Perbandingan isi Hak asasi manusia pada

  

Perbandingan isi Hak asasi manusia pada insturmen pasal 28

UUD 1945 dengan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia 1948 !

  Jika dilihat dari posisinya antara DUHAM 1948 dengan UUD 1945 mempunyai persamaan yaitu adalah sebagai dasar yang bersifat fundamental . Hal ini bisa dilihat bahwa DUHAM 1948 dibentuk sebagai bentuk standarisasi suatu hak bagi setiap orang dimana saja yang nantinya akan mempengaruhi dalam peraturan/konvensi lainnya dalam hal ham pada pengaturannya selanjutnya. Sama seperti DUHAM 1948, UUD 1945 pun mempunyai fungsi sebagai sebuah patokan dalam menyelenggarakan proses bernegara termasuk dalam hal yang diatur adalah HAM yang terdapat dalam pasal 28, dan Pasal 28 A-J. Keduanya mengatur Ada 3 hak asasi manusia yang paling fundamental (pokok), yaitu :

  a. Hak Hidup (life)

  b. Hak Kebebasan (liberty)

  c. Hak Memiliki (property) Ketiga hak ini diatur dengan memberlakukan Asas persamaan Yang mengandung arti bahwa “semua warga harus mendapat perlindungan yang sama dalam hukum – tidak boleh ada diskriminasi dalam perlindungan hukum ini”. Adapun berikut prinsip-prinsip HAM yang dianut :

  1.Prinsip universalitas adalah prinsip yang dimiliki dalam nilai-nilai etik dan moral yang tersebar di seluruh wilayah di dunia, dan pemerintah termasuk masyarakatnya harus mengakui dan menyokong hak-hak asasi manusia.

  2.Prinsip pemartabatan terhadap manusia (human dignity) menegaskan perlunya setiap orang untuk menghormati hak orang lain, hidup damai dalam keberagaman yang bisa menghargai satu dengan yang lainnya, serta membangun toleransi sesama manusia

  3.Prinsip non-diskriminasi sebenarnya bagian integral dengan prinsip persamaan, dimana menjelaskan bahwa tiada perlakuan yang membedakan dalam rangka penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak-hak seseorang.

  4.Prinsip equality atau persamaan yang bersentuhan atau sangat dekat dengan prinsip non-diskriminasi.

  5.Prinsip indivisibility adalah Suatu hak tidak bisa dipisah-pisahkan antara yang satu dengan yang lainnya.

  6.Prinsip inalienability lebih kepada Pemahaman prinsip atas hak yang tidak bisa dipindahkan, tidak bisa dirampas atau dipertukarkan dengan

  7.Prinsip interdependency dimana setiap hak-hak yang dimiliki setiap orang itu tergantung dengan hak-hak asasi manusia lainnya dalam ruang atau lingkungan manapun, di sekolah, di pasar, di rumah sakit, di hutan, desa maupun perkotaan.

  8.Prinsip responsibilitas/pertanggungjawaban menegaskan bahwa perlunya mengambil langkah atau tindakan tertentu untuk menghormati, melindungi dan memenuhi hak-hak asasi manusia, serta menegaskan kewajiban-kewajiban paling minimum dengan memaksimalkan sumberdaya yang ada untuk memajukannya. Berikut adalah hak yang diatur pada UUD 1945 pasal 28A-i,hak-hak sosial dijamin dalam Pasal 28-C ayat (2), Pasal 28-H ayat (3)hak ekonomi diatur dalam Pasal 28 ayat (2), hak politik diatur dalam Pasal 28-D ayat (3), Pasal 28-E ayat (3) hak budaya pada Pasal 28-i ayat (3)

  28 A = Hak untuk hidup dan mempertahankan hidupnya

  28 B = Pasal 1 = Hak untuk berkeluarga Pasal 2 = Hak untuk kelangsungan hidup,tumbuh,dan berkembang.

  28 C = Pasal 1 = Hak mengembangkan diri

  Pasal 2 = Hak untuk memajukan diri

  28 D = Pasal 1 = Hak atas pengakuan,jaminan,perlindungan hukum

  Pasal 2 = Hak untuk bekerja dan mendapat upah Pasal 3 = Hak untuk memperoleh kesempatan yang dlam pemerintahan Pasal 4 = Hak atas status kewarganegaraan

  28 E = Pasal 1 = Hak untuk memeluk agama dan beribadah

  Pasal 2 = Hak untuk kebebasan meyakini kepercayaan,meyatakan pikiran.. Pasal 3 = Hak untuk bebas berserikat,berkumpul, dan mengeluarkan pendapat.

