ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI BUKOP MAJAPAHIT PROPINSI JAWA TIMUR
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI
BUKOP MAJAPAHIT PROPINSI JAWA TIMUR
SKRIPSI
Oleh
Dhite Ari Novianto 08610254
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
(2)
(3)
(4)
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehahdiratan Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penelitian ini dapat diselesaikan. Penelitian berjudul “Analisis Kinerja Keuangan Pada Koperasi Bukop Majapahit Propinsi Jawa Timur”. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui kinerja keuangan dan prospek Koperasi Bukop Majapahit di masa yang akan datang dan juga digunakan untuk mempertimbangkan pengambilan keputusan.
Penelitian ini dapat disusun berkat bantuan, bimbingan, dorongan, dan saran dari berbagai pihak. Melalui laporan hasil penelitian ini, peneliti menyampaikan penghargaan yang tinggi dan terima kasih yang dalam kepada pihak-pihak berikut:
1. Dr. Nazaruddin Malik. M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan kesempatan penulis untuk menimba ilmu;
2. Dra. Aniek Rumijati, M.M, selaku Ketua Jurusan Manajemen FEB Unifersitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi;
3. Drs. Warsono, M.M dan Dra. Dewi Nurjannah, M.M. A.F.P, selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan, memberikan saran dan dukungan selama penyusunan skripsi; 4. Bapak Riyanto dan Ibu Eko Wulansari tercinta, terimakasih doa dan
(5)
5. Adik tersayang Agung Tri Prakoso terimakasih dukungan, canda tawa, dan doanya.
6. Terimakasih teman-teman seangkatan 2008 atas canda, tawa, suka, duka dan pengalaman selama berteman. Insyaallah perteman ini akan terus terjaga.
7. Semua pihak yang memberikan bantuan dalam pelaksanaan penelitian ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Semoga amal baik dan bantuan yang diberikan mendapatkan imbalan dari Allah SWT
Penulis telah berupaya secara optimal untuk menyelesaikan penelitian ini namun, kritik, saran dan pendapat senantiasa peneliti harapkan dalam rangka penyempurnaan hasil penelitian ini. Semoga skripsi ini bermanfat bagi Mahasiswa, pemerhati masalah pembelajaran, dan peneliti lain.
Malang , Mei 2013 Penulis,
(6)
vi
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
ABSTRAKSI ... xii
ABSTRACT ... xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah... 4
C. Batasan Masalah ... 4
D. Tujuan dan Kegunaan penelitian ... 4
BAB II Tinjauan Pustaka A. Tinjauan Hasil Peneliti Terdahulu ... 6
B. Tinjauan Teori ... 6
C. Kerangka Pikir Penelitian ... 19
D. Hipotesis... 21
BAB III Metode Penelitian A. Lokasi Penelitian ... 22
B. Jenis Penelitian ... 22
C. Data dan Sumber Data ... 22
D. Teknik Pengumpulan Data ... 23
E. Definisi Operasional Variabel ... 23
F. Teknik Analisis Data ... 27
(7)
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
A. Gambaran Umum Koperasi ... 33 B. Analisis Data... 36 C. Pembahasan Hasil Analisis Data ... 67
BAB V Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan ... 74 B. Saran ... 74 DAFTAR PUSTAKA
(8)
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Daftar Laporan Pendapatan dan SHU Setelah Pajak ... 2
Tabel 2.1 Penilaian Rasio Pinjaman pada angggota terhadap volume pinjaman yang diberikan ... 13
Tabel 2.2 Penilaian Rasio Pinjaman yang berisiko terhadap pinjaman yang diberikan ... 14
Tabel 2.3 Penetapan Predikat tingkat kesehatan KSP dan USP ... 19
Tabel 4.1 Modal Sendiri Koperasi Bukop Majapahit ... 34
Tabel 4.2 Total Aktiva Koperasi Bukop Majapihit ... 35
Tabel 4.3 Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi Bukop Majaphit... 35
Tabel 4.4 Rasio Modal Sendiri Terhadap Total Asset ... 36
Tabel 4.5 RasioModal Sendiri Terhadap Pinjaman diberikan Berisiko ... 38
Tabel 4.6 Rasio Kecukupan Modal Sendiri ... 39
Tabel 4.7 Rasio Volume Pinjaman pada Anggota terhadap Volume Pinjaman Diberikan ... 41
Tabel 4.8 Rasio Risiko Pinjaman Bermasalah Terhadap Pinjaman Diberikan ... 42
