TERAPI PUISI SEBAGAI REDUKSI DEPRESI Stu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Depresi disebut juga unipolar disorder dengan ciri low mood, yaitu
perasaan murung dan kehilangan gairah untuk melakukan hal-hal yang biasa
dilakukannya.1 Menurut Atkinson, depresi merupakan respon normal terhadap
berbagai stress kehidupan.2 Gangguan afeksi lainnya yaitu manik atau lawan
dari depresi, yang keduanya bisa menjadi suatu kontinum.
Pada mahasiswa, tahap perkembangannya telah mencapai masa
pemuda-pemudi. Geldard3 menjelaskan, pemuda-pemudi yang memilih
melanjutkan studi sering mempunyai harapan yang lebih besar, meskipun tetap
merasa khawatir untuk menentukan jenis pekerjaan yang sesuai. Penyebab
masalah lainnya, yaitu gagal berpacaran, dan merasa diri mereka tidak
berharga lagi.
Meskipun belum ada penelitian epidemiologis berskala nasional yang
telah dilakukan mengenai depresi pada remaja, terdapat peningkatan jumlah
penelitian yang berfokus pada depresi pada remaja dan memungkinkan
membuat perkiraan. John W. Santrock mengutip penelitian Achenbach dan
Petersen, menghitung jumlah remaja berdasarkan berbagai penelitian, dia
menulis:
Mengenai suasana hati yang tertekan, sekitar 25 sampai 40 persen
remaja perempuan mengaku telah mengalami suasana hati yang
1 Sarlito W. Sarwono, Pengantar Psikologi Umum, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), hlm.
249.
2 Rita L. Atkinson, Atkinson, Hilgard, Pengantar Psikologi Edisi Kedelapan Jilid 2, Terj.
Nurdjannah Tufiq, (Jakarta: Erlangga, 1999), hlm. 258-268.
3 Kathryn Geldard, David Geldard, Membantu Memecahkan Masalah Orang Lain
Dengan Teknik Konseling, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm. 227-231.
1
tertekan selama 6 bulan terakhir, dan 15 sampai 20 persen remaja lakilaki mengalaminya. Diperkiraakan ada 5 persen yang mempunyai
sindrom depresif. Gambaran remaja yang mengalami depresi klinis
memiliki rentang yang jauh lebih luas, namun dari penelitian yang
mengambil sampel nonklinis, ditemukan sekitar 7 persen remaja yang
mengalami depresi klinis; sementara dari penelitian yang mengambil
sampel klinis tentu saja angka ini jauh lebih tinggi, sekitar 42 persen
remaja yang mengalaminya.4
Tingkat depresi yang tinggi menjadi penyebab bunuh diri. Seorang
mahasiswa Institut Sains dan Teknologi Akprind Yogyakarta bunuh diri diduga
karena depresi dilarang pulang oleh orang tuanya. 5 Hal yang sama, mahasiswa
Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) nekat bunuh diri
dengan loncat dari lantai tiga. Menurut keterangan saksi diduga karena depresi
dengan kuliahnya.6 Kepolisian Jawa Tengah mencatat 301 kasus bunuh diri
terjadi di berbagai wilayah di Jawa Tengah sepanjang tahun 2014, dan 340
kasus pada tahun 2013. Hal ini dikarenakan depresi dari berbagai
permasalahan hidup.7
Gejala gangguan depresi yang muncul harus diatasi agar tidak berlarutlarut dan semakin tinggi tingkat depresinya. Terapi puisi adalah salah satu
bentuk terapi dengan menggunakan sebuah puisi dalam pengobatan.
Tujuannya yaitu sebagai katalisator dari rasa cemas dan frustasi; tempat
mengekspresikan perasaan secara bebas yang terlampau menekan psikologis,
seperti perasaan terlampau senang atau terlampau sedih; dan tempat
berimaginasi yang berdampak positif dalam menghadapi kehidupan dan cita4 John W. Santrock, Adolescence Perkembangan Remaja, terj. Shinto B. Adelar, Sherty
Saragih, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2003), hlm. 529.
