STRATEGI PARTAI KEBANGKITAN BANGSA (PKB) KOTA TARAKAN DALAM MENINGKATKAN DUKUNGAN PEMILIH PADA PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014

(1)

i

STRATEGI PARTAI KEBANGKITAN BANGSA (PKB) KOTA TARAKAN DALAM MENINGKATKAN DUKUNGAN PEMILIH PADA PEMILIHAN

UMUM LEGISLATIF 2014

SKRIPSI

Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan Strata Satu (S1) Ilmu Pemerintahan

Oleh :

RAMADHAN SETIA NUGRAHA

201110050311026

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(2)

ii

LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI

Nama : Ramadhan Setia Nugraha

NIM : 201110050311026

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Judul : Strategi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kota Tarakan dalam Meningkatkan Dukungan Pemilih Pada Pemilihan Umum Legislatif 2014

Disetujui Untuk Diuji Dihadapan Sidang Dewan Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Pemerintahan

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Drs. Jainuri, M.Si Yana Syafriyana Hijri, S.IP, M.IP Mengetahui,

Kajur Ilmu Pemerintahan


(3)

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Telah Dipertahankan Dihadapan Sidang Dewan Penguji Skripsi

Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang pada:

Hari : Kamis

Tanggal : 30 April 2015 Jam : 08.00 – 09.00

Tempat : Jurusan Ilmu Pemerintahan, FISIP-UMM

Dewan Penguji

1. Dr. Asep Nurjaman, M.Si ( )

2. Hevi Kurnia Hardini, S.IP, MA.Gov ( )

3. Drs. Jainuri, M.Si ( )

4. Yana Syafriyana Hijri, S.IP, M.IP ( )

Mengesahkan Dekan

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Dr. Asep Nurjaman, M.Si


(4)

iv

BERITA ACARA BIMBINGAN

Nama : Ramadhan Setia Nugraha

NIM : 201110050311026

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Judul : Strategi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kota Tarakan dalam Meningkatkan Dukungan Pemilih Pada Pemilihan Umum Legislatif 2014

Pembimbing : 1. Drs. Jainuri, M.Si

2. Yana Syafriyana Hijri, S.IP, M.IP Konsultasi Skripsi :

Tanggal Bimbingan Paraf Pembimbing I Paraf Pembimbing II Keterangan Bimbingan

22 September 2014 Pengajuan Judul

27 November 2014 ACC Judul

01 Desember 2014 Revisi Proposal

20 Januari 2015 ACC Seminar Proposal

02 Februari 2015 Pengajuan BAB I, II, II

30 Maret 2015 ACC BAB I, II, III

01 April 2015 Pengajuan BAB IV

27 April 2015 ACC BAB IV

27 April 2015 Pengajuan BAB V dan

Abstraksi

27 April 2015 ACC BAB V dan

Abstraksi Tanggal Selesai Bimbingan Skripsi: 28 April 2015

Malang, 28 April 2015 Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Drs. Jainuri, M.Si Yana Syafriyana Hijri, S.IP, M.IP Mengetahui,

Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan


(5)

v

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS

Nama : Ramadhan Setia Nugraha

Tempat, Tanggal Lahir : Balikpapan, 26 Mei 1991

NIM : 201110050311026

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Menyatakan bahwa Karya Ilmiah/ Skripsi saya yang berjudul:

Strategi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kota Tarakan dalam Meningkatkan Dukungan Pemilih Pada Pemilihan Umum Legislatif 2014

Adalah bukan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi akademik sebagaimana berlaku.

Malang, 30 April 2015 Yang Menyatakan,


(6)

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Strategi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kota Tarakan dalam Meningkatkan Dukungan Pemilih Pada Pemilihan Umum Legislatif 2014 “ini. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Januari sampai bulan Maret, dimana selama proses penelitian, peneliti mendapat banyak pengalaman dan pengetahuan baru yang tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dr. Muhadjir Effendy, MAP, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang yang telah menyediakan fasilitas belajar yang memadai.

2. Dr. Asep Nurjaman, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian demi kelancaran penulisan skripsi ini.

3. Hevi Kurnia Hardini, S.IP, MA.Gov selaku Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan.

4. Kedua orang tua penulis, H.Halidin dan Hj.Kasmirah, S.Pd yang telah menuntun hidup penulis dengan keteladanan, kesabaran, kedamaian dan cinta kasih yang sangat dalam dan tulus. Doa dari Ibunda penulis tercinta yang telah menitiskan niat, ruh suci dan keikhlasan selama perjalanan penulis menuntut ilmu sehingga penulis dapat mencapai cita-cita sesuai dengan yang diharapkan. Selanjutnya, terima kasih pula untuk kakak saya tercinta Agung Setia Fazriawan, S.Pd dan Winda Setia Damaianti, S.Pd.SD atas dukungan semangat dan doanya selama ini. Semoga kita bisa selalu membahagiakan ayah dan mama, Amin.

5. Drs. Jainuri, M.Si selaku Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dan memberi banyak pencerahan.

6. Yana Syafriyana Hijri, S.IP, M.IP selaku Dosen Pembimbing II yang banyak memberi masukan dalam penyelesaian skripsi.


(7)

vii

7. Bapak M. Nasir Mahmud sebagai Ketua Umum DPC PKB Tarakan yang telah berkenan memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melakukan wawancara dan mengambil data di Kantor DPC PKB Tarakan.

8. Bapak Ahmad Usman, S.H sebagai anggota DPRD Tarakan dari Fraksi PKB yang telah memberikan banyak informasi dan masukan terkait strategi PKB Kota Tarakan dalam meningkatkan dukungan pemilih pada pemilihan umum legislatif 2014.

9. Semua Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Ilmu Pemerintahan UMM yang mendampingi serta memberi motivasi peneliti selama proses belajar dibangku kuliah.

10.Detalia Yolanda, S.IP, Ulin Nafi’ah, S.IP, Pandu Phati, S.IP dan Hendriyadi, S.IP yang telah banyak memberikan support kepada penulis. Seluruh teman-teman Ilmu Pemerintahan angkatan 2011 dan KKN 28 angkatan 2011 yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Bisa berteman dengan kalian merupakan anugrah dan kenangan yang sangat luar biasa bagi penulis.

11.Keluarga besar AA23 dan Avatar Roni Padli, SE, Ayu Fitri Syahrial, S.Tr.Keb dan Dian Pratiwi Santoso, SE.

