pendapat
3) Menggunakan suara pelan
4) Mengambil giliran dan berbagi tugas
5) Berada dalam kelompok
6) Berada dalam tugas
7) Mendorong partisipasi
8) Mengundang orang lain untuk berbicara
9) Menyelesaikan tugas tepat waktu
10) Menyebut nama orang memandang pembicara
11) Mengatasi gangguan
12) Menolong tanpa member jawaban
13) Menghormati perbedaan induvidu
b. Ketrampilan kooperatif tingkat menengah
1) Menunjukakan penghargaan dan empati
2) Mengungkapkan ketidaksetujuan dengan cara yang dapat diterima
3) Mendengarkaan secara aktif
4) Bertanya
5) Menggunakan pesan “saya”
6) Membuat ringkasan
7) Menafsirkan
8) Mengatur dan mengotganisasi
9) Memeriksa ketepatan
10) Menerima tanggung jawab
11) Menggunakan kesabaran
12) Tetap tenang atau mengurangi ketegaangan
c. Ketrampilan kooperatif tingkat mahir
1) Mengelaborasi

18

2) Memeriksa secara cermat
3) Menanyakan kebenaran
4) Menganjurkan suatu posisi
5) Menetapkan tujuan
6) Berkompromi
7) Menghadapi masalah khusus.13

6. Tujuan Pembelajaran kooperatif
Tujuan pokok belajar kooperatif memaksimalkan belajar siswa untuk
meningkatkan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu
maupun kelompok. Karena siswa bekerja dalam suatu tim, maka dengan
sendirinya dapat memperbaiki hubungan di antara para siswa dari berbagai
latar belakang etnis dan kemampuan, mengembangkan keterampilanketerampilan proses kelompok dan pemecahan masalah.14
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai tiga
tujuan pembelajaran yang sangat penting, yakni:
a. Prestasi akademik
Meskipun pembelajaram kooperatif mencangkup bebagai tujuan sosial,
namun pembelajaraan kooperatif dapat juga digunakan untuk
meningkatkan pretasi akademik.
b. Penerimaan akan keanakaragaman
Efek penting ke dua dari model pembelajaran kooperati