49
BAB 4 KLASIFIKASI ENDAPAN MINERAL
4.1 Perkembangan konsep dan klasifikasi endapan mineral
Pada kenyataannya tidak mudah membuat pengelompokan atau klasifikasi endapan mineral. Terdapat klasifikasi yang didasarkan pada genesanya, ada juga
klasifikasi secara diskriptif, misal berdasarkan komoditi logamnya, atau berdasarkan batuan yang ditempatinya host rocks-nya. Sebenarnya klasifikasi secara diskriptif
berdasarkan komoditi logamnya relatif mudah untuk dipahami. Tetapi pada para ahli geologi tidak menggunakan klasifikasi tersebut, karena berbagai alasan, diantaranya
tersebarnya banyak unsure logam pada beragam tatanan geologinya dan pembagian ini mungkin dirasa kurang ilmiah.
Pengelompokan yang sering digunakan oleh para ahli geologi, umumnya berdasarkan pada bentuk endapannya,
wall rock
nya, atau control strukturnya. Sebagai contoh Bateman 1950 dalam bukunya “ Economic Mineral Deposit”
mengelompokkan bijih berdasarkan control strukturnya, diantaranya bijih yang terbentuk pada sesar, pada lipatan, pada kontak batuan beku, diseminasi dan lain
sebagainya. Masalahnya terdapat juga bijih yang terbentuk pada lipatan yang tersesarkan, atau diseminasi sepanjang kontak batuan beku. Sehubungan dengan
munculnya teori tektonik lempeng yang dapat menjelaskan proses magmatisme dan keberadaan endapan bijih, maka klasifikasi secara genetic makin sering digunakan.
Tokoh penting yang memulai membangun konsep dan klasifikasi endapan mineral adalah Waldemar Lindgren 1860-1939. Lindgren 1911 secara garis besar
membagi endapan mineral menjadi dua macam yaitu
a . endapan oleh proses mekanik dan b . endapan oleh proses kimiaw i
Tabel 3.1. Endapan yang disebabkan oleh proses kimiawi, karena naiknya air magmatik,
dibagi menjadi 3, berturut-turut dari bagian yang paling dalam adalah:
Endapan hipotermal, Endapan Mesotermal, dan Endapan epitermal
Tabel 1. Endapan hipotermal terbentuk pada wilayah yang cukup dalam pada
temperature yang relative panas, endapan epitermal merupakan endapan yang terbentuk di dekat permukaan, dengan kondisi temperature yang rendah. Sedangkan
endapan Mesotermal terbentuk pada kedalaman dan temperature diantara endapan
50
Mesitermal dan hipotermal. Dalam klasifikasi ini belum muncul istilah hidrotermal, tetapi hanya disebut dengan istilah “ karena naiknya air, berhubungan dengan
aktivitas batuan beku”. Tabel 4.1. Klasifikasi Lindgren 1911
I. ENDAPAN OLEH PROSES MEKANIK I. ENDAPAN OLEH PROSES KIMIAWI
Oleh reaksi 0-70
° C P menengah-tinggi
A Evaporasi
1. KONSENTRASI KOMPONEN YANG BERASAL DARI TUBUH BATUAN SENDIRI a. Oleh pelapukan
0-100 ° C
P menengah b. Oleh air tanah
0-100 ° C
P menengah c. Oleh metamorfosa
0-400 ° C
P tinggi 2. PENAMBAHAN KOMPONEN DARI LUAR
a. TANPA AKTIVITAS BATUAN BEKU 0-100
° C p menengah
B b. BERHUBUNGAN DENGAN AKTIVITAS BATUAN BEKU
1 KARENA NAIKNYA AIR Hypothermal
500-600 ° C
P tinggi Mesothermal
150-300 ° C
P tinggi Epitermal
50-150 ° C
P menengah 2. OLEH EMANASI LANGSUNG BATUAN BEKU
Pyrometasomatic 500-800
° C P tinggi
Sublimates 100-600
° C P rendah-menengah
Endapan magmatik 700-1500
° C P tinggi
C Pegmatik
575 ° C
P tinggi A. Di dalam tubuh air B. Di dalam tubuh batuan C. Endapan magmatik
Tabel 4.2 Ciri-ciri umum endapan Hipotermal Lingren 1933
Kedalaman 3000- 15000 m
Temperatur 300-600
Pembentukan Pada atau dekat batuan plutonik asam.Pada umumnya pada
