DINAMIKA PENDUDUK KABUPATEN PATI TAHUN 2

(1)

MAKALAH DEMOGRAFI

DINAMIKA PENDUDUK KABUPATEN PATI TAHUN

2010

Dosen pengampu: Dr. Sarwono, M.Pd Disusun Guna Memenuhi Mata Kuliah Demografi

Disusun Oleh : Novika Adi Wibowo

K5413049

PENDIDIKAN GEOGRAFI

PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Jumlah penduduk pada suatu Negara atau wilayah selalu mengalami perubahan atau dinamika penduduk yang disebabkan oleh faktor kelahiran ‘fertilitas’, kematian’mortalitas, dan perpindahan penduduk ‘ migrasi’ yang mempengaruhi


(2)

komposisi perubahan penduduknya mengalami prubahan-perubahan sepanjang masa. Perubahan keadaan penduduk tersebut dinamakan dinamika penduduk. Dinamika penduduk ini merupakan keseimbangan yang dinamis antara menambah atau mengurangi jumlah penduduk secara terus menerus yang akan di pengaruhi faktor dinamika penduduk. Dinamika perubahan penduduk fertilitas cenderung kepada pertumbuhan . Pertumbuhan penduduk ialah perkembangan jumlah penduduk suatu daerah atau negara akan tetapi secara bersamaan pula akan di kurangi oleh jumah kematian yang terjadi pada golongan umur tertentu dan migrasi ‘imigran’ (pendatang) akan menambah ‘emigran’(pindah) akan mengurangi jumlah penduduk.

Sensus pertama dilaksanakan pada tahun 1930 oleh pemerintah Hindia Belanda. Sedangkan sensus yang pernah dilakukan oleh pemerintah Indonesia adalah pada tahun 1961, 1971, 1980, 1990,2000 dan yang terakhir 2010. Sensus di Indonesia dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan waktu pelaksanaan sensus di Indonesia diadakan sepuluh tahun sekali.

Perkembangan Jumlah Penduduk dalam Kaitannya dengan Perkembangan Penduduk Indonesia. Jumlah penduduk suatu wilayah dapat diketahui secara resmi dari publikasi hasil sensus penduduk.Jumlah penduduk pada suatu negara selalu mengalami perubahan yang disebabkan oleh faktor kelahiran, kematian dan migrasi atau perpindahan penduduk. Perubahan keadaan penduduk tersebut dinamakan dinamika penduduk.

Pada makalah ini menjelaskan hal-hal yang berkaitan erat dengan Dinamika Penduduk di wilayah Kabupaten Pati berdasarkan data – data yang di dapat di BPS, Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Administrasi, buku di Perpustakaan dan sumber-sumber lainnya.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada makalah Ini, yaitu :

1. Bagaimana kondisi penduduk di kab. Pati ? 2. Bagaimana tingkat sex-ratio kab. Pati?

3. Bagaimna laju pertumbuhan penduduk di kab. Pati ? 4. Bagaimana tingkat kepadatan penduduk di kab. Pati ?


(3)

5. Bagaimana tingkat kematian kasar (CDR) dan kelahiran kasar (CBR) ? C. Tujuan

Tujuan dari makalah ini, yaitu :

1. Untuk mengetahui kondisi penduduk di kab. Pati 2. Untuk mengetahui tingkat sex-ratio di kab. Pati

3. Untuk mengetahui laju pertumbuhan penduduk di kab. Pati 4. Untuk mengetahui tingkat kepadatan penduduk di kab. Pati

5. Untuk mengetahui tingkat kematian kasar (CDR) dan kelahiran (CBR) di Kabupaten Pati

BAB II KAJIAN TEORI

Dinamika penduduk adalah perubahan jumlah penduduk dari waktu ke waktu. Pertumbuhan penduduk adalah dinamika penduduk yang menunjukkan jumlah penduduk terus meningkat.