Tabel 4.9 Rasio Cadangan ResikoTerhadap Pinjaman Bermasalah ... 44
Tabel 4.10 Rasio Pinjaman Yang Berisiko Terhadap Pinjaman yang Diberikan ... 45
Tabel 4.11 Rasio-rasio Aspek Manajemen ... 47
Tabel 4.12 Rasio Beban Operasi Anggota Terhadap Partisipasi Bruto ... 52
Tabel 4.13 Rasio Beban Usaha Terhadap SHU Kotor ... 53
(9)
Tabel 4.15 Rasio Kas ... 56
Tabel 4.16 Rasio Pinjaman yang Diberikan Terhadap Dana yang Diterima... 58
Tabel 4.17 Rasio Rentabilitas Asset ... 59
Tabel 4.18 Rasio Rentabilitas Modal Sendiri ... 60
Tabel 4.19 Rasio Kemandirian Operasional Pelayanan ... 62
Tabel 4.20 Rasio Partisipasi Bruto ... ... 63
Tabel 4.21 Rasio Promosi Ekonomi Anggota ... 65
Tabel 4.22 Skor Keseluruhan Penilaian Kinerja Koperasi Bukop Majaphit .. 66
Tabel 4.23 Hasil Perhitungan Time Series ... 68
(10)
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian ... 20
(11)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Perhitungan 7(tujuh) komponen penilaian kinerja keuangan standar peraturan Menteri Koperasi dan UKM No.14/Per/M.KUKM/XII/2009
Lampiran 2 : Standar perhitungan 7(tujuh) komponen penilaian kinerja keuangan menurut peraturan Menteri Koperasi dan UKM No.14/Per/M.KUKM/XII/2009
Lampiran 3 : Laporan Keuangan Koperasi Bukop Majapahit Propinsi Jawa Timur
(12)
xii
DAFTAR PUSTAKA
Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta. Salemba Empat
Martono dan Harjito. 2002. Manajemen Keuangan. Edisi Pertama. Yogyakarta: Ekonosia.
Munawir, S. 2007. Analisa Laporan Keuangan. Edisi Empat. Jogjakarta: Liberty.
Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, Nomor: 14/Per/M.KUKM/XII/2009.
Purwandari, Vikhi Krisna. 2012. Analisis Kinerja Keuangan Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) “Bina Karya” Balongpangga Kabupaten Gresik. Malang:UMM
Sari, Ftri Kartika. 2012. Analisis Kinerja Keuangan Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) “Setia” Kecamatan Pragaan Sumenep. Malang:UMM
Sartono, R. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi Empat. Yogyakarta: BPFE.
Sukarno, Edy. 2000. Sistem Pengendalian Manajemen: Suatu Pendekatan Praktis.Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Warsono. 2003. Manajemen Keuangan Perusahaan. Malang: penerbit Bayumedia Publishing.
(13)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Berbagai peraturan perundangan yang mengatur koperasi dilahirkan dengan maksud mempercepat pengenalan koperasi dan memberikan arah bagi pengembangan koperasi serta dukungan perlindungan yang diperlukan.
Tujuan koperasi adalah memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut dalam membangun tatanan perekonomian nasioanal dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan pancasila dan undang-undang dasar 1945. Koperasi Bukop Majapahit merupakan koperasi yang dirintis pada tahun 1952. Keanggotaan Koperasi Bukop terdiri dari KPRI-KPRI yang berada di Jawa Timur, sedangkan usaha yang dikembangakan meliputi, simpan pinjam, persewaan gedung dan kost-kostan. Adapun data pendapatan dan SHU setelah pajak Koperasi Bukop Majapahit Propinsi Jawa Timur dapat dilihat pada Tabel 1.1.
(14)
2
Tabel 1.1 Laporan Pendapatan dan SHU setelah pajak 2010 - 2012 Tahun Pendapatan % SHU setelah pajak % 2010 Rp. 874.649.975 - Rp. 179.682.917 - 2011 Rp. 857.505.330 -1,96% Rp. 190.069.554 5,78% 2012 Rp. 771.703.701 -10,006% Rp. 211.055.551 11,04% Sumber: Data Laporan Keuangan Koperasi Bukop Majapahit.
Dari Tabel.1.1 menjelaskan bahwa pada tahun 2010 sampai dengan 2011 pendapatan mengalami penurunan sebesar -1,96% di karena terjadi penurunan biaya administrasi pinjaman, pada tahun 2011 sampai dengan 2012 pendapatan juga mengalami penurunan sebesar -10,006% hal ini di karenakan terjadi penurunan pendapatan bunga. Hasil dari perhitungan SHU setelah pajak pada tahun 2010 sampai dengan 2011 mengalami peningkatan sebesar 5,78%, dan pada tahun 2011 sampai dengan 2012 mengalami peningkatan sebesar 11,04%.