batuan prakambrium, jarang pada batuan muda.Sering ditemukan pada sesar naik
Zona bijih Fracture-filling dan replacement, tubuh bijih umumnya tidak
beraturan, kadang tabular. Kadang terdapat ore disseminated pada batuan samping
Logam bijih Au, Sn,
Mo,W,Cu,Pb,Zn,As Mineral
bijih Magnetit, spekularit, pirhotit, kasiterit, arsenopirit, molibdenit,
bornit, kalkopirit, wolframit, scheelite, pirit,galena, sfalerit-Fe. Mineral penyerta
gangue Garnet, plagioklas,biotit, muskovit, topas, tormalin, epidot, kuarsa,
kloorit-fe, karbonat Ubahan batu samping
Albitisasi, tourmalinisasi, kloritisasi, seritisasi pada batuan silikaan Tekstur dan struktur
Kristal kasar, kadang berlapis, inklusi fluida hadir pada kuarsa Zonasi
Tekstur dan mineralogy makin kedalam berubah secara gradual, Au telurida kadang hadir sebagai bonanza.
51
Tabel 4.3 Ciri-ciri umum endapan Mesotermal Lingren 1933 Kedalaman
1200-4500 m Temperatur
200-300 Pembentukan
Umumnya pada atau di dekat batuan beku intrusive. Mungkin berasosiasi dengan rekahan tektonik regional. Umum pada sesar
normal maupun sesar naik Zona bijih
Sebagai endapan replacement yang luas dan fracture-infilling. Batas tubuh bijih bergradasi dari massif ke diseminasi.Seing
membentuk bijih tabular, stockwork, pipa, saddle-reefs, bedding- surface. Strike dan dip Fissure agak teratur.
Logam bijih Au,Ag,Cu,As,Pb,Zn,Ni,Co,W,Mo,U, dll
Mineral bijih Native Au, Ag, kalkopirit, bornit, pirit, sfalerit, galena enargit,
kalkosit, bournonite, argentite, pitchblende, niccolite,cobaltite, tetrahedritesulphosalt,
Mineral penyerta gangue
Mineral temperature tinggi jarang garnet, tourmaline, topas dll, albit, kuarsa serisit, klorit, karbonat, siderite, epidot, monmorilonit.
Ubahan batu samping Kloritisasi intens, karbonisasi atau seritisasi.
Tekstur dan struktur Kristal lebih halus dibamding hipotermal, pirit jika hadir sangat
halus, lensa yang besar bisanya massif. Zonasi
Gradual, secara pasti terjadi perubahan mineralogy kearah kedalaman
Tabel 4.4 Ciri-ciri umum endapan epitermal Lingren 1933 Kedalaman
Permukaan hingga 1500 m Temperatur
50-200 Pembentukan
Pada batuan sedimen atau batuan beku, terutama yang berasosiasi dengan batuan intrusiv dekat permukaan atau
ekstrusiv, biasanya disertai oleh sesar turun, kekar dsb. Zona
bijih urat-urat yang simpel, beberapa tidak beraturan dengan
pembentukan kantong-kantong bijih, juga seringkali terdapat pada pipa dan stockwork.
Jarang terbentuk sepanjang permukaan lapisan, dan sedikit kenampakan replacement penggantian
Logam bijih Pb, Zn, Au, Ag, Hg, Sb, Cu, Se, Bi, U
Mineral bijih Native Au, Ag, elektrum, Cu, Bi
Pirit, markasit, sfalerit, galena, kalkopirit, Cinnabar, jamesonite, stibnite, realgar, orpiment, ruby silvers, argentite, selenides,
tellurides
Mineral penyerta gangue
kuarsa, chert, kalsedon, ametis, serisit, klorit rendah-Fe, epidot, karbonat, fluorit, barite, adularia, alunit, dickite, rhodochrosite,
zeolit Ubahan
batu samping sering sedikit, chertification silisifikasi, kaolinisasi, piritisasi,
dolomitisasi, kloritisasi Tekstur dan struktur
Crustification banding sangat umum, sering sebagai fine banding, cockade, vugs, urat terbreksikan. Ukuran butirkristal sangat
bervariasi Zonasi
Makin ke dalam akin tidak beraturan, seringkali kisaran vertikalnya sangat kecil.