12.Serta segenap pihak yang telah membantu peneliti dalam proses penyelesaian penelitian ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis berusaha sebaik mungkin menyusun tugas akhir ini, akan tetapi penulis sadar bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna, sehingga kritik dan masukan yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan kedepan. Sekian dari penulis, mudah-mudahan karya tulis ini dapat memberikan manfaat. Amin…

Malang, 30 April 2015


(8)

viii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI ... iv

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR DAN TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

ABSTRAKSI ... xiii

ABSTRACT ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 9

C. Tujuan Penelitian ... 10

D. Manfaat Penelitian ... 10

E. Definisi Konseptual ... 11

F. Definisi Operasional ... 13

G. Kerangka Pemikiran ... 14

H. Metode Penelitian ... 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Strategi ... 22

1. Pengertian Strategi ... 22

2. Tingkatan Strategi ... 24

3. Strategi Pemenangan PKB ... 25

B. Partai Politik ... 27

1. Pengertian Partai Politik ... 27

2. Tujuan Partai Politik ... 29


(9)

ix

4. Klasifikasi Partai Politik ... 34

C. Pemilih (Konstituen) ... 38

1. Pengertian Pemilih ... 38

2. Karakteristik Pemilih ... 39

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pemilih ... 41

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilih Memilih PKB ... 44

BAB III DESKRIPSI WILAYAH A. Gambaran Umum Kota Tarakan 1. Sekilas Sejarah Kota Tarakan ... 47

2. Geografi... 48

3. Iklim ... 50

4. Pemerintahan dan Kependudukan ... 51

5. Visi, Misi, dan Motto Kota Tarakan... 53

B. Gambaran Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 1. PKB Nasional ... 53

a. Sejarah PKB ... 53

b. Visi da Misi PKB ... 58

2. PKB Kota Tarakan ... 63

a. Sejarah PKB Tarakan ... 63

b. Struktur Organisasi PKB Tarakan ... 64

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Strategi PKB Tarakan dalam Meningkatkan Dukungan Pemilih Pada Pemilu Legislatif 2014 ... 65

1. Strategi Umum PKB Tarakan ... 66

a. Menyatukan persepsi tokoh-tokoh NU bahwa PKB adalah NU ... 66

b. Melakukan pendekatan personal door to door ... 68

c. Menyelenggarakan kegiatan sosial keagamaan ... 70

2. Strategi Khusus PKB Tarakan ... 74

a. Kaderisasi Berbasis TPS ... 72


(10)

x

c. Menampilkan Figur Caleg Muda... 80

3. Strategi Marketing Politik PKB Tarakan ... 83

B. Kendala yang di hadapi PKB Tarakan dalam Meningkatkan Dukungan Pemilih Pada Pemilu Legislatif 2014 ... 88

1. Rendahnya Tingkat Kepercayaan Masyarakat Terhadap Anggota Legislatif ... 89

2. Terbiasanya Masyarakat dengan money politics ... 90

3. Masih adanya Anggapan Masyarakat bahwa PKB hanya di peruntukkan bagi Orang Islam ... 92

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 93

B. Saran ... 95

DAFTAR PUSTAKA ... 96


(11)

xi

DAFTAR GAMBAR DAN TABEL

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran ... 14

Gambar 2.1 Batas Wilayah Administrasi Kota Tarakan ... 49

Gambar 2.2 Struktur Organisasi PKB Tarakan ... 64

Tabel 1.1 Jadwal Kegiatan Kampanye ... 42


(12)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Transkrip Wawancara ... 99 Lampiran 2 Foto Penelitian ... 102


(13)

xiii Daftar Pustaka

Buku:

A.Muhaimin Iskandar. 2001. Manajemen Komunikasi Partai Kebangkitan Bangsa. Jakarta: Pustaka Bumi Selamat.

A.G. Subarsono, Analisis Kebijakan Publik Konsep, Teori dan Aplikasi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Asep Nurjaman, 2014, Party Survival: Dinamika Politik Kepartaian di Aras Lokal, Impress, Malang.

Bagong Suyanto, 2005, Metode Penelitian Sosial, Kencana Jakarta.

Bappeda dan BPS Kota Tarakan, Kota Tarakan Dalam Angka 2006, Bappeda dan BPS Kota Tarakan.

Burhan Bungin, 2005, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Emaya Suradinata 1996, Ekologi Pemerintahan Dalam Pembangunan, Ramadan, Bandung.

Ermaya Suradinata, 1996, Organisasi Manajemen Pemerintahan, Ramadan, Bandung.

Firmanzah, 2008, Marketing Politik: Antara Pemahaman dan Realitas, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.

Hadari Namawi, 2003, Metode Penelitian Bidang Sosial, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

Lexy J. Moloeng, 2002, Metode Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung. Miriam Budiarjo, 1998, Dasar-dasar Ilmu Politik, Gramedia, Jakarta.

Sanapiah Faisal, 1992, Format-format Penelitian Sosial, Rajawali Press, Jakarta. Sentanoe Kertonegoro, 1994, Manajemen Organisasi, Widya Press, Jakarta.


(14)

xiv

Tjahya Supriatna, 1999, Legitimasi Pemerintahan dalam Konteks Administrasi Publik Memasuki Era Indonesia Baru, Maulana, Bandung.

Toni Adrianus Pito, Efriza, dan Kemal Fasyah, 2006, Mengenal Teori-Teori Politik Dari Sistem Politik Sampai Korupsi, Nuansa, Bandung.

Yulia Adhani, Sosialisasi Peraturan dan Mekanisme Pemilukada Dalam Membentuk Kompetensi Kewarganegaraan Pemilih Pemula: Studi Kasus Sosialisasi Politik pada KPU Provinsi DKI Jakarta, Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia. Peraturan:

Surat Keputusan DPP PKB Nomor: 9827/DPP-02/V/A.1/I/2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kaderisasi Berbasis Tempat Pemungutan Suara (TPS).

DPP PKB. 2008. Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Partai Kebangkitan Bangsa: Hasil Muktamar Luar Biasa Partai Kebangkitan Bangsa di Ancol. Jakarta 2-4 Mei 2008. Jakarta: Sekertariat Jendral DPP PKB. Pasal 14. Internet:

Antara News, 13 Pebruari 2012, Hanya 10 Persen Rakyat Kenal Wakilnya di DPR, http://www.antarajateng.com/detail/index.php?id=58421, di akses tanggal 23 Maret 2015 pukul 05.26 WIB.

Antara News, 10 Maret 2014, Profil Partai Kebangkitan Bangsa (PKB),

http://www.anataranews.com/pemilu/berita/423229/profil-partai-kebangkitan-bangsa-pkb, di akses tanggal 5 Februari 2015 pukul 03.19 WIB. Badan Pusat Statistik Kota Tarakan, Penduduk, http://www.tarakankota.bps.go.id DPP PKB, Sejarah Pendirian, http://www.dpp.pkb.or.id/sejarah-pendirian

Edi Abdullah, 11 April 2014, Strategi jitu Muhaimin Iskandar dalam Mendongkrak Suara PKB, http://sosok.kompasiana.com/2014/04/11/strategi-jitu-muhaimin-iskandar-dalam-mendongkrak-suara-pkb--646661.html, di akses tanggal 6 April 2015 pukul 04.10 WIB

Gie Thok, 21 Maret 2013, Ideologi NU, Kader PKB Wajib Tau, http://m.kompasiana.com/post/read/544146/2/ideologi-nu-kader-pkb-wajib-tau.html, di akses tanggal 6 April 2015 pukul 05.22 WIB.


(15)

xv

Hanta Yuda AR, 2 September 2010, Rapor Merah DPR, http://nasional.kompas.com/read/2010/09/02/09431784/Rapor.Merah.DPR, di akses tanggal 23 Maret 2015 pukul 05.34 WIB.

