Strategi politik partai kebangkitan bangsa menjadikan Rhoma Irama sebagai vote getter di pemilihan umum : 2014

  STRATEGI POLITIK PARTAI KEBANGKITAN BANGSA MENJADIKAN RHOMA IRAMA SEBAGAI VOTE GETTER DI PEMILIHAN UMUM 2014

SKRIPSI

  Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

  

Oleh

Yosep Saepulloh

  

1110112000007

PROGRAM STUDI ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

  

2015 M/ 1436 H

KATA PENGANTAR

  Bismillahirrahmanirrahim, Segala puji bagi Allah yang Maha Pandai dan Maha Indah, yang

menciptakan alam semesta dan seluruh umat manusia. Selawat serta salam di

persembahkan kepada junjunan alam Rasulullah Muhammmad SAW, kepada para

sahabat dan pengikutnya yang selalu setia membela dan menyebarkan panji-panji

risalah Nubuwah kepada umat manusia dari awal sampai akhir zaman.

  Berkat rahmat dan rahim Allah SWT dan bimbingan risalah Nubuwah

Nabi Muhammad SAW-lah, penulis dapat menyelesaikan perjalanan akademik

strata satu ini, sebagai tugas akhir penulis menyusun skripsi dengan judul Strategi

Politik Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Menjadikan Rhoma Irama

Sebagai Vote Getter di Pemilihan Umum 2014. Skripsi ini merupakan sebagian

tugas dari persyaratan akademik untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

  Dengan segala kerendahan hati, penulis dapat mengatakan bahwa

perjalanan akademik ini dilakukan dengan susah payah, penuh duka dan

pengorbanan yang tiada tara. Banyak hikmah yang dapat dipetik dari perjuangan

intelektual ini, yaitu penulis mendapatkan pelajaran yang berharga, untuk

menghadapi tantangan berat ini harus dihadapi dengan lebih sabar, ulet, dan

pasrah kepada Allah yang Maha Agung. Kesabaran, keuletan, dan kepasrahan ini

  

adalah ajaran agama yang ditanamkan sejak masa kecil oleh ayahanda dan ibunda

tercinta kepada penulis.

  Dalam konteks inilah, penulis tidak mungkin menyelesaikan perjalanan

akdemik ini tanpa dorongan, doa yang tulus dan dukungan yang besar dari

ayahanda tercinta, Arief Suripto Tukijan dan ibunda terkasih Samini. Oleh karena

itu, penulis mengucapkan terima kasih yang tiada tara dan rasa syukur ke hadirat

Allah yang Maha Rahman dan Rahim atas perhatian besar kedua orang tua

tersebut. Semoga ayahanda dan ibunda selalu dalam lindungan dan jamahan kasih

sayang-Nya, baik di dunia kini maupun di akhirat kelak. Amien.

  Pada kata pengantar ini pula, penulis sudah sepantasnya mengucapkan

terima kasih yang tiada terhingga kepada para Dosen, Pembimbing Skripsi dan

semua pihak instansi yang telah membantu penulis menyelesaikan perjalanan

akademiknya dan juga kepada rekan seangkatan dan seperjuangan serta kakak-

kakak dan adik-adikku yang telah memberi bantuan dan dorongan kepada penulis.

Diantara mereka yang utama sebagai berikut :

  1. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A., Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah berkenan menerima penulis sebagai mahasiswa di kampus tercinta ini.

2. Prof. Dr. Zulkifli, Dekan FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang selalu memberi semangat dan motivasi untuk terus belajar.

  3. Ali Munhanif, Ph.D. dan M Zaki Mubarak, M.Si., Ketua Program Studi Ilmu Politik dan Sekretaris Program Studi Ilmu Politik, yang selalu menjadi tempat bertanya dan berkonsultasi tentang kegiatan akademik.

  

4. Dra. Gefarina Djohan, M.A., Dosen Pembimbing, atas arahan, bimbingan,

waktu, nasihat, dialog keilmuan dan motivasi tanpa henti yang telah

dicurahkan kepada penulis.

  

5. Dr. Iding R Hasan, M.Si., dan Dr. A Bakir Ihsan, M.Si., Dosen Penguji I

dan Dosen Penguji II, atas masukan, kritik, saran, dan dialog keilmuan yang

telah diberikan dalam penyempurnaan penulisan skripsi ini.

  

6. Drs. Syaifullah Ma’soem, Ketua LPP (Lembaga Pemenangan Pemilu)

PKB 2014, yang telah berkenan meluangkan waktu dan menerima penulis

untuk menjadi narasumber skripsi ini.

  

7. Khoirun Huda, Sekretaris Garda Bangsa Kabupaten Tangerang. Abung

Swara, Ketua Forsa Korwil Jakarta Timur. Ahmad Rifa’i, Sekretaris Forsa

Korwil Tangerang Raya. Terimakasih atas waktu, kesempatan dan berkenan

menjadi narasumber skripsi ini.

  

8. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar pada program studi Ilmu Politik FISIP

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah banyak memberi wawasan dan

informasi keilmuan selama penulis menempuh studi akademik.

  

8. Seluruh Staf Tata Usaha, Pustakawan, Karyawan dan Staf Keamanan

pada FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan

pelayanan dan bantuan sehingga proses perjalanan akademik ini menjadi

lebih mudah.

  

9. Ade Mulyawan, Adi Budiman Subiakto, Ahmad Iqbal, S.Sos,

Muhammad Imam Utomo, Muhammad Rizki, S.Sos dan Novian Dwi

Cahyo. Terimakasih atas bantuannya selama proses penyusunan skripsi ini.

