SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS XI M.A. MA’ARIF SUKOHARJO PRINGSEWU TAHUN AJARAN 2011/2012

(1)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu masalah besar dalam bidang pendidikan di Indonesia yang banyak dibicarakan adalah rendahnya mutu pendidikan yang tercermin dari rendahnya rata-rata prestasi belajar, khususnya siswa Sekolah Menengah Atas (SMA). Masalah lain dalam bidang pendidikan di Indonesia yang juga banyak dibicarakan adalah bahwa pendekatan dalam pembelajaran masih terlalu didominasi oleh guru (teacher centered). Guru lebih banyak menempatkan siswa sebagai obyek didik. Pendidikan kita kurang memberikan kesempatan kepada siswa dalam berbagai mata pelajaran, untuk mengembangkan kemampuan berfikir holistik (menyeluruh), kreatif, obyektif dan logis, belum memanfaatkan quantum learning sebagai salah satu paradigma menarik dalam pembelajaran, serta kurang memperhatikan ketuntasan belajar secara individual.

Demikian juga proses pendidikan kita, umumnya belum menerapkan pembelajaran sampai anak menguasai materi pembelajaran secara tuntas. Akibatnya, tidak aneh bila banyak siswa yang tidak menguasai materi pembelajaran meskipun sudah dinyatakan tamat dari sekolah. Tidak heran pula kalau mutu pendidikan secara nasional masih rendah.

Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi termasuk ilmu geografi, telah menciptakan pemilihan materi, metode dan media pembelajaran, serta sistem pengajaran yang tepat. Guru selalu dituntut berinovasi dan memperbaiki proses belajar dan pembelajaran kelas yang selama ini telah dilakukan. Proses belajar mengajar harus dikelola dengan baik, maka akan menghasilkan pembelajaran yang bermakna (meaning full learning), dan bukan sekedar pembelajaran yang hafalan saja (rote learning). Untuk mencapai suatu pembelajaran


(2)

yang bermakna (meaning learning), salah satu pendekatan kontruktivisme memulai pelajaran dari ”apa yang diketahui siswa”. Untuk menjadikan suatu pembelajaran yang bermakna maka dalam suatu pembelajaran dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif.

Model belajar kooperatif salah satunya adalah belajar kooperatif model STAD (Student Teams Achievement Divisions). Belajar kooperatif model STAD mempunyai ciri, yakni belajar dilakukan melalui belajar kelompok, guru menyajikan informasi akademik baru kepada siswa, siswa dalam kelas tertentu dipecah menjadi kelompok dengan anggota 4-5 orang, setiap kelompok harus heterogen, yakni terdiri dari laki-laki dan perempuan, berasal dari berbagai suku, dan memiliki kemampuan yang tinggi, sedang, dan rendah (Slavin, 1995: 144).

Model pembelajaran STAD dikembangkan untuk membuat pelajaran menjadi suatu proses yang aktif bukan pasif. Model pembelajaran ini diberikan agar siswa mampu melakukan observasi sendiri, mampu menganalisis sendiri, dan mampu berfikir sendiri. Siswa bukan hanya mampu menghafal dan meniru pendapat orang lain, juga untuk merangsang agar berani dan mampu menyatakan dirinya secara aktif, bukan hanya pendengar yang pasif terhadap segala suatu yang dikatakan guru. Belajar kooperatif ditandai dengan adanya tugas bersama bagi siswa, yang kemudian diterjemahkan menjadi tujuan yang harus dicapai kelompok. Kelompok yang efektif ditandai dengan suasana yang hangat dan produktivitas yang tinggi dalam pemenuhan tugas-tugas, tanpa adanya kelompok yang dikorbankan dan ditonjolkan.

Dalam pembelajaran geografi di SMA banyak pokok bahasan yang menuntut siswa melaksanakan analisis. Pembelajaran Geografi berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) harus sesuai dengan karakteristik konsep geografi yang menekankan pada pemahaman konsep. Dalam kurikulum ini disebutkan adanya standar kompetensi yang harus dicapai oleh siswa. Standar kompetensi ini dituangkan dalam kompetensi dasar.


(3)

Pencapaian kompetensi dasar tersebut dapat dikembangkan melalui pemilihan metode pembelajaran yang memberikan pengalaman belajar bagi siswa untuk menguasai kompetensi dasar yang telah ditentukan.

Pembelajaran geografi juga perlu menggunakan metode pembelajaran yang memberikan kesempatan siswa berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan pembentukan konsep sehingga dapat meningkatkan pencapaian hasil belajar. Metode STAD (Student Team-Achievement Divisions) sebagai contoh metode pembelajaran kooperatif terlihat efektif jika digunakan pada pokok bahasan yang memerlukan pemahaman konsep. Dengan metode STAD ini, siswa dapat saling bantu membantu dalam kelompoknya dalam menguasai konsep pada materi tersebut. Disisi lain, metode pembelajaran STAD ini merupakan metode pembelajaran kooperatif yang kegiatan kelompoknya lebih mudah dikendalikan dan diawasi.

Keberhasilan proses pembelajaran selain dipengaruhi oleh metode mengajar, dipengaruhi pula oleh aktivitas belajar siswa. Pada kegiatan itu siswa diarahkan pada latihan menyelesaikan masalah, sehingga akan mampu mengambil keputusan karena telah memiliki ketrampilan di dalam mengumpulkan informasi dan menyadari betapa perlunya meneliti kembali hasil belajar yang diperolehnya. Keaktifan siswa merupakan salah satu faktor penting dalam kegiatan belajar. Hal ini mengingat bahwa kegiatan pembelajaran diadakan dalam rangka memberikan pengalaman belajar kepada siswa. Jika siswa aktif dalam kegiatan tersebut kemungkinan besar akan dapat mengambil manfaat dari pengalaman tersebut dan memilikinya.

Mengingat pentingnya aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran, guru diharapkan dapat menciptakan situasi pembelajaran yang lebih banyak melibatkan aktivitas belajar siswa, sedangkan siswa itu sendiri hendaknya dapat memotivasi dirinya sendiri untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran. Guru dapat menciptakan situasi belajar seperti ini dengan


(4)

menggunakan pendekatan yang mengarah pada aktivitas siswa Melalui pendekatan ini diharapkan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa sehingga kemungkinan besar prestasi belajar yang dicapai siswa akan memuaskan.

Hasil observasi awal menunjukkan bahwa di M.A. Ma’arif Sukoharjo kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah, sedangkan pada kurikulum KTSP menekankan pada pencapaian kompetensi dasar. Pencapaian kompetensi dasar dapat dikembangkan melalui pemilihan metode. Metode yang dipilih dalam penelitian ini adalah metode kooperatif. Salah satu metode kooperatif adalah metode STAD (Student Team-Achievement Division).

Pemilihan metode STAD dirasa sangat kondusif bagi siswa M.A. Ma’arif Sukoharjo. Hal ini menunjukkan bahwa siswa-siswinya masih individual, kerjasama antar siswa dalam belajar masih kurang sehingga perlu ditumbuhkan sikap kerjasama antar kelompok siswa karena dalam belajar kelompok jika ada seorang siswa yang belum memahami materi, maka teman sekelompoknya bertanggungjawab untuk menjelaskannya. Dengan penggunaan metode kooperatif tipe STAD ini diharapkan dapat menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik.

Berdasarkan pengamatan pendahuluan di kelas dan dari hasil wawancara dengan guru geografi di M.A. Ma’arif Sukoharjo, dapat dikemukakan beberapa hal sebagai berikut bahwa dalam perencanaan pembelajaran guru masih menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan materi pelajaran geografi (siswa sebagai pendengar yang pasif), kurangnya pemanfaatan media pembelajaran elektronik di ruang multi media yang telah tersedia, kurang lengkapnya fasilitas alat dan bahan pembelajaran geografi, kondisi siswa yang kurang aktif dalam mengikuti pelajaran geografi, serta banyak siswa yang masih sulit memahami materi pembelajaran, sehingga berakibat rendahnya prestasi belajar geografi.