Indonesia 2014, 16 April 2014 Partai Islam Tentukan Peta Koalisi, http://www.indonesia-2014.com/read/2014/04/16/partai-islam-tentukan-peta-koalisi#,VSG4DNyUes0, di akses tanggal 6 April 2015 pukul 07.01 WIB. Idham Khalid, 24 April 2014, Dilibas Caleg Muda, Ini Kata Ketum Gerindra,

http://news.detik.com/read/2014/04/24/171133/2564781/1562/dilibas-caleg-muda-ini-kata-ketum-gerindra, di akses tanggal 23 Oktober 2014 pukul 04.43 WIB.

Koran Kaltim, 14 Agustus 2014, Ahmad Usman Jadi Anggota Dewan Termuda, http://www.korankaltim.com/ahmad-usman-jadi-anggota-dewan-termuda/, di akses tanggal 19 Oktober 2014 pukul 18.36 WIB.

Nyala, 1 April 2014, Analisis Ideologi Partai Politik 2014, http://jurnalnyala.wordpress.com/2014/04/01/analisis-ideologi-partai-politik-2014/, di akses 6 April 2015 pukul 05.01 WIB.

Pemkot Tarakan, Hari Jadi & Sejarah,

http://www.tarakankota.go.id/in/Sekilas_Tarakan.php?op=detil&mkode=harij adisejarah

Pemkot Tarakan, Kepala Pemerintahan,

http://www.tarakan.go.id/in/Kepala_Pemerintahan.php

Pemkot Tarakan, Visi, Misi, & Motto,

http://www.tarakankota.go.id/in/Sekilas_Tarakan.php?op=detil&mkode=visim isimotto

Reza Aditya, 30 April 2014, Caleg Muda Singkirkan Politisi Senior,


(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu tugas berat bagi sebuah parpol adalah bagaimana partai tersebut bisa diterima oleh masyarakat. Permasalahan ini sangat krusial, karena hal ini menjadi langkah awal bagaimana partai harus menanamkan citranya sebagai organisasi politik dalam benak masyarakat. Mengelola persoalan ini bukan tugas yang sederhana dan mudah. Mempublikasikan dan mensosialisasikan nilai-nilai partai membutuhkan penanganan yang khusus mengingat bahwa parpol memiliki dinamika yang tidak mudah diduga. Oleh sebab itulah, keberadaan strategi untuk menjaring konstituen atau pemilih dalam dunia kepartaian menjadi sesuatu yang sangat strategis dan teramat penting.

Strategi adalah suatu rencana yang sifatnya serba komprehensif, bagaimana sesuatu organisasi dapat mencapai misi dan objeknya serta mengusahakan sekecil mungkin hambatan.1 Strategi memegang peranan penting

dalam suatu organisasi untuk mewujudkan tujuan dan tercapainya suatu visi, misi, dan tujuan organisasi, termasuk organisasi partai politik. Sebagai organisasi social politik, partai politik tentu membutuhkan dukungan atau hak suara dari masyarakat sebagai konstituen agar kader-kadernya dapat menjadi pemegang otoritas di lingkungan pemerintahan guna mewujudkan visi dan misi partai politik


(17)

2

tersebut. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut maka partai politik membutuhkan suatu strategi tertentu untuk meraih dukungan sebanyak-banyaknya dari masyarakat dalam setiap pemilihan langsung (pemilihan presiden, anggota legislatif, kepala daerah).

Strategi politik itu sendiri merupakan strategi atau teknik yang digunakan untuk mewujudkan suatu cita-cita politik. Strategi politik sangat penting untuk sebuah partai politik, tanpa adanya strategi politik, perubahan jangka panjang sama sekali tidak akan dapat diwujudkan. Perencanaan strategi suatu proses dan perubahan politik merupakan analisis yang gamblang dari keadaan kekuasaan, sebuah gambaran yang jelas mengenai tujuan akhir yang ingin dicapai dan juga segala kekuatan untuk mencapai tujuan tersebut.

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) adalah salah satu partai politik yang mengikuti Pemilu 2009 dan 2014. Dalam Pemilu 2009, strategi politik yang dilakukan oleh PKB adalah dengan merangkul sebanyak mungkin umat Muslim (khususnya warga NU) dengan mengandalkan peran para kiai. Dalam menjangkau masyarakat PKB mengandalkan opinion leaders (kiai, tokoh adat, pemuka agama). Slogan dan tema kampanye PKB banyak dan beragam disesuaikan dengan sasaran kelompok. Tema dan slogan kampanye tersebut sebenamya bisa difokuskan hanya pada isu-isu yang sedang berkembang dan menjadi pusat perhatian masyarakat.

Strategi politik yang ditempuh PKB memfokuskan pada personal capability, koalisi dan pemetaan wilayah yang diwujudkan dengan sosialisasi dan konsolidasi. Strategi tersebut relevan diterapkan, tetapi dengan kurangnya dana


(18)

3

dan masyarakat yang pragmatis menjadi penyebab kekalahan calon yang di usung oleh PKB. Di samping itu, PKB sempat mengalami perpecahan atau konflik internal.

Perpecahan melanda PKB pada awal dekade 2000. Muktamar PKB pada 2005 di Semarang, Jawa Tengah, menjadi salah satu puncak gejolak perselisihan di internal PKB. Abdurrahman Wahid atau akrab disapa Gus Dur yang memimpin PKB saat itu bersama Muhaimin Iskandar menghadapi pertentangan dengan para kiai. PKB pun perlahan kehilangan basis pendukung tradisionalnya di pesantren-pesantren di Jawa. Hal itu yang mengakibatkan, pada Pemilu 2009, suara PKB jeblok dengan penurunan 50 persen dibanding 2004. PKB hanya mendapat 5.146.122 suara atau 4,9 persen pada 2009.2 Di Kota Tarakan, jumlah peroleh

suara PKB dalam Pemilu 2009 hanya sebanyak 485 suara, sehingga PKB tidak mendapatkan jatah satu pun kursi di DPRD Kota Tarakan.

PKB kemudian berupaya untuk mengevaluasi strategi politik yang digunakannya. Dalam upaya untuk meningkatkan elektabilitas mereka pada pemilu 2014, PKB melakukan beberapa strategi yaitu dengan melakukan rekonsiliasi PKB dan NU serta merangkul pemilih pemula, dimana hal tersebut merupakan bentuk perbaikan pelembagaan di dalam tubuh PKB. Strategi PKB dengan melakukan pendekatan terhadap pemilih pemula merupakan bentuk dari dimensi pengetahuan atau citra publik (reification) terhadap suatu partai politik. Tingkat pengetahuan publik tentang partai politik merujuk pada pernyataan apakah keberadaan partai politik tersebut telah tertanam pada imajinasi publik.