  Disamping itu, rasa hormat dan terima kasih juga penulis sampaikan

kepada rekan sehimpunan yaitu Hari Dona Finanda, M Faisal Husen dan Ramdani

Maulana yang selalu membantu, menghibur dan memberi semangat ketika penulis

menempuh perjalanan akademik ini. Kepada kelompok KKN Permata 2013;

Anisa Aristiani, S.Kom.I., Dendi Warman, Dewi Pratiwi Putri A, S.Sos., Dinar

Annisa Susanti, S.Sos., Fadil ArRosyad, Faisal Wibowo, Kacung Arisman,

Maesaroh, S.Kom.I., Rino Dwi Putro, Siti Nurrohmah, S.IP., Siti Widya

Widiastuti, SE., Sopian Hadi Permana, S.Sos., Viviana, S.Ud, Winda Fatmaela

Risa, S.IP dan Yayan Achmad Septiyanto terimakasih atas kenangan dan

kerjasamanya. Kepada H. Suryadi Nian, S.Sos. (Anggota DPRD Provinsi Banten

Periode 2014-2019) terimakasih atas fasilitas dan motivasi yang diberikan ketika

penulis berada di Ciputat. Penulis juga tidak lupa mengucapkan rasa bangga dan

haru kepada rekan seangkatan dan seperjuangan Ilmu Politik 2010 yang tidak

dapat disebutkan satu persatu terima kasih telah berkenan menerima penulis

menjadi bagian dari hidup mereka.

  Kepada adikku tersayang, Siti Alfianti Agustina yang selalu menunjukan

sikap iklas, sabar, tabah, dan penuh pengertian senantiasa menyemangati dan

menghibur rakandanya, baik dalam suka maupun dalam duka, semoga ia kelak

bisa menjadi orang yang lebih baik dan lebih berprestasi dari rakandanya.

  Kepada semua pihak yang telah membantu penulis, baik secara langsung

maupun tidak langsung, yang tidak dapat disebutkan satu persatu, penulis ucapkan

terima kasih yang tiada terhingga, akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis

mengharapkan ketulusan hati para pembaca skripsi ini untuk berkenan memberi

  

tanggapan, masukan, dan kritik kepada penulis sebagai bentuk dialog intelektual

dan penguatan tradisi akademik di kampus khususnya dan dalam pergaulan

keilmuan pada umumnya.

  Ciputat, Mei 2015 Penulis, Yosep Saepulloh

  

ABSTRAKSI

Strategi Politik Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Menjadikan Rhoma

Irama Sebagai Vote Getter di Pemilihan Umum 2014.

  Konflik yang terjadi ditubuh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) berdampak pada penurunan perolehan suara PKB di Pemilihan Umum (Pemilu) 2004 dan 2009. Salah satu strategi politik PKB di Pemilihan Umum 2014 adalah dengan mengadakan konvensi bagi tokoh yang ingin mencalonkan diri sebagai Bakal Calon Presiden dengan menggunakan PKB sebagai kendaraan politik. Terdapat tiga tokoh yang mengikuti konvensi PKB yaitu Rhoma Irama (Musisi/ Tokoh Islam), Moch Mahfud MD (Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi) dan M Jusuf Kalla (Wakil Presiden Indonesia Ke 11).

  Rhoma Irama adalah musisi dengan julukan Raja Dangdut yang memiliki sekitar 30 juta penggemar atau 10% dari jumlah penduduk Indonesia. Sebagai musisi atau public figure, Rhoma Irama tidak lepas dari kontroversi mulai dari kehidupan pribadi hingga kasus SARA saat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2012. Kerangka Teori yang digunakan dalam skripsi ini adalah strategi politik dan vote getter. Perspektif strategi politik yaitu terbagi menjadi tiga tahap yakni Segmentating, Targeting dan Positioning. Dijadikannya Rhoma Irama sebagai Bakal Calon Presiden dari PKB disinyalir hanya bagian dari strategi politik PKB untuk mendapatkan suara dan dukungan dari masyarakat sehingga terhindar dari Parlementary Treshold atau ambang batas masuk parlemen 3,5% yang diatur dalam UU No. 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Anggota DPR, DPD dan DPRD.

  Hal ini ternyata bisa suara PKB meningkat dua kali lipat dari Pemilu 2004 dan 2009. Keseriusan partai politik dalam memilih Calon Presiden patut menjadi pertanyan karena dalam UUD 1945 hanya melalui partai politik seseorang bisa mencalonkan diri sebagai presiden dan Indonesia menganut sistem sistem Presidensil sehingga kekuasaan presiden begitu besar. Jika partai politik tidak serius dalam menjaring calon presiden, maka sejak awal pemilih tidak punya pilihan dan harapan. Walaupun terdapat pengaruh dari peningkatan suara PKB di Pemilihan Legislatif 2014, namun tidak terlalu signifikan hal ini terbukti dari kegagalan ketiga calon legislative dari PKB di Pemilu 2014 yang mempunyai hubungan langsung dengan Rhoma Irama yaitu Ridho Rhoma, Dedi Irama, dan Vicky Irama namun gagal lolos ke parlemen.