Berhasil tidaknya koperasi dapat dilihat dari kesejahteraan anggotannya, sehingga koperasi dituntut untuk berusaha semaksimal mungkin dalam mengelolanya, khususnya dalam segi keuangan yaitu bagaimana menyusun laporan keuangan. Laporan keuangan sendiri terdiri dari neraca dan laporan rugi laba. Laporan keuangan tersebut untuk mengetahui sejauh mana prestasi dan kondisi keuangan yang dimiliki.
Laporan keuangan dapat memberikan informasi sehubungan dengan kondisi keuangan dan hasil yang dapat dicapai oleh koperasi tersebut dalam periode tertentu. Untuk mengetahui kondisi keuangan di
(15)
3
KSP Bukop Majapahit dipergunakan suatu analisis yaitu analisis kinerja keuangan dimana dapat diketahui dari daftar neraca dan laporan rugi laba.
Untuk mengetahui kondisi keuangan koperasi tersebut membutuhkan berbagai pertimbangan, penghitungan, serta analisis yang cukup matang untuk memastikan tingkat risiko dan pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang berkepentingan serta bisa mengetahui dan membandingkan bagaimana kondisi kinerja keuangan koperasi tersebut.
Kinerja keuangan merupakan tingkat pencapaiaan pelaksananan kegiatan keuangan. Jadi perlu dilakukan analisis untuk menghitung kinerja keuangan sebagai alat pengambilan keputusan. Membandingkan rasio keuangan dari tahun ketahun pada periode yang telah berakhir, maka dapat diketahui bagaimana kondisi keuangan koperasi. Analisis untuk mengetahui kinerja keuangan koperasi dapat dilakukan dengan berbagai metode, salah satunya adalah metode analisis yang mengacu pada peraturan mentri negara koperasi dan usaha kecil dan menengah nomar 14/Per/M.KUKM/XII/2009
Analisis kinerja keuangan dapat digunakan untuk mengetahui keadaan koperasi Bukop dimasa mendatang yang lebih baik. Analisis juga digunakan untuk mengevaluasi kinerja atau keberhasilan manajemen dalam mengelola koperasi. Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan
diatas, maka peneliti mengambil judul “Analisis Kinerja Keuangan pada Koperasi Bukop Majapahit Propinsi Jatim”.
(16)
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka rumusan masalah pada Koperasi Bukop Majapahit Propinsi Jatim
adalah: ”Bagaimana kinerja keuangan Koperasi Bukop Majapahit Propinsi Jatim tahun 2010-2012 ?”
C. Batasan Masalah
Batasan masalah dibuat untuk lebih mengarahkan pembahasan agar tidak terjadi perluasan dan lebih befokus sesuai dengan ruang lingkup pembahasan. Penulis membatasi pada data yang digunakan yaitu data laporan keuangan tahun 2010-2012 dengan menggunakan pengukuran SK Menteri Koperasi Nomor: 14/Per/M.KUKM/XII/2009.
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja keuangan pada Koperasi Bukop Majapahit Propinsi Jatim pada tahun 2010-2012.
2. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: a. Bagi Koperasi Bukop Majapahit Propinsi Jatim
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan masukan dan pertimbangan bagi Koperasi Bukop Majapahit
(17)
5
tentang prestasi kinerja selama ini bila ditinjau dari anallisis rasio keuangan.
b. Bagi Pengurus Koperasi Bukop Majapahit Propinsi Jatim
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan pemikiran bagi pengurus tentang kinerja keuangan pada koperasi. c. Bagi Anggota Koperasi Bukop Majapahit Propinsi Jatim
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi anggota untuk mengetahui kinerja keuangan koperasi sebagai bahan evaluasi dalam rapat anggota.
d. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan referensi atau informasi pada pihak yang berkepentingan atau pihak yang tertarik pada masalah yang sama.
(18)
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Hasil Peneliti Terdahulu
Tinjauan peneliti terdahulu yang dijadikan pertimbangan adalah penelitian yang dilakukan oleh Sari (2012) dengan objek
penelitian KPRI “Setia” Kecamatan Pragaan Sumenep. Hasil dari penelitian yang dilakukan pada KPRI “Setia” Kecamatan Pragaan Sumenep diukur dengan mmenggunakan rasio-rasio standar koperasi dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja keuangan KPRI “Setia” Kecamatan Pragaan Sumenep selama periode 2008-2010 kinerja keuangannya cukup sehat.
Penelitian lain dilakukan oleh Purwandari (2012) dengan objek
penelitian di KPRI “Bina Karya” Balongpangga Kabupaten Gresik. Dari hasil penelitian yang dilakukan pada KPRI “Bina Karya” Balongpangga Kabupaten Gresik dengan mengggunakan rasio-rasio standar koperasi, KPRI “Bina Karya” Balongpangga Kabupaten Gresik selama perioode 2008-2012 kinerja keuangan dinyatakan cukup sehat.