  28 F = Hak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi

  28 G = Pasal 1 = Hak untuk perlindung diri pribadi,keluarga

  Pasal 2 = Hak untuk bebas dari penyiksaan

  28 H = Pasal 1 = Hak untuk hidup sejahtera lahir & batin

  Pasal 2 = Hak untuk mendapat kemudahan dalam keadilan

  Pasal 4 = Hak untuk memiliki hak milik pribadi

  28 I = Pasal 1 = hak untuk hidup dan tidak disiksa

  Pasal 2 = hak untk bebas dari pelakuan diskriminatif Pasal 3 = hak untuk masyarakat menghormati identitas budaya Pasal 4 = hak untuk mendpat perlindungan,pemajuan dari pmerintah

  28 J = Pasal 1 = Hak untuk menghormati HAM orang lain Pasal 2 = Hak untuk tunduk terhadap pembatasan. Universal Declaration af Human Rights menyatakan bahwa setiap orang mempunyai: 1) hak untuk hidup; 2) kemerdekaan dan keamanan badan; 3) hak untuk diakui kepribadiannya menurut hukum; 4) hak untuk memperoleh perlakuan yang sama dengan orang lain menurut hukum; 5) hak untuk mendapat jaminan hukum dalam perkara pidana, seperti diperiksa di muka umum dan dianggap tidak bersalah kecuali ada bukti yang sah; 6) hak untuk masuk dan keluar wilayah suatu negara; 7) hak untuk mendapat hak milik atas benda; 8) hak untuk bebas untuk mengutarakan pikiran dan perasaan; 9) hak untuk bebas memeluk agama, serta mempunyai dan mengeluarkan pendapat; 10) hak untuk berapat dan berkumpul; 11) hak untuk mendapatkan jaminan sosial; 12) hak untuk mendapatkan pekerjaan; 13) hak untuk berdagang; 14) hak untuk mendapatkan pendidikan; 15) hak untuk turut serta dalam gerakan kebudayaan masyarakat; serta 16) hak untuk menikmati kesenian dan turut serta dalam kemajuan keilmuan.

  Ada dua klasifikasi terhadap hak-hak dalam ICCPR, yakni Non-Derogable Rights dan Derogable Rights. Hak Non-Derogable Rights adalah hak-hak yang bersifat absolut yang tidak boleh dikurangi pemenuhannya oleh negara pihak, walau dalam keadaan darurat sekalipun. Hak-hak yang termasuk ke dalam jenis ini adalah: 1) hak atas hidup (right to life), 2) hak bebas dari penyiksaan (right to be free from torture), 3) hak bebas dari perbudakan (right to be free from slavery), 4) hak bebas dari penahanan karena gagal memenuhi perjanjian utang, 5) hak bebas dari pemidanaan yang berlaku surut, 6) hak sebagai subjek hukum, dan 7) hak atas kebebasan berpikir, keyakinan dan agama.

  Klasifikasi kedua adalah Derogable Right, yakni hak-hak yang boleh dikurangi atau dibatasi pemenuhannya oleh negara-negara pihak. Termasuk jenis hak ini adalah: 1) hak atas kebebasan berkumpul secara damai, 2) hak atas kebebasan berserikat; termasuk membentuk dan menjadi anggota serikat buruh, dan 3) hak atas kebebasan menyatakan pendapat atau berekspresi; termasuk kebebasan mencari, menerima dan memberikan informasi dan segala macam gagasan tanpa memperhatikan batas (baik melalui tulisan maupun tulisan).

  Negara-negara pihak ICCPR diperbolehkan mengurangi atau mengadakan penyimpangan atas kewajiban dalam memenuhi hak-hak tersebut, tetapi penyimpangan tersebut hanya dapat dilakukan apabila sebanding dengan ancaman yang mengganggu keamanan nasional atau situasi darurat yang dihadapi dan tidak bersifat diskriminatif terhadap ras dan etnis. Muatan hak sipil dan politik di dalam UUD 1945 dapat dibaca pada Pasal 27 tentang persamaan dalam hukum, Pasal 28 tentang kemerdekaan berserikat dan berkumpul, Pasal 28A tentang hak hidup, Pasal 28B tentang hak berkeluarga, Pasal 28C tentang hak mengembangkan diri, Pasal 28D tentang hak mendapat perlakuan hukum yang adil dan kepastian hukum, Pasal 28E tentang hak beragama, Pasal 28F tentang hak berkomunikasi, dan Pasal 28G tentang hak atas rasa aman. Konsep Non Derogable Rights juga dianut dalam UUD 1945, yakni pada

  Pasal 28I yang menyebutkan bahwa: “Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi dihadapan adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun”. Penyebutan secara limitatif ini menimbulkan implikasi bahwa hak-hak lain diluar Pasal ini mengandung arti termasuk jenis derogable rights.