Kebijakan pengupahan berkaitan dengan konvensi No.95 tentang

37 didorong karena Konvensi ini terus merespon kebutuhan yang ada. 20 Konvensi Perlindungan Upah 1949 No. 95, mulai berlaku pada tanggal 24 September 1952. Pada tanggal13 Desember 2002, ratifikasi terhadap Konvensi ini telah mencapai 95 ratifikasi, sehingga menjadi salah satu Konvensi ILO yang paling banyak diratifikasi, terpisah dari Konvensi dasar dan prioritas. Instrumen ratifikasi yang paling akhir didaftarkan pada tanggal 2 Agustus 2001 Albania, sementara dalam sepuluh tahun terakhir konvensi ini telah diratifikasi oleh delapan negara anggota Azerbaijan, Botswana, RepublikCzech, Kyrgyzstan, Republik Moldova, Saint Vincent dan Granada, Slovakia dan Tajikistan. Daftar negara yang saat ini terikat oleh peraturan Konvensi ada pada Appendix I. Dalam konvensi ini, istilah upah berarti imbalan atau penghasilan, bagaimana pun ditentukan atau di hitung bisa dirupakan dalam bentuk uang dan ditetapkan oleh kesepakatan bersama atau oleh undang-undang atau peraturan nasional yang harus dibayarkan dengan berdasarkan kontrak kerja tertulis atau tidak tertulis oleh pengusaha kepada pekerja untuk pekerjaan yang dilakukan atau akan dilakukan atau untuk jasa yang diberikan atau yang akan diberikan. 21 Di Indonesia, Upah adalah hak pekerjaburuh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerjaburuh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian 20 www.ilo.orgwcmsp5groupspublic---asia---ro-bangkok--- ilojakartadocumentpublicationwcms_182058.pdf. Diakses pada 15Maret2016. 21 Organisasi Perburuhan InternasionalKompilasi Konvensi rekomendasi ILO di indonesia Jakarta_10250. 38 kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerjaburuh dan keluarganya atas suatu pekerjaan danatau jasa yang telah atau akan dilakukan. Untuk memastikan upah yang layak bagi buruh di satu sisi dan terjaminnya kelangsungan usaha di sisi lain; regulasi terkait perlindungan upah diatur dalam UU No 132003 Pasal 88 ayat 2 yang berbunyi: Untuk mewujudkan penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan ....................., pemerintah menetapkan kebijakan pengupahan yang melindungi pekerjaburuh. Di samping regulasi yang mengatur secara makro dalam bentuk undang- undang, pemerintah juga membuat aturan pelaksananya baik dalam bentuk peraturan pemerintah, keputusan menteri maupun juga dalam bentuk peraturan menteri. 22 Kebijakan ini dilakukan pemerintah untuk mewujudkan penghasilan yang dapat memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan, walaupun Indonesia belum meratifikasi konvensi ILO No. 95 ini, perlindungan akan upah terhadap pekerja di Indonesia telah cukup untuk di buktikan oleh pemerintah. Hal ini dapat dilihat dari pengertian upah oleh ILO di konvensi No.95 23 pasal 1 yang dengan Pasal 30 ayat 1 UU No 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. 22 www.ilo.orgwcmsp5groupspublic---ed...wcms_210427.pdf . Diakses pada 15maret2016. 23 Lihat pada lampiran 3 43

BAB III KEBIJAKAN PENGUPAHAN DI INDONESIA

A. Perumusan Kebijakan Upah Buruh di Indonesia

Dalam situasi perburuhan yang sifat dan dinamikanya semakin kompleks, upah masih tetap menjadi persoalan utama di negara berkembang seperti Indonesia 1 . Keadaan pasar kerja yang dualistic dengan kelebihan penawaran tenaga kerja dan mutu angkatan kerja yang rendah di satu sisi menyebabkan upah menjadi isu sentral dalam bidang ketenagakerjaan. Kebijakan upah buruh yang ada masih bertumpu pada upah minimum yang berlandaskan pada kebutuhan hidup layak buruhpekerja lajang dengan masa kerja di bawah satu tahun. Belum mencakup mereka yang sudah bekerja di atas 1 satu tahun dan berkeluarga. Perundingan kolektif sebagai alat perjuangan SBSP untuk meningkatkan upah dan kesejahteraan buruh, perannya masih sangat terbatas; bahkan cenderung menurun kuantitas dan kualitasnya. Di sisi lain penerapan struktur skala upah masih sangat minim dan belum bersifat wajib tidak ada sanksi formal bagi yang belum menerapkannya. Sehingga praktis upah minimum menjadi upah efektif yang berlaku pada pasar kerja formal terutama sekali di sektor industri padat karya. 1 www.ilo.orgwcmsp5groupspublic---ed...wcms_210427.pdf . Diakses pada 20Febuari2016. 44 Situasi tersebut mendorong SBSP menggunakan mekanisme upah minimum untuk meningkatkan kesejahteraan buruh. Upah minimum terus meningkat setiap tahun seiring meningkatnya upah nominal kesejahteraan upah riil buruh di satu sisi; namun kesempatan kerja di sektor formal semakin terbatas.

A. Regulasi Terkait Sistem Pengupahan di Indonesia

Upah adalah hak pekerjaburuh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerjaburuh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerjaburuh dan keluarganya atas suatu pekerjaan danatau jasa yang telah atau akan dilakukan 2 . Untuk memastikan upah yang layak bagi buruh di satu sisi dan terjaminnya kelangsungan usaha di sisi lain; pemerintah membuat serangkaian regulasi yang mengatur sistim dan mekanisme pengupahan di pasar kerja. Regulasi pengupahan ini pada dasarnya terdiri dari dua bagian besar, 3 yaitu:  Regulasi terkait mekanisme penetapan upah  Regulasi terkait perlindungan upah  Regulasi terkait mekanisme penetapan upah diatur dalam UU No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dengan sistimatika sebagai berikut; 2 Pasal 30 ayat 1 UU No 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. 3 www.ilo.orgwcmsp5groupspublic---ed...wcms_210427.pdf . Diakses pada 20Febuari2016.