B. Tinjauan Teori 1. Kinerja keuangan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:570), kinerja adalah sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, atau kinerja merupakan kemampuan kerja. Menurut Sukarno
(19)
7
(2000:111), Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/ kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi.
Menurut Martono (2002:52) kinerja keuangan suatu koperasi atau badan usaha lain sangat bermanfaat bagi berbagai pihak (stakeholders), seperti investor, kreditur, analis, konsultan keuangan, pialang, pemerintah, dan pihak manajemen sendiri. Laporan keuangan yang berupa neraca dan laporan laba-rugi dari suatu koperasi atau badan usaha lain, apabila disusun secara baik dan akurat dapat memberikan gambaran keadaan yang nyata mengenai hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh suatu koperasi atau badan usaha lain selama kurun waktu tertentu.
Standar Akuntansi Keuangan SAK (2009:4) menjelaskan bahwa informasi kinerja keuangan badan usaha terutama profitabilitas, diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan dimasa depan. Informasi fluktuasi kinerja adalah penting dalam hubungan ini, informasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada, disamping itu informasi tersebut juga berguna dalam perumusan pertimbangan tentang efektifitas perusahaan dalam memaanfaatkan tambahan sumber daya.
(20)
8
2. Faktor-faktor Penentu Kinerja Keuangan Koperasi
Menurut Munawir (2007:31) dalam menganalisa dan menilai posisi keuangan dan potensi atau kemajuan-kemajuan perusahaan, faktor yang paling utama mempengaruhi dan mendapatkan perhatian oleh penganalisa adalah:
a. Likuiditas, adalah menunjukkan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih.
b. Solvabilitas, adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasikan, baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.
c. Rentabilitas atau profitabilitas, adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Rentabilitas suatu perusahaan diukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan menggunakan aktivanya secara produktif.
d. Stabilitas usaha, adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar beban bunga atas hutang-hutangnya dan akhirnya membayar kembali hutang-hutang tersebut tepat pada waktunya.
(21)
9
3. Model Penilaian Kinerja Keuangan Koperasi
Model penilaian kinerja keuangan antara lain adalah dengan melakukan analisis rasio. Rasio keuangan adalah suatu hal yang menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan antara jumlah tertentu dengan jumlah yang lain atau perbandingan antara berbagai gejala yang dinyatakan dengan angka atau persentase. Menurut Martono (2002:55) beberapa jenis analisis rasio keuangan yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan atara lain:
a. Analisis Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi keajiban jangka pendek yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih.
b. Analisis Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan dilikuidasi, baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jagka panjang. Selanjutnya analisis rasio solvabilitas dapat diartikan sebagai hasil yang diperoleh dari proses menganalisis rasio yang berhubungan dengan pelunasan kewajiban serta pengembalian modal.
(22)
10
c. Analisis Rasio Rentabilitas
Rasio rentabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selam periode tertentu. Selanjutnya analisis rentabilitas dapat diartikan sebagai hasil yang menunjukkan berapa besar kontribusi laba dari modal yang dimiliki oleh perusahaan.
d. Analisis Rasio Profitabilitas
Profabilitas merupakan perbandingan hasil usaha yang diperoleh koperasi dengan pendapatan bruto pada tahun yang bersangkutan. Pendapatan bruto diperoleh dari total penjualan ditambah pendapatan non operasional dikurang dengan harga pokok penjualan.
Menilai kinerja koperasi tidak cukup hanya menggunakan ukuran dari laporan keuangannya saja karena laporan keuangan mempunyai beberapa kelemahan. Menurut Warsono (2003:23) terdapat 6 kelemahan dari analisis rasio keuangan:
a. Kadang sulit mengidentifikasi kategori industri dengan perusahaan berada jika perusahaan beroperasi dalam beberapa bidang usaha.
b. Angka rata-rata industri yang diterbitkan hanya merupakan perkiraan saja dan hanya memberikan panduan umum, karena bukan merupakan hasil penelitian ilmiah dari seluruh perusahaan dalam industri maupun sample yang cocok dari beberapa perusahaan dalam industri.
(23)
11
c. Perbedaan praktik akuntansi pada tap-tiap perusahaan dapat menghasilkan perbedaan rasio yang dihitung.
d. Rasio keuangan dapat terlalu tinggih atau terlalu rendah.
e. Rata-rata industri mungkin tidak memberika target rasio atau norma yang diinginkan.
f. Banyak perusahaan mengalami situasi musiman dalam kegiatan operasinnya.