(5)

Selain hal-hal tersebut di atas, dapat pula disimpulkan beberapa permasalahan yaitu kurangnya motivasi terhadap siswa, rendahnya minat siswa terhadap pelajaran geografi, pemilihan pendekatan oleh guru terhadap siswa yang kurang tepat, guru kurang menarik / kurang perhatian terhadap siswa, keadaan sekolah yang kurang nyaman / kondusif, sistem evaluasi masih sederhana, serta perencanaan pembelajaran masih sederhana.

Hal ini dapat dilihat dari data hasil ulangan harian semester ganjil kelas XI.1 di M.A. Ma’arif Sukoharjo tahun pelajaran 2011/2012 pada tabel berikut.

Tabel 1.1 Daftar Nilai Hasil Ulangan Harian 1 Mata Pelajaran Geografi Semester Ganjil Siswa Kelas XI.1 di M.A. Ma’arif Sukoharjo Pringsewu Tahun ajaran 2011/2012

No. Nama Siswa KKM Nilai

1 Agung Saputro 67 54

2 Ahmad Miftahudin 67 40

3 Ahmad Sarifudin Badowi 67 62 4 Binti Zakiyatul Maryam 67 40

5 Dedi Kurniawan 67 34

6 Eko Suranto 67 30

7 Erma Seviana 67 66

8 Eti Nurdianti 67 54

9 Evi Lugitasari 67 54

10 Hanif Sulaiman 67 54

11 Lusi Puspitasari 67 42

12 M. Fajarudin 67 28

13 M. Syahrul Munir 67 38

14 M. Ulin Nuha 67 64

15 Milatul Fatimah 67 44

16 Nunung Muzdalifah 67 36

17 Nur Hamidah 67 38


(6)

19 Rasmiati 67 44

20 Riska Ristiani 67 48

21 Siti Mahmudah 67 60

22 Siti Nurjanah 67 48

23 Siti Nurkhotimah 67 60

24 Siti Rohimah 67 72

25 Sahrul Muharom Fadli 67 44

Jumlah 1194

Rata-rata 47,76

Sumber: dokumen guru bidang studi geografi di M.A. Ma’arif Sukoharjo.

Tabel di atas menunjukkan bahwa prestasi belajar geografi pada siswa kelas XI.1 tersebut masih rendah. Hal ini terlihat dari nilai hasil ujian semester ganjil, sebanyak 25 siswa yang mengikuti ujian semester, hanya seorang yang tuntas, sedangkan sisanya sebanyak 24 siswa atau 96 % dinyatakan belum tuntas. Nilai rata-rata kelas juga belum mencapai mencapai KKM yaitu 47,76.

Dalam penelitian ini kelas yang digunakan sebagai tindakan kelas adalah kelas XI.1 M.A. Ma’arif Sukoharjo Pringsewu Tahun Ajaran 2011/2012. Kondisi siswa kelas XI.1 M.A. Ma’arif Sukoharjo Pringsewu adalah siswa yang kurang aktif, khususnya dalam mengikuti mata pelajaran geografi. Salah satu cara yang tepat untuk mengajak siswa agar lebih aktif adalah dengan siswa menerapkan pengetahuannya, belajar memecahkan masalah, mendiskusikan masalah dengan teman-temannya, mempunyai keberanian menyampaikan ide atau gagasan, dan mempunyai tanggung jawab terhadap tugasnya.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ”Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Pelajaran Geografi Kelas XI.1 M.A. Ma’arif Sukoharjo Pringsewu Tahun Ajaran 2011/2012”.


(7)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut:

1. rendahnya prestasi belajar siswa,

2. siswa kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran, 3. metode mengajar guru kurang variatif,

4. kurangnya motivasi terhadap siswa,

5. rendahnya minat siswa terhadap pelajaran geografi, 6. sarana pembelajaran yang kurang lengkap,

7. pemilihan pendekatan oleh guru terhadap siswa yang kurang tepat, 8. guru kurang menarik / kurang perhatian terhadap siswa,

9. keadaan sekolah yang kurang nyaman / kondusif, 10. sistem evaluasi yang sederhana, dan

11. perencanaan pembelajaran masih sederhana.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka perlu untuk membatasi permasalahan penelitian ini pada:

1. perencanaan pembelajaran masih sederhana, 2. siswa kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran, 3. sistem evaluasi yang sederhana,

4. rendahnya prestasi belajar siswa.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, maka dapat disusun perumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana model pembelajaran kooperatif tipe STAD agar dapat memperbaiki perencanaan pembelajaran yang masih sederhana?

2. Bagaimana proses pembelajaran kooperatif tipe STAD agar dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas XI.1 M.A. Ma’arif Sukoharjo Pringsewu Tahun Ajaran 2011/2012?

3. Bagaimana model pembelajaran kooperatif tipe STAD agar dapat memperbaharui sistem evaluasi yang sederhana?

4. Bagaimana proses pembelajaran kooperatif tipe STAD agar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas XI.1 M.A. Ma’arif Sukoharjo Pringsewu Tahun Ajaran 2011/2012?


(8)

E. Tujuan Penelitian

Dari perumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki:

1. perencanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

2. proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

3. sistem evaluasi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. 4. peningkatan prestasi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD.

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi Siswa: membantu siswa dalam memahami materi sehingga meningkatkan prestasi belajarnya.

2. Bagi Guru: membantu guru menemukan variasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang tepat untuk diterapkan di kelas.

3. Bagi Sekolah: menjadi informasi dan sumbangan pemikiran dalam upaya meningkatkan pembelajaran geografi di sekolah serta kegiatan pembelajaran pada mata pelajaran yang lain.

4. Bagi Peneliti: menerapkan ilmu yang diperoleh selama di bangku kuliah serta sebagai syarat wisuda S1.

G. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Ruang lingkup subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI.1 M.A. Ma’arif Sukoharjo Pringsewu Tahun Ajaran 2011/2012.

2. Ruang lingkup obyek dalam penelitian ini adalah penggunaan metode STAD untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

3. Ruang lingkup waktu dalam penelitian ini adalah semester genap tahun ajaran 2011/2012.

4. Ruang lingkup tempat dalam penelitian ini adalah M.A. Ma’arif Sukoharjo Pringsewu.

5. Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Sebagaimana dikemukakan oleh Daldjoeni


(9)

(1997:106) bahwa dalam pengajaran geografi di sekolah lanjutan, pokok pemikiran manusia-lingkungan merupakan pusatnya, karena itulah yang mencerminkan apa yang disebut pemikiran geografis. Berpikir geografis meliputi tiga hal yakni faktor, proses dan relasi. Selanjutnya Daldjoeni (1997:121) juga mengemukakan bahwa melalui pengajaran geografi, guru geografi berusaha menyalurkan lima jenis sumbangan kepada pendidikan yaitu wawasan dalam ruang, persepsi relasi antar gejala, rasa keindahan, kecintaan tanah air, dan saling pengertian internasional. Selain lima jenis sumbangan tersebut dikenal pula lima hal lain yang perlu disalurkan guru kepada siswa melalui pengajaran geografi yakni berpikir buat dirinya sendiri, persiapan menghadapi kerumitan kehidupan yang memerlukan pengetahuan geografi, dorongan suka membaca dan pesiar di waktu senggang, latihan kewarganegaraan yang bertanggungjawab, dan pengertian antara bangsa di dunia.


(10)

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Belajar

Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2007:39), belajar merupakan proses terbentuknya tingkah laku baru yang disebabkan individu merespon lingkungannya melalui pengalaman pribadi yang tidak termasuk kematangan, pertumbuhan atau insting. Belajar sebagai proses terarah kepada tercapainya tujuan (goal oriented) dari pihak siswa maupun dari pihak guru. Tujuan itu bahkan dapat diidentifikasikan dan bahkan dapat diarahkan sesuai dengan maksud pendidikan.

Pengertian lain dikemukakan oleh Slavin (dalam Trianto, 2009:16), bahwa belajar secara umum diartikan sebagai perubahan pada individu yang terjadi melalui pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir. Manusia banyak belajar sejak lahir dan bahkan ada yang berpendapat sebelum lahir dan bahwa antara belajar dan perkembangan sangat erat kaitannya.

Slavin juga mengatakan bahwa proses belajar terjadi melalui banyak cara baik disengaja maupun tidak disengaja dan berlangsung sepanjang waktu dan menuju pada suatu perubahan pada diri pembelajar. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan perilaku tetap berupa pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan kebiasaan yang baru diperoleh individu, sedangkan pengalaman merupakan interaksi antara individu dengan lingkungan sebagai sumber belajarnya (dalam Trianto, 2009:16).