Niggli 1929 menyampaikan konsep pengelompokan mineral, menggabungkan konsep stadia magmatisme dengan jenis-jenis komoditi logamnya.
Kelompok pertama adalah endapan endapan yang terkait dengan batuan plutonik,
52
yang kemudian dibagi menjadi Kelompok
Orthomagmatik
, Kelompok
Pneumatolitik- Pegmatik
, dan kelompok
Hidrotermal
. Kelompok Othomagmatic dibagia Kelompok I ntan-Platinum-kromium dan Kelompok Titanium-besi-nikel-
tembaga. Kelompok Pneumatolitik dibagi menjadi Logam berat-alkanine earths- fosforus-titanium, kelompok Silikon-alkali-fluorin-boron-tin-molibdenum-tungsten,
dan Kelompok Tourmalin-kuarsa. Demikian halnya dengan Kelompok lain seperti hidrotermal dan volkanik, akan dibagi lagi menjadi kelompok komoditi logam Tabel
2. Setelah banyak dilakukan eksplorasi dan eksploitasi endapan mineral di banyak tempat di dunia, diketahui ada banyak jenis komoditi logam seperti emas yang
didapatkan pada beberapa kelompok. Sehingga penggolongan ini menjadi kurang relevan lagi.
Tabel 4.5. Klasifikasi endapan bijih Niggli 1929
I. PLUTONIK ATAU INTRUSIV A.
Orthomagmatic 1. Intan, platinum-kromium
2. Titanium-besi-nikel-tembaga
B. Pneumatolytic
sampai pegmatitic
1. Logam berat, alkaline earths, fosforus-titanium 2.Silikon-alkali-fluorin-boron-tin-molibdenum-tungsten
3Tormalin-asosiasi kuarsa
C. Hydrothermal
1. Besi-tembaga-emas-arsenik
2. Lead-Zinc-silver
3. Nikel-kobal-arsenik-perak
4. Karbonat-oksida-sulfat-fluorida
I. VOLKANIK ATAU EKSTRUSIV A.
Tin-perak-bismut B.
Logam-logam berat
C. Emas-peral
D. Antimoni-merkuri
E. Tembaga murni native F.
Endapan subaquatic-volcanic and biochemical
Pengertian Pneumatolitik yang disampaikan Niggli 1929 adalah stadia magmatisme yang didominasi oleh fase gas, sedangkan hidrotermal didominasi oleh
fase cair. Pada klasifikasi ini telah muncul istilah hidrotermal, yang dibagi menjadi empat golongan komoditi logam. Niggli 1929 tidak membagi hidrotemla menjadi
hipotermal, mesotermal, dan epitermal. Pada kenyataannya sulit dibedakan kenampakan hasil ubahan atau endapan mineral yang disebabkan oleh proses
pneumatolitik dengan hidrotermal. Belakangan, para ahli geologi banyak menggunakan istilah
fluida hidrotermal hydrothermal fluid
untuk mewakili baik fase gas pneumatolitik maupun fase cair hidrotermal.