Cara penilaian untuk memperoleh angka skor dalam perhitungan SK Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah No.14/Per/M.KUKM.XII/2009
1. Permodalan
a. Rasio modal sendiri terhadap asset, ditetapkan sebagai berikut:
1) Untuk rasio antara modal sendiri dengan total asset lebih kecil atau sama dengan 0% diberikan nilai 0.
2) Untuk setiap kenaikan rasio 4% mulai dari 0% nilai tambah 5 dengan maksimum nilai 100.
3) Untuk rasio lebih besar dari 60% sampai rasio 100% setiap kenaikan rasio 4% nilai dikurangi 5.
(24)
12
b. Rasio Modal Sendiri Terhadap Pinjaman Diberikan yang Beresiko, ditetapkan sebagai berikut:
1) Untuk rasio modal sendiri terhadap pinjaman diberikan yang berisiko lebih kecil atau sama dengan 0% diberi nilai 0. 2) Untuk setiap kenaikan rasio 1% mulai dari 0% nilai ditambah
1 dengan nilai maksimum 100.
3) Nilai dikalikan bobot sebesar 6%, maka diperoleh skor permodalan.
c. Rasio Kecukupan Modal sendiri, ditetapkan sebagai berikut:
1) Rasio kecukupan modal sendiri yaitu perbandingan antara Modal Sendiri Tertimbang dengan Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR) dikalikan dengan 100 %.
2) Modal tertimbang adalah jumlah dari hasil kali setiap komponen modal KSP/USP koperasi yang terdapat pada neraca dengan bobot pengakuan risiko.
3) ATMR adalah jumlah dari hasil kali setiap komponen aktiva KSP dan USP Koperasi yang terdapat pada neraca dengan bobot pengakuan risiko.
4) Menghitung nilai ATMR dilakukan dengan cara menjumlahkan hasil perkalian nilai nominal aktiva yang ada
(25)
13
dalam neraca dengan bobot risiko masing-masing komponen aktiva.
5) Rasio kecukupan modal sendiri dapat dihitung/diperoleh dengan cara membandingkan nilai modal tertimbang dengan nilai ATMR dikalikan dengan 100 %.
2. Kualitas Aktiva Produktif
Penilaian terhadap kualitas aktiva produktif didasarkan pada 4 (empat) rasio,yaitu:
a. Rasio volume pinjaman pada anggota terhadap volume pinjaman diberikan, ditetapkan sebagai berikut:
Tabel 2.1 Penilaian rasio volume pinjaman pada anggota
Rasio (%) Nilai Bobot (%) Skor <25 25<X<50 50<X<75 >75 0 50 75 100 10 10 10 10 0,00 5,00 7,50 10,00
Sumber: Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah No. 14/Per/M.KUKM/XII/2009
b. Rasio pinjaman bermasalah terhadap pinjaman yang diberikan, ditetapkan sebagai berikut:
(26)
14
1) Untuk rasio 45 % atau lebih diberi nilai 0.
2) Untuk setiap penurunan rasio 1% dari 45 % nilai ditambah 2, dengan maksimum nilai 100.
3) Nilai dikalikan dengan bobot 5 % diperoleh skor.
c. Rasio cadangan risiko terhadap pinjaman bermasalah, ditetapkan sebagai berikut:
1) Untuk rasio 0%, berarti tidak mempunyai cadangan penghapusan diberi nilai 0;
2) Untuk setiap kenaikan 1 % mulai dari 0 %, nilai ditambah 1 sampai dengan maksimum 100;
3) Nilai dikalikan bobot sebesar 5 % diperoleh skor.
d. Rasio pinjaman yang berisiko terhadap pinjaman yang diberikan, ditetapkan sebagai berikut:
Tabel 2.2 Penilaian rasio pinjaman yang berisiko.
Rasio (%) Nilai Bobot (%) Skor 30 26-30 21-<26 <21 25 50 75 100 5 5 5 5 1,25 2,50 3,75 5,00
Sumber: Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah No. 14/Per/M.KUKM/XII/2009
(27)
15
3. Manajemen
Perhitungan nilai didasarkan kepada hasil penilaian atas jawaban pertanyaan aspek manajemen terhadap seluruh komponen dengan komposisi pertanyaan sebagai berikut:
a. Manajemen umum 12 pertanyaan (bobot 3 atau 0,25 nilai untuk setiap jawaban pertanyaan “ya”).
b. Kelembagaan 6 pertanyaan (bobot 3 atau 0,5 nilai untuk setiap jawaban pertanyaan “ya”).
c. Manajemen permodalan 5 pertanyaan (bobot 3 atau 0,6 nilai
untuk setiap jawaban pertanyaan “ya”).
d. Manajemen aktiva 10 pertanyaan (bobot 3 atau 0,3 nilai untuk setiap jawaban pertanyaan “ya”).
e. Manajemen likuiditas 5 pertanyaan (bobot 3 atau 0,6 nilai untuk setiap jawaban pertanyaan “ya”).
