Komunikasi Interpersonal TINJAUAN TEORI

20 operasi yang dilakukan setelah diputuskan melakukan pembedahan adalah untuk mempersiapkan pasien agar penyulit paska bedah dapat dicegah sebanyak mungkin. Tindakan bedah adalah upaya yang dapat mendatangkan stress karena terdapat ancaman terhadap tubuh, integritas dan terhadap jiwa seseorang. Perawat berada dalam posisi untuk memberikan bantuan kepada pasien agar bisa menyesuaikan dengan stressor Meyer Gray, 2001. 2.3.1 Persiapan mental Persiapan mental pasien sebelum menjalani tindakan operasi meliputi tiga hal penting yaitu : a. Informasi Menurut Long 1996, informasi merupakan fungsi untuk mengurangi rasa cemas. Pasien yang menerima informasi yang benar sebelum menghadapi prosedur tindakan, tujuan operasi dan efek sampingnya lebih dapat melakukan perawatan yang mandiri Keliat,1998. Adapun informasi yang harus diterima pasien meliputi prosedur dan resiko yang mungkin terjadi, alternatif tindakan yang dapat dipilih, perubahan bentuk dan penampilan, anestesi yang digunakan kondisi pada periode pasca operasi dan biaya operasi . b. Dukungan Merupakan dukungan dari petugas kesehatan dan terutama dari keluarga. Dari petugas kesehatan dapat berupa informasi tentang operasi serta cara kerja yang profesional dalam mempersiapkan operasi. Sedangkan dari keluarga dapat berupa kasih sayang, doa, kehadiran, dan keuangan. 21 c. Post op Exercise Misalnya diagfragmatic breathing, turning and leg exercise, dsb. Post op exercise dapat meningkatkan kepercayaan diri pasien dalam menghadapi operasi. 2.3.2 Persiapan fisik Persiapan fisik meliputi persiapan berbagai sistem tubuh dan organ, keadaan gizi pasien, pemeriksaan laboratorium, foto dan pemasangan alat perawatan sesuai prosedur operasi serta penyulit pasca bedah lainnya yang mungkin timbul. 2.3.3 Persetujuan tindakan medik Merupakan perjanjian legal antara dokter dan pasien yang harus ditanda tangani oleh pasien orang tua wali sebelum dokter melakukan tindakan Appelbaum, 1987.

2.4 Konsep Kecemasan

2.4.1 Pengertian Kecemasan Kecemasan adalah perasaan yang tidak menyenangkan atau ketakutan yang tidak jelas dan hebat. Hal ini terjadi sebagai reaksi terhadap sesuatu yang dialami oleh seseorang Nugroho, 2008. Kecemasan merupakan gangguan alam perasaan affective yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas masih baik, kepribadian tetap utuh dan prilaku dapat terganggu tetapi dalam batas-batas normal Hawari, 2001. 22 2.4.2 Rentang Respon dan Proses Adaptasi Terhadap Cemas Stuart dan Sundeen 2000 mengatakan rentang respon individu berfluktuasi antara respon adaptif dan maladaptif seperti : Adatif Maladatif Antisipasi Ringan Sedang Berat Panik Gambar 2.1 Rentang Respon Adaptif dan Maladaptif Roy 1992 mengatakan manusia mahluk yang unik karenanya mempunyai respon yang berbeda-beda terhadap cemas tergantung kemampuan adaptasi ini dipengaruhi oleh pengalaman berubah dan kemampuan koping individu. Menurut Stuart Sundeen 2000 koping adalah mekanisme mempertahankan keseimbangan dalam menghadapi stress. Mekanisme koping berdasarkan penggolongannya dibagi menjadi dua yaitu : a. Mekanisme Koping Adaptif Adalah mekanisme koping yang mendukung fungsi integrasi, pertumbuhan, belajar dan mencapai tujuan. Kategorinya adalah berbicara dengan orang lain, memecahkan masalah secara efektif, teknik relaksasi, latihan seimbang dan aktivitas konstruktif. 23 b. Mekanisme Koping Maladaptif Adalah mekanisme koping yang menghambat fungsi integrasi, memecah pertumbuhan, menurunkan otonomi dan cenderung menguasai lingkungan. Kategorinya adalah makan berlebihan tidak makan, bekerja berlebihan dan menghindar. 2.4.3 Tingkat Kecemasan Menurut Stuart Sundeen 2000, tingkat kecemasan dibagi menjadi empat tingkatan yaitu : a. Ansietas ringan Pada fase ini pasien akan merasa : 1. Berhubungan dengan ketegangan dalam peristiwa sehari-hari. 2. Kewaspadaan meningkat. 3. Persepsi terhadap lingkungan meningkat. 4. Dapat menjadi motivasi positif untuk belajar dan menghasilkan kreativitas. 5. Respon kognitif tampak mampu menerima rangsangan yang kompleks, konsentrasi pada masalah, menyelesaikan masalah secara efektif dan terangsang untuk melakukan tindakan. 6. Respon prilaku dan emosi terlihat tidak dapat duduk tenang dan kadang – kadang suara meninggi.

Dokumen yang terkait

Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi di Ruangan RB2 RSUP HAM.

15 115 59

Efektif itas Komunikasi Terapeutik Interpersonal Perawat Terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi Fraktur

0 3 10

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI IRNA BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG.

0 10 10

HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KEPATUHAN CUCI TANGAN ENAM LANGKAH LIMA MOMEN PERAWAT DI IRNA C RSUP SANGLAH DENPASAR.

12 20 55

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI IRNA BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG - Repositori Universitas Andalas

0 2 1

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI IRNA BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG - Repositori Universitas Andalas

0 1 7

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI IRNA BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG - Repositori Universitas Andalas

0 0 2

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RSUD SETJONEGORO KABUPATEN WONOSOBO NASKAH PUBLIKASI - HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RSUD SETJONEGORO KABUPATEN W

0 3 11

PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI DI RUMAH SAKIT UMUM ‘AISYIYAH PONOROGO

0 0 12

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING

0 0 11