A. Faktor-faktor yang mempengaruhi Dinamika Penduduk

Jumlah Penduduk dapat mengalami perubahan dari waktu ke waktu yaitu bertambah atau berkurangnya penduduk. Dinamika penduduk atau perubahan jumlah penduduk dipengaruhi 3 faktor yaitu :


(4)

a. Kelahiran (natalitas) b. Kematian (mortalitas) c. Migrasi (perpindahan)

Faktor yang menunjang dan menghambat kelahiran (natalitas) di Indonesia adalah sebagai berikut :

a. Penunjang Kelahiran ( Pro Natalitas) b. Penghambat Kelahiran ( Anti Natalitas )

c. Angka Kelahiran Kasar ( Crude Birth Rate/ CBR)

Faktor yang menunjang dan menghambat kematian (mortalitas) di Indonesia, adalah sebagai berikut :

a. Penunjang kematian (Pro Mortalitas) adalah sebagai berikut : b. Penghambat kematian (Anti Mortalitas) antara lain :

c. Angka kematian kasar (Crude Death Rate)

BAB III

PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Kabupaten Pati

Kabupaten Pati merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah bagian timur, terletak diantara 110°,50’- 111°,15’ Bujur Timur dan 6°, 25’ -7°,00 Lintang Selatan. Kabupaten Pati memiliki semboyan yaitu PATI BUMI


(5)

MINA TANI yang mempunyai akronim BERDAYA UPAYA MENUJU IDENTITAS PATI. Kabupaten Pati mempunyai luas wilayah 150.368 Ha yang terdiri dari 58.448 Ha lahan sawah dan 91.920 Ha lahan bukan sawah. Sedangkan secara administrasi Kabupaten Pati sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Jepara dan Laut Jawa, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Kudus dan Kabupaten Jepara, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Blora dan sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Rembang dan Laut Jawa.

B. Data Terkini

Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat karena kelahiran, aktivitas, serta banyaknya orang yang berkunjung dan menetap di daerah tersebut menyebabkan kepadatan penduduk meningkat. Berikut macam masalah kependudukan yang terjadi di Kabupaten Pati antara lain :

1. Kondisi Penduduk Kabupaten Pati

Berdasarkan olah cepat hasil pencacahan Sensus Penduduk 2010, Jumlah penduduk Kabupaten Pati sementara adalah 1.190.821 jiwa, terdiri dari 578.046 laki-laki dan 612.775 perempuan. Dari hasil SP 2010 tersebut tampak bahwa penyebaran penduduk hampir merata di 21 (dua puluh satu) Kecamatan.

Kecamatan Pati, Juwana dan Sukolilo adalah 3 Kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak yaitu;

1. Kecamatan Pati dengan 103.071 Jiwa 2. Kecamatan Juwana dengan 90.006 jiwa 3. Sukolilo dengan 84.426 jiwa.

Sedangkan untuk kecamatan yang paling sedikit jumlah penduduknya adalah Kecamatan Gunung Wungkal yang hanya 34.950 jiwa. Dengan luas wilayah 1503,68 KM² (kilo meter persegi) yang didiami oleh 1.190.821 orang maka rata-rata kepadatan penduduk Kabupaten pati adalah sebanyak 792 orang per


(6)

kilo meter persegi. Kecamatan yang paling tinggi kepadatan penduduknya adalah Kecamatan Pati yakni sebanyak 2.426 orang per kilo meter persegi, sedangkan yang paling rendah adalah Kecamatan Pucakwangi yakni 335 orang per kilometer persegi.

Sumber/source : BPS, Statistic of Pati Regency

Tabel 1. Jumlah Penduduk Hasil SP 2010 Kabupaten Pati Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin.

2. Sex Ratio yang terjadi di Kabupaten Pati

Secara nasional, angka sex ratio penduduk Indonesia adalah sebesar 101, yang artinya jumlah penduduk laki-laki 1 % (persen) lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan. Kabupaten Pati memiliki angka sex ratio sebesar 94, artinya di kabupaten Pati ternyata jumlah penduduk perempuan lebih besar 6 % (persen) dibanding jumlah penduduk laki-laki.