5Metrotvnews.com, “Depresi Dilarang Pulang, Mahasiswa Yogyakarta Tewas Gantung
Diri”, jateng.metrotvnews.com, dimuat pada 02 September 2015.
6Liputan 6, “Diduga Depresi, Mahasiswa Unpar Tewas Loncat dari Lantai 3”, dimuat di
news.liputan6.com pada 01 Desember 2014.
7Antaranews.com, “301 Kasus Bunuh Diri di Jawa Tengah Selama 2014”, dimuat di
www.antaranews.com pada 2 Januari 2015.
2
cita di masa depan.8 Ben Wilson9 dan Ben Johnson10 mengungkapkan bahwa
dengan puisi, penyair bisa menanamkan nilai-nilai moral, keberanian,
kesopanan, kemuliaan, hiburan, motivasi, dan perilaku baik lainnya.
Berdasarkan penerapannya, Nicholas Mazza11 memberikan tiga model
terapi puisi dalam tiga komponen; yaitu komponen reseptif/perspektif,
komponen ekspresif/kreatif, dan komponen simbolik/seremonial.
Terapi puisi tidak hanya menulis sebagai media katarsis, tetapi juga
membacanya dengan lantang. Eti Nurhayati12 menyatakan bahwa ungkapan
perasaan melalui puisi tampaknya sangat efektif sebagai katalisator dari
perasaan tertekan, stress, baik yang terucapkan secara verbal maupun
nonverbal.
Pada tahun 2013, secara khusus, mahasiswa Bimbingan Konseling
Islam menerbitkan buku kumpulan puisi berjudul Di Bawah Sadar Di Atas
Sadar atas perwujudan mata kuliah Bahasa Indonesia dengan dosen Abdul
Wachid B.S. Di dalam catatan penutupnya, Dimas Indianto S. 13 mengatakan
bahwa dalam buku tersebut mempunyai benang merah, yaitu kegelisahan yang
berasal dari luar kesadaran pengarangnya. Adapun kegelisahan itu dapat
digeneralisasikan menjadi kegelisahan personal, kegelisahan seputar masalah
cinta, dan kegelisahan sebagai ekspresi penolakan.
8 Eti Nurhayati, Bimbingan, Konseling & Psikoterapi Inovatif, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2011), hlm. 359-363.
9Ben Wilson, “Using Poetry in Psychotherapy”, International Journal of Scholarly
Academic Intellectual Diversity, Vol. 12 Nomor 1, 2010, hlm. 2.
10 Albertine Minderop, Psikologi Sastra: Karya Sastra Metode, Teori, dan Contoh
Kasus, (Jakarta: Pustaka Obor, 2013), hlm. 63.
11Kathleen Connolly Baker dan Nicholas Mazza, “The Healing Power of Writing:
Applying the Expressive/Creative Component of Poetry Therapy”, Journal of Poetry Therapy, Vol.
17, Nomor 3, 2004, hlm. 144.
12 Eti Nurhayati, Bimbingan, Konseling & Psikoterapi Inovatif, ……, hlm. 365.
13 Dimas Indianto S. “Epilog: Puisi dan Antologi Gelisah”, dalam Di Bawah Sadar di
Atas Sadar, (Purwokerto: Forum BKI 2013, 2014), hlm. 233-251.
3
Dalam penelitian ini, peneliti akan mengintervensi mahasiswa
Bimbingan Konseling Islam angkatan tahun 2013 dengan beberapa
pertimbangan. Pertama, puisi bagi mereka bukanlah hal yang asing. Akan
tetapi, tidak banyak mahasiswa yang meneruskan dalam menuliskan
kegelisahannya. Asumsi kedua, mahasiswa yang menjadi subjek penelitian
sedang dalam tahap peralihan antara remaja menuju dewasa. Sebagaimana
dijelaskan oleh Geldard di atas, pada tahapan pemuda, ada berbagai
permasalahan hidup, yaitu kekhawatiran terhadap pasangan dan pekerjaan di
masa depan. Ketiga, sebagai mahasiswa Bimbingan Konseling Islam yang
nantinya menjadi konselor, diharapkan subjek bisa menerapkan terapi puisi
dalam sebuah konseling atau psikoterapi terhadap kliennya.