2 Antara News, 10 Maret 2014, Profil Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), http://www.antaranews.

com/pemilu/berita/423229/profil-partai-kebangkitan-bangsa-pkb, diakses tanggal 5 Feburari 2015 pukul 03.19 WIB


(19)

4

Pendekatan kepada pemilih pemula tersebut merupakan suatu bentuk atau cara yang dilakukan oleh PKB untuk dapat tertanam pada imajinasi masyarakat, khususnya pemilih pemula. Dengan mengakomodasi kepentingan pemilih pemula tersebut, PKB berharap agar mereka dapat diingat oleh pemilih pemula sebagai partai politik yang mengakomodasi kepentingan pemuda.

Selanjutnya, untuk mengatasi kemerosotan suara yang cukup signifikan pada Pemilu 2009, PKB memiliki beberapa strategi-strategi untuk meningkatkan elektabilitas dan suaramereka pada pemilihan umum tahun 2014. Salah satunya yaitu merekonsiliasi PKB-NU serta merangkul kembali kader-kader PKB yang pergi atau pindah partai akibat konflik yang terjadi di internal PKB pada 2008.

Memang bukan rahasia umum lagi bahwa konflik yang menimpa internal PKB antara Gus Dur dan Muhaimin menyebabkan hubungan PKB dan NU mengalami sedikit keretakan. Hal tersebut menimbulkan friksi baik di internal NU sendiri, maupun friksi antara NU dan PKB. Friksi di internal NU sendiri terjadi karena dimana kiai-kiai NU terpecah dukungan. Di sisi lain ada yang mendukung atau pro Gus Dur, namun di sisi lain ada pula yang pro Muhaimin. Hal ini lah yang membuat adanya friksi di internal NU sendiri, namun tidak sampai meluas dan membesar.

PKB sadar, hubungan mereka yang kurang harmonis dengan NU semenjak bergulirnya konflik di internal mereka telah banyak menimbulkan stigma negatif baik di jajaran pengurus NU maupun di tingkatan grassroot kaum Nahdliyin. Setelah konflik di internal PKB mereda, pengurus PKB mulai melakukan pendekat atau melakukan rekonsiliasi hubungan antara mereka dan


(20)

5

NU baik secara struktural maupun kultural. Secara kultural rekonsiliasi hubungan dilakukan dengan melakukan beberapa kegiatan bersama-sama. Sedangkan secara struktural seperti yang dilakukan oleh PKB Jawa Timur dengan menggandeng Khofifah Indar Parawansa sebagai calon Gubernur Jawa Timur, karena secara struktural, Khofifah merupakan Ketua Muslimat NU.

Upaya lain yang dilakukan oleh PKB adalah dengan menggandeng kembali kader-kader PKB yang sempat hijrah ke partai lain. Upaya PKB untuk menarik kembali kader-kader dan pejuang-pejuang PKB yang sempat hijrah ke partai lain membuahkan hasil yang cukup baik. Banyak mantan kader yang hijrah ke PKNU terutama kembali lagi ke PKB dan sebagian menjadi calon legislatif dari partai besutan Gus Dur itu. Meskipun PKNU secara kelembagaan menyatakan merger dengan Gerindra, namun beberapa kadernya lebih memilih untuk kembali ke PKB karena kedekatan ideologi di antara keduanya. Hal tersebut juga terlihat ketika para kiai sepuh NU mendorong agar PKB menjadi partai yang besar. Sejumlah kiai dan kader Partai Kebangkitan Nahdlatul Ulama (PKNU) mulai merapat untuk mendukung partai yang dipimpin Muhaimin Iskandar itu.

Strategi lain yang dilakukan oleh PKB untuk meningkatkan elektabilitas dan suara pada Pemilu 2014 adalah dengan melakukan pendekatan pada pemilih pemula. Pendekatan pada pemilih pemula memang diakui secara terbuka oleh PKB menjadi salah satu strategi PKB untuk meningkatkan elektabilitas dan suara mereka pada Pemilu 2014. Kegiatan kampanye politik yang dilakukan caleg partai PKB antara lain dengan: (1) Silaturrohim dengan tetangga, sahabat dan kerabat yaitu program yang dilakukan kader dan keluarga untuk melakukan pemasaran


(21)

6

PKB melalui silaturrohim, (2) Memperkenalkan PKB pada semua, yaitu program yang dilakukan oleh kader melalui interaksi dan komunikasi dalam berbagai ruang dan waktu serta kemampuan yang dimiliki oleh kader, (3) Silaturrohim dengan tokoh, yaitu program yang dilakukan kader dalam rangka memasarkan PKB melalui sarana silaturrohim kepada tokoh masyarakat dan simpul massa.

Pemilu 2014 menjadi masa keemasan bagi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Di pemilu tahun ini, partai besutan mendiang mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur berhasil mendulang suara, jauh melampui perolehan suara pada pemilu-pemilu sebelumnya. Pada Pemilu Legislatif 9 April 2014, PKB memperoleh 9,04 persen suara, sehingga mendapat jatah kursi sebanyak 47 kursi di DPR. Perolehan ini menempatkan PKB berada di posisi kelima partai dengan perolehan suara terbanyak. Di Kota Tarakan, PKB mampu meningkatkan jumlah pemilihnya dibanding Pemilu 2009. Jumlah peroleh suara PKB dalam Pileg 2014 sebanyak 1.444 suara, yang mana ini meningkat dibanding jumlah peroleh suara PKB dalam Pemilu 2009 sebanyak 485 suara. Dengan perolehan suara pada Pileg 2014 tersebut maka PKB mendapatkan jatah 2 kursi di DPRD Kota Tarakan, sementara pada Pemilu 2009 tidak mendapat satu pun kursi. Kondisi PKB saat Pemilu 2009 dan Pemilu 2014 sangat berbeda, sebagaimana dikemukakan oleh Ketua DPC PKB Tarakan yakni M. Nasir Mahmud bahwa dalam Pemilu 2009, terdapat dualisme kepemimpinan di PKB, yakni versi Gusdur dengan versi Muhaimin. Pada Pemilu 2009, PKB di Tarakan mendapat 485 suara, padahal tidak menjadi caleg yang diusung saat itu. Hal ini menjadi dasar bahwa masih banyak orang yang suka dengan PKB, mungkin


(22)

7

karena PKB dianggap partai yang terbuka bagi semua kalangan. Faktor kedua, bahwa tokoh-tokoh masyarakat di Tarakan kebanyakan dari nahdiyin, yang secara kultural berasal dari NU. PKB sendiri lahir dari NU, jadi ya PKB ya NU. Persoalan meningkatnya suara PKB di Pemilu 2014, hal itu karena semua tokoh-tokoh NU terlibat membantu PKB. Secara garis besarnya masyarakat NU itu berarti orang PKB semuanya.3

Berdasarkan hasil wawancara di atas maka dapat diketahui bahwa pada Pemilu 2009 PKB tidak mengikutsertakan para caleg-nya. Hal ini merupakan akibat dari adanya dualisme kepemimpinan di PKB yakni PKB versi Gusdur dan versi Muhaimin Iskandar. Namun PKB masih mendapat suara dari para pemilihnya. Namun menghadapi Pemilu 2014, para tokoh NU sepakat dan turut membantu meningkatkan suara pemilih, khususnya warga nahdliyin. Hal ini dikarenakan PKB didirikan oleh para tokoh NU.

