M A D E Y O G A C A K R A Y A D I 1 3 0 4 2 0 5 0 5 5
5
ditanggung sebesar Rp100.000,- dan untuk biaya air sebesar Rp80.000,-bulan. Jadi dalam sebulan keluarga Ni Nyoman Pitawati menghabiskan dana kurang
lebih Rp3.180.000,- Dikarenakan kondisi pendapatan yang tidak pasti seperti penjualan upakara sembahyang yang tidak menentu maka pengeluaran mereka
juga dapat menyesuaikan. Biaya tersebut dapat saja berkurang hal ini tentu mempengaruhi apa saja yang akan dikonsumsi sehari-hari.
b Pendidikan
Untuk biaya pendidikan yang di tanggung oleh ibu Pitawati terbilang cukup besar karena harus menanggung biaya pendidikan ke-empat putranya.
Yang pertama dari biaya pendidikan anak pertamanya yang baru saja masuk ke jenjang kuliah harus menghabiskan biaya sebesar Rp10.500.000,- untuk biaya
masuk sampai lulus kuliah D1 di LPPS. Untuk anak kedua yang masih duduk di bangku SMA menghabiskan biaya SPP Rp150.000,-bulan. Untuk anak ketiga
yang duduk di bangku SMP menghabiskan biaya SPP Rp100.000,-bulan. Sedangkan untuk biaya pendidkan anak terakhir yang masih berstatus sekolah
dasar tidak dikenakan biaya SPP.
c Sosial
Sebagai warga banjar tetntunya ibu Ni Nyoman pitawati harus mengeluarkan iuran untuk biaya sosial, iuran yang dikeluarkan oleh ibu pitawati
berupa iuran sampah dan iuran PKK. Untuk iuran sampah sebesar Rp3.000,- bulan yang kedua iuran arisan ibu-ibu PKK sebesar Rp5.000,-minggu. Untuk
iuran sebagai warga banjar Tubuh ibu Pitawati menuturkan bahwa tidak ada
iuran khusus di banjar, hanya berupa iuran untuk pura saja. d
Rohani
kerohanian yang dikeluarkan ibu Pitawati sehari-hari dirumah kurang lebih Rp5000,- untuk membuat 25 canang. Untuk sarana upacara pada hari raya
tertentu biasanya menggunakan sistem pembagian dengan saudara ipar beliau
M A D E Y O G A C A K R A Y A D I 1 3 0 4 2 0 5 0 5 5
6
karena tinggal 1 pekarangan dengan banyak KK maka biaya akan dibagi 3 sehingga tidak saling memberatkan. Iuran pura yang dikeluarkan Rp125.000,-6
bulan untuk 3 pura.
e Kesehatan
Secara umum untuk biaya kesehatan ibu Pitawati mengatakan bahwa tidak memiliki anggaran khusus diperuntukan untuk kesehatan, jika sakit
keluarga hanya mengandalkan Jaminan Kesehatan berupa kartu KIS Kartu Indonesia Sehat yang disediakan oleh Dinas Sosial. Dengan kartu indonesia
sehat tersebut ibu Pitawati tidak perlu menanggung biaya jika memerlukan obat- obatan untuk penyakit ringan seperti demam, pilek atau batuk. Dengan
membawa kartu tersebut ke puskesmas yang ada di Desa Blahbatuh maka akan
mendapatkan pelayanan kesehatan secara gratis.