(7)

Sumber/source : BPS, Statistic of Pati Regency

Tabel 2. Sex Ratio Kabupaten Pati 3. Laju Pertumbuhan Penduduk

Rata-rata laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Pati dari tahun 2000-2010 sebesar 0,40 % (persen). Kecamatan dengan rata-rata laju pertumbuhan terbesar adalah Kecamatan Margorejo yaitu sebesar 1,55 %

Sumber/source : BPS, Statistic of Pati Regency


(8)

4. Kepadatan Penduduk Kabupaten Pati

Angka rata-rata kepadatan penduduk Indonesia adalah 127 orang per kilo meter persegi, sedangkan Kabupaten Pati memiliki angka kepadatan penduduk rata-rata 792 orang per kilo meter persegi. Angka ini jauh dibandingkan dengan angka rata-rata secara nasional.

Sumber/source : BPS, Statistic of Pati Regency

Tabel 4. Kepadatan Penduduk Kabupaten Pati Tahun 2010 5. Angka Kematian Kasar (CDR) di Kabupaten Pati Tahun 2010

Sumber/source : BPS, Statistic of Pati Regency


(9)

6. Angka Kelahiran Kasar (CBR) Kabupaten Pati Tahun 2010

Sumber/source : BPS, Statistic of Pati Regency

Tabel 6. Angka Kelahiran Kasar (CBR) Kabupaten Pati Tahun 2010 C. Permasalahan

1. Permasalahan tata ruang di Kabupaten Pati

2. Peningkatan volume sampah dan penimbunan di Kabupaten Pati D. Pembahasan

1. Permasalahan tata ruang di Kabupaten Pati

Dengan rata-rata laju pertumbuhan terbesar adalah Kecamatan Margorejo yaitu sebesar 1,55 % menimbulkan peningkatan kebutuhan atas ruang dan peningkatan keperluan hidup yang tidak disertai dengan peningkatan fasilitas umum dan sumber daya alam yang ada serta terjadinya penyimpangan dalam penggunaan tanah. Dalam kasus ini Pemerintah Kabupaten Pati memiliki program pembangunan, terdiri dari dua sektor dan menjadi prioritas. Disamping karena mayoritas penduduk menyebar


(10)

di desa-desa, maka prioritas berikutnya adalah menghidupkan kegiatan-kegiatan ekonomi kerakyatan serta membangun pasar-pasar tradisional sebagai penopangnya.

2. Peningkatan volume sampah dan penimbunan di Kabupaten Pati

Maraknya masyarakat Kabupaten Pati yang membuang sampah di pinggir jalan dan jembatan harus mendapat perhatian serius oleh pemerintah kalau masih ingin mendapatkan Adipura Kencana. Karena salah satu kriteria penilaian Adipura Kencana adalah kesadaran masyarakat terhadap lingkungannya termasuk sampah. Dan permasalahan sampah di kabupaten Pati sudah menjadi Masalah yang serius, Hal itu terlihat dari banyaknya masyarakat yang membuang sampah sembarangan di pinggir jalan dan jembatan.

Untuk menyelesaikan masalah peningkatan volume sampah dan penimbunan yang disebabkan perilaku buruk membuang sampah semabarangan, maka Pemerintah Kabupaten pati mengluarkan Perda atau Perbup yang berkaitan dengan aturan membuang sampah dan dalam penegakannya pemerintah setempat mengambil tindakan tegas bagi siapa saja yang melanggar dan melakukan presuasif kepada segenap masyarakat Pati untuk menjaga lingkungan setempat.


(11)

BAB IV KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Permasalahan tentang kependudukan yang terjadi di Kabupaten Pati antara lain : 1. Permasalahan tata ruang di Kabupaten Pati menimbulkan peningkatan

kebutuhan atas ruang dan peningkatan keperluan hidup yang tidak disertai dengan peningkatan fasilitas umum dan sumber daya alam yang ada serta terjadinya penyimpangan dalam penggunaan tanah.

