52
b. Dokumentasi
Dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau menganalisisi dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri
atau oleh orang lain tentang subjek, dan mencari data mengenai hal-hal berupa catatan, gambar, notulen rapat, dan lain-lain Moleong. 2009:178.
6. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan merujuk kepada nalisis data kualitatif sebagai model alir flow model, yang terdiri dari pengumpulan data, redaksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan dan verifikasi Salim, 2006.
a. Pengumpulan data
Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mencari data yang dibutuhkan di lapangan oleh peneliti dengan menggunakan metode yang telah
ditentukan, serta pengumpulan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penelitian.
b. Reduksi Data
Reduksi Data yaitu proses pemilihan dan penyederhanaan data-data kasar yang diperoleh dilapangan yang dilakukan dengan membuat ringaksan.
c. Penyajian Data
Penyajian data dilakukan dengan cara menggambarkan keadaan sesuai dengan data yang sudah diringkas dan di sajikan dalam laporan yang sistematis
dan mudah untuk dipahami.
d. Menarik kesimpulan
Peneliti menarik kesimpulan terhadap data yang telah di peroleh dan yang telah di reduksi dalam bentuk laporan dengan cara membandingkan,
53
menghubungkan dan memilih data yang mengarah kepada permasalahan serta mampu menjawab permasalahan yang ada sehingga dapat menghasilkan
kesimpulan yang valid.
54
BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN
A. DESKRIPSI KABUPATEN BANTUL 1. Sejarah Kabupaten Bantul
Bantul memang tak bisa dilepaskan dari sejarah Yogyakarta sebagai Kota perjuangan dan sejarah perjuangan Indonesia pada umumnya. Bantul menyimpan
banyak kisah kepahlawanan. Antara lain, perlawanan Pangeran Mangkubumi di Ambar Ketawang dan upaya pertahanan Sultan Agung di Pleret. Perjuangan Pangeran
Diponegoro di Selarong. Kisah perjuangan pioner penerbangan Indonesia yaitu Adisucipto, pesawat yang ditumpanginya jatuh ditembak Belanda di Desa Ngoto.
Sebuah peristiwa yang penting dicatat adalah Perang Gerilya melawan pasukan Belanda yang dipimpin oleh Jenderal Sudirman 1948 yang banyak bergerak di
sekitar wilayah Bantul. Wilayah ini pula yang menjadi basis, Serangan Oemoem 1 Maret 1949 yang dicetuskan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX.
Tolak awal pembentukan wilayah Kabupaten Bantul adalah perjuangan gigih Pangeran Diponegoro melawan penjajah bermarkas di Selarong sejak tahun 1825
hingga 1830. Seusai meredam perjuangan Diponegoro, Pemeritah Hindia Belanda kemudian membentuk komisi khusus untuk menangani daerah Vortenlanden yang
antara lain bertugas menangani pemerintahan daerah Mataram, Pajang, Sokawati, dan