(11)

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang baik secara sengaja maupun tidak sengaja untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sehingga terdapat perubahan dalam hal pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap pada diri individu tersebut.

2. Teori Utama Belajar

a. Teori Belajar Konstruktivisme

Teori belajar konstruktivisme menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, berusaha dengan susah payah dengan ide-ide (Slavin dalam Nur, 2002:8).

Prinsip-prinsip dasar teori belajar konstruktivisme menurut Suparno (dalam Trianto, 2009:18) adalah sebagai berikut:

1) Pengetahuan dibangun sendiri oleh siswa, baik secara personal maupun secara sosial. 2) Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke siswa, kecuali hanya dengan keaktifan

siswa menalar.

3) Siswa aktif mengkonstruksi terus menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep ilmiah.

4) Guru berperan sebagai fasilitator menyediakan sarana dan situasi agar proses konstruksi pengetahuan siswa berjalan mulus.

Jadi, dalam teori belajar konstruktivisme guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya. Guru dapat memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan memberi kesempatan siswa untuk menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri, dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru dapat memberi siswa


(12)

anak tangga yang membawa siswa ke pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri yang harus memanjat anak tangga tersebut (Nur dalam Trianto, 2009:8).

b.Teori Belajar Behavior/Perilaku

Skinner (dalam Gredler, dalam Trianto, 2009:39) mengemukakan bahwa belajar merupakan perubahan perilaku.

Prinsip utama dari teori belajar perilaku adalah bahwa perilaku berubah sesuai dengan konsekuensi-konsekuensi langsung dari perilaku tersebut. Konsekuensi yang menyenangkan akan memperkuat perilaku, sedangkan konsekuensi-konsekuensi yang tidak menyenangkan akan memperlemah perilaku. Dengan kata lain konsekuensi-konsekuensi yang menyenangkan akan meningkatkan frekuensi seseorang untuk melakukan perilaku yang serupa (Budayasa dalam Trianto, 2009:40).

Slavin (dalam Trianto, 2009:40) mengemukakan bahwa konsekuensi yang menyenangkan disebut penguat, sedangkan konsekuensi yang tidak menyenangkan disebut hukuman. Penggunaan konsekuensi-konsekuensi yang menyenangkan dan yang tidak menyenangkan untuk mengubah perilaku disebut pengkondisian operan.

Dengan diberikannya penguatan dan hukuman, maka akan terjadi perubahan perilaku. Karena itu, memberikan konsekuensi penguatan atau hukuman yang sesegera mungkin akan lebih baik daripada diberikan belakangan dan akan memberikan pengaruh positif terhadap perilaku selanjutnya. Jadi pemberian konsekuensi sesegera mungkin dalam proses pembelajaran itu penting, supaya kesalahan yang sama tidak dilakukan lagi oleh para siswa.


(13)

Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2000:61) bahwa pembelajaran adalah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh guru sebagai pendidik, dan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid.

Pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan. Pembelajaran secara simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup. Dalam makna yang lebih kompleks pembelajaran hakikatnya adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Dari makna ini jelas terlihat bahwa pembelajaran merupakan interaksi dua arah dari seorang guru dan peserta didik, dimana antara keduanya terjadi komunikasi (transfer) yang intens dan terarah menuju pada suatu target yang telah ditetapkan sebelumnya (Trianto, 2009:17).

Dengan demikian pembelajaran adalah suatu usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan pengetahuan guru untuk mencapai tujuan kurikulum. Jadi pembelajaran adalah suatu aktivitas yang dengan sengaja untuk memodifikasi berbagai kondisi yang diarahkan untuk tercapainya suatu tujuan pembelajaran itu sendiri.

4. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Tipe STAD a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengacu pada strategi pembelajaran, siswa dituntut bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil untuk menolong satu sama lainnya dalam memahami suatu pelajaran, memeriksa dan memperbaiki jawaban


(14)

teman, serta kegiatan lainnya dengan tujuan mencapai prestasi belajar yang tinggi (Lie, 2002:52).

Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif, siswa bukan hanya belajar dan menerima apa yang disajikan oleh guru dalam pembelajaran, melainkan dapat belajar dari siswa lainnya serta mempunyai kemampuan untuk membelajarkan siswa yang lain. Di samping itu, kemampuan siswa untuk belajar mandiri dapat lebih ditingkatkan. Menurut Roger dan Johnson (dalam Trianto, 2009:60) ada lima unsur yang membedakan metode pembelajaran kooperatif dengan metode pembelajaran kelompok biasa, yaitu:

1) Saling Ketergantungan Positif; keberhasilan kelompok sangat tergantung kepada setiap usaha anggotanya. Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, guru perlu menyususn tugas sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok harus menyelesaikan tugasnya snediri. Penilaian yang dilakukan adalah penilaian individu dan penilaian kelompok. Dengan demikian siswa mempunyai kesempatan yang sama untuk memberikan sumbangan nilai. Dengan kondisi yang demikian tidak ada siswa yang dirugikan.

2) Tanggung Jawab Perseorangan; Unsur ini merupakan akibat langsung dari ketergantungan positif. Jika tugas dan penilaian dibuat menurut prosedur pembelajaran kooperatif, setiap siswa akan merasa bertanggungjawab untuk melakukan yang terbaik.

3) Tatap Muka; Setiap kelompok harus diberi kesempatan untuk bertatap muka dan berdiskusi sehingga siswa dapat saling mengenal menerima satu sama lain.

4) Komunikasi Antar Anggota; Keberhasilam suatu kelompok dipengaruhi oleh keterampilan intelektual, keterampilan berkomunikasi setiap anggota dalam kelompoknya.

5) Evaluasi Proses Kelompok; Evaluasi proses kelompok bertujuan untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.

Selanjutnya, terdapat enam atau langkah utama dalam pembelajaran kooperatif. Langkah-langkah tersebut adalah sebagaimana terlihat dalam tabel berikut ini.

Tabel 2.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif

Fase Kegiatan Guru

Fase 1:

Menyampaikan tujuan motivasi siswa

Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa.


(15)

Fase 2:

Menyajikan informasi

Guru menyajikan informasi kepada siswa baik dengan peragaan (demonstrasi) atau teks.

Fase 3:

Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar

Guru menjelaskan siswa bagaimana cara membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan perubahan yang efisien. Fase 4:

Membantu kerja kelompok dalam belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas.

Fase 5:

Mengetes materi

Guru mengetes materi pelajaran atau kelompok menyajikan hasil-hasil pekerjaan mereka.

Fase 6:

Memberi penghargaan

Guru memberikan cara-cara untuk mennghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.

Sumber: Ibrahim dkk dalam Trianto (2009:66).

Melalui cara belajar kelompok diharapkan siswa lebih aktif dalam mendiskusikan materi tentang pelajaran mereka. Siswa yang bekerja dalam situasi pembelajaran kooperatif didorong untuk bekerjasama pada sustu tugas bersama untuk mencapai suatu penghargaan bersama. Satu aspek penting pembelajaran kooperatif adalah di samping membantu mengembangkan tingkah laku kooperatif dan hubungan yang lebih baik di antara siswa, juga secara bersama membantu siswa dalam pembelajaran akademis mereka.

Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang mengacu kepada pengajaran di mana siswa bekerja bersama dalam kelompok kecil untuk menolong satu sama lainnya dalam memahami sustu pekerjaan, memeriksa dan memperbaiki jawaban teman, serta kegiatan lainnya dengan tujuan mencapai prestasi belajar tertinggi. Dalam hal ini guru bertindak sebagai fasilitator (Lie, 2002: 24). Slavin mengemukakan tiga konsep utama yang menjadi karakteristik pembelajaran kooperatif yaitu penghargaan, pertanggungjawaban individu, dan kesempatan yang sama untuk berhasil.

1) Penghargaan kelompok, diperoleh jika kelompok mencapai skor sesuai kriteria yang ditentukan.