Oleh karena itu, peneliti merasa tertarik untuk membuktikan bahwa
terapi puisi bisa meringankan gejala depresi yang disebabkan pengaruh stres
berkepanjangan pada mahasiswa, sehingga dalam penelitian ini berjudul
“Terapi Puisi sebagai Reduksi Depresi (Studi Eksperimen tentang Terapi Puisi
sebagai Intervensi Mengatasi Depresi pada Mahasiswa Bimbingan Konseling
Islam 2013 IAIN Purwokerto)”.
B. Pokok Masalah
Fokus penelitian ini adalah memperkenalkan puisi sebagai media
terapi dalam mengatasi gejala depresi. Puisi bukan hanya ditulis, melainkan
juga dibaca. Pada penelitian ini, secara khusus akan menjawab pertanyaan
“Apakah terapi puisi bisa mengatasi gejala depresi?”
C. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terapi puisi
bisa merepresi depresi. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai
4
pengembangan keilmuan konseling dan psikoterapi sehingga ada khasanah
baru tentang terapi dalam mengatasi gejala depresi, yaitu terapi puisi.
D. Telaah Pustaka
Berdasarkan telaah pustaka yang dilakukan melalui berbagai sumber,
peneliti menemukan beberapa penelitian sebelumnya yang hampir sama.
Berikut dalam tabel:
N
Nama
Judul
Metodologi
o. Peneliti
Penelitian
Penelitian
Terapi Puisi dan Menulis Pengalaman Emosional
1. Nugraha Arif Terapi Puisi: Library Research
Karyanta14
Hasil Penelitian
Puisi sebagai salah
Dasar-dasar
satu bentuk karya
Pengunaan
sastra
Puisi sebagai
seni
Modalitas
potensi
dalam
yang
Psikoterapi
Meskipun
dan
karya
memiliki
terapeutik
unik.
belum
terlalu dikenal di
Indonesia,
telah
puisi
digunakan
sebagai
sarana
penyembuhan
berbagai
di
negara
lain, bahkan telah
terdapat
berbagai
asosiasi
yang
mewadahi
terapis
puisi
Dalam
tulisan
ini.
ini
14 Nugraha Arif Karyanta, “Terapi Puisi: Dasar-dasar Penggunaan Puisi sebagai
Modalitas dalam Psikoterapi”, dimuat di Wacana Jurnal Psikologi, Vol. 4. No. 8, 2012.
5
dijelaskan
teoritik
secara
mengenai
terapi puisi, definisi,
sejarah terapi puisi,
dan
letak
terapi
puisi dalam sistem
psikoterapi
2.
Nugraha Arif Komponen
Karyanta15
Library Research
dan
dalam
kaitannya
dengan
beberapa
aliran terapi utama.
Mengungkapkan
Praktek dalam
mengenai
Terapi Puisi
komponen
praktek
terapi puisi, serta
unsur-unsur
terapeutik
yang
membangun
keberhasilan terapi
puisi. diuraikan juga
mengenai kegiatan
dalam terapi puisi
yaitu menulis puisi
baik
ekspresif
maupun kreatif, dan
menulis puisi dan
mendiskusikan
3.
puisi.
penelitian Hasil
Theresia
Pengaruh
Metode
Anava
Genduk
Terapi
eksperimen
Amatan
Susilowati,
Menulis
menggunakan
Kelompok Depresi
Antar
15 Nugraha Arif Karyanta, “Komponen Praktek dalam Terapi Puisi”, dimuat di
jurnalwacana.psikologi.fk.uns.ac.id. [PDF].
