Dua Mahad Diskusikan Metode Pembelajaran Bahasa Arab

Universitas Muhammadiyah Malang
Arsip Berita
www.umm.ac.id

Dua Mahad Diskusikan Metode Pembelajaran Bahasa Arab
Tanggal: 2011-02-18

Dua Mahad Asia Muslim Charity Form (AMCF), yakni Mahad Abdurrahman Bin Auf UMM dan Mahad Umar Bin Khatab
Surabaya, menggelar refreshing pengajaran Bahasa Arab di aula BAU UMM, Jumat (11/02). Pertemuan yang dihadiri
20 dosen Bahasa Arab itu dimaksudkan untuk memperkuat kemampuan metodologi pembelajaran Bahasa Arab.
Salah seorang pemateri dari UMM, Drs. Abdul Haris, MA, mengatakan acara ini penting untuk silaturahim antar
pengajar Bahasa Arab. Di samping itu, kedua lembaga Bahasa Arab itu juga ingin menyamakan persepsi dalam
menggunakan literatur Al Arabiyah dan Baina Yadaik.
Acara dibagi dalam dua sift, yaitu pengayaan metodologis yang diselengarakan dalam bentuk Forum Group Discussion
(FGD). “Di forum ini dibahas masalah pembelajaran yang selama ini dihadapi dan langsung dicarikan solusinya,”
ungkap Haris. Sedangkan, sesi kedua pengenalan buku disampaikan oleh Urik Bahrudin, LC, MA.
Dari pertemuan itu diperoleh kesimpulan berupa penambahan variasi pembelajaran untuk peserta didik. Di samping itu
juga perlunya menentukan prioritas dalam proses pembelajaran baik materi, pembagian waktu, titik tekan materi dan
pemilihan metode pembelajaran yang tepat.
Lebih jauh, Haris menjelaskan, pertemuan tersebut, lebih ditekankan pada permasalahan dosen dan proses
pembelajaran. Selama ini, dosen yang dipercaya mengajar sebagian besar lulusan dari Timur Tengah seperti Saudi

Arabia, Mesir dan Sudan.
“Minimal mereka berasal dari lulusan lembaga ilmu pengetahuan Islam dan bahasa Arab atau biasa disebut LIPIA yang
merupakan lembaga pendidikan milik Saudi Arabia bagian dari universitas King Abdul Azis dan pembelajaran sudah
sepenuhnya memakai bahasa Arab,” terang Haris melengkapi.
Mahad Abdurrahman Bin Auf di UMM diakui Haris, masih memerlukan peningkatan peminat. Dari dua kelas yang
diselenggarakan, yaitu kelas regular dan akhir pekan, kelas akhir pekan lebih diminati. Harapannya, mahad yang
terbuka untuk masyarakat umum tersebut semakin dikenal dan diminati oleh kalangan masyarakat luas. (rwp/nas)

page 1 / 1