Hal yang hampir sama dikemukakan oleh Anggota DPRD Kota Tarakan dari Fraksi PKB yakni Ahmad Usman bahwa perbedaan kondisi PKB saat Pemilu 2009 dan Pemilu 2014 juga dijelaskan oleh Anggota DPRD Kota Tarakan dari Fraksi PKB yakni Ahmad Usman bahwa perbedaannya adalah pada 2009 ada kisruh internal PKB di pusat, jadi baik itu di propinsi maupun daerah di kabupaten kota terjadi dualisme kepemimpinan partai. Namun di Tarakan PKB bisa mendapatkan suara cukup signifikan sebanyak 485 suara, padahal tidak ada caleg-nya. Tetapi pada Pemilu 2014, faktor yang menguatkan PKB di Kota Tarakan adalah tidak adanya dualisme kepemimpinan lagi dan menjadi peserta Pemilu.

3 Wawancara dengan Bapak M. Nasir Mahmud (Ketua DPC PKB Tarakan) di Kantor DPC PKB


(23)

8

Perbedaan yang kedua, adanya pembicaraan dari seluruh tokoh-tokoh NU untuk mendukung PKB. Disampaikan juga kepada banom-banom (badan otonom) NU bahwa ketika merasa nahdiyin itu ada partainya untuk menyalurkan aspirasinya yaitu PKB, ya NU ya PKB. Hasilnya, terdapat kesadaran dari para nahdiyin untuk membantu memenangkan PKB di Tarakan. Selain itu, terdapat pembekalan terhadap caleg-caleg untuk berkreasi menghasilkan ide-ide cemerlang sehingga masyarakat tertarik dengan PKB. Salah satu contoh yang dilakukan adalah pada saat door to door dilakukan pembagian kartu nama dan mempromosikan visi dan misi PKB, bahwa caleg tersebut bekerja dan berbagi untuk rakyat, semua yang dilakukan untuk kepentingan rakyat, bukan kepentingan partai. Apapun keluhan yang ada di masyarakat ditampung, aspirasi rakyat dibawa untuk dikemukakan.4

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ahmad Usman maka dapat diketahui bahwa meningkatnya perolehan suara PKB pada Pemilu 2014 disebabkan oleh tiga faktor. Pertama, tidak adanya dualisme kepemimpinan sehingga PKB dapat fokus dalam mengikuti Pemilu 2014. Kedua, adanya peran serta dari para tokoh NU dan badan-badan otonomnya dalam membantu meningkatkan suara PKB, khususnya suara dari warga nahdliyin. Ketiga, adanya pembekalan bagi para caleg PKB agar kreatif dalam rangka pemasaran politik.

Fenomena ini menunjukkan adanya peningkatan dukungan pemilih terhadap PKB pada Pemilu Legislatif 2014 di Kota Tarakan. Hasil wawancara pendahuluan peneliti dengan salah satu caleg PKB yang terpilih menjadi anggota DPRD, Bapak Ahmad Usman bahwa dalam Pemilu Legislatif 2014, PKB

4 Wawancara dengan Bapak Ahmad Usman (Anggota DPRD Tarakan dari Fraksi PKB) di Kantor


(24)

9

menerapkan beberapa strategi pemasaran politik dibanding dalam Pileg sebelumnya. Hal ini dapat menunjukkan bahwa meningkatnya dukungan pemilih terhadap PKB dalam Pileg 2014 di Kota Tarakan salah satunya disebabkan oleh adanya penerapan strategi pemasaran politik (political marketing) yang intensif. Pada intinya marketing politik (political marketing) adalah segala cara yang dipakai dalam kampanye politik untuk mempengaruhi pilihan para pemilih.5

Marketing politik merupakan ilmu marketing dalam kehidupan politik. Dalam hal ini marketing lebih dilihat secara filosofis dan relasional.6

Berdasarkan uraian di atas maka permasalahan yang menarik untuk diteliti adalah strategi apa yang dipergunakan oleh PKB pada Pemilu Legislatif 2014 di Kota Tarakan sehingga mampu meningkatkan dukungan suara pemilihnya jauh melampaui perolehan suara pada Pemilu 2009.

Oleh karena itu, peneliti mengambil judul penelitian: “Strategi Partai Kebangkitan Bangsa Kota (PKB) Tarakan Dalam Meningkatkan Dukungan Pemilih Pada Pemilu Legislatif 2014.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana strategi Partai Kebangkitan Bangsa Kota (PKB)Tarakan dalam meningkatkan dukungan pemilih pada Pemilu Legislatif 2014?

5 Toni Adrianus Pito, Efriza, dan Kemal Fasyah, Mengenal Teori-Teori Politik: Dari Sistem

Politik Sampai Korupsi, Nuansa, Bandung, 2006, hal. 204.

6 Firmanzah, Marketing Politik: Antara Pemahaman dan Realitas, Yayasan Obor Indonesia,


(25)

10

2. Apakah kendala yang dihadapi oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kota Tarakan dalam meningkatkan dukungan pemilih pada Pemilu Legislatif 2014?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dan menjelaskan strategi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kota Tarakan dalam meningkatkan dukungan pemilih pada Pemilu Legislatif 2014.

2. Untuk mengetahui dan menjelaskan kendala-kendala yang dihadapi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kota Tarakan dalam meningkatkan dukungan pemilih pada Pemilu Legislatif 2014.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Secara akademis

a. Menambah ilmu pengetahuan dan wawasan pada mata kuliah yang terkait dengan strategi pemasaran politik.

b. Sebagai referensi atau acuan bagi penelitian berikutnya terkait dengan strategi pemasaran politik.


(26)

11 2. Secara praktis

a. Memberikan kontribusi bagi partai politik dalam meningkatkan jumlah perolehan suara dalam pemiu melalui strategi political marketing.

b. Menambah pengetahuan masyarakat tentang penerapan strategi politik, khususnya pemasaran politik yang diterapkan partai politik dalam pemilu.