  

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME .................................. i

LEMBAR DOSEN PEMBIMBING ................................................................ ii

LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING .................................. iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ................................................. iv

KATA PENGANTAR ....................................................................................... v

ABSTRAKSI ..................................................................................................... x

DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiv

DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG ................................................... xv

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xvii

  BAB I PENDAHULUAN A. Pernyataan Masalah ..................................................................... 1 B. Pertanyaan Penelitian .................................................................. 6 C. Tujuan Dan Manfaat .................................................................... 7 D. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 7 E. Metode Penelitian ........................................................................ 9 F. Sistematika Penulisan .................................................................. 13 BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KONSEPTUAL A. Strategi Politik ............................................................................ 16 B. Jenis-jenis Strategi Politik ........................................................... 27 C. Vote Getter .................................................................................. 31 D. Kerangka Pemikiran .................................................................... 31

BAB III GAMBARAN UMUM PARTAI KEBANGKITAN BANGSA (PKB)

DAN RHOMA IRAMA A. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) .............................................. 34 B. Rhoma Irama ............................................................................... 40

  C.

  Kontroversi Rhoma Irama ........................................................... 45 D.

  PKB Dan Rhoma Irama ............................................................... 47

  BAB III STRATEGI POLITIK PKB MENJADIKAN RHOMA IRAMA SEBAGAI BAKAL CALON PRESIDEN DI PEMILIHAN LEGISLATIF 2014 A. Strategi Politik PKB di Pemilu 2014 ........................................... 50 B. Kekuatan Dukungan Terhadap Rhoma Irama ............................. 53 C. Alasan PKB Menjadikan Rhoma Irama Sebagai Bakal Calon Presiden ....................................................................................... 56 D. Dampak dan Pengaruh Rhoma Irama Terhadap Perolehan Suara PKB ............................................................................................. 57 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................. 59 B. Saran ............................................................................................ 61

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... xviii

LAMPIRAN-LAMPIRAN

  

DAFTAR GAMBAR

  Gambar I.A.1 Pertemuan antara Rhoma Irama dan Muhaimin Iskandar Menjelang Pemilihan Legislati Gambar III.A.1 Logo Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Gambar III.B.2 Logo Fans Rhoma dan Soneta (Forsa) Gambar III.D.3 Rhoma Irama Sebagai Juru Kampanye Golkar di Era Orde Baru Gambar IV.A.1 Foto Rhoma Irama sebagai Calon Presiden Gambar IV.B.2 Foto saat berlangsungnya Munas Forsa Gambar IV.C.3 Foto Rhoma Irama dan Muhaimin Iskandar saat Kampanye PKB

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Wawancara dengan Bapak Syaifullah Ma’soem (Ketua LPP/

  Lembaga Pemenangan Pemilu PKB 2014) Lampiran 2 Wawancara dengan Bapak Khairun Huda (Sekretaris Garda Bangsa Kabupaten Tangerang) Lampiran 3 Wawancara dengan Bapak Ahmad

  Rifa’I (Sekretaris Umum Forsa Korwil Tangerang Raya) Lampiran 4 Wawancara dengan Bapak Abung Swara (Ketua Umum Forsa Korwil Jakarta Timur)

DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG SINGKATAN

  ABRI Anak Buah Rhoma Irama AD/ART Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga Balon Capres Bakal Calon Presiden Bawaslu Badan Pengawas Pemilu Capres Calon Presiden DPP Dewan Pimpinan Pusat DKI Daerah Khusus Ibukota Forsa Fans Rhoma Irama dan Soneta Golkar Golongan Karya KPU Komisi Pemilihan Umum LPP Lembaga Pemenangan Pemilu MPR Majelis Permusyawaratan Rakyat MK Mahkamah Konstitusi NU Nahdlatul Ulama Ormas Organisasi Masyarakat PAMMI Persatuan Artis Musik Melayu Indonesia Partai Nasdem Partai Nasional Demokrat Partai Hanura Partai Hati Nurani Rakyat PBNU Pengurus Besar Nahdlatul Ulama PDI Perjuangan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Pemilu Pemilihan Umum Pileg Pemilihan Legislatif Pilpres Pemilihan Presiden

  Pilkada Pemilihan Kepala Daerah PKB Partai Kebangkitan Bangsa PKPI Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia PKS Partai Keadilan Sejahtera PPP Partai Persatuan Pembangunan PWNU Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama SARA Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan SBY Susilo Bambang Yudhoyono SFC Soneta Fans Club SFCI Soneta Fans Club Indonesia SMA Sekolah Menengah Atas SMK Sekolah Menengah Kejuruan SWOT Strenghts, Weakneese, Oportunitie, Treaths

  DAFTAR TABEL

  Tabel I.A.1 Perbandingan Perolehan Suara PKB dari Pemilu ke Pemilu Tabel IV.E.1 Perolehan Suara Nasional dan Perolehan Kursi DPR RI

BAB I PENDAHULUAN A. Pernyataan Masalah Pemilihan Umum 2014 menjadi pertarungan yang sengit sekaligus

  pembuktian bagi partai-partai yang ada di tengah sikap apatis dan hilangnya kepercayaan masyarakat kepada partai politik sebagai dampak dari prilaku oknum elit partai politik itu sendiri yang terjerat banyak skandal dan kasus korupsi. Ketatnya seleksi partai politik peserta pemilihan umum dan aturan parlementery

  

treshold yang meningkat 3,5% dari sebelumnya 2,5%, menjadi cambuk bagi elit

  partai politik untuk mendapatkan suara sebanyak-banyaknya dalam pemilihan umum 2014 agar partai politiknya lolos ke Parlemen. Untuk mendapatkan suara sebanyak-banyaknya diperlukan strategi politik agar masyarakat memilih partai politik tersebut. Masalah ini juga banyak didiskusikan oleh para ahli, pakar dan lembaga survei yang memprediksi bahwa hanya akan ada lima partai politik yang akan lolos ke parlemen di pemilihan umum 2014.

  Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menjadi salah satu partai yang lolos seleksi dan menjadi salah satu dari dua belas partai politik peserta Pemilu 2014.

  Sejak berdiri pada 1998 hingga 2014, PKB sudah mengikuti Pemilu sebanyak empat kali. PKB bukanlah partai yang mempunyai suara mayoritas di parlemen.

  Dari empat kali Pemilu, PKB hanya bisa mencapai posisi tiga besar di parlemen pada Pemilu 1999. Perolehan suara PKB dari Pemilu ke Pemilu menunjukan grafik yang menurun.

  Konflik yang terjadi di tubuh PKB antara Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang dimenangkan Cak Imin menjadikan PKB tidak memiliki figur yang bisa menjadi magnet bagi pemilih. Hal ini terlihat dari perolehan suara PKB di Pemilihan Umum 2004 dan 2009. Istilah magnet bagi pemilih atau pendulang suara di dunia politik dikenal dengan istilah Vote Getter. Setiap kali Pemilu partai politik berlomba-lomba merekrut para tokoh ataupun artis yang memiliki popularitas tinggi dengan harapan agar suara partai terkatrol dengan ketokohan atau keartisan seseorang tersebut. Kualifikasi tidak terlalu penting karena kompetensi, kapabilitas dan kualitas hanya sebagai pelengkap di kemudian hari.

  Pada pemilihan umum 2014, PKB mengadakan penjaringan calon presiden (Capres) dari berbagai tokoh-tokoh yang berminat maju sebagai Capres. Mereka adalah Rhoma Irama (Musisi/ Tokoh Islam), Moch Mahfud MD (mantan Ketua Mahkamah Konstitusi) dan M Jusuf Kalla (Wakil Presiden Indonesia ke 11). Pencalonan Rhoma Irama sebagai Bakal Calon Presiden (Balon Capres) disambut baik dan didukung oleh para fans dan penggemarnya. Rhoma bahkan melakukan penggalangan dukungan dengan mengunjungi berbagai daerah di Indonesia. Kedatangan Rhoma disambut oleh para fans dan penggemar di setiap daerah yang dikunjunginya.

1 Rhoma Irama adalah salah satu musisi Indonesia yang mempunyai

  pengaruh dan massa yang banyak. Kepiawaiannya dalam menciptakan lagu mampu menghimpun penggemar musik yang dikenal dengan musik aliran dangdut melayu. Rhoma lahir pada 11 Desember 1946 di Tasikmalaya. Karir musik yang dijalani dari 1970an telah membuatnya mempunyai banyak pengikut

  2

  tak kurang dari 20 sampai 30 juta orang atau 10% dari total penduduk Indonesia yang tergabung dalam berbagai fans club diantaranya adalah Soneta Fans Club

  

Indonesia (SFCI), Soneta Fans Club (SFC), Rhomania, Sonetamania, Anak Buah

  Rhoma Irama (ABRI) dan Fans Rhoma Irama dan Soneta (Forsa). Pada masa Orde Baru Rhoma pernah tercatat sebagai maskot kampanye Partai Persatuan Pembangunan (PPP), ia juga tercatat sebagai anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dari golongan seniman atau nonpartisan pada masa bakti 1993- 1998. Pada Pemilu 2004 Rhoma sempat tampil pada kampanye Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

  Kehidupan Pribadi Rhoma tidak lepas dari berbagai kontroversi, diantaranya yang pernah menyeret namanya mulai dari kontroversi dengan penyanyi dangdut Inul Daratista menyangkut dengan goyangan ngebor pada 2003. Masih ditahun yang sama kembali terjadi peristiwa tangkap basah di 1 Raden Haji Oma Irama atau yang lebih popular dengan nama Rhoma Irama

adalah salah satu musisi dangdut dari Indonesia yang diberi julukan “Raja Dangdut”.

  

Pada tahun tujuh puluhan Rhoma telah menjadi musisi setelah jatuh bangun mendirikan

band music. Pada 13 Oktober 1973 ia mendirikan Soneta dan karirnya mulai berkibar. Ia mendapatkan 11 penghargaan golden record dan membintangi beberapa film layar lebar. 2 Sumber dari pada 25 Agustus 2014. apartemen yang didalamnya hanya terdapat Rhoma dengan seorang perempuan bernama Angel Lelga walaupun awalnya Rhoma menyanggah telah melakukan perbuatan asusila namun akhirnya Rhoma mengakui bahwa Angel adalah salah satu istri sirinya. Pada 2013 di Pilkada DKI Jakarta Rhoma Irama dikecam atas ceramah yang mengandung isu SARA terhadap Calon Gubernur Joko Widodo, Rhoma sempat dipanggil Bawaslu, namun kemudian dinyatakan tidak bersalah.

  Serta kehidupan pribadinya dengan banyak perempuan yang telah menjadi istrinya namun tidak pernah diekspose ke media massa menimbulkan citra kurang baik di mata masyarakat.

  Masalah dan kontroversi di atas menjadi ketimpangan di saat Rhoma Irama dijadikan PKB sebagai bakal calon presiden di Pemilu 2014. Sehingga pernyataan masalah yang jelas terlihat dalam penulisan ini adalah dijadikannya Rhoma Irama sebagai bakal calon presiden oleh PKB di Pemilu 2014. Sedangakan rekam jejak yang kurang baik dan kontroversi sebagai seorang public figure mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap citra Rhoma Irama itu sendiri.

