PUASA SEBAGAI TERAPI PADA PASIEN DEPRESI PASCA MEDIKAMENTOSA

PUASA SEBAGAI TERAPI PADA PASIEN DEPRESIPASCA
MEDIKAMENTOSA
Oleh: Rahma Prifianti Azizah ( 01810164 )
Psychology
Dibuat: 2007-04-17 , dengan 3 file(s).

Keywords: puasa, depresi pasca medikamentosa
Depresi merupakan salah satu dampak dari adanya berbagai permasalahan hidup yang tidak
dapat teratasi. Di samping itu, adanya krisis jati diri, tidak jelasnya makna dan tujuan hidup,
meningkatnya keserakahan dan sengketa kepentingan serta melunturnya nilai-nilai tradisi dan
penghayatan agama juga turut menjadi salah satu faktor penyebab munculnya depresi. Dari latar
belakang tersebut maka Islam mencoba untuk memberikan alternatif baru dan menambah
wacana dalam dunia Psikologi, khususnya yang terkait dengan psikoterapi, dalam hal ini adalah
puasa. Puasa dapat membantu untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit yang terkait erat
dengan kesehatan mental, karena dengan puasa dapat menahan hawa nafsu serta dorongandorongan yang negatif.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh puasa terhadap penurunan gejala pada
pasien depresi pasca medikamentosa. Penelitian ini menggunakan metode single case non
experimental design atau studi kasus dengan subjek 1 orang dan persyaratan tertentu yaitu subjek
masih mengalami gejala depresi dan sudah tidak mendapatkan perawatan medis (medikamentosa)
ataupun terapi yang lain. Untuk mengetahui kondisi gejala subjek dilakukan wawancara pra
terapi dan asesmen pra terapi dengan menggunakan acuan dari DSM IV-TR. Terapi puasa yang

diberikan pada penelitian ini adalah puasa sunnah Senin-Kamis dan dilaksanakan selama 8
minggu dan kemudian diikuti dengan tahap tindak lanjut selama 2 minggu. Untuk mengetahui
perkembangan kondisi subjek, setiap akhir minggu setelah pelaksanaan terapi puasa dilakukan
evaluasi dengan menggunakan self report.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa puasa dapat memberikan
pengaruh dalam penurunan simtom depresi pada pasien depresi pasca medikamentosa. Namun,
dalam kasus penelitian ini, terapi puasa perlu diikuti dengan alternatif terapi pendukung yang
lain atau coping untuk mencapai hasil yang lebih maksimal.

Abstract

Depression is one of the effects of the various problems of life that can not be resolved. In
addition, the identity crisis, lack of clarity about the meaning and purpose in life, increasing
greed and conflicts of interest and melunturnya values and appreciation of religious traditions
also became one of the factors causing the emergence of depression. From this background, the
Islamic attempt to provide a new alternative and add to the discourse in the world of psychology,
particularly with regard to psychotherapy, in this case is fasting. Fasting can help to cure various
diseases closely related to mental health, as with fasting can resist the passions and impulses are
negative.
This research was conducted to determine the effect of fasting to decrease depressive symptoms

in patients with post-medical. This study uses non-experimental single-case design or a case

study with 1 person and subject specific requirements that the subject was still experiencing
symptoms of depression and had not received medical treatment (medical) or other therapies. To
determine the condition of the symptoms of pre-interviewing subjects and assessment pretherapy treatment using a reference from the DSM IV-TR. Fasting therapy given in this study
were fasting Sunnah Monday-Thursday and held for 8 weeks and then followed with a follow-up
phase for 2 weeks. To know the development of the condition of the subject, every weekend after
the fasting therapy to be evaluated by using self-report.
From the research that has been conducted, showing that fasting can give effect in decreasing
symptoms of depression in patients with depression post-medical. However, in the case of this
study, fasting therapy should be followed by another supporter of alternative therapies or coping
to achieve maximum results.