2) Pertanggungjawaban individu, tergantung pada pertanggungjawaban individu dari semua anggota kelompok. Adanya pertanggungjawaban secara individu, menjadikan


(16)

setiap anggota siap untuk menghadapi tes dan tugas-tugas lainnya, tanpa bantuan teman sekelompoknya.

3) Kesempatan untuk berhasil. Pembelajaran kooperatif menggunakan metode penskoran untuk menentukan nilai perkembangan individu. Nilai perkembangan ini berdasarkan pada peningkatan skor tes yang diperoleh siswa dari tes terdahulu. Dengan menggunakan metode penskoran ini setiap siswa baik yang berprestasi rendah, sedang, atau tinggisama-sama memperoleh kesempatan untuk berhasil dan melakukan yanng terbaik untuk kelompoknya.

Makna pembelajaran kooperatif adalah para murid secara bersama-sama berusaha agar semua murid, tanpa kecuali, bisa memahami atau menguasai materi pelajaran. Berusaha bersama-sama pintar, bersama-sama pintar dalam perbedaan yang tidak mencolok.

Menurut Slavin (dalam Trianto, 2009:56) dalam belajar kooperatif, siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari 4 atau 5 orang untuk bekerja sama dalam menguasai materi yang diberikan guru. Sedangkan Artzt dan Newman (dalam Trianto, 2009:56) menyatakan bahwa dalam belajar kooperatif siswa belajar bersama sebagai suatu tim dalam menyelesaikan tugas-tugas kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Jadi, setiap anggota kelompok memiliki tanggung jawab yang sama untuk keberhasilan kelompoknya.

Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa di dalam kelas kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 – 5 orang siswa dengan tujuan untuk memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar.

b. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

STAD (Student Team-Achievement Divisions) merupakan tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Menurut Slavin (dalam Nur, 2000:26) bahwa pembelajaran kooperatif tipe


(17)

STAD yaitu model pembelajaran dengan siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat atau lima orang yang merupakan campuran menurut kinerja dan jenis kelamin. Guru menyajikan pelajaran dan siswa bekerja dalam kelompok sehingga dapat dipantau apakah semua anggota telah menguasai materi. Kemudian guru memberikan tes dan siswa tersebut tidak boleh bekerja sama. Untuk kerja kelompok siswa diberi tugas berupa soal lalu antar anggota kelompok mencocokkan jawaban atau memeriksa ketepatan jawaban mereka, dan jika ada yang belum mengerti maka teman sekelompoknya yang bertugas menjelaskan sebelum bertanya kepada guru.

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dilaksanakan melalui tahap persiapan, presentasi kelas, kegiatan kelompok, tes dan penghargaan kelompok.

1) Tahap Persiapan; Kegiatan dalam tahap persiapan ini berupa menentukan materi pelajaran, membagi siswa dalam kelompok-kelompok belajar. Siklus pembelajaran tipe STAD yaitu mengajar, belajar dalam kelompok, tes dan penghargaan kelompok. 2) Tahap Presentasi Kelas; Pada tahap ini guru menyajikan materi pelajaran dan

diharapkan guru dapat memotivasi siswa sehingga muncul rasa ingin tahu pada diri siswa untuk mencari materi tersebut.

3) Tahap Kegiatan Kelompok; Siswa dan guru menetapkan peraturan dan cara kerja dalam kelompok kooperatif.

4) Tahap Tes; Satu jam pelajaran akan digunakan siswa dalam menyelesaikan tes secara individu, lalu skor tersebut akan disumbangkan pada skor kelompok.

5) Tahap Penghargaan Kelompok; Setelah tes dilakukan lalu dihitung skor perkembangan individu dan skor perkembangan kelompok sehingga dapat diketahui kelompok yang mendapat penghargaan dengan mencapai skor tertinggi.

Berdasarkan lima tahapan di atas, dapat dijabarkan langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai berikut :

1) Kelompokkan siswa dengan masing-masing kelompok terdiri dari tiga sampai dengan lima orang. Anggota-anggota kelompok dibuat heterogen meliputi karakteristik kecerdasan, kemampuan awal Bahasa Indonesia, motivasi belajar, jenis kelamin, ataupun latar belakang etnis yang berbeda.

2) Kegiatan pembelajaran dimulai dengan presentasi guru dalam menjelaskan pelajaran berupa paparan masalah, pemberian data, pemberian contoh. Tujuan presentasi adalah untuk mengenakan konsep dan mendorong rasa ingin tahu siswa.

3) Pemahaman konsep dilakukan dengan cara siswa diberi tugas-tugas kelompok. Mereka boleh mengerjakan tugas-tugas tersebut secara serentak atau saling bergantian menanyakan kepada temannya yang lain atau mendiskusikan masalah dalam


(18)

kelompok atau apa saja untuk menguasai materi pelajaran tersebut. Para siswa tidak hanya dituntut untuk mengisi lembar jawaban tetapi juga untuk mempelajari konsepnya. Anggota kelompok diberitahu bahwa mereka dianggap belum selesai mempelajari materi sampai semua anggota kelompok memahami materi pelajaran tersebut.

4) Siswa diberi tes atau kuis individual dan teman sekelompoknya tidak boleh menolong satu sama lain. Tes individual ini bertujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap suatu konsep dengan cara siswa diberikan soal yang dapat diselesaikan dengan cara menerapkan konsep yang dimiliki sebelumnya.

5) Hasil tes kuis selanjutnya dibandingkan dengan rata-rata sebelumnya dan poin akan diberikan berdasarkan tingkat keberhasilan siswa mencapai atau melebihi kinerja sebelumnya. Poin ini selanjutnya dijumlahkan untuk membentuk skor kelompok. 6) Setelah itu memberikan penghargaan kepada kelompok yang terbaik presentasinya

atau yang telah memenuhi kriteria tertentu. Penghargaan disini dapat berupa hadiah, sertifikat, atau tambahan nilai.

Kebaikan dari pembelajaran kooperatif tipe STAD ini adalah 1) Dapat menumbuhkan rasa percaya diri siswa dan memotivasi siswa untuk selalu berusaha mendapatkan nilai yang baik, karena mereka sadar kesuksesan akademik yang diperoleh merupakan usaha mereka sendiri. 2) Memberi kesempatan bagi siswa yang kemampuan belajarnya kurang berinteraksi di dalam kelas. 3) Dapat membantu siswa menganalisa, mensintea, menyelesaikan masalah, bahkan belajar mempelajari sesuatu.

Pembelajaran kooperatif tipe STAD selain memiliki beberapa kebaikan juga memiliki beberapa kelemahan yaitu: 1) Karena siswa berbicara dan bekerja dalam kelompok kecil, jika banyak siswa dalam kelompok yang berbicara menyebabkan pelaksanaan tugas kelompok terhambat, di samping itu dapat mengganggu guru di kelas lain. 2) Perhatian yang kurang oleh guru dalam pelaksanaan tugas kelompok dan kurang mengertinya siswa tentanng apa yang harus dilakukannya di dalam kelas menyebabkan tujuan tidak tercapai.

Menurut Slavin (dalam Trianto, 2009) terdapat dua aspek yang melandasi keberhasilan pembelajaran kooperatif yaitu : aspek motivasi dan aspek kognitif. Dua hal ini yang harus muncul dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe STAD sebab dua hal inilah yang


(19)

menjadi roh dari pembelajaran ini. Tanpa adanya dua hal tersebut pembelajaran kooperatif tipe STAD tidak berjalan sebagaimana mestinya.

5. Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik. Instrument yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrument yang sudah dapat dipercaya, yang reliable akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kali pun diambil, tetap akan sama. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel artinya, dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan (Suharsimi, 2006:178).

6. Prestasi Belajar

Menurut Winkel (1989), hasil belajar adalah bukti keberhasilan usaha yang telah dicapai, usaha yang dimaksud adalah belajar dengan memperoleh hasil yang cukup baik melalui tes prestasi belajar.

Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai melalui suatu usaha dalam kegiatan belajar mengajar (Djamarah, 2000). Kegiatan belajar mengajar akan dikatakan berhasil jika siswa dapat mencapai nilai 67. Sedangkan untuk keberhasilan proses belajar mengajar secara klasikal (suatu kelas) dapat dikatakan berhasil jika 85 % siswa telah mencapai nilai 67.