E. Definisi Konseptual

1. Marketing politik

Marketing politik adalah strategi yang dilakukan terus-menerus oleh sebuah partai politik atau kontestan dalam membangun kepercayaan dan image publik. Marketing politik harus dilihat secara komprehensif. Pertama, marketing politik lebih daripada sekedar komunikasi politik. Kedua, marketing politik diaplikasikan dalam seluruh proses organisasi partai politik. Tidak hanya tentang kampanye politik tetapi juga sampai pada tahap bagaimana memformulasikan produk politik melalui pembangunan simbol, image, platform, dan program yang ditawarkan. Ketiga, marketing politik menggunakan konsep marketing secara luas, tidak hanya terbatas pada teknik marketing, namun juga sampai strategi marketing, dari teknik publikasi, menawarkan ide dan program, dan desain produk sampai ke market intelligent serta pemrosesan informasi. Keempat, marketing politik melibatkan banyak disiplin ilmu dalam pembahasannya, seperti sosiologi dan psikologi. Misalnya produk politik merupakan fungsi


(27)

12

dari pemahaman sosiologis mengenai simbol dan identitas, sedangkan faktor psikologisnya adalah kedekatan emosional dan karakter seorang pemimpin, sampai ke aspek rasionalitas platform partai. Kelima, konsep marketing politik bisa diterapkan dalam berbagai situasi politik, mulai dari pemilihan umum sampai ke proses lobi di parlemen.7

2. Partai Politik

Partai politik merupakan suatu kelompok yang terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan cita-cita yang sama dengan tujuan memperoleh kekuasaan politik merebut kedudukan politik untuk dapat melaksanakan programnya.8 Terdapat empat fungsi

dari partai politik. Pertama, partai politik berfungsi sebagai sarana komunikasi politik. Kedua, partai politik berfungsi sebagai sarana sosialisasi dan pendidikan politik. Ketiga, partai politik, berfungsi sebagai sarana rekrutmen politik, dimana partai politik berkewajiban untuk melakukan seleksi dan rekrutmen dalam rangka mengisi posisi dan jabatan politik tertentu. Keempat, partai politik berfungsi sebagai sarana peredam dan pengatur konflik. Dengan fungsinya sebagai penyerap aspirasi masyarakat, maka partai politik harus peka dan tanggap terhadap potensi-potensi konflik yang ada dalam masyarakat.

7 Firmanzah, Op.cit, hal. 156-157. 8 Miriam Budiardjo, Op.cit, hal. 403.


(28)

13 F. Definisi Operasional

Marketing politik adalah strategi untuk membangun kepercayaan dan image publik dengan mengkomunikasikan subjek politik (partai politik, calon anggota legislatif) melalui teknik bauran pemasaran (marketing mix) yang meliputi 4P (Product, Promotion, Price, Place).

Produk (product) yang dipasarkan oleh partai politik kepada konstituennya antara lain meliputi platform partai, catatan masa lalu (past record), dan karakteristik calon anggota legislatif (personal characteristic). Promosi (promotion) yang dilakukan partai politik antara lain meliputi penggunaan media periklanan (advertising), publikasi melalui even-even tertentu, dan mengikuti debat kandidat. Harga (price) adalah nilai yang dikeluarkan atau ditanggung oleh partai politik dalam memasarkan produk politiknya yang meliputi biaya ekonomi, biaya psikologis, dan efek dari citra (image) nasional. Adapun tempat (place) adalah saluran distribusi yang dipergunakan partai politik dalam memasarkan produk politiknya yang meliputi program pemasaran individual yang dilakukan oleh masing-masing kandidat (program marketing personal) dan penggunaan simpatisan atau sukarelawan (program volunteer) dalam pemasaran politik.

Dukungan pemilih merupakan keberpihakan konstituen terhadap partai politik atau kandidatnya yang diwujudkan dengan memberikan suara dalam Pemilu Legislatif 2014. Semakin besar jumlah suara yang diperoleh menunjukkan semakin besar pula dukungan dari para pemilih.

Pemilu Legislatif adalah pemilihan umum yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan KPUD sebagai ajang bagi warga negara


(29)

14

Indonesi untuk memberikan hak suaranya dalam rangka memilih anggota legislatif (DPR, DPD, DPRD). Pemilu Legislatif adalah wujud dari prinsip demokrasi yang diselenggarakan oleh pemerintah.

G. Kerangka Pemikiran

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran

Dalam rangka mendapatkan dukungan pemilih pada Pemilu 2014, terdapat tiga jenis strategi yang digunakan oleh PKB Tarakan dan para caleg-nya, yakni strategi umum, khusus, dan marketing politik. Strategi umum merupakan strategi yang sama dengan yang dilakukan oleh partai-partai lainnya dan dilakukan secara umum. Strategi khusus merupakan strategi yang agak berbeda dengan yang dilakukan oleh partai-partai lainnya dan dilakukan pada saat atau kondisi tertentu saja. Sedangkan strategi marketing politik (political marketing) merupakan perpaduan dari disiplin ilmu politik dan pemasaran (marketing).

Marketing Politik (4P): 1. Produk (Product)

2. Biaya (Price) 3. Promosi (Promotion) 4. Tempat (Place)

Dukungan Pemilih Strategi Umum:

1. Penyatuan persepsi tokoh NU 2. Pendekatan door to door 3. Kegiatan sosial keagamaan

Strategi Khusus: 1. Kaderisasi saksi

2. Melibatkan semua banom 3. Figur caleg muda Strategi Politik PKB


(30)

15

Pemasaran politik adalah strategi politik yang digunakan untuk membangun kepercayaan dan image publik dengan mengkomunikasikan subjek politik (partai politik, calon anggota legislatif) melalui teknik bauran pemasaran (marketing mix) yang meliputi 4P (Product, Promotion, Price, Place).

Produk (product) yang dipasarkan oleh partai politik kepada konstituennya antara lain meliputi platform partai, catatan masa lalu (past record), dan karakteristik personal (personal characteristic). Platform partai terdiri dari berbagai ciri khas yang terkait dengan partai seperti warna, bendera, nomor urut, program kerja, slogan, dan sebagainya. Catatan masa lalu berupa prestasi, pengalaman, atau reputasi yang dimiliki oleh partai dan masing-masing caleg. Karakteristik personal (personal characteristic) merupakan karakter dari masing-masing caleg yang diusung, misalnya mencitrakan diri dengan karakter sosok yang agamis, dermawan, sederhana, dan karakter terpuji lainnya guna memikat para pemilih.

Promosi (promotion) yang dilakukan partai politik antara lain meliputi penggunaan media periklanan (advertising), publikasi melalui even-even tertentu, dan mengikuti debat kandidat. Media periklanan (advertising) yang dipergunakan dapat berupa media cetak dan elektronik. Media cetak berupa iklan di brosur, kalender, poster, spanduk, papan reklame, koran, dan sebagainya. Media elektronik berupa iklan di televisi, radio, media sosial di internet, dan sebagainya. Publikasi melalui even-even tertentu dapat berupa mengadakan even atau kegiatan tertentu yang disponsori oleh partai politik atau caleg, misalnya turnamen futsal, jalan sehat berhadiah, konser musik, dan sebagainya. Dalam even-even tersebut


(31)

16

maka partai politik dan caleg-nya dapat terpublikasi di masyarakat. Mengikuti debat kandidat baik di televisi nasional maupun lokal dapat membantu memasarkan kualitas intelektual dan program kerja dari masing-masing kandidat sehingga menjadi sarana promosi yang dapat dipergunakan dalam pemasaran politik.

Harga (price) yang dimaksud adalah nilai yang dikeluarkan atau ditanggung oleh partai politik dalam memasarkan produk politiknya yang meliputi biaya ekonomi dan efek dari citra (image) nasional. Biaya ekonomi pada dasarnya adalah keseluruhan biaya pemasaran politik (kampanye, iklan, hadiah, dan sebagainya) yang dikeluarkan oleh partai politik dan masing-masing caleg dalam kegiatan pemasaran politiknya.

