Perbanyakan In-Vitro Kultur jaringan nenas

12 Tunas tangkai rotons muncul dari tangkai buah, pada umumnya ukuran tunas tangkai lebih kecil dari pada tunas batang. Jumlahnya relatif lebih sedikit, bentuknya lebih ramping dan daunnya lebih panjang dari pada tunas batang, mampu menghasilkan buah pada umur 18 bulan setelah ditanam. Tunas dasar buah slips adalah tunas yang keluar dari dasar buah atau ujung tangkai buah. Tunas dasar buah jumlahnya adalah 0 sampai 10 buah per tanaman, baik digunakan jika beratnya 340 sampai 450 g Collins 1968. Tanaman dapat berbuah setelah berumur 20 bulan dari saat tanam. Mahkota crown merupakan tunas yang tumbuh pada bagian pucuk dari buah, umumnya hanya satu, namun kadang-kadang dapat lebih. Tanaman dapat menghasilkan buah pada umur 22 sampai 24 bulan setelah ta nam Dinas Pertanian Tanaman Pangan 1994. Mata tunas yang tidur terdapat pada bagian batang. Mata tunas ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk perbanyakan. Satu batang nenas yang telah tua memiliki 80 mata tunas yang tidur maka dapat dihasilkan 80 bibit. Tanaman yang diperoleh akan berbunga setelah 2 sampai 3 tahun setelah ditanam.

2.5 Perbanyakan In-Vitro

Perbanyakan bibit dalam skala besar merupakan salah satu aspek yang sangat penting, dimana produksi memerlukan bibit dari varietas unggul dalam jumlah banyak, seragam, bebas hama dan penyakit serta tersedia secara kontiniu. Perbanyakan dengan kultur jaringan atau disebut juga dengan in-vitro culture, merupakan suatu teknik perbanyakan vegetatif yang banyak digunakan karena memiliki beberapa keuntungan antara lain, tingkat mutiplikasi yang tinggi, seragam secara genetik, memiliki sifat seperti induknya, bibit dapat dihasilkan setiap waktu, tidak tergantung pada musim, dapat menghasilkan bibit yang bebas penyakit, bahan tanaman yang dibutuhkan sedikit, tidak merusak pohon induk, dan tempat untuk produksi bibit yang relatif sempit. Metode perbanyakan secara kultur jaringan dapat dilakukan melalui: 1 perangsangan tunas lateral untuk membentuk tunas ganda yang melebihi pertumbuhan normal. Bahan tanaman yang digunakan, biasanya berupa batang yang memiliki satu buku atau tunas terminal. Cara ini lebih mudah dan aman dalam mempertahankan sifat pohon induknya. 2 Inisiasi tunas adventif yang 13 langsung dari eksplan atau kalus. 3 Pembentukan benih somatik dari rege nerasi melalui embriogenesis somatik. Cara ke 2 dan ke 3 telah banyak dilaporkan tetapi menyebabkan ketidakstabilan pada keturunannya apabila terbentuk melalui kalus. Jika dibandingkan dengan metode konvensional, metode kultur jaringan lebih menguntungkan, khususnya untuk perbanyakan yang dilakukan pada tanaman heterozigot, sexual incompatible, dan untuk genotipe yang steril Connger 2000. Jika tanaman heterozigot diperbanyak secara konvensional, maka terjadi segregasi sehingga sifat anakan tidak sama dengan induknya. Permasalahan ini dapat diatasi dengan teknik perbanyakan in vitro. Demikian juga halnya untuk tanaman steril dan sex incompatible yang tidak menghasilkan biji, dapat diperbanyak dengan mudah.

2.6 Kultur jaringan nenas

Menurut Wee dan Thongtham 1997 teknik kultur jaringan pada tanaman nenas telah dikembangkan untuk produksi secara besar-besaran. Zepeda dan Sagawa 1981 menyatakan bahwa rata-rata 16 tunas diperoleh dari 23 tunas aksilar per mahkota crown pada media ½ MS + 25 air kelapa. Sekitar 5.000 planlet dapat dihasilkan dalam 12 bulan dari satu buah mahkota nenas dengan teknik in vitro. Berdasarkan penelitian Kiss et al. 1995 sekitar 1.521 planlet pada medium N 6 + 20 µM BA atau 2.025 planlet pada medium N 6 + 25 µM kinetin dapat dihasilkan dari satu planlet berakar selama 12 bulan. Hasil penelitian Kiss et al. 1995 pada tanaman nenas cv. Smooth Cayenne de Oriental dan Espenola Raja bahwa pangkal batang nenas hasil in vitro yang ditumbuhkan pada medium 10 µM NAA dan diinkubasi dalam ruang gelap pada suhu 28 o C akan menghasilkan tunas etiolasi. Tunas etiolasi yang diregenerasikan selama 10-14 hari setelah tanam akan menghasilkan lebih dari satu tunas etiolasi per pangkal batang yang digunakan. Pada inkubasi 30-35 hari setelah tanam dalam ruang gelap, panjang tunas etiolasi mencapai 6-10 cm dengan 7 buku per tunas. Tunas etiolasi yang dihasilkan selama 30-40 hari setelah induksi di subkultur pada media N 6 +BA atau kinetin dengan rata-rata 13-15 tunas per eksplan, setiap eksplan terdiri dari 7 buku pada ruang terang 16-h photoperiod selama 4 minggu. 14 Hasil penelitian Devilana 2005 pada tanaman nenas cv. Queen yang ditumbuhkan pada media MS + 0.1 mgl NAA, dan MS + 0.01 mgl NAA dapat meningkatkan jumlah akar pada 15 dan 17 MST. Hasil penelitian Murtini 2005 pada tanaman nenas cv. Smooth Cayenne yang ditumbuhkan pada media MS dengan penambahan 1.0 mgl dan 2.0 mgl NAA dapat meningkatkan rata-rata eksplan bertunas berakar pada 7 MST.

2.7 Zat pengatur tumbuh ZPT