4. Penilaian efisiensi
Penilaian efisiensi KSP/USP koperasi didasarkan pada 3 (tiga) rasio yaitu:
a. Rasio beban operasi, ditetapkan sebagai berikut:
1) Untuk rasio sama dengan atau lebih besar dari 100 diberi nilai 0 dan untuk rasio antara 95 persen hingga lebih kecil dari 100 diberi nilai 50, selanjutnya setiap penurunan rasio sebesar 5% nilai ditambahkan dengan 25 sampai dengan maksimum nilai 100.
(28)
16
2) Nilai dikalikan dengan bobot sebesar 4% diperoleh skor penilaian.
b. Rasio beban usaha terhadap SHU Kotor, ditetapkan sebagai berikut:
1) Untuk rasio lebih dari 80% diberi nilai 25 dan untuk setiap penurunan rasio 20% nilai ditambahkan dengan 25 sampai dengan maksimum nilai 100.
2) Nilai dikalikan dengan bobot sebesar 4% diperoleh skor penilaian.
c. Rasio efisiensi pelayanan, ditetapkan sebagai berikut:
1) Untuk rasio lebih dari 15 persen diberi nilai 0 dan untuk rasio antara 10 persen hingga 15 persen diberi nilai 50, selanjutnya setiap penurunan rasio 1 persen nilai ditambah 5 sampai dengan maksimum nilai 100.
2) Nilai dikalikan dengan bobot sebesar 2% diperoleh skor penilaian.
5. Likuiditas
Penilaian kuantitatif terhadap likuiditas KSP dan USP Koperasi dilakukan terhadap 2 (dua) rasio, yaitu:
a. Rasio kas, ditetapkan sebagai berikut:
(29)
17
1) Untuk rasio kas lebih dari 10% hingga 15% diberi nilai 100, untuk rasio lebih kecil dari 15% smpai dengan 20% diberi nilai 50, untuk rasio lebih kecil atau sama dengan 10% diberi nilai 25 sedangkan untuk rasio lebih dari 20% diberi nilai 25. 2) Nilai dikalikan dengan bobot 10% diperoleh skor penilaian. b. Rasio pinjaman, ditetapkan sebagai berikut:
1) Untuk rasio pinjaman lebih kecil dari 60% diberi nilai 25, untuk setiap kenaikan rasio 10 % nilai ditambah dengan 25 sampai dengan maksimum 100.
2) Nilai dikalikan dengan bobot 5% diperoleh skor penilaian. 6. Kemandirian dan Pertumbuhan
a. Rasio rentabilitas asset, ditetapkan sebagai berikut:
1) Untuk rasio rentabilitas aset lebih kecil dari 5% diberi nilai 25, untuk setiap kenaikan rasio 2,5% nilai ditambah 25 sampai dengan maksimum 100.
2) Nilai dikalikan dengan bobot 3% diperoleh skor penilaian. b. Rasio rentabilitas modal sendiri, ditetapkan sebagai berikut:
1) Untuk rasio rentabilitas modal sendiri lebih kecil dari 3% diberi nilai 25, untuk setiap kenaikan rasio 1% nilai ditambah 25 sampai dengan maksimum 100.
(30)
18
2) Nilai dikalikan dengan bobot 3% diperoleh skor penilaian. c. Rasio kemandirian operasional pelayanan, ditetapkan sebagai
berikut:
1) Untuk rasio kemandirian operasional lebih kecil atau sama dengan 100% diberi nilai 0 dan rasio lebih besar dari 100% diberi nilai 100
2) Nilai dikalikan dengan bobot 4% diperoleh skor penilaian. 7. Jati Diri Koperasi
a. Rasio Partisipasi Bruto, ditetapkan sebagai berikut:
1) Untuk rasio lebih kecil 25% diberi nilai 25 dan untuk setiap kenaikan rasio 25% nilai ditambah dengan 25 sampai dengan rasio lebih besar dari 75% nilai maksimum 100.
2) Nilai dikalikan dengan bobot 7% diperoleh skor penilaian.
b. Rasio Promosi Ekonomi Anggota, ditetapkan sebagai berikut:
1) Untuk rasio lebih kecil dari 5% diberi nilai 0 dan untuk rasio antara 5 hingga 7,5 diberi nilai 50. Selanjutnya untuk setiap
(31)
19
kenaikan rasio 2,5% nilai ditambah dengan nilai maksimum 100.