Winkel (1983: 14) menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dibagi menjadi empat yaitu: a. Faktor pihak siswa, yaitu taraf intelegensi, b. Faktor guru, motivasi, metode mengajar, beban pelajaran, c. Sekolah sebagai institusi, yaitu sarana dan prasarana


(20)

belajar , pengolaan, pimpinan sekolah, dan d. Faktor situasional, yaitu keadaan waktu, lokasi kegiatan belajar mengajar, iklim atau cuaca.

Dengan demikian prestasi belajar diperoleh melalui proses belajar mengajar, perubahan pengetahuan, sikap atau keterampilan yang dialami siswa dapat diketahui berdasarkan penilaian yang dilakukan guru. Bagi siswa, penilaian dapat memberi informasi tentang sejauh mana konsep yang telah disajikan. Bagi guru, penilaian dapat digunakan sebagai petunjuk mengenal keadaan siswa, materi yang diajarkan, metode yang tepat dan umpan balik untuk proses belajar mengajar selanjutnya. Nilai yang diperoleh setelah proses belajar mengajar ini disebut sebagai prestasi belajar.

7. Pembelajaran Geografi Menggunakan Kooperatif STAD

Pembelajaran dikatakan berhasil baik jika hasilnya tahan lama dan dapat digunakan secara praktis dalam kehidupan oleh anak didik yang mempelajarinya (Mursell dalam Nursid, 2001:100).

Asas-asas yang menjadi ciri geografi seperti penyebaran (distribusi), interelasi, deskripsi, dan keruangan merupakan hal yang harus diperhatikan pada kegiatan pembelajaran geografi. Selanjutnya hakikat geografi yang materinya digali dari kehidupan nyata dan lingkungannya, juga menjadi dasar pengembangan pembelajaran geografi. Ditinjau dari kepentingan anak didik, pembelajaran geografi berkewajiban mengembangkan mentak anak didik secara seimbang yang meliputi kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Dengan demikian strategi yang diterapkan meliputi strategi pembinaan konsep dan generalisasi, bertanya secara efektif, keterampilan, nilai, dan inkuiri (Nursid, 2001:101).

Model pembelajaran geografi yang dapat mengembangkan mental siswa secara seimbang, membangkitkan motivasi dan kreatifitas berpikir serta keterlibatan dalam proses adalah


(21)

model kooperatif. Melalui pembelajaran kooperatif, keterampilan berpikir dalam menanggapi sesuatu persoalan dan mencari alternatif jalan keluar dari persaoalan dapat dibina dan dikembangkan. Sifat dan sikap demokrasi, menghargai pendapat orang lain, tenggang rasa, kemandirian, dapat dibina melalui model pembelajaran kooperatif.

8. Pembelajaran Geografi dalam Konteks P. IPS

Menurut Nursid (2001:9) mengemukakan bahwa pembelajaran geografi adalah pembelajaran tentang aspek-aspek keruangan permukaan bumi yang merupakan keseluruhan gejala alam atau kehidupan umat manusia dan variasi kewilayahannya, yang diajarkan di sekolah-sekolah dan disesuaikan dengan tingkat perkembangan mental anak pada jenjang pendidikan masing-masing.

Nursid (2001:12) juga mengemukakan bahwa geografi dan studi geografi berkenaan dengan: a. permukaan bumi (geosfer),

b. alam lingkungan (atmosfer, litosfer, hidrosfer, biosfer), c. umat manusia dengan kehidupannya (antroposfer),

d. penyebaran keruangan gejala alam dan kehidupan termasuk persamaan dan perbedaan, dan

e. analisis hubungan keruangan gejala-gejala geografi di permukaan bumi.

Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran geografi merupakan pembelajaran tentang ilmu pengetahuan yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan, kewilayahan dalam konteks keruangan sesuai dengan perkembangan mental anak dan jenjang pendidikan anak.

B. HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN

1. Penelitian dengan judul “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Geografi” tahun 2009 oleh Ria Aprina (P.S. Pendidikan


(22)

Geografi Universitas Lampung), menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa dari satu siklus ke siklus selanjutnya pada siswa kelas XI IPS 3 semester ganjil SMA Negeri 10 Bandarlampung tahun ajaran 2009/2010.

2. Penelitian dengan judul: “Studi Perbandingan Prestasi Belajar Ekonomi Siswa Melalui Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Team Achievement Divisions) dengan Pembelajaran Langsung pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2005/2006” oleh Rini Irawati (P.S. Pendidikan Ekonomi Universitas Lampung) menunjukkan suatu perbandingan mengajar dengan menggunakan pembelajaran langsung dan pembelajaran kooperatif. Prestasi belajar terbaik diperoleh saat siswa diajar dengan menerapkan pembelajaran kooperatif.

C. KERANGKA PIKIR

Salah satu upaya pembelajaran student-centered (pengajaran memusat siswa) adalah membuat siswa belajar berkelompok, bekerja bersama dan bekerja sama melakukan kegiatan belajar dalam kelompok. Ini yang lazim disebut dengan cooperative learning atau pembelajaran kooperatif.

Pembelajaran kooperatif dianggap perlu dan penting dalam pendidikan karena tidak semua siswa bisa dan mampu menguasai pelajaran tanpa bantuan guru atau siswa lainnya. Makna kooperatif dari pembelajaran kooperatif adalah para siswa secara bersama-sama berusaha agar semua siswa, tanpa kecuali, bisa memahami atau menguasai materi pelajaran. Berusaha bersama-sama pintar, sama pintar dalam perbedaan yang tidak mencolok.


(23)

Salah satu tipe dalam pembelajaran kooperatif adalah STAD (Student Team-Achievement Divisions). Dimana siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa dan heterogen dalam hal jenis kelamin dan tingkat kecerdasan.

Sebagai salah satu cara untuk membantu siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas, digunakanlah model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD ini diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa di M.A. Ma’arif Sukoharjo Pringsewu.

Berdasarkan pemikiran tersebut di atas, maka dapat digambarkan bagan sebagai berikut:

Gambar 2.1. Bagan Kerangka Pikir

D. KRITERIA KEBERHASILAN

1. Perencanaan pembelajaran disebut berhasil jika nilai RPP meningkat dari siklus ke siklus dan siklus akan dihentikan jika nilai RPP sudah mencapai 3,50.

output input

PROSES PEMBELAJARAN


(24)

2. Proses pembelajaran disebut aktif jika banyaknya siswa yang tergolong aktif meningkat dari siklus ke siklus dan siklus dihentikan jika jumlah siswa yang aktif telah mencapai 80%.

3. Sistem evaluasi disebut berhasil jika nilai reliabilitas soal semakin baik dari siklus ke siklus dan siklus dihentikan jika reliabilitas mencapai nilai antara 0,4 – 0,7.

4. Peningkatan prestasi disebut berhasil jika siswa yang tuntas belajarnya meningkat dari siklus ke siklus dan siklus dihentikan jika jumlah siswa yang tuntas belajarnya telah mencapai 80%.


(25)

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah classroom action research. Sebagaimana dijelaskan oleh Suharsimi Arikunto (2006:3) bahwa dalam penelitian tindakan, peneliti melakukan sesuatu tindakan, eksperimen, yang secara khusus diamati terus-menerus, dilihat plus-minusnya, kemudian diadakan pengubahan terkontrol sampai pada upaya maksimal dalam bentuk tindakan yang paling tepat.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian akan dilakukan di MA Ma’arif Sukoharjo Kabupaten Pringsewu pada siswa kelas XI.1 semester ganjil Tahun Ajaran 2011/2012.

C. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI.1 MA Ma’arif Sukoharjo Kabupaten Pringsewu semester ganjil Tahun Ajaran 2011/2012.

D. Obyek Penelitian

Tabel 3.1. Kisi-kisi Instrumen


(26)

2

Observasi Tes 1. Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah pembelajaran dimana siswa bekerja dalam kelompok heterogen untuk memecahkan masalah atau untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal dan memiliki unsur-unsur: tanggungjawab

perseorangan, tatap muka, saling ketergantungan positif, komunikasi antar anggota, dan evaluasi antar kelompok.

- Bertanya - Menjawab - Mencatat - Diskusi

2. Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, hasilnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.

Prestasi belajar tuntas jika nilai tes formatif mata pelajaran geografi pada akhir siklus ≥ 67.