  Pada Pemilu 2014 PKB berhasil meningkatkan jumlah suara dari 5.146.122 suara atau 4,94% pada Pemilu 2009 menjadi 11.298.957 suara atau 9,04%. Meningkat 6.152.835 suara atau 4,10% dari pemilu sebelumnya.

  Peningkatan suara yang signifikan yang diperoleh PKB menunjukan strategi politik yang dijalankan mampu dan efektif digunakan oleh PKB. Hal ini membuat salah satu pihak Balon Capres yaitu Rhoma Irama mendesak PKB agar segera

  3 mendeklarasikan Rhoma sebagai Calon Presiden dari PKB.

  Tabel I.A.1 Perbandingan perolehan suara PKB di Pemilu 2009 sampai 2014

No Tahun Jumlah Suara Urutan Presentase Jumlah Kursi

  1 1999 13.336.982 Suara 3 12,61%

  51 Kursi 2 2004 11.989.564 Suara 3 10,57%

  52 Kursi 3 2009 5.146.122 Suara 7 4,94%

  28 Kursi 4 2014 11.198.957 Suara 6 9,04%

  47 Kursi Sumber: Komisi Pemilihan Umum (KPU)

  Hasil yang diraih PKB pada Pemilu 2014 belum mampu mengusung salah satu dari ketiga Capresnya untuk maju menuju Pilpres (Pemilihan Presiden) 2014 karena syarat di dalam Undang-Undang yang mengharuskan syarat 20% suara nasional atau berkoalisi dengan partai lain untuk mengusung calon presiden sendiri. Selain itu PKB tidak mendapatkan dukungan partai lain untuk mencalonkan salah satu dari tiga Capres yang diajukan, pada detik-detik akhir PKB mengusung pasangan Joko Widodo dan M Jusuf Kalla sebagai Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden 2014 bersama PDI Perjuangan dan tiga partai koalisi lainnya yaitu Partai Nasdem, Partai Hanura dan PKPI.

3 Sumber Dari http://www.tribunnews.com/pemilu-2014/2014/05/17/20-juta-fans-rhoma- irama-kecewa-diremehkan-pkb Diunduh Pada Tanggal 25 Agustus 2014.

  Kegagalan Rhoma menjadi Capres membuat para pendukung dan fans Rhoma kecewa terhadap PKB. Namun dalam hal ini PKB membantah telah mengkhianati Rhoma. Dalam suatu wawancara dengan salah satu media massa, Marwan Jafar salah satu Ketua DPP PKB mengatakan bahwa kemenangan PKB di Pemilu 2014 bukan karena Rhoma Irama sebagai faktor utama melainkan ada tiga faktor, yaitu NU effect, mesin partai yang solid dan kekuatan ketua umum Muhaimin Iskandar yang mampu mengorganisir kekuatan partai. Marwan juga meminta agar Rhoma bersikap realistis karena PKB belum mampu memperoleh

  4 20% jika ingin mengajukan Capres.

  Strategi dengan mengangkat tiga tokoh yang mempunyai kredibilitas, akuntabilitas, popularitas dan elektabilitas yang tinggi ternyata efektif meningkatkan perolehan suara PKB di Pemilihan Umum 2014. Sebagai salah satu dari tiga tokoh tersebut Rhoma menjadi satu-satunya public figure atau artis yang dijadikan PKB sebagai vote getter. Oleh karena itu di dalam penelitian ini penulis ingin melihat apakah peningkatan PKB dalam meraih suara di Pemilihan Umum 2014 dipengaruhi oleh popularitas Rhoma Irama atau tidak.

B. Pertanyaan Penelitian

  Penulisan skripsi ini pada umumnya ingin memberikan analisa terhadap strategi politik PKB di Pemilihan Umum 2014; studi kasus Rhoma Irama sebagai bakal calon presiden, sehingga yang menjadi pertanyaan penelitian adalah : 4 Sumber darDiunduh Pada Tanggal 17 Desember 2014. Apakah strategi politik PKB di Pemilihan Legislatif 2014? Apakah Rhoma Irama bagian dari strategi politik?

C. Tujuan Dan Manfaat

  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk : Mengetahui alasan PKB menjadikan Rhoma Irama sebagai pendulang suara atau vote getter di Pemilihan Umum 2014.

  Manfaat dari Penelitian ini adalah untuk : Manfaat Akademis 1.

  Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi literature keilmuan serta menjadikan penulisan ini sebagai literature dalam bidang Ilmu Politik.

  2. Menambah informasi bagi penulisan skripsi yang serupa di waktu yang akan datang.

  Manfaat Praktis 1.

  Dapat memberikan informasi faktor-faktor Rhoma Irama dijadikan vote getter di Pemilihan Umum 2014.

  2. Dapat memberikan informasi mengenai vote getter di dalam marketing politik.

D. Tinjauan Pustaka

  Dalam penelitian ini terdapat beberapa penelitian sebelumnya yang menyerupai atau hampir sama dengan apa yang penulis teliti. Pertama, Penelitian yang berjudul “Dinamika Kepartaian di Indonesia; Studi Anatomi Konflik PKB Tahun 1999-

  2009” dengan nama penulis Kaka Hanifa Program Studi Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

  Penulis menemukan perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang penulis buat diantaranya mengenai konflik partai politik dimana penulis sebelumnya menjelaskan bagaimana konflik partai yang terjadi lebih kepada masalah internal partai. Hal tersebut dijelaskan di dalam penelitiannya bahwa konflik berkepanjangan antara Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dengan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) telah membuat suara PKB merosot dalam dua kali Pemilu. Walaupun ada kesamaan antara penulis dengan penulis sebelumnya yaitu penelitian tetang PKB, Pemilu dan suara partai politik namun terdapat perbedaan sudut pandang penelitain dan masa penelitian yang berbeda.

