HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN KESIMPULAN DAN SARAN

x DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Pemberian Skor pada Pemecahan Masalah 16 Tabel 2.2 Langkah – langkah model pembelajaran kooperatif 23 Tabel 3.1 Kriteria Tingkat Penguasaan 46 Tabel 4.1 Kemampuan Siswa memahami masalah pada TKPM I 49 Tabel 4.2 Kemampuan Siswa merencanakan penyelesaian masalah pada TKPM I 50 Tabel 4.3 Kemampuan Siswa melaksanakan pemecahan masalah pada TKPM I 50 Tabel 4.4 Kemampuan Siswa memeriksa pemecahan masalah pada TKPM I 51 Tabel 4.5 Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran Siklus I 52 Tabel 4.6 Hasil Observasi Kegiatan siswa Siklus I 53 Tabel 4.7 Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan TKPM I 55 Tabel 4.8 Hasil Penelitian dan Kriteria Keberhasilan siklus I 59 Tabel 4.9 Kemampuan Siswa memahami masalah pada TKPM II 62 Tabel 4.10 Kemampuan Siswa merencanakan penyelesaian masalah pada TKPM II 63 Tabel 4.11 Kemampuan Siswa melaksanakan pemecahan masalah pada TKPM II 64 Tabel 4.12 Kemampuan Siswa memeriksa pemecahan masalah pada TKPM II 65 Tabel 4.13 Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran Siklus II 66 Tabel 4.14 Hasil Observasi Kegiatan siswa Siklus II 66 Tabel 4.15 Tindakan yang dilakukan untuk Memperbaiki Kesulitan Siswa 67 Tabel 4.16 Perbandingan Hasil Penelitian 71 Tabel 4.17 Rekap Tindakan 74 Tabel 4.18 Hasil Penelitian dan Kriteria Keberhasilan Siklus II 79 Tabel 4.19 Peningkatan Jumlah Siswa Tuntas Mengerjakan Tes xi Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa 81 Tabel 4.20 Hasil Observasi Proses Pembelajaran Siklus I 82 Tabel 4.21 Hasil Observasi Proses Pembelajaran Siklus II 83 Tabel 4.22 Hasil Observasi Kegiatan Siswa Selama Belajar 83 ix DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1.1Hasil Kerja Siswa 3 Gambar 2.1Kerangka teoritik tujuan pembelajaran kooperatif 22 Gambar 3.1Skema Siklus Dalam Penelitian Tindakan Kelas 42 xiii DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I Siklus I 90 Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II Siklus I 94 Lampiran 3 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I Siklus II 98 Lampiran 4 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II Siklus II 102 Lampiran 5 : Lembar Aktivitas Siswa LAS I 106 Lampiran 6 : Lembar Aktivitas Siswa LAS II 113 Lampiran 7 : Lembar Aktivitas Siswa LAS III 119 Lampiran 8 : Lembar Aktivitas Siswa LAS IV 124 Lampiran 9 : Kisi-Kisi Tes Awal 129 Lampiran 10 : Kisi-Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 130 Lampiran 11 : Kisi-Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 131 Lampiran 12 : Lembar Validitas Soal Tes Awal 132 Lampiran 13 : Lembar Validitas Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 135 Lampiran 14 : Lembar Validitas Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 138 Lampiran 15 : Soal Tes Awal 141 Lampiran 16 : Soal Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 142 Lampiran 17 : Soal Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 145 Lampiran 18 : Alternatif Tes Awal 148 Lampiran 19 : Alternatif Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 150 Lampiran 20 : Alternatif Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 153 Lampiran 21 : Rubrik Penskoran Tes Awal 156 Lampiran 22 : Rubrik Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 158 Lampiran 23 : Daftar Nilai Siswa 159 Lampiran 24 : Lembar Observasi Pengelolaan Pembelajaran I Siklus I 165 Lampiran 25 : Lembar Observasi Pengelolaan Pembelajaran II Siklus I 167 Lampiran 26 : Lembar Observasi Pengelolaan Pembelajaran I Siklus II 169 xiv Lampiran 27 : Lembar Observasi Pengelolaan Pembelajaran II Siklus II 171 Lampiran 28 : Lembar Observasi Siswa Pertemuan I Siklus I 173 Lampiran 29 : Lembar Observasi Siswa Pertemuan II Siklus I 175 Lampiran 30 : Lembar Observasi Siswa Pertemuan I Siklus II 177 Lampiran 31 : Lembar Observasi Siswa Pertemuan II Siklus II 179 Lampiran 32 : Dokumentasi Penelitian 181 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa”. Seperti pendapat Trianto 2009: 1 menyatakan bahwa: “Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Menurut Setyono Dalam http:blogspot.com200807bab-i- pendahuluan.html bahwa: Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan sampai kapan dan dimanapun ia berada. Pendidikan sangat penting artinya, sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing, di samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan itu sudah banyak dilakukan oleh pemerintah diantaranya pembaharuan kurikulum, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan, penggunaan metode mengajar, melaksanakan penelitian serta meningkatkan kualitas dan kuantitas bahan ajar. Namun banyaknya upaya yang dilakukan pemerintah hingga saat ini masih banyak mendapat kritikan dari media massa yang mengatakan bahwa mutu pendidikan di Indonesia masih rendah. Pemberian mata pelajaran matematika sejak SD kelas I, merupakan upaya dini untuk menanamkan konsep, fakta atau prinsip matematika yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan kualitas hasil belajar dijenjang 2 pendidikan lainnya. Matematika merupakan suatu bidang ilmu pengetahuan yang dapat mempertinggi daya nalar dan merupakan suatu alat bantu dalam mempelajari dan menguasai bidang ilmu lainnya. Pada masa sekarang banyak siswa beranggapan bahwa matematika sulit dipahami, hal ini dimungkinkan dasar pengetahuan matematika yang masih kurang dan menganggap matematika itu tidak begitu penting. Rendahnya prestasi belajar matematika di sekolah telah menjadi masalah nasional yang harus diperhatikan oleh berbagai kalangan. Rendahnya prestasi belajar matematika di sekolah, salah satunya disebabkan karena kemampuan pemecahan masalah siswa masih rendah. Kemampuan memecahkan masalah perlu menjadi fokus perhatian dalam pembelajaran matematika, karena dengan berusaha untuk mencari pemecahan masalah secara mandiri akan memberikan suatu pengalaman konkrit sehingga dengan pengalaman tersebut dapat digunakan untuk memecahkan masalah- masalah serupa. Dalam hal kemampuan pemecahan masalah Bruner dalam Trianto, 2009 : 91 mengatakan bahwa berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya, menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna. Arends dalam Trianto, 2009 :90 mengatakan bahwa dalam mengajar guru menuntut siswa untuk belajar dan jarang memberikan pelajaran tentang bagaimana siswa untuk belajar, guru juga menuntut siswa untuk menyelesaikan masalah, tapi jarang mengajarkan bagaimana siswa seharusnya menyelesaikan masalah. Pembelajaran dilakukan secara mekanistik dengan penekanan pada latihan mengerjakan soal atau drill dengan mengulang prosedur, menggunakan rumus atau algoritma tertentu. Bila siswa diberikan soal yang berbeda dengan soal latihan, mereka kebingungan karena tidak tahu harus mulai dari mana mereka bekerja. Dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa, hendaknya guru berusaha melatih dan membiasakan siswa melakukan kegiatan pembelajaran seperti memberikan latihan-latihan soal dan memecahkan masalah- masalah matematika yang ada.