E. Prosedur Penelitian

Prosedur pelaksanaan pada penelitian ini terdiri dari tiga siklus, dengan setiap siklusnya terdiri empat tahapan yaitu:

1. Rencana Tindakan, persiapan yang dibuat untuk diterapkan dalam proses belajar-mengajar.

2. Pelaksanaan tindakan, guru mengajar dengan mempraktekkan sesuai dengan rencana yang telah dirumuskan.

3. Observasi, guru mitra dan peneliti mencatat dan mengamati kondisi siswa mulai dari masuk kelas sampai berakhirnya jam pelajaran.


(27)

3

4. Refleksi, hasil catatan guru dan mitra selama proses pembelajaran dianalisis, bila catatan yang baik dipertahankan dan ditingkatkan sedangkan catatan yang bersifat kurang baik dijadikan bahan renungan untuk siklus berikutnya sehingga terjadi peningkatan hasil.

Tahap-tahap yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah: 1. Tahap Persiapan

a. Siswa dikelompokkan dalam beberapa kelompok yang berjumlah 4 orang berdasarkan nilai ujian.

b. Menjelaskan maksud serta langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD kepada siswa.

Adapun ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan oleh siswa sebagai anggota kelompok antara lain:

a. Anggota kelompok yang pandai dituntut untuk memberitahu teman yang belum mengerti ,sedangkan anggota kelompok yang tidak mengerti hendaknya bertanya kepada temannya yang mengerti.

b. Setiap kelompok tidak diperkenankan untuk berpindah-pindah tempat duduk pada setiap proses pembelajaran.

c. Setiap siswa harus memperhatikan baik-baik pada saat pengajar menyampaikan materi pelajaran.

d. Setiap anggota kelompok harus berani menyampaikan pendapat, bertanya serta mendengarkan dengan baik penjelasan temannya pada saat belajar dalam kelompok.

e. Seluruh anggota kelompok harus mengusahakan agar terjadi diskusi yang aktif.


(28)

4

2. Tahap pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada penelitian ini terdiri dari beberapa tahap yaitu (a) Perencanaan, (b) Pelaksanaan, (c) Pengamatan, dan (d) Refleksi yang akan membentuk siklus. Tindakan ini dilaksanakan dalam beberapa siklus, dengan gambaran secara umum pelaksanaan kegiatan setiap siklus sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan

Kegiatan dalam perencanaan meliputi:

1) Menetapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

2) Mempersiapkan lembar latihan yang diberikan kepada siswa saat pembelajaran.

3) Mempersiapkan lembar observasi terhadap siswa, dan catatan lapangan.

4) Mempersiapkan perangkat tes akhir siklus. b. Tahap Pelaksanaan

Kegiatan ini merupakan penerapan kegiatan pembelajaran yang telah disusun dalam perencanaan. Adapun urutan kegiatannya secara garis besar adalah sebagai berikut:

1) Penyajian Materi

Penyajian materi dilakukan dalam waktu lebih kurang sepertiga atau seperempat waktu yang tersedia. Penyajian meliputi pokok-pokok materi secara garis besar.


(29)

5

Setelah penyajian materi dilakukan, siswa dikelompokkan dalam kelompok-kelompok kecil yang telah ditentukan. Kemudian siswa diberi waktu untuk mendiskusikan materi yang telah disampaikan, lalu siswa diberi lembar latihan yang harus dibahas setiap kelompok dan harus dijawab oleh setiap siswa dengan cara bekerja sama serta saling berdiskusi dalam kelompok. Hasil belajar siswa dikumpulkan. Setelah itu dilaksanakan diskusi untuk membahas hasil diskusi kelompok. 3) Tes Individual

Setelah siswa belajar dalam kelompok selanjutnya diberi tes secara individu yang dilakukan disetiap akhir siklus. Hasil tes individu ini akan diberi sekor peningkatan individu, dan di gunakan untuk menentukan kelompok terbaik.

c. Tahap Pengamatan

Pengamatan dilakukan mulai dari awal sampai akhir proses pembelajaran. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar observasi dan catatan lapangan yang telah dipersiapkan.

d. Tahap Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan menganalisis, memahami dan membuat kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan dan catatan lapangan. Setelah satu siklus berakhir, maka dilakukan refleksi dengan menganalisis hasil teks, observasi, serta menentukan perkembangan kemajuan serta kelemahan yang terjadi sebagai dasar perbaikan pada siklus berikut ini. Jika teredapat kekurangan dalam proses pembelajaran yang telah


(30)

6

berlangsung maka dicari solusi untuk mengatasinya dan diperbaiki pada proses pembelajaran selanjutnya. Jika proses pembelajaran yang berlangsung telah sesuai dengan yang diharapkan, maka akan dipertahankan dan ditingkatkan lagi pada proses pembelajran selanjutnya

F. Variabel Penelitian dan Operasional Tindakan 1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Variabel independen atau variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan aktivitas siswa.

b. Variabel dependen atau variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar.

2. Operasional Tindakan

a. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD

Pembelajaaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiyap kelompok empat sampai lima orang secara heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok. Slavin menyatakan bahwa pada STAD siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan 4 – 5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. Guru menyajikan pelajaran, dan kemudian siswa bekerja dalam tim mereka memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Kemudian, seluruh


(31)

7

siswa diberikan tes tentang materi tersebut, pada saat tes ini mereka tidak diperbolehkan saling membantu.

Seperti halnya pembelajaran lainnya, pembelajaran kooperatif tipe STAD ini juga membutuhkan persiapan yang matang sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Persiapan-persiapan tersebut antara lain:

1) Perangkat pembelajaran

2) Membentuk kelompok kooperatif

3) Menentukan skor awal: skor awal yang dapat digunakan dalam kelas kooperatif adalah nilai ulangan sebelumnya.

4) Pengaturan tempat duduk 5) Kerja kelompok

Pembelajaran kooperatif tipe STAD diharapkan dapat meningkatkan keaktivan siswa di kelas. Data aktivitas siswa diperoleh dari hasil observasi. Setiap siswa diamati aktifitasnya dalam setiap pertemuan dengan memberi tanda “√” pada lembar observasi jika aktifitas yang dilakukan sesuai dengan indikator yang telah ditentukan. Setelah selesai observasi dihitung jumlah aktifitas yang dilakukan siswa lalu dinyatakan dalam bentuk persen dengan menggunakan rumus seperti yang dikemukakan oleh Sudjana (2002:69), yaitu sebagai berikut:

%Ai = ��

� � %

Keterangan : %Ai = persentasi aktivitas siswa

Na = banyaknya aktivitas yang terkategori aktif N = banyaknya aktivitas yang diamati


(32)

8

Siswa dikategorikan aktif apabila persentasi aktivitasnya mencapai 50% atau lebih. Selanjutnya untuk menentukan persentasi siswa aktif secara kelas digunakan rumus:

%As = ∑ ��

� × 100%

Keterangan : %As = persentasi siwa aktif

∑ �� = banyaknya siswa aktif N = banyaknya siwa yang hadir

Kelas dikategorikan aktif aktif apabila persentase aktivitasnya mencapai 80% atau lebih,

Untuk mengetahui data mengenai proses pembelajaran STAD saat kegiatan pembelajaran berlangsung digunakan lembar observasi. Indikator-indikator mengenai data keaktivan siswa pada lembar observasi tersebut adalah kegiatan sebagai berikut:

1) bertanya 2) menjawab 3) mencatat 4) diskusi

b. Prestasi Belajar

Data hasil belajar siswa diketahui setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, diambil dari persentase ketuntasan belajar siswa setelah diadakan tes pada setiap akhir siklus. Siswa dikatakan tuntas jika mendapatkan nilai 67 atau lebih. Untuk menentukan presentase siswa tuntas setiap siklusnya digunakan rumus seperti yang dikemukakan oleh Sudjana (2000:69), yaitu sebagai berikut.


(33)

9

Keterangan : % At = persentase siswa tuntas belajar = banyaknya siswa yang tuntas belajar N = banyaknya siswa yang hadir

Selanjutnya, untuk menentukan rata-rata kelas digunakan rumus:

=

Keterangan: = nilai rata-rata kelas

= jumlah nilai tes seluruh siswa N = banyaknya siswa yang hadir Indikator keberhasilan pada penelitian ini adalah:

1. indikator keberhasilan yang diharapkan dalam penelitian ini prestasi belajar siswa meningkat dari siklus ke siklus.