6
Nida
Hasanat16
Ul Pengalaman
rancangan
two
group
antara
Kelompok
Emosional
matced
Eksperimen
dan
terhadap
design. Pengukuran Kelompok Kontrol
Penurunan
menggunakan desain menunjukkan
nilai
Depresi pada pretest, posttest, dan F hitung = 25,88
Mahasiswa
follow up. Subjek dan
Tahun
peneltiannya adalah (p
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Depresi disebut juga unipolar disorder dengan ciri low mood, yaitu
perasaan murung dan kehilangan gairah untuk melakukan hal-hal yang biasa
dilakukannya.1 Menurut Atkinson, depresi merupakan respon normal terhadap
berbagai stress kehidupan.2 Gangguan afeksi lainnya yaitu manik atau lawan
dari depresi, yang keduanya bisa menjadi suatu kontinum.
Pada mahasiswa, tahap perkembangannya telah mencapai masa
pemuda-pemudi. Geldard3 menjelaskan, pemuda-pemudi yang memilih
melanjutkan studi sering mempunyai harapan yang lebih besar, meskipun tetap
merasa khawatir untuk menentukan jenis pekerjaan yang sesuai. Penyebab
masalah lainnya, yaitu gagal berpacaran, dan merasa diri mereka tidak
berharga lagi.
Meskipun belum ada penelitian epidemiologis berskala nasional yang
telah dilakukan mengenai depresi pada remaja, terdapat peningkatan jumlah
penelitian yang berfokus pada depresi pada remaja dan memungkinkan
membuat perkiraan. John W. Santrock mengutip penelitian Achenbach dan
Petersen, menghitung jumlah remaja berdasarkan berbagai penelitian, dia
menulis:
Mengenai suasana hati yang tertekan, sekitar 25 sampai 40 persen
remaja perempuan mengaku telah mengalami suasana hati yang
1 Sarlito W. Sarwono, Pengantar Psikologi Umum, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), hlm.
249.
2 Rita L. Atkinson, Atkinson, Hilgard, Pengantar Psikologi Edisi Kedelapan Jilid 2, Terj.
Nurdjannah Tufiq, (Jakarta: Erlangga, 1999), hlm. 258-268.
3 Kathryn Geldard, David Geldard, Membantu Memecahkan Masalah Orang Lain
Dengan Teknik Konseling, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm. 227-231.
1
tertekan selama 6 bulan terakhir, dan 15 sampai 20 persen remaja lakilaki mengalaminya. Diperkiraakan ada 5 persen yang mempunyai
sindrom depresif. Gambaran remaja yang mengalami depresi klinis
memiliki rentang yang jauh lebih luas, namun dari penelitian yang
mengambil sampel nonklinis, ditemukan sekitar 7 persen remaja yang
mengalami depresi klinis; sementara dari penelitian yang mengambil
sampel klinis tentu saja angka ini jauh lebih tinggi, sekitar 42 persen
remaja yang mengalaminya.4
Tingkat depresi yang tinggi menjadi penyebab bunuh diri. Seorang
mahasiswa Institut Sains dan Teknologi Akprind Yogyakarta bunuh diri diduga
karena depresi dilarang pulang oleh orang tuanya. 5 Hal yang sama, mahasiswa
Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) nekat bunuh diri
dengan loncat dari lantai tiga. Menurut keterangan saksi diduga karena depresi
dengan kuliahnya.6 Kepolisian Jawa Tengah mencatat 301 kasus bunuh diri
terjadi di berbagai wilayah di Jawa Tengah sepanjang tahun 2014, dan 340
kasus pada tahun 2013. Hal ini dikarenakan depresi dari berbagai
permasalahan hidup.7
Gejala gangguan depresi yang muncul harus diatasi agar tidak berlarutlarut dan semakin tinggi tingkat depresinya. Terapi puisi adalah salah satu
bentuk terapi dengan menggunakan sebuah puisi dalam pengobatan.
Tujuannya yaitu sebagai katalisator dari rasa cemas dan frustasi; tempat
mengekspresikan perasaan secara bebas yang terlampau menekan psikologis,
seperti perasaan terlampau senang atau terlampau sedih; dan tempat
berimaginasi yang berdampak positif dalam menghadapi kehidupan dan cita4 John W. Santrock, Adolescence Perkembangan Remaja, terj. Shinto B. Adelar, Sherty
Saragih, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2003), hlm. 529.
