7
Biaya sosial yang dikeluarkan meliputi biaya iuran banjar pada waktu- waktu tertentu untuk keperluan upacara adat. Biaya yang paling kecil
adalah Rp 25.000 dan yang paling besar dapat mencapai Rp 100.000. e.
Kerohanian Pengeluaran untuk aspek kerohanian merupakan pengeluaran yang
bersifat situasional. Jika ada rahinan dan piodalan di pura atau sanggah maka diperlukan biaya kerohanian. Biaya untuk pembuatan bantenpun
dikondisikan dengan keuangan yang ada. Jika Bapak Ketut Siding mendapatkan rejeki lebih tentu juga akan dialokasikan untuk aspek
rohani. Sehingga tidak dapat ditentukan secara pasti jumlah rupiah yang disediakan untuk aspek ini.
f. Lain-lain
Kebutuhan lain-lain yang merupakan biaya rutin yang harus di tanggung oleh Bapak Made Arsa antara lain Listrik. Listrik yang
terpasang di rumah Bapak Made Arsa adalah sebesar 450 watt, jumlah biaya yang dibayar dalam setiap bulannya adalah ± Rp 35.000,00.
Sedangkan untuk biaya air keluaraga Bapak Made Arsa tidak begitu besar karena air yang digunakan berupa sumur bor.
8
BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH
2.1 Permasalahan Keluarga
Penulis dapat mengetahui dan mengidentifikasi masalah-masalah yang dihadapi oleh Bapak Made Arsa dengan pendekatan secara langsung dengan
keluarga dampingan yaitu melalui kunjungan-kunjungan serta komunikasi secara intensif dan mendalam. Selain itu identifikasi permasalahan juga dilakukan dengan
menggali informasi dari masyarakt sekitar tetangga Bapak Made Arsa serta melalui Kepala Lingkungan Bilukpoh Kangin. Setelah beberapa kali berkunjung ke
rumah keluarga dampingan, serta berdasarkan informasi dari warga dan Kepala Lingkungan Bilukpoh Kangin.
Permasalahan pokok yang terjadi di keluarga Bapak Made Arsa kurang lebih hampir sama dengan keluarga pra sejahtera lainnya. Jadi berdasarkan
kunjungan-kunjungan dan komunikasi secara intensif dan mendalam yang dilakukan oleh penulis, disimpulkan terdapat beberapa permasalahan yaitu sebagai
berikut :
2.1.1 Masalah Perekonomi
Kondisi perekonomian dari keluarga Bapak Made Arsa yang tidak menentu merupakan salah satu masalah yang dihadapi keluarga Bapak
Made Arsa. Pekerjaan sebagai buruh bangunan yang bersifat musiman dan menyita banyak waktu berdampak terhadap pendapatan Bapak Made Arsa.
Disamping itu Ibu Ketut Murtini hanya bekerja sebagai petanipekebun di lahan orang lain, sehingga hasil yang didapat tidak seberapa besarnya untuk
menambah pendapatan keluarga.
2.1.2 Masalah Pendidikan
Pendidikan adalah kunci untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan pemberdayaan manusia. Dengan meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan maka akan banyak pilihan dalam bidang pekerjaan yang bisa digeluti sehingga dapat meningkatkan taraf hidup suatu
keluarga. Pendidikan adalah kunci sukses masa depan yang lebih baik. Tetapi tidak beda dengan kebanyakan Rumah Tangga Miskin RTM
9
lainnya, pendidikan merupakan salah satu masalah yang paling sering dihadapi yaitu kesulitan biaya yang dihadapi keluarga Bapak Made Arsa
untuk membayar uang spp anaknya yang menurutnya lumayan tidak terjangkau. Dan juga anak pertamanya tersebut tidak mendapatkan beasiswa
miskin di sekolahnya, padahal keluarga Bapak Made Arsa terdaftar kedalam buku merah Jembrana.
2.2 Masalah Prioritas
Identifikasi permasalahan yang dihadapi oleh keluarga dampingan dilakukan melalui pendekatan secara langsung dengan keluarga dampingan. Setelah
beberapa kali mengadakan kunjungan ke rumah keluarga dampingan ditemukan beberapa masalah yang dihadapi keluarga ini sesuai dengan hasil wawancara dan
pengamatan dengan KK dampingan, adapun permasalahan mendasar yang memungkinkan untuk dijadikan sebagai prioritas adalah tentang perekonomian dari
keluarga Bapak I Made Arsa, sebab pendapatan keluarga yang tidak menentu setiap bulannya membuat banyaknya kebutuhan keluarga yang tidak dapat dipenuhi.
Tidak menentunya pendapatan yang diperoleh keluarga Bapak Made Arsa tersebut juga mempengaruhi pendidikan bagi anaknya yang duduk di bangku SMA tersebut.