2. Peningkatan volume sampah dan penimbunan di Kabupaten Pati menjadi masalah sosial dari imbas meningkatnya kepadatan penduduk. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan menjadi faktor utama pencemaran lingkungan di Kabupaten Pati.

B. Saran

Mengingat begitu pentingnya permasalahan di atas maka sudah saatnya

kita bersama pemerintah dan masyarakat Kabupaten Pati membuat menyadari perlunya pembenahan yang berkaitan dengan permasalahan kependudukan antara lain :

1. Permasalahan tata ruang di Kabupaten Pati Pemecahan masalahnya antara lain :

a. Mendorong proses penyusunan RTRW yang tidak hanya bersifat top-down akan tetapi juga diimbangi dengan proses bottom-up sehingga tercipta sinergi antar kepentingan pusat dan daerah, maupuan antara kepentingan pemerintah dan seluruh pelaku pembangunan.

b. Menghidupkan kegiatan-kegiatan ekonomi kerakyatan serta membangun pasar-pasar tradisional sebagai penopangnya.


(12)

Kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup bersih perlu digalakkan lagi, penghijauan kota perlu digalakkan kembali, peningkatan infrastruktur kota dan pembangunan kawasan kota yang memperhatikan aspek lingkungan agar lingkungan Kabupaten Pati tetap bersih, aman dan rapi.


(13)

BPS Kabupaten Pati . 2010 . Kabupaten Pati dalam angka 2010.Kabupaten Pati : Badan Pusat Statistik Kabupaten Pati.

http://genius.smpn1- mgl.sch.id/file.php/1/ANIMASI/ekonomi/dan/Sosial/Dinamika/Penduduk/dan/Unsur-Unsurnya/materi2.html

diakses pada : 3 November 2013, pukul 14.00 WIB

http://matakristal.com/pengertian-penduduk-dinamika-penduduk-dan-pertumbuhan-penduduk/

diakses pada : 3 November 2013, pukul 15.00 WIB Permasalahan :

http://minataninews.blogspot.com/2013/10/sampah-menjadi-masalah-yang-serius-di.html

diakses pada 4 November 2013, pukul 22.45 WIB

http://www.suaramerdeka.com/harian/0506/28/mur16.htm


(1)

4. Kepadatan Penduduk Kabupaten Pati

Angka rata-rata kepadatan penduduk Indonesia adalah 127 orang per kilo meter persegi, sedangkan Kabupaten Pati memiliki angka kepadatan penduduk rata-rata 792 orang per kilo meter persegi. Angka ini jauh dibandingkan dengan angka rata-rata secara nasional.

Sumber/source : BPS, Statistic of Pati Regency Tabel 4. Kepadatan Penduduk Kabupaten Pati Tahun 2010 5. Angka Kematian Kasar (CDR) di Kabupaten Pati Tahun 2010

Sumber/source : BPS, Statistic of Pati Regency


(2)

6. Angka Kelahiran Kasar (CBR) Kabupaten Pati Tahun 2010

Sumber/source : BPS, Statistic of Pati Regency Tabel 6. Angka Kelahiran Kasar (CBR) Kabupaten Pati Tahun 2010 C. Permasalahan

1. Permasalahan tata ruang di Kabupaten Pati

2. Peningkatan volume sampah dan penimbunan di Kabupaten Pati D. Pembahasan

1. Permasalahan tata ruang di Kabupaten Pati

Dengan rata-rata laju pertumbuhan terbesar adalah Kecamatan Margorejo yaitu sebesar 1,55 % menimbulkan peningkatan kebutuhan atas ruang dan peningkatan keperluan hidup yang tidak disertai dengan peningkatan fasilitas umum dan sumber daya alam yang ada serta terjadinya penyimpangan dalam penggunaan tanah. Dalam kasus ini Pemerintah Kabupaten Pati memiliki program pembangunan, terdiri dari dua sektor dan menjadi prioritas. Disamping karena mayoritas penduduk menyebar


(3)

di desa-desa, maka prioritas berikutnya adalah menghidupkan kegiatan-kegiatan ekonomi kerakyatan serta membangun pasar-pasar tradisional sebagai penopangnya.

