Penyitaan Landasan Teori 1. Pajak
3. Keputusan Menteri Keuangan No. 85 KMK.032002 tentang Tata Cara Penyitaan Kekayaan Penanggung Pajak Berupa
Piutang Dalam Rangka Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa. c. Tata Cara Pelaksanaan Penyitaan
Penyitaan dilakukan berdasarkan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan jika Penanggung Pajak tidak melunasi utang pajak setelah
lewat 2 x 24 jam setelah Surat Paksa diberitahukan Suandy, 2002. Dalam melaksanakan penyitaan, Jurusita Pajak harus:
1 memperlihatkan kartu tanda pengenal Jurusita Pajak, 2 memperlihatkan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan, dan
3 memberitahukan tentang maksud dan tujuan penyitaan. Penyitaan dilaksanakan oleh Jurusita Pajak dengan disaksikan
orang yang telah dewasa, penduduk Indonesia, dikenal oleh Jurusita Pajak, dan dapat dipercaya. Setiap penyitaan Jurusita Pajak membuat
Berita Acara Pelaksanaan Sita, ditandatangani oleh Jurusita Pajak, Penanggung Pajak, dan saksi. Dalam hal Penanggung Pajak adalah
badan, maka Berita Acara Pelaksanaan Sita ditandatangani oleh pengurus, kepala perwakilan, kepala cabang, penanggung jawab,
pemilik modal, dan atau pegawai tetap perusahaan. Penyitaan dapat dilakukan meskipun Penanggung Pajak tidak hadir asalkan ada salah
seorang saksi dari Pemda, Berita Acara Pelaksanaan Sita ditandatangani oleh Penanggung Pajak dan saksi-saksi. Berita Acara
Pelaksanaan Sita tetap sah jika Penanggung Pajak menolak menandatangani. Salinan Berita Acara Pelaksanaan Sita ditempelkan
pada barang yang disita atau barang yang disita berada di tempat umum. Atas barang yang disita ditempel segel sita. Selain itu Salinan
Berita Acara Pelaksanaan Sita di sampaikan kepada pihak-pihak sebagai berikut ini.
a Penanggung jawab. b Polisi untuk barang yang bergerak yang kepemilikannya sudah
terdaftar. c Badan Pertanahan Nasional, untuk tanah yang kepemilikannya
sudah terdaftar. d Pemerintah Daerah dan Pengadilan Negeri setempat, untuk tanah
yang kepemilikannya belum terdaftar. e Direktorat Jenderal Perhubungan Laut untuk kapal.
d. Obyek Sita Penyitaan dilaksanakan terhadap barang milik Penanggung
Pajak yang berada di tempat tinggal, tempat usaha, tempat kedudukan, atau di tempat lain termasuk yang penguasaannya berada di tangan
pihak lain atau yang dijaminkan sebagai pelunasan utang tertentu yang dapat berupa:
1 barang bergerak termasuk mobil, perhiasan, uang tunai, saldo
rekening koran, giro, atau bentuk lainnya, piutang, dan penyertaan modal pada perusahaan lain; dan atau
2 barang tidak bergerak termasuk tanah, bangunan, dan kapal
dengan isi kotor tertentu.
Penyitaan terhadap
Penanggung Pajak
badan dapat
dilaksanakan terhadap barang milik perusahaan, pengurus, kepala perwakilan, kepala cabang, penanggung jawab, pemilik modal, baik di
tempat kedudukan yang bersangkutan, di tempat tinggal mereka maupun di tempat lain.
Penyitaan dilakukan sampai dengan barang yang disita diperkirakan cukup oleh Jurusita Pajak untuk melunasi utang pajak
dan biaya penagihan pajak. e. Pengecualian Obyek Sita
Berikut ini adalah kekayaan Penanggung Pajak yang dikecualikan dari obyek sita.
1 Persediaan makanan dan minuman untuk keperluan satu bulan
beserta peralatan memasak yang berada di rumah. 2
Perlengkapan Penanggung Pajak yang bersifat dinas yang diperoleh dari negara.
3 Buku-buku yang berkaitan dengan jabatan atau pekerjaan
Penanggung Pajak dan alat-alat yang dipergunakan untuk pendidikan, kebudayaan, dan keilmuan.
4 Peralatan dalam keadaan jalan yang masih digunakan untuk
melaksanakan pekerjaan atau usaha sehari-hari dengan jumlah seluruhnya tidak lebih dari Rp 20.000.000,00 Dua puluh juta
rupiah. 5
Peralatan penyandang cacat yang digunakan oleh Penanggung Pajak dan keluarga yang menjadi tanggungannya.
Barang yang telah disita dititipkan kepada Penanggung Pajak, kecuali apabila barang dimaksud menurut Jurusita Pajak perlu
disimpan di Kantor Pejabat atau di tempat lain. f.
Penyitaan Tambahan Penyitaan tambahan dapat dilaksanakan apabila terdapat
keadaan sebagai berikut ini. 1
Nilai barang yang disita sebagaimana dimaksud dalam pasal 14 ayat 1 nilainya tidak cukup untuk melunasi biaya penagihan
pajak dan utang pajak. 2
Hasil lelang barang yang telah disita tidak cukup untuk melunasi biaya penagihan pajak dan utang pajak.
g. Pencabutan Sita Pencabutan sita dilaksanakan apabila Penanggung Pajak telah melunasi
biaya penagihan pajak dan utang pajak atau berdasarkan Keputusan Pengadilan atau Putusan Badan Peradilan Pajak atau ditetapkan lain
dengan Keputusan Kepala Daerah.