M A D E Y O G A C A K R A Y A D I 1 3 0 4 2 0 5 0 5 5
7
BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH
2.1 Permasalahan Keluarga
Ni Nyoman Pitawati merupakan salah satu KK Pra-Sejahtera di Banjar Tubuh, Desa Blahbatuh, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar. Umur ibu Pitawati memang
masih bisa dikatakan produktif untuk bekerja akan tetapi jika untuk membesarkan 4 orang anak seorang diri dengan tetap mempertahankan agar anak-anak tetap sekolah dan
bisa makan sehari-hari maka menjadi tanggung jawab yang cukup besar bagi beliau. Ibu Pitawati harus bekerja extra untuk mendapatkan uang tambahan yaitu dari pagi hingga
sore membuat sarana persembahyangan dan malam hari menjadi buruh masak. Kondisi tempat tinggal beliau yang masih bisa dibilang kurang layak walaupun
sudah mendapatkan bedah rumah namun rumah yang didapat belum dilengkapi dengan kamar mandi serta dapur maka tidak bisa ditempati, selain itu dengan faktor suami ibu
Pitawati yang sudah meninggal akibat sakit diabetes yang parah membuat ibu pitawati harus membesarkan ke empat putranya seorang diri. Maka dari itu mertua dari ibu
Pitawati memberikan salah satu bangunan rumah yang ada di pekarangan beliau untuk ditempati oleh keluarga ibu Pitawati. Sebenarnya jarak rumah ibu Pitawati dan rumah
mertua tidaklah jauh dengan kisaran 100 m jadi kadang-kadang ibu Pitawati masih sering ke rumah untuk sekedar bersih-bersih.
2.1.1 Masalah Ekonomi
Dari hasil wawancara dan identifikasi yang dilakukan terhadap keluarga Ni Nyoman Pitawati ditemukan bahwa keluarga ini memiliki sumber penghasilan
yang minim, di karenakan penghasilan beliau harus digunakan untuk menanggung biaya sekolah ke empat anaknya sehingga beliau kesulitan dalam meningkatkan
kesejahteraan keluarga, uang yang di dapat hanya bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan saja dan sulit untuk ditabung, pendapatan yang di dapat dengan total
kurang lebih Rp100.00,-hari habis untuk keperluan sehari-hari yang hampir sama
M A D E Y O G A C A K R A Y A D I 1 3 0 4 2 0 5 0 5 5
8
dengan pendapatan. Belum lagi untuk membayar uang listrik serta uang air yang digunakan selama sebulan.
Pengeluaran ibu Pitawati tidak hanya untuk kebutuhan sehari-hari saja namun juga untuk kegiatan di masyarakat seperti iuaran sampah, iuran di pura,
iuran sebagai anggota PKK Banjar Tubuh, sehingga berdasarkan penuturan beliau terkadang harus memnijam uang untuk memenuhi atau menutupi kekurangan
biaya tersebut.
2.1.2 Masalah Kesehatan
Dari hasil wawancara dengan anggota keluarga Ibu Ni Nyoman Pitawati, diperoleh bahwa tidak memiliki riwayat penyakit yang diderita saat ini. Untuk
permasalahan yang satu ini keluarga merasa masih dapat menangani sendiri dan sudah tidak mengalami kendala karena keluarga Ibu Ni Nyoman Pitawati sudah
memiliki jaminan kesehatan KIS Kartu Indonesia Sehat. Namun selama kunjungan ke rumah Ibu Pitawati sangat terlihat bagaimana keadaan beliau yang
cukup kelelahan karena harus bekerja hingga larut malam. Hal ini kemungkinan akan berdampak pada kesehatan beliau lama kelamaan.
2.1.3 Masalah Kebersihan Lingkungan
Pada saat melakukan observasi langsung kelapangan tepatnya ke rumah tempat tinggal ibu Ni Nyoman Pitawati terlihat bagaimana penataan prabotan pada
area dapur, kamar mandi dan tempat membuat canang yang kurang tertata dengan rapi. Apalagi pada area kamar mandi atau sekitar tempat mencuci terdapat banyak
genangan air yang berbahaya bagi kesehatan karena dapat menjadi sarang nyamuk
demam berdarah.
Hal ini memang tidak dapat dipungkiri karena kesibukan beliau yang harus mengurus sendiri wilayah yang di dapatkan pada rumah mertuanya, meskipun
tinggal dalam satu pekarangan dengan banyak orang hal inilah yang menyebabkan semakin sulit untuk mengontrol bagaimana setiap orang untuk menjaga
lingkungannya agar tetap bersih.