2. Peningkatan volume sampah dan penimbunan di Kabupaten Pati

Maraknya masyarakat Kabupaten Pati yang membuang sampah di pinggir jalan dan jembatan harus mendapat perhatian serius oleh pemerintah kalau masih ingin mendapatkan Adipura Kencana. Karena salah satu kriteria penilaian Adipura Kencana adalah kesadaran masyarakat terhadap lingkungannya termasuk sampah. Dan permasalahan sampah di kabupaten Pati sudah menjadi Masalah yang serius, Hal itu terlihat dari banyaknya masyarakat yang membuang sampah sembarangan di pinggir jalan dan jembatan.

Untuk menyelesaikan masalah peningkatan volume sampah dan penimbunan yang disebabkan perilaku buruk membuang sampah semabarangan, maka Pemerintah Kabupaten pati mengluarkan Perda atau Perbup yang berkaitan dengan aturan membuang sampah dan dalam penegakannya pemerintah setempat mengambil tindakan tegas bagi siapa saja yang melanggar dan melakukan presuasif kepada segenap masyarakat Pati untuk menjaga lingkungan setempat.


(4)

BAB IV KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Permasalahan tentang kependudukan yang terjadi di Kabupaten Pati antara lain : 1. Permasalahan tata ruang di Kabupaten Pati menimbulkan peningkatan

kebutuhan atas ruang dan peningkatan keperluan hidup yang tidak disertai dengan peningkatan fasilitas umum dan sumber daya alam yang ada serta terjadinya penyimpangan dalam penggunaan tanah.

2. Peningkatan volume sampah dan penimbunan di Kabupaten Pati menjadi masalah sosial dari imbas meningkatnya kepadatan penduduk. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan menjadi faktor utama pencemaran lingkungan di Kabupaten Pati.

B. Saran

Mengingat begitu pentingnya permasalahan di atas maka sudah saatnya

kita bersama pemerintah dan masyarakat Kabupaten Pati membuat menyadari perlunya pembenahan yang berkaitan dengan permasalahan kependudukan antara lain :

1. Permasalahan tata ruang di Kabupaten Pati Pemecahan masalahnya antara lain :

a. Mendorong proses penyusunan RTRW yang tidak hanya bersifat top-down akan tetapi juga diimbangi dengan proses bottom-up sehingga tercipta sinergi antar kepentingan pusat dan daerah, maupuan antara kepentingan pemerintah dan seluruh pelaku pembangunan.

b. Menghidupkan kegiatan-kegiatan ekonomi kerakyatan serta membangun pasar-pasar tradisional sebagai penopangnya.


(5)

Kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup bersih perlu digalakkan lagi, penghijauan kota perlu digalakkan kembali, peningkatan infrastruktur kota dan pembangunan kawasan kota yang memperhatikan aspek lingkungan agar lingkungan Kabupaten Pati tetap bersih, aman dan rapi.


(6)

BPS Kabupaten Pati . 2010 . Kabupaten Pati dalam angka 2010.Kabupaten Pati : Badan Pusat Statistik Kabupaten Pati.

http://genius.smpn1- mgl.sch.id/file.php/1/ANIMASI/ekonomi/dan/Sosial/Dinamika/Penduduk/dan/Unsur-Unsurnya/materi2.html

diakses pada : 3 November 2013, pukul 14.00 WIB

http://matakristal.com/pengertian-penduduk-dinamika-penduduk-dan-pertumbuhan-penduduk/

diakses pada : 3 November 2013, pukul 15.00 WIB Permasalahan :

http://minataninews.blogspot.com/2013/10/sampah-menjadi-masalah-yang-serius-di.html

diakses pada 4 November 2013, pukul 22.45 WIB http://www.suaramerdeka.com/harian/0506/28/mur16.htm