2) Nilai dikalikan dengan bobot 3% diperoleh skor penilaian.
Berdasarkan hasil penghitungan penilaian terhadap 7 komponen sebagaimana dimaksud pada huruf a s/d g, diperoleh skor secara keseluruan. Skor dimaksud dipergunakan untuk menetapkan predikat tingkat kesehatan KSP dan USP Koperasi yang dibagi dalam 5 (lima) golongan yaitu sehat, cukup sehat, kurang sehat, tidak sehat dan sangat tidak sehat.
Tabel 2.3 Penetapan predikat tingkat kesehatan KSP dan USP
Skor Predikat
80 < x < 100 60 < x < 80 40 < x < 60 20 < x < 40
< 20
Sehat Cukup sehat Kurang sehat Tidak sehat Sangat tidak sehat
Sumber: Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah No. 14/Per/M.KUKM/XII/2009
C. Kerangka Pikir Penelitian
Kerangka pikir penelitian dapat digambarkan sebagai berikut: Penilaian tingkat kesehatan koperasi digunakan untuk menjalankan kelangsungan hidup koperasi. Oleh karena itu dengan adanya kinerja keuangan ini maka akan dapat diketahui tingkat kesehatan koperasi. Agar memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian maka perlu adanya alur pikir. Berdasarkan dari landasan teori yang telah dikemukakan diatas dapat ditarik suatu kerangka pikir tentang
(32)
20
“Analisis Kinerja Keuangan pada Koperasi BUKOP Majapahit Propinsi Jatim”.
Gambar 2.1 kerangka pikir
Kerangka pikir penelitian pada Gambar 2.1 menjelaskan bagaimana penelitian ini dilakukan menggunakan analisis dengan standar peraturan Menteri koperasi dan UKM no.14/Per/M.KUKM/XII/2009. Data pada
Koperasi BUKOP Majapahit
Laporan Keuangan
Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah No.14/Per/M.KUKM/XII/2009 tentang pedoman penilaian koperasi
Kinerja Keuangan Koperasi
Cross Section Time Series
Tidak Sehat Sehat
Tidak Sehat Sehat
(33)
21
penelitian ini diolah secara time series dan cross section, setelah data laporan keuangan koperasi diolah maka akan diketahui bagaimana kinerja keuangan pada koperasi yang dikategorikan menjadi sehat atau tidak sehat.
D. Hipotesis
Hipotesis dapat diartikan sebagai dugaan sementara yang masih harus diuji secara empiris kebenarannya. Berdasarkan latar belakang dan penelitian terdahulu yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat diambil hipotesis bahwa kinerja keuangan pada Koperasi Bukop Majapahit periode 2010-2012 cukup sehat.
(1)
2) Nilai dikalikan dengan bobot sebesar 4% diperoleh skor penilaian.
b. Rasio beban usaha terhadap SHU Kotor, ditetapkan sebagai berikut:
1) Untuk rasio lebih dari 80% diberi nilai 25 dan untuk setiap penurunan rasio 20% nilai ditambahkan dengan 25 sampai dengan maksimum nilai 100.
2) Nilai dikalikan dengan bobot sebesar 4% diperoleh skor penilaian.
c. Rasio efisiensi pelayanan, ditetapkan sebagai berikut:
1) Untuk rasio lebih dari 15 persen diberi nilai 0 dan untuk rasio antara 10 persen hingga 15 persen diberi nilai 50, selanjutnya setiap penurunan rasio 1 persen nilai ditambah 5 sampai dengan maksimum nilai 100.
2) Nilai dikalikan dengan bobot sebesar 2% diperoleh skor penilaian.
5. Likuiditas
Penilaian kuantitatif terhadap likuiditas KSP dan USP Koperasi dilakukan terhadap 2 (dua) rasio, yaitu:
a. Rasio kas, ditetapkan sebagai berikut:
(2)
1) Untuk rasio kas lebih dari 10% hingga 15% diberi nilai 100, untuk rasio lebih kecil dari 15% smpai dengan 20% diberi nilai 50, untuk rasio lebih kecil atau sama dengan 10% diberi nilai 25 sedangkan untuk rasio lebih dari 20% diberi nilai 25. 2) Nilai dikalikan dengan bobot 10% diperoleh skor penilaian. b. Rasio pinjaman, ditetapkan sebagai berikut:
1) Untuk rasio pinjaman lebih kecil dari 60% diberi nilai 25, untuk setiap kenaikan rasio 10 % nilai ditambah dengan 25 sampai dengan maksimum 100.