Adapun tempat (place) adalah saluran distribusi yang dipergunakan partai politik dalam memasarkan produk politiknya yang meliputi program pemasaran yang dilakukan oleh masing-masing caleg (program marketing personal). Tempat pemasaran politik dalam hal ini berupa pendirian posko-posko oleh para caleg agar masyarakat dapat lebih mengenal mereka.

Pada dasarnya strategi pemasaran politik merupakan bagian dari strategi yang digunakan oleh partai politik dan masing-masing caleg-nya agar dapat memasarkan produk politik yang ditawarkan sehingga masyarakat pemilih dapat mengenal lebih dekat dan tertarik untuk memberikan dukungan atau suaranya, khususnya pada Pemilu Legislatif tahun 2014.


(32)

17 H. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh Moleong (2000:3) bahwa metode penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik (utuh). Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dikarenakan oleh adanya data-data yang didapatkan nantinya adalah data kualitatif berupa kata-kata atau tulisan tidak berbentuk angka dan untuk mengetahui serta memahami fenomena secara terinci, mendalam dan menyeluruh.

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu “prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan mengerakkan, melukiskan keadaan subyek, obyek penelitian (seorang, lembaga masyarakat dan lain-lain) saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak.9 Peneliti akan

memberikan gambaran keadaan yang nyata mengenai political marketing PKB dalam meningkatkan dukungan pemilih pada Pileg 2014 di Kota Tarakan serta kendala dan upaya yang dihadapi.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian tentang strategi PKB dalam meningkatkan dukungan pemilih pada Pemilu Legislatif 2014 di Kota Tarakan dilaksanakan di Kantor DPC PKB Kota Tarakan.

9 Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Gajah Mada University Press, Yogyakarta,


(33)

18 3. Subyek Penelitian

Penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari hasil penelitian. Oleh karena itu, dalam penelitian kualitatif tidak dikenal adanya populasi dan sampel.10 Sampel pada riset penelitian kualitatif disebut

subjek penelitian. Istilah “subjek penelitian” merujuk pada orang/individu atau kelompok yang dijadikan unit atau satuan (kasus) yang diteliti. Subjek penelitian ini yang akan memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses penelitian.11

Untuk memilih sampel (dalam hal ini informan kunci atau situasi sosial) lebih tepat dilakukan secara sengaja (purposive sampling). Selanjutnya, bilamana dalam proses pengumpulan data tidak lagi ditemukan variasi informasi baru, proses pengumpulan informasi dianggap sudah selesai. Dengan demikian, penelitian kualitatif tidak dipersoalkan jumlah sampel. Dalam hal ini, jumlah sampel (subjek penelitian) bisa sedikit, tetapi juga bisa banyak, terutama tergantung dari: a) tepat tidaknya pemilihan informan kunci, dan b) kompleksitas dan keragaman fenomena sosial yang diteliti.12

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan subjek penelitian berupa individu, yaitu pihak dari DPC PKB Kota Tarakan yang terlibat dan berkompeten dalam menjawab permasalahan yang diteliti.

10 Bagong Suyanto, 2005, Metode Penelitian Sosial, Kencana, Jakarta, hal. 171.

11 Sanapiah Faisal, 1992, Format-format Penelitian Sosial, Rajawali Press, Jakarta, hal. 109. 12 Burhan Bungin. 2005, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kencana Prenada Media Group,


(34)

19 4. Sumber Data

a. Data Primer

Dalam penelitian ini sumber data primernya adalah orang-orang yang terlibat dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang ada kaitannya dengan permasalahan yang diteliti, yakni pihak DPC PKB Kota Tarakan. Sumber data primer tersebut adalah:

1) Ketua DPC PKB Kota Tarakan 1 orang

2) Anggota DPRD Kota Tarakan dari Fraksi PKB 1 orang b. Data Sekunder

Sumber data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari buku-buku literatur, data dari instansi yang berupa dokumen, peraturan perundang-undangan dan informasi lain serta laporan yang terkait dengan masalah penelitian ini.

5. Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara

Wawancara atau interview dapat diartikan tanya jawab antara dua orang atau lebih secara langsung. “Dalam kaitannya dengan teknik interview, dapat ditegaskan bahwa wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu”.13


(35)

20

Jenis wawancara yang dipakai untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara dengan menggunakan instrumen wawancara berupa daftar pertanyaan yang telah disusun sebelumnya dan wawancara tidak terstruktur dengan didasarkan atas masalah dalam penelitian. Hasil wawancara disajikan dalam bentuk naratif dalam pembahasan sesuai dengan masalah yang diteliti.

b. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah suatu cara pengumpulan data melalui peninggalan-peninggalan, terutama berupa arsip dan termasuk buku-buku tentang pendapat/delik, hukum, teori, dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian.14 Data yang didapat dari hasil penelitian

melalui dokumentasi ini adalah data pelengkap dari bahan penelitian yaitu dengan cara pencatatan atau pengutipan dari dokumen-dokumen, arsip-arsip dan sumber-sumber lainnya untuk melengkapi data primer yang diperoleh langsung dari responden.

6. Teknik Analisa Data

Bogdan dan Taylor dalam Moloeng,15 mendefinisikan metode

kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

14 Ibid, hal. 130. 15 Ibid, hal. 5


(36)

21 Adapun tahapan analisis data ini adalah: a. Pengumpulan data yang terdiri dari:

1) Mengedit data, yaitu memeriksa data yang terkumpul apakah sudah lengkap dan benar sehingga siap untuk diproses lebih lanjut.

2) Mengkode data, yakni data yang terkumpul diberi kode tertentu dan dikelompokkan.

3) Klasifikasi data, yakni menyeleksi data yang terkumpul sesuai dengan sumber data masing-masing.

b. Pengelolaan dan penyajian data yaitu setelah data terkumpul diklasifikasikan dengan macam kebutuhan, kemudian dilakukan pengelolaan data dengan cara mengklasifikasikan dalam bentuk uraian. c. Pengembangan dan pengambilan alternatif yakni setelah data diolah maka

diambil beberapa alternatif yang terbaik atau dijadikan sebagai bahan penyampaian informasi dan pengambilan keputusan.16

Setelah meninjau pendapat di atas maka metode penelitian yang digunakan peneliti adalah metode penelitian kualitatif yaitu dengan cara menggambarkan fenomena-fenomena yang diperoleh di lapangan. Selanjutnya dengan analisis dan interpretasi data peneliti berupaya untuk mencari jalan keluar atau pemecahan masalah sehingga mendapatkan kesimpulan.


(1)

16

maka partai politik dan caleg-nya dapat terpublikasi di masyarakat. Mengikuti debat kandidat baik di televisi nasional maupun lokal dapat membantu memasarkan kualitas intelektual dan program kerja dari masing-masing kandidat sehingga menjadi sarana promosi yang dapat dipergunakan dalam pemasaran politik.