  Kedu

a, Penelitian yang berjudul “Menurunnya Legitimasi Kyai NU dalam

  Dinamika Politik PKB” dengan nama penulis Ahmad Andi Wibowo Program Studi Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menemukan perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang peneliti buat diantaranya mengenai konflik antar kader dan pengurus dan berkurangnya peran kyai sebagai Dewan Syuro yang seharusnya punya pengaruh dan peran dalam sistem kepartaian PKB. Hal tersebut berdampak pada perolehan suara PKB yang anjlok. Walaupun ada kesamaan antara penulis dengan penulis sebelumnya yaitu penelitian tetang PKB, Pemilu dan suara partai politik namun terdapat perbedaan sudut pandang penelitain dan masa penelitian yang berbeda.

  Ketiga, Penelitian yang berjudul “Strategi Kampanye Partai Demokrat Pada Pemilu Legislatif 2009 di Kota Bukittinggi” dengan nama penulis Nisya Gita Virna Program Studi Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas Padang. Penulis menemukan perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang penulis buat diantaranya subjek penelitian yang berbeda dan objek penelitian yang berbeda pula yaitu Partai Demokrat dan Kemenangannya di Kota Bukittinggi, strategi yang digunakan adalah dengan memberikan informasi akan keberhasilan pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang berasal dari Partai Demokrat dalam mengentaskan masalah-masalah yang ada di masyarakat dengan berbagai program-programnya diantaranya program wajib belajar 12 tahun, konvensi minyak tanah ke gas, pembangunan infrastuktur, meningkatnya pertumbuhan ekonomi, program bantuan langsung tunai dan menurunkan bahan bakar minyak selama dua kali. Namun disisi lain penelitian ini mempunyai kesamaan dengan penelitian yang penulis buat yaitu dari kerangka teori yang digunakan yaitu strategi politik dan penjelasannya tentang partai politik walaupun dengan partai politik yang berbeda yaitu Partai Demokrat dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

E. Metedologi Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

  Menurut Hillway penelitian adalah suatu studi yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu masalah, sehingga di peroleh pemecahan yang tepat dalam masalah tersebut. Menurut Whitney disamping untuk memperoleh kebenaran, kerja menyelidik harus pula dilakukan secara sungguh-sungguh dalam waktu yang lama. Dengan demikian, penelitia metupakan metode untuk menemukan kebenaran, sehingga peneliti juga merupakan suatu metode berfikir secara kritis. Sedangkan menutur Parsons penelitian adalah pencarian atas sesuatu secara sistematis dengan penekanan

  5 bahwa pencarian ini dilakukan terhadap masalah-masalah yang dapat dipecahkan.

  Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Menurut Blaxter, riset kualitatif cenderung fokus pada usaha mengeksplorasi lebih dalam mungkin sejumlah contoh atau peristiwa yang dipandang menarik dan mencerahkan, dengan tujuan untuk mendapatkan

  6

  pemahaman yang mendalam. Peneliti dalam hal ini harus mengumpulkan data berupa cerita rinci para responden dan diungkapkan dengan apa adanya sesuai bahasa dan bertolak pada penggaliann data sehingga menimbulkan sifat

  7 mengembangkan teori.

2. Tempat dan Waktu Penelitian

  Penelitian dilakukan di wilayah DKI Jakarta, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan dan Kabupaten Tangerang dan Kota Depok untuk mengumpulkan data dan menemui para narasumber sesuai dengan domisili dan tempat pertemuan yang diminta oleh narasumber. Sedangkan waktu penelitian dilakukan selama periodisasi per tanggal 13 Oktober 2014 sampai dengan 13 Oktober 2015. 5 6 Moh. Nazir, Metode Penelitia, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2005), h.12-13 Menurut Blaxter dalam Lisa Harrison, Metodologi Penelitian Politik, (Jakarta: Prenada

  Media Group, 2007), h. 86. 7 Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan: Teori-Aplikasi, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007), h. 89.

3. Teknik Pengumpulan Data

  Teknik pengumpulan data yang akan digunakan penulis adalah sebagai berikut: a.

  Wawancara Wawancara atau interview menurut Black dan Champion (1992) adalah teknik penelitian yang paling sosiologis dari semula teknik penelitian sosial. Hal ini dikarenakan bentuknya yang berasal dari interaksi verbal antara peneliti

  8

  dengan responden. Peneliti akan mewawancarai 4 orang narasumber, disini peneliti akan mewawancarai aktor-aktor yang terkait dalam penelitian yaitu Pengurus DPP PKB, H Rhoma Irama, pengurus sayap PKB dan Fans Rhoma Irama yang tergabung dalam suatu organisasi. Alasan peneliti mengambil nara sumber di atas karena meraka mempunyai banyak informasi yang sangat bermanfaat bagi peneliti, maka dari itu peneliti mengajukan mereka sebaagai narasumber dalam penelitian ini.