2. siswa yang memperoleh nilai ≥ 67 mencapai 80%

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Teknik Observasi; Teknik ini dipergunakan untuk menemukan data-data di lapangan yang merupakan gambaran umum yang ada hubungannya dengan masalah yang akan diteliti seperti perilaku siswa yang malas-malasan dan tidak memperhatikan pada saat pelajaran geografi serta siswa masih berada di luar kelas pada saat jam pelajaran geografi dimulai.


(34)

10

2. Teknik Tes; Teknik ini digunakan untuk memperoleh data primer dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang kemudian siswa memilih jawaban yang disediakan atau mengisi soal tes yang diberikan. Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data tentang prestasi belajar siswa pada mata pelajaran geografi.

H. Teknik Pengolahan Data 1. Validasi Data

Dalam penelitian ini konsep validitas terkait dengan data yang dikumpulkan sebagai peneliti selalu berusaha agar data yang terkumpul harus otentik. Peneliti juga berusaha agar dalam data yang terkumpul merupakan gambaran fenomena dari subjek penelitian, yaitu siswa secara jujur dan menghindari keperpihakan yang merugikan subjek yang diteliti.

Dalam penelitian ini digunakan teknik triangulasi data yaitu mengumpulkan data dari hasil observasi, tes, dan angket, kemudian diperbandingkan, dihitung, dilihat skornya, dan disimpulkan. Selanjutnya dilakukan teknik sebagai berikut:

a) Check and recheck yaitu memeriksa kembali tentang kebenaran data dan hasil analisis (Anne Havina dalam Ria Aprina, 2010).

b) Expert opinion yaitu mencek kebenaran dan kesahihan data kepada pakar yang profesional dalam bidangnya (Anne Havina dalam Ria Aprina, 2010) c) Member check yaitu mencek kebenaran dan keberhasilan data temuan

dengan mengonfirmasikan kepada nara sumber/sumber data (Anne Havina dalam Ria Aprina, 2010).


(35)

11

2. Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik deskriptif analisis yaitu analisis deskriptif yang ditujukan untuk mendapatkan informasi tentang berbagai kondisi di lapangan yang bersifat tanggapan dan pandangan terhadap pelaksanaan tindakan. Hasil analisis berupa perbandingan kondisi rill di lapangan yang diperoleh dari berbagai pendapat. Data hasil olahan tersebut kemudian dianalisis, untuk data kuantitatif dianalisis secara statistik, untuk data kualitatif dilakukan analisis non statistik. Data deskriptif hanya dianalisis menurut isinya (content analysis).

Dalam deskriptif analisis, data disajikan dalam bentuk tabel data, dihitung frekuensinya, dipersentasekan kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan pengertian yang jelas dari data yang diperoleh dan akhirnya disimpulkan hasilnya. Untuk analisis statistik, model analisis yang digunakan harus sesuai dengan rancangan penelitiannya. Apabila penelitian yang dilakukan guru hanya berhenti pada penjelasan masalah dan upaya pemecahan masalah yang telah dilakukan (untuk meningkatkan kualitas pembelajaran), maka setelah disajikan data hasil observasi, pengamatan atau dokumentasi, maka selanjutnya dianalisis atau diberi makna atas data yang disajikan tersebut.


(36)

39

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya dan mengacu pada perumusan masalah, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Perencanaan Pembelajaran Kooperatif tipe STAD dinilai menggunakan alat penilaian kemampuan guru (APKG) dan dalam penelitian ini RPP dinyatakan meningkat dari siklus ke siklus.

2. Proses Pembelajaran Kooperatif tipe STAD dinilai menggunakan lembar observasi yang terdiri atas empat indicator yang digunakan untuk mengetahui data aktivitas siswa. Dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa meningkat dari siklus ke siklus.

3. Sistem evaluasi diuji validitas dan reliabilitas butir soal dan dalam penelitian ini disimpulkan bahwa nilai validitas dan reliabilitas soal sudah baik.

4. Peningkatan prestasi diuji menggunakan instrumen tes. Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa prestasi siswa meningkat dari siklus ke siklus.


(37)

40

B. Saran

Dalam rangka menyumbang pemikiran untuk meningkatkan prestasi belajar geografi siswa maka disampaikan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi guru

a. Bagi guru, khususnya guru mata pelajaran geografi, hendaknya menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam proses pembelajaran agar siswa lebih aktif dalam pembelajaran. Pendekatan STAD sebagai alternatif pembelajaran diperlukan agar siswa tidak jenuh dalam pelajaran serta berguna untuk melatih siswa bekerja sama dan berdiskusi sehingga pemahaman siswa terhadap materi menjadi lebih baik. b. Diharapkan untuk berperan aktif dalam meningkatkan pengetahuan dan

kompetensi mengajar, sehingga kemampuan guru dalam menggunakan variasi metode pembelajaran dapat menjadi lebih baik. Selain itu guru diharapkan sering berlatih dalam memadukan beberapa metode pembelajaran

2. Bagi siswa

a. Para siswa diharapkan dapat berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran agar dapat memperoleh manfaat berupa pengetahuan dan pemahaman yang lebih meningkat. Siswa harus dapat memanfaatkan kesempatan belajar dengan lebih tekun dalam mengikuti proses pembelajaran

b. Agar proses pembelajaran dapat terlaksana dengan baik, siswa diharapkan tidak ramai dan berbicara sendiri. Akan lebih baik jika siswa aktif berdiskusi dengan teman kelompok.


(38)

41

3. Bagi sekolah

Bagi pihak sekolah diharapkan untuk menciptakan lingkungan belajar dan sarana pembelajaran yang lebih lengkap, sehingga dapat membantu kelancaran proses pembelajaran. Selain itu pihak sekolah diharapkan untuk selalu mengikutsertakan para guru dalam pelatihan pelatihan yang sering dilakukan oleh Dinas Pendidikan setempat agar kompetensi guru lebih meningkat.


(39)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Pargito, M.Pd. ………..

Sekretaris : Drs. Sudarmi, M.Si. ………..

Penguji

Bukan Pembimbing : Prof. Dr. Bambang Sumitro, M.S. ………..

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. NIP 196003151985031003


(40)

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur kepada Allah SWT dan segenap rasa cinta dan kasih sayang serta kerendahan hati, ku persembahkan karya sederhana ini kepada orang-orang yang akan selalu berharga dalam hidupku :

 Bapakku dan Ibuku tercinta yang telah tulus ikhlas membesarkanku, mendidikku, memberikan kasih sayangnya dan selalu mendoakan serta menanti keberhasilanku. Terima kasih tak terhingga atas doa dan cintanya yang takkan terbalas kecuali dengan syurganya Allah SWT.

 Kakak-kakakku dan adikku tersayang yang senantiasa memberikan semangat dan doa demi kesuksesanku.

 Para pendidikku yang kuhormati (guru-guru dan para dosen) terimakasih atas ilmu yang telah diberikan


(41)

Judul Skripsi : UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS XI M.A. MA’ARIF SUKOHARJO PRINGSEWU TAHUN AJARAN 2011/2012

Nama Mahasiswa : Masruri No. Pokok Mahasiswa : 0543034027

Program Studi : Pendidikan Geografi

Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Pembimbing Utama Pembimbing Pembantu

Dr. Pargito, M.Pd. Drs. Sudarmi, M.Si.

NIP 195904141986031005 NIP 195910091986031003 2. Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Ketua Program Studi Ilmu Pengetahuan Sosial Pendidikan Geografi

Drs. H. Buchori Asyik, M.Si. Drs. Zulkarnain, M.Si. NIP 195601081985031002 NIP 196001111987031001


(42)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Dusun Waringinrejo Pekon Waringinsari Timur Kecamatan Adiluwih Kabupaten Pringsewu pada tanggal 31 Januari 1987, yang merupakan anak pertama dari dua bersaudara pasangan Bapak Sumiran dan Ibu Rofi’ah.

Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 2 Waringinsari Timur Kecamatan Adiluwih Kabupaten Pringsewu Lampung pada tahun 1999, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 4 Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu Lampung pada tahun 2002, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 1 Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu Lampung pada tahun 2005.