5Metrotvnews.com, “Depresi Dilarang Pulang, Mahasiswa Yogyakarta Tewas Gantung
Diri”, jateng.metrotvnews.com, dimuat pada 02 September 2015.
6Liputan 6, “Diduga Depresi, Mahasiswa Unpar Tewas Loncat dari Lantai 3”, dimuat di
news.liputan6.com pada 01 Desember 2014.
7Antaranews.com, “301 Kasus Bunuh Diri di Jawa Tengah Selama 2014”, dimuat di
www.antaranews.com pada 2 Januari 2015.
2
cita di masa depan.8 Ben Wilson9 dan Ben Johnson10 mengungkapkan bahwa
dengan puisi, penyair bisa menanamkan nilai-nilai moral, keberanian,
kesopanan, kemuliaan, hiburan, motivasi, dan perilaku baik lainnya.
Berdasarkan penerapannya, Nicholas Mazza11 memberikan tiga model
terapi puisi dalam tiga komponen; yaitu komponen reseptif/perspektif,
komponen ekspresif/kreatif, dan komponen simbolik/seremonial.
Terapi puisi tidak hanya menulis sebagai media katarsis, tetapi juga
membacanya dengan lantang. Eti Nurhayati12 menyatakan bahwa ungkapan
perasaan melalui puisi tampaknya sangat efektif sebagai katalisator dari
perasaan tertekan, stress, baik yang terucapkan secara verbal maupun
nonverbal.
Pada tahun 2013, secara khusus, mahasiswa Bimbingan Konseling
Islam menerbitkan buku kumpulan puisi berjudul Di Bawah Sadar Di Atas
Sadar atas perwujudan mata kuliah Bahasa Indonesia dengan dosen Abdul
Wachid B.S. Di dalam catatan penutupnya, Dimas Indianto S. 13 mengatakan
bahwa dalam buku tersebut mempunyai benang merah, yaitu kegelisahan yang
berasal dari luar kesadaran pengarangnya. Adapun kegelisahan itu dapat
digeneralisasikan menjadi kegelisahan personal, kegelisahan seputar masalah
cinta, dan kegelisahan sebagai ekspresi penolakan.
8 Eti Nurhayati, Bimbingan, Konseling & Psikoterapi Inovatif, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2011), hlm. 359-363.
9Ben Wilson, “Using Poetry in Psychotherapy”, International Journal of Scholarly
Academic Intellectual Diversity, Vol. 12 Nomor 1, 2010, hlm. 2.
10 Albertine Minderop, Psikologi Sastra: Karya Sastra Metode, Teori, dan Contoh
Kasus, (Jakarta: Pustaka Obor, 2013), hlm. 63.
11Kathleen Connolly Baker dan Nicholas Mazza, “The Healing Power of Writing:
Applying the Expressive/Creative Component of Poetry Therapy”, Journal of Poetry Therapy, Vol.
17, Nomor 3, 2004, hlm. 144.
12 Eti Nurhayati, Bimbingan, Konseling & Psikoterapi Inovatif, ……, hlm. 365.
13 Dimas Indianto S. “Epilog: Puisi dan Antologi Gelisah”, dalam Di Bawah Sadar di
Atas Sadar, (Purwokerto: Forum BKI 2013, 2014), hlm. 233-251.
3
Dalam penelitian ini, peneliti akan mengintervensi mahasiswa
Bimbingan Konseling Islam angkatan tahun 2013 dengan beberapa
pertimbangan. Pertama, puisi bagi mereka bukanlah hal yang asing. Akan
tetapi, tidak banyak mahasiswa yang meneruskan dalam menuliskan
kegelisahannya. Asumsi kedua, mahasiswa yang menjadi subjek penelitian
sedang dalam tahap peralihan antara remaja menuju dewasa. Sebagaimana
dijelaskan oleh Geldard di atas, pada tahapan pemuda, ada berbagai
permasalahan hidup, yaitu kekhawatiran terhadap pasangan dan pekerjaan di
masa depan. Ketiga, sebagai mahasiswa Bimbingan Konseling Islam yang
nantinya menjadi konselor, diharapkan subjek bisa menerapkan terapi puisi
dalam sebuah konseling atau psikoterapi terhadap kliennya.