  Sebagai instrumen wawancara akan digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah pedoman wawancara, recorder dan buku catatan. Pedoman wawancara digunakan agar peneliti dapat menyaring apa saja yang seharusnya ditanyakan agar fokus pada permasalahan yang diteliti. Recorder digunakan untuk merekam subjek yang difokuskan atau narasumber lainya. Buku catatan dipergunakan untuk mencatat hal-hal yang tidak direkam. 8 Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan: Teori-Aplikasi, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007) h. 179. b.

  Observasi

9 Menurut Muhammad Ali Penelitian yang dilakukan dengan cara

  mengadakan pengamatan terhadap objek, baik secara langsung maupun tidak langsung, lazimnya menggunakan teknik yang disebut dengan Observasi.

  Observasi merupakan teknik pengamatan dan pencatatan sistematis dari fenomena-fenomena yang diselidiki. Observasi dilakukan untuk menemukan data dan informasi dari gejala atau fenomena (kejadian atau peristiwa) secara sistematis dan didasarkan pada tujuan penyelidikan yang telah dirumuskan.

  c.

  Dokumentasi Dokumentasi yang di gunakan berupa buku-buku yang di perlukan dan data-data yang terkait dengan dinasti politik, foto-foto dan segala macam benda yang memberikan keterangan yang bersifat tertulis ataupun tidak. Dokumentasi di perlukan untuk mempermudah peneliti menemukan jawaban dari permasalahan tersebut dan juga peneliti dapat menjelaskan secara detail yang terkait dengan dinasti politik.

  d.

  Sumber dan Jenis Data Berdasarkan pengambilan data dibedakan menjadi dua jenis yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah suatu objek atau dokumen original material mentah dari pelaku yang disebut first hand information atau orang

  10

  pertama. Data primer adalah tempat atau gudang penyimpanan yang orisinil dari 9 Pupuh Fathurahman, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: CV Pustaka Setia,

  2011), h. 168 10 Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial, (Bandung: PT Refika Aditama, 2010), h. 289.

  data sejarah. Data primer merupakan sumber-sumber dasar yang merupakan bukti

  11

  atau saksi utama dari kejadian yang lalu. Sedangkan data sekunder adalah data yang dikumpulkan dari tangan kedua atau dari sumber-sumber lain yang telah

  12

  tersedia sebelum penelitian dilakukan. Sumber sekunder adalah catatan tentang adanya suatu peristiwa, ataupun catatan-catatan yang jaraknya telah jauh dari sumber orisinil. Misalnya putusan rapat suatu perkumpulan bukan didasarkan dari keputusan ( minutes ) dari keputusan rapat itu sendiri, tetapi dari sumber berita di

  13 surat kabar. Begitu surat kabar tentang rapat tersebut adalah sumber sekunder.

  e.

  Teknik Analisis Data Analisis data penulisan untuk mengelola data yang sudah dikumpulkan, penulis menggunakan metode deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta atau kejadian-

  14 kejadian secara sistematis dan akurat mengenai sifat-sifat tertentu.

  Secara harfiah metode deskriptif adalah metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian, sehingga metode ini berkehendak mengadakan akumulasi data dasar berkala. Sedangkan menurut Whitney metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Metode deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tatacara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, 11 12 Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2005), h. 50. 13 Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial, (Bandung: PT Refika Aditama, 2010),,h. 291. 14 Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2005), h. 50.

  Pupuh Fathurahman, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: CV Pustaka Setia, 2011), h. 47. kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang

  15 sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.

F. Sistematika Penulisan

  Dalam penelitian skripsi ini penulis menyusun pembahasan yang menjadi beberapa bagian dari sistematika penelitian sebagai berikut : Bab I : Pendahuluan, pada bab penulis berusaha menguraikan permasalahan yang melatarbelakangi penulisan dengan pembahasan dan perumusan masalah serta tujuan terkait dalam penelitian strategi politik PKB menjadikan Rhoma Irama sebagai Vote Getter pada Pemilihan Umum 2014 yang berdasarkan pada penelitian kualitatif

  Bab II : Pada bab ini berisi mengenai teori-teori sebagai pendekatan yang menjelaskan pokok permasalahan skripsi ini yaitu strategi politik PKB menjadikan Rhoma Irama sebagai Vote Getter pada Pemilihan Umum 2014.

  Bab III : Pada bab ini penulis membahas sekilas tentang profil serta biografi PKB dan Rhoma Irama tentang sejarah pembentukan PKB dan bagaimana kehidupan Rhoma Irama lalu hubungan antara keduanya di Pemilihan Umum 2014.

  Bab IV : Pada bab ini merupakan bagian terpenting dari penulisan skripsi, karena berisikan tentang permasalahan yang penulis angkat. Penulis akan menjelaskan kekuatan dan dukungan yang di miliki Rhoma Irama serta strategi 15 Moh. Nazir , Metode Penelitian, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2005), h. 54-55. politik PKB di Pemilihan Umum 2014 dan alasan PKB menjadikan Rhoma Irama sebagai vote getter di tengah kontroversi kehidupan Rhoma Irama.

  Bab V : Pada bab ini penulis berupaya untuk menyimpulkan pembahasan mengenai skripsi ini sekaligus menjadi penutup pada pokok permasalahan strategi politik PKB menjadikan Rhoma Irama sebagai vote getter di Pemilihan Umum 2014. Selanjutnya di bab ini terdapat saran dan kritik bagi para pembaca.