2) Nilai dikalikan dengan bobot 5% diperoleh skor penilaian. 6. Kemandirian dan Pertumbuhan
a. Rasio rentabilitas asset, ditetapkan sebagai berikut:
1) Untuk rasio rentabilitas aset lebih kecil dari 5% diberi nilai 25, untuk setiap kenaikan rasio 2,5% nilai ditambah 25 sampai dengan maksimum 100.
2) Nilai dikalikan dengan bobot 3% diperoleh skor penilaian. b. Rasio rentabilitas modal sendiri, ditetapkan sebagai berikut:
1) Untuk rasio rentabilitas modal sendiri lebih kecil dari 3% diberi nilai 25, untuk setiap kenaikan rasio 1% nilai ditambah 25 sampai dengan maksimum 100.
(3)
2) Nilai dikalikan dengan bobot 3% diperoleh skor penilaian. c. Rasio kemandirian operasional pelayanan, ditetapkan sebagai
berikut:
1) Untuk rasio kemandirian operasional lebih kecil atau sama dengan 100% diberi nilai 0 dan rasio lebih besar dari 100% diberi nilai 100
2) Nilai dikalikan dengan bobot 4% diperoleh skor penilaian. 7. Jati Diri Koperasi
a. Rasio Partisipasi Bruto, ditetapkan sebagai berikut:
1) Untuk rasio lebih kecil 25% diberi nilai 25 dan untuk setiap kenaikan rasio 25% nilai ditambah dengan 25 sampai dengan rasio lebih besar dari 75% nilai maksimum 100.
2) Nilai dikalikan dengan bobot 7% diperoleh skor penilaian.
b. Rasio Promosi Ekonomi Anggota, ditetapkan sebagai berikut:
1) Untuk rasio lebih kecil dari 5% diberi nilai 0 dan untuk rasio antara 5 hingga 7,5 diberi nilai 50. Selanjutnya untuk setiap
(4)
kenaikan rasio 2,5% nilai ditambah dengan nilai maksimum 100.
2) Nilai dikalikan dengan bobot 3% diperoleh skor penilaian.
Berdasarkan hasil penghitungan penilaian terhadap 7 komponen sebagaimana dimaksud pada huruf a s/d g, diperoleh skor secara keseluruan. Skor dimaksud dipergunakan untuk menetapkan predikat tingkat kesehatan KSP dan USP Koperasi yang dibagi dalam 5 (lima) golongan yaitu sehat, cukup sehat, kurang sehat, tidak sehat dan sangat tidak sehat.
Tabel 2.3 Penetapan predikat tingkat kesehatan KSP dan USP
Skor Predikat
80 < x < 100 60 < x < 80 40 < x < 60 20 < x < 40
< 20
Sehat Cukup sehat Kurang sehat Tidak sehat Sangat tidak sehat
Sumber: Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah No. 14/Per/M.KUKM/XII/2009
C. Kerangka Pikir Penelitian
Kerangka pikir penelitian dapat digambarkan sebagai berikut: Penilaian tingkat kesehatan koperasi digunakan untuk menjalankan kelangsungan hidup koperasi. Oleh karena itu dengan adanya kinerja keuangan ini maka akan dapat diketahui tingkat kesehatan koperasi. Agar memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian maka perlu adanya alur pikir. Berdasarkan dari landasan teori yang telah dikemukakan diatas dapat ditarik suatu kerangka pikir tentang
(5)
“Analisis Kinerja Keuangan pada Koperasi BUKOP Majapahit Propinsi Jatim”.
Gambar 2.1 kerangka pikir
Kerangka pikir penelitian pada Gambar 2.1 menjelaskan bagaimana penelitian ini dilakukan menggunakan analisis dengan standar peraturan Menteri koperasi dan UKM no.14/Per/M.KUKM/XII/2009. Data pada
Koperasi BUKOP Majapahit
Laporan Keuangan
Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah No.14/Per/M.KUKM/XII/2009 tentang pedoman penilaian koperasi
Kinerja Keuangan Koperasi
Cross Section Time Series
Tidak Sehat Sehat
Tidak Sehat Sehat
(6)
penelitian ini diolah secara time series dan cross section, setelah data laporan keuangan koperasi diolah maka akan diketahui bagaimana kinerja keuangan pada koperasi yang dikategorikan menjadi sehat atau tidak sehat.
D. Hipotesis
Hipotesis dapat diartikan sebagai dugaan sementara yang masih harus diuji secara empiris kebenarannya. Berdasarkan latar belakang dan penelitian terdahulu yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat diambil hipotesis bahwa kinerja keuangan pada Koperasi Bukop Majapahit periode 2010-2012 cukup sehat.