Harga (price) yang dimaksud adalah nilai yang dikeluarkan atau ditanggung oleh partai politik dalam memasarkan produk politiknya yang meliputi biaya ekonomi dan efek dari citra (image) nasional. Biaya ekonomi pada dasarnya adalah keseluruhan biaya pemasaran politik (kampanye, iklan, hadiah, dan sebagainya) yang dikeluarkan oleh partai politik dan masing-masing caleg dalam kegiatan pemasaran politiknya.

Adapun tempat (place) adalah saluran distribusi yang dipergunakan partai politik dalam memasarkan produk politiknya yang meliputi program pemasaran yang dilakukan oleh masing-masing caleg (program marketing personal). Tempat pemasaran politik dalam hal ini berupa pendirian posko-posko oleh para caleg agar masyarakat dapat lebih mengenal mereka.

Pada dasarnya strategi pemasaran politik merupakan bagian dari strategi yang digunakan oleh partai politik dan masing-masing caleg-nya agar dapat memasarkan produk politik yang ditawarkan sehingga masyarakat pemilih dapat mengenal lebih dekat dan tertarik untuk memberikan dukungan atau suaranya, khususnya pada Pemilu Legislatif tahun 2014.


(2)

17 H. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh Moleong (2000:3) bahwa metode penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik (utuh). Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dikarenakan oleh adanya data-data yang didapatkan nantinya adalah data kualitatif berupa kata-kata atau tulisan tidak berbentuk angka dan untuk mengetahui serta memahami fenomena secara terinci, mendalam dan menyeluruh.

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu “prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan mengerakkan, melukiskan keadaan subyek, obyek penelitian (seorang, lembaga masyarakat dan lain-lain) saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak.9 Peneliti akan memberikan gambaran keadaan yang nyata mengenai political marketing PKB dalam meningkatkan dukungan pemilih pada Pileg 2014 di Kota Tarakan serta kendala dan upaya yang dihadapi.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian tentang strategi PKB dalam meningkatkan dukungan pemilih pada Pemilu Legislatif 2014 di Kota Tarakan dilaksanakan di Kantor DPC PKB Kota Tarakan.

9 Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Gajah Mada University Press, Yogyakarta,


(3)

18 3. Subyek Penelitian

Penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari hasil penelitian. Oleh karena itu, dalam penelitian kualitatif tidak dikenal adanya populasi dan sampel.10 Sampel pada riset penelitian kualitatif disebut subjek penelitian. Istilah “subjek penelitian” merujuk pada orang/individu atau kelompok yang dijadikan unit atau satuan (kasus) yang diteliti. Subjek penelitian ini yang akan memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses penelitian.11

Untuk memilih sampel (dalam hal ini informan kunci atau situasi sosial) lebih tepat dilakukan secara sengaja (purposive sampling). Selanjutnya, bilamana dalam proses pengumpulan data tidak lagi ditemukan variasi informasi baru, proses pengumpulan informasi dianggap sudah selesai. Dengan demikian, penelitian kualitatif tidak dipersoalkan jumlah sampel. Dalam hal ini, jumlah sampel (subjek penelitian) bisa sedikit, tetapi juga bisa banyak, terutama tergantung dari: a) tepat tidaknya pemilihan informan kunci, dan b) kompleksitas dan keragaman fenomena sosial yang diteliti.12

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan subjek penelitian berupa individu, yaitu pihak dari DPC PKB Kota Tarakan yang terlibat dan berkompeten dalam menjawab permasalahan yang diteliti.

10 Bagong Suyanto, 2005, Metode Penelitian Sosial, Kencana, Jakarta, hal. 171.

11 Sanapiah Faisal, 1992, Format-format Penelitian Sosial, Rajawali Press, Jakarta, hal. 109. 12 Burhan Bungin. 2005, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kencana Prenada Media Group,


(4)

19 4. Sumber Data

a. Data Primer

Dalam penelitian ini sumber data primernya adalah orang-orang yang terlibat dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang ada kaitannya dengan permasalahan yang diteliti, yakni pihak DPC PKB Kota Tarakan. Sumber data primer tersebut adalah:

1) Ketua DPC PKB Kota Tarakan 1 orang

2) Anggota DPRD Kota Tarakan dari Fraksi PKB 1 orang b. Data Sekunder

Sumber data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari buku-buku literatur, data dari instansi yang berupa dokumen, peraturan perundang-undangan dan informasi lain serta laporan yang terkait dengan masalah penelitian ini.

5. Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara

Wawancara atau interview dapat diartikan tanya jawab antara dua orang atau lebih secara langsung. “Dalam kaitannya dengan teknik

interview, dapat ditegaskan bahwa wawancara adalah percakapan dengan

maksud tertentu. Percakapan itu oleh dua pihak, yaitu pewawancara

(interviewer) yang mengajukan pertanyaan yang diwawancarai

(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu”.13


(5)

20

Jenis wawancara yang dipakai untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara dengan menggunakan instrumen wawancara berupa daftar pertanyaan yang telah disusun sebelumnya dan wawancara tidak terstruktur dengan didasarkan atas masalah dalam penelitian. Hasil wawancara disajikan dalam bentuk naratif dalam pembahasan sesuai dengan masalah yang diteliti.

b. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah suatu cara pengumpulan data melalui peninggalan-peninggalan, terutama berupa arsip dan termasuk buku-buku tentang pendapat/delik, hukum, teori, dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian.14 Data yang didapat dari hasil penelitian melalui dokumentasi ini adalah data pelengkap dari bahan penelitian yaitu dengan cara pencatatan atau pengutipan dari dokumen-dokumen, arsip-arsip dan sumber-sumber lainnya untuk melengkapi data primer yang diperoleh langsung dari responden.

6. Teknik Analisa Data

Bogdan dan Taylor dalam Moloeng,15 mendefinisikan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

14Ibid, hal. 130. 15Ibid, hal. 5


(6)

21 Adapun tahapan analisis data ini adalah: a. Pengumpulan data yang terdiri dari:

1) Mengedit data, yaitu memeriksa data yang terkumpul apakah sudah lengkap dan benar sehingga siap untuk diproses lebih lanjut.

2) Mengkode data, yakni data yang terkumpul diberi kode tertentu dan dikelompokkan.

3) Klasifikasi data, yakni menyeleksi data yang terkumpul sesuai dengan sumber data masing-masing.

b. Pengelolaan dan penyajian data yaitu setelah data terkumpul diklasifikasikan dengan macam kebutuhan, kemudian dilakukan pengelolaan data dengan cara mengklasifikasikan dalam bentuk uraian. c. Pengembangan dan pengambilan alternatif yakni setelah data diolah maka

diambil beberapa alternatif yang terbaik atau dijadikan sebagai bahan penyampaian informasi dan pengambilan keputusan.16

Setelah meninjau pendapat di atas maka metode penelitian yang digunakan peneliti adalah metode penelitian kualitatif yaitu dengan cara menggambarkan fenomena-fenomena yang diperoleh di lapangan. Selanjutnya dengan analisis dan interpretasi data peneliti berupaya untuk mencari jalan keluar atau pemecahan masalah sehingga mendapatkan kesimpulan.