53
Graton 1933 mengusulkan istilah
teletermal
, untuk endapan mineral pada daerah dangkal, yang terbentuk jauh dari sumbernya T dan P rendah. Sedangkan
Buddington 1935, mengenalkan istilah
xenotermal
, untuk endapan pada daerah dangkal tetapi terbentuk pada temperatur tinggi T tinggi P rendah. Hal ini
disebabkan oleh adanya intrusi pluton didekat permukaan. Tabel 4.6. Klasifikasi Lindgren 1933 yang dimodifikasi oleh Graton 1933 dan Buddington
1935
I
. ENDAPAN YANG DIHASILKAN OLEH PROSES KIMIAWI
Endapan magmatik properkomplit, segregasi , injeksi,
700-1500 ° C
P sangat tinggi
A
Pegmatik T sedang-tinggi
P sangat tinggi
KOMPONEN EPIGENETIK KARENA ERUPSI BATUAN BEKU
Volkanogenik subaerial asosiasi dengan volcanic piles
100-600 ° C
P atmosfer-menengah Dari tubuh efusif, sublimasi, fumarola
100-600 ° C
P atmosfer Dari tubuh intrusi; endapan metamorfik batuan
beku 500-800
° C P sangat tinggi
KARENA NAIKNYA AIR MAGMATIK
Hypothermal, sangat dalam 300-500
° C P sangat tinggi
Mesothermal, kedalaman sedang 200-300
° C P tinggi
B
Epitermal, dangkal 50-200
° C P menengah
Telethermal, dekat permukaan, saluran T rendah
P rendah Xenothermal, dangkal
T tinggi-rendah P sedang-atmosfer
KARENA SIRKULASI AIR METEORIK DI ZONE DANGKAL-MENENGAH
T 100 ° C P menengah
KOMPONEN TERKANDUNG DALAM BATUAN ITU SENDIRI, EPIGENETIK ATAU SINGENETIK
Metamorfosa regional dan dinamik 400
° C P tinggi
Sirkulasi air tanah bagian dalam 0-100
° C P menengah
Peluruhan batuan dan residu pelapukan dekat permukaan
0-100 ° C
P menengah-atmosfer Volcanogenic berasoiasi volkanisme
T tinggi P rendah-menengah
C
Interaksi banyak larutan a. Reaksi inorganik b. Reaksi organik
0-70 ° C
P menengah Evaporasi zat terlarut
II. ENDAPAN YANG DIHASILKAN OLEH PROSES MEKANIK
T rendah P rendah, di
permukaan
A. Di dalam magma, oleh proses diferensiasi B. Di dalam tubuh batuan C. Di dalam tubuh air
54
Tabel 4.7 Ciri-ciri umum endapan teletermal Graton, 1933 dari Evans , 1993 Kedalaman
Dekat permukaan Temperatur
100 Pembentukan
Pada batuan sedimen, lava. Sering terbentuk pada wilayah yang tidak ditemukan batuan plutonik
Zona bijih Dalam rekahan terbuka, cavities, kekar, fissure. Tidak ditemukan
replacement. Logam bijih
Pb,Zn,Cd,Ge Mineral
bijih Galenamiskin Ag, sfalerit miskin Fe, mungkin kaya Cd,
markasit, pirit, Cinabar Mineral penyerta
gangue Kalsir, dolomite miskin Fe, dll
Ubahan batu samping Dolomitisasi, chertification
Tekstur dan struktur Seperti epitermal
Zonasi - Stantan 1972 membuat klasifikasi endapan bijih didasrkan pada asosiasi
batuan sampingnya host rock, baik pada batuan beku, sedimen hingga metamorf. Pengelompokkan tersebut meliputi:
1. Bijih pada batuan beku
•
Bijih berasosiasi dengan mafik dan ultramafik
•
Bijih berasosiasi dengan felsik 2.
Bijih yang berafiliasi batuan sedimen
•
Konsentrasi bijih besi
•
Konsentrasi bijih mangan
•
Strata-bound 3.
Stratiform sulpide yang berasosiasi dengan volkanik laut 4.
Bijih berasosiasi dengan urat 5.
