PENDAHULUAN 1 KERANGKA TEORITIK PUSTAKA 11

vi DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR ii KATA PENGANTAR iii UCAPAN TERIMAKASIH iv DAFTAR ISI vi DAFTAR GAMBAR xiii DAFTAR TABEL xvi DAFTAR SKEMA xvii

BAB I: PENDAHULUAN 1

A. JUDUL 1 B. PEMAHAMAN JUDUL 2 C. LATAR BELAKANG MASALAH 2 C.1. Umum 3 C.2. Khusus 5 D. PERMASALAHAN 5 D.1. Umum 6 D.2. Khusus 6 E. TUJUAN DAN SASARAN 6 E.1. Tujuan 7 E.2. Sasaran 7 F. METODOLOGI DAN STRATEGI DESAIN 7 F.1. Tahap I Pengungkapan Main Idea 7 F.1.1. Studi Pustaka 7 F.1.2. Eksplorasi Main Idea 8 F.1.3. Pengumpulan Data 8 F.2. Tahap II Perumusan Judul Dan Pengonsepan 8 F.2.1. Studi Pustaka Dan Eksplorasi Lanjut 8 F.2.2. Pengumpulan Data Tambahan 9 F.2.3. Reduksi Dan Analisa Data 9 F.3. Tahap III Strategi Desain 9 F.4. Tahap IV Preliminary And Final Product 9 vii G. SISTEMATIKA PELAPORAN 10

BAB II: KERANGKA TEORITIK PUSTAKA 11

A. KERANGKA TEORITIK SENI 11 A.1. Seni Tari 13 A.2. Seni Wayang 13 A.2.1. Jenis-Jenis Wayang 14 A.2.2. Peran Wayang 14 A.2.3. Pagelaran Wayang 14 A.3. Seni Musik 14 A.3.1. Pengertian Musik 14 A.3.2. Jenis-Jenis Musik 15 A.3.2.1. Musik Pentatonic Tradisional 15 A.3.2.2. Musik Diatonic Modern 17 A.3.3. Pementasan Musik 18 A.3.3.1. Sistem Pementasan 18 A.3.3.2. Pementasan Sistem Ensamble 18 A.3.3.3. Pementasan Sistem Simfoni Orkestra 19 A.3.3.4. Tempat Pementasan 19 A.3.3.1.1 Pementasan Di Dalam Gedung Indoor 19 A.3.3.1.1 Pementasan Di Luar Gedung Outdoor 19 A.3.3.5. Penonton Pertunjukan Musik 19 A.3.3.1.1 Tingkat Penikmat 19 A.3.3.1.1 Tingkat Penonton 19 B. KERANGKA TEORITIK TEMPAT PAGELARAN 20 B.1. Macam-Macam Tempat Pagelaran 20 B.1.1. Amphitheater 20 B.1.2. Auditorium 21 B.1.3. Concert Hall 22 B.1.4. Performing Arts 22 B.1.5. Theater 22 B.2. Karakteristik Gedung Pagelaran 23 B.2.1. Peruangan Gedung Pagelaran 23 viii B.2.2. Kenikmatan Visual Dalam Gedung Pagelaran 24 B.2.3. Bentuk RuangMassa Gedung Pagelaran 25 B.2.3.1. Bentuk Dasar Ruang 25 B.2.3.2. Bentuk Panggung 27 B.2.3.3. Bentuk Penataan Layout Tempat Duduk 28 B.3. Sistem Akustik Tempat Pertunjukan 31 B.3.1. Kaidah-Kaidah Akustik Ruang Pagelaran 31 B.3.2. Bahan-Dan Konstruksi Penyerap Bunyi 38 B.3.3. Sistem Penguat Bunyi 42 B.3.4. Pengendalian Bising 43 B.4. Studi Komparasi 48 B.4.1. Tempat Pertunjukan Dunia 48 B.4.2. Tempat Pertunjukan Di Indonesia 49 C. KERANGKA TEORITIK ARSITEKTUR NEO VERNAKULAR 52 C.1. Pemahaman Arsitektur Neo-Vernakular 52 C.2. Wujud Tampilan Arsitektur Neo-Vernakular 55 C.3. Penerapan Unsur-Unsur Tradisional Pada Bangunan 56 C.3.1. Macam-Macam Bentuk Arsitektur Tradisional Jawa 56 C.3.1.1. Joglo 56 C.3.1.2. Limasan 56 C.3.1.3. Kampung 57 C.3.1.4. Tajug 58 C.3.1.5. Panggang Pe 59 C.3.1.6. Penerapan Bentuk Arsitektur Tradisional Jawa Pada Rancang Bangun 60 C.3.2. Makna Yang Terkandung Dalam Kayon 62 C.3.2.1. Penerapan Makna Filosofis Gunungan Pada Rancang Bangun 65 C.3.3. Ornamen-Ornamen Pada Bangunan Tradisional Jawa 66 C.3.3.1. Penerapan Ornamen Pada Rancang Bangun 68 C.4. Bangunan Neo-Vernakular Di Indonesia 68 C.4.1. Kompleks Itb, Bandung 1920-1921 69 ix C.4.2. Bentara Budaya, Jakarta 69 C.4.3. Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta 69 D. ARSITEKTUR NEO-VERNAKULAR SEBAGAI ORIENTASI RANCANG BANGUN 70 D.1. Kebutuhan Seni Dalam Rancang Bangun 70 D.1.1. Seni Yang Akan Diwadahi 70 D.1.2. Relevansi Seni Dengan Rancang Bangun 70 D.2. Kebutuhan Tempat Pertunjukan Dalam Rancang Bangun 71 D.2.1. Jenis Tempat Pertunjukan Yang Akan Digunakan 71 D.2.2. Relevandi Bentuk Gedung Pertunjukan Dengan Pendenahan 71 D.2.3. Teknologi Yang Akan Digunakan Sistem Akustik 72 D.3. Kebutuhan Arsitektur Neo-Vernakular Dalam Rancang Bangun 72 D.3.1. Pola Tata Letak 73 D.3.2. Massa Bangunan 73 D.3.3. Tampilan Bangunan 73 D.3.4. Landscape 73 D.3.5. Ornamen 73

BAB III: TINJAUAN KOTA SURAKARTA 74