Oleh karena itu, peneliti merasa tertarik untuk membuktikan bahwa
terapi puisi bisa meringankan gejala depresi yang disebabkan pengaruh stres
berkepanjangan pada mahasiswa, sehingga dalam penelitian ini berjudul
“Terapi Puisi sebagai Reduksi Depresi (Studi Eksperimen tentang Terapi Puisi
sebagai Intervensi Mengatasi Depresi pada Mahasiswa Bimbingan Konseling
Islam 2013 IAIN Purwokerto)”.
B. Pokok Masalah
Fokus penelitian ini adalah memperkenalkan puisi sebagai media
terapi dalam mengatasi gejala depresi. Puisi bukan hanya ditulis, melainkan
juga dibaca. Pada penelitian ini, secara khusus akan menjawab pertanyaan
“Apakah terapi puisi bisa mengatasi gejala depresi?”
C. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terapi puisi
bisa merepresi depresi. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai
4
pengembangan keilmuan konseling dan psikoterapi sehingga ada khasanah
baru tentang terapi dalam mengatasi gejala depresi, yaitu terapi puisi.
D. Telaah Pustaka
Berdasarkan telaah pustaka yang dilakukan melalui berbagai sumber,
peneliti menemukan beberapa penelitian sebelumnya yang hampir sama.
Berikut dalam tabel:
N
Nama
Judul
Metodologi
o. Peneliti
Penelitian
Penelitian
Terapi Puisi dan Menulis Pengalaman Emosional
1. Nugraha Arif Terapi Puisi: Library Research
Karyanta14
Hasil Penelitian
Puisi sebagai salah
Dasar-dasar
satu bentuk karya
Pengunaan
sastra
Puisi sebagai
seni
Modalitas
potensi
dalam
yang
Psikoterapi
Meskipun
dan
karya
memiliki
terapeutik
unik.
belum
terlalu dikenal di
Indonesia,
telah
puisi
digunakan
sebagai
sarana
penyembuhan
berbagai
di
negara
lain, bahkan telah
terdapat
berbagai
asosiasi
yang
mewadahi
terapis
puisi
Dalam
tulisan
ini.
ini
14 Nugraha Arif Karyanta, “Terapi Puisi: Dasar-dasar Penggunaan Puisi sebagai
Modalitas dalam Psikoterapi”, dimuat di Wacana Jurnal Psikologi, Vol. 4. No. 8, 2012.
5
dijelaskan
teoritik
secara
mengenai
terapi puisi, definisi,
sejarah terapi puisi,
dan
letak
terapi
puisi dalam sistem
psikoterapi
2.
Nugraha Arif Komponen
Karyanta15
Library Research
dan
dalam
kaitannya
dengan
beberapa
aliran terapi utama.
Mengungkapkan
Praktek dalam
mengenai
Terapi Puisi
komponen
praktek
terapi puisi, serta
unsur-unsur
terapeutik
yang
membangun
keberhasilan terapi
puisi. diuraikan juga
mengenai kegiatan
dalam terapi puisi
yaitu menulis puisi
baik
ekspresif
maupun kreatif, dan
menulis puisi dan
mendiskusikan
3.
puisi.
penelitian Hasil
Theresia
Pengaruh
Metode
Anava
Genduk
Terapi
eksperimen
Amatan
Susilowati,
Menulis
menggunakan
Kelompok Depresi
Antar
15 Nugraha Arif Karyanta, “Komponen Praktek dalam Terapi Puisi”, dimuat di
jurnalwacana.psikologi.fk.uns.ac.id. [PDF].
6
Nida
Hasanat16
Ul Pengalaman
rancangan
two
group
antara
Kelompok
Emosional
matced
Eksperimen
dan
terhadap
design. Pengukuran Kelompok Kontrol
Penurunan
menggunakan desain menunjukkan
nilai
Depresi pada pretest, posttest, dan F hitung = 25,88
Mahasiswa
follow up. Subjek dan
Tahun
peneltiannya adalah (p