Pada tahun 2005, penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur Non – Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (Non-SPMB).


(43)

SANWACANA

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan karunia-Nya, skripsi yang berjudul “Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad pada Mata Pelajaran Geografi Kelas XI M.A. Ma’arif Sukoharjo Pringsewu Tahun Ajaran 2011/2012” ini dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rosulullah Muhammad SAW, manusia yang akan selalu menjadi tauladan terbaik bagi kehidupan manusia sepanjang zaman.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada yang terhormat Bapak Dr. Pargito, M.Pd. selaku pembimbing Utama dan Bapak Drs. Sudarmi, M.Si selaku pembimbing Pembantu dan kepada Bapak Prof. Dr. Bambang Sumitro, M.S. selaku pembahas/penguji Utama. Terimakasih atas bimbingan, arahan-arahan ilmiah yang sangat bermanfaat bagi substansi skripsi ini. Tidak ada yang dapat penulis ucapkan kecuali doa yang tulus dan ikhlas semoga ilmu dan amal baik yang beliau berikan kepada penulis selama


(44)

proses bimbingan menjadi amal ibadah dan Allah SWT menganugerahkan limpahan rahmat, hidayah dan kesehatan lahir dan batin. Amin.

Pada kesempatan ini, tanpa mengurangi rasa hormat penulis menghaturkan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Pembantu Dekan I, II, dan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Buchosi Asyik, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

5. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, terimakasih atas bekal ilmu pengetahuan yang telah diberikan selama ini kepada penulis, mudah-mudahan dapat bermanfaat dan menjadi modal di masa depan.

6. Ayah dan Ibuku tercinta, terimakasih atas doa dan kesabaranya yang tidak pernah berhenti untuk menanti keberhasilanku. Serta Kakak-kakakku, Mashadi, Pujiono, Taslim, dan Adikku Ani Lailia, terimakasih atas doa, motivasi dan dukunganya.


(45)

7. Seluruh keluarga besarku, keluarga paklek Sholeh dan sepupu-sepupuku, terimakasih atas dukungan, motivasi dan kebersamaanya selama ini. 8. Sahabat-sahabatku.

9. Teman-temanku geografi angkatan 2005 serta kakak tingkatku dan adik tingkatku.

10. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah memberikan bantuan moril maupun materil dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga Allah SWT berkenan memberikan berkah, rahmat dan karunia dan hidayah-Nya atas segala budi baik yang telah diberikan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Hal ini disebabkan karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis, namun secerca harapan tumbuh dalam hati penulis semoga skripsi yang sederhana ini bermanfaat bagi lembaga pendidikan dan bagi para pembaca pada umumnya.

Bandarlampung, Oktober 2012 Penulis


(46)

SURAT PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini :

1. Nama : Masruri 2. NPM : 0543034027

3. Program Studi : Pendidikan Geografi

4. Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial 5. Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

6. Alamat : Jln. Dadirejo Waringinsari Timur RT/RW 04/02 Kecamatan Adiluwih Kabupaten Pringsewu 7. Telp/Hp : 085768291659

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Bandarlampung, Oktober 2012

Masruri


(1)

Judul Skripsi : UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS XI M.A. MA’ARIF SUKOHARJO PRINGSEWU TAHUN AJARAN 2011/2012

Nama Mahasiswa : Masruri No. Pokok Mahasiswa : 0543034027

Program Studi : Pendidikan Geografi

Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Pembimbing Utama Pembimbing Pembantu

Dr. Pargito, M.Pd. Drs. Sudarmi, M.Si.

NIP 195904141986031005 NIP 195910091986031003

2. Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Ketua Program Studi

Ilmu Pengetahuan Sosial Pendidikan Geografi

Drs. H. Buchori Asyik, M.Si. Drs. Zulkarnain, M.Si. NIP 195601081985031002 NIP 196001111987031001


(2)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Dusun Waringinrejo Pekon Waringinsari Timur Kecamatan Adiluwih Kabupaten Pringsewu pada tanggal 31 Januari 1987, yang merupakan anak pertama dari dua bersaudara pasangan Bapak Sumiran dan Ibu Rofi’ah.

Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 2 Waringinsari Timur Kecamatan Adiluwih Kabupaten Pringsewu Lampung pada tahun 1999, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 4 Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu Lampung pada tahun 2002, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 1 Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu Lampung pada tahun 2005.

Pada tahun 2005, penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur Non – Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (Non-SPMB).


(3)

SANWACANA

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan karunia-Nya, skripsi yang berjudul “Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad pada Mata Pelajaran Geografi Kelas XI M.A. Ma’arif Sukoharjo Pringsewu Tahun Ajaran 2011/2012” ini dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rosulullah Muhammad SAW, manusia yang akan selalu menjadi tauladan terbaik bagi kehidupan manusia sepanjang zaman.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada yang terhormat Bapak Dr. Pargito, M.Pd. selaku pembimbing Utama dan Bapak Drs. Sudarmi, M.Si selaku pembimbing Pembantu dan kepada Bapak Prof. Dr. Bambang Sumitro, M.S. selaku pembahas/penguji Utama. Terimakasih atas bimbingan, arahan-arahan ilmiah yang sangat bermanfaat bagi substansi skripsi ini. Tidak ada yang dapat penulis ucapkan kecuali doa yang tulus dan ikhlas semoga ilmu dan amal baik yang beliau berikan kepada penulis selama


(4)

proses bimbingan menjadi amal ibadah dan Allah SWT menganugerahkan limpahan rahmat, hidayah dan kesehatan lahir dan batin. Amin.

Pada kesempatan ini, tanpa mengurangi rasa hormat penulis menghaturkan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Pembantu Dekan I, II, dan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Buchosi Asyik, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

5. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, terimakasih atas bekal ilmu pengetahuan yang telah diberikan selama ini kepada penulis, mudah-mudahan dapat bermanfaat dan menjadi modal di masa depan.

6. Ayah dan Ibuku tercinta, terimakasih atas doa dan kesabaranya yang tidak pernah berhenti untuk menanti keberhasilanku. Serta Kakak-kakakku, Mashadi, Pujiono, Taslim, dan Adikku Ani Lailia, terimakasih atas doa, motivasi dan dukunganya.


(5)

7. Seluruh keluarga besarku, keluarga paklek Sholeh dan sepupu-sepupuku, terimakasih atas dukungan, motivasi dan kebersamaanya selama ini. 8. Sahabat-sahabatku.

9. Teman-temanku geografi angkatan 2005 serta kakak tingkatku dan adik tingkatku.

10. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah memberikan bantuan moril maupun materil dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga Allah SWT berkenan memberikan berkah, rahmat dan karunia dan hidayah-Nya atas segala budi baik yang telah diberikan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Hal ini disebabkan karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis, namun secerca harapan tumbuh dalam hati penulis semoga skripsi yang sederhana ini bermanfaat bagi lembaga pendidikan dan bagi para pembaca pada umumnya.

Bandarlampung, Oktober 2012 Penulis


(6)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

1. Nama : Masruri

2. NPM : 0543034027

3. Program Studi : Pendidikan Geografi

4. Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial 5. Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

6. Alamat : Jln. Dadirejo Waringinsari Timur RT/RW 04/02 Kecamatan Adiluwih Kabupaten Pringsewu 7. Telp/Hp : 085768291659

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Bandarlampung, Oktober 2012

Masruri


Dokumen yang terkait

SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS XI M.A. MA’ARIF SUKOHARJO PRINGSEWU TAHUN AJARAN 2011/2012

0 6 46

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH I PALEMBANG

1 5 115

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS VA SDN 10 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 21 57

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS VA SDN 10 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 14 55

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SD NEGERI 5 METRO TIMUR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 15 50

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS VII.H SEMESTER GENAP PADA SMP NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 9 79

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT DAN TIPE NHT BERDASARKAN KEMAMPUAN AWAL SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 12 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 18 67

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SD NEGERI 1 SINAR MULYA KECAMATAN BANYUMAS KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 5 45

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SD NEGERI 1 SINAR MULYA KECAMATAN BANYUMAS KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 15 41

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN 1 PRINGSEWU UTARA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 27 82