Bijih berasosiasi dengan batuan metamorf Berapa ahli geologi melakukan pengelompokan endapan bijih didasarkan
pada lingkungan tektoniknya, diantaranya yang telah dilakukan Mitchell dan Garson 1981, yang membagi endapan bijih menjadi:
1. Endapan di Continental Hot Spots, Rifts dan Aulacogens
2. Endapan pada Passive Continental Margins dan I nterior Basins
3. Endapan pada lingkungan Oceanic
4. Endapan pada lingkungan subduksi
5. Endapan pada lingkungan yang terkait dengan collision
6. Endapan pada Transform Faults dan lineamentnya pada Continental
55
Tabel 4.8. Klasifikasi endapan bijih Lindgren, di modifikasi tahun 1985
I
. ENDAPAN YANG DIHASILKAN OLEH PROSES KIMIAWI
Segregasi magmatik, injeksi, intrusi mafik berlapis Karbonatit, kimberlit
700-1500 ° C
P sangat tinggi Anortosit, gabro
Endapan logam dasar porphyry in part T sedang
P sedang Pegmatik T
sedang- tinggi
P tinggi
KOMPONEN EPIGENETIK KARENA ERUPSI BATUAN BEKU
Volkanogenik subaerial asosiasi dengan volcanic piles
100-1200 ° C
P atmosfer-menengah Sublimasi, fumarola
100-600 ° C
P atmosfer
KARENA NAIKNYA LARUTAN HIDROTERMAL
Logam dasar porfir 200-800
° C P menengah
Urat Cordilleran dangkal-menengah
Batuan metamorfik 300-800
° C P rendah-menengah
Epitermal 50-300
° C P rendah,
dangkal-menengah
KARENA REMOBILISASI LARUTAN, SIRKULASI AIR METEORIK
Mississipi Valley 25-200
° C
P rendah
Western state uranium 25-75
° C
P rendah
KARENA SIRKULASI AIR LAUT
Endapan-endapan kerak samodra,smokers, red Sea
25-350 ° C
P rendah
Volcanic exhalites in part
KOMPONEN TERKANDUNG DALAM BATUAN ITU SENDIRI, EPIGENETIK ATAU SINGENETIK
Metamorfosa regional dan dinamik 25-600
° C P tinggi
Sirkulasi air tanah bagian dalam; contoh: Athabasca uranium
0-150 ° C
P menengah Peluruhan batuan dan residu pelapukan dekat
permukaan 25-50
° C P atmosfer
Volcanogenic asoiasi volkanisme, endapan kerak samodra. a. Massive sulfide-Cyprus
b. Manganese-nickel-copper nodules 25-350
° C P hydrospheric
Volcanogenic asosiasi sedimen a. Black shale hosted?
25-75 ° C
P hydrospheric Interaksi banyak larutan a. Reaksi inorganik
b. Reaksi organik 0-70
° C P menengah
Evaporasi 25-75
° C P atmosfir
Sedimentasi kimiawi , a. Logam dasar b. Fosfat
25-75 ° C
P rendah
II. ENDAPAN YANG DIHASILKAN OLEH PROSES MEKANIK
T rendah P rendah, di permukaan
III. ENDAPAN YANG DIHASILKAN OLEH PENGARUH METEORIT
56
Sejalan dengan berkembangnya konsep tektonik lempeng pada dasa warsa 60-70an, beberapa istilah yang dikemukakan oleh Lindgren, Graton, dan Buddington,
Guilbert dan Pak, jarang digunakan. Variasi endapan magmatic makin bervariasi,. I stilah epitermal, sampai sekarang ini masih digunakan, walaupun pengertiannya
sudah mengalami modifikasi dari konsep aslinya, yang disampaikan oleh Lindgren 1911. I stilah mesotermal, kadang masih digunakan, terutama untuk kategori
endapan epitermal, tetapi menunjukkan temperature pembentukan yang tinggi, sedangkan istilah hipotermal, teletermal, maupun xenotermal, jarang digunakan lagi.
stilah-istilah yang banyak digunakan dalam eksplorasi endapan mineral adalah klasifikasi yang didasarkan pada pembentukan serta tatanan geologinya, seperti
endapan logam dasar porifir, urat Cordilleran, Mississipi Valey dan sebagainya. Secara Genetik, endapan mineral dibagi menjadi endapan yang disebabkan
oleh proses magmatik, proses hidrotermal, proses metamorfisme, serta proses- proses dipermukaan. Endapan magmatik , dibagi menjadi endapan yang disebabkan
proses
gravitational settling, liquid immisvibility
, maupun
pegmatik
. Endapan hidrotemal meliputi endapan porfir porphyry deposit, endapan greisen, massive
sulphide deposit, skarn, epitermal low sulphidation dan high sulphidation dll. Endapan skarn kadang juga digolongkan sebagai endapan metamorfik. Sedangkan
endapan-endapan permukaan meliputi endapan palcer, endapan evaporasi, endapan residual laterit, endapan supergen, maupun endapan volkanik-exhalative. Proses
pembentukan bijih logam secara umum dapat di bagi menjadi empat kelompak, yaitu proses magmatik, proses hidrotermal, proses metamorfik dan proses permukaasn
disarikan dari Hutchison, 1983, Evans 1993
a. Proses Magmatik