BAB II KERANGKA TEORITIS DAN KONSEPTUAL Dalam penelitian ini penulis menggunakan teori strategi politik dalam

  menganalisa pencapresan Rhoma Irama oleh PKB hanya sebagai vote getter di Pemilu 2014. Teori ini akan menjelaskan bagaimana PKB menggunakan kekuatan popularitas Rhoma Irama untuk mendapatkan suara sebanyak-banyaknya di pemilu 2014 sehingga dapat meningatkan perolehan suara dua kali lipat dari Pemilu 2004 dan 2009. Sehingga pada bagian ini penulis akan menjelaskan teori tersebut.

A. Strategi Politik

  Penyederhanaan partai politik menjadi syarat agar pemerintahan yang bersifat Presidensial selalu stabil agar pembangunan dapat berjalan dengan lancar.

  Menurut kamus besar bahasa Indonesia Strategi adalah rencana yang cermat

  16

  mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Hal tersebut diiringi dengan beratnya persyaratan bagi partai politik untuk mengikuti pemilu dan menjadi partai yang lolos ke parlemen. Maka dari itu diperlukan suatu strategi politik yang handal dan jitu agar partai politik bisa mengikuti pemilu dan lolos ke parlemen.

16 Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 245.

  Pengertian strategi pada umumnya berasal dari bidang militer. Kata itu berasal dari Bahasa Yunani, yang artinya Kepemimpinan atas Pasukan. Pengertian ini juga sangat penting dan erat kaitannya bagi strategi politik yang dijalankan suatu partai politik, dalam hal ini adalah strategi yang dilakukan partai dengan cara mempengaruhi dan merekrut individu-individu dalam masyarakat. Strategi itu sendiri memiliki tujuan yang paling utama adalah kemenangan. Kemenangan akan tetap menjadi fokus partai politik dalam memperoleh suara terbanyak pada pemilihan umum dan akan berhasil memenangkan setiap calon-calon yang diajukan partai.

  Disisi lain ilmu politik menurut Miriam Budiardjo adalah ilmu yang mempelajari politik atau kepolitikan. Politik adalah usaha menggapai kehidupan yang baik. Di Indonesia kita teringat pepatah gemah ripah loh jinawi. Orang Yunani Kuno terutama Plato dan Aristoteles menamakannya sebagai en dam onia

  17

  atau the good life. Menurut Andrew Heywood, politik adalah kegiatan suatu bangsa yang bertujuan untuk membuat, mempertahankan dan mengamandemen peraturan-peraturan umum yang mengatur kehidupannya, yang berarti tidak dapat

  18 terlepas dari gejala konflik dan kerjasama.

  Adapun perkembangan ilmu politik menurut Zulkifly Hamid, ilmu politik masa kini telah berkembang dari berbagai bidang studi yang berkaitan, termasuk sejarah, filsafat, hukum dan ekonomi. Ilmu politik yang dahulu menjadi bagian dari disiplin tersebut, akhirnya sampai pada tujuan (di Amerika Serikat, selama 17 Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2009), h. 136. 18 Andrew Heywood, Politics, (London: Macmilian Press, 1997), h. 4.

  dekade pertama dan kedua abad kedua puluh) di mana ia dapat menyatakan kebebasannya sebagaimana halnya bidang studi lainnya yang telah lebih dahulu membebaskan dirinya dari filsafat dan agama. Tetapi meskipun ilmu politik baru saja berkembang sebagai suatu bidang studi yang khusus, studi teoritis dan praktek tentang menyusun Negara dan politik telah memulai sekurang-kurangnya

  19 pada masa orang-orang Yunani kuno (kurang lebih 500-300 SM).

  Menurut Peter Schorder dalam bukunya yang berjudul Strategi Politik, strategi politik itu sendiri merupakan strategi atau teknik yang digunakan untuk mewujudkan suatu cita-cita politik. Strategi politik sangat penting untuk sebuah partai politik, tanpa adanya strategi politik, perubahan jangka panjang sama sekali tidak akan dapat diwujudkan. Perencanaan strategi suatu proses dan perubahan politik merupakan analisis yang gamblang dari keadaan kekuasaan, sebuah gambaran yang jelas mengenai tujuan akhir yang ingin dicapai dan juga segala

  

20

kekuatan untuk mencapai tujuan tersebut.

  Strategi Politik merupakan proses menyusun nilai-nilai inti yang sesuai dengan aspirasi para pemilih tertentu, namun juga sesuai dengan visi misi dan sumberdaya kontestan pemilu. Strategi Politik terdiri dari tahapan segmentating,

  21 targeting , dan positioning.

  Partai politik atau kandidat yang ingin mengaplikasikan pemasaran politik secara efektif memerlukan riset. Disini riset (misalnya dalam bentuk polling), menjadi bahan dasar melakukan positioning sekaligus juga berfungsi untuk 19 20 Zulkifly Hamid, Pengantar Ilmu Politik, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009), h. 6. 21 Peter Schorder, Strategi Politik, (Jerman, Nomos Baden-baden, 2000), h.285.

  

Peter Schorder, Strategi Politik, (Jerman, Nomos Baden-baden, 2000), h.312. mengevaluasi pemasaran politik yang telah dilakukan. Riset disini juga bisa dipahami sebagai upaya pemetaan kekuatan politik partai.

  Dalam bahasa yang sedikit berbeda namun sama dalam substansinya, Firmanzah mengemukakan bahwa segmentating atau pemetaan sangat penting dilakukan oleh partai politik mengingat partai politik diharapkan selalu hadir di tengah-tengah masyarakat dan menjawab berbagai masalah yang dihadapi oleh

  22 masyarakat.

1. Segmentating

  Segmentating merupakan upaya untuk mengenali karakteristik tiap